Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

ASAS-ASAS HUKUM ISLAM


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Sekolah

“PENGANTAR HUKUM ISLAM”

Dosen Pengampu :

Adv. Dr. Badrudin., S.HI., M.HI

Disusun Oleh :

NAMA : Muhammad Nur Sya’Bani

NIM : 22.24.520

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA

SEMESTER II B

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AN-NADWAH

KUALA TUNGKAL

TAHUN AKADEMIK

2022/2023
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬


Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kita terhadap khadirat
Allah SWT. dimana atas rahmat dan karunia-Nya saya dapat menyelesaikan makalah
ini tepat pada waktunya adapun judul yang saya buat saat ini adalah “Asas-Asas
Hukum Islam ”.
Saya menyadari makalah yang saya buat masi jauh dari kata sempurna
dikarenakan keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang saya miliki saat ini, dan
saya berharap semoga makalah ini dapat memberikan ilmu yang bermanfaat untuk
perkembangan dan peningkatan dalam bidang ilmu pendidikan.
Demikian yang dapat saya sampaikan dan apabila terdapat kesalahan dalam
penulisan makalah ini saya mohon maaf, semoga kita dapat memberikan yang terbaik
di bidang ilmu pendidikan untuk negara Indonesia.

Kuala Tungkal, 22 Mei 2023

Muhammad Nur Sya’Bani

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1

1.3 Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................... 2

2.1 Pengertian Asas ................................................................................ 2

2.2 Beberapa Asas Hukum Islam ........................................................... 3

A. Asas umum................................................................................... 3

B. Asas hukum pidana ..................................................................... 5

C. Asas Hukum Perdata ................................................................... 6

D. Asas Hukum Perkawinan ............................................................ 7

E. Asas Hukum Kewarisan .............................................................. 8

2.3 Kaidah-Kaidah Fiqih.......................................................................... 9

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 10

3.1 Kesimpulan ...................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Perbuatan masyarakat islam yang terdapat dalam perbuatan pidana, perdata
yang mekiputi perkawinan, muamalah, perkawinan diatur dalam setiaphukum
yang meliputi asas itu sendiri.Sesuatu hal yang paling mendasar dari tiap hukum
tercantum dari asas itu sendiri,sehingga kita perllu mengetahui pengertian asas itu
terlebih dahulu agar diketahui kejelasnnya.

Asas dalam hukum islam terbagi menjadi dua, yaitu asas umum yang
mencantum segala ketentuan semua hukum dalam islam itu sendiri. Dan asas
khusus yang meliputi asas dalam hukum pidana, muamalah, kewarisan.
Pernikahan, dan kewarisan. Asas umum itu sendiri meliputi asas keadilan
yangselalu ditegaskan dalam islam untuk selalu ditegakkan dalam kehidupan
masyarakat. Asas kepastian hukum dan asas kemanfaatan juga terdapat
didalamnya

1.2 Rumusan Masalah


a) Apa Itu Asas ?
b) Apa Saja 5 Asas-Asas hukum islam ?
c) Apa yang Dimaksud dengan Kaidah-Kaidah fiqih ?

1.3 Tujuan
a) Agar Kita Mengetahui Apa Itu Asas ?
b) Memahami tentang 5 Asas asas hukum islam ?
c) Agar Kita Mengetahui Apa yang Di Maksud Dengan kaidah kaidah Fiqih

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Asas


Asas berasal dari kata asasun yang artinya dasar, basis, pondasi. Secara
terminologi asas adalah landasan berpikir yang sangat mendasar. jika
dihubungkan dengan hukum, asas adalah kebenaran yang digunakan sebagai
tumpuan berpikir dan alasan berpendapat, terutama dalam penegakan dan
pelaksanaan hukum. Asas hukum berfungsi sebagai rujukan untuk
mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum.

salah satu yang harus diketahui dalam dalam hukum Islam adalah aspek asas-
asasnya. Pengetahuan tersebut sangat berguna untuk mengetahui nilai filosofis
darisebuah ketentuan dalam hukum Islam. Dengan mengetahui asas-asasnya,
akandapat dipahami maqashid alsyari’ah dari sebuah perintah maupun larangan
dalamhukum Islam. Secara etimologi, kata asas berasal dari bahasa Arab, asasun
yangberarti “dasar, basis, dan pondasi”. Secara terminologis asas adalah dasar
atausesuatu yang menjadi tumpuan berpikir atau berpendapat. 1

Istilah lain yang memilikiarti sama dengan kata asas adalah prinsip yaitu
dasar atau kebenaran yang menjadipokok dasar berpikir, bertindak dan
sebagainya. Apabila dihubungkan dengan sistemberpikir, yang dimaksud dengan
asas adalah landasan berpikir yang sangat mendasar.Asas diperoleh melalui
konstruksi yuridis yaitu dengan menganalisa data yangsifatnya nyata untuk
kemudian mengambil sifat-sifatnya yang umum atau abstrak.

Sudikno Mertokusumo mengatakan asas merupakan pikiran dasar yang


umum sifatnya atau merupakan latar belakang dari peraturan yang konkrit yang
terdapat dalam dan di belakang setiap sistem hukum yang terjelma dalam
1
Ali, Muhammad Daud, 2013. Hukum Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada
2
peraturan perundang-undangan dan putusan Hakim yangmerupakan hukum positif
dan dapat diketemukan dengan mencari sifat-sifat umum dalam peraturan konkrit
tersebut2.

H Idris Djafar dan Taufik Yahya dalam bukunya Kompilasi Hukum


Kewarisan Islam menjelaskan bahwa asas pada umumnya berfungsi sebagai
rujukan atau latar belakang peraturan yang konkrit untuk mengembalikan segala
masalah yang berkenaan dengan hukum3.

Apabila asas dihubungkan dengan hukum, maka yang dimaksud dengan asas
adalahkebenaran yang dipergunakan sebagai tumpuan berpikir dan alasan
pendapat,terutama dalam penegakandan pelaksanaan hukum. Asas berfungsi
sebagai rujukanuntuk mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan
hukum Asas hukumtidak akan habis kekuatannyadengan melahirkan suatu
peraturan hukum, melainkanakan tetap saja ada dan akan melahirkan peraturan
selanjutnya. Asas pula yangmembuat hukum itu hidup, tumbuh dan berkembang
dan ia juga menunjukkanbahwa hukum itu bukan sekedar kumpulan peraturan
belaka, karena asasmengandung nilai-nilai dan tunturan-tuntunanetis.

2.2 Beberapa Asas-Asas Hukum Islam

A. Asas-Asas Umum

1. Asas Keadilan

Asas keadilan merupakan asas yang sangat penting dalam hukum Islam.
Demikian pentingnya sehingga ia dapat disebut sebagai asas semua asas
hukum Islam. Asas keadilan mendasari proses dan sasaran hukum Islam.
Keadilan merupakan nilaipaling asasi dalam ajaran Hukum Islam.
Menegakkan keadilan dan memberantas kezaliman merupakan salah satu

2
Sudikno Mertokusumo. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar) (Yogyakarta: Libeiry, 1988). h .13.

3
H. Idris Djakfar dan Taufik Yahya. Kompilasi Hukum Kewarisan Islam (Cet I; Jakarta: PT. Dunia
PustakaJaya. 1995) h. 28.
3
tujuan diturunkannya wahyu. Keadilan diletakkan sederajat dengan
kebajikan dan ketakwaan Keadilan dalam hukum Islam
bukanmendasarkan semata-mata pada prinsip- prinsip yang dikembangkan
oleh manusia.4

2. Asas Kepastian Hukum

Asas kepastian hukum merupakan asas yang menyatakan bahwa tidak ada
satu perbuatan yang dapat dihukum kecuali atas kekuatan ketentuan
peraturan yang ada dan berlaku pada perbuatan itu. Asas ini berdasarkan
Q.S. al-Isra’ [17] ayat (15):“Barang siapa yang berbuat sesuai dengan
hidayah (Allah Swt.), maka Sesungguhnya dia berbuat itu untuk
(keselamatan) dirinya sendiri: dan barangsiapa yang sesatmaka
sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri dan seorang
yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain, dan kami tidak akan
mengazab sebelum kami mengutus seorang rasul”. Disebutkah pula dalam
Q.S. al-Maidah [5]ayat (95)

3. Asas Kemanfaatan

Asas kemanfaatan merupakan asas yang mengiringi asas keadilan dan


kepastianhukum. Pelaksanaan asas keadilan dan kepastian hukum,
seyogyanyadipertimbangkan asas kemanfaatannya, baik bagi yang
bersangkutan sendiri,maupun kepentingan masyarakat. Kemanfaatan
hukum berkorelasi dengan tujuanpemidanaan terutama sebagai prevensi
khusus agar terdakwa tidak mengulangikembali melakukan perbuatan
melawan hukum, dan prevensi umum setiap orangberhati-hati untuk tidak
melanggar hukum karena akan dikenakan sanksinya.

B. Asas Hukum Pidana

4
H Mohammad Daud Ali. Hukum Islam. Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum Islam di Indonesia
(Cet IX: Jakarta PT RajaGrafindo. 2001). h 114.
4
A. Asas Legalitas

Asas legalitas merupakan asas yang menyatakan bahwa tidak ada


pelanggaran dantidak ada pidana sebelum ada undang-undang yang
mengaturnya. Istilah asas legalitas tidak ditemukan dalam hukum Islam,
namun secara subtansial hukum Islam menganut asas legalitas. Kaidah-
kaidah pokok yang berhubungan dengan asas tersebut adalah: “Tidak ada
hukum bagi perbuatan orang yang berakal sehats ebelum ada nas atau
ketentuan.”5

B. Asas Larangan Memindahkan Kesalahan pada orang lain

Asas ini terdapat di dalam berbagai surat dan ayat al-Qur’an seperti Q.S.
al-An’am [6]ayat (164), Faathir [35] ayat (18), al-Zumar [39] ayat (7), al-
Najm [53] ayat (38), al-Muddatstsir [74] ayat (38). Asas ini berpedoman
pada aturan hukum Islam bahwa hukuman dapat dijatuhkanhanya kepada
orang yang melakukan tindak pidana danorang lain ataupun kerabatnya
tidak dapat menggantikan pidana pelaku tindak pidana

C. Asas Praduga tak Bersalah

Al-Qur’an telah memberikan isyarat atau dasar hukum terhadap asas


praduga tak bersalah, seperti tercantum dalam surat al-Isra’ [17] ayat (15).
Ayat ini diawali dengan dorongan untuk berbuat baik, karena perbuatan
baik hanya untukkeselamatan dirinya dan begitu pula sebaliknya
perbuatan sesat untuk kerugian dirinya; lalu kesalahan seseorang tidak
bisa dipikulkan kepada orang lain; kemudiandi akhir ayat dijelaskan
bahwa Allah Swt. Tidak akan mengazab manusia sebelum mengutus
rasul-Nya. Ayat ini ditujukan kepada Rasul-Nya.6
5
Ahmad Wardi Muslih, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Sinar Grafika Offset, Jakarta,2004,
hlm. 10
6
Ali, Zainuddin, 2007. Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Islam Tekstual
danKontekstual; Suatu Kajian Aqidah, Syari'ah dan Akhlak, Palu: Yayasan Masyarakat IndonesiaBaru.
5
C. Asas Hukum Perdata

a. Asas kebolehan atau Mudah

Asas ini menunjukkan kebolehan melakukan semua hubungan perdata


(sebagiandari hubungan muamalah) sepanjang hubungan itu tidak dilarang
oleh al-Qur’an dan Hadits/ Sunnah. Segala bentuk hubungan perdata
adalah boleh dilakukan, kecuali kalau telah ditentukan lain dalam al-
Qur’an dan hadits/ sunnah. Ajaran agama Islam memberi

b. Asas kemaslahatan Hidup

Asas Kemaslahatan hidup merupakan sesuatu yang mendatangkan


kebaikan, berguna.Berfaedah bagi kehidupan. Asas kemaslahatan hidup
mengandung makna bahwa hubungan perdata apa pun juga dapat
dilakukan asal hubungan itu mendatangkan kebaikan, berguna serta
berfaedah bagi kehidupan manusia peribadi dan masyarakat, kendatipun
tidak ada ketentuannya dalam al-Qur’an dan hadits/sunnah.Asas ini sangat
berguna untuk pengembangan berbagai lembaga hubungan perdatadan
dalam menilai lembaga-lembaga hukum non-Islam yang ada dalam
suatumasyarakat Setiap norma atau tradisi yang bersifat kultural yang
akan dimanfaatkan oleh masyarakat Islam harus dilihat manfaat atau
mudharat (kerugian) yang akan dibawanya. Jika bermanfaat, lembaga
norma atau tradisi itu dapat diterima, jika merusak atau merugikan
masyarakat lembaga demikian harus ditolak.

c. Asas Kebebasan dan kesukarelaan

Asas kebebasan dan kesukarelaan mengandung makna bahwa setiap


hubungan perdata harus dilakukan secara bebas dan sukarela. Kebebasan
kehendak para pihak yang melahirkan kesukarelaan dalam persetujuan

6
harus senantiasa diperhatikan. Asas ini juga mengandung arti bahwa
selama teks al-Qur’an dan hadits/Sunnah tidak mengatur suatu hubungan
perdata, selama itu pula para pihak bebas mengaturnya atas dasar
kesukarelaan masing-masing. Asas ini bersumber dari al-Qur’an surat al-
Nisa [4] ayat (29).

D. Asas Hukum Perkawinan

1. Asas Kesukarelaan

kesukarelaan berarti saling menerima baik kekurangan maupun kelebihan


antara kedua calon. kesukarelaan itu tidak harus terdpat diantara kedua
calon suami isteri, tetapi juga diantara kedua orang tua kedua belah
pihak.kesukarelaan orang tua yang menjadi wali seorang wanita,
merupakan sendi asasi perkawinan islam7

2. Asas Persetujuan Kedua Belah pihak

tidak boleh ada permaksaan dalam melangsungkan sebuah pernikahan.


Persetujuan seorang gadis untuk dinikahkan dengan seorang
pemuda,misalnya harus diminta dulu oleh wali atau orang tuanya

3. Asas Kebebasan Memilih Pasangan

Seorang laki-laki dan perempuan berhak untuk memilih calon


pasangannya. ketika terladi suatu pemaksaan dalam sebuah pernikahan,
ada pilihan untuk meneruskan pernikahan itu atau tidak

E. Asas Hukum Kewarisan

1. Asas integrity atau ketulusan

Integrity artinya : Azas ketulusan (integrity) ini mengandung pengertian


bahwa dalam melaksanakan Hukum Kewarisan dalam Islam diperlukan
ketulusan hati untuk mentaatinya karena terikat dengan aturan yang
7
Ibid., h.116
7
diyakini kebenarannya, yaitu berasal dari Allah swt melalui Rasulullah
Muhammad saw, sebagai pembawa risalah Al-Our'an Oleh karena itu,
ketulusan seseorang melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum kewarisan
sangat tergantung dari keimanan yang dimiliki untuk mentaati hukum-
hukum Allan swt Adapun dasar kesadarannya adalah firman Allah swt di
dalam Q.S. Ali-Imran/3: 85:, Artinya : Barangsiapa mencari agama selain
agama Islam, Maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)
daripadanya, dan Dia di akhirat Termasuk orang-orang yang rugi8

2. Asas Ta’abbudi (Penghambaan diri )

Yang dimaksud asas Ta'abbudi adalah melaksanakan pembagian waris


secara hukum Islam adalah merupakan bagian dari pelaksnaan perintah
(ibadah) kepada Allah swt., yang apabilj dilaksanakan mendapat pahala
dan diberi ganjaran dan apabila tidak dilaksanakan juga diberi ganjaran
seperti layaknya mentaati dan tidak mentaati pelaksanaan hukum-hukum
Islam lainnya Ketentuan-ketentuan atau aturan-aturan kewarisan Allah
swt, telah menjelaskan di dalam Q.S. Al- Nisa'/4: 11 dan 12,176,

3. Asas Individual

Asas ini menyatakan bahwa harta warisan dapat dibagi bagikan pada
masing masing ahli waris untuk dimiliki secara perorangan. Dalam
pelaksanaanya seluruh harta warisan dinyatakan dalam nilai tertentu yang
kemudian dibagikan kepada ahli waris yang berhak menerimanya menurut
kadar bagian masing-masing.

4. Asas Keadilan Yang Berimbang

Asas keadilan atau keseimbangan disni mengandung arti bahwa harus


senantiasa terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban2 antara hak
yang diperoleh seseorang dengan kewajiban yang harus ditunaikanya.
8
Departemen Agama RI. Op.Cit. h 90
8
Dalam hukum kewarisan islam, harta peninggalan yang diterima ahli
waris dari pewaris merupakan kelanjutan tanggung jawab pewaris
terhadap keluarganya

2.3 Kaidah-Kaidah Fiqih

Secara terminlogi kaidah berarti asas, pondasi, atau fondamen segalasesuatu.


Secara terminologi dalah segala ketentuan-ketentuan umum yang bersifat tetap dan
kully (menyeluruh) yang mencakup semua masalah-masalah particular (jujiyah) yang
sumber hukumnya bisa diambil dari hukum kully tersebut.dengan menguasai kaidah
fiqh maka kita kan mengetahui hakekat fiqh, dasar-dasar hukumnya, landasan
pemikiran dan rahasia-rahasisa terdalamnya. Contoh (1) hukum berrputar di sekitar
illatnya. Ada illat ada hukum, tidak illattidak ada hukumnya. (2) hukum berubah
karena perubahan waktu dan tempat (3) adat yang baik dapat di jadikan hukum. (4)
orang yang menentut sesuatu hak atau menuduh seseorang melakukan sesuatu harus
membuktikan hak atau tuduhanya. (5) tertuduh dapat mengingkari tuduhan yang
ditunjukkan padanya dengan sumpah.9

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
 Asas berasal dari kata asasun yang artinya dasar, basis, pondasi. Secara
terminologi asas adalah landasan berpikir yang sangat mendasar. jika
dihubungkan dengan hukum, asas adalah kebenaran yang digunakan sebagai
tumpuan berpikir dan alasan berpendapat, terutama dalam penegakan dan

9
Ibid., h.946
9
pelaksanaan hukum. Asas hukum berfungsi sebagai rujukan untuk
mengembalikan segala masalah yang berkenaan dengan hukum.

 Beberapa Asas-Asas Hukum Islam

 A. Asas umum
B. Asas hukum pidana
C. Asas Hukum perdata
D. Asas hukum perkawinan
E. Asas Hukum Pewarisan
 Secara terminlogi kaidah berarti asas, pondasi, atau fondamen segalasesuatu.
Secara terminologi dalah segala ketentuan-ketentuan umum yang bersifat
tetap dan kully (menyeluruh) yang mencakup semua masalah-masalah
particular (jujiyah) yang sumber hukumnya bisa diambil dari hukum kully
tersebut.dengan menguasai kaidah fiqh maka kita kan mengetahui hakekat
fiqh, dasar-dasar hukumnya, landasan pemikiran dan rahasia-rahasisa
terdalamnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Wardi Muslih, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam. Sinar Grafika
Offset, Jakarta,2004, hlm. 10.

Ali, Muhammad Daud, 2013. Hukum Islam, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

10
Ali, Zainuddin, 2007. Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2008. Islam
Tekstual danKontekstual; Suatu Kajian Aqidah, Syari'ah dan Akhlak, Palu: Yayasan
Masyarakat IndonesiaBaru.

Djakfar. H. Idns dan Taufik Yahya. Kompilasi Hukum Kewarisan Islam (Cet I;
Jakarta PT. Dunia Pustaka Jaya, 1995).

Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana islam, (Jakarta ;bulan bintang, 2005)

11

Anda mungkin juga menyukai