Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH SUMBER HUKUM

Oleh :

Farel Elga Deski

( 2310021811003 )

Michael Stevenson

2310021811092

Dosen : Marwandizal, M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU ADMINISTRASI

LEMBAGA PEMBINA PENERUS NASIONAL PADANG

( STIA LPPN Padang )


MARET / 2024

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah sistem hukum Indonesia.

Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rasulullah Muhammad


SAW yang berhasil merubah corak hidup jahiliyah pada tatanan kehidupan
bernafaskan islam yang risalahnya sebagai suri tauladan bagi umat manusia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada bapak Marwandizal, M.Si selaku
dosen pengampu mata kuliah sistem hukum indonesia yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang penulis tekuni.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan sebahagian pengetahuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih terdapat banyak kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini,
supaya nantinya makalah ini dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Padang, 6 maret 2024

penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.............................................................................................2

Daftar Isi........................................................................................................3

BAB I : PENDAHULUAN...........................................................................4

A. Latar Belakang ...................................................................................4


B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan Penulisan................................................................................5

BAB II : PEMBAHASAN............................................................................7

a. pengertian sumber hokum .................................................................7


b. undang-undang sumber hukum...........................................................8
c. kebiasaan sumber hukum..................................................................10
d. traktak sumber hukum......................................................................12

BAB III : PENUTUP..................................................................................15

Kesimpulan...................................................................................................15

Sarann...........................................................................................................16

Daftar Pustaka...............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Hukum adalah suatu tatanan perbuatan manusia. “Tatanan” adalah suatu

sistem aturan. Hukum bukanlah, seperti yang terkadang dikatakan sebuah

peraturan. Hukum adalah seperangkat peraturan yang mengandung semacam

kesatuan yang kita pahami melalui sebuah system Pernyataan bahwa hukum

merupakan sebuah tatanan perbuatan manusia tidak berarti bahwa tatanan hukum

hanya berkenaan dengan perbuatan manusia; bahwa tidak ada hal lain kecuali

perbuatan manusia yang masuk ke dalam isi dari peraturan-peraturan hokum

Pernyataan “Tatanan sosial tertentu yang memiliki karakter hukum merupakan

suatu tatanan Hukum,” tidak mengandung pertimbangan moral bahwa tatanan

sosial ini baik atau adil. Ada tatanan hukum yang dari sudut pandang tertentu,

tidak adil. Hukum dan Keadilan adalah dua konsep yang berbeda.

Sistem hukum adalah tulang punggung masyarakat yang teratur dan adil.

Dalam setiap masyarakat, terdapat seperangkat aturan yang mengatur perilaku

individu dan hubungan antarindividu. Namun, apa yang menjadi landasan atau

pijakan untuk aturan-aturan tersebut? Di sinilah konsep sumber hukum menjadi

krusial. Sumber hukum merupakan titik awal dari penciptaan, penegakan, dan

interpretasi hukum.

4
Dalam menjelajahi dunia hukum, penting untuk memahami bahwa sumber

hukum tidak hanya berfungsi sebagai panduan, tetapi juga mencerminkan nilai-

nilai, prinsip-prinsip, dan kepentingan yang mendasari suatu sistem hukum. Tanpa

pemahaman yang memadai tentang sumber-sumber ini, kejelasan, kepastian, dan

keadilan dalam hukum akan sulit dicapai.

Studi tentang sumber hukum menawarkan pemahaman mendalam tentang

dasar-dasar hukum suatu masyarakat. Dengan memahami sumber-sumber ini, kita

dapat melihat bagaimana aturan-aturan dibuat, diinterpretasikan, dan diterapkan

dalam praktiknya. Lebih dari itu, pemahaman tentang sumber hukum

memungkinkan kita untuk menghormati dan mematuhi aturan-aturan yang berlaku

dengan penuh kesadaran.

Sumber hukum tidaklah monolitik; mereka bervariasi dari satu sistem

hukum ke sistem hukum lainnya. Sumber hukum dapat dibagi menjadi dua

kategori utama: sumber hukum primer dan sekunder. Sumber hukum primer,

seperti konstitusi, peraturan perundang-undangan, dan putusan pengadilan,

memiliki kekuatan hukum yang langsung.

B. Rumusan Masalah

a. Menjelaskan pengertian sumber hokum

b. Menjelaskan apa saja undang-undang sumber hokum

c. Menjelaskan apa saja kebiasaan sumber hukum

d. Menjelaskan traktak sumber hokum

C. Tujuan penulisan

5
e. Mengetahui pengertian sumber hokum

f. Mengetahui apa saja undang-undang sumber hukum

g. Mengetahui apa saja kebiasaan sumber hukum

h. Mengetahui traktak sumber hukum

6
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sumber Hukum

Menurut ahli sejarah, sumber hukum merupakan undang-undang atau dokumen

lain yang bernilai sama dengan undang-undang. Sementara ahli sosiologi dan

antropologi mengatakan sumber hukum berasal dari masyarakat.

Kamus Besar Bahasa Indonesia menerangkan bahwa sumber hukum adalah segala

sesuatu yang berupa tulisan, dokumen, naskah, dan sebagainya yang digunakan

suatu bangsa sebagai pedoman hidup pada masa tertentu. Sehingga sumber hukum

dapat diartikan sebagai bahan atau materi yang berisi hukum itu dibuat dan

dibentuk, proses terbentuknya hukum, dan bentuk hukum itu sehingga dapat

dilihat, dirasakan, atau diketahui.

 Jenis sumber hukum

Jenis hukum dapat debedakan menjadi 2, yaitu :

1. Sumber hukum materiil

Sumber hukum materiil merupakan sumber daeri mana materi hukum

diambil. Sumber hukum ini menjadi faktor yang membantu menentukan isi atau

materi hukum. Contohnya, sumber hukum materiil seperti agama, kesusilaan,

kehendak Tuhan, akal budi, hubungan sosial, dan sebagainya.

7
2. Sumber hukum formal

Sumber hukum formal yaitu sumber suatu peraturan memperoleh kekuatan

hukum. Sumber-sumber hukum formal membentuk pandangan-pandangan hukum

menjadi aturan-aturan hukum dan mengikat.

Sumber hukum formal meliputi beberapa hal, seperti: Undang-undang

Undang-undang meliputi semua bentuk peraturan perundang-undangan (dalam

pengertian materiil, bukan hanya dalam arti formal).

B. undang-undang sumber hukum

Undang-undang merupakan salah satu jenis sumber hukum primer yang memiliki

kekuatan hukum yang langsung. Berikut adalah beberapa contoh undang-undang

yang sering dijadikan sumber hukum dalam sistem hukum:

1. Konstitusi: Konstitusi adalah undang-undang dasar yang mengatur struktur

pemerintahan, hak-hak fundamental warga negara, dan pembagian

kekuasaan antara pemerintah pusat dan daerah. Konstitusi biasanya

menjadi sumber hukum tertinggi dalam suatu negara dan menetapkan

kerangka kerja bagi pembuatan undang-undang lainnya.

2. Undang-Undang (UU) Dasar: Undang-undang dasar atau grundnorm

adalah undang-undang yang mendasari sistem hukum suatu negara.

Undang-undang dasar sering kali mencakup prinsip-prinsip fundamental

yang harus diikuti oleh undang-undang yang dibuat lebih lanjut.

8
3. Undang-Undang (UU) dan Peraturan Perundang-Undangan: UU adalah

peraturan yang dibuat oleh badan legislatif suatu negara, seperti parlemen

atau kongres, dan memiliki kekuatan hukum yang kuat. Peraturan

perundang-undangan adalah undang-undang yang dikeluarkan oleh badan

eksekutif, seperti presiden atau pemerintah daerah, untuk menjelaskan,

melaksanakan, atau mengatur lebih lanjut ketentuan dalam UU.

4. Peraturan Pemerintah (PP) dan Peraturan Daerah (Perda): Peraturan

pemerintah adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah pusat,

sedangkan Perda adalah peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah

daerah. PP dan Perda mengatur hal-hal yang lebih rinci dalam pelaksanaan

UU dan memiliki kekuatan hukum yang lebih rendah dibandingkan

dengan UU.

5. Peraturan Lembaga Pemerintah: Beberapa lembaga pemerintah memiliki

kewenangan untuk membuat peraturan yang bersifat teknis atau

administratif dalam lingkup tugas dan wewenangnya. Contohnya adalah

peraturan yang dikeluarkan oleh Kementerian Keuangan, Kementerian

Kesehatan, atau lembaga pemerintah lainnya.

6. Peraturan-Peraturan Internasional: Dalam beberapa kasus, perjanjian atau

traktat internasional yang telah diratifikasi oleh suatu negara dapat

dianggap sebagai sumber hukum dalam sistem hukum nasional. Peraturan-

peraturan internasional ini dapat memengaruhi pembuatan undang-undang

dan keputusan pengadilan di tingkat nasional.

9
C. kebiasaan sumber hukum

Hukum kebiasaan ialah himpunan kaedah-kaedah yang tidak ditentukan

oleh lembaga perundang-undangan, melainkan kesadaran hukum dan kebutuhan

hukum warga masyarakat (werkelijkheid) yang ditaati, disebut begitu karena

masyarakat sanggup menerima kaedah-kaedah itu sebagai hukum dan ternyata

kaedah tersebut dipertahankan oleh penguasa-penguasa masyarakat lain yang

tidak termasuk lingkungan lembaga perundang-undangan.

Berdasarkan Pasal 18 B ayat (2) UUD 1945, negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-hak

tradisionalnya. Kemudian lebih lanjut dalam Pasal 5 ayat (1) dan Pasal 50 ayat (1)

UU No. 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman juga menyebutkan hakim

wajib menggali, mengikuti, dan memahami nilai-nilai hukum dan rasa keadilan

yang hidup dalam masyarakat.

Undang-undang sebagai hukum tertulis bersifat kaku, dan sulit

menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam masyarakat. Masyarakat

terus berkembang, sedangkan hukum yang tertulis dalam hal ini undang-undang

tetap statis. Untuk mengatasi kekakuan dan kestatisan undang-undang, diperlukan

sumber hukum lain yang bersifat kenyal (fleksibel), yaitu kebiasaan, sehingga

mudah menyesuaikan diri dengan perkembangan masyarakat yang selalu berubah.

Kebiasaan adalah perbuatan manusia hal tertentu yang dilakukan berulang-

ulang. Agar kebiasaan ini mempunyai kekuatan berlaku dan sekaligus menjadi

sumber hukum, harus dipenuhinya dua macam syarat, yaitu:

10
Harus ada perbuatan tertentu yang dilakukan berulang-ulang di dalam masyarakat

tertentu. Perlu diketahui bahwa perbuatan yang dilakukan oleh semua orang,

melainkan cukup dilakukan oleh sekelompok/segolongan orang yang

berkepentingan saja, Misalnya, kebiasaan dalam lapangan perdagangan dibentuk

oleh para pedagang, kebiasaan-kebiasaan setempat dibentuk oleh warga dari

tempat itu dan lain sebagainya.

Harus ada keyakinan hukum dari masyarakat yang bersangkutan.

Maksudnya terdapat keyakinan bahwa aturan-aturan yang ditimbulkan oleh

kebiasaan itu mengandung hal-hal yang baik dan layak untuk diikuti/ditaati serta

mempunyai kekuatan mengikat. Dengan diakuinya kebiasaan ini sebagai salah

satu sumber hukum formal, para hakim sering menggunakan kebiasaan sebagai

dasar untuk memutuskan perkara yang belum pernah diatur dalam undang-

undang.

Kebiasaan pun sering digunakan dalam bidang ketatanegaraan, untuk

melakukan perbuatan ketatanegaraan yang tidak diatur dalam undang-undang

dasar. Kebiasaan ketatanegaraan itu disebut konvensi. Misalnya, pidato Presiden

di muka sidang DPR pada setiap 16 Agustus merupakan kebiasaan

ketatanegaraan, karena hal itu tidak diatur di dalam UUD 1945.

Undang-undang merupakan rumusan kata-kata secara tertulis untuk

mengungkapkan hukum. Rumusan itu sebagimanapun baiknya tidak mungkin

dapat mengungkapkan hukum tersebut dengan sempurna. Seringkali terjadi

maksud pembuat/pembentuk undang-undang tidak jelas terumuskan dalam bunyi

11
undang-undang. Selain kadang-kadang kurang jelas juga kurang lengkap. Oleh

karena itu para hakim yang bertugas mengutuskan perkara harus mencari atau

membentuk sendiri hukum dengan jalan menafsirkan atau menginterpretasikan

hukum.

Ada beberapa cara atau metode penafsiran terhadap undang-undang, yaitu:

1. penafsiran berdasarkan tata bahasa atau arti kata;

2. penafsiran berdasarkan sejarah pembentuk undang-undang;

3. penafsiran sistematis dengan jalan menghubungkan pasal-pasal yang

terdapat di dalam undang-undang;

4. penafsiran teleologis dengan jalan mencari tujuan hakiki dari undang-

undang serta menyesuaikan dengan perkembangan yang terjadi dalam

masyarakat;

5. penafsiran resmi atau otentik, yaitu penafsiran yang dibuat sendiri oleh

pembentuk undang-undang dan terdapat di dalam undang-undang itu.

Dengan jalan penafsiran undang-undang, hakim dapat memutuskan setiap

perkara yang diajukan kepadanya. Jadi putusan hakim berdasarkan penafsiran

yang kemudian diikuti dan dijadikan pedoman oleh hakim-hakim lain dalam

memutuskan perkara yang serupa, disebut yurisprudensi.

Dengan demikian yurisprudensi dikatakan sebagai sumber hukum formal

karena yurisprudensi itu menjadi standar atau pedoman bagi hakim dalam

memutuskan perkara yang diperiksanya.

D. traktak sumber hukum

12
Traktat adalah suatu perjanjian yang berisi hal-hal penting dan membutuhkan

pengesahan dari negara. Perjanjian traktat dapat mengatur masalah yang bersifat

fundamental. Negara-negara yang membuat perjanjian tersebut harus mengikuti

peraturan yang mengakibatkan dirinya menjadi terikat dengan perjanjian

internasional.

Traktat adalah sumber hukum formal tata negara sebagai bentuk perjanjian

antarnegara. Isi perjanjian dalam traktat mengikat pihak-pihak yang mengadakan

dengan yang terkait perjanjian. Pembuatan suatu traktat dapat melalui empat fase

yang berurutan.

Jenis hukum traktat terbagi menjadi tiga macam, diantaranya adalah:

1. Traktat bilateral, yaitu jenis traktat yang diadakan antara dua negara.

2. Traktat multilateral, yaitu perjanjian traktat yang dibuat lebih dari dua

negara.

3. Traktat kolektif atau terbuka, yaitu termasuk jenis traktat multilateral yang

memberikan kesempatan kepada negara yang tidak ikut serta dalam

pembuatan perjanjian, namun tetap menjadi bagian dari pihaknya.

Untuk dapat memahami sesuatu, perlu disertai dengan contoh sebagai bentuk

gambaran. Seperti yang sudah dijelaskan, hukum traktat terbagi menjadi tiga

jenis. Adapun contoh hukum traktat di antaranya adalah:

1. Contoh traktat bilateral

 Perjanjian pemerintah Cina dengan pemerintah Indonesia yang berisi

perjanjian dwi-kewarganegaraan

13
 Perjanjian antara negara Indonesia dengan negara Vietnam tentang sebuah

upaya meminimalisir tindakan illegal fishing yang ada di perairan laut

Indonesia

 Perjanjian pembagian hasil antara PT Freeport Indonesia dengan Negara

Indonesia

2. Contoh traktat multilarelal

 Perjanjian antara beberapa negara di Asia Tenggara tentang kerjasama di

bidang budaya, ekonomi dan lain-lain

 Perjanjian internasional tentang pertahanan yang dilaksanakan oleh

beberapa negara di Eropa

 Perjanjian ekstradisi antara negara Indonesia dengan negara Malaysia

 Perjanjian ekonomi antar anggota APEC (Asia Pacific Economic

Cooperation)

3. Contoh traktat kolektif atau terbuka

 Charter of the United Nations atau yang dikenal dengan piagam PBB. Hal

ini merupakan perjanjian banyak negara yang berisi tentang perdamaian

dunia. Salah satu di antaranya Indonesia menjadi anggota yang ke 60

14
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dalam setiap sistem hukum, konsep sumber hukum menjadi pijakan

sentral yang menopang pembentukan, interpretasi, dan penerapan aturan hukum.

Sumber hukum mencakup berbagai jenis dokumen dan prinsip yang memberikan

dasar untuk keputusan hukum. Ini termasuk undang-undang, peraturan

pemerintah, keputusan pengadilan, asas hukum, dan prinsip-prinsip umum yang

mengatur perilaku masyarakat.

Pemahaman yang mendalam tentang sumber hukum sangat penting dalam

menjamin keadilan, ketertiban, dan kepastian hukum. Identifikasi sumber hukum

yang relevan, interpretasi teks hukum, dan pemahaman konteks sosial, politik, dan

budaya adalah langkah-langkah kunci dalam menjalankan proses hukum dengan

benar.

Sumber hukum tidaklah statis; mereka berkembang seiring waktu untuk

mencerminkan perubahan dalam masyarakat, nilai-nilai, dan tuntutan baru. Oleh

karena itu, sistem hukum harus fleksibel dan responsif terhadap dinamika sosial

dan perubahan konteks. Pembaruan dan penyesuaian terhadap sumber hukum

merupakan bagian integral dari menjaga relevansi dan efektivitas hukum dalam

masyarakat yang berubah.

Dengan memahami peran dan fungsi sumber hukum, kita dapat

memastikan bahwa hukum diterapkan secara adil, inklusif, dan relevan dengan

15
kebutuhan dan nilai-nilai masyarakat. Pemahaman yang mendalam tentang

sumber hukum membantu memperkuat kepercayaan publik terhadap sistem

hukum dan menjaga kedaulatan hukum sebagai landasan bagi sebuah masyarakat

yang berperadaban.

B. SARAN

1. Analisis Terperinci tentang Sumber Hukum: Ajukan analisis mendalam

tentang berbagai jenis sumber hukum yang ada dalam sistem hukum yang

diteliti. Jelaskan secara rinci masing-masing sumber hukum, hierarki

mereka dalam sistem hukum, dan proses interpretasi yang terlibat.

2. Perbandingan antara Sumber Hukum: Lakukan perbandingan antara

sumber-sumber hukum yang ada di berbagai sistem hukum di dunia.

Tinjau bagaimana setiap sistem mengakui dan memperlakukan sumber-

sumber hukum tertentu, serta dampaknya terhadap penerapan hukum.

3. Analisis Kasus Hukum: Gunakan studi kasus untuk mengilustrasikan

bagaimana sumber hukum digunakan dalam praktiknya. Pilih beberapa

kasus hukum yang relevan dan telaah bagaimana sumber-sumber hukum

yang berbeda mempengaruhi hasil kasus tersebut.

4. Eksplorasi Peran Teknologi dalam Sumber Hukum: Tinjau peran teknologi

informasi dan komunikasi dalam pengelolaan dan akses terhadap sumber

hukum. Evaluasi bagaimana teknologi telah mengubah cara kita

mengidentifikasi, mengakses, dan memahami sumber-sumber hukum.

16
5. Tantangan dan Kontroversi dalam Sumber Hukum: Jelaskan tantangan dan

kontroversi yang terkait dengan sumber hukum, seperti pertentangan

antara hukum positif dan hukum adat, serta perdebatan tentang relevansi

nilai-nilai moral dalam pembentukan hukum.

17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.kompas.com/skola/read/2020/09/01/193928169/sumber-hukum-
pengertian-dan-jenisnya

https://hukumexpert.com/kebiasaan-sebagai-sumber-hukum/#google_vignette

https://kumparan.com/ragam-info/pengertian-jenis-dan-contoh-hukum-traktat-
20dSaqXf3LF/full

18

Anda mungkin juga menyukai