PANCASILA
“Nilai Keadilan dalam Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu”
Untuk memenuhi tugas Pancasila
Dosen Pengampu : Selly Rahmawati, M.Pd
Di susun oleh
Kelompok 7 :
1. Achsanul khulqi (16144600001)
2. Yoga Indra Prasetya (16144600017)
3. Siti Badingatussolikah (16144600012)
4. Yerina Swaratifani (16144600023)
5. Yuanita Widiastuti (16144600032)
6. Mela Indriyani (16144600035)
A1-16
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI YOGYAKARTA
2016
BAB I
PENDAHULUAN
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui arti dari sebuah keadilan.
2. Untuk mengetahui penerapan nilai pancasila dalam sila ke lima dalam pengembangan ilmu.
3. Untuk mengetahui Impementasi dalam pendidikan berdasarkan sila ke lima dalam Pancasila.
D. Manfaat
Pembaca
Dapat mengetahui pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu sehingga dapat
mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni dengan penuh rasa tanggung jawab
Penulis
Dapat mengetahui cara memecahkan masalah dalam hidup bermasyarakat, berbangsa
dengan menerapkan dan mengembangkan ilmu berdasarkan nilai-nilai pancasila.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral, mengenai sesuatu hal, baik
menyangkut benda atau orang. Menurut sebagian besar teori, keadilan memiliki tingkat
kepentingan yang besar. Keadilan adalah kelebihan (virtue) pertama dari institusi sosial,
sebagaimana halnya kebenaran pada sistem pemikiran. Tapi, menurut kebanyakan teori, keadilan
belum lagi tercapai: "Kita tidak hidup di dunia yang adil". Kebanyakan orang percaya bahwa
ketidakadilan harus dilawan dan dihukum, dan banyak gerakan sosial dan politis di seluruh dunia
yang berjuang menegakkan keadilan. Tapi, banyaknya jumlah dan variasi teori keadilan
memberikan pemikiran bahwa tidak jelas apa yang dituntut dari keadilan dan realita
ketidakadilan. Di samping itu, pada penerapanya, keadilan sendiri harus sesuai proporsionalitas.
Sebagai contoh, akan tidak adil apabila tiga anak dengan tinggi yang berbeda diberikan satu
kursi yang sama. Dengan demikian, keadilan haruslah media yang meletakkan segala sesuatunya
pada tempatnya.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata adil berarti tidak berat sebelah atau tidak
memihak atau sewenang-wenang. Selain itu menurut para akhli ada 5 pendapat
1. Thomas Aquinas, keadilan dibedakan menjadi 2 kelompok :
a) Keadilan Umum : keadilan menurut humum yang harus dilaksanakan demi kepentingan
bersama.
b) Keadilan distribuktif : keadilan berdasarkan kesamaan atau proposionalitas.
2. Plato, keadilan diumpamakan pada diri manusia sehingga yang dikatakan adil adalah orang yang
bisa mengendalikan diri dan perasaan dengan akalnya. Keadilan hanya ada didalam hukum dan
perundang-undanganyang dibuat oleh para ahli yang khusus memikirkan hal itu.
3. Aristoteles,keadilan adalah kelayakan dalam manusia, dibedakan menjadi 2 yaitu :
a. Keadila Distributif : pembagian menurut hak atau jasa individu. (berperan pada individu dan
masyarakat).
b. Keadilan kumulatif : pembagian berdasarkan suka rela maupun tidak. (berperan dalam hukum
perdata, perjanjian tukar-menukar).
4. Kong Hu Chu, keadilan terjadi apabila anak sebagai anak, bila ayah sebagai ayah, bila ibu
sebagai ibu, bil raja sebagai raja, masing-masing telah melaksanakan kewajibannya.
5. Notohamidjojo, keadila dibedakan menjadi 2 :
a) Keadilan kreatif : keadilan yang memberikan setiap orang kebebasan menciptakan sesuatu
sesuai dengan daya kreatifitasnya.
b) Keadilan protektif : keadilan yang memberikan
Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama,
menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Nilai-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup
bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan,
mencerdaskan, dan melindungi seluruh warganya dan wilayahnya. Demikian pula nilai-nilai
keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa didunia dan
prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia
dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta
keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).
D. Studi Kasus
Banyak pendidik yang masih kesulitan melakukan pembelajaran di daerah 3T dikarenakan
fasilitas dan prasarananya belum memenuhi dan juga belum mencukupinya tunjangan gaji bagi
guru honorer 3T dan kadang juga guru honorer masih bekerja serabutan untuk membiayai hidup
mereka dan keluarganya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penerapan aplikatif Pancasila dalam kehidupan sehari – hari adalah hal penting mengingat
Pancasila sebagai paradigma pembangunan ilmu itu sendiri. Nilai – nilai “Keadilan Sosial”
sebagaimana tiga pilar keilmuan. Pancasila dan pasal – pasal UUD 1945 sepatutnya menjadi
pedoman penerapan nilai – nilai yang di maksud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Dengan diikutsertakannya nilai keadilan dalam sila kelima Pancasila masyarakat diharapkan
memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi berdasarkan asas tidak bebas nilai, namun terikat
pada nilai Pancasila. Jadi Nilai Keadilan dalam Pancasila sebagai Dasar Pengembangan Ilmu
yaitu nilai yang menekankan tentang hak dan hakikat untuk seluruh masyarakat Indonesia, yang
tidak memihak atau sewenang-wenang untuk pemerataan keadilan pengembangan ilmu bagi
seluruh rakyat Indonesia.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/292313873/Nilai-Keadilan-Sebagai-Dasar-Pengembangan-
Ilmu
https://prezi.com/doc/Pancasila-Sebagai-Pengembangan-Ilmu
BAB I
PENDAHULUAN
1. Nilai-nilai apa saja yang terkandung dalam sila kelima Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu?
2. Bagaimana peranan sila keadilan Pancasila dalam konteks peningkatan standar keilmuan?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui nilai-nilai yang terkandung dalam sila kelima Pancasila sebagai tolak ukur
pengembangan imu
2. Menyadari peranan sila kelima Pancasila dalam artian Pancasila sebagai peningkat standar
keilmuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pada kenyataannya, ketiga prinsip itu tidak dapat diwujudkan secara bersama-sama karena
dapat terjadi prinsip yang satu berbenturan dengan prinsip yang lain. John Raws
memprioritaskan bahwa prinsip kebebasan yang sama yang sebesar-besarnya secara leksikal
berlaku terlebih dahulu dari pada prinsip kedua dan ketiga.
5. Keadilan dari sudut pandang bangsa Indonesia disebut juga keadilan sosial, secara jelas
dicantumkan dalam pancasila sila ke-2 dan ke-5 , serta UUD 1945. Keadilan adalah penilaian
dengan memberikan kepada siapapun sesuai dengan apa yang menjadi haknya, yakni dengan
bertindak proposional dan tidak melanggar hukum. Keadilan berkaitan erat dengan hak, dalam
konsepsi bangsa Indonesia hak tidak dapat dipisahkan dengan kewajiban. Dalam konteks
pembangunan bangsa Indonesia keadilan tidak bersifat sektoral tetapi meliputi ideologi,
EKPOLESOSBUDHANKAM. Untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur. Adil
dalam kemakmuran dan makmur dalam keadilan.
6. Keadilan menurut Ibnu Taymiyyah (661-728 H) adalah memberikan sesuatu kepada setiap
anggota masyarakat sesuai dengan haknya yang harus diperolehnya tanpa diminta; tidak berat
sebelah atau tidak memihak kepada salah satu pihak; mengetahui hak dan kewajiban, mengerti
mana yang benar dan mana yang salah, bertindak jujur dan tetap menurut peraturan yang telah
ditetapkan. Keadilan merupakan nilai-nilai kemanusiaan yang asasi dan menjadi pilar bagi
berbagai aspek kehidupan, baik individual, keluarga, dan masyarakat. Keadilan tidak hanya
menjadi idaman setiap insan bahkan kitab suci umat Islam menjadikan keadilan sebagai tujuan
risalah samawi.
5. Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri.
6. Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain.
7. Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah.
8. Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum.
10. Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
Sila Kelima dalam Dasar Negara RI mengandung makna setiap manusia Indonesia
menyadari hak dan kewajiban yang sama untuk menciptakan keadilan sosial dalam kehidupan
masyarakat Indonesia. Untuk itu dikembangkan perbuatannya luhur yang mencerminkan sikap
dan suasana kekeluargaan dan gotong royong. Untuk itu diperlukan sikap adil terhadap sesama,
menjaga kesinambungan antara hak dan kewajiban serta menghormati hak-hak orang lain.
Nilai-nilai keadilan haruslah merupakan suatu dasar yang harus diwujudkan dalam hidup
bersama kenegaraan untuk mewujudkan tujuan negara yaitu mewujudkan kesejahteraan,
mencerdaskan, dan melindungi seluruh warganya dan wilayahnya. Demikian pula nilai-nilai
keadilan tersebut sebagai dasar dalam pergaulan antara negara sesama bangsa didunia dan
prinsip ingin menciptakan ketertiban hidup bersama dalam suatu pergaulan antar bangsa didunia
dengan berdasarkan suatu prinsip kemerdekaan bagi setiap bangsa, perdamaian abadi serta
keadilan dalam hidup bersama (keadilan sosial).
Realisasi dan perlindungan keadilan dalam hidup bersama dalam suatu negara
berkebangsaan, mengharuskan negara untuk menciptakan suatu peraturan perundang-undangan.
Dalam pengertian inilah maka negara kebangsaan yang berkeadilan sosial harus merupakan
suatu negara yang berdasarkan atas hukum. Konsekuensi sebagai suatu negara hukum yang
berkeadilan sosial yakni negara Indonesia harus mengakui dan melindungi hak-hak asasi
manusia yang tercantum dalam tiga ayat Pasal 31 UUD 1945, yakni:
(2) Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar dan pemerintah wajib membiayainya.
(3) Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional yang
meningkatkan keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa yang diatur dengan undang-undang.
d. Metodologis yaitu cara khas berfikir dan bertindak (induktif, dekutif, sintesis, hermeneutik,
intuitif).
e. Sistematis yaitu tahapan langkah prioritas yang jelas dan saling terkait satu sama lain. Memiliki
target dan arah tujuan yang jelas.
b. Ilmu pengetahuan dan teknologi pada hakekatnya tidak bebas nilai, namun terikat nilai
Pancasila.
Untuk aspek aksiologi, dengan menggunakan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sebagai metode berpikir, maka pemanfaatan dan efek pengembangan ilmu pengetahuan secara
positif tidak bertentangan dan bahkan mendukung dan memfasilitasi idealisme Pancasila.
Nilai-nilai Pancasila menjadi sumber motivasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi nasional dalam mencerdaskan bangsa yang mempunyai nilai-nilai Pancasila tinggi
serta menegakkan kemerdekaan secara utuh, berdaulat dan bermartabat nasional dalam wujud
negara Indonesia yang merdeka.
Nilai-nilai Pancasila merupakan dasar pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
karena nilai-nilai ini mendorong dan mendasari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
yang baik dan terarah. Dengan nilai-nilai Pancasila tersebut, masyarakat perlu menyadari bahwa
untuk meningkatakan IPTEK di Indonesia, masyarakat hendaknya memiliki dan memegang
prinsip dan tekad yang kukuh serta berlandaskan pada nilai-nilai Pancasila dimulai dari sejak
dini.
3.1 Kesimpulan
Teori tanpa aplikasi pada hakikatnya merupakan suatu hal yang tidak patut dipelajari. Oleh
sebab itu, penerapan aplikatif Pancasila dalam kehidupan sehari-hari adalah hal penting
mengingat Pancasila sebagai paradigma pembangunan ilmu itu sendiri. “Keadilan Sosial”
merupakan suatu masyarakat atau sifat suatu masyarakat yang adil dan makmur, berbahagia
untuk semua orang, penempatan sesuai dengan proporsionalitas, dan tidak ada pencederaan
terhadap Pancasila. Nilai-nilai “Keadilan Sosial” sebagaimana tiga pilar keilmuan, Butir-Butir
Pancasila, dan Pasal-Pasal dalam UUD 1945 sepatutnya menjadi pedoman penerapan nilai-nilai
yang dimaksud dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan diikut sertakannya nilai
keadilan dalam sila kelima Pancasila, masyarakat diharapkan memanfaatkan ilmu pengetahuan
dan teknologi berdasarkan asas tidak bebas nilai, namun terikat pada nilai Pancasila. Akan tetapi,
pada praktiknya, masih banyak fenomena yang mencederai pelaksaan sila “Keadilan Sosial”
dalam konteks peningkatan kualitas ilmu bangsa ini.
3.2 Saran
Tidak ada gading yang tidak retak. Namun dari keretakan itulah nampak keasliannya. Kami
menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah Pancasila ini, masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik sangat kami harapkan sebagai tolak ukur motivasi
dalam pembuatan makalah yang lebih baik lagi dikemudian hari.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta45. 2012. Ideologi : 45 Butir Pengamalan Pancasila. Online:
http://jakarta45.wordpress.com/2012/07/24/ideologi-45-butir-pengamalan-pancasila/
https://www.scribd.com/doc/292313873/Nilai-Keadilan-Sebagai-Dasar-Pengembangan-Ilmu
Pustaka Indonesia. 2013. Nilai Dasar Sila Kelima dalam Pancasila. Online:
http://www.pusakaindonesia.org/nilai-dasar-sila-kelima-dalam-pancasila/
Wikipedia. 2014. Keadilan. Online: http://id.wikipedia.org/wiki/Keadilan
Sila Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengkomplementasikan pengembangan Iptek haruslah
menjaga keseimbangan keadilan dalam hubungannya dengan dirinya sendiri, manusia dengan Tuhannya,
manusia dengan manusia lain, manusia dengan masyarakat bangsa dan negara serta manusia dengan
alam lingkungannya (T. Jacob, 1986)
Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, IPTEK didasarkan pada keseimbangan keadilan dalam
kehidupan kemanusiaan. (T. Jacob, 2000;156)
Contoh dari sila kelima ini adalah ditemukannya varietas bibit unggul padi Cilosari dari teknik radiasi.
Penemuan ini adalah hasil buah karya anak bangsa. Diharapkan dalam perkembangan swasembada
pangan ini nantinya akan mensejahterakan rakyat Indonesia dan memberikan rasa keadilan setelah
ditingkatkannya jumlah produksi sehingga pada perjalanannya rakyat dari berbagai golongan dapat
menikmati beras berkualitas dengan harga yang terjangkau.