Anda di halaman 1dari 34

Spesialis Fisioterapi

Overview :Ada beberapa macam spesialisasi dari fisioterapi, meskipun semua fisioterapis dapat melakukannya tetapi fisioterapi
dapat dikategorikan kedalam beberapa bidang supaya orang awam dapat memahami peran serta fisioterapi dalam beberapa kasus.
Dibawah ini sekilas gambaran tentang klasifikasi fisioterapi yang dapat dibagi menjadi lima bidang. Bacalah dengan seksama agar
anda atau keluarga anda mengetahui pada bidang fisioterapi mana masalah anda atau keluarga anda dapat teratasi.
Orthopedic
Fisioterapis dalam bidang ini berkompeten terhadap diagnose orthopedik, penanganan kasus dan perawatan bila terjadi gangguan

dan cidera pada sistem musculoskeletal (otot dan tulang) serta pemulihan pasien setelah operasi orhtopedik.
Fisioterapi orthopedik ini sering kita jumpai di klinik ataupun rumah sakit dan banyak fisioterapis yang membuka praktek kerja pada
bidang ini. Fisioterapis orthopedik adalah pelatih dalam merawat pasien setelah operasi persendian, cidera olahraga akut, arthritis
dan amputasi ( kecil pada bagian anggota tubuh). Mobilisasi persendian, latihan penguatan, hot/cold pack dan elektrikal stimulasi
adalah peralatan yang sering digunakan untuk mempercepat proses pemulihan dalam target orthopedik. Untuk itulah bila anda
mengalami gangguan yang terkait pada otot, tulang, ligament atau tendon anda, anda akan mendapatkan keuntungan dari
pemeriksaan yang dilakukan oleh fisioterapis spesialisasi ortopedik.
Geriatric
Fisioterapi pada bidang geriatric mencakup jankauan yang cukup luas terhadap kasus-kasus yang berkaitan dengan lanjut usia bukan

berarti kita melupakan penanganan terhadap generasi muda tetapi fisioterapi geriatric memfokuskan pada
orang lanjut usia. Karena ada banyak kondisi ataupun masalah yang terkait dengan orang yang bertambah umurnya menjadi tua
termasuk didalamnya masalah yang tidak ada batasannya seperti : arthritis, osteoporosis, cancer, penyakit alzheimer’s, penggantian
sendi lutut atau hip (TKR/THR), gangguan keseimbangan, incontinence bladder/bowel dan banyak lagi. Fisioterapi geriatric
membantu membantu mengatasi masalah yang terkait diatas dan memberikan program-program khusus untuk membantu
mengembalikan gerakan, mengurangi nyeri meningkatkan tingkat kesehatan dan kebugaran dan banyak lagi program-program yang
ditawarkan.

NeurologicalFisioterapi neurologis harus disiplin konsentrasinya pada seorang pasien (fisioterapi privat) yang men

galami gangguan atau penyakit neurologi/syaraf . termasuk ganguan syaraf adalah penyakit alzeimer’s,
cidera pada otak, cerebral palsy, multiple sclerosis, penyakit parkinson’s, cidera pada cord spinalis dan stroke. Gangguan yang
paling umum dialami pasien dengan gangguan syaraf adalah kelumpuhan anggota badan, kelemahan penglihatan, gangguan
keseimbangan, ketidakmampuan dalam bergerak (ambulasi/translasi) dan kehilangan fungsi tubuhnya. Fisioterapis bekerja dengan
pasien ini untuk meningkatkan dan mengembalikan ketidakmampuannya terutama dalam hal aktivitas agar lebih mandiri.
Rehabilitasi Cardiovascular and Pulmonal
Fisioterapis bidang kardiovaskuler dan pulmonary (sistem pada jantung dan pernafasan) merawat beberapa kasus yang bervariasi

dalam hal gangguan nafas dan jantung terhadap pasien yang menjalani operasi pada jantung atau paru-
parunya. Tujuan utama dari perawatan pasien dengan gangguan tersebut adalah meningkatkan daya tahan dan pengoptimalan
fungsinya. Terapi manual diperlukan pada kasus ini untuk membantu membersihkan paru dari sekresi yang dialami pasien dengan
ganguan fibrotic paru. Pasien dengan gangguan jantung, post operasi coronary bypass, cronic obstructive pulmonary desease dan
pulmonary fibrosis adalah sedikit contoh dari kasus yang bisa ditangani oleh fisioterapi spesialisasi cardiovaskuler dan pulmonary

PediatricFisioterapi pediatric atau fisioterapi khusus anak-anak membantu mendeteksi awal pada masalah kesehatan dan

menggunakan berbagai peralatan yang bervariasi untuk merawat berbagai gangguan yang dialami oleh
populasi anak-anak didunia pada umumnya. Fisioterapis ini memfokuskan pada diagnosis, perawata, penanganan bayi,anak dan
remaja yang mengalami penyakit bawaan, perkembangannya,syaraf dan ototnya, tulang atau pola gangguan atau penyakit.
Perawatan ini terfokus pada peningkatan keahlian gross & fine motor(gross motorik :merangkak.berguling dst../ fine motorik:
menggenggam, menulis dst..), keseimbangan, koordinasi,penguatan dan daya tahannya serta kognitif dan sensorik integration. Anak-
anak dengan masalah keterlambatan tumbuh kembang , cerebal palsy, spina bifida dan tortikolis/tengeng adalah sebagian kasus yang
ditangani oleh fisioterapi pediatric

http://tiwi2010.blogspot.com/2011/01/spesialis-fisioterapi.html

Fisioterapi...???
GAMBARAN UMUM

Fisioterapi (Physical Therapy; PT; physiotherapy; physio) merupakan salah satu profesi kesehatan yang
menyediakan tindakan yang bertujuan untuk mengembangkan, memelihara, dan memaksimalkan gerak dan
fungsi gerak dalam kehidupan seseorang, terutama saat terjadi gangguan gerak dan fungsi gerak akibat
penuaan, cedera/trauma fisik, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya.

Fisioterapi juga berfungsi untuk memaksimalkan kualitas hidup dan potensi gerak seseorang dengan
memberikan pelayanan fisioterapi berupa promosi, prevention (pencegahan), penanganan
(treatment/intervention), habilitasi dan rehabilitasi. Pelayanan tersebut melibatkan fisik, psikologis, emosional
dan kesejahteraan sosial sebagai hasil interaksi antara fisioterapis, pasien/klien, profesi kesehatan lainnya,
keluarga pasien, dan masyarakat dalam proses pemulihan potensi gerak dengan menggunakan pengetahuan
dan skill yang dimiliki oleh seorang fisioterapis.

Seorang fisioterapis memanfaatkan riwayat medis pasien dan pemeriksaan fisik untuk mendiagnosis,
menyusun rencana perawatan, termasuk dalam menganalisis hasil foto lab pasien dan melakukan tes
elektrodiagnostik (seperti tes electromyograms dan tes refleks) bila diperlukan.

Di luar negeri (misalnya USA, Belanda, Australia), fisioterapi terbagi menjadi beberapa spesialisasi, seperti
cardiopulmonary, geriatric, ortopedi, neurologi dan pediatric. Pelayanan fisioterapi dapat dilakukan di mana
saja, mulai dari rumah sakit, klinik, rumah pasien, kantor, pusat pendidikan dan penelitian, sekolah, pusat
industri atau lingkungan kerja lainnya, sampai fitness centre dan pusat olahraga.

Kualifikasi pendidikan fisioterapis bervariasi, tergantung negaranya. Di luar negeri, pendidikan fisioterapi sudah
sampai S3, Sp1, dan Sp2. Sementara di Indonesia, pendidikan yang tersedia adalah D3, D4 dan S1 Profesi.
Untuk melanjutkan S2 harus ke luar negeri, baik dengan biaya sendiri atau dengan beasiswa.

PENDIDIKAN

Kriteria pendidikan bagi penyedia pendidikan fisioterapi bervariasi dari negara bagian ke negara bagian yang
lain dan dari satu negara ke negara lain, dan berada pada berbagai tingkat tanggung jawab profesional.
Kebanyakan negara bagian AS memiliki akta praktek fisioterapi yang mengakui adanya fisioterapis (PT) dan
asisten fisioterapis (PTA) serta beberapa wilayah hukum juga mengakui teknisi fisioterapi (PT Techs) atau
aides. Kebanyakan negara memiliki badan perizinan yang mengharuskan fisioterapis untuk menjadi anggota
untuk bisa melakukan praktek profesi secara mandiri.

Fisioterapis

Praktisi Fisioterapi utama adalah Fisioterapis (PT) yang terlatih dan berlisensi untuk memeriksa, mengevaluasi,
mendiagnosa dan menangani impairment, keterbatasan fungsi dan disabilitas pada pasien atau klien. Saat ini,
sebagian besar kurikulum pendidikan fisioterapi di Amerika Serikat mengarah pada Doctor of Physical Therapy
(DPT), tetapi masih banyak fisioterapis yang saat ini praktek dengan gelar Master of Physical Therapy dan
beberapa bergelar Sarjana.

WCPT (World Confederation of Physical Therapy) – organisasi fisioterapi internasional – menyadari adanya
keeanekaragaman budaya, sosial, ekonomi, dan politik di lingkungan di mana pendidikan fisioterapi
diselenggarakan di seluruh dunia. WCPT merekomendasikan pendidikan tingkat awal fisioterapi adalah
pendidikan yang diselenggarakan di universitas atau setingkat universitas (akademi atau sekolah tinggi),
minimal 4 tahun, lulusan nya secara independen diakui oleh undang-undang, terakreditasi oleh badan
akreditasi, dan diakui sebagai suatu profesi oleh negara. WCPT juga menyadari akan adanya inovasi dan
variasi dalam pelaksanaan program pendidikan, termasuk gelarnya setelah menyelesaikan pendidikan, mulai
dari Ahli Madia, Sarjana Sains Terapan, Sarjana, Master, Doktor sampai gelar spesialisasinya. Yang
diharapkan adalah setiap program pendidikan fisioterapi mampu mengembangkan kurikulum yang baik
sehingga calon fisioterapis mendapatkan ilmu, skill, dan hal-hal lainnya sebagai bekal untuk menjadi
fisioterapis kelak.

Pendidikan profesi mempersiapkan fisioterapis untuk menjadi praktisi otonom, yang mampu berkolaborasi
dengan profesi kesehatan lainnya dalam suatu tim pelayanan kesehatan. Kurikulum Pendidikan Fisioterapi di
Amerika Serikat diakreditasi oleh Commission on Accreditation in Physical Therapy Education (CAPTE). Pada
tahun 2011, APTA melaporkan bahwa sebanyak 222 dari 227 program dasar profesi yang terakreditasi di
Amerika Serikat berada pada tingkat doktoral. Berdasarkan CAPTE, pada tahun 2012 terdapat 25.660
mahasiswa yang terdaftar dalam 210 program pendidikan fisioterapi terakreditasi di Amerika Serikat.
Kurikulum untuk Fisioterapi Profesi meliputi:

 Skrining untuk menentukan apakah pasien/klien perlu pemeriksaan lebih lanjut, konsultasi dengan
fisioterapi atau rujukan ke profesi kesehatan lainnya.
 Pemeriksaan: Memeriksa pasien/klien dengan mendapatkan riwayat keluhan dari pasien/klien
langsung atau dari sumber lainnya. Memeriksa pasien/klien dengan melakukan ulasan sistematis. Memeriksa
pasien/klien dengan memilih dan pemberian tes dan pengukuran yang sesuai dengan budaya/kebiasaan dan
usia pasien/klien.
 Evaluasi: Evaluasi data dari hasil pemeriksaan (riwayat keluhan, ulasan sistematis, serta tes dan
pengukuran) untuk membuat keputusan klinis tentang pasien/klien.
 Diagnosis: Menentukan diagnosa yang mendasari manajemen pasien/klien ke depan
 Prognosis: Menentukan prognosis pasien / klien.
 Rencana Penanganan: Bekerja sama dengan pasien / klien, anggota keluarga, penanggung biaya,
profesi kesehatan lainnya, dan individu lain yang terkait untuk menentukan rencana penanganan yang dapat
diterima, realistis, kompeten secara budaya/kebiasaan, dan berpusat pada pasien.
 Intervensi: Memberikan tindakan fisioterapi untuk mencapai tujuan hasil yang diharapkan pasien /
klien. Tindakan tersebut meliputi: a. Terapi latihan, b. Pelatihan Fungsional Manajemen Perawatan Diri dan
Tempat Tinggal, c. Pelatihan Fungsional Kerja (Pekerjaan / Sekolah / Bermain), Komunitas, dan Integrasi atau
Reintegrasi Waktu Luang, d. Teknik Terapi Manual (termasuk Mobilisasi / Manipulasi Teknik Thrust dan
Nonthrust), e. Dosis, Aplikasi yang tepat, Peralatan dan Perlengkapan Fabrikasi, f. Teknik Pembersihan
Saluran Napas, g. Teknik proteksi dan perbaikan sistem integumen, h. Modalitas elektroterapi
 Memberikan instruksi yang efektif disesuaikan dengan budaya/kebiasaan pasien / klien dan yang
lainnya untuk mencapai tujuan dan hasil yang diharapkan.
 Pencegahan, Promosi Kesehatan, Kebugaran, dan Kesehatan: Menyediakan layanan fisioterapi
sesuai budaya/kebiasaan untuk pencegahan, promosi kesehatan, kebugaran, dan kesehatan individu,
kelompok, dan masyarakat. Menerapkan prinsip-prinsip pencegahan untuk kelompok populasi tertentu.
 Mahasiswa yang telah menyelesaikan Doctor of Physical Therapy juga diharuskan untuk
menyelesaikan magang/internship klinis dengan baik sebelum diwisuda
Canada

Di provinsi Quebec, calon fisioterapis diwajibkan untuk menyelesaikan diploma baik dalam ilmu sains
kesehatan, yang berlangsung rata-rata dua tahun, atau teknologi rehabilitasi fisik, yang berlangsung minimal
tiga tahun, untuk bisa mendaftar pada program fisioterapi di universitas . Setelah diterima, mahasiswa
fisioterapi mengikuti pendidikan untuk memperoleh gelar sarjana sains di jurusan fisioterapi dan rehabilitasi.
Sarjana Sains (B.Sc.) biasanya membutuhkan waktu tiga tahun. Mahasiswa kemudian harus masuk
pendidikan pascasarjana untuk memperoleh gelar master dalam fisioterapi, yang biasanya membutuhkan satu
setengah sampai dua tahun masa studi. Lulusan yang memperoleh master dalam fisioterapi (M.Sc.) harus
lulus ujian keanggotaan untuk menjadi anggota Ordre professionnel de la Physiotherapie du Québec (OPPQ).
Fisioterapis kemudian dapat melanjutkan pendidikannya di bidang-bidang seperti ilmu rehabilitasi, kedokteran
olahraga, kinesiologi, dan fisiologi.

Asisten Fisioterapi

Asisten fisioterapi dapat memberikan penanganan dan intervensi fisioterapi untuk pasien dan klien di bawah
rencana tindakan yang ditetapkan dan disupervisi oleh seorang fisioterapis. Asisten fisioterapis di Amerika
Serikat saat ini dilatih di bawah kurikulum terbatas ilmu terapan khusus fisioterapi, sebagaimana digariskan
dan diakreditasi oleh CAPTE. Hingga Agustus 2011, ada 276 program pendidikan dua tahun (tingkat Madya)
yang terakreditasi untuk asisten fisioterapi di Amerika Serikat. Berdasarkan CAPTE, pada tahun 2012 terdapat
10.598 mahasiswa yang terdaftar di 280 program asisten fisioterapi terakreditasi di Amerika Serikat.

Kurikulum untuk gelar terbatas asisten fisioterapi meliputi

 Anatomi dan fisiologi


 Fisiologi olahraga
 Biologi manusia
 Fisika
 Biomekanik
 Kinesiologi
 Neurosains
 Patologi klinik
 Ilmu perilaku
 Komunikasi
 Etika
 Penelitian
 Mata kuliah lainnya sesuai yang dipersyaratkan oleh program tertentu.

KARIR DAN PEKERJAAN

Pekerjaan yang berhubungan dengan fisioterapi di Amerika Utara telah menunjukkan pertumbuhan yang pesat
dalam beberapa tahun terakhir, namun tingkat pekerjaan dan upah rata-rata dapat bervariasi secara signifikan
di tiap negara, negara bagian, provinsi atau daerah.

Amerika Serikat

Menurut data Biro Statistik Tenaga Kerja dari Departemen Biro Tenaga Kerja Amerika Serikat, terdapat sekitar
198.600 fisioterapis yang bekerja di Amerika Serikat pada tahun 2010, dengan penghasilan rata-rata $ 76.310
(Rp 867.278.780) per tahun, atau $ 36,69 (Rp 416.989) per jam, dengan prediksi pertumbuhan pekerjaan
sebesar 39% pada tahun 2020. Biro Statistik Tenaga Kerja juga melaporkan bahwa ada sekitar 114.400
Asisten Fisioterapis yang bekerja di Amerika Serikat pada tahun 2010, dengan penghasilan rata-rata $ 37.710
(Rp 428.581.874) per tahun, atau $ 18,13 (Rp 206.051) per jam, dengan prediksi pertumbuhan pekerjaan
sebesar 45% pada tahun 2020 .

Untuk memenuhi kebutuhannya, banyak fasilitas kesehatan dan fisioterapi menyewa "Travel Physical
Therapist", yang bekerja dalam jangka waktu tertentu antara 8 sampai 26 minggu dengan upah yang jauh lebih
tinggi, sekitar $ 113.500 (Rp 1.289.950.748) per tahun. Data Biro Statistik Tenaga Kerja mengenai asisten
fisioterapi sulit untuk diuraikan, karena kecenderungan melaporkan data lapangan kerja ini secara kolektif. O-
Net melaporkan bahwa pada tahun 2011, asisten fisioterapis di Amerika Serikat yang bekerja paruh waktu ini
memperoleh gaji rata-rata $ 51.040 (Rp 580.080.054) per tahun atau $ 24,54 (Rp 278.902) per jam.

SPESIALISASI

Karena ruang lingkup pengetahuan fisioterapi yang luas, beberapa fisioterapis mengambil spesialisasi yang
lebih spesifik ruang lingkupnya. American Board of Physical Therapy Specialties mendaftar sebanyak 8 jenis
spesialisasi fisioterapi yang tersertifikasi termasuk fisioterapi olahraga dan elektrofisiologi klinik.

1. Cardiopulmonary (Jantung dan Paru)

Fisioterapi rehabilitasi cardiopulmonary menangani berbagai keadaan pasien yang berhubungan dengan
kelainan pada jantung dan paru seseorang atau orang yang baru selesai menjalani operasi jantung atau paru.

Tujuan utama spesialisasi ini di antaranya adalah meningkatkan ketahanan dan fungsi jantung dan paru
seseorang. Manual terapi digunakan dalam spesialisasi ini untuk membantu membersihkan sekresi paru-paru
yang dialami oleh penderita cystic fibrosis.

Kelainan jantung dan paru yang bisa ditangani spesialisasi ini dapat berupa serangan jantung, pasca operasi
jantung koroner, penyakit paru-paru yang kronik, dan fibrosis pada paru.
2. Geriatric (lansia)

Fisioterapi geriatric memiliki cakupan yang luas berhubungan dengan isu-isu seputar orang yang sudah
melewati batas usia orang dewasa normal, tapi fokus utamanya adalah pada orang lanjut usia.

Banyak gangguan kesehatan yang mungkin dialami seseorang saat dia mulai berusia lanjut, misalnya arthritis
(radang sendi), osteoporosis, kanker, penyakit Alzheimer, gangguan keseimbangan, inkontinensia, dan
sebagainya. Fisioterapi geriatric membantu orang-orang yang mengalami masalah-masalah tersebut dengan
mengembangkan spesialisasi geriatric, yang mampu memulihkan mobilitas gerak, mengurangi rasa sakit dan
meningkatkan kebugaran seseorang.

3. Neurologis (saraf)

Fisioterapi neurologis adalah spesialisasi fisioterapi yang mmbantu orang-orang yang mengalami kelainan atau
penyakit neurologis (saraf), seperti penyakit Alzheimer, CMT (Charcot-Marie-Tooth disease), ASL, cerebral
palsy (kelumpuhan saraf), cedera/gegar otak, multiple sclerosis, penyakit Parkinson, cedera saraf tulang
belakang dan stroke. Umumnya, kelainan yang terkait dengan kondisi neurologis berupa gangguan yang
terjadi pada penglihatan, keseimbangan, aktivitas, gerakan dan berkurangnya kebebasan fungsional tubuh.

4. Ortopedi

Fisioterapi ortopedi mendiagnosa, mengelola dan menangani pasien yang mengalami kelainan dan luka-luka
pada system musculoskeletal termasuk rehabilitasi setelah menjalani bedah ortopedi. Spesialisasi ini paling
banyak dijumpai di klinik-klinik fisioterapi. Fisioterapi ortopedi dilatih untuk terampil dalam menangani pasien
pasca bedah ortopedi, fraktur/patah tulang, cedera olahraga akut, radang sendi (arthritis), keseleo (sprain),
strain (kaku otot/tegang), sakit punggung dan leher, gangguan tulang belakang dan amputasi.

Mobilisasi atau manipulasi sendi dan tulang belakang, terapi latihan, pendidikan neuromuscular, terapi panas
atau dingin (hot/cold pack), dan stimulasi kelistrikan otot (misalnya cryotherapy, iontophoresys, elektroterapi)
merupakan modalitas yang sering digunakan untuk mempercepat pemulihan dalam fisioterapi ortopedi.
Sebagai tambahan, fisioterapi ortopedi juga menggunakan sonografi dalam mendiagnosa dan menangani
pasien, misalnya saat muscle retraining (latihan otot). Orang-orang yang mengalami cedera atau penyakit yang
berhubungan dengan tulang, otot atau tendon, akan sangat terbantu dengan adanya pemeriksaan dari
fisioterapis spesialis ortopedi.

5. Pediatric

Fisioterapi pediatric membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih dini dan menggunakan berbagai
modalitas dalam menangani kelainan-kelainan gerak dan fungsi gerak di lingkungan pediatric. Spesialisasi ini
mengkhususkan diri pada diagnose, treatment dan management fisioterapi pada bayi, anak-anak, dan remaja
dengan berbagai kelainan bawaan, gangguan perkembangan, gangguan neuromuscular, gangguan kerangka,
atau menderita suatu penyakit. Penanganannya difokuskan pada keterampilan motorik halus dan kasar,
keseimbangan dan koordinasi, kekuatan dan daya tahan sebaik kognitif dan proses sensorik/integrasi. Anak-
anak dengan keterlambatan pertumbuhan, cerebral palsy, spina bifida, atau torticollis dapat ditangani oleh
fisioterapis spesialis pediatric.

6. Integumentary (berhubungan dengan kulit dan bagian-bagiannya)

Kondisi yang ditangani oleh spesialisasi ini adalah luka dan luka bakar. Fisioterapis spesialis intgumentary
menggunakan alat-alat bedah, mechanical lavage, perban, dan topical agen untuk memperbaiki jaringan
nekrotik dan mempercepat proses penyembuhan jaringan yang luka. Selain itu spesialisasi ini biasa juga
menggunakan latihan, control edema, belat dan kompresi pakaian.

7. Olahraga

Fisioterapis dapat terlibat dalam pemeliharaan kesehatan atlet dalam olahraga rekreasi, semi-profesional
(dibayar/disewa) dan profesional (pekerjaan penuh-waktu). Area praktek ini meliputi manajemen cedera
olahraga berdasarkan 5 kategori utama:
 Penanganan pertama - pemeriksaan dan diagnosa cedera akut
 Tindakan - penerapan saran dan teknik fisioterapi spesialis olahraga untuk mempercepat
penyembuhan
 Rehabilitasi - manajemen yang progresif untuk bisa kembali berolahraga secara penuh
 Pencegahan - mengidentifikasi dan mengetahui hal-hal yang secara langsung mengakibatkan, atau
bertindak sebagai pemciu cedera
 Edukasi - berbagi pengetahuan khusus pada atlet, tim atau klub dalam membantu pencegahan atau
penatalaksanaan cedera atlet.
Fisioterapis yang bekerja untuk tim olahraga profesional biasanya memiliki sertifikasi khusus olahraga yang
dikeluarkan oleh organisasi olahraga nasional. Kebanyakan Fisioterapis yang bergelut di bidang olahraga juga
aktif dalam program kedokteran olahraga.

PENUTUP

Seperti itulah kira-kira gambaran tentang apa itu fisioterapi dan perannya dalam dunia kesehatan. Semoga
dengan artikel ini dapat menambah pemahaman pembaca tentang fisioterapi.
http://moveforhealth.blogspot.com/2010/03/fisioterapi.html

Sekilas Fisioterapi
Fisioterapi (Physical Therapy) merupakan salah satu profesi kesehatan yang menyediakan
perawatan (treatment) untuk mengembangkan, memelihara, dan memaksimalkan gerak dan
fungsi gerak dalam kehidupan seseorang, terutama saat terjadi gangguan gerak dan fungsi gerak
akibat penuaan, cedera/trauma fisik, penyakit, dan faktor lingkungan lainnya.

Fisioterapi juga berfungsi untuk memaksimalkan kualitas hidup dan potensi gerak seseorang
dengan memberikan pelayanan fisioterapi berupa promosi, prevention (pencegahan), perawatan
(treatment/intervention), habilitasi dan rehabilitasi. Pelayanan tersebut melibatkan fisik,
psikologis, emosional dan kesejahteraan sosial sebagai hasil interaksi antara fisioterapis,
pasien/klien, profesi kesehatan lainnya, keluarga pasien, dan masyarakat dalam proses pemulihan
potensi gerak dengan menggunakan pengetahuan dan skill yang dimiliki oleh seorang
fisioterapis.

Seorang fisioterapis memanfaatkan riwayat medis pasien dan pemeriksaan fisik untuk
mendiagnosa, menyusun rencana perawatan, termasuk dalam menganalisa hasil foto lab pasien
dan melakukan tes elektrodiagnostik (seperti tes electromyograms dan tes refleks) bila
diperlukan.

Di luar negeri (misalnya USA, Belanda, Australia), fisioterapi terbagi menjadi beberapa
spesialisasi, seperti cardiopulmonary, geriatric, ortopedi, neurologi dan pediatric. Pelayanan
fisioterapi dapat dilakukan di mana saja, mulai dari rumah sakit, klinik, rumah pasien, kantor,
pusat pendidikan dan penelitian, sekolah, pusat industri atau lingkungan kerja lainnya, sampai
fitness centre dan pusat olahraga.

Kualifikasi pendidikan fisioterapis bervariasi, tergantung negaranya. Di luar negeri, pendidikan


fisioterapi sudah sampai S3, Sp1, dan Sp2. Sementara di Indonesia, pendidikan yang tersedia
adalah D3, D4 dan S1 Profesi. Untuk melanjutkan S2 harus ke luar negeri, baik dengan biaya
sendiri atau dengan beasiswa.

SEJARAH FISIOTERAPI

Bapak Kedokteran Hipokrates yang kemudian dilanjutkan oleh Galenus diyakini sebagai orang
pertama yang melakukan praktek fisioterapi dengan teknik pijat (massage), teknik manual, dan
hidroterapi untuk mengobati pasien pada tahun 460 SM. Setelah adanya pengembangan pediatric
pada abad ke-18, alat-alat mesin seperti gimnasticon dikembangkan untuk terapi encok dan dan
keluhan sejenis lainnya melalui pemberian latihan secara teratur pada sendi-sendi yang
mengalami gangguan.

Dokumen asli yang pertama ditemukan tentang praktik fisioterapi secara professional adalah
yang dibuat oleh Per Henrik Ling, “Bapak Gimnastik Swedia” , yang mendirikan RCIG (Royal
Central Institut of Gimnastik) pada tahun 1813 untuk terapi massage (pijat), manipulasi dan
exercise (latihan). Panggilan yang digunakan orang Swedia untuk fisioterapis pada saat itu
adalah “sjukgymnast” = “sick-gymnast”. Pada tahun 1887 fisioterapi memperoleh pengakuan
secara resmi (official registration) oleh Sweden’s National Board of Health and Welfare.

Setelah itu negara lainnya menyusul. Pada tahun 1894 empat orang perawat di Britania Raya
membentuk Chartered Society of Physiotherapy. Lalu disusul pemebentukan pendidikan
fisioterapi di Universitas Otago New Zealand pada tahun 1913, dan United State Reed College di
Portland, Oregon pada tahun 1914 dengan lulusan sebagai “reconstruction aides” (asisten rehab).

Penelitian (riset) juga meningkatkan perkembangan fisioterapi. Penelitian pertama tentang


fisioterapi dipublikasikan di Amerika Serikat dipublikasikan pada bulan Maret 1921 dalam The
PT Review. Di tahun yang sama, Mary Mcmillan mendirikan organisasi Physical Therapy
Association ( sekarang berubah menjadi APTA (American Physical Therapy Association). Pada
tahun 1942, Georgia Warm Spring Foundation mendukung perkembangan fisioterapi dengan
menganjurkan fisioterapi sebagai terapi untuk penderita polio.

Terapi-terapi yang dilakukan sepanjang tahun 1940-an baru berkisar pada terapi latihan,
massage, dan traction. Teknik-teknik manipulasi pada punggung/tulang belakang dan sendi-sendi
pada extremitas (alat gerak) mulai dipraktikkan Negara-negara Persemakmuran Inggris di awal
tahun 1950an. Beberapa tahun setelah itu fisioterapis mulai merambah dari hanya sekedar
bertugas di rumah sakit ke tempat-tempat lain seperti klinik ortopedi, sekolah-sekolah,
universitas, pusat geriatric, pusat rehabilitasi, dan pusat-pusat pengobatan lainnya.

Spesialisasi untuk fisioterapi diawali di Amerika Serikat pada tahun 1974, dengan dibentuknya
Bidang Ortopedi APTA yang mengembangkan spesialis ortopedi. Di tahun yang sama,
Internationa Federation of Orthopaedic Manipulative Therapy dibentuk. Federasi inilah yang
memainkan perananan penting dalam memperkenalkan manual terapi ke seluruh dunia.

PENDIDIKAN

WCPT (World Confederation of Physical Therapy) – organisasi fisioterapi internasional –


menyadari adanya keeanekaragaman budaya, social, ekonomi, dan politik di lingkungan di mana
pendidikan fisioterapi diterapkan di seluruh dunia. WCPT merekomendasikan pendidikan tingkat
awal fisioterapi adalah pendidikan yang diselenggarakan di universitas atau setingkat universitas
(akademi atau sekolah tinggi), minimal 4 tahun, lulusannya secara independen diakui oleh
undang-undang, terakreditasi keberadaannya, dan ada pengakuan sebagai suatu profesi oleh
negara. WCPT juga menyadari akan adanya inovasi dan variasi dalam pelaksanaan program
pendidikan, termasuk gelarnya setelah menyelesaikan pendidikan, mulai dari Ahli Madia,
Sarjana Sains Terapan, Sarjana, Master, Doktor sampai gelar spesialisasinya. Yang diharapkan
adalah setiap program pendidikan fisioterapi mampu mengembangkan kurikulum yang baik
sehingga calon fisioterapis mendapatkan ilmu, skill, dan hal-hal lainnya sebagai bekal untuk
menjadi fisioterapis kelak.

Pendidikan profesi menyiapkan fisioterapis untuk memiliki kewenangan untuk membuka praktik
sendiri (klinik) dan memiliki otonomi sendiri dalam bermitra dengan profesi kesehatan lainnya.

Program pendidikan fisioterapi mengintegrasikan teori, fakta di lapangan, dan praktik langsung
selama proses pembelajarannya.

Di Amerika Serikat ada sekitar 202 dari 211 program pendidikan fisioterapi telah terakreditasi di
tinggkat doktor.

SPESIALISASI

Karena ruang lingkup pengetahuan fisioterapi yang luas, beberapa fisioterapis mengambil
spesialisasi yang lebih spesifik ruang lingkupnya. American Board of Physical Therapy
Specialties mendaftar sebanyak 7 jenis spesialisasi fisioterapi yang tersertifikasi termasuk
fisioterapi olahraga dan elektrofisiologi klinik. Sementara di negara-negara lainnya, umumnya
terdapat enam jenis spesialisasi fisioterapis, yaitu:

1. Cardiopulmonary (Jantung dan Paru)

Fisioterapi rehabilitasi cardiopulmonary menangani berbagai keadaan pasien yang berhubungan


dengan kelainan pada jantung dan paru seseorang atau orang yang baru selesai menjalani operasi
jantung atau paru.

Tujuan utama spesialisasi ini di antaranya adalah meningkatkan ketahanan dan fungsi jantung
dan paru seseorang. Manual terapi digunakan dalam spesialisasi ini untuk membantu
membersihkan sekresi paru-paru yang dialami oleh penderita cystic fibrosis.
Kelainan jantung dan paru yang bisa ditangani spesialisasi ini dapat berupa serangan jantung,
pasca operasi jantung koroner, penyakit paru-paru yang kronik, dan fibrosis pada paru.

2. Geriatric (manula)

Fisioterapi geriatric memiliki cakupan yang luas berhubungan dengan isu-isu seputar orang yang
sudah melewati batas usia orang dewasa normal, tapi fokus utamanya adalah pada orang lanjut
usia.
Banyak gangguan kesehatan yang mungkin dialami seseorang saat dia mulai berusia lanjut,
misalnya arthritis (radang sendi), osteoporosis, kanker, penyakit Alzheimer, gangguan
keseimbangan, inkontinensia, dan sebagainya. Fisioterapi geriatric membantu orang-orang yang
mengalami masalah-masalah tersebut dengan mengembangkan spesialisasi geriatric, yang
mampu memulihkan mobilitas gerak, mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kebugaran
seseorang.

3. Neurologis (saraf)

Fisioterapi neurologis adalah spesialisasi fisioterapi yang mmbantu orang-orang yang mengalami
kelainan atau penyakit neurologis (saraf), seperti penyakit Alzheimer, CMT (Charcot-Marie-
Tooth disease), ASL, cerebral palsy (kelumpuhan saraf), cedera/gegar otak, multiple sclerosis,
penyakit Parkinson, cedera saraf tulang belakang dan stroke. Umumnya, kelainan yang terkait
dengan kondisi neurologis berupa gangguan yang terjadi pada penglihatan, keseimbangan,
aktivitas, gerakan dan berkurangnya kebebasan fungsional tubuh.

4. Ortopedi

Fisioterapi ortopedi mendiagnosa, mengelola dan menangani pasien yang mengalami kelainan
dan luka-luka pada system musculoskeletal termasuk rehabilitasi setelah menjalani bedah
ortopedi. Spesialisasi ini paling banyak dijumpai di klinik-klinik fisioterapi. Fisioterapi ortopedi
dilatih untuk terampil dalam menangani pasien pasca bedah ortopedi, fraktur/patah tulang,
cedera olahraga akut, radang sendi (arthritis), keseleo (sprain), strain (kaku otot/tegang), sakit
punggung dan leher, gangguan tulang belakang dan amputasi.

Mobilisasi atau manipulasi sendi dan tulang belakang, terapi latihan, pendidikan neuromuscular,
terapi panas atau dingin (hot/cold pack), dan stimulasi kelistrikan otot (misalnya cryotherapy,
iontophoresys, elektroterapi) merupakan modalitas yang sering digunakan untuk mempercepat
pemulihan dalam fisioterapi ortopedi. Sebagai tambahan, fisioterapi ortopedi juga menggunakan
sonografi dalam mendiagnosa dan menangani pasien, misalnya saat muscle retraining (latihan
otot). Orang-orang yang mengalami cedera atau penyakit yang berhubungan dengan tulang, otot
atau tendon, akan sangat terbantu dengan adanya pemeriksaan dari fisioterapis spesialis ortopedi.

5. Pediatric

Fisioterapi pediatric membantu mendeteksi masalah kesehatan lebih dini dan menggunakan
berbagai modalitas dalam menangani kelainan-kelainan gerak dan fungsi gerak di lingkungan
pediatric. Spesialisasi ini mengkhususkan diri pada diagnose, treatment dan management
fisioterapi pada bayi, anak-anak, dan remaja dengan berbagai kelainan bawaan, gangguan
perkembangan, gangguan neuromuscular, gangguan kerangka, atau menderita suatu penyakit.
Penanganannya difokuskan pada keterampilan motorik halus dan kasar, keseimbangan dan
koordinasi, kekuatan dan daya tahan sebaik kognitif dan proses sensorik/integrasi. Anak-anak
dengan keterlambatan pertumbuhan, cerebral palsy, spina bifida, atau torticollis dapat ditangani
oleh fisioterapis spesialis pediatric.
6. Integumentary (berhubungan dengan kulit dan bagian-bagiannya)

Kondisi yang ditangani oleh spesialisasi ini adalah luka dan luka bakar. Fisioterapis spesialis
intgumentary menggunakan alat-alat bedah, mechanical lavage, perban, dan topical agen untuk
memperbaiki jaringan nekrotik dan mempercepat proses penyembuhan jaringan yang luka.
Selain itu spesialisasi ini biasa juga menggunakan latihan, control edema, belat dan kompresi
pakaian.

Esensial sekali bila fisioterapi ada dan eksis dalam dunia kesehatan modern, sangatlah berperan
ketika pasien yang telah ditangani berbagai macam therapy umum yang telah menyelamatkan
hidupnya. Disisi lain ketika mereka telah pulih dari kondisi zero ataupun bahkan minus mereka
tak mampu kembali ke dalam kehidupan normal layaknya orang awam. Tidak hanya fisioterapi
namun peran dari rehabilitasi medik secara menyeluruh mulai dari okupasi terapi, terapi wicara,
orthotik prostetik dapat sangat berguna untuk mengembalikan fungsional keadaan kesemula.
Yang menjadi permasalahan adalah belum tersebar secara meratanya informasi mengenai
rehabilitasi medik ini dengan segala isinya. Maksud penulis adalah dinegara kita sendiri.

Jika dilihat negara maju mereka dapat mengambangkan segala yang ada dari mulai ide ringan
hingga cetusan luar biasa hanya dari sesuatu yang kecil bahkan orang tak dapat mengira bahwa
itu ada. Nah, sebagai bangsa yang kaya mari kita bersama memajukan kesehatan dengan
kemampuan yang kita miliki, apapun profesinya, apapun dasar keilmuannya sela itu masih
berguna untuk sesama dan tidak menimbulkan sesuatu yang merugikan tidak ada salahnya kita
mencoba untuk perubahan.

http://physioarticle.blogspot.com/2011/12/sekilas-fisioterapi.html

FISIOTERAPI adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, serta komunikasi. Fisioterapi berperan
aktif dalam memberikan kontribusi terhadap upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal dalam mencegah, intervensi dan
pemulihan gangguan gerak fungsional melalui proses fisioterapi.
PELAYANAN FISIOTERAPI meliputi tindakan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif pada berbagai kasus penyakit /gangguan
kesehatan seperti : gangguan otot dan sendi (musculoskeletal), gangguan saraf (neurologi), gangguan THT, gangguan pernafasan
dan paru, gangguan tulang (orthopaedic), gangguan kandungan, pediatric dan geriatric, paska bedah/operasi, sport injury, dan
program kebugaran fisik dan lainnya.
UNIT FISIOTERAPI RS JAKARTA memberikan pelayanan fisioterapi dengan kualitas global yang berorientasi pada kebutuhan
pasien serta menggunakan konsep fisioterapi terkini yang didukung oleh fisioterapis yang profesional, modalitas fisioterapi yang
modern, peralatan latihan yang lengkap dan memadai, serta program terapi yang komprehensif dan edukatif dengan harga yang
terjangkau oleh masyarakat.
JENIS TINDAKAN FISIOTERAPI
1. Short/Micro Wave Diathermy
2. Paraffin Bath
3. Ultra Sound
4. Inhalasi/Nebulizer/Chest Physiotherapy
5. TENS
6. Cold Therapy
7. Interferential Therapy
8. Exercise Therapy
9. Faradisasi/Galvanicasi

10. Sport Medicine/ tes kebugaran fisik


11. Infra Red Radiation
12. Fat analysis
13. Traksi Lumbal/Cervical
14. Senam pencegahan asma dan osteoporosis

15. Manual therapy dan massage


16. Edukasi dan konsultasi

Pelayanan Fisioterapi RS Jakarta


http://www.rsjakarta.co.id/layanan/fisioterapi/

Fisioterapi merupakan ilmu yang menitikberatkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi alat
gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode terapi gerak.

Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.778 Tahun 2008 tentang Pedoman Pelayanan
Fisioterapi di Sarana Kesehatan, fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan
atau kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkan gerak dan fungsi sepanjang daur
kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik, mekanis, gerak, dan komunikasi. Fisioterapi dapat
melatih pasien dengan olahraga khusus, penguluran dan bermacam-macam teknik dan menggunakan beberapa alat
khusus untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien yang tidak dapat diatasi dengan latihan–latihan fisioterapi.

Orang yang menjalankan pelayanan Fisioterapi disebut Fisioterapis. Fisioterapis adalah seseorang yang telah lulus
pendidikan fisioterapi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dimensi Pelayanan Fisioterapi meliputi upaya peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan
pemulihan gangguan sistem gerak dan fungsi dalam rentang kehidupan dari praseminasi sampai ajal, yang terdiri
dari upaya-upaya:
a.Peningkatan dan pencegahan (promotif dan preventif), Pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada pusat
kebugaran, pusat kesehatan kerja, sekolah, kantor, pusat panti usia lanjut, pusat olahraga, tempat kerja/industri dan
pada pusat-pusat pelayanan umum.
b.Penyembuhan dan pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif), pelayanan fisioterapi dapat dilakukan pada rumah sakit,
rumah perawatan, panti asuhan, pusat rehabilitasi, tempat praktek, klinik privat, klinik rawat jalan, puskesmas, rumah
tempat tinggal, pusat pendidikan dan penelitian.

Berdasarkan ruang lingkup pelayanan fisioterapi dan tuntutan kebutuhan masyarakat, dibagi menjadi:
a.Fisioterapi Kesehatan Wanita
b.Fisioterapi Tumbuh Kembang Anak
c.Fisioterapi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
d.Fisioterapi Usia Lanjut
e.Fisioterapi Olahraga
f.Fisioterapi Kesehatan Masyarakat
g.Fisioterapi Pelayanan Medik: pengembangan pelayanan fisioterapi pelayanan medik didasari pada spesifikasi
problem kesehatan pasien, seperti fisioterapi Muskuloskeletal (penyembuhan dan pemulihan gangguan anggota
gerak tubuh terdiri dari otot, tulang, sendi, jaringan ikat), Fisioterapi Kardiovaskulopulmonal (penyembuhan dan
pemulihan pada gangguan jantung, pembuluh darah, dan paru), Fisioterapi Neuromuskular (penyembuhan dan
pemulihan pada gangguan sistem syaraf pusat dan sistem syaraf tepi), Fisioterapi Integument (penyembuhan dan
pemulihan pada kecacatan fisik dan kulit).

Fisioterapi dalam melaksanakan praktik fisioterapi berwenang untuk melakukan:


a.Asesment Fisioterapi;
b.Diagnosa Fisioterapi;
c.Perencanaan Fisioterapi;
d.Intervensi Fisioterapi;
e.Evaluasi/re-evaluasi/re-asesmen.

Fisioterapi dapat melaksanakan praktik Fisioterapi pada saranan kesehatan, praktik perseorangan dan/atau
berkelompok. Fisioterapi dalam melakukan praktek Fisioterapi dapat menerima pasien/klien dengan atau tanpa
rujukan.

Ada berbagai macam jenjang pendidikan Fisioterapi di Indonesia saat ini yaitu: D3, D4 dan S1+Pendidikan Profesi,
gelar pendidikan Fisioterapi di Indonesia adalah: D3 (A.Md.Ft), D4 (S.St.Ft) S1 (S.Ft) dan gelar pendidikan profesi
Fisioterapi disebut dengan "Physio".

http://id.wikipedia.org/wiki/Fisioterapi

Physical therapy or physiotherapy (sometimes abbreviated to PT) is the health care profession primarily concerned
with the remediation of impairments and disabilities and the promotion of mobility, functional ability, quality of life and
movement potential through examination, evaluation, diagnosis and physical intervention. It is carried out by physical
therapists (known asphysiotherapists in most countries) and physical therapist assistants (known as physical
rehabilitation therapists orphysiotherapy assistants in some countries). In addition to clinical practice, other
activities encompassed in the physical therapy profession include research, education, consultation, and
administration. Definitions and licensing requirements in the United Statesvary among jurisdictions, as each state has
enacted its own physical therapy practice act defining the profession within its jurisdiction, but the American Physical
Therapy Association (APTA) has also drafted a model definition in order to limit this variation, and the APTA is also
responsible for accrediting physical therapy education curricula throughout the United States of America. In many
settings, physical therapy services may be provided alongside, or in conjunction with,
other medical or rehabilitation services, includingoccupational therapy.

Contents
[hide]

 1 Overview
 2 History
 3 Education
o 3.1 Physical Therapists
 3.1.1 In Canada
o 3.2 Physical Therapist Assistants
o 3.3 Physical Therapy Technicians or Aides
 3.3.1 In Canada
 3.3.2 In the United States of America
 4 Employment
o 4.1 United States of America
 5 Specialty areas
o 5.1 Cardiovascular & pulmonary
o 5.2 Clinical electrophysiology
o 5.3 Geriatric
o 5.4 Integumentary
o 5.5 Neurological
o 5.6 Orthopedic
o 5.7 Pediatric
o 5.8 Sports
o 5.9 Women's health
o 5.10 Palliative care
 6 Effectiveness
 7 See also
 8 References
 9 External links

Overview[edit]
Physical therapy involves the interaction between therapist(s), patients or clients, other health care professionals,
families, care givers, and communities in a process where movement potential is assessed and diagnosed and goals
are agreed upon.[1] Physical therapy is performed by a therapist and sometimes services are provided by a physical
therapist assistant (PTA) acting under their direction. Physical therapists and occupational therapists often work
together in conjunction to provide treatment for patients. In some cases, physical rehabilitation technicians may
provide physiotherapy services.[2]

PTs are healthcare professionals who diagnose and treat individuals of all ages, from newborns to the very oldest,
who have medical problems or other health-related conditions, illnesses, or injuries that limit their abilities to move
and perform functional activities as well as they would like in their daily lives.[3] PTs use an
individual's history and physical examination to arrive at a diagnosis and establish a management plan and, when
necessary, incorporate the results of laboratory and imaging studies. Electrodiagnostic testing
(e.g.,electromyograms and nerve conduction velocity testing) may also be of assistance.[4] PT management
commonly includes prescription of or assistance with specific exercises, manual therapy, education, manipulation and
other interventions. In addition, PTs work with individuals to prevent the loss of mobility before it occurs by developing
fitness and wellness-oriented programs for healthier and more active lifestyles, providing services to individuals and
populations to develop, maintain and restore maximum movement and functional ability throughout the lifespan. This
includes providing therapeutic treatment in circumstances where movement and function are threatened by aging,
injury, disease or environmental factors. Functional movement is central to what it means to be healthy.

Physical therapy is a professional career which has many specialties including sports, neurology, wound
care, EMG, cardiopulmonary, geriatrics, orthopaedic and pediatrics.Neurological rehabilitation is in particular a rapidly
emerging field. PTs practice in many settings, such as outpatient clinics or offices, health and wellness
clinics, rehabilitation hospitals facilities, skilled nursing facilities, extended care facilities, private homes, education
and research centers, schools, hospices, industrial and this workplaces or other occupational environments, fitness
centers and sports training facilities.[5]
Physical therapists also practise in the non-patient care roles such as health policy, [6][7][8][9] health insurance, health
care administration and as health care executives.[10][11]Physical therapists are involved in the medical-legal field
serving as experts, performing peer review and independent medical examinations.[12]

Education qualifications vary greatly by country. The span of education ranges from some countries having little
formal education to others having doctoral degrees and post doctoral residencies and fellowships. [13][14]

History[edit]

The examples and perspective in this section may not represent a worldwide view of
the subject. Please improve this articleand discuss the issue on the talk page. (May 2012)

Exercise to shoulder and elbow to increase motion following fracture and dislocation of humerus is being given by an Army therapist to a

soldier patient.

Physicians like Hippocrates and later Galenus are believed to have been the first practitioners of physical therapy,
advocatingmassage, manual therapy techniques and hydrotherapy to treat people in 460 BC.[15][verification needed] After the
development oforthopedics in the eighteenth century, machines like the Gymnasticon were developed to
treat gout and similar diseases by systematic exercise of the joints, similar to later developments in physical
therapy.[16] The earliest documented origins of actual physical therapy as a professional group date back to Per Henrik
Ling, “Father of Swedish Gymnastics,” who founded the Royal Central Institute of Gymnastics (RCIG) in 1813
for massage, manipulation, and exercise. The Swedish word for physical therapist is sjukgymnast = someone
involved in gymnastics for those who are ill. In 1887, PTs were given official registration by Sweden’s National Board
of Health and Welfare. Other countries soon followed. In 1894, four nurses in Great Britain formed theChartered
Society of Physiotherapy.[17] The School of Physiotherapy at the University of Otago in New Zealand in 1913, [18] and
the United States' 1914 Reed College in Portland, Oregon, which graduated "reconstruction aides."[19] Since the
profession's inception, spinal manipulative therapy has been a component of the physical therapist practice. [20]

Modern physical therapy was established towards the end of the 19th century due to events that had an effect on a
global scale, which called for rapid advances in physical therapy. Soon following American orthopedic surgeons
began treating children with disabilities and began employing women trained in physical education, massage, and
remedial exercise. These treatments were applied and promoted further during the Polio outbreak of 1916. During the
First World War women were recruited to work with and restore physical function to injured soldiers, and the field of
physical therapy was institutionalized. In 1918 the term "Reconstruction Aide" was used to refer to individuals
practicing physical therapy. The first school of physical therapy was established at Walter Reed Army Hospital in
Washington, D.C., following the outbreak of World War I.[21]Research catalyzed the physical therapy movement. The
first physical therapy research was published in the United States in March 1921 in "The PT Review." In the same
year, Mary McMillan organized the Physical Therapy Association (now called the American Physical Therapy
Association (APTA). In 1924, the Georgia Warm Springs Foundation promoted the field by touting physical therapy as
a treatment for polio.[22] Treatment through the 1940s primarily consisted of exercise, massage, and traction.
Manipulative procedures to the spine and extremity joints began to be practiced, especially in the British
Commonwealth countries, in the early 1950s.[23][24] Around this time when polio vaccineswere developed, physical
therapists have become a normal occurrence in hospitals throughout North America and Europe. [25] In the late 1950s,
physical therapists started to move beyond hospital-based practice to outpatient orthopedic clinics, public schools,
colleges/universities health-centres, geriatric settings (skilled nursing facilities), rehabilitation centers and medical
centers. Specialization for physical therapy in the U.S. occurred in 1974, with the Orthopaedic Section of the APTA
being formed for those physical therapists specializing in orthopaedics. In the same year, the International Federation
of Orthopaedic Manipulative Physical Therapists was formed,[26] which has ever since played an important role in
advancing manual therapy worldwide.

Education[edit]
Main article: Physical therapy education

Educational criteria for physical therapy providers vary from state to state and from country to country, and among
various levels of professional responsibility. Most U.S. states havephysical therapy practice acts that recognize both
physical therapists (PT) and physical therapist assistants (PTA) and some jurisdictions also recognize physical
therapy technicians (PT Techs) or aides. Most countries have licensing bodies that require physical therapists to be a
member of before they can start practising as independent professionals.

Physical Therapists[edit]
The primary physical therapy practitioner is the Physical Therapist (PT) who is trained and licensed to examine,
evaluate, diagnose and treat impairment, functional limitations and disabilities in patients or clients. Currently, most
Physical Therapist education curricula in the United States culminate in a Doctor of Physical Therapy (DPT)
degree,[27] but many currently practising PTs hold a Master of Physical Therapy degree and some hold a Bachelor's
degree. The World Confederation of Physical Therapy (WCPT) recognizes there is considerable diversity in the
social, economic, cultural, and political environments in which physical therapist education is conducted throughout
the world. WCPT recommends physical therapist entry-level educational programs be based on university or
university-level studies, of a minimum of four years, independently validated and accredited as being at a standard
that accords graduates full statutory and professional recognition.[2] WCPT acknowledges there is innovation and
variation in program delivery and in entry-level qualifications, including first university degrees
(Bachelors/Baccalaureate/Licensed or equivalent), Masters and Doctorate entry qualifications. What is expected is
that any program should deliver a curriculum that will enable physical therapists to attain the knowledge, skills, and
attributes described in these guidelines. Professional education prepares physical therapists to be autonomous
practitioners, that may work in collaboration with other members of the health care team.[citation needed] Curricula in the
United States are accredited by the Commission on Accreditation in Physical Therapy Education (CAPTE). As of
2011, APTA reports that 222 out of 227 entry-level professional degree programs accredited in the United States are
at the doctoral level.[27] According to CAPTE, as of 2012 there are 25,660 students currently enrolled in 210
accredited PT programs in the United States.[28]

The physical therapist professional curriculum is as rigorous as the traditional medical curricula and includes content
and learning experiences in the clinical sciences (e.g., content about the cardiovascular, pulmonary, endocrine,
metabolic, gastrointestinal, genitourinary, integumentary, musculoskeletal, and neuromuscular systems and the
medical and surgical conditions frequently seen by physical therapists).

Curricula for the Physical Therapist professional degree include:

 Screening to determine when patients/clients need further examination or consultation by a physical therapist or
referral to another health care professional.
 Examination: Examine patients/clients by obtaining a history from them and from other sources. Examine
patients/clients by performing systems reviews. Examine patients/clients by selecting and administering
culturally appropriate and age related tests and measures. Tests and measures include, but are not limited to,
those that assess: a. Aerobic Capacity/Endurance, b. Anthropometric Characteristics, c. Arousal, Attention, and
Cognition, d. Assistive and Adaptive Devices, e. Circulation (Arterial, Venous, Lymphatic), f. Cranial and
Peripheral Nerve Integrity, g. Environmental, Home, and Work (Job/School/Play) Barriers, h. Ergonomics and
Body Mechanics, i. Gait, Locomotion, and Balance, j. Integumentary Integrity, k. Joint Integrity and Mobility, l.
Motor Function (Motor Control and Motor Learning), m. Muscle Performance (including Strength, Power, and
Endurance), n. Neuromotor Development and Sensory Integration, o. Orthotic, Protective, and Supportive
Devices, p. Pain, q. Posture, r. Prosthetic Requirements, s. Range of Motion (including Muscle Length), t. Reflex
Integrity, u. Self-Care and Home Management (including activities of daily living [ADL] and instrumental activities
of daily living [IADL]), v. Sensory Integrity, w. Ventilation and Respiration/Gas Exchange, x. Work
(Job/School/Play), Community, and Leisure Integration or Reintegration (including IADL)
 Evaluation: Evaluate data from the examination (history, systems review, and tests and measures) to make
clinical judgments regarding patients/clients.
 Diagnosis: Determine a diagnosis that guides future patient/client management.
 Prognosis: Determine patient/client prognoses.
 Plan of Care: Collaborate with patients/clients, family members, payers, other professionals, and other
individuals to determine a plan of care that is acceptable, realistic, culturally competent, and patient-centered.
 Intervention:Provide physical therapy interventions to achieve patient/client goals and outcomes. Interventions
include: a. Therapeutic Exercise, b. Functional Training in Self-Care and Home Management, c. Functional
Training in Work (Job/School/Play), Community, and Leisure Integration or Reintegration, d. Manual Therapy
Techniques (including Mobilization/Manipulation Thrust and Nonthrust Techniques), e. Prescription, Application,
and, as Appropriate, Fabrication of Devices and Equipment, f. Airway Clearance Techniques, g. Integumentary
Repair and Protection Techniques, h. Electrotherapeutic Modalities,
 Provide effective culturally competent instruction to patients/clients and others to achieve goals and outcomes.
 Prevention, Health Promotion, Fitness, and Wellness: Provide culturally competent physical therapy services for
prevention, health promotion, fitness, and wellness to individuals, groups, and communities. Apply principles of
prevention to defined population groups.
 Students completing a Doctor of Physical Therapy program are also required to successfully complete clinical
internships prior to graduation.
In Canada[edit]

Canadian Physiotherapy programs are offered at 15 Universities, often through the university's respective college of
medicine. In the past decade, each of Canada's physical therapy schools has transitioned from 3-year Bachelor of
Science in Physical Therapy (BScPT) programs that required 2 years of pre-requisites university courses (5-year
Bachelor's degree) to 2-year Master's of Physical Therapy (MPT) programs that require pre-requisite Bachelor's
degrees. The last Canadian university to follow suit was the University of Manitoba who transitioned to the MPT
program in 2012, making the MPT credential the new entry to practice standard across Canada. Existing practitioners
with BScPT credentials are not required to upgrade their qualifications.

In the province of Quebec, prospective physiotherapists are required to have completed a college diploma in either
health sciences, which lasts on average two years, or physical rehabilitation technology, which lasts at least three
years, to apply to a physiotherapy program or program in university. Following admission, physical therapy students
work on a bachelor of science with a major in physical therapy and rehabilitation. The B.Sc. usually requires three
years to complete. Students must then enter graduate school to complete a master's degree in physical therapy,
which normally requires one and a half to two years of study. Graduates who obtain their M.Sc. must successfully
pass the membership examination to become member of the Ordre professionnel de la physiothérapie du Québec
(OPPQ). Physiotherapists can pursue their education in such fields as rehabilitation sciences, sports medicine,
kinesiology, and physiology.

To date, there are no bridging programs available to facilitate upgrading from the BScPT to the MPT credential.
However, research Master's of Science (MSc) and Doctor of Philosophy (PhD) programs are available at every
university. Aside from academic research, practitioners can upgrade their skills and qualifications through continuing
education courses and curriculums. Continuing education is a requirement of the provincial regulatory bodies.

The Canadian Physiotherapy Association offers a curriculum of continuing education courses in orthopaedics and
manual therapy. The program consists of 5 levels (7 courses) of training with ongoing mentorship and evaluation at
each level. The orthopaedic curriculum and examinations takes a minimum of 4 years to complete. However, upon
completion of level 2, physiotherapists can apply to a unique 1-year course-based Master's program in advanced
orthopaedics and manipulation at the University of Western Ontario to complete their training. This program accepts
only 16 physiotherapists annually since 2007. Successful completion of either of these education streams and their
respective examinations allows physiotherapists the opportunity to apply to the Canadian Academy of Manipulative
Physiotherapy (CAMPT) for fellowship. Fellows of the Canadian Academy of manipulative Physiotherapists
(FCAMPT) are considered leaders in the field, having extensive post-graduate education in orthopaedics and manual
therapy. FCAMPT is an internationally recognized credential, as CAMPT is a member of the International Federation
of Manipulative Physiotherapists (IFOMPT), a branch of the World Confederation of Physical Therapy (WCPT) and
the World Health Organization (WHO).

Physical Therapist Assistants[edit]


Physical therapist assistants may deliver treatment and physical interventions for patients and clients under a care
plan established by and under the supervision of a physical therapist. Physical therapist assistants in the United
States are currently trained under associate of applied sciences curricula specific to the profession, as outlined and
accredited by CAPTE. As of August 2011, there were 276 accredited two-year (Associate degree) programs for
physical therapist assistants In the United States of America.[29] According to CAPTE, as of 2012 there are 10,598
students currently enrolled in 280 accredited PTA programs in the United States.[28]

Curricula for the physical therapist assistant associate degree include: [30]

 Anatomy & physiology


 Exercise physiology
 Human biology
 Physics
 Biomechanics
 Kinesiology
 Neuroscience
 Clinical pathology
 Behavioral sciences
 Communication
 Ethics
 Research
 Other coursework as required by individual programs.

Physical Therapy Technicians or Aides[edit]


Some jurisdictions allow physical therapists to employ technicians or aides or therapy assistants to perform
designated routine tasks related to physical therapy under the direct supervision of a physical therapist. Some
jurisdictions require physical therapy technicians or aides to be certified, and education and certification requirements
vary among jurisdictions.
In Canada[edit]

In the province of Quebec, physical rehabilitation therapists are health care professionals who are required to
complete a three year college diploma program in physical rehabilitation therapy and be member of the Ordre
professionnel de la physiothérapie du Québec (OPPQ) in order to practise legally in the country.

Most physical rehabilitation therapists complete their college diploma at Collège Montmorency, Dawson College,
or Cégep Marie-Victorin, all situated in and around the Montrealarea.

After completing their technical college diploma, graduates have the opportunity to pursue their studies at the
university level to perhaps obtain a bachelor's degree in physiotherapy,kinesiology, exercise science, or occupational
therapy. The Université de Montréal and the Université de Sherbrooke are among the Québécois universities that
admit physical rehabilitation therapists in their programs of study related to health sciences and rehabilitation in order
to credit courses that were completed in college.

In the United States of America[edit]

Job duties and education requirements for Physical Therapy Technicians or Aides may vary according to employer,
but education requirements range from high school diploma or equivalent to completion of a 2-year degree
program.[31] O-Net reports that 64% of PT Aides/Techs have a high school diploma or equivalent, 21% have
completed some college but hold no degree, and 10% hold an Associate's Degree.[32]

Employment[edit]
Physical therapy-related jobs in North America have shown rapid growth in recent years, but employment rates and
average wages may vary significantly between different countries, states, provinces or regions.

United States of America[edit]


According to the United States Department of Labor's Bureau of Labor Statistics, there were approximately 198,600
Physical Therapists employed in the United States in 2010, earning an average $76,310 annually, or $36.69 per hour,
with 39% growth in employment projected by the year 2020. [33] The Bureau of Labor Statistics also reports that there
were approximately 114,400 Physical Therapist Assistants and Aides employed in the United States in 2010, earning
an average $37,710 annually, or $18.13 per hour, with 45% growth in employment projected by the year 2020. To
meet their needs, many healthcare and physical therapy facilities hire "Travel physical therapists", who work
temporary assignments between 8 and 26 weeks for much higher wages; about $113,500 a year. [34] Bureau of Labor
Statistics data on PTAs and Techs can be difficult to decipher, due to their tendency to report data on these job fields
collectively rather than separately. O-Net reports that in 2011, PTAs in the United States earned a median wage of
$51,040 annually or $24.54 hourly, and that Aides/Techs earned a median wage of $23,680 annually or $11.39
hourly in 2011.[32][35]

Specialty areas[edit]
Because the body of knowledge of physical therapy is extremely large, PTs usually specialize in a specific clinical
area. While there are many different types of physical therapy, [36]the American Board of Physical Therapy
Specialties list eight specialist certifications. Most Physical Therapists practicing under a specialism will have
undergone further training.

Cardiovascular & pulmonary[edit]


Cardiovascular and pulmonary rehabilitation respiratory practitioners and physical therapists treat a wide variety of
cardiopulmonary disorders or pre and post cardiac or pulmonary surgery. An example of cardiac surgery is cabg.
Primary goals of this specialty include increasing endurance and functional independence. Manual therapy is used in
this field to assist in clearing lung secretions experienced with cystic fibrosis. Disorders, including heart attacks,
post coronary bypass surgery, chronic obstructive pulmonary disease, andpulmonary fibrosis, treatments can
benefit[citation needed] from cardiovascular and pulmonary specialized physical therapists. [37][verification needed]

Clinical electrophysiology[edit]
This specialty area encompasses electrotherapy/physical agents, electrophysiological evaluation (EMG/NCV),
physical agents, and wound management.

Geriatric[edit]
Geriatric physical therapy covers a wide area of issues concerning people as they go through normal adult aging but
is usually focused on the older adult. There are many conditions that affect many people as they grow older and
include but are not limited to the following: arthritis, osteoporosis, cancer, Alzheimer's disease, hip and joint
replacement, balance disorders, incontinence, etc. Geriatric physical therapists specialize in treating conditions in
older adults.

Integumentary[edit]
Integumentary (treatment of conditions involving the skin and all its related organs). Common conditions managed
include wounds and burns. Physical therapists may utilize surgical instruments, mechanical lavage, dressings and
topical agents to debride necrotic tissue and promote tissue healing. Other commonly used interventions include
exercise, edema control, splinting, and compression garments.

Neurological[edit]
Neurological physical therapy is a field focused on working with individuals who have a neurological disorder or
disease. These can include stroke, chronic back pain, Alzheimer's disease, Charcot-Marie-Tooth disease
(CMT), ALS, brain injury, cerebral palsy,l.g.b.syndrome, multiple sclerosis, Parkinson's disease, facial palsy and
spinal cord injury. Common impairments associated with neurologic conditions include impairments of vision,
balance, ambulation, activities of daily living, movement, muscle strength and loss of functional
independence.[37] Physiotherapy can address many of these impairments and aid in restoring and maintaining
function, slowing disease progression, and improving quality of life. The techniques involve in neurological physical
therapy are wide ranging and often require specialized training.

Neurological physiotherapy is also called neurophysiotherapy or neurological rehabilitation.

Orthopedic[edit]
Orthopedic physical therapists diagnose, manage, and treat disorders and injuries of the musculoskeletal
system including rehabilitation after orthopedic surgery. This speciality of physical therapy is most often found in the
out-patient clinical setting. Orthopedic therapists are trained in the treatment of post-operative orthopedic procedures,
fractures, acute sports injuries, arthritis, sprains, strains, back and neck pain, spinal conditions, and amputations.

Joint and spine mobilization/manipulation, dry needling, therapeutic exercise, neuromuscular techniques, muscle
reeducation, hot/cold packs, and electrical muscle stimulation (e.g.,cryotherapy, iontophoresis, electrotherapy)
are modalities often used to expedite recovery in the orthopedic setting.[38][verification needed] Additionally, an emerging adjunct
to diagnosis and treatment is the use of sonography for diagnosis and to guide treatments such as muscle
retraining.[39][40][41] Those who have suffered injury or disease affecting the muscles, bones, ligaments, or tendons will
benefit from assessment by a physical therapist specialized in orthopedics.
Pediatric[edit]
Pediatric physical therapy assists in early detection of health problems and uses a wide variety of modalities to treat
disorders in the pediatric population. These therapists are specialized in the diagnosis, treatment, and management
of infants, children, and adolescents with a variety of congenital, developmental, neuromuscular, skeletal, or acquired
disorders/diseases. Treatments focus on improving gross and fine motor skills, balance and coordination, strength
and endurance as well as cognitive and sensory processing/integration. Children with developmental delays, cerebral
palsy, spina bifida, or torticollis may be treated[citation needed] by pediatric physical therapists.[37][verification needed]

Sports[edit]
Physical therapists can be involved in the care and wellbeing of athletes including recreational, semi-professional
(paid) and professional (full-time employment) participants. This area of practice encompasses complete athletic
injury management under 5 main categories:

1. acute care - assessment and diagnosis of an initial injury;


2. treatment - application of specialist advice and techniques to encourage healing;
3. rehabilitation - progressive management for full return to sport;
4. prevention - identification and address of deficiencies known to directly result in, or act as precursors to
injury
5. education - sharing of specialist knowledge to individual athletes, teams or clubs to assist in prevention or
management of injury

Physical therapists who work for professional sport teams often have a specialized sports certification issued through
their national registering organisation. Most Physical therapists who practice in a sporting environment are also active
in sports medicine programs too.

Women's health[edit]
Women's health physical therapy mostly addresses women's issues related to the female reproductive system, child
birth, and post-partum. These conditions include lymphedema, osteoporosis, pelvic pain, prenatal and post partum
periods, and urinary incontinence. It also addresses incontinence, pelvic pain, and other disorders associated with
pelvic floor dysfunction.[42]

Palliative care[edit]
Physiotherapy in the field of Oncology and Palliative care is a continuously evolving and developing specialty, both in
Malignant and non-malignant diseases. Rehabilitation for both groups of patients is now recognized as an essential
part of the clinical pathway, as early diagnoses and new treatments are enabling patients to live longer. it is generally
accepted that patients should have access to an appropriate level of rehabilitation, so that they can function at a
minimum level of dependency and optimize their quality of life, regardless of their life expectancy.

Effectiveness[edit]
A 2012 systematic review found evidence to support the efficacy of spinal manipulation administered by physical
therapists to patients.[43] The same review found that physical therapy spinal manipulation seems to be safe and
improves the outcome for individuals with low back pain.[43]

http://en.wikipedia.org/wiki/Physical_therapy
Overview

Physiotherapy is a health service that involves rehabilitating and maximizing the functional potential of an individual with
disease / dysfunction or injury.It also involves health promotion, lifestyle modification & fitness training.The physiotherapy
department at Lilavati hospital and research center provides high quality treatment and rehabilitation for a range of
musculoskeletal, neurological, cardio-respiratory, pediatric, sport related injuries and other complex problems by qualified
physiotherapists. All the therapists are skilled clinicians who are registered with the Maharashtra state OT/ PT council and IAP.
The physiotherapy department has been completely renovated structurally and has added to its repertoire pulmonary and
cardiac rehabilitation. The new upgraded department has state of the art equipment which includes Balance Master, Kinesis,
ARKE & Scifit.

LOCATION:-

The out –patient department is located in the basement floor of the hospital.

APPOINTMENT TIME:-

Monday – Saturday: 8am – 8pm During this time both In-patients (IPD) & out – patients (OPD) are seen. IPD includes
Intensive Care Units (ICU), Stroke Units and wards.OPD patients – by prior appointment only

CONTACT US:-

For further enquires / appointments contact us at +91-22- 26751536. You can also email at physiotherapy@lilavatihospital.com

Services Available

MUSCULOSKELETAL AND SPORTS REHABILITATION

This program is catered for individuals with problems like neck pain, whiplash injury, headaches, frozen shoulder, shoulder
impingement , shoulder surgeries including rotator cuff repair, Bankarts repair etc., Tennis and golfers elbow, crush hand, Tendon
injuries, carpal Tunnel syndrome, Dequervan’s syndrome, low back pain, Spine surgeries, Joint replacements (Knee and Hip), Meniscal
/ ligament injuries and repair, Ankle sprains, Heel spur, Plantarfascitis, TA/ Calf tendon tears, OA, RA, fractures, Work related
disorders, etc.

The physiotherapist evaluates and provides appropriate treatment which includes :

 Therapeutic exercises to maintain and improve joint flexibility, muscular strength, endurance, balance and coordination, postural
awareness / correction and gait training.
 Manual Therapy (Maitland, Mulligan techniques), soft tissue mobilization, stretching, muscle energy technique (MET), Myofascial
release (MFR)/ Trigger point release.
 Mckenzie (MDT)
 Kinetic control for Neck, shoulder, Low back, Hips and lower limb, pelvis and SIJ.
 Muscle activation
 Taping – Kinesiotaping, McConnell taping
 Hand and shoulder Rehabilitation
 Electrotherapy to promote healing process and pain relief

NEUROLOGICAL REHABILITATION :

This caters to people with neurological problems like stroke, Parkinson’s, Multiple sclerosis, Traumatic Brain injury, Spinal cord injury,
Nerve palsies, polyneuropathies, imbalance and co – ordination tissues, etc.

 Bobath NDT
 PNF
 Mat activities
 Sensory Integration
 Motor control strategies & retraining
 Low impact aerobic training
 Gait training
 Functional training
 Balance & co – ordination exercises using Rocker board, foam & Swiss Ball
 Constrained induced movement therapy (CIMT)
 Functional Electrical Stimulation (FES)
 Tilt table training for orthostatic hypotension.

Neurological Rehabilitation is further enhanced by the newly acquired equipments like Balance master, Scifit & Unweighing treadmill.

CARDIAC REHABILITATION :

Cardiac Rehabilitation is enhancement and maintenance of cardiovascular health through individualized programs designed to optimize
physical, psychological, Social, Vocational & emotional status. This process includes the facilitation & delivery of secondary prevention
through heart hazard identification & modification in an effort to prevent disease progression & recurrence to cardiac events. It is useful
for patients post bypass surgery, angioplasty, heart attack / myocardial infarctions, heart valve replacement surgery and peripheral
vascular disease. The rehab program is usefully started after discussing with the Cardiac team. It includes:

Phase 1: In-patient Rehabilitation. This starts immediately in the post operative period when patient is admitted in hospital.

Phase 2: Outpatient Rehabilitation. This starts post suture removal and after discharge from hospital.

Phase 3: Outpatient Rehabilitation. It is custom made for the patient to attain previous level of fitness.

The cardiovascular fitness equipment includes the RUN EXCITE MED (Treadmill), BIKE EXCITE MED (Cycle) and the Cross Trainer
which are integrated with cardio memory software to assess patient aerobic capacity. They are also linked to the telemetry ECG system
to monitor the patient parameter during rehabilitation & training

PULMONARY REHABILITATION:

Pulmonary Rehabilitation is a program of education & exercise classes that teaches you about your lungs, how to exercise and do
activities with less shortness of breath and how to “Live” better with the lung condition. Patients with chronic obstructive pulmonary
disease (COPD) make up the majority of patients who are referred to pulmonary Rehabilitation programs. However, pulmonary
rehabilitation may be beneficial in any patient with respiratory symptoms that result in diminished functional capacity or decreased
quality of life. This would include patients with not only obstructive lung diseases like COPD, Bronchiectasis, Bronchitis, Asthma but
also patients with restrictive lung disease such as interstitial lung disease, pulmonary fibrosis, sarcoidosis and patients with lung
cancer, neuromuscular diseases and post lung surgeries like lobectomy, pneumonectomy, etc.

Pulmonary rehabilitation program includes:

 Detailed Assessment
 Custom made exercise program – which includes breathing exercises, chest clearance techniques, use of assistive devices (like
spirometer, Acapella, flutter, Nebulization, Easy PAP, etc.), conditioning and strengthening exercises
 Education and training – The program is closely and clearly related to an individual’s care and treatment can be tailored as per their
needs. It includes education about lung condition and self management techniques like coughing/ huffing and relaxation
 Outcome Assessment – Evaluation of the patient’s programs as it relates to the individual’s rehabilitation goals and program

Pulmonary Rehabilitation helps to increase exercise endurance, muscle strength, ability to perform tasks of daily living and quality of
life. It also decreases the respiratory symptoms like shortness of breath and fatigue there by facilitating return to work and leisure
activities.

HEALTH PROMOTION AND LIFESTYLE MODIFICATION :

“All parts of the body which have, if used in moderation and exercised in labours in which each is accustomed, become thereby
healthy, well developed and age more slowly, but if unused and left idle, they become liable to disease, defective in growth and age
quickly.” -Hippocrates ( 460 – 370 BC ) Promoting healthy lifestyles is a challenge for many primary care practices. Although most
patients understand the importance of physical activity and healthy eating, many seem unable to change their unhealthy behavior to
reduce weight and improve chronic conditions like abnormal lipids (cholesterol or triglycerides), High blood pressure, Diabetes etc.
These chronic conditions & sedentary lifestyle increases the risk for heart attack, stroke and peripheral artery disease. Medication
alone is rarely completely effective for chronic conditions, lifestyle changes have been shown to significantly reduce morbidity and
mortality rates. Being active and keeping active are important whether One is young or old, able bodied or disabled, male or female
therefore physical activity and exercise will help in maintaining fitness and also improving mental health.

The Program includes :

 Assessment of functional capacity


 Exercises tailored to patient’s abilities and interests

Patients will be trained on treadmill, cycle ergometer, scifit and elliptical under continuous monitoring and supervision of therapist.

Education and counseling: Advice on lifestyle changes to lower the risk of further heart/medical problems.

PEDIATRIC REHABILITATION :

Pediatric physiotherapists provide treatment for children aged between 0-18 years with neurological, musculoskeletal and
developmental problems which can cause delay in the achievement of milestones.

Some conditions commonly treated by the pediatric physiotherapists are-

 Congenital disorders including Cerebral palsy, CDH, CTEV


 Muscular Dystrophies
 Peripheral nerve injuries/ palsies
 Post orthopedic surgies like fracture fixations, leg lengthening procedures, etc

A range of approaches like Bobath NDT facilitation, exercise program including mat exercises, balance, gait training, stretching and
strengthening exercises, postural management, orthotic and walking aids advice, etc. are used to treat the various conditions.

The physiotherapists work in partnership with parents and other health professionals like the orthopedic consultant, Neurologist,
speech therapist, etc. to ensure that the best care is given to children and adolescents requiring neuro/ cardio-respiratory/ ortho
rehabilitation.

GERIATRIC REHABILITATION :

This program caters to the elderly population who has problems like Multi-joint pain, episodes of frequent falls, Osteoporosis, mobility
issues, etc.

Osteoporosis is decline in bone density which happens during aging. Studies have shown that osteoporosis can be slowed with regular
physical activity and exercising. The rehabilitation program includes Sarah Meek’s (USA) protocol for osteoporosis, aerobic training and
strengthening/ resistance exercises.

WOMEN’S HEALTH :

The conditions treated are-

 Pelvic organ prolapse


 Incontinence
 Antenatal care: exercises, education, counseling, do’s and dont’s
 Postnatal care: which includes treating Diastasis Rectii (separated abdominal muscles), posture advice, low back and core
strengthening

Pelvic floor exercises (Keigel’s exercises) and/ or electrical stimulation are used to strengthen the pelvic floor muscles.

Infrared radiation therapy is given post normal deliveries and vaginal hysterectomy for suture healing and pain relief.

LYMPHOEDEMA MANAGEMENT :

Lymphoedema is a persistent swelling of a body part (most often the arms or legs) due to blockage in the lymphatic flow when lymph
nodes and/ or vessels are missing, damaged or abnormal.
It may develop from an infection, cancer, chemotherapy, radiotherapy, post surgery in which lymph nodes are removed, scar tissue
formation, trauma, deep vein thrombosis, etc. The swelling may develop immediately following surgery or a number of months or years
after treatment. The swelling may result in pain, decreased flexibility and range of motion, feeling of heaviness and tightness, weakness
and /or skin changes.

If left untreated lymphoedema can lead to increased swelling and hardening of tissue resulting in decreased function and infections. It
is therefore important to receive prompt treatment for symptoms of lymphoedema.

 Education and Advice about the condition, skin care, diet, do’s and dont’s
 Manual Lymphatic drainage and nodal stimulation: 45-75 min session
 Soft tissue ad scar mobilization
 Exercises for ROM, stretching and strengthening
 Posture re-education
 Pressure garments

Lymphoedema cannot be cured. However with proper care and treatment, the affected limb can be restored to normal size and shape.
Additionally, lymphoedema can be treated and controlled so that it does not progress further.

WOUND MANAGEMENT WITH OZONE THERAPY :

Ozone therapy is a form of alternative medicine treatment that purports to increase the amount of oxygen to the wound through the
introduction of ozone into the affected body part/wound.

Healing is based on 3 principles:

1)Ozone contains O3 molecules which have both bacteriostatic and bacteriocidal effects. 2)It helps in neovascularization by which
more arteries are formed thereby enhancing blood supply to the affected part and aiding/ facilitating wound healing. 3)It changes the
shape of the red blood cells from disc to oval, making it easier for them to pass through the narrow blood vessels in the wound area
thereby supplying maximum oxygen to it.

Ozone is given for a maximum period of 10-15minutes based on the size of the wound. Following the treatment dressing of the wound
is done using all aseptic precautions.

VESTIBULAR REHABILITATION :

Vestibular rehabilitation plays a very important role in vestibular disorders like giddiness, Beningn Paraxysmal Positional Vertigo
(BPPV), unilateral ear problems, Multiple Sclerosis, etc. The rehabilitation includes various exercises which help to decrease the
intensity, frequency and duration of giddiness. The exercises involve an integrated approach to enhance the somatosensory, balance
and vestibular systems together. Intensive balance and gait training on different surfaces like stable, unstable, foam, etc. is given to
avoid episodes of falls. The BALANCE MASTER equipment is used as an adjunct to vestibular rehabilitation exercises to train the
visual ocular reflex, balance and gait by allowing us to design various challenging tasks with different levels of difficulty as per the
patient’s requirement. Vestibular disorders are very common now days and often remain undiagnosed as patients do not take the
giddiness spells seriously. Although this condition is not fatal it tends to limit and impact the psychological and social status of a person.
The prognosis of rehabilitation depends on the severity of the condition and damage to the vestibular system. In a vestibular disorder, it
is important to diagnose if the problem is originally from the brain or an ear issue. Both the conditions require their specific intensive
vestibular rehabilitation which includes eye movement exercises, balance, gait training and counseling to increase confidence levels.

http://www.lilavatihospital.com/speciality_details.aspx?SplId=25

Jurusan Fisioterapi (Pengertian, Peluang Kerja, dan Tempat Kuliahnya)


Posted on Agustus 10, 2011 | 1 Komentar

Pengumuman kelulusan siswa/i SMU dan yang sederajat baru saja berakhir. Ada yang bahagia melihat namanya tertulis di papan

pengumuman kelulusan dan tidak sedikit juga yang histeris karena tidak kuat menerima kenyataan bahwakelulusannya
mesti tertunda. Lulus atau tidak lulus, semua siswa dan orangtua harus bangga. Keberhasilan bukan terletak pada hasil akhir, tapi
bagaimana proses itu terjadi.
Bicara tentang proses, menyelesaikan pendidikan di SMU belum menjadi akhir dari proses itu sendiri. Masih banyak rangkaian
kejadian yang akan dan harus dihadapi kedepannya. Bagi yang meneruskan ke perguruan tinggi maka akan menemukan kejadian
dan kenyataan baru dalam proses kehidupannya dan akan semakin menyadari bahwa proses kelulusan SMU hanya akan menjadi
noktah kecil dalam perjalanan hidupnya. Begitu seterusnya, selesai kuliah kita akan disibukkan dengan kewajiban untuk mandiri,
terbebas dari APBOT (Anggaran Pendapatan dan Belanja Orang Tua). Artinya kita harus bekerja. Punya penghasilan sendiri
untuk menjadi sandaran menyusun proses selanjutnya, apakah akan menikah dulu, melanjutkan sekolah lagi, membeli kendaraan
dll. Jadi sekali lagi janganlah memandang kelulusan SMU ini sebagai hasil akhir. Kalau tidak lulus maka semua perjuangan
selesai. Bukan! Ada samudera kehidupan yang maha luas dengan segala pilihan dan rintangan yang masih harus dijalani dan
dihadapi.

Salah satu kebingungan orangtua dan siswa yang baru lulus SMU adalah kemana akan melanjutkan pendidikan selanjutnya.
Ratusan perguruan tinggi berlomba-lomba menjaring mahasiswa baru setiap tahunnya dengan menawarkan beragam fakultas dan
program studi yang mereka miliki. Mulai dari Universitas negeri ternama berkaliber dunia sampai perguruan tinggi swasta yang
kampusnya menumpang di sekolah Taman Kanak-kanak siap menampung para lulusan SMU. Ekonomi, teknik, sosial, sastra,
keguruan, kesehatan dll. beberapa fakultas yang umum terdapat di perguruan tinggi.

Untuk Fakultas atau jurusan ilmu kesehatan sendiri yang sudah sangat familiar di telinga masyarakat indonesia adalah
kedokteran, keperawatan, kebidanan, apoteker dan kesehatan masyarakat. Padahal masih banyak program studi ilmu kesehatan
lainnya seperti keperawatan gigi, kesehatan lingkungan, analis kesehatan, penata rontgen, refraksionis, audiologis, asisten
apoteker, fisioterapi, okupasi terapi, terapi wicara, ortotik prostetik dll.

Fisioterapi merupakan profesi di bidang kesehatan. Menempuh pendidikan resmi selama 3 tahun untuk Diploma Fisioterapi dan 4
tahun (atau lebih) untuk gelar sarjana sains terapan Fisioterapi. Seseorang yang lulus dari akademi/fakultas fisioterapi akan
menyandang gelar profesi Fisioterapis dan mempunyai kewenangan untuk melakukan aktifitas atau pekerjaan di bidang
Fisioterapi.

Kenapa Tuhan menciptakan Fisioterapis? Atau bahasa lainnya : Apa sih pekerjaan Fisioterapis?

Sesuai dengan KepmenKes No. 1363 tahun 2001 :

“ Fisioterapi adalah bentuk pelayanan kesehatan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan,
memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara
manual, peningkatan gerak, peralatan (fisik, elektroterapeutis dan mekanis), pelatihan fungsi, komunikasi.”
Jadi kalau ada yang bilang/mengidentikkan Fisioterapi dengan tukang pijit –>IT’S TOTALLY WRONG!!!
Fisioterapi mempunyai ruang lingkup
pekerjaan yang luas, mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif. Tidak ada batasan usia dan jenis kelamin yang dapat
ditangani oleh Fisioterapi. Jadi nantinya pekerjaan Fisioterapis tidak hanya di rumah sakit saja. Fisioterapis juga bisa menjadi
seorang fitness instruktur yang handal, Fisioterapis bisa menjadi dosen atau tenaga pengajar, Fisioterapis bisa bekerja di spa atau
wellness center, Fisioterapis menjadi bagian tak terpisahkan dari sebuah tim olahraga, klinik tumbuh kembang, sekolah
kebutuhan khusus dan Fisioterapi juga dapat melakukan praktek mandiri.
Berikut adalah beberapa institusi pendidikan Fisioterapi di Indonesia :

 Fakultas Fisioterapi Univ. Indonusa Esa Unggul -> Jl. Terusan Arjuna Tol Tomang Kebun Jeruk Jakarta Barat Telp.
021-5674223
 Akademi Fisioterapi Poltekkes Surakarta -> Jl. Letjen Sutoyo Mojosongo Surakarta Telp. 0271-856929.
 Akademi Fisioterapi Poltekkes Makassar -> Jl.Wijaya Kusuma Raya No 46 Kompleks Kesehatan Banta-Bantaeng. Telp.
0411-853289.
 Akademi Fisioterapi UPN Veteran Jakarta -> Jl. RS. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan Telp. 7656971
 Akademi Fisioterapi Yayasan Siti Hajar Medan -> Jl.Letjend.Jamin Ginting No.2 Medan Telp.061-8213187
Tambahan dr Sumber lain:

Banyak orang yang masih suka bingung, Fisioterapi itu apaan yak? Sama! Awalnya gue juga bingung kok sama jurusan gue
sendiri hahaha. Ighfirlii yaa Rabb. Sebagian besar temen-temen aku di kelas bisa dibilang adalah mahasiswa-mahasiswa 'salah
jurusan'. Firstly ya, awalnya ngerasa salah masuk karna yaaa hampir semua mahasiswa Fisio itu masuk ke jurusan ini karna
nggak lolos di pilihan utama. Istilah jlebnya sih kepaksa atau kecebur gitu. Contoh, banyak yang pilihan utamanya FK atau FKG,
FKM, Psikologi, dan pilihan lainnya. Kayak aku misalnya, mau masuk Gizi tapi diterima di Agro UNPAD. Trus beberapa hari
kemudian lolos juga di SIMAK UI. Berharap lolos di Gizi (juga) tapi ternyata diterima di Fisioterapi dan akhirnya beneran milih di
Fisioterapi UI. Ngga papa ya guys, namanya juga udah jalan takdir, masuk Fisioterapi juga Alhamdulillah banget loh. InsyaAllah
nanti banyak manfaatnya buat orang lain. Yaa walopun materi kuliahnya hampir-hampir bikin stres. Secara, kita cuma beda-
beda tipis belajarnya sama anak Kedokteran reguler. Ya gitu.

Sebelumnya, perkenalkan. Aku Salma, Mahasiswi Vokasi Kedokteran UI 2012, Prodi Fisioterapi. Mahasiswi tingkat 2 nih,
semester depan udah megang pasien beneran alias magang di Rumah Sakit, hehe. Salam kenal buat blogwalker yang kepo sama
dunia Fisioterapi, semoga postingan ini sedikit bermanfaat :>

1. Tentang Fisioterapi Universitas Indonesia.


Disini, Fisioterapi adalah cabang ilmu kedokteran. Untuk Universitas Indonesia, dulunya Fisioterapi itu masih gabung sama FK
UI. Jadi prodi ini dulu namanya D3 Rehabilitasi Medik Fakultas Kedokteran. Mulai tahun 2010, D3 Rehab Medik berubah nama
jadi Vokasi Kedokteran Fisioterapi dan gedung kuliahnya pindah ke Depok dari yang awalnya bertempat di FK Salemba. Misah
sama FK UI tapi sebagian besar pengajarnya adalah dokter-dokter Rehab Medik yang kerja di FKUI atau RSCM. Walopun Fisio
salah satu program studi dari FK, tapi lulusan Fisio nggak bisa dibilang dokter. Etapi kalo diluar negeri disebutnya Dokter Terapi
Fisik sih, hehe. (Nanti juga sama pasien bakal sering dipanggil 'dok!' kok x))

Persamaannya, Dokter dengan Fisioterapis sama-sama tenaga medis. Nanti Fisioterapi bakal jadi satu tim sama Dokter Rehab
Medik di Departemen Rehabilitasi Medik (kalo kerja di rumah sakit umum). Tapi Fisioterapis juga bisa buka klinik sendiri kok,
mandiri tanpa dokter. Nah bedanya, ada kompetensi dokter yang nggak dimiliki fisioterapis, dan sebaliknya, ada juga
kompetensi fisioterapis yang nggak bisa dilakukan sama para dokter.

2. Bedanya Dokter sama Fisioterapi


Secara ilmu mungkin dokter lebih banyak materinya, karna fisioterapi nggak belajar anatomi lebih mendalam, nggak belajar
farmasi atau obat-obatan untuk ngasih resep ke pasien, dan nggak belajar bedah. Tapi secara keseluruhan, fisioterapi
mempelajari materi yang hampir sama dengan yang anak kedokteran pelajari. Kita juga belajar anatomi, belajar biokimia,
belajar biologi kedokteran, belajar ilmu kesehatan, belajar patologi dan patofisiologi. Sebenernya sih kita bisa aja jadi 'dokter',
maksudnya mau punya ilmu kayak dokter mah silahkan aja, harus malah buat nambah wawasan intelektualitas medis kita.
Caranya? Belajar limu-ilmu anak kedokteran diluar kelas, alias banyak baca buku atau jurnal medis. But remember once friends,
karna Fisioterapi ini masuk jenjang D3, jadi kita lebih banyak praktikum dibanding teori. 60:40. So, mahasiswa Fisioterapi
dibiasakan buat lebih banyak keterampilannya, selain teori yang harus oke.

3. Trus, apa sih artinya Fisioterapi?


Fisioterapi, atau Physical Therapy di bahasa Internasional. Dari kosakata sendiri artinya adalah terapi fisik. Jadi, fisioterapi itu
adalah upaya pelayanan kesehatan profesional yang bertujuan untuk mengoptimalkan kapasitas fisik dan fungsional manusia
sepanjang daur kehidupan dengan berbagai macam cara. Intinya nihhh, fisioterapi itu tugasnya bukan cuma bantu nyembuhin
pasien yang punya gangguan disfungsi gerak, tapi juga meningkatkan dan mencegah pasien sehat menjadi sakit. Di dunia medis,
ada 4 hal yang harus dilakukan para tenaga medis: Promotif (Meningkatkan), Preventif (Mencegah), Kuratif (Mengobati), dan
Rehabilitatif (Mengembalikan Fungsi). Jadi kita bukan cuma ngobatin pasien, tapi juga mencegah jangan sampe pasien sehat
jadi sakit, jangan sampe pasien yang udah sakit makin parah, dan jangan sampe yang udah parah jadi handicap atau cacat. Dan
intervensi yang Fisio kasih bukan cuma senam, massage atau pijit, tapi lebih inti adalah ke terapi latihan untuk mengoptimalkan
fungsi gerak pasien.

Terapi latihan? Apa lagi tuh?

Terapi latihan itu ya terapi untuk mengoptimalkan dan menguatkan kemampuan fungsi gerak. Caranya dengan banyak metode,
tergantung kondisi pasien & kebutuhan terapi. Nanti selain terapi latihan, kita juga ngasih terapi modalitas dari sekian banyak
program terapi kita ke pasien. Alat-alat yang digunakan buat terapi lumayan banyak. Ada pemanasan, cryotherapy (atau terapi
es), hydrotherapy, TENS, Ultrasound, Infrared, Microwave & Shortwave Diathermy, dan lainnya. Tapi etapi, kalo di luar negeri
(kata dosen-dosen), modalitas/alat-alat terapi udah ditinggalin karna nggak banyak berpengaruh buat kesembuhan pasien.
Untuk membantu proses, okelah. Tapi buat memaksimalkan hasil tindakan, lebih banyak terapi latihan yang dipake.

4. Fisioterapi belajar apa aja?


Jadii kami-kami, calon Fisioterapis dididik buat menjadi terapis handal & profesional yang harus menjadi sahabat pasien selama
masa treatment. Biasanya, kasus-kasus yang ditanganin sama Fisioterapi itu segala macam penyakit yang berhubungan dengan
3 hal: Otot, Tulang, dan Sendi. Karna otot diinervasi oleh saraf, maka penyakit yang kena ke saraf juga jadi garapan Fisioterapi.
So... Yang utama disini adalah belajar anatomi, fisiologi sama kinesiologi, sebab tiga hal itu yang paaaaaling basic buat lanjut ke
materi-materi selanjutnya. Yang bikin berat sih sebenernya belajar anatomi. Harus ngafal banyak otot plus letak origo-
insersionya, sendinya, saraf-sarafnya, ligamennya, ada gerakan apa di sendi-sendi, dan otot apa yang jadi penggerak utama dari
gerakan-gerakan di tiap sendi. Pusing ya? Sama gue juga pusing :')

Kalo fisiologi, kita belajar tentang struktur organ dan fungsi-fungsi sistem organ di anatomi tubuh. Fisiologi jantung, sistem
peredaran darah, sistem endokrin, wah semua sistem fisiologi deh pokonya kita pelajarin.

Sedangkan kinesiologi, kita belajar tentang prinsip gerak tubuh. Dari mulai tipe tulang dan tipe sendi, otot, arah gerakan, dan
semua-semuanya. Disini kita jadi tau bahwa ternyata tubuh kita bergerak itu nggak asal gerak. Ada arahnya, ada batasannya.
Misal, kalo kita ngangkat beban berlebih, kalo posisi kita salah, bisa nyebabin banyak kecelakaan kecil di sendi atau otot. Sama
kayak pemain bola atau atlit-atlit olahraga yang sering kena cedera. Biasanya karna overstretch, atau injury saat main atau
latihan. Nah di fisioterapi, kita belajar menganalisis tentang hal-hal yang bisa terjadi sama otot, tulang atau sendi-sendi badan
kita. SERU. Serius deh, nggak bakal nyesel masuk ke jurusan ini karna ilmunya manfaat banget. Bukan cuma buat pasien kita
nanti tapi juga buat diri kita sendiri. Kalo kita udah ngerti, kan kita bisa kasih edukasi ke keluarga kita atau temen-temen kita.

Tapi selain berpusing-pusing sama tiga materi kuliah diatas, Fisioterapi juga belajar banyak diluar materi ke-Fisioterapi-an.
Agama, Ilmu Sejarah & Sosial Budaya, Medical English, Kewarganegaraan, Ilmu Kesehatan, Pertolongan Pertama &
Kegawatdaruratan, Statistik & Epidemiologi Kedokteran, dan masih banyak lainnya. Yang pasti, dosennya kece-kece punya kok.
HAHA.

5. Praktikumnya kayak gimana?


Kalo praktikum, kita punya praktikum anatomi, kinesiologi, terapi latihan, terapi modalitas, terapi manipulasi, dan praktikum
dari tiap spesialisasi Fisioterapi. Praktikumnya kalo buat yang anatomi, yaaa biasalah ya. Kalo buat terapi, biasanya kita
latihannya gantian sama temen. Yang satu jadi terapis, nanti kita jadi pasien. Abis itu gantian deh kita jadi terapis, temen kita
jadi pasien. Kalo salah, dikoreksi langsung sama dosennya. Dosennya jago-jago banget! Pokoknya nggak nyesel deh kalo ampe
kecebur di Fisioterapi :3

6. Spesialisasi Fisioterapi ada apa aja?


Hehe, sebenernya ngga bisa dibilang spesialisasi juga sih. Maksudnya, Fisioterapi itu dibagi lagi 4 cabang berdasarkan ruang
lingkup permasalahannya. Ada Fisioterapi A (FT A), yaitu Fisioterapi Pediatri. FT A ini ngurusin kasus yang berkaitan dengan
anak-anak, THT, obsgyn, sama geriatri (lansia). FT B, itu Fisioterapi Muskuloskeletal atau bidang Fisio yang nanganin kasus-kasus
yang berkaitan sama otot dan tulang. Misal, luka bakar, cedera jaringan lunak, fraktur/patah tulang, radang sendi, dan kawan-
kawan. FT C atau Fisioterapi Neuromuskular, nah yang ini spesial buat kasus-kasus abnormalitas kondisi otot yang berhubungan
sama saraf. Misal, cedera kepala, stroke, vertigo, dan lainnya. Terakhir, ada FT D atau Fisioterapi Kardiopulmonal yang
bertanggungjawab buat kasus paru-paru dan jantung.

Pengetahuan dan keterampilan dari keempat lahan fisioterapi kesemuanya itu harus dikuasai sama fisioterapis. Sebab, walopun
nanti misalnya aku jadi ahli FT Pediatri, tapi aku juga harus bisa nanganin pasien fisioterapi di bidang lainnya. Disini nih enaknya
Fisioterapi, bisa jadi 'dokter' di hampir semua spesialisasinya dokter spesialis xD

Tapi kalo aku kayaknya emang pengen di FT A aja, atau FT B biar bisa kerja jadi terapisnya pemain bola *nahlo* FT A, soalnya
bisa deket sama anak-anak walopun nanti bakal banyak ketemu sama anak-anak yang punya keterbatasan fisik. Pasien-pasien
FT A biasanya anak-anak dengan Down Syndrome yang emang punya gejala keterbelakangan mental karna kognisinya buruk,
atau ketemu anak dengan Cerebral Palsy. CP itu anak-anak yang lahir dengan tonus otot yang tinggi. Selama belajar di Fisio, jadi
banyak bersyukur karna Allah itu Rabb kita yang Super Baik. Kita dikasih nikmat bebas bergerak tanpa kesulitan. Sedangkan
orang-orang yang dikasih ujian berupa keterbatasan fisik, yang entah dari lahir atau karna kecelakaan, buat ngapa-ngapain aja
susah. Anak CP itu kalo mau bergerak butuh tenaga ekstra loh, harus nahan nyeri juga karna posisinya yang 'meringkel' di jari-
jari tangan sama tungkainya :'
Berbekal dari sinilah, aku jadi punya motivasi lebih buat maju terus (setelah sempet ngerasa pengen pindah jurusan karna
ngerasa susah :<), ya karna pengen ngebantu pasien-pasien ini supaya punya kehidupan yang lebih baik. Semoga kelak ilmu-
ilmu di Fisioterapi ini bisa bermanfaat untuk dunia ya. Aamiin.

7. Prospek Kerja?
Wah prospek kerja Fisioterapi itu luaaaas banget. Selain bisa langsung kerja di Rumah Sakit atau Klinik, Fisioterapis juga bisa
kerja di Salon Kecantikan dan Kesehatan, di Pusat Kebugaran, Gym, bahkan jadi Fisioterapis di Timnas atau Klub-klub Sepakbola
dan Olahraga. Jadi dosen juga bisa. Dan, Fisioterapi itu nggak cuma kerja di dalem ruangan praktek tapi juga bisa homevisit ke
rumah pasien. Lebih enak. Fee-nya juga lumayan buat nambah penghasilan, hihi. Terjamin inshaAllah! Dan, kalo di luar negeri
itu Fisioterapi sangat dihargai & diperlukan keberadaannya di dunia kesehatan sama olahraga. Coba itu CR7 atau si Luis Suarez
kalo cedera kan yang berperan penting buat masa penyembuhannya pasti fisioterapis. Di banyak health atau fitness center,
fisioterapis juga yang banyak disana. Tapi kalo di Indonesia, Fisioterapi masih kurang dikenal tapi di kota-kota besar perannya
mulai diperhitungkan. Semoga suatu saat juga bisa lebih diberdayakan lagi kayak di negara-negara lain. Aamiiin!

8. Untungnya masuk Fisioterapi?


Selain ilmu yang super super bermanfaat buat hidup pasien sehari-hari nanti, kita juga bisa jadi lebih aware sama kondisi fisik
kita. Kalo kita lagi keseleo atau otot kita spasme atau tegang, kita bisa ngasih tindakan buat diri kita sendiri. Buat teknik
massage atau pijit, bisa kita aplikasikan langsung ke orang tua kita. Bahwaa ternyata even mijit sekalipun, ada tekniknya. Ada
jenis-jenis massage untuk kondisi-kondisi yang berbeda. Kita juga jadi lebih peka sama cara dan pola jalan orang yang beda dari
biasanya. Kita diajarkan memakai otak untuk membuat diagnosa sesuai dengan clinical reasoning. Kita juga diajarin buat ngasih
pendekatan psikologi ke pasien. Nggak cuma ngurusin keluhan & penyakit pasien tapi kita juga mikirin sampe alat bantu dan
membantu membuat pasien lebih mandiri beraktivitas saat berada dirumah.

Bahkan kita juga jadi tau tentang bahaya ini dan itu, tentang kenapa kita harus nabung kesehatan buat diri kita di 10 sampe 30
tahun lagi dan cara-cara yang bisa kita lakuin buat ngejaga tubuh kita tetep sehat. Itu kita dapet dari sesi kuliah sama para
dosen. Kita juga jadi mikir bahwa kerja tubuh kita yang amazing ini adalah Maha Karya dari Sang Pencipta. Kita jadi banyak
merenung. "Oooh, ternyata gini maksudnya Allah nyiptain bentuk tempurung kepala, nyiptain bentuk panggul sedemikian rupa.
Bukan cuma asal bikin tapi mereka punya fungsinya masing-masing. Bahkan saraf-saraf yang jumlahnya miliaran di otak kita,
duh kalo dibikin komputer itu gedenya segaban-gaban tapi Allah bisa nyiptain chip di dalem kepala kita yang kecil ini dengan
kapasitas dan fungsinya yang luar biasa. AWESOME!"

9. Kalo mau lanjutin studi?


Bisa lanjut ke jenjang D4 atau S1 Fisioterapi, bisa juga ekstensi ke jurusan yang masih berkaitan sama dunia kesehatan. Atau
mau ke luar negeri? Bisaa bisa. Ada banyak universitas di luar negeri untuk Fisioterapi. Di Belanda, Australia, Taiwan, Eropa,
Amerika. Aku juga pengen banget bisa nambah ilmu di luar sana. Belajar dari banyak sumber yang hebat. Intinya, jangan nyerah
dan cepet puas. Belajar itu terus, terus dan terus sampe akhir hayat. *belajar dari para dosen yang masih fresh ilmunya
walopun udah beruban dan punya banyak cucu*

10. Intinyaaaaa....
Intinya, belajar Fisioterapi itu menyenangkan, seru, dan bermanfaat banget. Ngerasa stuck, stres, pengen berhenti sesekali itu
biasa dan wajar. Namanya juga jurusan kedokteran. Beraat haha. Pengennya cepet-cepet wisuda aja dan cepet-cepet kerja.
Disini kita juga punya banyak pengalaman. Observasi ke Rumah Sakit, latihan nanganin pasien sama temen sendiri, sampe
mikirin gimana nanti megang pasien beneran itu rasanya nano-nano. Deg-degan sih tapi perjalanannya menantang banget,
becoming interest in the end. Doakan semoga lancar yaaaaaaaaaaaaaaaa!

Buat yang tertarik masuk Fisioterapi UI, jangan ragu-ragu. Ragu diawal sih boleh, tapi mending lanjutin ampe abis. Sekian,
semoga bermanfaat! :>

Sincerely me,

Depok- May, 3 2014

Sedang terkantuk-kantuk merevisi proposal seminar Fisioterapi

BERSEMANGAT!

http://salmalosophy.blogspot.com/2014/05/fisioterapi-dalam-dunia-medis.html
Fisioterapi adalah suatu cara atau bentuk pengobatan untuk mengembalikan fungsi
suatu organ tubuh dengan memakai tenaga alam.Dalam fisioterapi tenaga alam yang
dipakai antara lain listrik,sinar,panas,dingin,massage dan latihan yang mana
penggunaannya disesuaikan dengan batas toleransi penderita sehingga didapatkan
efek pengobatan.[Krausen.1985]. Menurut Departemen Kesehatan Indonesia
Fisioterapi adalah suatu pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk individu dan atau
kelompok dalam upaya mengembangkan, memelihara, dan memulihkangerak dan
fungsi sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan modalitas fisik, agen fisik,
mekanis, gerak dan komunikasi.difinisi lain daripada fisioterapi adalah merupakan
ilmu yang menitik beratkan untuk menstabilkan atau memperbaiki gangguan fungsi
alat gerak/fungsi tubuh yang terganggu yang kemudian diikuti dengan proses/metode
terapi gerak.Istilah yang sinonim adalah Physical therapy,Physiotherapy,Terapi
Fisik,atau Kadang juga disebut pulih fisik.Pelayanan Fisioterapi relative aman dari
pengaruh yang dapat merugikan kesehatan karena tidak menggunakan obat-obatan
atau bahan kimia ,demikian pula penyinaran yang dilakukan fisioterapis bukanlah
penyinaran yang dapat merusak atau mematikan sel2 tubuh seperti yang banyak
dikwatirkan oleh sebagian masyarakat.melainkan sinar infra merah yang kita ketahui
terdapat pula pada sinar matahari.

Sifat Layanan Fisioterapi

Dalam menjalankan tugasnya fisioterapi bersifat mandiri,dependensi,ketergantungan


dan interdependensi/saling kertergantungan.

1.Mandiri

Pelayanan fisioterapi yang bersifat mandiri meliputi upaya peningkatan /preventif


/pencegahan /persuasive/seperti meningkatkan kebugaran dengan cara memberikan
latihan-latihan tertentu.sedangkan untuk upaya pencegahan diberiakn melaui deteksi
dini pada bayi yang baru lahir dan anak balita.

2.Dependensi[ketergantungan}

Pelayanan fisioterapi berupa kuratif spesialistik menerima rujukan dari dokter ahli
seperti,Ahli syaraf,bedah,internist,anak,kandungan.
3.Interdependesi

Pelayanan yang bersifat saling ketergantungan berupa pemulihan rehabilitasi yang


bekerja sama dengan dengan tenaga kesehatan lainnya .Misalnya Polio,Cerebral
Palsy.

http://herdinrusli.wordpress.com/2007/12/15/sekilas-tentang-fisioterapi/

Anda mungkin juga menyukai