Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

ASAS – ASAS HUKUM ISLAM

Disusun Oleh :
AVISYA AZZAHRA
12320222398

MATA KULIAH :
PENGANTAR HUKUM ISLAM

PRODI HUKUM EKONOMI SYARIAH


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGATAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, saya
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada saya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang ASAS -
ASAS HUKUM ISLAM.
Makalah ini telah saya susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembautan makalah ini. Untuk itu saya menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
Terlepas dari semua itu, saya meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik
dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
saya menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata saya berharap semoga makalah ilmiah tentang ASAS – ASAS HUKUM
ISLAM ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.......................................................................................... 2
C. Tujuan ........................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................... 3
1. Pengertian Asas Hukum Islam....................................................................... 3
2. Hukum Pidana Asas Hukum Islam ............................................................... 4
3. Hukum Perdata Asas Hukum Islam............................................................... 4
4. Asas Perkawinan............................................................................................ 6
5. Asas Kewarisan.............................................................................................. 7
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 9
A. Kesimpulan.................................................................................................... 9
B. Saran............................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkataan Islam dalam Al-Qur’an merupakan kata benda yang berasal dari kata
kerja salima yang leterlijke berarti kedamaian, kesejahteraan, keselamatan, penyerahan
diri, dan kepatuhan (Ali, 2000: 19). Orang yang menyatakan dirinya Islam, Anda semua
sudah tahu bahwa yang bersangkutan disebut muslim. Muslim dengan demikian adalah
orang yang menerima petunjuk Tuhan dan menyerahkan diri untuk mengikuti kemauan
Ilahi. Tuhan tidak pula membedakan ciptaan-Nya, baik muslim maupun nonmuslim,
tetapi Tuhan melihat pada derajat ketakwaannya. Oleh karena itu, muslim sebagai
pribadi yang Islam sudah seyogianya selalu berupaya untuk menjalankan
perintahperintah Tuhan dan menjauhi segala larangan Tuhan. Untuk mengetahui mana
yang merupakan perintah dan mana larangan, harus dipelajari hukum Islam yang
bersumber pada Al-Qur’an, sunah, dan hasil ijtihad para ulama.
Setiap tatanan hukum pasti memiliki asas hukum yang menjadi norma dasar dan
menjadi petunjuk arah dalam pembentukan suatu aturan hukum. Untuk itu, sebagai
warga negara yang baik, minimal kita harus memahami perihal asas hukum ini.
Terutama asas hukum yang ada di negara kita (Indonesia). Perbuatan masyarakat islam
yang terdapat dalam perbuatan pidana, perdata yang mekiputi perkawinan, muamalah,
perkawinan diatur dalam setiap hukum yang meliputi asas itu sendiri. Sesuatu hal yang
paling mendasar dari tiap hukum tercantum dari asas itu sendiri, sehingga kita perllu
mengetahui pengertian asas itu terlebih dahulu agar diketahui kejelasnnya.
Asas dalam hukum islam terbagi menjadi dua, yaitu asas umum yang mencantum
segala ketentuan semua hukum dalam islam itu sendiri. Dan asas khusus yang meliputi
asas dalam hukum pidana, muamalah, kewarisan. Pernikahan, dan kewarisan. Asas
umum itu sendiri meliputi asas keadilan yang selalu ditegaskan dalam islam untuk
selalu ditegakkan dalam kehidupan masyarakat. Asas kepastian hukum dan asas
kemanfaatan juga terdapat didalamnya.
Asas khusus itu sendiri seperti asas legalitas dalam hukum pidana, asas suka sama
suka dalam hukum muamalah, asas individual dalam hukum kewarisan, dan asas
kekeluargan dalam hukum perkawinan, dan masih banyak lagi asas khusus itu sendiri.
Sifat hukum itu dikembangkan oleh akal pikiran manusia, asas-asas hukum
Islam tersebut terdiri dari asas dar'ul mafasid muqoddam ala jalbi al
1
mashalih, asas fahm al mukallaf, asas musyawarah, asas mendahulukan kewajiban
daripada hak, asas adam al haraj (tidak menyempitkan) dan terakhir asas keadilan.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Asas Hukum Islam?
2. Hukum Pidana Asas Hukum Islam?
3. Hukum Perdata Asas Hukum Islam?
4. Asas Perkawinan?
5. Asas Kewarisan?

C. Tujuan
1. Untuk Mengetahui Pengertian Asas Hukum Islam.
2. Untuk Mengetahui Hukum Pidana Asas Hukum Islam.
3. Untuk Mengetahui Hukum Perdata Asas Hukum Islam.
4. Untuk Mengetahui Asas Perkawinan.
5. Untuk Mengetahui Asas Kewarisan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

I. Pengertian Asas Hukum Islam


Pengertian asas hukum menurut para ahli sangatlah beragam bahkan bagi
sebagian masyarakat awam, penggunaan bahasa oleh para ahli hukum biasanya akan
dirasa sangat berat sehingga sulit dipahami. Nah, disini kita akan membahasnya secara
perlahan yang dimulai dari pengertian asas.
Secara bahasa, asas mengandung tiga arti yaitu : dasar/alas/pedoman, kebenaran
yang menjadi pokok atau dasar dalam berpendapat atau berfikir dan Cita-cita yang
menjadi dasar suatu perkumpulan. Nah, dari tiga arti tersebut bisa kita simpulkan
bahwa asas merupakan dasar atau pokok dari sebuah kebenaran yang kemudian
digunakan sebagai tumpuan dalam berfikir atau berpendapat.
Berikut pengertian asas hukum menurut beberapa ahli.
1. Pengertian asas hukum menurut Bellefroid
“(Suatu) norma dasar yang dijabarkan dari hukum positif yang (dimana) oleh
ilmu hukum tidak dianggap berasal dari aturan-aturan yang lebih umum”.
2. Pengertian asas hukum menurut P. Scholten
“Kecenderungan-kecenderungan yang diisyaratkan (oleh) pandangan
kesusilaan kita pada hukum (yang) merupakan sifat-sifat umum dengan segala
keterbatasannya sebagai pembawaan yang umum, akan tetapi yang tidak
boleh tidak harus ada (harus ada)”.
Asas berasal dari bahasa Arab (Asasun) yang artinya dasar, basis, pondasi. Jika
dihubungkan dengan hukum maka asas adalah kebenaran yang dipergunakan sebagai
tumpuan berfikir dan alasan pendapat, terutama dalam penegakan dan pelaksanaan
hukum.
Beberapa Asas Hukum Islam
1. Asas keadilan
Dalam Surat Shad (38) ayat 26 Allah memerintahkan penguasa, penegak
hukum sebagai khlaifah di bumi untuk menyelenggarakan hukum sebaik-
baiknya, berlaku adil terhadap semua manusia tanpa memandang asal-usul,
kedudukan, agama dari si pencari keadilan itu.
2. Asas kepastian hukum

3
Artinya tidak ada suatu perbuatan pun dapat dihukum kecuali atas kekuatan
peraturan-perundang-undangan yang ada dan berlaku pada waktu itu.
3. Asas kemanfaatan
Asas ini merupakan asas yang mengiringi asas keadilan dan kepastian hukum
dimana dalam melaksanakan kedua asas tersebut seyogyanya
dipertimbangkan asas kemanfaatan baik bagi yang bersangkutan maupun bagi
masyarakat.

II. Hukum Pidana Asas Hukum Islam


a. Asas legalitas
Artinya tidak ada pelanggaran dan tidak ada hukuman sebelum ada undang-
undang yang mengaturnya.
b. Asas larangan memindahkan kesalahan pada orang lain
Ini berarti bahwa tidak boleh sekali-kali beban (dosa) seseorang dijadikan beban
(dosa) orang lain. Orang tidak dapat dimintai memikul tanggung jawab terhadap
kejahatan atau kesalahan yang dilakukan orang lain. Karena pertangungjawaban
pidana itu induvidual sifatnya maka tidak dapat dipindahkan kepada orang lain.
c. Asas praduga tak bersalah
Seseorang yang dituduh melakukan suatu kejahatan harus dianggap tidak bersalah
sebelum hakim dengan bukti-bukti yang menyakinkan menyatakan dengan tegas
kesalahannya itu.

III. Hukum Perdata Asas Hukum Islam


a. Asas kebolehan (mubah)
Asas ini menunjukkan kebolehan melakukan semua hubungan perdata sepanjang
hubungan itu tidak dilarang oleh Qur’an dan Sunnah. Islam memberikan
kesempatan luas kepada yang berkepentingan untuk mengembangkan bentuk dan
macam hubungan perdata (baru) sesuai dengan perkembangan jaman dan
kebutuhan masyarakat.
b. Asas kemaslahatan hidup
Asas ini mengandung makna bahwa hubungan perdata apa pun juga dapat
dilakukan asal hubungan itu mendatangkan kebaikan , berguna serta berfaedah
bagi kehidupan manusia pribadi dan masyarakat kendatipun tidak ada
ketentuannya dalam Qur’an dan Sunnah.
4
c. Asas kebebasan dan kesukarelaan
Asas ini mengandung makna bahwa setiap hubungan perdata harus dilakukan
secara bebas dan sukarela. Kebebasan kehendak kedua belah pihak melahirkan
kesukarelaan dalam persetujuan harus senantiasa diperhatikan.
d. Asas menolak mudharat dan mengambil manfaat
Asas ini mengandung makna bahwa harus dihindari segala bentuk hubungan
perdata yang mendatangkan kerugian dan mengembangkan yang bermanfaat bagi
diri sendiri dan masyarakat.
e. Asas kebajikan
Asas ini mengandung pengertian bahwa setiap hubungan perdata itu harus
mendatangkan kebajikan (kebaikan) kepada kedua belah pihak dan fihak ketiga
dalam masyarakat.
f. Asas kekeluargaan atau asas kebersamaan yang sederajat
Asas hubungan perdata yang disandarkan pada rasa hormat menghormati , kasih
mengasihi serta tolong menolong dalam mencapai tujuan bersama.
g. Asas adil dan berimbang
Asas ini mengandung makna bahwa hubungan keperdataan tidak boleh
mengandung unsur penipuan, penindasan, pengambilan kesempatan pada waktu
pihak lain sedang kesempitan.
h. Asas mendahulukan kewajiban dari hak
Para pihak harus mengutamakan penunaian kewajiban lebih dahulu dari pada
menuntut hak. Asas ini merupakan kondisi hukum yang mendorong terhindarnya
wanprestasi atau ingkar janji.
i. Asas larangan merugikan diri sendiri dan orang lain
Para pihak yang mengadakan hubungan perdata tidak boleh merugikan diri
sendiri dan orang lain dalam hubungan perdatanya itu.
j. Asas kemampuan berbuat atau bertindak
Pada dasarnya setiap manusia dapat menjadi subjek dalam hubungan perdata jika
ia memenuhi syarat untuk bertindak mengadakan hubungan itu. Dalam hukum
islam manusia yang dipandang mampu berbuat atau bertindak melakukan
hubungan perdata ialah mereka yang mukallaf, artinya mereka yang mampu
memikul hak dan kewajiban. Penyimpangan terhadap asas ini menyebabkan
hubungan perdatanya batal.
k. Asas kebebasan berusaha
5
Pada dasarnya setiap orang bebas berusaha untuk menghasilkan sesuatu yang baik
bagi dirinya sendiri dan keluarganya.
l. Asas mendapatkan sesuatu karena usaha dan jasa
Usaha dan jasa disini haruslah usaha dan jasa yang baik yang mengandung
kebajikan, bukan usaha dan jasa yang mengandung unsur kejahatan, keji dan
kotor.
m. Asas perlindungan hak
Semua hak yang diperoleh seseorang dengan jalan halal dan sah, harus
dilindungi. Bila hak itu dilanggar oleh salah satu pihak dalam hubungan perdata,
fihak yang dirugikan berhak untuk menuntut pengembalian hak itu atau menuntut
kerugian pada pihak yang merugikannya.
n. Asas hak milik berfungsi sosial
Hak milik tidak boleh dipergunakan hanya untuk kepentingan pribadi pemiliknya
saja, tetapi juga harus diarahkan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial.
o. Asas yang beritikad baik harus dilindungi
Orang yang melakukan perbuatan tertentu bertangung jawab atau menanggung
resiko perbuatannya itu. Tetapi jika ada pihak yang melakukan suatu hubungan
perdata tidak mengetahui cacat yang tersembunyi dan mempunyai iktikad baik
dalam hubungan perdata itu kepentingannya harus dilindungi dan berhak untuk
menuntut sesuatu jika ia dirugikan karena iktikad baiknya itu.
p. Asas resiko dibebankan pada harta tidak pada pekerja.
Jika perusahaan merugi maka menurut asas ini kerugian itu hanya dibebankan
pada pemilik modal atau harta saja tidak pada pekerjanya. Ini berarti bahwa
pemilik tenaga dijamin haknya untuk mendapatkan upah sekurang-kurangnya
untuk jangka waktu tertentu, setelah ternyata perusahaan menderita kerugian.
q. Asas mengatur dan memberi petunjuk
Ketentuan hukum perdata ijbari, bersifat mengatur dan memberi petunjuk saja
kepada orang-orang yang akan memanfaatkannya dalam mengadakan hubungan
perdata. Para pihak bisa memilih ketentuan lain berdasarkan kesukarelaan asal
saja ketentuan itu tidak bertentangan dengan hukum islam
r. Asas tertulis atau diucapkan di depan saksi.
Ini berarti bahwa hubungan perdata selayaknya dituangkan dalam perjanjian
tertulis di hadapan saksi-saksi.

6
IV. Asas Perkawinan

a. Kesukarelaan
Asas kesukarelaan merupakan asas yang terpenting dalam perkawinan Islam,
dimana tidak hanya kesukarelaan antara calon suami isteri saja tetapi kesukarelan
dari semua pihak yang terkait.
b. Persetujuan kedua belah pihak
Artinya tidak boleh ada paksaan dalam melangsungkan perkawinan.
c. Kebebasan memilih
d. Kemitraan suami istri
Kemitraan ini menyebabkan kedudukan suami isteri dalam beberapa hal sama,
dalam hal lain berbeda.
e. Untuk selama-lamanya
Perkawinan itu dilaksanakan untuk melangsungkan keturunan dan membina rasa
cinta serta kasih saying selam hidup.
f. Monogami terbuka
Dalam Surat an-Nisa ayat 129 dinyatakan bahwa seorang pria muslim
diperbolehkan beristeri lebih dari seorang asal memenuhi syarat-syarat tertentu.

V. Asas Perkawinan
a. Asas Ijbari
Peralihan harta dari seorang yang meninggal dunia kepada ahli warisnya berlaku
dengan sendirinya menurut ketetapan Allah tanpa digantungkan kepada kehendak
pewaris atau ahli waris.
b. Bilateral
Artinya seseorang menerima hak kewarisan dari kedua belah pihak yaitu dari
keturunan laki-laki dan perempuan.
c. Asas individual
Harta warisan mesti dibagi kepada masing-masing ahli waris untuk dimiliki
secara perseorangan.
d. Asas keadilan berimbang
Harus senantiasa terdapat keseimbangan antara hak dan kewajiban, antara hak
yang diperoleh seseorang dengan kewajiban yang harus dilaksanakannya.

7
Sehingga antara laki-laki dan perempuan terdapat hak yang sebanding dengan
kewajiban yang dipikulnya masing-masing dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat.
e. Asas kewarisan akibat kematian
Peralihan harta seseorang kepada orang lain yang disebut dengan nama
kewarisan, terjadi setelah orang yang mempunyai harta meninggal dunia.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Islam adalah agama yang universal yang mengatur segala perilaku masyarakatnya
secara khusus, adapun asa hukum dalam hukum islam meliputi asas yang umum yakni
asas keadilan, asa kepastian hukum, asas kemanfaatan. Asas keadilan adalah asas yang
paling pokok atau titik tolak, proses dan sasaran hukum islam. Asas kepastian hukum
adalah hukuman tidak dapat dijatuhkan atas suatu perbuatan kecuali ada peraturan yang
telah mengatur, asas kemanfaatan, dalam melakukan keadilan dan kepastian hukum
hendaknya kelihat kemanfaatan bagi perlaku itu sendiri ataupun masyarakat lain.
Asas umum dalam islam diperinci dengan kekhususannya dalam bidang-bidang
tersendiri yaitu dalam bidang hukum pidana, bidang hukum muamalat, bidang hukum
pernikahan.

B. Saran
Secara terminlogi kaidah berarti asas, pondasi, atau fondamen segala sesuatu.
Secara terminologi dalah segala ketentuan-ketentuan umum yang bersifat tetap dan
kully (menyeluruh) yang mencakup semua masalah-masalah partikular (juziyah)yang
sumber hukumnya bisa diambil dari hukum kully tersebut.dengan menguasai kaidah
fiqh maka kita kan mengetahui hakekat fiqh, dasar-dasar hukumnya, landasan
pemikiran dan rahasia-rahasisa terdalamnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

Ali, Daud, Hukum Islam , Jakarta; Raja Grafindo 1993


Praja,Juhaya s, Fisafat Hokum Islam , Bandung; UIB 1995
Hanafi, Ahmad, Asas-Asas Hukum Pidana Islam, Jakarta; Bulan Bintang, 2005
Munajat,makrus Dekontruksi Hukum Pidana Islam , Sleman; Logung 2004
Santoso,Topo Membumikan Hukum Pidana Islam Jakarta ; Gema Prees Insani 2003
Muhammad abau zahrah, al jarimah wa iqob fi islami, www.al-islam.com

10

Anda mungkin juga menyukai