Anda di halaman 1dari 20

KODE ETIK FISIOTERAPI

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN


(KEPMENKES) 1363 PASAL 12
Fisioterapis dalam melaksanakan praktek
berwewenang untuk melakukan :
a.  Asesment Fisioterapi. 
b.  Diagnosa Fisioterapi
c.  Intervensi fisioterapi
d.  Evaluasi/re-evaluasi/re-assesment
PENGERTIAN KODE ETIK

 Kode Etik  diartikan sebagai pola aturan, tata cara, tanda,


pedoman etis dalam melakukan suatu kegiatan atau
pekerjaan. Kode etik merupakan pola aturan atau tata cara
sebagai pedoman berperilaku.
 Kode etik profesi merupakan norma yang telah ditetapkan
dan diterima oleh kelompok profesi dan untuk mengarahkan
atau bagaiman “seharusnya” berbuat dan sekaligus menjamin
kualitas moral profesi yang bersangkutan di mata masyarakat
untuk memperoleh tanggapan yang positif
KODE ETIK PROFESI

Kode etik profesi adalah suatu tatanan etika yang


telah disepakati oleh suatu kelompok masyarakat
tertentu. Kode etik umumnya termasuk dalam norma
sosial, namun bila ada kode etik yang memiliki
sanksi yang agak berat, maka masuk dalam kategori
norma hukum.
KODE ETIK PROFESI

Secara garis besar kode etik profesi mencakup butir-butir


pokok sebagi berikut :
1.      Kode perilaku,
2.      Kode moral,
3.      Menjunjung tinggi standar moral,
4.      Memiliki kejujuran yang tinggi,
5.      Mengatur etis nama yang boleh diperbuat dan tidak boleh
diperbuat oleh professional.
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA

 Kode etik profesi fisioterapi disusun untuk memberikan


standar umum kepada semua anggota profesi fisioterapi.
Kode etik profesi dapat ditinjau kembali sesuai dengan
kondisi dan tututan keadaan. Bertujuan untuk memelihara
martabat dan integritas profesi fisioterapi.
 Keputusan    IFI   nomor : Kep/100/VIII/2001/IFI tentang
Kode Etik Fisioterapi Indonesia.
KODE ETIK FISIOTERAPI INDONESIA

Demikian juga sikap dan perilaku profesional maka fisioterapi


dalam memberikan pelayanan hendaknya :
1. Menghargai hak dan martabat individu,
2. Tidak bersikap diskriminasi dalam memberikan pelayanan
kepada siapapun yang membutuhkan.
3. Memberikan pelayanan profesional yang jujur, berkompeten dan
bertanggungjawab.
4. Mengakui batasan dan kewenangan profesi dan hanya
memberikan pelayanan dalam lingkup profesi fisioterapi.
5. Menjaga rahasia pasien/klein yang dipercayakan kepadanya
kecuali untuk kepentingan pengadilan/hukum.
6. Selalu memelihara standar kompetnsi profesi fisioterapi dan
selalu meningkatlan pengatahuan/ketrampilan.
7. Memberikan kontribusi dalam perencanaan dan pengembangan
pelayanan untuk meningkatkan derajat kesehatan individu dan
masyarakat.
KODE ETIK I
YAITU MENGHARGAI HAK DAN MARTABAT SETIAP
INDIVIDU,
a. Hak Pasien/Klien
1. Pasien berhak atas pelayanan yang sebaik mungkin.
2. Pasien berhak atas perlindungan terhadap pelayanan yang tidak sesuai
dan hanya menerima pelayanan yang bermanfaat.
3. Pasien berhak atas pelayanan fisioterapi yang menghargai privasi dan
martabatnya.
4. Pasien atau kuasa hukum berhak atas informasi yang cukup tentang
assesment, pilihan terapi/tindakan dan resiko yang dapat ditimbulkan.
5. Pasien berhak atas pemanfaatan sumber daya yang tersedia untuk
yang terbaik dalam pemeliharaan kesehatannya, sehingga bila di pandang
perlu fisioterapis dapat merujuk kepada pihak lain/profesi lain yang lebih
berkompeten.
6. Pasien berhak menentukan dan membuat keputusan sendiri dalam hal:
a. Memilih pelayanan fisioterapi atau alternatif lain
b. Menghentikan dan menerima ketidakmampuannya walaupun mungkin
tindakan  fisioterapi dapat meningkatkan keadaanya.
KODE ETIK I

b. Hak-Hak Fisioterapi
1. Fisioterapi berhak atas kemandirian profesi dan otonomi
2. Fisioterapi berhak atas rasa bebas dari ancaman terhadap
kehormatan, reputasi dan kompetensi serta hak untuk
mendapatkan perlindungan dan kesempatan untuk membela
diri terhadap gugatan sesuai keadilan.
3. Fisioterapi berhak untuk bekerja sama dengan teman
sejawat
4. Fisioterapi berhak menolak melakukan intervensi apabila
dipandang bukan merupakan cara yang terbaik bagi
pasien/klein.
5. Fisioterapi berhak atas jasa yang layak dari pelayanan
profesionalnya.
KODE ETIK I

c. Hak-Hak Profesi Organisasi Ikatan Fisiterapi Indonesia (IFI)

1. Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas loyalitas anggota dan


memberikan perlindungan dari pelecehan akibat pelayanan yang
inkopeten, ilegal dan bertentangan dengan kode etik profesi
2. Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas nama baik dan
menolak pelecehan dari siapapun.
3. Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas pengajaran
fisioterapi yang berkualitas, kompeten dan berpengalaman
dibidangnya.
4. Ikatan Fisioterapi Indonesia berhak atas praktek fisioterapi
yang profesisonal dan menolak diajarkan secara semena-mena
kepada individu atau kelompok lain.
KODE ETIK II
M E M BA N T U SI A PA S A JA Y A N G M E M BU T UH KA N P E LA Y A N A N
PRO F E SI O N A L N Y A T A N P A D I SKR I M I N A SI

 1.      Fisioterapi mempunyai kewajiban moral untuk


memberikan pelayanan kepada yang membutuhkan tanpa
membedakan umur, jenis kelamin, suku/ras, kondisi,
agama/kepercayaan, polotik dan status ekonomi. Dalam
keadaan diluar karena alasan apapun maka fisioterapis akan
merujuk kepada tenaga/profesi lain yang memadai.
 2.      Fisioterapi harus selalu mempertimbangkan
konsekuensi dari keputusan yang dipilih bagi individu dan
masyarakat.
 3.      Fisioterapi dituntut untuk menghargai adat
istiadat/kebiasaan dari pasien/klein dalam memberi
pelayanan.
 4.      Fisioterapi berkewajiban untuk berkarya mendukung
kebijakan pelayanan kesehatan
KODE ETIK III
ME M BE R I KA N PE L A Y A N A N P RO F E SI O N A L Y A N G J UJ U R,
K OM PE T E N DA N BE RT A N GU N G JA W A B .

 a.       Tanggung Jawab Fisioterapi


 1.      Fisioterapi mengemban tugas dan tanggung jawab yang
dipercayakan kepadanya dan memanfaatkan ketrampilan dan
keahlian secara efektif untuk kepentingan individu dan
masyarakat.
 2.      Fisioterapi dimanapun dia berada hendaknya selalu
meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
dilingkungannya.
 3.      Fisioterapi harus menjamin bahwa pelayanan yang
diberikan, jenis, dosis, struktur organisasi dan alokasi sumber
daya dirancang untuk pelayanan yang berkualitas sesuai
dengan tuntutan kebutuhan individu, masyarakat, kolega, dan
profesi lain.
 4.      Fisioterapi hendaknya selalu mencari, memberi dan
menerima informasi agar dapat meningkatkan pelayanan.
 5.      Fisioterapi harus menghindari praktek ilegal yang bertentangan
dengan kode etik profesi.
 6.      Fisioterapi harus mencantumkan gelar secara benar untuk
mengambarkan status profesinya.
 7.      Fisioterapi wajib memberikan informasi yang benar kepada
masyarakat dan profesi kesehatan lainnya tentang fisioterapi dan
profesi kesehatan lainnya tentang fisioterapi dan pelayanan
profesionalnya sehingga mereka menjadi tahu dan mau
menggunkannya.
 8.      Fisioterapi dalam menentukan tarif pelayanan harus masuk akal
dan tidak memanfaatkan profesi untuk semata-mata mencari
keuntungan.
 9.      Jasa profesisional yang diterima fisioterapi harus diadaptkan
dengan cara yang jujur.
 10.  Fisioterapi dalam memanfaatkan teknologi berdasarkan
efektivitas dan efisiensi demi peningkatan kualitas pelayanan
kesehatan individu dan masyarakat.
KODE ETIK III

b.      Tanggung Jawab Organisasi Profesi


 1.      Ikatan Fisioterapi Indonesia menjamin pelayanan yang diberikan
secara jujur, komplit dan berdasarkan pada penelitian dan informasi
yang aktual dalam rangka ikut meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
 2.      Ikatan Fisioterapi Indonesia membuat dan memantau pelaksanaan
standar profesi dalam praktek dalam praktek profesional.
 3.      Ikatan Fisioterapi Indonesia akan secara aktif mempromosikan
profesi fisioterapi kepada masyarakat secara jujur.
 4.      Ikatan Fisioterapi Indonesia akan mengatur sumber daya yang ada
secara efektif, efisien dan bertanggungjawab.
 5.      Ikatan Fisioterapi Indonesia memberikan dukungan kepada
anggotanya untuk mendapatkan informasi pendidikan, program dan
kebijakan organsasi.
 6.      Ikatan Fisioterapi Indonesia memperjuangakan agar anggotanya
mendapatkan penghasilan yang wajar.
 7.      Ikatan Fisioterapi Indonesia bertanggungjawab kepada anggotanya.
KODE ETIK IV
MENGAKUI BATAS DAN KEWENANGAN PROFESI DAN HANYA
MEMBERIKAN PELAYANAAN DALAM LINGKUP PROFESI FISIOTERAPI

 1.      Fisioterapi memberikan pelayanan dan tindakan sesuai dengan


pengetahuam dan ketrampilan yang dapat dipertanggungjawabkan.
 2.      Fisioterapi tidak akan melakukan aktifitas profesi yang dapat
merugikan pasie/klein, kolega atau masyarakat.
 3.      Fisioterapi hendaknya selalu mensejahterakan pelayanannya dengan
standar pelayanan praktek fisioterapi.
 4.      Fisioterapi dalam mengambil keputusan beradasarakan kepada
pengetahuan dan kehati-hatian.
 5.      Fisioterapi berkewajiban menyumbangkan gagasan, pengetahuan dan
ketrampilan untuk kemajuan profesi dan organisasi.
 6.      - Apabila fisioterapi memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang
kurang memadai untuk mengatasi tertentu harus : Meminta petunjuk dan
saran kepada yang lebih berpengalaman pada kondisi yang tepat dan
Merujuk pasien/klein kepada profesi atau lembaga lain yang tepat.
-Apabila fisioterapi menerima pasien/kelin yang dirujuk kepadanya untuk
konsultasi maka dia tidak melakukan intervensi atau mengkonsulkan
kepada profesi atau profesi lain tanpa persetujuan pasien/klein yang
merujuk.
KODE ETIK V
M E N J A G A RA HA SI A I N D I V I D U Y A N G D A P A T D I P E RC A Y A KA N
KE P A D A N Y A

 1.       Informasi tentang pasien/klein dilarang untuk diberikan


kepada orang atau pihak lain yang tidak berkepentingan tanpa
persetujuan pasien/ klein/ kuasa hukumnya.
 2.      Pencatatan informasi selama proyek penelitian hendaknya
tidak mencantumkan identitas pasien, kecuali ada pesetujuan dari
yang bersangkutan.
 3.      Informasi dapat diberikan apabila mempunyai kekuatan hukum
atau bila dperlukan untuk keselamatan seseorang atau masyarakat.
 4.      Privasi pasien/klein harus tetap terjaga selama wawancara.
 5.      Komputer atau cacatan harus terlindung dari pihak yang tidak
berkepentingan.
 6.      Fisioterapi yang mampu terhadap informasi rahasia kolega/
pasien/ klein hanya akan membuka informasi bilamana sangat
membutuhkan.
 7.      Informasi rahasia diberikan hendaknya tidak tercacat
permanen tanpa persetujuan individu.
KODE ETIK VI
SE L A L U M E M E LI HA R A ST A N DA R P R OF E SI D A N
M E N I N G KA T A K A N P E N GE T A HU A N D A N KE T RA M P I L A N

 Tanggung Jawab Fisioterapi


 1.      Fisioterapi bertanggung jawab untuk memberikan pelayanan
terkini.
 2.      Fisioterapi secara terus menerus meningkatkan pengetahuan
dan ketrampilan profesi melalui literatur dan pendidikan.
 3.      Fisioterapi beratanggungjawab menggunkan tehnik yang
mereka kuasai oleh karena itu hendaknya :
a. Mendelegasikan kepada fisioterapis yang kualifait.
b. Memberikan instruksi yang jelas kepada pasien/klein, keluarga,
asisten dan pihak lain apabila dipandang perlu.
 4.      Fisioterapi sebgai pemilik harus memastikan bahwa karyawan
mampu untuk menerima tanggungjawabnya.
 5.      Fisioterapi sebagai pemilik hendaknya memberikan kepada
karyawan untuk berkembang menjadi fisioterapi.Fisioterapi dalam
melakukan penelitian harus mengikuti kebijakan yang ditetapkan
oleh Ikatan Fisioterapi Indonesia
KODE ETIK VI

  Tanggung Jawab Ikatan Fisioterapi Indonesia.


 1.      Ikatan Fisioetarapi Indonesia hendaknya
menyelenggarakan pedidikan yang berkelanjutan untuk
meningkatakan pengetahuan dan ketrampilan profesional.
 2.      Ikatan Fisioetarapi Indonesia menjamin agar kode etik
di jalankan oleh setiap profesi
KODE ETIK VII
MEMBERIKAN KONTRIBUSI DALAM PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN
PELAYANAN UNTUK MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN INDIVIDU DAN
MASYARAKAT

 1.       Fisioterapi mempunyai tugas dan kewajiban untuk bekerja


sama dengan profesi lain dalam perencanaan dan pengelolaan
agar mampu memberikan pelayanan yang optimal bagi
kesehatan individu dan masyarakat.
 2.      Fisioterapi hendaknya menyesuaikan diri dengan
profesionalisme dan melengkapi diri dengan ketrampilan yang
memadai untuk perencanaan dan pengelolaan dalm situasi
tertentu yang dihadapinya, sehingga sadar akan keberadaan
pelayanannya dalam konteks sosial dan ekonomi secara
menyeluruh.
 3.      Fisioterapi mempunyai hak dan kewajiban untuk
melakukan dan medukung penelitian untuk perencanaan dan
pengetahuan.
 4.      Fisioterapi memberikan dorongan dan dukungan kepada
sejawat dalam menyusun perencanaan pelayanan strategis
pengembangan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai