Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-Nya, maka pada hari ini makalah yang berjudul “Sumber Ilmu Hukum”
dapat diselesaikan. Secara garis besar, makalah ini berisi tentang hal yang
berhubungan dengan sumber hukum yang berlaku. Penulis sangat bersyukur
sekali karena dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan
banyak terimakasih dan mohon maaf jika ada penulisan yang tidak benar.
Demikian yang dapat penulis sampaikan semoga makalah ini dapat menjadi
manfaat bagi para pembacanya. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca terhadap makalah ini agar kedepannya dapat diperbaiki. Karena penulis
sadar makalah ini masih terdapat banyak kekurangannya.
Penyusun,
1
DAFTAR ISI
JUDUL
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 3
4. 1 Kesimpulan........................................................................................... 12
4. 2 Saran ..................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 13
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada umumnya setiap manusia merasa mengerti tentang apa itu hukum,
dan mengenai berbagai persoalan lain tentang hukum itu. Mengenai hukum itu
sendiri dapat kita temukan berbagai definisi, tergantung dari sudut pandang mana
kita mengkajinya.
3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
BAB II
PEMBAHASAN
Materiil berarti isi atau kandungan dalam arti bahwa sumber itu sebagai
sumber bahan (mentah) untuk mengenal hukum atau sumber bahan untuk
membentuk aturan hukum. Bahan-bahan mentah dalam arti bahwa bahan itu
bukan suatu peraturan suatu hukum itu sendiri. Ia masih bahan mentah perlu
diolah lebih lanjut. Bahan-bahan mentah yang merupakan sumber hukum material
tersebut terdapat dalam kehidupan masyarakat baik manusia pada masa kilam atau
masa kini.
Bahan mentah sumber hukum materiel tersebut, yaitu:
a. Sumber hukum materiil kesejarahan (historis)
5
b. Sumber hukum materiil kemasyarakatan (sosiologis)
c. Sumber hukum materiil kefilsafatan (filosofis)
6
2) Aliran hukum kodrat yang rasionalistis (memuja akal atau logika),
menyatakan bahwa akal atau pikiran manusia adalah sumber isi aturan
hukum yang baik. Pada hakikatnya, aliran ini karena memuja akal mereka
cenderung menghasilkan wujud aturan hukum yang tertulis.
3) Aliran historis yang dipelopori oleh Von Savigny berpendapat lain lagi.
Sumber isi aturan hukum itu adalah pandangan hidup suatu bangsa. Kalau
sumber itu diwujudkan menjadi aturan hukum cenderung tidak tertulis
(dibandingkan dnegan hukum yang ada sebagai wujud padnagan hidup
rakyat Indoensia).
4) Sumber kekuatan mengikat sumber hukum
Sumber hukum materiil bisa dari segi ekonomi, sejarah, sosiologi, dan filsafat.
Segi ekonomi menunjukkan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi akan
menimbulkan hukum. Misalkan jual-beli termask hukum perdata.
Dari segi sejarah bias menimbulkan hukum. Disini ada dua macam pengertian :
7
menimbulkan hukum waris, peristiwa pernikahan menimbulkan hukum benda,
dan lain sebagainya.
Segi filsafat yiutu nilai yang ada dalam masyarakt yang bersifat universal dapat
digunakan untuk membuat hukum, misalkan “teaptilah janjimu”. Nilai ini
berkembang dan tumbuh hidup dalam masyarakat yang akhirnya dapat digunakan
untuk membuat hukum asa penepatan janji dalam hukum perdata, khususnya
dalam hukum perjanjian, nilai filosofis ini menjadi hukum kalau orang melalukan
perjanjian maka harus menepati janji.
Konsistensi batasan bahwa sumber hukum formil itu adalah causa effeciens
mengandung pengertian bahwa pad atubu sumber hukum itu sendiri sudah berlaku
norma hukum, maka beberapa ahli hukum atau dosen berpandangan bahwa
sumber hukum formil itu yaitu Undang-undang, Kebiasaan,
Namun kalau ajaran hukum juga dianggap sebagai sumber hukum formil
kiranyan hal itu tidak tepat. Ajaran hukum tetap satu sumber hukum materiil. Juga
8
ajaran (doktrin) itu dipakai sebagai putusan hakim, putusan itulah yang menjadi
sumber hukum formil. Sebagai contoh kebiasaan yang dianggap sebagai sumber
hukum formil, secara causa effeoctens, maka tentunya yang merupakan sumber
hukum formil adalah hukum kebiasaannya bukan kebiasaan itu sendiri.
Dalam hukum adat bangsa Indonesia pun kebiasaan bukanlah hukum. Adat pun
bukan hukum dalam hukum kebiasaan atau hukum adat. Ada dua syarat yang
harus dipenuhi yaitu:
a. Bersifat materiil yaitu pemakaian tetap atau hal sesuatu yang berulang-ulang
dilakukan.
b. Syarat bersifat psikologis yaitu bahwa anggota masyarakat yakin bahwa
sesuatu yang berulang-ulang tersebut merupakan kewajiban hukum yang
mengikat (opinioiuris necessitates).
Jadi, selama kebiasaan atau adata itu tidak memenuhidua syarat tersebut itu
bukan termasuk hukum kebiasaan atau hukkum adat. Tetap termasuk sebagai
kebiasaan atau adat yang bukan hukum.
9
Dalam hal perundang-undangan yang juga disebut sebagai sumber hukum
formil dimaksudkan di sini adalah segala peraturan hukum tertulis formil
dimaksudkan di sini adlah segala peraturan hukum tertulis kecuali undang-undang
yang sudah disebutkan yang dibuat oleh pembentuk hukum baik di tingkat pusat
atau di tingkat pemerintah daerah.
10
BAB III
ANALISIS
Membahas dengan sumber hukum lebih dari satu ketentuan atau peraturan
hukum sebagai sumber hukum Teori sumber hukum dapat diambil dari
Groundnorm Kelsen. Memang salah satunya yang memiliki sumber ilmu
tradisional adalah teori tersebut.
Sumber hukum terbagi menjadi di dua bagian:
1. Sumber hukum materiil
2. Sumber hukum formil
11
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Warjiati, Sri. 2018. Memahami ilmu hukum dasar. Jakarta: Predanagroup Media
13