Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

KONSTITUSI BAGI NKRI DAN URUTAN PERUNDANG-UNDANGAN RI


Disusun untuk memenuhi tugas
Mata Kuliah : PPKN
Dosen Pengampu : Siswanto, S.H.I., M.S.I

Oleh :
1. Ihsan syifa’ul ‘afwa (2102016152)
2. Bagas titan gumelang (2102016156)
3. Hana ambar syafiqoh (2102016142)
4. Tiara rizki febriana (2102016163)

KELAS D1
JURUSAN HUKUM KELUARGA ISLAM
FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG
2021

i
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Kontitusi Bagi NKRI Dan Urutan Perundang-
undangan RI ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Siswanto, S.H.I.,
M.S.I pada PPKN. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang
Kontitusi Bagi NKRI Dan Urutan Perundang-undangan RI bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Siswanto, S.H.I., M.S.I selaku dosen mata kuliah
PPKN yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan
sesuai dengan bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Semarang, 17 agustus 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

COVER……………………….................................................................................... i
KATA PENGANTAR……………………….............................................................. ii
DAFTAR ISI ………………………............................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN……………………….......................................................... 4
A. Latar Belakang………………………......................................................... 4
B. Rumusan Masalah...…………………......................................................... 4
C. Tujuan………………………....................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN………………………........................................................... 5
A. Konsep Dasar Konstitusi……………………............................................ 5
B. Sejarah dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia.......................................... 8
C. Urutan/Tata Perundang – undangan di Indonesia.......................................... 9
BAB III PENUTUP ……………………….................................................................. 12
A. Kesimpulan …………………....................................................................... 12
B. Saran …. ………………………................................................................. 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konstitusi adalah hukum dasar yang dijadikan pegangan dalam penyelengaraan suatu negara,
konstitusi dapat berupa hukum dasar tertulis yang lazim disebut undang-undang dasar dan dapat
pula tidak tertulis, undang – undang dasar menempati tata urutan peraturan perundang-undangan
tertinggi dalam negara, dalam konteks institusi negara, konstitusi bermakna permakluman tertinggi
yang menetapkan antara lain pemegang kedaulatan tertinggi, sturktur negara, bentuk negara, bentuk
pemerintahan kekuasaan legislatit, kekuasaan peradilan dan berbagai lembaga negara serta hak-hak
rakyat.¹
Dalam penyusunan undang-undang dasar, nilai-nilai dan norma dasar yang hidup dalam masyrakat
dan dalam praktek penyelengaraan negara turut mempengaruhi perumusan pada naskah dengan
demikian suasana kebatinan yang menjadi latar belakang filosofi, sosiologis, politis dan histori
perumusan yuridis suatu ketentuan undang-undang dasar perlu dipahami dengan seksama, untuk
dapat mengerti dengan sebaik-baiknya ketentuan yang terdapat pada pasal –pasal undang-undang
dasar.²
Konstitusi merupakan hukum yang lebih tinggi dan paling fundamental sifatnya karena merupakan
sumber legitimasi atau landasan otoritas bentuk.
Oleh karena itu, kami menyusun makalah dengan judul “Konstitusi Bagi Nkri Dan Urutan
Perundang-Undangan RI”

B. Rumusan Masalah
a. Apakah konsep dasar (pengertian, tujuan dan fungsi) konstitusi ?
b. Bagaimana sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia ?
c. Bagaimana urutan/tata perundang-undangan RI ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui konsep dasar (pengertian, tujuan dan fungsi) konstitusi.
b. Untuk mengetahui sejarah dan perkembangan konstitusi di Indonesia.
c. Untuk mengetahui urutan/tata perundang-undangan RI.

iv
1 Pimpinan MPR dan Tim kerja Sosialisasi MPR Periode 2009-2014, Empat Pilar Kehidupan berbangsa dan
bernegara (Jakarta, Sekretariat Jendral MPR RI, 2014 ) hal.117
2 Ibid Hal.11
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep dasar konstitusi

a) Pengertian konstitusi

“Keseluruhan peraturan baik yang tertulis maupun tidak tertulis yang mengatur secara mengikat
cara-cara bagaimana suatu pemerintah diselenggarakan dalam suatu masyarakat.”
Dalam arti yang paling luas berarti Hukum Tata Negara, yaitu keseluruan aturan dan ketentuan
(hukum) yang menggambarkan sistem ketatanegaraan suatu negara. Contoh: istilah
Contitutional Law dalam bahasa Inggris berarti Hukum Tata Negara. Dalam arti sempit, berarti
Undang-Undang Dasar, yaitu satu atau beberapa dokumen yang memuat aturan aturan ketentuan
yang bersifat pokok.
Konstitusi (bahasa latin: constitution) dalam negara adalah sebuah norma sistem politik dan
hukum bentukan pada pemerintahan negara-biasanya dimodifikasikan sebagai dokumen tertulis.
Dalam kasus bentukan negara konstitusi memuat aturan dan prinsip-prinsip entitas politik dan
hukum istilah ini merujuk secara khusus untuk menetapkan konstitusi nasional sebagai prinsip-
prinsip dasar politik, prinsip-prinsip dasar hukum termasuk dalam bentukan struktur, prosedur,
wewenang dan kewajiban pemerintahan negara pada umumnya. Konstitusi umumnya merujuk
pada penjaminan hak kepada warga masyarakatnya
Pengertian Konstitusi Menurut Para Ahli
Berikut ini beberapa pengertian konstitusi menurut beberapa para ahli yang di antaranya yaitu:

 Menurut E. C. Wade
Konstitusi ialah naskah yang memaparkan rangka dan tugas pokok dari badan
pemerintahan suatu negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan tersebut.
 Menurut KC. Wheare
Konstitusi ialah keseluruhan sistem ketatanegaraan suatu negara yang berupa kumpulan
peraturan yang membentukan mengatur pemerintahan negara.

5
 Menurut Herman Heller
Herman Heller membagi konstitusi menjadi tiga pengertian yaitu:
1. Kontitusi yang bersifat politik sosiologis yakni konstitusi yang mencerminkan
kehidupan politik masyarakat.
2. Konstitusi yang bersifat yuris yakni konstitusi merupakan kesatuan kaidah yang
hidup di dalam masyarakat.
3. Konstitusi yang bersifat politis yakni konstitusi yang ditulis dalam suatu naskah
sebagai undang-undang.
 Menurut CF. Strong
Menurut CF. Strong konstitusi merupakan kumpulan asas yang di dasarkan pada
kekuatan pemerintahan hak-hak yang di perintah serta hubungan-hubungan antara
keduanya yang diatur.
 Menurut Sri Soemantri
Konstitusi merupakan naskah yang memuat suatu bangunan negara dan sendi-sendi
sistem pemerintahan negara.

Konstitusi Dalam Arti Absolut

 Konstitusi sebagai kesatuan organisasi yang mencakup hukum dan semua organisasi yang
ada di dalam negara.
 Konstitusi sebagai bentuk negara.
 Konstitusi sebagai factor integrasi.
 Konstitusi sebagai sistem tertutup dari norma hukum yang tertinggi di dalam negara

1. Konstitusi dalam arti relative dibagi menjadi 2 pengertian yaitu konstitusi sebagai
tuntunan dari golongan borjuis agar haknya dapat dijamin oleh penguasa dan
konstitusi sebagai sebuah konstitusi dalam arti formil (konstitusi dapat berupa
tertulis) dan konstitusi dalam arti materil (konstitusi yang dilihat dari segi isinya).
2. Konstitusi dalam arti positif adalah sebagai sebuah keputusan politik yang tertinggi
sehingga mampu mengubah tatanan kehidupan kenegaraan.

6
3. Konstitusi dalam arti ideal yaitu konstitusi yang memuat adanya jaminan atas hak
asasi serta perlindungannya.
b) Tujuan Konstitusi
Konstitusi mempunyai tujuan yang berperan dalam suatu negara, yaitu:
1. Membatasi kekuasaan penguasa agar tidak bertindak sewenang-wenang maksudnya
tanpa membatasi kekuasaan penguasa, konstitusi tidak akan berjalan dengan baik dan
bisa saja kekuasaan penguasa akan merajalela dan bisa merugikan rakyat banyak.
2. Melindungi HAM maksudnya setiap penguasa berhak menghormati HAM orang lain dan
hak memperoleh perlindungan hukum dalam hal melaksanakan haknya.
3. Pedoman penyelenggaraan negara maksudnya tanpa adanya pedoman konstitusi negara
kita tidak akan berdiri dengan kokoh.
c) Fungsi Konstitusi
Konstitusi mempunyai fungsi yang berperan dalam suatu negara, fungsi konstitusi antara lain:
 Konstitusi berfungsi membatasi kekuasaan pemerintah agar hak-hak bagi warga
negara terlindung dan tersalurkan “konstitusionalisme”.
 Konstitusi berfungsi sebagai piagam kelahiran suatu negara “ a birth certificate of
new state”.
 Konstitusi berfungsi sebagai sumber hukum tertinggi.
 Konstitusi berfungsi sebagai alat yang membatasi kekuasaan.
 Konstitusi berfungsi sebagai identitas nasional dan lambang.
 Konstitusi berfungsi sebagai perlindung hak asasi manusia dan kebebasan warga
suatu negara.

B. Sejarah dan Perkembangan Konstitusi di Indonesia

7
Sejarah Konstitusi Indonesia
Sejak Indonesia merdeka sistem ketatanegaraan selalu mencari bentuk yang sesuai dengan kondisi
sosial dan politik masyarakat dan negara yang sedang tumbuh dan berkembang. Pergantian
konstitusi selalu mengiringi peristiwa penting yang ada di Indonesia. Peristiwa politik dan
pergantian kepemimpinan juga ikut berperanan penting dalam terjadi perubahan konstitusi yang
sedang berjalan dilakukan.
Beberapa pergantian konstitusi tersebut adalah :
 UUD 1945 Negara Republik Indonesia merupakan konstitusi yang pertama dan ditetapkan
oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.
 Tahun 1949-1950 Konstitusi Republik Indonesia Serikat
 Tahun 1950-1959 dengan Undang-Undang Dasar Sementara 1950
 Undang-Undang Dasar 1945 diberlakukan kembali pada tanggal 5 Juli 1959 melalui
Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 150 Tahun 1959.
 Tahun 1999 sampai dengan 2002 dilakukan perubahan UUD 1945 secara periodik melalui
Perubahan Pertama (1999), Perubahan Kedua (2000), Perubahan Ketiga (2001), dan
Perubahan Keempat (2002).
Mencermati kronologis sejarah konstitusi Indonesia tersebut maka ada hal penting patut dicatat.
Konstitusi boleh berganti berkali-kali tetapi yang menarik hal yang tidak pernah berubah adalah
nilai-nilai Pancasila selalu tetap diterapkan sebagai pembukaan.
Pengalaman itu dapat lebih diyajini bahwa secara tidak disadari sejarah telah memberi pelajaran
bahwa terdapat kesepakatan nasional bangsa Indonesia dalam menata kehidupan
ketatanegaraannya.
Tampaknya Pancasila masih tetap diajukan sebagai syarat utama untuk pedoman bagi pengaturan
lebih jauh dalam pasal-pasal konstitusi. Fenomena ini jugalah yang harus menjadi perhatian bagi
para unsur pemerintahan dan institusi yang lain dalam melaksanakan dan memelihatra konstitusi di
Indonesia.
Perubahan Konstitusi Di Indonesia
Dalam sistem ketatanegaraan modern, terdapat dua model perubahan konstitusi yaitu renewel
(pembaharuan) dan amandemen (perubahan).
Menurut Miriam Budiarjo, ada 4 macam prosedur dalam perubahan konstitusi baik dalam model
renewel dan amandemen, yaitu:
 Sidang badan legislative dengan ditambah beberapa syarat, misalnya dapat ditetapkan
quorum untuk sidang yang membicarakan usul perubahan undang-undang dasar dan jumlah
minimum anggota badan legislative untuk menerimanya
 Referendum (Pengambilan keputusan dengan cara menerima atau menolak usulan perubahan
undang-undang
 Negara-negara bagian dalam Negara federal (misal Amerika Serikat, ¾ dari 50 negara-
negara bagian harus menyetujui)
 Perubahan yang dilakukan dalam suatu konvensi atau dilakukan oleh suatu lembaga khusus
yang dibentuk hanya untuk keperluan perubahan.
Konstitusi Sebagai Piranti Demokratis
Konstitusi yang dapat dikatakan demokratis mengandung prinsip-prinsip dasar demokrasi dalam
kehidupan bernegara, yaitu :
1. Menetapkan warga negara sebagai sumber utama kedaulatan.
2. Mayoritas berkuasa dan terjaminnya hak minoritas.
3. Adanya jaminan penghargaan terhadap hak-hak individu warga negara dan penduduk
negara, sehingga dengan demikian entitas kolektif, tidak dengan sendirinya menghilangkan
hak-hak dasar orang perorang.
8
4. Pembatasan pemerintahan.
5. Adanya jaminan terhadap keutuhan negara nasional dan integritas wilayah.
6. Adanya jaminan keterlibatan rakyat dalam proses bernegara melalui pemilihan umum dan
bebas.
7. Adanya jaminan berlakunya hukum dan keadilan melalui proses peradilan yang independen.
8. Pembatasan dan pemisahan kekuasaan negara yang meliputi :
o Pemisahan wewenang kekuasaan berdasarkan trias politika
o Kontrol dan keseimbangan lembaga-lembaga pemerintahan

C. Urutan/Tata Perundang-Undangan RI

1. Tap MPRS NO. XX/MPRS/1996 tentang Memorandum DPR-GR mengenai sumber tertib
hukum Republik Indonesia dan tata urutan perundang-undangan Republik Indonesia.

Urutannya yaitu :
1) UUD 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU;
4) Peraturan Pemerintah;
5) Keputusan Presiden;
6) Peraturan Pelaksana yang terdiri dari : Peraturan Menteri dan Instruksi Menteri.

Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.

2. Tap MPR No. III/MPR/2000 tentang Sumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Undang-
Undang.

Berdasarkan ketetapan MPR tersebut, tata urutan peraturan perundang-undangan RI yaitu :


1) UUD 1945;
2) Tap MPR;
3) UU;
4) Peraturan pemerintah pengganti UU;
5) PP;
6) Keppres;
7) Peraturan Daerah;

Ketentuan dalam Tap MPR ini sudah tidak berlaku.

3. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan.

Berdasarkan ketentuan ini, jenis dan hierarki Peraturan Perundang-undangan Republik Indonesia
adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) UU/Perppu;
3) Peraturan Pemerintah;
4) Peraturan Presiden;
9
5) Peraturan Daerah.

Ketentuan dalam Undang-Undang ini sudah tidak berlaku.

4. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-


undangan.

Berdasarkan ketentuan dalam Undang-Undang ini, jenis dan hierarki peraturan perundang-undangan
Republik Indonesia adalah sebagai berikut :
1) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2) Ketetapan MPR;
3) UU/Perppu;
4) Peraturan Presiden;
5) Peraturan Daerah Provinsi;
6) Peraturan Daerah Kabupaten/Kota.

Definisi :
a) Peraturan Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang memuat norma hukum
yang mengikat secara umum dan dibentuk atau ditetapkan oleh lembaga negara atau
pejabat yang berwenang melalui prosedur yang ditetapkan dalam Peraturan Perundang-
undangan.

b) UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 adalah hukum dasar (konstitusi) yang
tertulis yang merupakan peraturan negara tertinggi dalam tata urutan Peraturan
Perundang-undangan nasional.

c) Ketetapan MPR merupakan putusan MPR yang ditetapkan dalam sidang MPR, yang
terdiri dari 2 (dua) macam yaitu : Ketetapan yaitu putusan MPR yang mengikat baik ke
dalam atau keluar majelis, Keputusan yaitu putusan MPR yang mengikat ke dalam
majelis saja.

d) Undang-Undang (UU) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan


Perwakilan Rakyat dengan Persetujuan bersama Presiden.

e) Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) adalah Peraturan Perundang-


undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa,
dengan ketentuan : Perppu diajukan ke DPR dalam persidangan berikut; DPR dapat
menerima/menolak Perppu tanpa melakukan perubahan; Bila disetujui oleh DPR, Perrpu
ditetapkan menjadi Undang-Undang; Bila ditolak oleh DPR, Perppu harus dicabut dan
dinyatakan tidak berlaku.

f) Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

g) Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh


Presiden untuk menjalankan perintah Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi
atau dalam menyelenggarakan kekuasaan pemerintahan.

10
h) Peraturan Daerah (Perda) Provinsi adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk
oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dengan persetujuan Gubernur.

i) Peraturan Daerah (Perda) Kabupaten/Kota adalah Peraturan Perundang-undangan yang


dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota dengan persetujuan
Bupati/Walikota.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Konstitusi merupakan salah satu syarat terbentuknya suatu negara, tanpa adanya
konstitusi negara tersebut tidak mungkin terbentuk. Di dalam sebuah konstitusi memuat banyak
kepentingan seputar tatanan organisasi negara, HAM, UUD dan banyak lagi. Konstitusi juga
memiliki kedudukan dan pengaruh sangat besar bagi suatu negara karena fungsinya dalam mengatur
kekuasaan.

B. Saran

Demikian makalah yang kami buat, semoga dapat memberikan manfaat bagi pembaca sekalian.
Apabila terdapat saran maupun kritik yang sekiranya ingin disampaikan, silahkan sampaikan kepada
kami. Apabila terdapat kesalahan mohon untuk memaafkan, kami manusia tak ada yang sempurna

11
maupun luput dari kesalahan.

12

Anda mungkin juga menyukai