Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

LEMBAGA – LEMBAGA NEGARA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata kuliah: Hukum Tata Negara

Dosen Pengampu : Rahmadani, S.H.,M.H

DiSusun Oleh :

1. Muhammad Radja istiqror (D1A022507)


2. Muhammad Teguh Nugroho (D1A022513)
3. Mustika Ayu Anjani (D1A022517)
4. Naely Nur’Aida Fitri (D1A022522)
5. Nanda Febriyani Putri (D1A022528)
6. Ni Putu Mutia Ersani Putri (D1A022532)
7. Putri Siti Rabi’ah (D1A022552)

FAKULTAS HUKUM PRODI ILMU HUKUM


UNIVERSITAS MATARAM
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan hidayah-Nya, Kami dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “ Lembaga-
Lembaga Negara ” ini sebagai salah satu pemenuhan Tugas Kelompok dalam
mata kuliah Hukum Tata Negara .

Tidak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pengampu yang
senantiasa membimbing dan mengajari kami sehingga menambah pengetahuan
kami yang insya allah akan sangat bermanfaat di masa yang akan datang.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik atau saran yang
bersifat membangun sehingga dapat di jadikan koreksi untuk penulisan makalah
yang lebih baik untuk berikutnya. Dan kami juga berharap agar makalah ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..........................................................................ii

DAFTAR ISI .........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN .....................................................................

A. Latar belakang ...................................................................................


B. Rumusan masalah ..............................................................................
C. Tujuan ................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................

A. State main organ dan Auxilary Organ ...............................................


B. Dasar Hukum Kewenangan dan fungsi Lembaga Negara .................
C. Lembaga Negara yang dihapus dan dibentuk ....................................
BAB III PENUTUP ..............................................................................

Kesimpulan .............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam teori ketatanegaraan “lembaga negara” dibagi menjadi dua,
yakni “lembaga negara utama” (state main organ) dan “lembaga negara
bantu” (state auxiliary organ). State main organs mengacu kepada paham
Trias Politica, yang terdiri atas tiga kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif,
dan yudisial. Berdasarkan UUD 1945, yang dimaksud dengan state main
organs, adalah lembaga-lembaga negara yang diatur dalam konstitusi,
yakni (MPR), (DPR), (DPD), Presiden dan Wakil Presiden, (MA),
(MK), Komisi Yudisial (KY), dan (BPK). Sedangkan, State auxiliary
organ Pada umumnya, memiliki sifat semi pemerintahan, yang diberikan
fungsi tunggal, atau fungsi campuran yang salah satunya disatu pihak
sebagai pengatur, administratif, dan dilain sisi juga menghukum.
Dan dimana Lembaga negara adalah “lembaga pemerintahan
(civilizated organization) yang dibentuk oleh negara untuk melaksanakan
fungsi negara sekaligus menyelenggarakan pemerintahan negara”. Ada
lembaga negara yang dibentuk dan diberikan kewenangan oleh UUD, ada
yang dibentuk atas perintah UUD (organ UUD), ada yang dibentuk dan
mendapatkan kekuasaannya dari undang- undang, serta lembaga negara
yang dibentuk melalui keputusan presiden. Maka dari itu, secara
konseptual, tujuan dari dibentuknya lembaga-lembaga negara yaitu untuk
menjalankan fungsi negara dan juga untuk menjalankan fungsi
pemerintahan secara aktual. Sedangkan, secara praktis, fungsi lembaga
negara untuk melaksanakan dasar atau ideologi negara dalam mencapai
tujuan.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Lembaga-Lembaga Negara di Indonesia apa saja yang
menjadi State Main Organ dan State Auxiliary Organ
2. Kemukakan Dasar Hukum Kewenangan dan fungsi masing-masing
Lembaga
3. Identifikasi dan tuliskan lembaga-lembaga apa saja yang telah
dihapus dan dibentuk selama masa pemerintahan presiden Jokowi
Widodo
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja lembaga-lembaga negara di Indonesia
yang termasuk State Main Organ dan State Auxiliary Organ.
2. Untuk Mengetahui Dasar Hukum,Kewenangan dan fungsi masing-
masing Lembaga.
3. Untuk Mengetahui lembaga-lembaga apa saja yang telah dihapus
dan dibentuk selama masa pemerintahan Presiden Jokowi Widodo.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Lembaga-Lembaga Negara di Indonesia apa saja yang menjadi State


Main Organ dan State Auxiliary Organ
a. State Main Organ
Dalam teori ketatanegaraan “lembaga negara” dibagi
menjadi dua, yakni “lembaga negara utama” (state main organ) dan
“lembaga negara bantu” (state auxiliary organ). State main organs
mengacu kepada paham Trias Politica, yang terdiri atas tiga
kekuasaan, yakni legislatif, eksekutif, dan yudisial. Berdasarkan
UUD 1945, yang dimaksud dengan state main organs, adalah
lembaga-lembaga negara yang diatur dalam konstitusi, yakni
Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), Dewan Perwakilan Daerah (DPD), Presiden dan
Wakil Presiden, Mahkamah Agung (MA), Mahkamah Konstitusi
(MK), Komisi Yudisial (KY), dan Badan Pemeriksa Keuangan
(BPK). Sedangkan, state auxiliary organs, adalah lembaga-lembaga
negara yang tidak diatur atau tidak tercantum dalam konstitusi
yang sering disebut sebagai lembaga negara bantu, yang
merupakan lembaga negara yang bersifat penunjang. Salah satu
state auxiliary organs yang dibentuk pada era reformasi di
Indonesia adalah Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Lembaga
KPK dibentuk sebagai salahsatu bagian agenda pemberantasan
tindak pidana korupsi yang merupakan salah satu agenda
terpenting dalam pembenahan tata pemerintahan di Indonesia.
Penerapan Trias Politica di Indonesia
Berikut ini kami jelaskan satu per satu penerapan Trias
Politica di Indonesia berdasarkan setiap pembagian kekuasaannya:
1) Kekuasaan Eksekutif
Kekuasaan eksekutif adalah kekuasaan untuk
melaksanakan undang-undang dan roda pemerintahan.
Kekuasaan ini di Indonesia dipegang oleh presiden.
Namun, mengingat kegiatan menjalankan undang-undang
tidak mungkin dijalankan seorang diri, presiden
mempunyai kewenangan untuk mendelegasikan tugas
eksekutif kepada pejabat pemerintah lainnya yang turut
membantunya, yaitu para menteri.
2) Kekuasaan Legislatif
Kekuasaan legislatif adalah kekuasaan untuk membuat
undang-undang. Terdapat tiga lembaga yang diberikan
kewenangan legislatif di Indonesia, yaitu Majelis
Permusyawaratan Rakyat (MPR), Dewan Perwakilan
Rakyat (DPR), dan Dewan Perwakilan Daerah (DPD).
3) Kekuasaan Yudikatif
Kekuasaan yudikatif adalah kekuasaan yang berkewajiban
mempertahankan undang-undang dan berhak memberikan
peradilan kepada rakyatnya atau secara sederhana disebut
dengan kekuasaan kehakiman. Pasal 24 ayat (1) UUD 1945
menyatakan jika kekuasaan kehakiman merupakan
kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan
peradilan untuk menegakkan hukum dan keadilan.
Fungsi yudikatif di Indonesia dilakukan oleh
Mahkamah Agung (MA) dan Mahkamah Konstitusi (MK).
Mahkamah Agung merupakan pengadilan kasasi atau
pengadilan negara terakhir dan tertinggi, yang salah satu
fungsinya adalah untuk membina keseragaman dalam
penerapan hukum melalui putusan kasasi dan peninjauan
kembali. Sementara itu, salah satu wewenang Mahkamah
Konstitusi adalah melakukan uji undang-undang terhadap
Undang-Undang Dasar.

b. State Auxiliary Organ


State auxiliary organ merupakan lembaga negara yang
dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan lain atau
dikatakan bukan lembaga negara yang memiliki kewenangan yang
diamanatkan oleh UndangUndang Dasar 1945.Jumlah state
auxiliary organ ini sangat banyak, diantaranya:
1. Komisi Pemberantasan Korupsi yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2002 tentang Komisi
Pemberantasan Korupsi.
2. Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang dibentuk
berdasarkan Keputusan Presiden Nomor 50 Tahun 1993
tentang Komisi Nasional Hak Asasi Manusia yang
diperkuat dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999
tentang Hak Asasi Manusia.
3. Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2006 yang
diubah dalam Undang- Undang Nomor 31 Tahun 2014
tentang Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban.
4. Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan yang
dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 8 Tahun
2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak
Pidana Pencucian Uang.
5. Komisi Pengawas Persaingan Usaha yang dibentuk
berdasarkan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1999
tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha
Tidak Sehat.
6. Ombusdman Republik Indonesia yang dibentuk
berdasarkan Undang- Undang Nomor 37 Tahun 2008
tentang Ombusdman Republik Indonesia.
7. Komisi Penyiaran Indonesia yang dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran.
8. Badan Keamanan Laut Republik Indonesia yang dibentuk
berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2014
tentang Kelautan yang secara teknis diatur dalam Peraturan
Presiden Nomor 178 Tahun 2014 tentang Badan Keamanan
Laut.

Serta state auxiliary organ lain yang ada di Indonesia seperti


Komisi Hukum Nasional, Kamar Dagang dan Industri, Komite Olahraga
Nasional Indonesia, dan lain sebagainya.

B. Dasar Hukum Kewenangan dan fungsi masing-masing Lembaga


a. Presiden
 Dasar Hukum : Pasal 4 ayat (1) UUD 1945, Pasal 5 ayat (1) dan
(2 UUD 1945), Pasal 11 ayat (1) UUD 1945, Pasal 12 UUD
1945, Pasal 13 ayat (1) UUD 1945, Pasal 14 ayat (1) dan (2)
UUD 1945, Pasal 15 UUD 1945, Pasal 16 UUD 1945, Pasal 17
ayat 2 UUD 1945, Pasal 20 ayat (2) UUD 1945, Pasal 24A ayat
(3) UUD 1945, Pasal 24C ayat (3) UUD 1945
 Tugas dan kewenangan :
1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD
2. Memegang kekuasaan yang tertinggi atas Angkatan Darat
(AD),Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU)
3. Mengajukan Rancangan Undang-Undang (RUU) kepada
Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Presiden melakukan
pembahasan dan pemberian persetujuan atas RUU bersama
DPR serta mengesahkan RUU menjadi UU.
4. Menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-
undang (dalam kegentingan yang memaksa)
5. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri
6. Menyatakan perang, membuat perdamaian dan perjanjian
dengan negara lain dengan persetujuan DPR
7. Membuat perjanjian internasional lainnya dengan
persetujuan DPR
8. Menyatakan keadaan bahaya
9. Mengangkat duta dan konsultan. Dalam mengangkat duta,
Presiden memperhatikan pertimbangan DPR
10. Menerima penempatan duta negara lain dengan
memperhatikan pertimbangan DPR.
11. Memberi grasi, rehabilitasi dengan memperhatikan
pertimbangan Mahkamah Agung
12. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan
pertimbangan DPR
13. Memberi gelar, tanda jasa, dan tanda kehormatan lainnya
yang diatur dengan UU
14. Meresmikan anggota Badan Pemeriksa Keuangan (BPK)
yang dipilih oleh DPR dengan memperhatikan
pertimbangan Dewan Perwakilan Daerah (DPD)
15. Menetapkan hakim agung dari calon yang diusulkan oleh
Komisi Yudisial (KY) dan disetujui DPR
16. Menetapkan hakim konstitusi dari calon yang diusulkan
Presiden, DPR, dan Mahkamah Agung
17. Mengangkat dan memberhentikan anggota Komisi Yudisial
dengan persetujuan DPR.
b. MPR
 Dasar Hukum :
Pasal 2 dan Pasal 3 Undang – Undang Dasar 1945
 Tugas dan kewenangan :
1. Mengubah dan menetapkan undang-undang dasar;
2. Melantik presiden dan wakil presiden berdasarkan hasil
pemilihan umum dalam sidang paripurna MPR;
3. Memutuskan usul DPR berdasarkan putusan Mahkamah
Konstitusi untuk memberhentikan presiden dan/atau wakil
presiden dalam masa jabatannya setelah presiden dan atau
wakil presiden diberi kesempatan untuk menyampaikan
penjelasan di dalam sidang paripuma MPR;
4. Melantik wakil presiden menjadi presiden apabila presiden
mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat
melaksanakan kewajibannya dalam masa jabatannya;
5. Memilih wakil presiden dari dua calon yang diajukan
presiden apabila terjadi kekosongan jabatan wakil presiden
dalam masa jabatannya selambat-lambatnya dalam waktu
enam puluh hari;
6. Memilih presiden dan wakil presiden apabila keduanya
berhenti secara bersamaan dalam masa jabatannya, dari dua
paket calon presiden dan wakil presiden yang diusulkan
oleh partai politik atau gabungan partai politik yang paket
calon presiden dan wakil presidennya meraih suara
terbanyak pertama dan kedua dalam pemilihan sebelumnya,
sampai habis masa jabatannya selambat-lambatnya dalam
waktu tiga puluh hari;
7. Menetapkan peraturan tata tertib dan kode etik MPR.
c. DPR
 Dasar Hukum : Pasal 20 ayat (1) dan (2) UUD 1945, Pasal
22 ayat (2) UUD 1945, Pasal 23 ayat (2) UUD 1945, Pasal
22D ayat (3) UUD 1945, Pasal 22E ayat (2) UUD 1945,
Pasal 24B ayat (3) UUD 1945, Pasal 24A ayat (3) UUD
1945,Pasal 14 ayat (2) UUD 1945, Pasal 11 ayat (2) UUD
1945
 Tugas dan kewenangan :
1. Membentuk undang-undang yang dibahas dengan
Presiden untuk mendapat persetujuan Bersama
2. Membahas dan memberikan atau tidak memberikan
persetujuan terhadap peraturan pemerintah
pengganti undang-undang
3. Menerima dan membahas usulan Rancangan
Undang-Undang (RUU) yang diajukan oleh DPD
yang berkaitan dengan bidang otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam dan sumber daya ekonomi
lainnya, serta yang berkaitan dengan perimbangan
keuangan pusat dan daerah dan mengikutsertakan
dalam pembahasannya dalam awal pembicaraan
tingkat I
4. Mengundang DPD untuk melakukan pembahasan
RUU yang diajukan oleh DPR maupun oleh
pemerintah sebagaimana dimaksud pada huruf c,
pada awal pembicaraan tingkat I
5. Memperhatikan pertimbangan DPD atas RUU
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
dan RUU yang berkaitan dengan pajak, pendidikan,
dan agama dalam awal pembicaraan tingkat I
6. Membicarakan APBN bersama presiden dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
7. Membahas dan menindaklanjuti hasil pengawasan
yang diajukan oleh DPD terhadap pelaksanaan
undang-undang mengenai otonomi daerah,
pembentukan, pemekaran dan penggabungan
daerah, hubungan pusat dan daerah, sumber daya
alam dan sumber daya ekonomi lainnya,
pelaksanaan APBN, pajak,pendidikan, dan agama
8. Memilih anggota Badan Pemeriksa Keuangan
dengan memperhatikan pertimbangan DPD
9. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
atas pertanggungjawaban keuangan negara yang
disampaikan oleh Badan Pemeriksa Keuangan
10. Mengajukan, memberikan persetujuan,
pertimbangan / konsultasi, dan pendapat
11. Menyerap, menghimpun, menampung dan
menindaklanjuti aspirasi masyarakat
12. Melaksanakan tugas dan wewenang lainnya yang
ditentukan dalam Undang-undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 dan undang-undang
13. Membentuk UUD yang dibahas dengan Presiden
untuk mendapat persetujuan bersama peraturan
pemerintah pengganti UUD menerima dan
membahas usulan RUU yang diajukan DPD yang
berkaitan dengan bidang tertentu dalam pembahasan
14. Menetapkan APBN bersama Presiden dengan
memperhatikan pertimbangan DPD
15. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
UU, APBN,serta kebijakan pemerintah
16. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
17. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
atas pertanggungjawaban keuangan Negara yang
disampaikan oleh BPK
18. Memberikan persetujuan kepada Peresiden atas
pengangkatan dan pemberhentian anggota.
19. Membentuk Undang-Undang yang dibahas dengan
Presiden untuk mendapat persetujuan bersama.
20. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam
pemberian amnesti dan abolisi
21. Memberikan pertimbangan kepada Presiden dalam
hal mengangkat duta besar dan menerima
penempatan duta besar negara lain
22. Memilih anggota BPK dengan memperhatikan
pertimbangan DPD
23. Membahas dan menindaklanjuti hasil pemeriksaan
atas pertanggung jawaban keuangan negara yang
disampaikan oleh BPK
24. Memberikan persetujuan kepada Presiden atas
pengangkatan dan pemberhentian anggota Komisi
Yudisial
25. Memberikan persetujuan calon hakim agung yang
diusulkan Komisi Yudisial untuk ditetapkan sebagai
hakim agung oleh Presiden
26. Memilih tiga orang hakim konstitusi dan
mengajukannya kepada Presiden untuk diresmikan
dengan keputusan Presiden
d. DPD
 Dasar Hukum : Pasal 22D ayat (1), (2), (3) UUD 1945,
Pasal23F ayat (1) UUD 1945

 Tugas dan kewenangan :


1. Mengajukan kepada DPR Rancangan Undang-
Undang yang berkaitan dengan otonomi daerah,
hubungan pusat dan daerah, pembentukan dan
pemekaran, dan penggabungan daerah, pengelolaan
sumber daya alam, dan sumber daya ekonomi lainnya
serta yang berkaitan dengan perimbangan keuangan
pusat dan daerah. DPR kemudian mengundang DPD
untuk membahas RUU tersebut..
2. Memberikan pertimbangan kepada DPR atas RUU
APBN dan RUU yang berkaitan dengan pajak,
pendidikan, dan agama
3. Memberikan pertimbangan kepada DPR dalam
pemilihan anggota Badan Pemeriksa Keuangan.
4. Melakukan pengawasan atas pelaksanaan undang-
undang mengenai otonomi daerah, pembentukan,
pemekaran, dan penggabungan daerah, hubungan
pusat dan daerah, pengelolaan sumber daya alam, dan
sumber daya ekonomi lainnya, pelaksanaan APBN,
pajak, pendidikan, dan agama.
5. Menerima hasil pemeriksaan keuangan negara dari
BPK untuk dijadikan bahan membuat pertimbangan
bagi DPR tentang RUU yang berkaitan dengan
APBN
e. MA
 Dasar Hukum : Pasal 24 ayat (2) UUD 1945, Pasal 24A ayat
(1) UUD 1945, Pasal 24C ayat (3) UUD 1945
 Tugas dan kewenangan :
1. Mengadili pada tingkat kasasi
2. Menguji peraturan perundang-undangan dibawah
undang-undang terhadap undang-undang
3. Memberikan pertimbangan hukum kepada presiden
dalam hal permohonan grasi dan rehabilitasi.
4. Mengajukan tiga orang anggota hakim konstitusi
f. MK
 Dasar Hukum
Pasal 24C ayat (1) san (2) UUD 1945

 Tugas dan kewenangan :


1. Berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir
yang keputusannya bersifat final untuk menguji Undang-
Undang terhadap Undang-Undang Dasar, memutus
sengketa kewewenangan lembaga Negara yang
kewewenangannya diberikan oleh UUD1945, memutus
pembubaran partai politik, dan memutus perselisihan
tentang hasil Pemilihan Umum.
2. Wajib memberi keputusan atas pendapat Dewan
Perwakilan Rakyat mengenai dugaan pelanggaran oleh
Presiden atau Wakil Presiden menurut UUD 1945.
3. Menguji undang-undang terhadap UUD 19451.
4. Memutus sengketa kewenangan antar lembaga negara
yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945.
5. Memutus pembubaran partai politik
6. Memutus perselisihan tentang hasil pemilu.

g. KY
 Dasar Hukum : Pasal 24A ayat (3) UUD 1945,Pasal 24B
ayat (1) UUD 1945
 Tugas dan kewenangan :
1. Mengawasi perilaku hakim
2. Mengusulkan nama calon hakim agung.

h. BPK
 Dasar Hukum :
1. Pasal 23E, 23F, 23G Undang-undang dasar 1945
2. Undang-undang Republik Indonesia nomor 15 tahun
2006 tentang badan pemeriksa keuangan sebagai
pengganti undang-undang republik Indonesia nomor 5
tahun 1973 tentang badan pemeriksa keuangan.
3. Undang-undang republik Indonesia nomor 15 tahun
2004 tentang pemeriksaan pengelolaan dan tanggung
jawab keuangan negara.
4. Undang-undang republik Indonesia nomor 1 tahun 2004
tentang perbendaharaan negara.
5. Undang-undang republik Indonesia nomor 17 tahun
2003 tentang keuangan negara.
 Tugas dan kewenangan :
1. Berwenang mengawasi dan memeriksa pengelolaan
keuangan negara (APBN) dan daerah (APBD) serta
menyampaikan hasil pemeriksaan kepada DPR dan DPD
dan ditindaklanjuti oleh aparat penegak hukum.
2. Mengintegrasi peran BPKP sebagai instansi pengawas
internal departemen yang bersangkutan ke dalam BPK.

i. Bank Indonesia
 Dasar Hukum : Pasal 23D Undang-Undang Dasar 1945
 Tugas dan kewenangan :
1. Melaksanakan dan menetapkan kebijakan moneter
2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran
3. Mengatur dan mengawasi bank-bank
C. Lembaga-lembaga yang telah dihapus dan dibentuk selama masa
pemerintahan Presiden Jokowi Widodo.
a. Lembaga-lembaga yang telah dihapus
Dua bulan setelah dilantik sebagai Presiden periode
pertama atau tepatnya 20 Oktober 2014, Jokowi meneken
Peraturan Presiden Nomor 176 tahun 2014. Lewat Perpres itu, ada
10 lembaga yang dibubarkan yaitu:
1. Dewan Penerbangan dan Antariksa Nasional
2. Lembaga Koordinasi dan Pengendalian Peningkatan
Kesejahteraan Sosial Penyandang Cacat
3. Dewan Buku Nasional
4. Komisi Hukum Nasional
5. Badan Kebijaksanaan dan Pengendalian Pembangunan
Perumahan dan Permukiman Nasional
6. Komite Antar Departemen Bidang Kehutanan
7. Badan Pengembangan Kawasan Pengembangan
Ekonomi Terpadu
8. Komite Aksi Nasional Penghapusan Bentuk-Bentuk
Pekerjaan Terburuk Untuk Anak
9. Dewan Pengembangan Kawasan Timur Indonesia
10. Dewan Gula Indonesia.
Kemudian pada 21 Januari 2015, Jokowi kembali membubarkan
dua lembaga melalui Perpres Nomor 16 tahun 2015. Dua lembaga tersebut
antara lain:
1. Badan Pengelola Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca dari Deforestasi,
Degradasi Hutan, dan Lahan Gambut
2. Nasional Perubahan Iklim
Setahun setelahnya, Jokowi mengeluarkan Perpres Nomor 116
tahun 2016. Intinya, melalui Perpres itu Jokowi membubarkan 9
lembaga non struktural, yakni:
1. Badan Benih Nasional
2. Badan Pengendalian Bimbingan Massal
3. Komite Pengarah Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus di
pulau Batam, Bintan, dan pulau Karimum
4. Tim Nasional Pembakuan Nama Rupabumi
5. Dewan Kelautan Indonesia
6. Dewan Nasional Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan
Bebas
7. Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional
8. Komisi Nasional Pengendalian Zoonosis
9. Dewan Pemantapan Ketahanan Ekonomi dan Keuangan

Di tahun yang sama, Jokowi menerbitkan Perpres Nomor 124 tahun 2016
yang membubarkan Komisi Penanggulangan AIDS Nasional. Terakhir, pada 2017
pemerintah membubarkan Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo melalui
Perpres No 21 Tahun 2017.

 lembaga-lembaga yang dibentuk


Berikut daftar lembaga baru yang dibentuk oleh Presiden Jokowi selama 6
tahun era kepemimpinannya:
1. BPIP
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) dibentuk sesuai dengan
Perpres nomor 7 tahun 2018.
2. BSSN
Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) dibentuk sesuai dengan Perpres
nomor 53 tahun 2017.
3. Bakamla
Badan Keamanan Laut atau Bakamla merupakan lembaga yang
dibentuk tahun 2014. Bakamla dibentuk berdasarkan Perpres nomor
178 tahun 2014.
4. Komite Nasional Keuangan Syariah (KNEKS)
Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) Dibentuk
pada tanggal 10 Februari 2020,Melalui Perpres Nomor 28 Tahun 2020.
5. Badan Restorasi Gambut Badan Restorasi Gambut Republik Indonesia
(BRG)
BRG dibentuk pada 6 Januari 2016, melalui Peraturan Presiden Nomor
1 Tahun 2016 tentang Badan Restorasi Gambut.
6. Kantor Staf Presiden (KSP)
Lembaga ini dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 190
Tahun 2014.
7. Bekraf
8. Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Badan ini pertama
kali dibentuk oleh Presiden Joko Widodo melalui Peraturan Presiden
Nomor 6 Tahun 2015.
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Lembaga negara adalah lembaga pemerintahan (civilizated organization)


yang dibentuk oleh negara untuk melaksanakan fungsi negara sekaligus
menyelenggarakan pemerintahan negara. Dalam teori ketatanegaraan lembaga
negara dibagi menjadi dua, yakni lembaga negara utama (state main organ) dan
lembaga negara bantu (state auxiliary organ).state main organs, adalah lembaga-
lembaga negara yang diatur dalam konstitusi, sedangkan State auxiliary organ
merupakan lembaga negara yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-
undangan lain atau dikatakan bukan lembaga negara yang memiliki kewenangan
yang diamanatkan oleh Undang- Undang Dasar 1945. Maka dari itu, secara
konseptual, tujuan dari dibentuknya lembaga-lembaga negara yaitu untuk
menjalankan fungsi negara dan juga untuk menjalankan fungsi pemerintahan
secara aktual. Sedangkan, secara praktis, fungsi lembaga negara untuk
melaksanakan dasar atau ideologi negara dalam mencapai tujuan.
DAFTAR PUSTAKA

https://mpr.go.id

file:///C:/Users/ACER%20SWIFT3/Downloads/8828-35256-1-PB%20(2).pdf

https://ditjenpp.kemenkumham.go.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=658:dinamika-lembaga-lembaga-
negara-mandiri-di-indonesia-pasca-perubahan-undang-undang-dasar-
1945&catid=100&Itemid=180&lang=en

https://repository.usm.ac.id/files/journalnas/A004/20201124083557-
PENERAPAN-KONSEP-TRIAS-POLITICA-DALAM-SISTEM-
PEMERINTAHAN-REPUBLIK-INDONESIA-:-STUDI-KOMPARATIF-
ATAS-UNDANG%E2%80%93UNDANG-DASAR-TAHUN-1945-
SEBELUM-DAN-SESUDAH-AMANDEMEN.pdf

Anda mungkin juga menyukai