Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DISMENORE
Di PUSKESMAS TRAUMA CENTER SAMARINDA

Disusun Oleh:

ADILAH AZMI LATHIFAH


NIM. P07224420001

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KALIMANTAN TIMUR
JURUSAN KEBIDANAN PRODI PROFESI BIDAN
TAHUN 2021
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)

Tema : Asuhan Pada Remaja


Sub Tema : Dismenore
Sasaran : Remaja
Tempat : Puskesmas Trauma Center
Hari/Tanggal : Senin, 8 Februari 2021
Pelaksana : Adilah Azmi Lathifah

A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan pendidikan kesehatan tentang dismenore, remaja
mampu menjelaskan tentang dismenore.
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan tentang dismenore, remaja
dapat:
a. Menjelaskan pengertian dismenore.
b. Menjelaskan penyebab Dismenore
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Dismenore
d. Menjelaskan Cara mengatasi Dismenore

B. Materi
Terlampir

C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

D. Media
1. Lembar Balik
2. Leaflet
3. Lembar pre test dan post test

E. Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan
No. Tahap Waktu Kegiatan Peserta
Penyuluhan
1. Pembukaan 5 menit - Mengucapkan - Menjawab salam
salam
- Memperkenalkan - Memperhatikan/
diri mendengarkan.
- Menyampaikan - Memperhatikan/
maksud dan tujuan mendengarkan.
- Menanyakan - Menjawab
kepada pasien
mengenai
Dismenore
2. Kegiatan 15 - Menjelaskan - Memperhatiakan/
inti menit pengertian mendengarkan
Dismenore
- Menjelaskan - Memperhatiakan/m
Penyebab endengarkan
Dismenore
- Menjelaskan Tanda - Memperhatiakan/
dan Gejala mendengarkan
Dismenore
- Menjelaskan akibat
Dismenore - Memperhatikan/
- Menjelaskan Cara mendengarkan
Menjaga - Memperhatikan/
Kebersihan Saat mendengarkan
Haid
- Menjelaskan
Penatalaksanaan
Dismenore
- Menjelaskan Cara - Bertanya
Pembuatan Larutan
Tradisional Yang
Dapat Mengurangi
Nyeri Haid - Merespon
- Memberi
kesempatan pada - Memperhatikan/
peserta untuk mendengarkan
bertanya.
- Memberi reward
positif
- Menjawab
pertanyaan
3. Penutup 5 menit - Merangkum - Merangkum materi
kembali materi bersama penyuluh
yang dijelaskan
bersama peserta
- Memberi - Bertanya
kesempatan
kembali kepada
peserta untuk
bertanya
- Memberikan - Merespon
reward
- Menjawab - Memperhatikan/
pertanyaan mendengarkan
- Menutup dengan
mengucapkan
terimakasih - Merespon
- Memberi salam

- Menjawab salam

F. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Peserta berada di tempat penyuluhan
2. Evaluasi proses
a. Penyuluh menyampaikan materi dengan bahasa yang mudah dimengerti
b. Peserta antusias terhadap materi yang diberikan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
3. Evaluasi hasil
Setelah mendapatkan penyuluhan, peserta mampu:
a. Menjelaskan pengertian dismenore.
b. Menjelaskan penyebab Dismenore
c. Menjelaskan Tanda dan Gejala Dismenore
d. Menjelaskan Cara mengatasi Dismenore
Lampiran
TINJAUAN PUSTAKA
DISMENORE

A. Pengertian Dismenore
Dismenore berasal dari bahasa Yunani dys yang berarti sulit, nyeri,
abnormal, meno berarti bulan, dan rhea berarti aliran. Dysmenorhea atau
dismenore dalam bahasa Indonesia berarti nyeri pada saat menstruasi. Hampir
semua wanita mengalami rasa tidak enak pada perut bagian bawah saat
menstruasi. Namun, istilah dismenore hanya dipakai bila nyeri begitu hebat
sehingga mengganggu aktivitas dan memerlukan obat-obatan.
Dismenorea atau nyeri haid merupakan salah satu keluhan ginekologi yang
paling umum pada perempuan muda yang datang ke klinik atau dokter.
Hampir semua perempuan mengalami rasa tidak nyaman selama haid seperti
rasa tidak enak di perut bagian bawah dan biasanya juga disertai mual,
pusing, bahkan pingsan ( Anurogo, 2017 ).
Uterus atau rahim terdiri atas otot yang juga berkontraksi dan relaksasi.
Pada umumnya, kontraksi otot uterus tidak dirasakan, namun kontraksi yang
hebat sering menyebabkan aliran darah ke uterus terganggu sehingga timbul
rasa nyeri. Dismenore (nyeri haid) merupakan gejala yang timbul menjelang
dan selama mentruasi ditandai dengan gejala kram pada perut bagian bawah
(Sukarni, 2013).

B. Penyebab Dismenore
Secara umum, nyeri haid muncul akibat kontraksi disritmik miometrium
yang menampilkan satu gejala atau lebih, mulai dari nyeri yang ringan sampai
berat di perut bagian bawah, bokong, dan nyeri spasmodik di sisi medial paha
( Anurogo, 2017). Biasanya disebabkan karena otot rahim berkontraksi dalam
upaya meluruhkan lapisan dinding rahim, rasa nyeri (kram) umumnya juga
turut menyertai.
Dismenorea (Nyeri haid) merupakan keluhan ginekologis akibat ketidak
seimbangan hormone progesteron dalam darah sehingga mengakibatkan
timbul rasa nyeri dan yang paling sering terjadi pada wanita. Wanita yang
mengalami dismenorea memproduksi prostaglandin 10 kali lebih banyak
dariwanita yang tidak dismenorea. Prostaglandin menyebabkan meningkatnya
kontraksi uterus, dan pada kadar yang berlebih akan mengaktivasi usus besar.
Penyebab lain dismenore dialami wanitadengan kelainan tertentu, misalnya
endometriosis,infeksi pelvis (daerah panggul), tumor rahim,apendisitis,
kelainan organ pencernaan, bahkankelainan ginjal (Nurwana, 2016).
Faktor-faktor yang memegang peranan sebagai penyebab dismenore
primer, antara lain:
a) Faktor kejiwaan
Faktor kejiwaan atau gangguan psikis, seperti rasa bersalah, ketakutan
seksual takut hamil, hilangnya tempat berteduh, konflik dengan masalah
jenis kelaminnya, dan imaturitas (belum mencapai kematangan) (Dito
Anurogo dan Ari Wulandari, 2011).
b) Faktor konstitusi
Faktor ini yang erat hubungannya dengan faktor tersebut diatas, dapat
juga menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri. Faktor-faktor seperti
anemia, penyakit menahun, dan sebagainya dapat mempengaruhi
timbulnya dismenore menurut (Sukarni, 2013).
c) Faktor endokrin
Pada umumnya ada anggapan bahwa kejang yang terjadi pada dismenore
primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan. Faktor
endokrin mempunyai hubungan dengan soal tonus dan kontraktilitas otot
usus. Clithereo dan Pickles menjelaskan bahwa karena endometrium
dalam fase sekresi memproduksi prostaglandin yang berlebihan
dilepaskan kedalam peredaran darah, maka selain dismenore, dijumpai
pula efek umum, seperti diare. Nausea, muntah, flushing menurut
(Sukarni, 2013).
d) Kelainan organ
Kelainan organ, seperti retrofleksia uterus (kelainan letak arah anatomis
rahim), hiploplasia uterus (perkembangan rahim yang tak lengkap),
obstruksi kanalis servikalis (sumbatan salauran jalan lahir), mioma
submukosa bertangkai (tumor jinak yang terdiri jaringan otot), dan polip
endrometrium menurut (Dito Anurogo dan Ari Wulandari, 2011). Salah
satu teori yang paling tua untuk menerangkan terjadinya dismenore
primer ialah stenosis kanalis servikalis. Pada wanita dengan uterus dalam
hiperantefleksi mungkin dapat terjadi stenosis kanalis servikalis, akan
tetapi hal ini sekarang tidak dianggap sebagai faktor yang penting
sebagai penyebab dismenore Menurut (Sukarni, 2013).

C. Tanda dan Gejala


Dismenore menyebabkan nyeri pada perut bagian bawah, yang bisa
menjalar ke punggung bagian bawah dan tungkai.Nyeri dirasakan sebagai
kram yang hilang timbul atau sebagai nyeri tumpul yang terus menerus ada.
Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi,
mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan
menghilang. Dismenore juga sering disertai oleh sakit kepala, mual, sembelit
atau diare ddan sering berkemih.kadang sampai terjadi muntah ( Nugroho,
2014).
Adapun Gejala lain yang mungkin dialami :
1. Payudara terasa kencang dan sakit saat terkena baju
2. Punggung dan pinggang terasa nyeri
3. Sakit kepala

D. Cara Mengatasi Disminorea


1. Perbanyak minum air putih
Hasil penelitian Paulus, dkk (2017) menyatakan Hampir setengah dari
responden mengalami nyeri haid dalam tingkat ringan sebelum diberikan
terapi air putih. Setelah diberikan terapi air putih, kurang dari separuh
responden mengalami nyeri ringan serta tidak ada lagi responden yang
mengalami nyeri sangat berat. Terdapat pengaruh terapi air putih yang
bermakna terhadap penurunan dismenorhea primer pada remaja putri di
Kos Bambu Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
2. Kurangi minum kopi, karena kopi akan memperparah kram dan membuat
tubuh tidak nyaman
3. Istirahat yang cukup sambil melakukan tarik napas panjang dan
hembuskan perlahan
4. Kompres bagian yang nyeri dengan air hangat, kompres tersebut dapat
melemaskan otot yang kaku sekaligus memberi rasa nyaman pada tubuh
5. Pijat lembut bagian perut untuk memberikan rasa nyaman dan
mengurangi nyeri.
6. Konsumsi Rebusan air jahe
Hasil penelitian Lisa dan Hanna (2017) mengatakan Adanya pengaruh
jahe terhadap rasa nyeri saat menstruasi dikarenakan jahe memiliki
kandungan oleoresin jahe terdiri atas gingerol dan zingiberen, shagaol,
minyak atsiri dan resin dapat menghambat kerja enzim di dalam siklus
COX. Sehingga dapat menghambat pelepasan enzim tersebut menuju
prostaglandin yang menyebabkan terjadinya inflamasi. Selain itu juga
jahe merah (Zingiber officinale) dapat menghambat terjadinya kontraksi
pada uterus yang dapat menyebabkan nyeri saat menstruasi.
Cara membuat:
- Iris 5 cm jahe tipis-tipis kemudian remukkan.
- Rebus di dalam panci yang diisi 3 gelas air, sisakan hingga 1 gelas
saja.
- Tambahkan sedikit gula
- Minum pagi dan sore saat haid
DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Y. and Pratiwi (2016) Seksualitas dan Kesehatan Reproduksi


Perempuan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Anurogo D dan Wulandari A. 2017. Cara Jitu Mengatasi Nyeri Haid.
Yogyakarta: Cv. Andi Offset.
Lisa Ayu & Hanna Mutiara (2017). Pengaruh Jahe terhadap Nyeri saat
Menstruasi. Fakultas Kedokteran : Universitas Lampung.
Paulus Ama Suban, dkk (2017). Pengaruh Terapi Air Putih Terhadap Penurunan
Dismenorhea Primer Pada Remaja Putri Di Kos Bambu Kelurahan Tlogomas
Kota Malang Universitas Tribhuwana Tunggadewi Malang
Sukarni, I dan Wahyu, P. (2013). Buku Ajar Keperawatan Maternitas,
Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai