Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH PENGANTAR HUKUM INDONESIA

SUMBER-SUMBER HUKUM
Sebagai Sebuah Syarat Mengikuti Kuliah Pengantar Hukum Indonesia
Dosen : Dr. Ramzi Durin, S.H.,M.H

Nama : Muhammad Aris Saputra


NPM : 221010300
Program Studi : Ilmu Hukum
Kelas G
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL................................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................... 1
1.2 Landasan Teori.......................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................... 2
2.1 Pengertian Sumber Hukum........................................................................ 2
2.2 Macam-Macam Sumber Hukum............................................................... 3
A. Sumber Hukum dalam Sistem Common Law................................... 3
B. Sumber Hukum dalam Sistem Civil Law.......................................... 4
BAB III PENUTUP................................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan................................................................................................ 13
3.2 Saran.......................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah Negara Hukum, dengan itu Indonesia memiliki kekuatan untuk
mengendalikan tindakan masyarakat untuk mencapai nilai-nilai yang positif. Hukum di Indonesia
mengatur banyak aspek dalam kehidupan, mulai dari sosial, politik, budaya, ekonomi, maupun
agama. Namun keberadaan hukum ditengah-tengah masyarakat makin lama makin tak menunjukkan
ketegasan serta mulai diabaikan oleh masyarakat. Dengan maksud ingin mengetahui lebih lanjut
mengenai hukum, tentu harus mengetahui aspek yang dikaji dalam ilmu hukum, salah satunya
adalah sumber hukum. Muncul pertanyaan, kenapa kita perlu mengetahui sumber hukum?
Jawabannya adalah karena sumber hukum merupakan sesuatu yang melandasi atau sebagian hal
yang melatarbelakangi penyusunan makalah ini yaitu supaya kita mengetahui asal mula hukum yang
kita jadikan acuan dan pedoman dalam kehidupan agar kita tidak hanya tahu dan menjalankannya
saja tanpa pengetahuan mengapa hal itu bisa ada sehingga itu bisa menjadi sebuah aturan yang
mengikat.

Dengan demikian, dapat diambil kesimpulan bahwa secara umum yang melatarbelakangi
atau menjadi tujuan utama penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk memberikan
pemahaman mengenai sumber hukum yang selama ini menjadi tolak ukur dalam bertindak dan
bertingkah laku sehingga dapat mengetahui arti tentang hukum dan penerapannya untuk kini dan di
masa yang akan datang. Harapan saya semoga makalah tentang sumber hukum dapat menjadi
pedoman untuk mempelajari ilmu hukum secara lebih lanjut atau spesifik.

1.2 Landasan Teori

Dalam buku Pengantar Ilmu Hukum oleh Tami Rusli, secara umum sumber hukum adalah
segala sesuatu yang telah menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat
memaksa, artinya jika dilanggar akan mengakibatkan sanksi tegas dan nyata. Sementara menurut
Rahman Syamsuddin dalam buku Pengantar Hukum Indonesia, sumber hukum dapat diartikan
sebagai bahan-bahan yang digunakan sebagai dasar oleh pengadilan dalam memutus perkara.
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Sumber Hukum

Sumber hukum merupakan segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang


mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yaitu aturan-aturan yang pelanggarannya akan
mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Menurut R. Soeroso dalam buku Pengantar Ilmu
Hukum (2005:117-118), Sumber hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan
yang mengikat dan memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan
sanksi yang tegas dan nyata bagi pelanggarnya. Yang dimaksud dengan segala sesuatu adalah
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap timbulnya hukum, faktor-faktor yang merupakan sumber
kekuatan berlakunya hukum secara formal artinya dari mana hukum itu dapat ditemukan dan dari
mana asal mula hukum dimana hukum dapat dicari sehingga dasar putusannya dapat diketahui
bahwa suatu peraturan tertentu mempunyai kekuatan mengikat atau berlaku.

Menurut R. Soeroso dalam bukunya Pengantar Ilmu Hukum (2005:117), Prof. Dr. Sudikno
SH, dalam bukunya bukunya Mengenal Hukum (1986:62) sumber hukum itu sendiri digunakan
dalam beberapa arti seperti berikut:

1) Sebagai asas hukum, sebagai sesuatu yang merupakan permulaan hukum misalnya kehendak
Tuhan, akal manusia, jiwa, bangsa, dan sebagainya.
2) Menunjukkan hukum terdahulu yang memberi bahan-bahan kepada hukum yang berlaku
sekarang , misalnya Hukum Perancis, Hukum Romawi.
3) Sebagai sumber berlakunya, yang memberi kekuatan berlaku secara formal kepada
peraturan-peraturan hukum.
4) Sebagai sumber dari mana kita dapat mengenal hukum, misalnya dokumen, undang-undang,
lonat, batu tulis, dan sebagainya.
5) Sebagai sumber terjadinya hukum: sumber yang menimbulkan hukum.

Sedangkan menurut analisa saya, sumber hukum adalah segala sesuatu yang berupa
peraturan-peraturan yang memiliki kekuatan mengikat dan bersifat memaksa sehingga di dalam
bergaul dalam kehidupan bermasyarakat mempunyai batasan tersendiri dan secara otomatis akan
menciptakan suasana yang tertib dan damai.

2.2 Macam-Macam Sumber Hukum

A. Sumber Hukum dalam Sistem Common Law

Negara-negara yang menganut sistem Common Law adalah seperti Amerika Serikat, Inggris,
Kanada, Australia, Malaysia, Selandia Baru dan Russia.

1. Sumber Hukum Amerika

Sumber hukum dalam sistem hukum Amerika dibedakan menjadi dua macam, yaitu
meliputi:

a) Sumber hukum dalam penyelenggaraan pemerintah; dan


b) Sumber hukum dalam penyelenggaraan.

Sumber hukum dalam penyelenggaraan pemerintahan terdiri atas empat macam sumber
hukum, yaitu meliputi:

a) Federal and State Constitution (Undang-Undang Negara Federal dan Negara Bagian);
b) Federal and State Statues (Undang-Undang Negara Federal dan Negara Bagian);
c) Decitions and rulle of administrative agency (keputusan-keputusan administratif); dan
d) Decision of court (keputusan pengadilan).

Sumber hukum dalam penyelenggaraan pengadilan terdiri atas dua macam, yang meliputi:

a) Sumber hukum primer; dan


b) Sumber hukum sekunder.

Sumber hukum primer merupakan sumber hukum yang utama. Para pengacara dan hakim
menganggap bahwa sumber hukum primer dianggap sebagai hukum itu sendiri. Sumber hukum
primer meliputi;

a) keputusan pengadilan (judicial opinion);


b) statue; dan
c) peraturan lainnya.
Sumber hukum sekunder merupakan sumber hukum yang kedua. Sumber hukum sekunder
ini mempunyai pengaruh dalam pengadilan karena pengadilan dapat mengacu pada sumber hukum
sekunder tersebut. Sumber hukum sekunder ini terdiri atas:

a) restatement; dan
b) legal commentary.

Berdasarkan sumber tersebut, sumber hukum yang berlaku di Amerika Serikat dibedakan
menjadi empat macam yaitu:

a) judicial opinion;
b) statutory law;
c) the restatement; dan
d) legal commentary.

2. Sumber Hukum Inggris

Sumber hukum dalam sistem hukum Inggris terdiri atas sebagai berikut.

a) Preceden, yaitu putusan-putusan pengadilan yang terdahulu yang diikuti oleh hakim di
bawahnya.
b) Undang-undang tertulis (written statues), dibagi menjadi dua macam, yang meliputi:
i. Statues (undang-undang) yang disahkan oleh Parlemen (Act of Parliament).
ii. Statutory instrumenrt (instrumen hukum), seperti order in Council, order, dan
bermacam-macam ordonansi lokal (peraturan lokal) yang disebut by-law .

3. Sumber Hukum Rusia

Sumber hukum yang dijadikan dasar rujukan para hakim, penguasa maupun ilmuwan hukum
di Rusia, yaitu:

a) statutory law (grazhdanskoe zakonodatelstvo) atau undang-undang;


b) case law (sudebnoe pravo) (hukum atau putusan pengadilan); dan
c) businnes custom (obychai delovovo oborota) (kebiasaan-kebiasaan dalam bisnis).

B. Sumber Hukum dalam Sistem Hukum Civil Law


Sumber hukum yang utama dalam sistem hukum civil law, yaitu hukum yang
dikodifikasikan. John Gilissen dan Frits Gorle membagi sumber hukum menjadi empat macam,
yaitu meliputi:

1. perundang-undangan, yaitu kaidah hukum yang ditetapkan oleh pemerintah;


2. peradilan atau yurisprudensi;
3. ajaran hukum; dan
4. hukum kebiasaan.

Pada umumnya para ahli hukum membedakan sumber hukum kedalam dua kriteria yaitu
sumber hukum materiil dan sumber hukum formal.

1. Sumber Hukum Materiil

Sumber hukum materiil adalah tempat dimana hukum itu diambil. Sumber hukum materiil
merupakan faktor yang membantu hukum misalnya hubungan sosial politik, situasi sosial ekonomi,
pandangan keagamaan dan kesusilaan hasil penelitian ilmiah, perkembangan internasional, keadaan
geografis. Contohnya seorang ahli ekonomi akan mengatakan bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi
dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum. Sedangkan bagi seorang ahli
kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum adalah peristiwa-
peristiwa yang terjadi di dalam masyarakat.

Menurut Chainur Arrasjid dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Hukum (2008:48-50) Sumber
hukum materiil  antara lain :

a. Sumber hukum menurut ahli sejarah

        Sumber hukum menurut ahli sejarah ada dua yaitu

1. Dalam arti sumber pengenalan hukum yakni semua tulisan,dokumen dan sebagainya. Dari
sumber tersebut kita dapat mengenal hukum suatu bangsa pada suatu waktu.
2. Dengan melihat dan mempergunakan dokumen-dokumen,surat-surat dan keterangan yang
lain yang memuat undang-undang dan yang memungkinkan dia mengetahui hukum yang
berlaku masa sekarang.

 b. Sumber hukum menurut ahli filsafat

      Sumber hukum menurut ahli filsafat ada dua arti :


1. Ukuran yang harus dipakai untuk menjadi hukum agar dapat mengetahui apakah suatu
hukum merupakan hukum yang adil.
2. Dengan melihat kekuatan mengingat dalam hukum faktor yang mengikat hingga orang
menaati hukum.

c. Sumber hukum menurut ahli ekonomi

Sumber hukum menurut ahli ekonomi adalah apa yang tampak di dalam lapangan
penghidupan, misalnya sebelum pemerintah membuat peraturan yang bertujuan membatasi
persaingan di lapangan dagang maka ahli ekonomi harus mengetahui apa yang dirasakan pasti dan
tidak dirasa pasti mengenai persaingan itu.

d. Sumber hukum menurut ahli sosiologi

Sumber hukum menurut ahli sosiologi adalah faktor-faktor yang menentukan isi hukum
positif misalnya keadaan-keadaan ekonomi, pandangan agama.

e. Sumber hukum menurut ahli agama

Sumber hukum menurut ahli agama (ulama,pendeta,teolog) tentu berbeda dari banyak orang
bagi golongan ahli agama yang menjadi dasar hukum yang paling hakiki adalah kitab suci.dari
pandangan ahli tersebut dapat kita tarik kesimpulan bahwa apa yang dimaksud dengan sumber
hukum dalam arti kata materiil ialah segala apa yang merupakan perasaan hukum,keyakinan hukum,
dan pendapat umum (public opinion) yang ada pada masyarakat.

Sumber hukum materiil juga merupakan faktor yang membantu pembentukkan hukum,
misalnya:

1. hubungan sosial;
2. kekuatan politik;
3. situasi sosial ekonomi;
4. tradisi (pandangan keagamaan dan kesusilaan);
5. hasil penelitian ilmiah;
6. perkembangan internasional; dan
7. keadaan geografis.
2. Sumber Hukum Formal

Sumber hukum formal adalah sumber hukum yang mana secara langsung dapat dibentuk
hukum yang akan mengikat masyarakatnya. Dinamakan dengan sumber hukum formal karena
semata-mata mengingat cara untuk mana timbul hukum positif, dengan tidak mempersoalkan asal-
usul dari isi aturan-aturan hukum tersebut.

Sumber-sumber hukum formal membentuk pandangan-pandangan hukum menjadi aturan-


aturan hukum, membentuk hukum sebagai kekuasaan yang mengikat. Jadi sumber hukum formal ini
merupakan sebab dari berlakunya aturan-aturan hukum.Yang termasuk sumber-sumber Hukum
Formal di indonesia adalah :

a. Undang-Undang (Statue)

Undang-undang adalah suatu peraturan atau keputusan negara yang tertulis dibuat oleh alat
perlengkapan negara yang berwenang yaitu Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Presiden yang
mengikat masyarakat.

Dalam arti materiil, Undang-Undang dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Peraturan Pusat (Algemene Verordening), yaitu peraturan yang dibuat oleh pemerintah pusat
yang berlaku di seluruh atau sebagian wilayah negara. Contoh:
a) UU No.2/2022 tentang Kepolisian Negara ;
b) UU No.16/2004 tentang Kejaksaan;
c) UU No.44/1999 tentang penyelenggaraan Keistimewaan Aceh;
d) UU No.18/2001 tentang Otonomi Khusus Daerah Istimewa Aceh (sebagian wilayah).
2. Peraturan Setempat (Locale Verordening), yaitu peraturan tertulis yang dibuat oleh penguasa
setempat dan hanya berlaku di tempat atau daerah itu saja. Contohnya Perda Kota Pekanbaru
No.08/2014 tentang pengelolaan sampah.

Dalam arti formil, Undang-Undang berlaku dan mengikat jika telah memenuhi persyaratan-
persyaratan berikut, yaitu:

a) Berbentuk tertulis;
b) Adanya tata cara atau prosedur tertentu dalam proses pembuatannya, yaitu bersama-sama
oleh DPR dan Presiden yang selanjutnya disahkan oleh Presiden;
c) Diundangkan oleh Menteri Sekretaris Negara dan dimuat dalam Lembaran Negara;
d) Undang-Undang itu mulai berlaku dan mengikat menurut tanggal yang ditentukan dalam
undang-undang itu;
e) Jika tidak disebutkan tanggal mulai berlakunya, maka berlakunya adalah 30 hari sejak
diundangkan untuk Jawa dan Madura, sedangkan untuk daerah lainnya adalah 100 hari sejak
diundangkan.

Berlakunya Undang-Undang didasarkan pada asas-asas, yaitu sebagai berikut:

1. Undang-Undang berlaku surut (asas non retroaktif).


2. Undang-Undang yang berlaku kemudian membatalkan undang-undang yang berlaku
terdahulu (lex pesterion derogat lex phrion).
3. Undang-Undang yang lebih tinggi derajatnya membatalkan undang-undang yang
mempunyai derajat yang lebih rendah (lex superior derogat lex inferion).
4. Undang-Undang khusus mengesampingkan undang-undang yang bersifat umum (lex
specialis derogat legigeneralis).
5. Undang-Undang tidak dapat diganggu gugat. Dalam hal menyangkut adanya hak uji coba
materiil maka sebelum adanya putusan pengujian undang-undang tersebut tetap berlaku.

b. Kebiasaan (Custom)

Kebiasaan yaitu perbuatan manusia yang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal yang
sama.Apabila suatu kebiasaan tertentu diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu berulang-
ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu
dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbullah suatu kebiasaan
hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum. Selain kebiasaan dikenal pula adat
istiadat yang mengatur tata pergaulan masyarakat. Adat istiadat adalah himpunan kaidah sosial yang
sudah sejak lama ada dan merupakan tradisi yang umumnya bersifat sakral, mengatur tata kehidupan
sosial masyarakat tertentu. Kebiasaan Dan Adat istiadat hidup dan berkembang di masyarakat
tertentu sehingga kekuatan berlakunya terbatas pada masyarakat tersebut.

Adat istiadat dapat menjadi hukum adat jika mendapat dukungan sanksi hukum. Perbedaan
prinsipil antara hukum kebiasaan dan hukum adat yaitu,

a) Hukum kebiasaan seluruhnya tidak tertulis sedangkan hukum adat, ada yang tertulis dan ada
yang tidak.
b) Hukum kebiasaan berasal dari kontrak sosial sedangkan hukum dapat berasal dari kehendak
nenek moyang agama dan tradisi masyarakat.

Namun demikian tidak semua kebiasaan itu pasti mengandung hukum yang baik dan adil
oleh sebab itu belum tentu kebiasaan atau adat istiadat itu pasti menjadi sumber hukum formal.
Suatu adat istiadat dan kebiasaan dapat menjadi hukum kebiasaan atau hukum tidak tertulis apabila
telah memenuhi syarat-syarat yaitu:

i. Syarat Materiil

Kebiasaan itu berlangsung terus menerus, dilakukan berulang-ulang di dalam masyarakat


tertentu dan dilakukan dengan tetap.

ii. Syarat Psikologis

Ada keyakinan warga masyarakat bahwa perbuatan atau kebiasaan itu masuk akal sebagai
suatu kewajiban (opinio necessitatis artinya bahwa perbuatan tersebut merupakan kewajiban hukum
atau demikianlah seharusnya) atau syarat intelektual. Keyakinan hukum itu memiliki dua arti yaitu:

a) Keyakinan hukum dalam arti materiil (isinya baik);


b) Keyakinan hukum dalam arti formil (tidak dilihat isinya tetapi ditaati).

iii.  Syarat sanksi

Adanya sanksi apabila kebiasaan itu dilanggar atau tidak ditaati oleh warga masyarakat.

c. Keputusan Hakim Terdahulu (Yurisprudensi)

Pengertian yurisprudensi di Negara-negara yang hukumnya Common Law (Inggris atau


Amerika) sedikit lebih luas, di mana yurisprudensi berarti ilmu hukum. Sedangkan pengertian
yurisprudensi di Negara-negara Eropa Kontinental (termasuk Indonesia) hanya berarti putusan
pengadilan.

Adapun yurisprudensi yang  dimaksudkan dengan putusan pengadilan, di Negara Anglo


Saxon dinamakan preseden. Sudikno mengartikan yurisprudensi sebagai peradilan pada
umumnya, yaitu pelaksanaan hukum dalam hal konkret terhadap tuntutan hak yang dijalankan oleh
suatu badan yang berdiri sendiri dan diadakan oleh suatu Negara serta bebas dari pengaruh apa atau
siapa pun dengan cara memberikan putusan yang bersifat mengikat dan berwibawa. Walaupun
demikian, Sudikno menerima bahwa di samping itu yurisprudensi dapat pula berarti ajaran hukum
atau doktrin yang dimuat dalam putusan. Juga yurisprudensi dapat berarti putusan pengadilan.
Yurisprudensi dalam arti sebagai putusan pengadilan dibedakan lagi dalam dua macam, yaitu:

1. Yurisprudensi (biasa), yaitu seluruh putusan pengadilan yang telah memiliki kekuatan pasti,
yang terdiri dari sebagai berikut:
a) Putusan perdamaian Putusan pengadilan negeri yang tidak dibanding.
b) Putusan pengadilan tinggi yang tidak di kasasi.
c) Seluruh putusan Mahkamah Agung.
2. Yurisprudensi tetap (vaste jurisprudentie), yaitu putusan hakim yang selalu diikuti oleh
hakim lain dalam perkara sejenis.

d. Traktat (Perjanjian)

Tractaat (traktat) atau Treaty adalah perjanjian yang dibuat antarnegara yang dituangkan
dalam bentuk tertentu. Dengan adanya perjanjian tersebut , berakibat bahwa para pihak yang
bersangkutan terikat pada isi perjanjian yang mereka adakan. Hal yang demikian itu disebut “ pacta
sunt servanda” maksudnya bahwa perjanjian mengikat pihak-pihak yang mengadakannya atau
setiap perjanjian harus ditaati.

Berdasarkan negara yang melakukan perjanjian traktat terdiri dari :

1. Traktat bilateral, yaitu apabila traktat diadakan antara dua negara.Misalnya perjanjian
internasional yang dilakukan antara Pemerintah RI dengan Pemerintah RRC tentang ‘ Dwi –
kewarganegaraan’.
2. Traktat multilateral, yaitu perjanjian yang diadakan oleh lebih dari dua negara. Misalnya
perjanjian internasional tentang pertahanan bersama negara-negara Eropa (NATO) yang
diikuti oleh beberapa negara eropa.
3. Traktat Kolektif atau Traktat terbuka, yaitu traktat multilateral yang memberikan kesempatan
kepada negara-negara yang pada permulaan tidak turut mengadakan perjanjian tetapi
kemudian juga menjadi pihaknya, misalnya, piagam PBB.

Erenst Utrecht menyatakan bahwa dalam pembuatan perjanjian internasional, ada empat
fase, yaitu sebagai berikut:
a) penetapan (sluiting), adalah penetapan isi perjanjian oleh utusan atau delegasi pihak-pihak
yang bersangkutan dalam pertemuan resminya. Hasil penetapan ini disebut traktat konsep.
Atau konsep perjanjian (conceptverdrag, concept overeenkomst atau sluitingsoorkonde).
b) persetujuan masing-masing DPR (Parlemen) dari pihak yang bersangkutan.
c) ratifikasi atau pengesahan oleh masing-masing kepala negara.
d) pelantikan atau pengumuman (afkondiging).

Perjanjian internasional baru mengikat atau berlaku dalam suatu negara setelah diratifikasi
oleh kepala negara. Traktat yang telah diratifikasi selanjutnya diundangkan dalam lembaran negara.
Pengundangan traktat dalam lembaran negara bukan merupakan syarat berlakunya traktat,
melainkan bersifat formal supaya rakyat mengetahuinya.

Karena pengundangan perjanjian internasional (traktat) hanya bersifat formalitas, maka


menurut mochtar kusumaatmadja perjanjian internasional dapat diadakan melalui 3 tahap
pembentukan, yakni perundingan, penandatanganan, dan ratifikasi.

Dasar hukum kekuatan mengikatnya traktat, yaitu sebagai berikut:

1. Teori kehendak

Teori ini mendasarkan kekuatan mengikatnya perjanjian internasional adalah kehendak


negara itu sendiri. Artinya negara lah yang merupakan segala sumber hukum.

2.Teori hukum alam

Teori yang dikemukakan oleh thomas Aquinas. Mempunyai pengaruh yang besar atas
hukum internasional. Hukum alam diartikan sebagai hukum yang ideal yang didasarkan pada
hakikat manusia yang harus taat pada hukum. Demikian juga dengan negara yang terdiri dari
manusia, masyarakat yang terikat dengan hukum alam harus terikat pula dengan hukum
internasional yang dibuat oleh negara-negara. Pacta Sunt Servanda

3. Pacta Sunt Servanda

Hans Kelsen (Bapak mashab Wiena) berpendapat bahwa asas pacta sunt servanda
merupakan kaidah dasar hukum internasional. Menurut mazhab wiena bahwa kekuatan mengikat
hukum internasional didasarkan pada kaidah hukum yang lebih tinggi dan pada giliran juga
didasarkan pada hukum yang lebih tinggi lagi dan pada akhir nya akan sampai pada puncaknya.
4. Mazhab perancis

Mashab ini mendasarkan kekuatan berlakunya hukum internasional adalah faktor-faktor


biologis, sosiologi dan sejarah kehidupan manusia yang mereka namakan fait social, atau fakta-fakta
kemasyarakatan.

e. Doktrin

Doktrin adalah pernyataan atau pendapat para ahli hukum. Dalam kenyataannya pendapat
para ahli banyak diikuti orang, dan menjadi dasar atau bahkan pertimbangan dalam penetapan
hukum baik

oleh para hakim ketika akan memutuskan suatu perkara maupun oleh pembentuk undang-undang.
Menurut Prof. Dr. Sudikno, doktrin adalah pendapat para ahli hukum yang merupakan sumber
hukum tempat hakim dapat menemukan hukumnya.

Sebagai hukum formil doktrin tampak dengan jelas pada hukum internasional, karena secara
tegas dinyatakan bahwa doktrin adalah sebagai salah satu sumber hukum formil yang termasuk
sumber hukum formil hukum internasional, yaitu:

a) perjanjian internasional;
b) kebebasan internasional;
c) asas-asas hukum yang diakui oleh bangsa-bangsa beradab;
d) keputusan hakim; dan
e) pendapat para sarjana hukum terbuka.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang menimbulkan aturan-aturan yang mengikat dan
memaksa, sehingga apabila aturan-aturan itu dilanggar akan menimbulkan sanksi yang tegas dan
nyata bagi pelanggarnya. Sumber hukum dibagi menjadi dua yaitu sumber hukum formil dan
sumber hukum materiil.

1. Sumber hukum formil merupakan tempat atau sumber dari mana suatu peraturan
memperoleh kekuatan hukum. Ini berkaitan dengan bentuk atau cara yang menyebabkan
peraturan hukum itu berlaku secara formal.
2. Sumber hukum materiil merupakan faktor yang membantu pembentukan hukum misalnya
hubungan sosial, hubungan kekuatan politik,situasi sosial ekonomi, tradisi (kriminologi, lalu-
lintas), perkembangan internasional, keadaan geografis.

Sumber hukum materiil antara lain :

1. Sumber hukum menurut ahli sejarah;


2. Sumber hukum menurut ahli filsafat;
3. Sumber hukum menurut ahli ekonomi;
4. Sumber hukum menurut ahli sosiologi; dan
5. Sumber hukum menurut ahli agama.
Sumber hukum formal atau formil dibagi menjadi:

1. Undang-undang;
2. Kebiasaan;
3. Yurisprudensi;
4. Traktat; dan
5. Doktrin.

3.2 Saran

Agar mahasiswa mampu mengetahui sumber-sumber hukum yang ada di Indonesia dan
mampu mengaplikasikannya dalam kehidupan sehari-hari sebagai warga Negara. Dan untuk
mempertahankan Hukum yang ada di Indonesia.

Demikian sedikit ulasan tentang sumber hukum di Indonesia semoga bermanfaat, dan
berguna untuk ikut mencerdaskan anak bangsa. Taatilah hukum yang berlaku, dan lihatlah sebuah
kejadian dari berbagai sudut pandang, jangan sekali-kali mudah memberikan statement bahwa
seseorang salah atau benar.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.google.com

R.Soeroso.2005.Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:Sinar Grafika.

Bisri, Ilhami.2004.Sistem Hukum Indonesia.Jakarta:Rajawali Pers.     

Apeldoorn, van.2001. Pengantar Ilmu Hukum.Jakarta:Pradnya Paramita.

Arrasjid, Chainur.2008.Dasar-dasar Ilmu Hukum.Jakarta:Sinar Grafik

Kansil C.S.T.2013. Pengantar Ilmu Hukum Indonesia.Jakarta:Sinar Grafika

HS, Salim, dan Erlies Septiana Nurbani.2020. Pengantar Ilmu


Hukum.Depok:Rajawali

Pers

Anda mungkin juga menyukai