Anda di halaman 1dari 9

TUGAS II

HUKUM TATA NEGARA

OLEH :

NI KOMANG RATNADEWI

KELAS B2 (58)

NPM (202110121118)

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS WARMADEWA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan
kesempatan pada penulis untuk menyelesaikan paper ini. Atas rahmat dan hidayah-
Nya lah penulis dapat menyelesaikan paper tentang: Sumber Sumber Hukum Tata
Negara Indonesia dengan tepat waktu. Paper ini di susun guna memenuhi tugas dari
Dosen Prof. Dr. I Made Subawa, SH.MS pada mata kuliah Hukum Tata Negara.
Selain itu, penulis juga berharap agar paper ini dapat menambah wawasan bagi
pembaca. Penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar besarnya kepada selaku
bapak Prof. Dr. I Made Subawa, SH.MS Dosen Mata Kuliah Hukum Tata Negara.
Semoga tugas yang telah diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan
kepada para pembaca. Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang dapat membangun penulis akan di terima demi
kesempurnaan paper ini.

Denpasar, 14 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1. Latar Belakang..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.....................................................................................1
1.3. Metode Penulisan.....................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................2
2.1. Sumber Sumber Hukum Tata Negara Indonesia......................................2
2.2. Undang-undang Dasar 1945.....................................................................4
2.3. Ketetapan MPR.........................................................................................4
2.4. Undang-undang / PERPU.........................................................................4
2.5. Peraturan pemerintah (PP)........................................................................5
2.6. Keputusan Presiden..................................................................................5
2.7. Peraturan pelaksanaan lainnya..................................................................5
2.8. Konvensi...................................................................................................5
2.9. Traktat.......................................................................................................5
BAB III PENUTUP.......................................................................................................6
3.1. Kesimpulan...............................................................................................6
3.2. Saran.........................................................................................................6

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Negara Indonesia adalah negara hukum, semua perilaku masyarakat Indonesia
diatur oleh hukum. Hukum mempunyai relevansi yang erat dengan keadilan. Bahkan
ada orangyang berpandangan bahwa hukum harus digabungkan dengan keadilan,
supaya sungguh-sungguh berarti sebagai hukum. Hanya melalui suatu tata hukum yang
adil orang dapathidup dengan damai menuju kebahagiaan. Hakikat hukum adalah
membawa aturan yang adil dalam masyarakat.
Hukum harus mengadakan peraturan yang adil tentang kehidupanmasyarakat,
sebagaimana dicita-citakan. Hukum mengandung suatu tuntutan keadilan. Diharapkan
seluruh ketentuan yang mengatur segala perilaku atau keadaan manusia
dalamkehidupan mencerminkan rasa keadilan. Berkaitan dengan hukum tata negara,
masyarakat sendiri tidak banyak yang paham apa yang dimaksud dengan hukum tata
negara. Maka dari itu, makalah ini ditulis untuk memberikan pemahaman agar
mengetahui apa yang dimaksud dengan Hukum Tata Negara.

1.2. Rumusan Masalah


Meringkas, membahas dan menyimpulkan tentang sumber-sumber hukum tata
negara indonesia.
1.3. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam makalah ini menggunakan metode penulisan
normative yaitu metode yang dilihat dari sisi perundang-undangan, keputusan
pengadilan , teori hukum dan beberapa pendapat dari para sarjana .

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Sumber Sumber Hukum Tata Negara Indonesia


Menurut pasal 1 Tap MPR Nomor III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan
Tata Urutan Peraturan Perundang-undangan menentukan, bahwa:
a. Sumber Hukum adalah sumber yang dijadikan bahan untuk menyusun
peraturan perundang-undangan.
b. Sumber Hukum terdiri atas sumber hukum tertulis dan sumber hukum tidak
tertulis
c. Sumber Hukum dasar nasional, Pancasila sebagaimana tertulis dalam
pembukaan UUD 1945. Batang tubuh UUD 1945 (Pasal-pasal dalam UUD
1945). Berdasarkan ketentuan Pasal 1 Tap MPR Nomor III/MPR/2000
tersebut setidaknya terdapat tiga subtansi dasar yang diatur. Pertama,
mengenai pengertian sumber hukum adalah sumber yang menjadi bahan
dalam penyusunan aturan-aturan hukum (peraturan perundang-undangan).
Kedua, mengenai jenis sumber hukum dasar nasional Indonesia yang
meliputi Pancasila dan Pasal-pasal dalam UUD 1945.

Secara umum sumber hukum tata negara Indonesia di kelompokan menjadi dua
jenis, yaitu Sumber Hukum Materil dan Sumber Hukum Formal:
a. Sumber Hukum Materil Sumber hukum materil adalah sumber hukum
hukum yang menentukan isi hukum. Sumber ini diperlukan ketika akan
menyelidiki asal-usul hukum dan menentukan isi hukum. Misalnya,
pancasila sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia yang kemudian
menjadi falsafah negara merupakan sumber hukum dalam arti materil yang
tidak saja menjiwai bahkan dilaksanakan oleh setiap peraturan hukum.
Karena pancasila merupakan alat penguji untuk setiap peraturan hukum

2
yang berlaku, apakah ia bertentangan atau tidak dengan pancasila, sehingga
peraturan hukum yang bertentangan dengan pancasila tidak boleh berlaku.
b. Pancasila sebagai sumber dari segala sumber hukum juga mengandung
pengertian, bahwa semua sumber hukum yang berlaku di Indonesia (baik
formal maupun materil) selurunhya bersumber pada Pancasila. Menurut
Tap MPRS No. XX/MPRS/1966, Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum mewujudkan dirinya dalam Proklamasi Kemerdekaan 17
Agustus 1945, Dekrit Presiden 5 Juli 1959, UUD Proklamasi dan
Supersemar 11 Maret 1966.Di dalam sistem norma hukum negara
Indonesia Pancasila merupakan norma fundamental hukum
(Staatsfundamentalnorm) yang merupakan norma hukum yang tertinggi,
yang kemudian berturut-turut diikuti oleh norma hukum di bawahnya.

Ada beberapa alasan mengenai Pancasila sebagai sumber dari segala sumber
hukum dalam arti materiil:
a. Pancasila merupakan isi dari sumber hukum.
b. Pancasila merupakan pandangan hidup dan falsafah negara.
c. Pancasila merupakan jiwa dari setiap peraturan yang dibuat, diberlakukan,
segala sesuatu peraturan perundang-undangan atau hukum apa pun yang
bertentangan dengan jiwa Pancasila harus dicabut dan dinyatakan. Sumber
Hukum Formal Sumber hukum formal adalah sumber hukum yang dikenal
dalam bentuknya. Karena bentuknya itulah sumber hukum formal diketahui
dan ditaati sehingga hukum berlaku umum. Selama belum mempunyai
bentuk, suatu hukum baru merupakan perasaan hukum dalam masyarakat
atau baru merupakan cita-cita hukum, oleh karenanya belum mempunyai
kekuatan mengikat. Sumber-sumber hukum formal meliputi: (1) Peraturan
Perundang-undangan (aturan hukum), (2) Kebiasaan (Costum) dan adat, (3)
Perjanjian antarnegara (traktat), (4) Keputusan-keputusan hakim
(Yurisprudensi), dan (5) Pendapat atau pandangan ahlu hukum (doktrin)

3
2.2. Undang-undang Dasar 1945
Undang-undang dasar 1945 merupakan segala induk dari peraturan perundang-
undangan di Indonesia dan merupakan hukum tertinggi di Indonesia dan segala
peraturan perundang-undangan yang dibuat ,tidak boleh bertentangan dengan UUD
1945.

2.3. Ketetapan MPR


Ketetapan MPR tidak terdapat dalam UUD 1945, namun berdasarkan surat
Presiden yang ditujukan kepada DPR no.2262/HK/1959 tanggal 20 Agustus 1959,
dikenal bentuk peraturan perundang-undangan salah satunya adalah Keputusan MPRS
yaitu peraturan perundang-undangan yang dibuat berdasarkan pasal 2 UUD 1945.
Istilah ketetapan itu sendiri baru dikenal pada sidang pertama MPRS yang didasarkan
pada pasal 3 UUD 1945 yang menyatakan bahwa MPR bertugas untuk menetapkan
Undang-undang dan Garis-garis besar haluan negara (GBHN).

2.4. Undang-undang / PERPU


Undang-undang dalam arti formil adalah suatu bentuk keputusan atau
ketentuan yang dikeluarkan oleh pembentuk Undang-undang dengan prosedur tertentu.
Dasar dari pembuatan Undang-undang ialah Pasal 5 ayat (1) dan pasal 20 ayat (1)
UUD 1945. Asas-asas Perundang-undangan yaitu:
1. Undang-undang tidak boleh berlaku surut.
2. Undang-undang yang berlaku kemudian,membatalkan Undang-undang
yang terdahulu.
3. Undang-undang yang dibuat lembaga yang lebih tinggi,lebih tinggi pula
kekuatan berlakunya (Lex superiori derogat lex inferiori).
4. Lex Spesialis derogat lex generalis.
5. Undang-undang tidak dapat diganggu gugat.

4
2.5. Peraturan pemerintah (PP)
Pasal 5 ayat (2) UUD 1945, Presiden menetapkan peraturan pemerintah untuk
menjalankan Undang-undang sebagaimana mestinya.Presiden tidak akan menetapkan
peraturan pemerintah tersebut sebelum ada Undang-undangnya,mengingat bahwa
Undang-undang tersebut merupakan sumber hukum tata negara,maka Peraturan
pemerintah tersebut juga merupakan sumber hukum tata negara.

2.6. Keputusan Presiden


Keputusan Presiden pertama kalinya dikenal sebagai bentuk peraturan
perundang-undangan berdasarkan surat Presiden yang ditujukan kepada DPR
tertanggal 20 Agustus 1959 No.2262/HK/1959. Keputusan Presiden tersebut
dimasukkan kedalam peraturan perundang-undangan guna melaksanakan peraturan
Presiden maupun Undang-undang dibidang pengangkatan dan pemberhentian baik
personalia,pegawai atau anggota DPR.

2.7. Peraturan pelaksanaan lainnya


Peraturan pelaksana lainnya adalah Peraturan Pelaksanaan yang ada setelah
Tap.MPR no.XX/MPR/1966, misalnya Peraturan menteri,yang dibuat berdasarkan
pada peraturan yang lebih tinggi sesuai dengan hierarkinya.

2.8. Konvensi
Konvensi sama dengan kebiasaan ketatanegaraan dengan adanya keyakinan
hukum dari golongan atau orang-orang yang berkepentingan dan keyakinan tersebut
dipercaya memuat hal-hal yang baik dan karena adanya nilai-nilai yang baik dalam
aturan tersebut maka harus ditaati.

2.9. Traktat
Traktat ketatanegaraan tidak sama persis dengan perjanjian,namun ada
kemiripan karena traktat tersebut merupakan suatu perjanjian,hanya saja prosesnya
berbeda dengan perjanjian pada umumnya.

5
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Sumber hukum adalah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang
mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa, yakni aturan-aturan yang kalau
dilanggar mengakibatkan sanksi yang tegas dan nyata. Sumber hukum harus terdiri
paling tidak dari dua macam berikut, 1). Sumber hukum tertulis (UUD, PP, Perda,
Permen, UU, dll), dan; 2). Sumber hukum tidak tertulis (Konstitusi). Sumber hukum
dasar nasional (Indonesia) terdiri dari Pancasila dan Batang Tubuh UUD tahun 1945.
Adapun secara garis besar, sumber hukum di Indonesia adalah sebagai berikut:
a. Sumber hukum materiil
b. Sumber hukum formal
Konvensi atau (hukum) kebiasaan ketatanegaraan adalah (hukum) yang
tumbuh dalam praktek penyelenggaraan negara, untuk melengkapi, menyempurnakan,
menghidupkan (mendinamisasi) kaidah-kaidah hukum perundang-undangan atau
hukum adat ketatanegaraan.

3.2. Saran
Kita sebagai rakyat sekaligus Mahasiswa sebenarnya sangat penting bagi kita
semua untuk mempelajari hukum tata negara, selain ini adalah salah satu mata kuliah
yang penting, ini juga merupakan ilmu yang sangat berguna untuk kita semua pahami.
 

Anda mungkin juga menyukai