Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

HUKUM FORMAL

NAMA : ABDURRAHMAN WAHID


NIM : 18114010002
PRODI : D3 Fisioterapi

TAHUN AJARAN 2019/2020


STIKes NGUDIA HUSADA MADURA
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
D.Bahasan Masalah
E.Metode Penulisan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Sumber Hukum Dan Macam-Macam Sumber Hukum
B. Pengertian Sumber Hukum Menurut Para Ahli
C. Pengertian Sumber Hukum Menurut Para Ahli
D. Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
BAB I

PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
yang besifat memakasa,yakni aturan-aturan yang kalau dilaggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata.Pendapat ahli hukum sering disebut juga sebagai doktrin.Dalam Bahasa latin
,doctrina atau doctrine,berarti”ajaran,ilmu”.Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dikenal
dalam bentuknya.karena bentuknya itulah sumber hukum formil diketahui dan ditaati sehingga hukum
berlaku umum. Sumber hukum materil Ialah tempat dimana hukum itu di ambil. Sumber hukum materiil
merupakan faktor yang membantu pembentuk hukum.selain itu bahwa Pengertian tertib hukum yaitu
tegaknya hukum, kebenaran, dan keadilan, berarti bahwa setiap pejabat, bahkan pemerintah dan
aparatur pemerinntahan sendiri harus tunduk kepada hukum yag berlaku, pelaksanan hukum harus
diabdikan untuk melindunngi kepentingan masyarakat,dan kepentingan rakyat banyak terhadap segala
betuk kesewenangan-wenangan. Dari tangan yang tak berbijak.

B.  Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari sumber hukum dan macam-macam sumber hukum?

2.    Apasajakah pengertian sumber hukum menurut para ahli?

3.    Apa pengertian sumber hukum formil dan materil?

4.    Bagaimana sumber tertib hukum Republik Indonesia?

C.  Tujuan Penulisan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari sumber hukum dan macam-macam sumber hukum.

2.    Untuk mengetahui apasajakah pengertian dri sumber hukum menurut para ahli.

3.    Unuk mengetahui apa pengertian sumber hokum formil dan materil.

4.    Untuk mengetahui apa sumber tertib hukum Republik Indonesia.

 D.  Batasan Masalah
Mengingat luasnya pembahasan masalah yang berkaitan dengan judul makalah ini,maka penulis
mmbaasi pembahasan ini sesuai degan yang terdapat dalam rumusan maslah.Adapun hal yang tidak
berhubungan dengan judul  makalah ini,penulis tidak meguraikan kedalam makalah ini.

E.     Metode Penulisan
Metode yan igunakan untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan,penulis menggunkan
metode studi  pustka (library research). Tidak  hanya itu,penulis juga mencari bahan dan sumber-sumber
dari  media masa elektronik yag berjangkauan internasional yaitu internet research.

BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Sumber Hukum dan Macam-macam Sumber Hukum
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
yang besifat memakasa, yakni aturan-aturan yang kalau dilaggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata.

Disamping itu pengertian sumber hukum dalam ilmu pengetahuan hukum dipergunkan dalam beberapa
pengertian oleh para ahli dan penulis Antara lain:

a.    Sumber hukum dalam pegertian sebagai”asalnya Hukum” ialah berupa keputusan penguasa yang


berenang untuk memberikan keputusan tersebut.

b.    Sumber Hukum dalam pengertian sebagai ”tempat” dikemukannya peratura-peraturan hukum yang


berlaku. Bentuknya berupa undang-unndang, kebiasaan traktat, yurisprudeni atau doktrin yang terdapat
pada UUD, ketetapan MPR, UU, Perpu, Peraturan pemerintah.

c.    Sumber hukum dalam pengertian sebagai ”hal-hal yang dapat atau seyogyanya mempengaruhi
kepada penguaasa didalam menentukan hukumnya. Misalnya keyaknan akan hukumnya”. Misalnya
keyakinn akan hukumnya, rasa keadilan, ataupun perasaan akan hukum.[1]

Istilah dari sumber dapat digunakan dalam berbagai arti, yaitu sumber hukum dalam arti sejarah, dalam
arti sosiologis, arti filosofi dan dalam arti formal. Keempat arti tersebut dapat diijelaskan sebagai
berikut:

1.    Sumber Hukum Dalam Arti Sejarah


Sumber hukum dalam arti sejarah adalah sumber dari mana pembentuk undang-undang memperoleh
bahan untuk membentuk undang-undang dilihat dari aspek sejarah.Contohnya,code civil Prancis
merupakan sumber hukum bagi burgerlijk wetboek (kitab undang-undanghukum perdata) Belanda.Hal
ini karena Prancis pernah menduduki belnda dan memberlakukan code civil,dimana ketika belanda

membentuk burgerlijk wetboek banyakbahan diambil arti code civil Prancis.Demikian pula, burgerlijk


wetboek Belanda merupakn sumber hukum bagi Burgerlijk Wetboek Hindia Belanda.
Sumber hukum dalam arti sejarah ini memiliki kaitan erat dengan penafsiran sejarah, khususnya
penafsiran sejarah hukum.

2.    Sumber Hukum Dalam Arti Sosiologis


Sumber hukum dalam arti sosiologis adalah faktor-faktor yang menentukn isi hukum positif, misalnya
keadaan-keadaan ekonomi, politik, pandangan agama, dan sebagainya yang mempengaruuhi
pembentuk undang-undang pada saat pembuatan peraturan.

3.    Sumber Hukum Dalam Arti Filosofi


Sumber hukum dalam arti filosofi, menurut L.J. VAN  Apeldoorn mempunyai dua arti yaitu:

a.    Dalam arti sumber unuk isi hukum yaitu sebagai ukuran untuk menguji hukum agar dapat
mengetahui sebagai sumber hukum dalam arti filosofi pancasila merupakan sumber hukum filosofi dari
segala hukum Negara. Pancasila sebagai ukuran untuk menguji hukum Negara dapat mengetahui adakah
“hukum (negara) yang baik”.

b.    Dalam arti sebagai sumber kekuatan mengikat dari hukum.

4.    Sumber Hukum Dalam Arti Formal


Sumber hukum dalam arti formal berarti format (wujud) dari mana kita dapat melihat isi hukum yang
berlaku.sebagai sumber hukum dalam arti formal dapat disebut seluas-luasnya mencangkup

a.    Undang-undang.

b.    Kebiasan(convensi).

c.    Traktat.

d.   Yurisprudensi.

e.    Pendapat para ahli hukum.

f.     Perjanjian

B.  Pengertian Sumber Hukum Menurut Para Ahli
Pengertian sumber hukum menurut para ahli adalah sebagai berikut:

1.    Istilah

Pendapat ahli hukum sering disebut juga sebagai doktrin. Dalam Bahasa


latin , doctrina atau doctrine, berarti ”ajaran, ilmu”. Oleh Oetarid sadino,dalam menterjemahkan buku
L.J Van Apeldoorn,digunakan istilah”ajaran hukum”.
2.    Doktrin Di zaman Romawi Dan Abad Pertengahan

Pada masa abad romawi,doktrin merupakan sumber hukum dalam arti formal terlihat dari salah satu
bagian corpus iuris civilis yang terdiri dari empat bagia,yaitu bagian
pertama Digestae atau Pandectae yang merupakan himunan tulisan-tulisan hukum para ahli hkum,yaitu
sebanyak tiga puluh sembilan ahli hukum,walaupun karya Ulpianus dan Paulus.Dengan dimasukan
sebagai salah satu bagian dari corpus iuris civilis maka tulisan-tulisan perorangan para ahli hukum
memiliki kekuatan mengikat sebagai undang-udang.

Dalam Zaman pertengahan dieropa, dikenal adanya pendapat umum para ahli hukum (communis
opinion doctorum). Di eropa, bahwa orang tidak boleh menyimppang dari pendapat umum para ahli
hukum tersebut.

3.    Doktrin Dalam Piagam Mahkamah Internasional

Dalam pasal 38ayat (1) piagam mahkamah internasional menentukan bahwa mengadili perkara-perkara
yang diajukan  kepadanya.

4.    Doktrin Dimasa Sekarang

Dimasa sekarang ini pendapat ahli hukum, doktrin atau ajaran hukum pada dasarnya bukan sumber
langsung dari hukum. Hakim tidak terikat dari doktrin, melainkan hakim dapat mengutip pendapat ahli
hukum untuk memperkuat pertimbangan hukumnya sendiri.[3]

Bagi ahli sejarah yang menjadi sumber hukum adalah:

a.    Undang-undang dan sistem hukum tertulis dari suatu masa, misalnya abad ke-18.

b.    Dokumen-dokumen, surat-surat dan keterangan-keterangan lain dari masa itu yang memungkinkan


untuk mengetahui hukum yang berlaku pada zaman itu.

Bagi ahli filsafat atau filsuf yang mejadi sumber hukum adalah:

a.    Apakah ukuran yang harus dipakai untuk menegakan keadilan?

b.    Apakah sebab orang menaati keadilan?

Kemudian bagi para ahli sosiologi dan antropologi budaya sumber hukum adalah:

Sumber hukum adalah masyarakat dengan segala lembaga sosial yang ada didalamnya.apa yang
dirasakan sebagai hukum oleh masyarakat dan karenanya diberi sanksi bagi yang melanggarnya oleh
penguasa masyarakat.

Sedangkan bagi ahli ekonomi  sumber hukum adalah:

Apa yang tampak dilapangan ekonomi. misalnya, sebelum pemerintah membuat peraturan yang
bertujuan untuk membatasi persaingan di lapangan perdagan,maka ahli ekonimi harus mengetahui
secara pasti hal-hal yang berhubungan dengan persaingan dilapangan perdagangan itu.
Selanjutnya bagi ahli agama sumber hukum adalah:

Bersandarkan pada kitab suci (Al-Qur’an, inzil, dzabur, dan taurat) serta dasar-dasar yang terkandung


dalam agamanya.

Berikutnya bagi ahli hukum sumber hukum adalah:

Persamaan hukum yang telah terulang dalam sesuatu bentuk yang menyebabkan berlaku dan ditaati
orang Bentuk ini bermacam-macam seperti undang-undang, kebiasan, adat, traktat, yurisprudensi, dan
pedapat para ahli hukum yang terkenal (doktrin).

C.  Pengertian Sumber Hukum Formil Dan Materil
1.    Sumber Hukum Formil

Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dikenal dalam bentuknya. karena bentuknya itulah
sumber hukum formil diketahui dan ditaati sehingga hukum berlaku umum. Selama belum mempunyai
bentuk, suatu hukum baru merupakan persamaan hukum dalam masyarakat atau baru merupakan cita-
cita hukum,oleh karnanya belum mempunyai kekuatan yang mengikat.

Sumber-sumber hukum formil meliputi:

a.    Undang-undang.

b.    Kebiasaan dan adat (convensi).

c.    Perjanjan antar Negara (Traktat).

d.   Keputusan-keputusan hakim (Yurisprudensi).

e.    Pendapat atau pandangan ahli hukum(doktrin).

a.    Undang-undang

Undang-undang ialah suatu peraturan Negara yang mempunyi kekuatan hukum yang mengikat dan
memaksa diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.Undang-undang disini mempunyai dua arti
yakni:

1)   Undang-undang dalam arti formal: ialah setiap keputusan pemerintah yang memerlukan undang-
undang karena cara pembutannya.Contohnya dibuat oleh pemerintah besama-sama dengan
parlemennya.

2)   Undang-undang dalam arti material:ialah setiap keputusan pemerintah yang menurut isiny mengikat
langsung setiap penduduk.

b.    Kebiasaan

Kebiasaan adalah perbutan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal sama,apabila
kebiasaan itu diterima dalam masyarakat,dan kebiasaan itu berulang sedemikian rupa, sehingga
tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka
dengan demikian maka timbulah satu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai
hukum.

c.    Keputusan hakim (Yurisprudensi)

Keputusan hakim yang berisikan suatu peraturan sendidiri berdasarkan wewenang yang diberikan  oleh
pasal 22 AB. Menjadilah dasar keputusan hakim untuk mengadili perkara yang serupa dn keputusan
hakim tersebut lalu menjadi sumber hukum bagi pengadilan. Jadi Yurisprudensial adalah keputusan
hakim terahulu yag sering diikuti dan dijadikan dasar keputusan oleh hakim mengenai masalah yang
sama.

d.   Traktat

Traktak adalah apabila dua orang megadakan kata sepakat tentng suatu hal, maka meraka mengadakan
perjanjian. akibat dari perjanjian inilah bahwa pihak-pihak yang bersangkutan terikat pada isi perjanjian
yang mereka adakan atau disebut dengan pasca sunt servenda yang berarti, bahwa perjanjian
mengikat pihak-pihak yang mengadan perjanjian yang harus ditaati dan ditepati,

e.    Pendapa Sarjana Hukum (doktrin)

Pendapat oleh sarjana hukum mempunyai kekuasaan dan berpengaruh dalam pengambilan keputusan
oleh hakim, terutama dalam hubungan internasional.

2.    Sumber Hukum Materil

Sumber hukum materil adalah sumber hukum yang menentukan isi hukum. Misalnya pancasila, sebagai
pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian menjadi filsafah Negara merupakan sumber hukum
dalam arti materil yang tidak saja menjiwai bahkan dilaksanakan oleh setiap peratura hukum. Pancasila
merupkan alat penguji untuk setiap peraturn hukum yang berlakuu, apakah bertentangan atau tidak
dengan pancasila, sehingga peratuaran hukum yang bertentangan dengan pancasila tidak boleh
diberlakukan.

Disamping itu sumber hukum materil dapat ditinjau dari berbagai sudut, misalnya dari sudut ekonimi,
sejarah, sosiologi, dan filsafat. Ahli ekonomi mengatakan bahwa kebutuhan ekonomi dalam masyarakat
itulah yang menyebabkan timbulnya hukum.

Pancasila sebagai sumber dari sumber hukum materil, karena:

a.    Pancasila merupakan isi dari sumber hukum.

b.    Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah Negara.

c.    Pancasila merupakan jiwa dari setiap peraturan yang dibuat, diberlakukan, segala sesuatu peraturan
perundang-undangan atau hukum apapun yang bertentangan dengan jiwa pancasila harus dicabut dan
dinyatakan tidak belaku.

Adapun pendapat lain mengenai sumber hukum materil ialah orang yang memelajari hukum sebagai
ilmu hukum positif yaitu hukum yang berlaku didalam masyarakat, masalah sumber hukum dalam arti
materil ini merupakan hal yang kurang bahkan tidak relevan pada usaha untuk memahami dan
menguasai hukum posittif, dengan perkataan lain orang yang mempelajari hukum persoalan sumber
hukum dalam arti materil merupakan persoalan yan”meta-yuridis” atau persoalan yang terleak diluar
hukum.

Sumber hukum materil ialah tempat dimana hukum itu di ambil. Sumber hukum materil merupakan
faktor yang membantu pembentuk hukum misalnya hubungan sosial politik, situasi sosial ekonomi,
pandangan keagamaan dan kesusilaan hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan
geografis Contoh: Seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam
masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum. Sedangkan bagi seorang ahli kemasyarakatan
(sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalam masyarakat.

D.  Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia


Pengertian tertib hukum yaitu tegaknya hukum, kebenaran, dan keadilan, berarti bahwa setiap
pejabat, bahkan pemerintah dan aparatur pemerintahan sendiri harus tunduk kepada hukum yang
berlaku, pelaksanan hukum harus diabdikan untuk melindunngi kepentingan masyarakat,dan
kepentingan rakyat banyak terhadap segala bentuk kesewenangan-wenangan. Sasaran akhir yang akan
dicapai adalah agar supaya orang merasa tenang, merasa dilindungi, dan tidak akan diganggu hak-
haknya sehingga akan dengan tenang menjalankan kewajiban, tugas, dan pekerjaan sehari-hari, hukum
yang dijalankan oleh aparat-aparat penegak hukum, baik ditingkat pengusutan, penuntutan, maupun
pengadilan haruslah hukum yang mencerminkan kesadaran hukum rakyat, hukum yang menjamin
tuntutan keadilan rakyat, sehingga dipercayai dan dsegani oleh rakyat kareana kewibawaannya Dalam
melaksankan peraturan-peraturan hukum secara tepatan tangguh yang didasarkan pada penilaian yang
seadil adilnya.

Di dalam memorandum DPR-GR  Tanggal 9 Juni 1966 yang telah diterima dan dikuatkan dengan
Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966 (yang menurut Ketetapan MPR No. V/MPR/1973 dinyatakan masih
tetap berlaku), dinyatakan bahwa Pancasila adalah merupakan sumber dari segala sumber hukum
Republik Indonesia.

Untuk mengerti dengan sebenarnya dalam pengertian apa istilah “sumber dari segala sumber hukum “
itu dipergunakan, maka sebaiknya di sini dikutip sebagian dari Bagian I dari memorandum tersebut di
atas yaitu tentang “Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia “ sebagai berikut:

Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia

Pancasila: Sumber Dari Segala Sumber Hukum

Sumber dari Tertib Hukum sesuatu negara atau yang biasanya dinyatakan sebagai “sumber dari segala
sumber hukum” adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang
meliputi suasana kejiwaan dan watak dari rakyat negara yang bersangkutan.

Sumber dari Tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan hidup, kesadaran dan cita-cita  hukum
serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan serta watak dari bangsa Indonesia, ialah cita-cita
mengenai kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan, keadilan sosial, perdamaian
nasional dan Mondial, cita-cita politik mengenai sifat bentuk dan tujuan Negara, cita-cita moral
mengenal kehidupan kemasyarakatan dan keagamaan sebagai pengejawantahan daripada Budi Nurani
Manusia.

Adapun perwujudan sumber dari segala sumber hukum bagi Republik Indonesia itu adalah sebagai
berikut:

1.    Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945

Proklamasi kemerdekaan Indonesia yang dinyatakan Bung Karno dan Bung Hatta atas nama Bangsa
Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, adalah detik penjebolan Tertib hukum kolonial dan sekaligus
detik pembangunan Tertib hukum nasional.

Untuk mewujudkan tujuan Proklamasi Kemerdekaan, maka pada tanggal 18 Agustus 1945 Panitia
Persiapan Kemerdekaan Indonesia menetapkan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik
Indonesia, terdiri dari Pembukaan dan Batang Tubuhnya, dan atas dasar Aturan Peralihan Undang-
Undang Dasar Pasal III telah memilih Bung Karno dan Bung Hatta berturut-turut, sebagai Presiden dan
Wakil Presiden Republik Indonesia yang pertama.

2.    Dekrit 5 Juli 1959

Dekrit Presiden/Pangti Angkatan Perang 5 Juli 1959 menetapkan:

a.    Pembubaran Konstituante;

b.    Berlakunya kembali Undang-Undang Dasar Sementara (1950); dan tidak berlakunya  lagi Undang-
Undang Dasar Sementara (1950); dan

c.    Pembentukan MPRS dan DPAS.

Dekrit tersebut yang merupakan sumber hukum bagi berlakunya kembali Undang-Undang Dasar 1945,
sejak tanggal 5 Juli 1959, dikeluarkan atas dasar hukum darurat negara (staatsnoordrecht), mengingat
keadaan ketatanegaraan yang membahayakan persatuan dan keselamatan Negara, Nusa dan Bangsa,
serta merintangi pembangunan semesta, untuk mencapai masyarakat yang adil dan makmur disebabkan
kegagalan Konstituante untuk melaksanakan tugasnya menetapkan Undang-Undang Dasar  bagi Bangsa
dan Negara Republik Indonesia.

Meskipun Dekrit 5 Juli 1959 itu merupakan suatu tindakan darurat, namun kekuatan hukumnya
bersumber pada dukungan rakyat Indonesia, terbukti dari persetujuan DPR hasil pemilihan umum (1955)
secara aklamasi pada tanggal 22 Juli 1959.

Dalam konsideran Dekrit 5 Juli 1959 ditegaskan, bahwa Piagam Jakarta tertanggal 22 Juli 1945 menjiwai
Undang-Undang Dasar 1945 dan adalah merupakan suatu rangkaian kesatuan dengan konstitusi
tersebut.

Dengan demikian, maka berdasarkan Dekrit 5 Juli 1959, berlaku kembali bagi Bangsa dan Negara
Republik Indonesia Undang-Undang Dasar 1945.

3.    Undang-Undang Dasar Proklamasi

Undang-Undang  Dasar 1945, sebagai perwujudan dari tujuan Proklamasi 17 Agustus 1945, terdiri dari
Pembukaan dan Batang Tubuhnya.
a.    Pembukaan

1)   Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 tidak lain adalah penuangan jiwa Proklamasi Kemerdekaan
17 Agustus 1945 ialah jiwa Pancasila, sesuai dengan penjelasan otentik UUD 1945 mengandung pokok-
pokok pikiran sebagai berikut:

a)    Negara -begitu bunyinya- melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasar atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Dalam pembukaan ini diterima aliran pengertian negara persatuan, negara yang melindungi
dan meliputi segenap bangsa seluruhnya. Jadi negara mengatasi segala paham perseorangan. Negara
menurut pengertian “pembukaan” itu menghendaki persatuan, meliputi segenap bangsa Indonesia
seluruhnya. Inilah suatu dasar negara yang tidak boleh dilupakan.

b)   Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.

c)    Pokok yang ketiga yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara yang berkedaulatan rakyat
berdasar atas Kerakyatan dan Permusyawaratan perwakilan.

d)   Pokok-pokok pikiran yang  ke-4,  yang terkandung dalam “pembukaan” ialah negara berdasarkan ke-
Tuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.

b.    Penyusunan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sesungguhnya dilandasi oleh jiwa Piagam
Jakarta 22 Juni 1945, sedangkan Piagam itu dilandasi pula oleh jiwa pidato Bung Karno pada tanggal 1
Juni 1945, yang kini terkenal sebagai “Pidato Lahirnya Pancasila”.

c.    Pembukaan  Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pernyataan kemerdekaan yang terperinci yang


mengandung cita-cita luhur dari Proklamasi Kemerdekaan dan yang  memuat Pancasila sebagai dasar
Negara , dan oleh karena itu tidak dapat diubah oleh siapapun juga, termasuk MPR. Dalam
kedudukannya yang demikian tadi Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 merupakan dasar dan
sumber hukum dari Batang Tubuhnya.

2)   Batang Tubuh Undang-undang Dasar 1945

Batang tubuh undang-undang dasar 1945 terdiri dari 16 bab dan terperinci dalam 37 pasal. Disamping
itu ada aturan peralihan yang terdiri dari 4 pasal dan aturan tambahan yang terdiri dari 2 ayat.

4.    Surat Perintah 11 Maret

Surat perintah 11 maret 1966 antara lain berisi perintah kepada Letnan Jenderal Soeharto
Menjadi/Pangad  untuk atas nama Presiden  mengambil segala tindakan yang dianggap perlu, untuk
terjaminnya keamanan dan ketenangan serta kestabilan jalannya Pemerintahan......dst…….dst.

Demikianlah selengkapnya dari sebagian Ketetapan MPRS No. XX/MPRS/1966. Khususnya bagian I


tentang “Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia”

Dari uraian di atas ternyata yang dimaksud dengan: “sumber dari segala sumber hukum”, ialah “
pandangan hidup, kesadaran, dan cita-cita hukum serta cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan
dan watak dari rakyat negara yang bersangkutan , yang bagi bangsa Indonesia adalah Pancasila”.[10]
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan
yang besifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau dilaggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata.

Sumber hukum menurut pendapat ahli hukum sering disebut juga sebagai doktrin. Persamaan hukum
yang telah terulang dalam sesuatu bentuk yang menyebabkan berlaku dan ditaati orang. Bentuk ini
bermacam-macan seperti undang-undang, kebiasan, adat, traktat, yurisprudensi, dan pedapat para ahli
hukum yang terkenal (doktrin).

Sumber hukum formil adalah sumber hukum yang dikenal dalam bentuknya.karena bentuknya itulah
sumber hukum formil diketahui dan ditaati sehingga hukum berlaku umum.Selama belum mempunyai
bentuk, suatu hukum baru merupakan persamaan hukum dalam masyarakat ataubaru merupakan cita-
cita hukum,oleh karnanya belum mempunyai kekuatan yang mengikat.

Sumber hukum materil Ialah tempat dimana hukum itu di ambil. Sumber hukum materiil merupakan
faktor yang membantu pembentuk hukum misalnya hubungan social politik, situasi sosial ekonomi,
pandangan keagamaan dan kesusilaan hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan
geografis Contoh: Seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam
masyarakat itulah yang menyebabkan timbulna hukum. Sedangkan bagi seorang ahli kemasyarakatan
(sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi di
dalam masyarakat.

Pengertian tertib hukum yaitu tegaknya hukum,kebenaran,dan keadilan,berarti bahwa setiap


pejabat,bahkan pemerintah dan aparatur pemerinntahan sendiri harus tunduk kepada hukum yag
berlaku, pelaksanan hukum harus diabdikan untuk melindunngi kepentingan masyarakat, dan
kepentingan rakyat banyak terhadap segala betuk kesewenangan-wenangan.

B.  Saran
 Adapun saran penulis adalah hendaknya kita sebagai generasi muda ini menaati serta menegakan
sumber hukum yang teerkandung didalamnya agar kita sebagai  generasi penerus bangsa ini  agar
menetahui batasan-batasan hukum karna didalam kandungan sumber hukum yang diberlakukan ini juga
mencangkup aspek kemakmuran serta keamanan bangsanya sendiri.
 

Anda mungkin juga menyukai