Anda di halaman 1dari 9

AKALAH

“ASAS, KAIDAH DAN NORMA HUKUM”

Dosen Pengampu : Basir. S.H,. M.H

Disusun oleh :
Nama :Miftahul Jannah
NPM : 217210115

UNIVERSITAS ISLAM RIAU


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PRODI ADMINISTRASI BISNIS
2021/2022
DAFTAR ISI

BAB 1 (PENDAHULUAN)............................................................................................... 3
A. LATAR BELAKANG ........................................................................................... 3
B. RUMUSAN MASALAH ....................................................................................... 3
C. TUJUAN ................................................................................................................ 3
BAB 2 (PEMBAHASAN) ................................................................................................. 4
1. ASAS HUKUM...................................................................................................... 4
2. KAIDAH HUKUM ............................................................................................... 6
3. NORMA HUKUM ................................................................................................ 7
BAB 3 (PENUTUP) ........................................................................................................... 9
KESIMPULAN ............................................................................................................. 9
SARAN ........................................................................................................................... 9
BAB 1 (PENDAHULUAN)
A. LATAR BELAKANG
Hukum adalah Prinsip atau Asas sedangkan Peraturan adalah produk otoritatif dan
sebuah aturan hukum bertumpu pada kewibawaan pembentuk undang-undang atau
dari hakim oleh karena itu keberadaan peraturan sangat erat dengan keberadaan
negara dan lingkup keberlakuannya pun terbatas pada lingkup teritorial kekuasaan
negara tempat otoritas pembentuk peraturan tersebut berada. Sedangkan Hukum
tidak terbatas pada negara saja tetapi melebihi negara sehingga selalu dapat
ditemukan dalam semua masyarakat atau bersifat universal dan terus berkembang
sesuai dengan dinamika masyarakat.

Hukum ditanggapi sebagai prinsip-prinsip keadilan, hukum adalah undang-undang


yang adil, bila undang-undang bertentangan dengan prinsip-prinsip keadilan, maka
undang-undang tersebut tidak dapat disebut sebagai hukum lagi, karena adil
merupakan unsur konstitutif dari segala pengertian hukum.

Dalam ilmu hukum, pada dasarnya hukum dapat dilihat dalam beberapa bentuk
yang saling mendukung satu sama lain yaitu berupa Asas atau Prinsip Hukum
kemudian Kaidah atau Norma Hukum dan Aturan Hukum. Setiap bentuk memiliki
sifatnya masing masing dan berada pada lapisan atau tingkatan yang berbeda dari
bentuknya yang lain, akan tetapi pada prinsipnya lapisan-lapisan tersebut
merupakan satu kesatuan sistemik, mengendap hidup dalam sistem. Saling
berkaitan antara satu dengan yang lainnya, bahu membahu (shoulder to shoulder),
gotong royong sebagai suatu sistem yang mengalirkan keadilan.

B. RUMUSAN MASALAH
Pada makalah kali ini rumusan masalah yang akan dibahas yaitu menjelaskan
tentang asas, kaidah dan norma hukum.

C. TUJUAN
Adapun tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk mengetahui penjelasan
dari asas, kaidan dan norma hokum.
BAB 2 (PEMBAHASAN)

1. ASAS HUKUM
Menurut terminologi bahasa, yang dimaksud dengan istilah asas ada dua
pengertian. Arti asas yang pertama adalah dasar, alas, pondamen. sedangkan
menurut asas yang kedua adalah sesuatu kebenaran yang menjadi pokok dasar atau
tumpuan berfikir atau berpendapat.Sedangkan menurut R.H. Soebroto Brotodiredjo,
asas adalah suatu sumber atau sebab yang menjadi pangkal tolak sesuatu, hal yang
inherent dalam segala sesuatu, yang menentukan hakikatnya.

Bellefroid mengatakan bahwa asas hukum umum adalah norma dasar yang
dijabarkan darihukum positif dan yang boleh ilmu hukum tidak dianggap berasal dari
aturan-aturan yang lebihumum. Asas hukum umum merupakan pengendapan dari
hukum positif.

Menurut Eikima Hommes Asas Hukum itu tidak boleh menganggap sebagai
norma-normahukum yang konkrit, akan tetapi perlu dipandang sebagai dasar-dasar
umum atau petunjuk bagihukum yang berlaku.Pembentukan hukum praktis perlu
berorientasi pada asas-asas hukumtersebut.

Pendapat terakhir dari Sajipto Raharjo. Ia mebgatakan bahwa, asas hukum


adalah unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Asas hukum adalah
jantungnya peraturan hukumkarena ia merupakan landasan yang paling luas bagi
lahirnya peraturan hukum atau ia adalah sebagai ratio legisnya peraturan hukum. Dari
beberapa pendapat tadi kita dapat menyimpulkan, bahwa yang dinamakan asas
hukum itu adalah dasar-dasar umum yang terkandung dalam peraturan hukum,
dasar-dasar umum tersebut merupakan sesuatu yang mengandung nilai-nilai etis .

Asas Hukum atau Prinsip Hukum bukanlah peraturan hukum konkrit,


melainkan pikiran dasar yang umum sifatnya. Atau, merupakan latar belakang yang
mendasari peraturan yang konkrit,yang terdapat di dalam dan di belakang setiap
sistem hukum yang terjelma dalam peraturan perundang-undangan dan putusan
hakim yang merupakan hukum positif dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-
sifat umum dalam peraturan konkrit tersebut.
Apabila kita membicarakan tentang asas hukum, maka pada saat itu kita
membicarakan unsur yang penting dan pokok dari peraturan hukum. Barangkali tidak
berlebihan apabila dikatakan, bahwa asas hukum ini merupakan jantungnya
peraturan hukum. Ini berarti bahwa peraturan- peraturan hukum itu pada akhirnya
bisa dikembalikan kepada asas-asas tersebut. Kecuali disebut landasan, asas hukum
ini layak disebut sebagai alasan bagi lahirnya peraturan hukum, atau merupakan ratio
legis dari peraturan hukum. Asas hukum ini tidak akan habis kekuatanya dengan
melahirkan suatu peraturan hukum, melainkan akakn tetap saja ada dan akan
melahirkan peraturan-peraturan selanjutnya .

Karena asas hukum mengandung tuntutan etis, maka asas hukum merupakan
jembatan antara peraturan-peraturan hukum dengan cita-cita social dan pandngan
etis masyarakatnya. Dengan singkat dapat dikatakan, bahwa melalui asas hukum ini,
peraturan-peraturan hukum berubah sifatnya menjadi bagian dari suatu tatanan etis.
Bagaimana orang sampai kepada asas-asas hukum itu dapat digambarkan urutannya.
Pengertian-pengertian yang telah di temukan itu masih bisa ditarik pada peringkat
yang lebih tinggi dan dengan demikian secara terus menerus, sampai kita tiba pada
suatu titik yang keadaanya berbeda dari pengertian-pengertia sebelumnya. Kita
sampai pada suatu penemuan yang bersifat serta merta, artinya ia tidak bisa di
jelaskan oleh pengertian yang lebih tinggi lagi.

salah satu contohnye adalah : “Di mana ada kesalahan, disitu ada pengantian
kerugian”, inilah yang disebut asas hukum itu. Pengertian hukum atau konsep hukum,
standar hukum dan asas hukum merupakan unsur-unsur dari peraturan hukum ini
bisa diberi arti sebagai norma yang memberikan suatu konsekuensi yang jelas sebagai
kelanjutan dilakukanya suatu perbuatan

Sebagai ilustrasi bahwa asas hukum merupakan jiwa dari peraturan hukum
dapat dikemukakan contoh sebagai berikut:ketika seseorang melakukan perbuatan
dursila yang merugikan orang lain, ia harus mengantikerugian itu(asas hukum).
Sedangkan norma hukumnya, adalah Pasal 1365 KUH Perdata.Dalam mempelajari
ilmu hukum maupun dalam kehidupan sehari-hari, sering mendengar istilah-istilah
yang apabila diteliti ternyata masukkedalam kriteria asas hukum.
2. KAIDAH HUKUM
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kaidah diartikan sebagai patokan.
Kaidah hukum lazimnya peraturan hidup yang menentukan bagaimana manusia
seyogyanya berperilaku, bersikap dalam masyarakat agar kepentingannya dan
kepentingan orang lain terlindungi. Kaidah merupakan pandangan objektif mengenai
penilaian atau sikap yang seyogyanya dilakukan atau tidak dilakukan, dilarang, atau
dianjurkan untuk dilakukan.

Kaidah-kaidah hukum ditemukan oleh akal budi manusia sebagai mahluk


rasional yang memiliki kemampuan membedakan benar-salah, baik-buruk, adil-tidak
adil, manusiawi-tidak manusiawi yang menuntut bagaimana seharusnya manusia
bertindak dalam pergaulannya dalam masyarakat.

Menurut Sudikno Mertokusumo bahwa dalam arti sempit yang dimaksudkan


dengan kaedah hukum adalah nilai yang terdapat dalam peraturan konkrit. Pendapat
tersebut adalah sejalan dengan pendapat J.J.H. Bruggink yang juga mengatakan
bahwa: kaidah hukum sebagai arti satuan bahasa yang lebih luas, aturan hukum. Jadi
kalau asas hukum merupakan pikiran dasar yang bersifat abstrak, maka kaidah hukum
dalam arti yang sempit merupakan nilai yang bersifat lebih konkrit dari pada asas
hukum. Sebagai contoh misalnya kedah atau nila yang terdapat dalam Pasal 362 KUHP
(“barang siapa mengambil barang orang lain dengan jalan melawan hukum, dihukum
karena….”) ialah bahwa mencuri itu tidak baik seyogyanya jangan mencuri (sebuah
penilaian).Sehingga kaidah yang melatarbelakangi Pasal 362 adalah keharusan
manusia tidak boleh mencuri.

Berkaitan dengan kaidah-kaidah, hukum menyatakan diri juga sebagai hak


dan kewajiban yang ada pada orang-orang yang hidup dalam suatu masyarakat
tertentu. Hukum dalam arti ini disebut hukum subyektif. Memang kaidah hukum
sering kali terwujud dalam teks perundang-undangan, atau dalam peraturan-
perundang-undangan yang lain, yang dapat dirasakan dengan indera penglihatan,
namun tidak berarti kaidah hukum sama dengan teks-teks undang-undang tersebut.
Kaidah hukum pada dasarnya tidak dapat di tangkap oleh panca indera karena isinya
adalah “kesadaran”.
3. NORMA HUKUM
Norma hokum adalah aturan-aturan yang didalam nya mengandung pertimbangan
kesusilaan. Hokum ditunjukan kepada tinkah laku manusia dalam sebuah masyarakat
dan menjadi acuan atau pedoman bagi para penguasa negara dalam melakukan
tugasnya.

Norma hokum merupakan seperangkat norma mengenai apa yang benar dan salah,
yang dibuat dan diakui eksistensinya oleh pemerintah, baik yang tertuang dalam aturan
tertulis maupun yang tidak, terikat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat secara
menyeluruh daan dengan ancaman sanksi bagi pelanggar aturan norma.

Dilihat dari segi tujuannya maka norma hukum bertujuan kepada cita kedaiman
hidup antar pribadi, keadaan damai terkait dimensi lahiriah dan batiniah yang
menghasilkan keseimbangan anatara ketertiban dan ketentraman. tujuan kedamaian
hidup Bersama dimaksud dikaitkan pula dalam perwujudan kepastian, keadilan dan
kebergunaan. Dari segiisi norma hukum dapat dibagi menjadi tiga, pertama, norma
hukum yang berisi perintah yang mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati. Kedua,
norma hukum yang berisi larangan, dan ketiga, norma hukum berisi perkenaan yang
hanya mengikat sepanjang para pihak yang bersangkutan tidak menentukan lain dalam
perjanjian

Dari segi isi norma hukum dapat dibagi menjadi tiga, pertama, norma
hukum yang berisi perintah yang mau tidak mau harus dijalankan atau ditaati.
Kedua, norma hukum yang berisi larangan, dan ketiga, norma hukum berisi
perkenaan yang hanya mengikat sepanjang para pihak yang bersangkutan tidak
menentukan lain dalam perjanjian.

Sifat Norma. Menurut Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto, norma


hukum memiliki sifat antara lain: a). Imperatif, yaitu perintah yang secara
apriori harus ditaati baik berupa suruhan maupun larangan; b). Fakultatif, yaitu
tidak secara apriori mengikat atau wajib dipatuhi. Sifat imperatif dalam norma
hukum biasa disebut dengan memaksan (dwingenrecht), sedangkan yang
bersifat fakultatif dibedakan antara norma hukum mengatur (regelendrecht) dan
norma hukum yang menambah (aanvullendrecht). Terkadang terdapat pula
norma hukum yang bersifat campuran atau yang sekaligus memaksa dan
mengatur.

Norma hukum dapat pula dibedakan antara yang bersifat umum dan abstrak
dan yang bersifat konkret dan individual. Norma hukum bersifat abstrak karena
ditujukan kepada semua subjek yang terkait tanpa menunjuk atau mengaitkan
dengan subjek konkret, pihak dan individu tertentu. Sedangkan norma hukum
yang konkret dan individual ditujukan kepada orang tertenu, pihak atau subjek-
subjek hukum tertentu atau peristiwa dan keadaan-keadaan tertentu.

Maria Farida mengemukakan ada beberapa kategori norma hukum dengan


melihat bentuk dan sifatnya, yaitu:

a. Norma hukum umum dan norma hukum individual. Norma hukum umum
adalah suatu norma hukum yang ditujukan untuk orang banyak
(addressatnya) umum dan tidak tertentu. Sedangkan norma hukum
individual adalah norma hukum yang ditujukan pada seseorang, beberapa
orang atau banyak orang yang telah tertentu.
b. Norma hukum abstrak dan norma hukum konkret. Norma hukum abstrak
adalah suatu norma hukum yang melihat pada perbuatan seseorang yang
tidak ada batasnya dalam arti tidak konkret. Sedangkan norma hukum
konkret adalah suatu norma hukum yang melihat perbuatan seseorang itu
secara lebih nyata (konkret).
c. Norma hukum yang terus-menerus dan norma hukum yang sekaliselesai.
Norma hukum yang berlaku terus menerus (dauerhaftig) adalah norma
hukum yang berlakunya tidak dibatasi oleh waktu, jadi dapat berlaku kapan
saja secara terus menerus, sampai peraturan itu dicabut atau diganti dengan
peraturan yang baru. Sedangkan norma hukum yang berlaku sekali-selesai
(einmalig) adalah norma hukum yang berlakunya hanya satu kali saja dan
setelah itu selesai, jadi sifatnya hanya menetapkan saja sehingga dengan
adanya penetapan itu norma hukum tersebut selesai.
d. Norma hukum tunggal dan norma hukum berpasangan. Norma hukum
tunggal adalah norma hukum yang berdiri sendiri dan tidak diikuti oleh
suatu norma hukum lainnya jadi isinya hanya merupakan suatu suruhan
tentang bagaimana seseorang hendaknya bertindak atau bertingkah laku.
Sedangkan norma hukum berpasangan terbagi menjadi dua yaitu norma
hukum primer yang berisi aturan/patokan bagaimana cara seseorang harus
berperilaku di dalam masyarakat dan norma hukum sekunder yang berisi
tata cara penanggulangannya apabila norma hukum primer tidak dipenuhi
atau tidak dipatuhi.

BAB 3 (PENUTUP)

KESIMPULAN
Asas, kaidah dan norma hokum merupakan suatu yang saling berkaitan. Asas
Hukum atau Prinsip Hukum bukanlah peraturan hukum konkrit, melainkan pikiran
dasar yang umum sifatnya sedangkan kaedah hukum adalah nilai yang terdapat dalam
peraturan konkrit. Norma hokum adalah aturan-aturan yang didalam nya mengandung
pertimbangan kesusilaan. Norma hokum memiliki sifat memaksa.

SARAN
Demikian yang dapat saya paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan dan kelemahannya, kerena
terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau referensi yang ada
hubungannya dengan judul makalah ini. Oleh karena itu saya menyaran kan kepada
pembaca untuk lebih menguasai mengenai materi ini jangan berpatokan pada satu
sumber saja

DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/77552040/ASAS-HUKUM

https://www.scribd.com/document/415653030/makalah-norma-hukum

Anda mungkin juga menyukai