Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Bandar Udara


Bandar Udara adalah kawasan di daratan dan/atau perairan dengan batas-batas tertentu
yang digunakan sebagai tempat pesawat udara mendarat dan lepas landas, naik turun
penumpang, bongkar muat barang, dan tempat perpindahan intra dan antarmoda transportasi,
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan penerbangan, serta fasilitas pokok
dan fasilitas penunjang lainnya (Anonim, 2009).

2.1.1 Fungsi Bandar Udara


Menurut peraturan direktur jenderal perhubungan udara No. SKEP/77/VI/2005
tentang Persyaratan Teknis Bandar Udara, bandar udara berdasarkan fungsinya dibedakan
menjadi (Rahayu, 2016):

1. Bandar udara yang merupakan simpul yang dalam jaringan transportasi udara
sesuai dengan hierarki fungsinya yaitu Bandar udara pusat penyebaran dan
bukan pusat penyebaran.
2. Bandar udara sebagai pintu gerbang kegiatan perekonomian Nasional dan
Internasional.
3. Bandar udara sebagai tempat kegiatan alih moda transportasi.

Di Indonesia klasifikasi Bandar udara sesuai dengan keputusan Menteri


Perhubungan No. 36 Tahun 1993 didasarkan pada beberapa kriteria berikut ini:

1. Komponen jasa angkutan udara.


2. Komponen pelayanan keselamatan dan keamanan penerbangan.
3. Komponen daya tamping bandara (landasan pacu dan tempat parker pesawat).
4. Komponen fasilitas keselamatan penerbangan (fasilitas elektronika dan listrik
yang menunjang operasi fasilitas keselamatan penerbangan).
5. Komponen status dan fungsi bandara dalam konteks keterkaitannya dengan
lingkungan sekitarnya.

2.1.2 Aktivitas Pada Bandar Udara


Bandar udara merupakan suatu fasilitas sebagai perantara (interface) antara
transportasi udara dengan transportasi darat, yang secara umum fungsinya sama dengan
terminal, yakni sebagai :

1. Tempat pelayanan bagi keberangkatan/kedatangan pesawat.


2. Untuk bongkar/muat barang atau naik/turun penumpang.
3. Tempat perpindahan (interchange) antar moda transportasi uadara dengan
moda transportasi yang sama (transit) atau dengan moda transportasi yang
lainnya.
4. Tempat klasifikasi barang/penumpang menurut jenis, tujuan perjalanan, dan
lain - lain.
5. Tempat untuk penyimpanan barang (storage) selama proses pengurusan
dokumen.
6. Sebagai tempat untuk pengisian bahan bakar, perawatan dan pemeriksaan
kondisi pesawat sebelum dinyatakan layak untuk terbang.

2.1.3 Tipe Bandar Udara


Bandar udara secara umum digolongkan dalam beberapa tipe menurut berbagai
kriteria yang disesuaikan dengan keperluan penggolongannya, antara lain (Rahayu,
2016):

1. Berdasarkan kriteria fisiknya, bandara dapat digolongkan menjadi seaplane


base, stol port (jarak take – off dan landing yang pendek), dan Bandar udara
kovensional.
2. Berdasarkan pengelolaan dan penggunaanya, Bandar udara dapat
digolongkan menjadi dua, yakni Bandar udara umum yang dikelola
pemerintah untuk penggunaan umum maupun militer atau bandara
swasta/pribadi yang dikelola/digunakan untuk kepentingan
pribadi/perusahaan swasta tertentu.
3. Berdasarkan aktifitas rutinnya, bandara dapat digolongkan menurut jenis
pesawat terbang yang beroperasi (enplanements) serta menurut karakteristik
operasinya.
4. Berdasarkan fasilitas yang tersedia, bandara dapat dukategorikan menurut
jumlah runway yang tersedia, alat navigasi yang tersedia, kapasitas hangar,
dan lain sebagainya.
5. Berdasarkan tipe perjalanan yang dilayani, bandara dapat digolongkan
bandara internasional, bandara domestik dan gabungan bandara internasional
domestik.

2.2 Fasilitas Bandara


Fasilitas-fasilitas penting yang harus dimiliki suatu Bandar Udara adalah:

A. Sisi Udara (Air Side)


1. Landasan pacu yang mutlak diperlukan pesawat.
Panjangnya landasan pacu biasanya tergantung dari besarnya pesawat yang
dilayani. Untuk bandar udara perintis yang melayani pesawat kecil, landasan
cukup dari rumput ataupun tanah diperkeras (stabilisasi). Panjang landasan
perintis umumnya 1200 meter dengan lebar 20 meter, misal melayani Twin
Otter, Cessna, dll. pesawat kecil berbaling-baling dua (umumnya cukup 600-800
meter saja). Sedangkan untuk bandar udara yang agak ramai dipakai
konstruksi aspal, dengan panjang 1800 meter dan lebar 30 meter. Pesawat yang
dilayani adalah jenis turbo-prop atau jet kecil seperti Fokker-27, Tetuko 234,
Fokker-28, dlsb. Pada bandar udara yang ramai, umumnya dengan konstruksi
beton dengan panjang 3600 meter dan lebar 45-60 meter. Pesawat yang dilayani
adalah jet sedang seperti Fokker-100, DC-10, B-747, Hercules, dlsb. Bandar
udara international terdapat lebih dari satu landasan untuk antisipasi ramainya
lalu lintas.
2. Apron adalah tempat parkir pesawat yang dekat dengan bangunan terminal,
sedangkan taxiway menghubungkan apron dan run-way. Konstruksi apron
umumnya beton bertulang, karena memikul beban besar yang statis dari pesawat
3. ATC (Air Traffic Controller), berupa menara khusus pemantau yang dilengkapi
radio control dan radar.
4. Unit penanggulangan kecelakaan (air rescue service) berupa peleton penolong
dan pemadan kebakaran, mobil pemadam kebakaran, tabung pemadam
kebakaran, ambulance, dll. peralatan penolong dan pemadam kebakaran
5. Fuel service untuk mengisi bahan bakar avtur.

B. Sisi Darat (Land Side)


1. Terminal bandar udara atau concourse adalah pusat urusan penumpang yang
datang atau pergi. Di dalamnya terdapat pemindai bagasi sinar X, counter check-
in, (CIQ, Custom - Inmigration - Quarantine) untuk bandar udara internasional,
dan ruang tunggu (boarding lounge) serta berbagai fasilitas untuk kenyamanan
penumpang. Di bandar udara besar, penumpang masuk ke pesawat melalui
garbarata atau avio bridge. Di bandar udara kecil, penumpang naik ke pesawat
melalui tangga (pax step) yang bisa dipindah-pindah.
2. Curb, adalah tempat penumpang naik-turun dari kendaraan darat ke dalam
bangunan terminal
3. Parkir kendaraan, untuk parkir para penumpang dan pengantar/penjemput,
termasuk taksi

C. Fasilitas Pelayanan Bandara

Adalah fasilitas yang berfungsi memberikan pelayanan operasi dan keselamatan


operasi terkait pelayanan umum. Pelayanan umum yang diberikan mulai dari informasi
berupa audio maupun video kepada pengguna yang ada di bandar udara ataupun petugas
yang terkait langsung dalam kegiatan kegiatan operasional kantor bandar udara. Beberapa
peralatan yang termasuk Peralatan Pelayanan Bandara, adalah :
1. PABX (Public Address Branch X-Change)

Yang dimaksud dengan peralatan Public Address Branch Extension (PABX)


adalah perangkat peralatan telepon yang terdiri dari Central unit atau Main Unit,
Pesawat cabang, Kabel-kabel penghubung dan Terminal Box. Central unit adalah
perangkat peralatan utama pengontrol semua sistem operasi PABX yang berfungsi
untuk menghubungkan antar pesawat cabang dan dengan telephone line PT.
TELKOM serta mengatur, membatasi dan memantau pemakaian masing-masing
pesawat cabang dengan telephone line. Pesawat cabang adalah pesawat telepon yang
dapat berhubungan antara satu pesawat dengan pesawat-pesawat lain maupun
berhubungan melalui telephone line dalam satu jaringan Central Unit.

2. FIDS (Flight Information Display System)


Peralatan Flight Information Display System (FIDS) merupakan integrasi produk
teknologi informasi system sebagai perangkat software dan perangkat hardware yang
dapat menyajikan informasi tentang aktivitas angkutan udara, seperti pemberitahuan
jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat, keterlambatan dan pembatalan
penerbangan dan lain-lain.

3. PAS (Public address system)


PAS (Public address system) bandara adalah salah satu peralatan system audio
yang fungsinya untuk menyampaikan informasi-informasi yang berkaitan semua
kegiatan di terminal bandar udara. Informasi ini dapat berupa kegiatan angkutan
udara seperti pemberitahuan jadwal keberangkatan, kedatangan pesawat,
keterlambatan termasuk pembatalan penerbangan dan sebagai pelengkap hiburan
audio. IGCS (Integrated Ground Communication System) Sistem komunikasi darat
ke darat terpadu yang menggunakan system trunking sebagai alat bantu komunikasi
yang digunakan oleh seluruh satuan kerja yang beroperasi di bandara.

4. HT (Handy Talky)
Yang dimaksud dengan peralatan Handy Talky (HT) Transceiver adalah
peralatan UHF-FM Transceiver (Transmitter dan Receiver) dengan system multi
channel dan digunakan sebagai sarana komunikasi point to point (darat ke darat)
dalam bentuk portable.

D. DVOR (DOPPLER VHF OMNI-DIRECTIONAL RANGE)

DVOR adalah fasilitas navigasi udara yang sangat penting. Fasilitas ini memiliki
kegunaan untuk memberikan suatu informasi kepada penerbang mengenai arah mata
angin buatan dan bekerja pada frekuensi 108 MHz sampai dengan 118 MHz.
2.3 Eco Airport
Eco airport adalah airport atau bandara yang ramah lingkungan (friendly environment),
yaitu memanfaatkan sumber-sumber lingkungan yang ada dengan dampak kerusakan dan/atau
gangguan lingkungan seminimal mungkin (Anonim, 2011). Kementerian Perhubungan
(Kemenhub) menginstruksikan seluruh pengelola bandara internasional, baik PT Angkasa Pura I,
PT Angkasa Pura II, maupun Kepala Bandara Unit Pelaksana Teknis (UPT), untuk segera
mengimplementasikan konsep bandara ramah lingkungan (ecological airport/eco-airport)
(Anonim, 2012).

Konsep eco-airport diharapkan bisa membantu mengurangi emisi karbondioksida (CO2)


dari sektor penerbangan yang berkontribusi 2 persen terhadap perubahan iklim. Dalam
implementasi eco-airport untuk pengurangan emisi karbon, di antaranya dengan melakukan
penanaman pohon, material gedung ramah lingkungan, menghimbau agar maskapai penerbangan
menggunakan pesawat-pesawat jenis baru, mengusahakan mobil-mobil di wilayah apron
menggunakan biofuel, serta jangka panjang operasional listrik bandara dialihkan dengan tenaga
panel surya (solar cell) yang juga bisa menghemat biaya operasional bandara (Anonim, 2012).

Saat ini, konsep eco-airport baru dikembangkan di lima bandara, yakni Soekarno Hatta
(Jakarta), Juanda (Surabaya), Ngurah Rai (Denpasar), Hang Nadim (Batam), dan Sultan
Mahmud Badarudin II (Palembang). Pengembangan eco-airport didahului dengan dibentuknya
Eco-Airport Council di masing-masing bandara (Anonim, 2012).

Anda mungkin juga menyukai