Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kulia: Hukum Tata Negara
Disusun Oleh;
Kelompok: 2
FAKULTAS SYARIAH
Assalamualaikum Wr. Wb
Puja dan puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT. Karena
berkat limpahan rahmat, taufik, hidayah serta inayah-Nya, kami bisa
menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Fiqih Muamalah judul “Akad dan
khiyar”.
Tak ada gading yang tak retak, begitulah adanya makalah ini masih jauh
dari kata sempurna, Dengan segala kerendahan hati, saran dan kritik yang
membangun sangat kami harapkan.
Kami berharap semoga makalah ini bisa memberikan suatu manfaat bagi
kami dan para pembaca serta dapat dijadikan referensi untuk penyusunan makalah
di waktu yang akan datang.
Wassalamualaikum Wr. Wb
ii
DAFTAR ISI Penulis
COVER . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
i
KATA PENGANTAR . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
.ii
DAFTAR ISI . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
BAB I PEDAHULUAN
A. Latar Belakang. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1
B. Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . .
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . .
8
DAFTAR PUSTAKA. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
9
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Berkaitan dengan hukum tata negara, masyarakat sendiri tidak banyak yang
paham apa yang dimaksud dengan hukum tata negara. maka dari itu, makalah ini
ditulis untuk memberikan pemahaman agar mengetahui apa yang dimaksud
dengan Hukum tata Negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Sumber Hukum?
2. Apa saja macam Dari Sumber Hukum?
3. Apa saja Sumber Hukum Tata Negara di Indonesia?
1
BAB II
PEMBAHASAN
1
Utrech, E., SH., Pengantar dalam Hukum Indonesia, Ichtisar, Jakarta, 1999, hal. 133-134.
2
B. Macam-macam Sumber hukum
3
2) Adanya gejala/peristiwa dalam masyarakat dimana orang
tua tidak berusaha menyekolahkan anaknya, sehingga
menjadi sumber hukum yang materil melahirkan undang-
undang wajib belajar dan sebagainya.
TAP MPRS No. XX/MPRS/1996, menetapkan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum dan pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita hukum serta cita-cita moral
meliputi suasa kejiwaan dan watak dari rakyat Negara
Indonesia. Menurut Tjipto Rahardjo “Sumber yang melahirkan
hukum digolongkan dari dua kategori, yaitu sumber-sumber
yang bersifat hukum dan yang bersifat sosial. Sumber yang
bersifat hukum merupakan sumber yang diakui oleh hukum
sendiri sehingga secara langsung bias melahirkan atau
menciptakan hukum.
4
Pancasila sebagai sumber hukum Indonesia. Dinegara Indonesia yang
menjadi sumber dari segala sumber hukum ialah Pancasila, ini memiliki
artian bahwa Pancasila menjadi sebuah pandangan hidup, cita-cita hukum,
keadilan sosial, perikemanusiaan, dan tujuan hidup bangsa haruslah sesuai
dengan apa-apa yang teruang dan terkandung serta tidak menyimpang di
dalam Pancasila. Dimana kita ketahui bahwa hukum formal memiliki arti
bahwa tempat digalinya hukum yang dibuat positif oleh pemerintah yang
berwenang.2
Adapun sumber hukum administrasi pada artian formal dapat
kita gambarkan skema sebagai berikut ini :
a. UUD 1945
b. Undang-undang dan atau PERPU
c. PERATURAN PEMERINTAH
d. KEPPRES
e. Peraturan Pelaksanaan Bawahan Lainnya
Dalam penjabaran yang lebih lanjut sumber-sumber hukum
adalah sebagai berikut:
a. Undang-undang dasar 1945
UUD 1945 yang mulai sah dan berlaku pada 18 agustus
1945 sampai dengan 27 desember 1949, dan setelah itu terjadilah
suatu perubahan dasar negara yang mana menimbulkan UUD 1945
tidak berlaku, kendati demikian dengan adanya dekrit Presiden
pada tanggal 5 juli tahun 1959, ahirnya Undnag-undang Dasar 1945
berlaku kembali dan terus berlaku sampai saat ini.
b. Ketetapan MPR
Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat atau yang
dikenal singkatan TAP MPR ini merupakan prodak aturan yang
dibuat oleh MPR dimana dalam aturan ini memiliki ketentuan-
ketentuan yang meliputi :
2
H Muhamad Rezky Pahlawan, Hukum Tata Negara, UNPAM PRES,Tanggerang.2020, hal. 31.
5
1) Garis-garis besar dalam bidang legislatif yang
diimplementasikan dengan undang-undang;
2) Garis-garis besar dalam bidang eksekutif yang
diimplementasikan dengan keputusan Presiden selaku
Eksekutif.
c. Undang-undang dan Peraturan Pemerintah sebagai pengganti
Undang-undang.
Untuk diketahui sebelumnya bahwa Undang-undang ini merupakan
prodak bersama antara eksetufi ialah Presiden bersama dengan
legislative ialah DPR, pada proses pembentukan dari Undang-
undang ini bias saja inisiatif dilakukan oleh pihak eksekutif ialah
Presiden dengan mengusulkan Rancangan Undang-undang atau
RUU kepada DPR yang kemudian akan disahkan dalam rapat
paripurna, dan juga bias sebaliknya. Dalam hierarki dimana
Undang-undang dan Perpu memiliki kedudukan atau suatu deraja
yang sama, tidak lebih tinggi salah satunya tidak lebih rendah salah
satunya.
d. Peraturan pemerintah (PP)
Menurut pasal 2 ayat (2) UUD 1945, Peraturan Pemerintah ini
dibuat dan dikeluarkan oleh lembaga eksekutif ialah seorang
Presiden yang bertujuan untuk melaksanakan Undang-undang. PP
adalah hukum public sehingga ini memuat aturan-aturan yang
bersifat umum dan tidak boleh bertentangan dengan Peraturan
perundangan yang lebih tinggi misal UU sampai kepada Pancasila.
e. Keputusan presiden
Sama halnya dengan PP atau Peraturan Pemerintah, Keputusan
Presiden ini pun juga dikeluarkan oleh presiden selaku eksekutif.
Adapun perbedaan dari PP dan Kepres ialah dimana jika dilihat
dari sifatnya, PP bersifat umum atau bersifat publik sedangkan
keppres bersifat khusus atau bersifat privat, sebagaicontoh dari
6
Kepres ini ialah mengangkat guru besar, duta besar ataupun jabatan
administrasi penting lainnya.
7
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan
aturan-aturan yangmempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni
aturan-aturan yang kalau dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan
nyata.
Sumber hukum paling tidak harus terdiri dari dua macam, yaitu
Sumber hukum tertulis (UUD, UU, PP, Perda, Permen, Perpu, dan lain-
lain, dan Sumber Hukum Tidak Tertulis (Konstitusi) Sumber Hukum
Dasar Nasional Indonesia terdiri dari Pancasila dan Batang Tubuh UUD
1945. Adapun secara garis besar, sumber hukum di Indonesia adalah
sebagai berikut:
1. Sumber Hukum Formil
2. Sumber Hukum Materil
8
DAFTAR PUSTAKA
Utrech, E., SH., Pengantar dalam Hukum Indonesia, Ichtisar, Jakarta, 1999