Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmatnya sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini dengan
berjudulkan “Pengertian Dan Konsep Dasar Konstitusi Negara Dan Dinamika
Pelaksanaan Konstitusi (UUD)”
Shalawat dan salam tercurahkan kepada nabi kita Nabi Muhammad SAW
yang telah membawa manusia dari zaman jahiliyah ke zaman terang menderang
dan merupakan sosok suri teladan bagi umat manusia
Makalah ini penulis susun untuk memenuhi tugas mata kuliah PPKN dan
penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi penulis maupun pihak
lainnya dimasa kini hingga masa yang akan datang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................1
1.3 Tujuan Penulis.................................................................................1
1.4 Metode Penulisan.............................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAAN.............................................................3
2.1 Pengertian Konstitusi.......................................................................3
2.2 Konsep Dasar Konstitusi.................................................................6
2.3 Dinamika Pelaksanaan Konstitusi (UUD).......................................9
BAB 3 PENUTUP......................................................................................12
3.1 Kesimpulan......................................................................................12
3.2 Saran................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................13
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
iii
1.4 Metode Penulisan
1. Metode kepustakaan (Library Research)
2. Metode penelusuran internet (Web Research)
iv
BAB 2
PEMBAHASAAN
Konstitusi berarti hukum dasar, baik yang tertulis (dokumen) maupun yang
tidak tertulis. Hukum dasar yang tertulis biasanya disebut sebagai Undang-
Undang Dasar, sedangkan hukum dasar yang tidak tertulis disebut Konvensi, yaitu
kebiasaan ketatanegaraan atau aturan-aturan dasar yang timbul dan terpelihara
dalam praktek penyelenggaraan negara.
Konstitusi dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan hukum yang
merupakan hasil pembentukan pemerintahan pada suatu negara yang biasanya
dikodifikasikan sebagai dokumen tertulis. Dalam kasus pembentukan negara,
v
konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan hukum, istilah ini
merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-
prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan
struktur, prosedur, wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada
umumnya. Konstitusi umumnya merujuk pada penjaminan hak kepada warga
masyarakatnya. Istilah konstitusi dapat diterapkan kepada seluruh hukum yang
mendefinisikan fungsi pemerintahan negara.
Sehingga negara dan konstitusi adalah satu pasangan yang tidak dapat
dipisahkan. Setiap negara tentu mempunyai konstitusi, meskipun mungkin tidak
tertulis. Konstitusi mempunyai arti dan fungsi yang sangat penting bagi negara,
baik secara formil, materiil, maupun konstitusionil. Konstitusi juga mempunyai
fungsi konstitusional, sebagai sumber dan dasar cita bangsa dan negara yang
berupa nilai-nilai dan kaidah-kaidah dasar bagi kehidupan bernegara. Ia selalu
mencerminkan semangat yang oleh penyusunnya ingin diabadikan dalam
konstitusi tersebut sehingga mewarnai seluruh naskah konstitusi tersebut.
L.J. van Apeldoor Konstitusi merupakan sebuah hukum dasar yang mencakup
Undang-Undang Dasar seperti hukum dasar tertulis hingga
hukum dasar yang tidak tertulis atau biasa disebut dengan
konvensi.
vi
bertentangan dengan Undang Undang Dasar.
vii
1. Konsep Tertulis dan Tidak Tertulis
A. Tertulis
1. UUD 1945
2. UUD RIS
3. UUD Sementara
4. UUD 1945 Hasil amandemen
B. Tidak Tertulis
viii
banyak hal diatur dalam konvensi-konvensi atau undang-undang biasa. konstitusi
tak tertulis bukan merupakan satu naskah dan banyak dipengaruhi oleh tradisi dan
konvensi. Salah satu negara di dunia yang mempunyai konstitusi tak tertulis
adalah negara Inggris, namun prinsip-prinsip yang dicantumkan dalam konstitusi
di Inggris dicantumkan dalam undang-undang biasa, seperti Bill of Rights.
ix
Sedangkan untuk konstitusi yang bersifat kaku misalnya konstitusi yang
dimiliki oleh Indonesia, Amerika Serikat, Australia, Kanada, dan Swiss yang
mana konstitusi itu sulit diubah sampai kapanpun
Memang harus diakui bahwa untuk menentukan sifat fleksibel atau kaku
dari suatu Undang-Undang Dasar sebenarnya tidaklah cukup hanya dengan
melihat dari segi cara mengubahnya, melainkan bisa saja terjadi undangundang
yang bersifat kaku tetapi dalam kenyataannya dapat diubah tanpa melalui
prosedur yang ditentukan sendiri oleh undang-undang dasarnya,
Sifat dari konstitusi formil dan materiil ini sering diidentikkan dengan
Undang-Undang Dasar. Kesalahan ini disebabkan antara lain pengaruh paham
kodifikasi yang menghendaki semua aturan hukum dibuat dalam bentuk yang
tertulis dengan maksud untuk mencapai kesatuan hukum, kesederhanaan hukum,
dan kepastian hukum.
x
Begitu besar pengaruh paham kodifikasi ini, maka di seluruh dunia
berkembang anggapan bahwa setiap peraturan itu penting, maka harus ditulis
begitu pula dengan konstitusi. Di zaman modern sekarang ini, dapat dikatakan
bangsa Amerika Serikat lah yang pertama menuliskan konstitusi dalam satu
naskah, meskipun leluhur mereka di Inggris tidak mengenal naskah konstitusi
yang tertulis dalam satu naskah
Sifat yang materiil, dilihat dari segi isinya berisikan hal-hal yang bersifat
dasar pokok bagi rakyat dan negara. Artinya konstitusi tersebut memiliki
substansi yang penting, terpilih, dan mendasar untuk mengatur jalannya negara
sehingga kehidupan antara rakyat dan negara dapat berjalan dengan stabil. Rakyat
dapat mematuhi segala konstitusi yang diterapkan negara begitu pun negara dapat
menjamin konstitusi yang telah diciptakannya, sehingga elite politik atau
pemerintah pun dapat tunduk terhadap konstitusi tersebut
xi
dalam UUD 1945. Dalam pelaksanaannya sistem parlementer ini menyebabkan
tidak tercapainya stabilitas politik dan pemerintahan, karena sering bergantinya
kabinet yang didasarkan pada dukungan suara di parlemen. Selain itu, Dewan
Konstituante yang diberi tugas untuk menyusun UUD baru sebagai pengganti
UUD 1945 mengalami kemacetan selama 2 tahun. Kondisi politik yang demikian
membuat Presiden Ir.Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang
berisi kembali ke UUD 1945.
xii
BAB 3
PENUTUP
xiii
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang Konstitusi di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa konsekuensi logis berdirinya suatu negara berdiri atau terbentuknya suatu
negara baru adalah adanya konstitusi. Konstitusi menjadi dasar terpenting dari
suatu negara dan oleh karena itu mendapatkan posisi yang sangat krusial dan
penting dalam mewujudkan kehidupan tata negara suatu negara yang adil dan
beradab.
Hubungan antara dasar negara dengan konstitusi dapat dilihat pada sebuah
gagasan dasar, tujuan hingga cita-cita dari negara yang tertuang dalam pembukaan
konstitusi suatu negara. Dasar negara dapat juga digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan negara secara tertulis dan termuat dalam konstitusi suatu negara.
Konstitusi sendiri memiliki fungsi untuk memberikan pembatasan kewenangan
tindakan pemerintah. Selanjutnya, konstitusi digunakan untuk menjamin seluruh
hak yang diperintah dan melakukan perumusan tentang pelaksanaan kekuasaan
yang berdaulat.
3.2 Saran
Sebagai rakyat Indonesia, kita diwajibkan untuk mengetahui tentang konstitusi
negara kita oleh karenanya kita harus belajar konstitusi negara ini, mulai dari
pengertiannya, asal usulnya, hingga dinamika perubahannya
DAFTAR PUSTAKA
Budiyanto, Kewarganegaraan untuk SMA kelas X, jilid. 1, Jakarta : Erlangga,
2004
xiv
Nurcahjo. Hendra. Ilmu Negara, cet. 1, Jakarta : PT. RajaGraindo Persada,
2005
Thaib. Dahlan dkk, Teori dan Hukum Konstitusi, Jakarta : Grafindo, 1999
Manan, Bagir, Teori dan Politik Konstitusi, Yogyakarta : FH UII PRESS, 2003
xv