Dosen Pengampu :
Oleh :
NPM :
221010300
KELAS G
FAKULTAS HUKUM
2022
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Kesimpulan......................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Negara adalah suatu organisasi yang dibentuk oleh sekelompok orang dengan maksud untuk
mencapai tujuan bersama sebagai tujuan negara. Tujuan negara ialah cita-cita bersama yang secara
terus-menerus perlu diupayakan untuk diwujudkan dalam kenyataan. Tujuan negara tidak mungkin
dapat diwujudkan dalam waktu singkat tetapi membutuhkan waktu yang sangat panjang. Oleh
karena itu, harus selalu ada badan, organ ataupun instansi lembaga yang secara permanen bertugas
untuk secara terus-menerus melakukan pekerjaan mewujudkan tujuan negara. Tentu manusia tidak
dapat melakukan tugas itu karena umur manusia sangat pendek sedangkan perwujudan tujuan
negara membutuhkan waktu yang sangat panjang yang melampaui batas umur manusia.
Kendala waktu yang sangat panjang untuk dapat mewujudkan tujuan negara dapat
ditanggulangi dengan cara membentuk jabatan-jabatan atau organ-organ negara atau alat-alat
perlengkapan negara. Alat-alat perlengkapan negara atau organ-organ negara atas nama rakyat untuk
mengurus dan menyelenggarakan tujuan negara demi kepentingan bersama. Dengan bertitik tolak
dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa pembentukan alat-alat perlengkapan negara atau organ-
organ negara merupakan manifestasi dari mekanisme keterwakilan rakyat dalam penyelenggaraan
pemerintah negara.1 Dengan demikian, alat-alat perlengkapan negara atau aparatur negara
menjalankan kekuasaan negara dengan maksud dan tujuan untuk mencapai tujuan negara.2
BAB II
PEMBAHASAN
4
Abu Daud Busroh, Ilmu Negara, op.cit., hlm 163
5
Ibid.
A. Teori Alat-Alat Perlengkapan Negara
Alat-alat perlengkapan negara dapat disebut dalam berbagai istilah yaitu organ, lembaga,
forum, instansi maupun badan-badan kekuasaan. Menurut Abu Daud Busroh mengemukakan ada
tiga teori tentang penggolongan alat-alat perlengkapan negara atau lembaga negara yakni:
Menurut Jellinek, alat-alat perlengkapan negara atau organ-organ negara dapat dibedakan
menurut sumber kelahiran organ-organ negara tersebut. Jika ditinjau dari segi sumber kelahirannya,
organ-organ negara atau alat-alat perlengkapan negara menurut Jellinek dapat dibagi dalam dua
jenis yaitu:
A. alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga negara yang bersumber secara langsung dari
konstitusi; dan
B. alat perlengkapan negara atau lembaga-lembaga negara yang bersumber tidak secara
langsung dari konstitusi.6
Kedua jenis alat-alat perlengkapan negara yang dikemukakan Georg Jellinek secara umum
terdapat dalam sistem ketatanegaraan berbagai negara. Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia,
organ negara yang bersumber langsung dari UUD 1945 yaitu MPR, DPR, DPD, PRESIDEN, MA,
MK, BPK dan KY. Akan tetapi organ-organ yang bersumber secara tidak langsung dari UUD 1945
adalah KPU, KPPU, KPI, Komnas HAM, Komnas Anak, Komnas Wanita dan sebagainya.
Alat perlengkapan negara yang bersumber secara langsung dari konstitusi adalah alat-alat
perlengkapan negara yang dibentuk oleh konstitusi dan menentukan keberadaan negara. Jika alat-
alat perlengkapan negara itu tidak ada, negara pun tidak ada karena keberadaan negara sebagai
6
Firmansyah Arifin, op. cit., hlm. 14.
organisasi kekuasaan ditentukan oleh keberadaan organ-organ negara yang membentuk organisasi
negara tersebut.
Alat-alat perlengkapan negara atau organ-organ negara yang bersumber secara langsung dari
konstitusi masih dapat dibedakan dari berbagai segi, yaitu:
b. Alat-Alat Perlengkapan Negara yang Bersumber Secara Tidak Langsung dari Konstitusi
Alat perlengkapan negara yang bersumber secara tidak langsung dari konstitusi (Undang-
Undang Dasar 1945) adalah alat-alat perlengkapan negara yang bukan dibentuk oleh konstitusi.
Padmo Wahyono mengemukakan ulasan berkenaan dengan organ negara yang bukan dibentuk oleh
konstitusi atau undang-undang dasar sebagai berikut “Oleh karena itu, sifat hakikatnya (maksudnya
sifat hakikat organ negara yang bukan dibentuk oleh konstitusi) dilihat dari segi bahwa ia
bertanggung jawab pada organ yang langsung dan berada di bawah kekuasaan organ yang
langsung.” 7
Penggolongan alat-alat perlengkapan negara atau organ-organ negara dapat dilakukan dalam
hubungan dengan bentuk negara. Jika alat-alat perlengkapan negara digolongkan dari sudut pandang
bentuk negara, ada dua macam organ negara yaitu:
Alat perlengkapan negara yang langsung dan bersifat rangkap adalah alat perlengkapan
negara yang berfungsi secara rangkap. Dalam sistem ketatanegaraan modern, alat-alat perlengkapan
negara yang langsung dan bersifat rangkap juga dapat ditemukan dalam berbagai negara. Sebagai
contoh, Presiden adalah Kepala Pemerintahan dan sekaligus sebagai Kepala Negara.
Alat perlengkapan negara yang langsung dan bersifat tidak rangkap adalah alat-alat
perlengkapan negara yang memiliki tugas dan wewenang bersifat tunggal. Sebagai contoh, Parlemen
adalah alat perlengkapan negara yang langsung dan bersifat tunggal. Dalam konteks ketatanegaraan
7
Padmo Wahyono, Ilmu Negara, op. cit.
Indonesia, alat perlengkapan negara MPR, DPR, BPK, KY, MA, MK dapat disebut sebagai alat
perlengkapan negara yang bersifat tidak rangkap atau tunggal.
Alat-alat perlengkapan negara juga dapat dibedakan berdasarkan fungsinya. Dalam hal ini,
dapat dilihat dari Doktrin Pemisahan Kekuasaan yang dikemukakan oleh John Locke dan
Montesquieu. Berdasarkan doktrin mereka yang dikenal dengan doktrin klasik Trias Politika
Montesquieu, ada tiga jenis alat-alat perlengkapan negara dengan ruang lingkup dan kewenangan
masing-masing yang berbeda, yaitu:
a) lembaga legislatif,
b) lembaga eksekutif, dan
c) lembaga yudikatif.
Doktrin pemisahan kekuasaan ini memiliki manfaat teoritis karena berguna untuk
kepentingan ilmu pengetahuan ketatanegaraan. Akan tetapi, dari segi praktis hampir tidak memiliki
manfaat karena dalam kenyataan tidak satupun negara mempraktikkan doktrin pemisahan
kekuasaan Trias Politika Montesquieu secara murni termasuk Amerika Serikat.
Dapat juga dilihat dari doktrin menurut Van Vollen Howen yang mengemukakan alat
perlengkapan negara yang terbagi menjadi empat macam sesuai dengan fungsi-fungsinya, yaitu:
a) alat perlengkapan negara yang menjalankan fungsi untuk membentuk aturan hukum,
b) alat perlengkapan negara yang menjalankan fungsi pemerintahan,
c) alat perlengkapan negara yang menjalankan fungsi peradilan, dan
d) alat perlengkapan negara yang menjalankan fungsi ketertiban dan keamanan.
Pembagian jenis alat-alat perlengkapan negara diatas bertitik tolak dari prinsip bahwa
masing-masing fungsi negara dijalankan oleh suatu negara.
Selain itu dapat juga dilihat dari doktrin menurut Lemaire dengan teori Panca Praja, yang
mengemukakan lima fungsi negara, yaitu:
a) fungsi mengatur,
b) fungsi menjalankan pemerintahan,
c) fungsi menjalankan kesejahteraan,
d) fungsi menjalankan peradilan, dan
e) fungsi menjalankan ketertiban dan keamanan.
Dengan demikian, jika bertitik tolak dari doktrin yang dikemukakan oleh Lemaire, ada lima
jenis alat perlengkapan negara sesuai dengan fungsinya masing-masing. Namun, dalam praktik
ketatanegaraan modern yang berlaku sekarang, pembagian fungsi alat-alat perlengkapan negara
seperti yang dikemukakan para pakar diatas tidak sama persis seperti doktrinnya.
Jika negara ditinjau dari perspektif yuridis, negara dipandang dari segi strukturnya. Sesuai
dengan kebutuhan sistematika pembahasan topik alat-alat perlengkapan negara dari sudut pandang
yuridis, negara harus dipandang dari segi bagian-bagiannya. Bagian terkecil dari organisasi negara
adalah jabatan. Jika jabatan ditinjau dari perspektif bagian-bagiannya, menurut Padmo Wahyono ada
empat hal perlu dibicarakan mengenai jabatan, yaitu:
a) Bentuk Jabatan
Jika ditinjau dari segi bentuk formalnya, jabatan dapat dibedakan atas 2 (dua) macam, yaitu
(a) jabatan dengan pemangku jabatan yang bersifat individual, dan (b) jabatan dengan pemangku
jabatan yang terdiri dari beberapa orang. Jabatan dengan pemangku jabatan hanya satu disebut
jabatan individual. Contohnya adalah jabatan Presiden, Raja atau Ratu. Jabatan dengan pemangku
jabatan yang terdiri dari beberapa orang disebut jabatan kolektif dan berbentuk dewan. Contohnya
adalah Parlemen (Inggris dan Perancis), kongres (AS) dan MPR, DPR dan DPD (Indonesia).
b) Susunan Jabatan
Padmo Wahyono mengemukakan bahwa ada 3 (tiga) macam cara penyusunan jabatan, yaitu
(a) menurut kemauan dari orang yang akan menduduki jabatan yang bersangkutan. Cara
pembentukan jabatan seperti ini diwujudkan dalam bentuk pemilihan. (b) menurut syarat-syarat
8
Padmo Wahyono, Ilmu Negara, op. cit., hlm. 228.
yang harus dipenuhi oleh seseorang yang akan menduduki jabatan. Cara pembentukan jabatan
seperti ini diwujudkan dalam bentuk penunjukan seorang pejabat oleh pejabat lainnya yang
berkedudukan lebih tinggi. (c) menurut pewarisan atau berdasarkan turun-temurun. Pembentukan
jabatan seperti ini terjadi dalam bentuk pemerintahan monarki.9
c) Tugas Jabatan
Untuk menentukan tugas-tugas jabatan, ada 2 (dua) macam hal yang harus diperhatikan yaitu
(a) berkenaan dengan bidang hukum yang merupakan ruang lingkup tugas-tugas jabatan. Suatu
jabatan selalu memiliki bidang hukum tertentu yang merupakan ruang lingkup pekerjaan atau tugas
yang harus dilaksanakan oleh suatu jabatan, dan (b) berkenaan dengan kompetensi dari jabatan
supaya dapat melaksanakan tugas-tugasnya. Kompetensi jabatan berkenaan dengan kewajiban-
kewajiban atau hal-hal tertentu yang harus dilaksanakan oleh jabatan.
d) Wewenang Jabatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Alat-alat perlengkapan negara adalah badan, organ, instansi maupun lembaga yang dibuat
berdasarkan peraturan perundang-undangan. Alat-alat perlengkapan negara memiliki kewenangan
untuk mengemukakan, merealisasikan dan menjalankan penegakan hukum di suatu negara. Alat-alat
9
Padmo Wahyono, Ilmu Negara, op. cit., hlm. 228.
perlengkapan negara juga bertugas untuk menjalankan pekerjaan secara terus-menerus untuk
mencapai suatu tujuan negara yang dimana itu adalah tujuan bersama. Oleh karena itu, alat-alat
perlengkapan negara harus mengurus dan menyelenggarakan tujuan bersama demi kepentingan
bersama.
Ada berbagai macam teori yang berkenaan dengan pembagian alat-alat perlengkapan negara.
Teori tersebut berkaitan dengan berbagai hal mengenai lembaga negara seperti penggolongan alat-
alat perlengkapan negara, sifat dan hakikat, jenis-jenis, fungsi dan sebagainya. Berbagai teori alat-
alat perlengkapan negara dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok. Dalam hal ini, Abu Daud
Busroh mengemukakan tiga teori tentang tiga penggolongan dan pembagian alat-alat perlengkapan
negara, yaitu:
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Firmansyah dkk. 2005. Lembaga Negara dan Sengketa Negara. Jakarta:
KRHN