Anda di halaman 1dari 13

PANCASILA SEBAGAI

PARADIGMA
PEMBANGUNAN
Kelompok 9
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
2019
 Secara etimologis  istilah paradigma pada dasarnya berasal dari
bahasa Yunani yaitu dari kata “para” yang artinya di sebelah
ataupun disamping, dan kata “diegma” yang artinya teladan,
Pengertian ideal, model, atau pun arketif.

Paradigma  Secara terminologis, istilah paradima diartikan sebagai sebuah


pandangan ataupun cara pandang yang digunakan untuk menilai
dunia dan alam sekitarnya, yang merupakan gambaran ataupun
persepektif umum berupa cara-cara untuk menjabarkan berbagai
macam permasalahan dunia nyata yang sangat komplek.
1. Dimensi Realitas
Pancasila sebagai Paradigma 2. Dimensi Ideal
Pembangunan IPTEK 3. Dimensi Fleksibilitas
(Kaelan, 2010:55)
 Pancasila bukan merupakan
ideologi yang kaku dan  Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
tertutup, namun justru (IPTEK) pada hakekatnya
bersifat reformatif, dinamis, merupakan hasil kreatifitas
dan antisipatif. rohani (jiwa) manasia.
Pancasila  Ada beberapa dimensi
 Atas dasar kreatifitas akalnya,
manusia mengembangkan
sebagai penting sebuah ideologi,
yaitu:
IPTEK untuk mengolah
kekayaan alam yang diciptakan
Paradigma Tuhan YME.
 Tujuan dari IPTEK ialah untuk
Pembangunan mewujudkan kesejahteraan dan
peningkatan harkat dan
martabat manusia, maka IPTEK
pada hakekatnya tidak bebas
nilai, namun terikat nila nilai.
Dengan memasuki kawasan IPTEK yang 1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengkomplementakan ilmu
diletakan diatas Pancasila sebagai pengetahuan mencipta, keseimbangan antara rasional dan
paradigmanya, perlu dipahami dasar irasional, antara akal dan kehendak.
dan arah peranannya, yaitu: 2. Sila kemanusiaan yang adil dan beradab, nemberikan dasar
1. Aspek Ontologi moralitas bahwa manusia dalam mengembangkan IPTEK harus
2. Aspek Epistemologi bersikap beradab karena IPTEK adalah sebagai hasil budaya
3. Aspek Aksiologi manusia yang beradab dan bermoral. Sila persatuan Indonesia
(Kaelan, 2010: 78) mengkomplementasiakan unive salitasas dan internasionalisme
(kemanusiaan) dalam sila-sila yang lain Pengembangan IPTEK
hendaknya dapat mengembangkan rasa nasionalisme, kebesaran
bangsa serta keluhuran bangsa sebagai bagian umat manusia di
dunia.
3. Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan mendasari pengembangan IPTEK
secara demokratis
4. Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia
mengkomplementasikan pengembangan IPTEK haruslah menjaga
keseimbangan keadilan dalam kehidupan kemanusiaan
Syarat dan kondisi dikembangkan IPTEK yang sesuai dengan nilai-
nilai dan etika keilmuan Pancasila adalah sebagai berikut.
 Adanya keyakinan akan kebenaaran nilai-nilai Pancasila dalam diri
setiap ilmuwan
 Adanya situasi yang kondusif secara kultural, yaitu harus adanya
semangat pantang menyerah untuk mencari kebenaran ilmiah
yang belum selesai, dan adanya kultur bahwa disiplin merupakan
suatu kebutuhan hukum sebagai beban atau paksaan
 Adanya situasi yang kondusif secara struktual, bahwa perguruan
tinggi harus terbuka wacana akademisnya, kreatif, inovatif dan
mengembangkan kerja sama dengan bidang-bidang yang
berbeda. (Muchtar, 2014:65)
Pancasila sebagai paradigma pengembangan sosial politik bangsa diartikan
bahwa Pancasila bersifat sosial-politik bangsa dalam cita-cita bersama yang
ingin diwujudkan dengan menggunakan nilai-nilai dalam Pancasila.
Pemahaman untuk implementasinya dapat dilihat secara berurutan-
Pancasila terbalik:

sebagai  Penerapan dan pelaksanaan keadilan sosial mencakup keadilan


politik, budaya, agama, dan ekonomi dalam kehidupan sehari-hari.
Paradigma  Mementingkan kepentingan rakyat (demokrasi) bilamana dalam
pengambilan keputusan.
Pembangunan  Melaksanakan keadilan sosial dan penentuan prioritas kerakyatan
Politik berdasarkan konsep mempertahankan persatuan.
 Dalam pencapaian tujuan keadilan menggunakan pendekatan
kemanusiaan yang adil dan beradab.
 Tidak dapat tidak; nila-nilai keadilan sosial, demokrasi, persatuan dan
kemanusiaan (keadilan-keberadaban) tersebut bersumber pada nilai
Ketuhanan Yang Maha Esa.
sistem ekonomi harus mendasarkan pada
dasar moralitas ketuhanan (sila I Pancasila)
dan kemanusiaan (sila II Pancasila)

Pancasila
sebagai
Paradigma  Untuk menghindari adanya
Pembangunan persaingan bebas  Tujuan
ekonomi adalah memenuhi
Ekonomi kebutuhan manusia agar
manusia menjadi lebih
sejahtera
Sebagai kerangka acuan bersama, bagi kebudayaan-kebudayaan di daerah:
 Sila pertama, menunjukan tidak satupun suku bangsa ataupun golongan sosial dan
komuniti setempat di Indoensia yang tidak mengenal kepercayaan terhadap Tuhan
Yang Maha Esa

Pancasila  Sila kedua, merupakan nilai budaya yang dijunjung tinggi oleh segenap warganegara
Indonesia tanpa membedakan asal-usul kesukuan, kedaerahan maupun

sebagai golongannya.
 Sila ketiga, mencerminkan nlai budaya yang menjadi kebulatan tekad masyarakat
Paradigma majemuk di kepulauan nusantara untuk mempersatukan diri sebagai satu bangsa
yang berdaulat.

Pengembangan  Sila keempat, merupakan nilai budaya yang luas penyebarannya di kalangan
masyarakat majemuk Indonesia untuk melakukan kesepakatan melalui musyawarah.
Sosial-Budaya Sila ini sangat relevan untuk mengendalikan nilai-nilai budaya yang mendahulukan
kepentingan perorangan.
 Sila kelima, betapa nilai-nilai keadilan sosial itu menjadi landasan yang
membangkitkan semangat perjuangan bangsa Indonesia dalam memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut serta melaksanakan
ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abdi dan keadilan
sosial.
 (Noer, 1983:18 dalam Sarbaini dan Reja Pahlevi. 2018)
Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan Pertahanan dan Keamanan

Sistem pertahanan yang bersifat semesta melibatkan


seluruh warga negara, wilayah, dan sumber daya nasional
lainnya, serta mempersiapkan secara dini oleh pemerintahan
dan diselenggarakan secara total terpadu, terarah, dan
berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan
wilayah, dan keselamatan segenap bangsa dari segala
ancaman.
Dalam kedudukan Pancasila sebagai dasar negara Republik
Indonesia berarti Pancasila dipergunakan sebagai dasar untuk
mengatur segala aspek penyelenggaraan negara. Tata urutan
peraturan perundang-undangan Republik Indonesia ialah:
Pancasila  Undang-Undang Dasar 11945

sebagai  Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Paradima  Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-


Undang (Perpu)
Pengembangan  Peraturan Pemerintah
Hukum  Peraturan Presiden
 Peratuan Daerah (UU No.12 Tahun 2011)
 Oleh karena itu sebagai negara hukum, setiap perbuatan, baik dari
warga masyarakat maupun pejabat-pejaban harus berdasarkan
hukum, baik yang tertulis maupun yang tidak tertulis
Referensi:

Sarbaini, dan Reja Fahlevi. 2018. Pendidikan


Pancasila Pendekatan Berbasis Nilai-Nilai.
Yogyakarta: Aswaja Pressindo.
M. Tarmiji  Menurut kelompok, dimanakah letak pancasila sebagai
Kelompok 1 paradigma pembangunan soial-budaya
Menurut kalian, apakah pancasila sebagai paradigma pembangunan telah
terlaksana?

Risma
Iqlimawarti
kelompok 4

Anda mungkin juga menyukai