DISMENORE
Di PUSKESMAS TRAUMA CENTER SAMARINDA
Disusun Oleh:
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenore, remaja
mampu menjelaskan tentang dismenore.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang dismenore, remaja
dapat:
a. Menjelaskan pengertian dismenore.
b. Menjelaskan penyebab Dismenore
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Dismenore
d. Menjelaskan Cara mengatasi Dismenore
B. Materi
Terlampir
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
3. Lembar pre test dan post test
E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan - Menjawab salam
salam
- Memperkenalkan - Memperhatikan/
diri mendengarkan.
- Menyampaikan - Memperhatikan/
maksud dan tujuan mendengarkan.
- Menanyakan - Menjawab
kepada pasien
mengenai
Dismenore
2. Kegiatan 15 - Menjelaskan - Memperhatiakan/
inti menit pengertian mendengarkan
Dismenore
- Menjelaskan - Memperhatiakan/m
Penyebab endengarkan
Dismenore
- Menjelaskan Tanda - Memperhatiakan/
dan Gejala mendengarkan
Dismenore
- Menjelaskan akibat
Dismenore - Memperhatikan/
- Menjelaskan Cara mendengarkan
Menjaga - Memperhatikan/
Kebersihan Saat mendengarkan
Haid
- Menjelaskan
Penatalaksanaan
Dismenore
- Menjelaskan Cara - Bertanya
Pembuatan Larutan
Tradisional Yang
Dapat Mengurangi
Nyeri Haid - Merespon
- Memberi
kesempatan pada - Memperhatikan/
peserta untuk mendengarkan
bertanya.
- Memberi reward
positif
- Menjawab
pertanyaan
3. Penutup 5 menit - Merangkum - Merangkum materi
kembali materi bersama penyuluh
yang dijelaskan
bersama peserta
- Memberi - Bertanya
kesempatan
kembali kepada
peserta untuk
bertanya
- Memberikan - Merespon
reward
- Menjawab - Memperhatikan/
pertanyaan mendengarkan
- Menutup dengan
mengucapkan
terimakasih - Merespon
- Memberi salam
- Menjawab salam
F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi hasil
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian dismenore.
b. Menjelaskan penyebab Dismenore
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Dismenore
d. Menjelaskan Cara mengatasi Dismenore
Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA
DISMENORE
A. Pengertian Dismenore
Dismenore berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal, meno berarti bulan, dan rhea berarti aliran. Dysmenorhea atau
dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi. Hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat
menstruasi. Namun, istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat
sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan.
Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang
paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter.
Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid seperti
rasa tidak enak di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual,
pusing, bahkan pingsan ( Anurogo, 2017 ).
Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi.
Pada umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang
hebat sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul
rasa nyeri. Dismenore (nyeri haid) merupakan gejala yang timbul menjelang
dan selama mentruasi ditandai dengan gejala kram pada perut bagian bawah
(Sukarni, 2013).
B. Penyebab Dismenore
Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha
( Anurogo, 2017). Biasanya disebabkan karena otot rahim berkontraksi dalam
upaya meluruhkan lapisan dinding rahim, rasa nyeri (kram) umumnya juga
turut menyertai.
Dismenorea (Nyeri haid) merupakan keluhan ginekologis akibat ketidak
seimbangan hormone progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan
timbul rasa nyeri dan yang paling sering terjadi pada wanita. Wanita yang
mengalami dismenorea memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak
dariwanita yang tidak dismenorea. Prostaglandin menyebabkan meningkatnya
kontraksi uterus, dan pada kadar yang berlebih akan mengaktivasi usus besar.
Penyebab lain dismenore dialami wanitadengan kelainan tertentu, misalnya
endometriosis,infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim,apendisitis,
kelainan organ pencernaan, bahkankelainan ginjal (Nurwana, 2016).
Faktor-faktor yang memegang peranan sebagai penyebab dismenore
primer, antara lain:
a) Faktor kejiwaan
Faktor kejiwaan atau gangguan psikis, seperti rasa bersalah, ketakutan
seksual takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah
jenis kelaminnya, dan imaturitas (belum mencapai kematangan) (Dito
Anurogo dan Ari Wulandari, 2011).
b) Faktor konstitusi
Faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas, dapat
juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti
anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi
timbulnya dismenore menurut (Sukarni, 2013).
c) Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore
primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor
endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot
usus. Clithereo dan Pickles menjelaskan bahwa karena endometrium
dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin yang berlebihan
dilepaskan kedalam peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai
pula efek umum, seperti diare. Nausea, muntah, flushing menurut
(Sukarni, 2013).
d) Kelainan organ
Kelainan organ, seperti retrofleksia uterus (kelainan letak arah anatomis
rahim), hiploplasia uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap),
obstruksi kanalis servikalis (sumbatan salauran jalan lahir), mioma
submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri jaringan otot), dan polip
endrometrium menurut (Dito Anurogo dan Ari Wulandari, 2011). Salah
satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore
primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam
hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan
tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting
sebagai penyebab dismenore Menurut (Sukarni, 2013).