Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TEKNIK PENGGUNAAN WAKTU DALAM USAHA

DISUSUN OLEH:

Kelompok 2

NAMA : Alya Anisa Lubis (2193111037)


Cyntia Putri Hutagalung (2191111015)
Dwi Indah Pratiwi (2191111018)
Rika Wahyuni Harahap (2193311018)
Tresia Anggraini Malau (2191111017)
KELAS : Reguler C 2019
DOSEN PENGAMPU : Fitriani Lubis, S.Pd., M.Pd.

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan kami Kesehatan dan kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini yang berjudulkan “Teknik Penggunaan Waktu Dalam Usaha”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu atas bimbingan
dan arahan dalam penulisan makalah ini. Juga kepada rekan-rekan mahasiswa dan kepada
orang tua yang telah membantu secara material sehingga kami dapat menyelesaikan makalah
ini. Kami harap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat bagi kita semua.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak
terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan kritik serta
saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah
yang lebih baik lagi. Akhir kata kami ucapkan terima kasih.

Senin, 29 Februari 2021

Kelompok 2

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i

DAFTAR ISI ................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 1
C. Tujuan Penulisan ..................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................. 2

A. Evaluasi penggunaan waktu .................................................................................... 2


B. Penyitaan waktu terbesar ........................................................................................ 3
C. Mengelolah waktu secara produktif ........................................................................ 8

BAB III PENUTUP .................................................................................................... 13

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 13
B. Saran ....................................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Waktu tak pernah lepas dari setiap kehidupan manusia. Dari mulai manusiadilahirkan
hingga nantinya kembali ke dalam tanah, sang waktulah yang akanselalu ada menemani.
Sering sekali kita mendengar pepatah “Waktu adalah Uang” dimana hal ini berarti kita harus
bisa memanfaatkan waktu sebaik mungkin karena waktu sama berharganya dengan uang.
Namun pada prakteknya manusia sering merasa tidak puas dengan 24 am yang telah
diberikan dalam sehari. Entah karena kepadatan adwal yang mereka miliki atau karena
kurangnya pengaturan waktu yang merekaterapkan, sehingga mereka tidak bisa meng" handle
semua agenda yang harusdiselesaikan dan yang terjadwal tadi bukan mereka yang
mengendalikan waktu tetapiwaktu yang mengendalikan mereka. Oleh sebab itu pada makalah
ini akan di bahas lebih dalm mengnai evaluasi penggunan waktu.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:
1. Apa itu evaluasi penggunaan waktu?
2. Apa itu penyitaan waktu terbesar?
3. Bagaimana mengelolah waktu secara produktif?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan pada makalah ini yaitu:
1. Untuk mengetahui apa itu evaluasi penggunaan waktu.
2. Untuk mengetahui penyitaan waktu terbesar.
3. Untuk mengetahui bagaimana mengelolah waktu secara produktif.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Evaluasi Penggunaan Waktu


Mengevaluasi penggunaan waktu berarti penilaian atau penafsiran. Evaluasi adalah
proses penilaian, penilaian ini bisa menjaid netral, positif, negatif atau merupakan gabungan
dari keduanya. Evaluasi pemanfaatan waktu sehari untuk mengenali bagaimana cara
memanfaatkan waktu dalam sehari, maka kita dapat mengevaluasi dengan bertanya kepada
diri sendiri. Saat waktu dievaluasi biasanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan
tentang nilai atau manfaatnya. Jadi, mengevaluasi waktu berarti kita mengevaluasi hal-hal
yang telah dan kelak akan dilakukan.

Hal-hal berikut ini mengidentifikasikan telah terjadinya penggunaan waktu yang tidak
baik:

1. Jarang Sekali Mempunyai Waktu Unntuk Mengerjkan Pekerjaan yang Benar-Benar


Penting
Kita harus senantiasa melakukan evaluasi atau introspeksi terhadap apa yang biasa kita
kerjakan. Apakah memang pekerjaan-pekerjaan yang senantiasa kita lakukan merupakan
pekerjaan yang penting untuk dilakukan dan dari pekerjaan tersebut apakah akan memberikan
banyak manfaat. Atau bahkan sebaliknya, pekerjaan-pekerjaan tersebut kurang bermanfaat
bagi diri kita maupun untuk orang lain.
Kita harus membandingkan paah dalam keseharian kita lebih banyak disibukan oleh
pekerjaan-pekerjaan yang penting atau sebaliknya. Kalau kita jarang atau tidak sama sekali
melakukan pekerjaan yang penting, yang memberikan lebih banyak manfaat dan sedikit
madarat maka itu artinya penggunaan waktu kita tidak efektif atau manajemen waktunya
tidak tepat.

2. Menggunakan Waktu Terlalu Banyak Untuk Pekerjaan yang Mendesak.


Contohnya suatu pekerjaan baru diselesaikan menjelang berakhirnya batas waktu. Hal
ini dapat terjadi karena tidak melakukan perencanaan yang baik dalam menjalankan suatu
tugas.
Melakukan pekerjaan idealnya menggunakan skala prioritas, artinya pekerjaan-
pekerjaan yang harus dilaksanakan diurutkan berdasarkan tingkat pentingnya pekerjaan

2
tersebut bagi seseorang berdasarkan tugas dan fungsinya, sehingga pekerjaan tersebut dapat
diselesaikan tepat pada waktunya atau lebih awal.
Apabila kita masih banyak melakukan pekerjaan yang mendesak berarti pengaturan
waktunya masih kurang baik karena menyelesaikan pekerjaan yang mendesak akan terburu-
buru sehingga hasilnya tidak akan maksimal.

3. Sering Masih di Kantor Sampai Larut Malam


Apabila seseorang sering masih berada di kantor hingga larut malam, maka hal ini
menunjukan suatu ketidakmampuannya untuk menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
Hal ini seharusnya tidak terjadi, karena pekerjaan kantor umumnya merupakan suatu
pekerjaan yang rutin dan dapat diselesaikan pada jam kerja.
Di kantor sampai larut malam hanya akan wajar terjadi apabila ada pekerjaan yang
bersifat insidentil yang menuntut penyelesaian segera atau untuk melaksanakan pekerjaan
yang bersifat projek.

4. Membawa Pekerjaan Kantor ke Rumah dan Mengerjakan Pekerjaan Orang Lain


Seperti halnya sering berada di kantor sampai larut malam, membawa pekerjaan kantor
ke rumah juga menunjukan ketidakmampuan menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktunya.
Hal ini akan mengambil hak atas orang-orang di rumah. Karena waktu yang kita miliki tidak
sepenuhnya merupakan hak kita, ada waktu untuk Allah Sang Pemilik waktu sebenarnya,
untuk pekerjaan, untuk keluarga, masyarakat, dls.
Agar kita bisa berlaku adil maka segala pekerjaan di luar atau kantor harus diselesaikan
di kantror dan pekerjaan rumah harus di selesaikan di rumah. Jika pekerjaan kantor dibawa ke
rumah maka penggunaan waktu di kantor tidak efektif dan selanjutnya akan berimbas pada
penggunaan waktu di rumah.

5. Merasa Sangat Diperlukan


Ketika seseorang merasa dirinya sanngat diperlukan maka ia akan seantiasa berusaha
untuk melibatkan diri dalam setiap kegiatan. Walaupun sebenarnya ia tidak terlalu
berkompeten dalam bidang tersebut. Jika hal ini tejadi maka akan mengakibatkan akan
terambilnya waktu untuk menyelesaikan tugas utamanya.
Disamping itu juga perilaku seperti ini mungkin dapat menyebabkan kurang efektifnya
pelaksanaan pekerjaan tersebut karena memang bukan kompetensinya.

3
6. Terlalu Banyak Mengikuti Rapat
Rapat atau pertemuan merupakan salah satu kegiatan rutin seorang wirausaha yang
cukup banyak menyita waktu, apalagi jika ditambah dengan pertemuan-pertemuan yang
mengalami keterlambatan memulai. Hal ini akan lebih parah lagi jika letak tempat pertemuan
cukup jauh.
Undangan-undangan rapat mmungkin ada yang memang perlu untuk diikuti secara
langsung tanpa mewakilkan, namun mungkin juga ada yang bisa diwakilkan oleh staf, dan
tidak menutup kemungkinan ada juga yang tidak perlu dihadiri. Karena ketika seorang
manajer memenuhi setiap undangan rapat secara pribadi, maka hal ini jelas akan banyak
menyita waktu kerjanya.

7. Jarang Sekali Menyelesaikan Tugas atau Pekerjaan Tepat Pada Waktunya


Kita sering kali menjumpai tumpukan pekerjaan di atas meja. Hal ini menunjukan dua
kemungkinan yaitu, memang betul-betul sibuk atau karena kebiasaan menunda penyelesaian
pekerjaan. Namun pada umumnya pekerjaan yang menumpuk itu disebabkan karena kita
sering menunda-nunda pekerjaan. Alasan menunda-nunda pekerjaan tersebut memang
berfariasi ada yang karena malas, kebiasaan, atau karena tidak mampu untuk
menyelesaikannya.
Yang berbahaya adalah apabila kita menunda-nunda suatu pekerjaan karena malas,
artinya sesungguhnya ia mampu menngerjakannya tepat waktu, namun pekerjaan itu tidak
mau menggunakan kemampuannya. Menurut Goeller and Uraneck, tenyata kebanyakan
manusia menggunakan potensi otaknya hanya 10% dari yang dimilikinya
Sebagai contoh, ketika seorang dosen memberikan tugas makalah kepada
mahasiswanya dan harus diserahkan paling lambat sebelum ujian akhir semester. Para
mahasiswa pada dasarnya dapat langsung memulai untuk mengerjakan tugas itu pada hari itu
juga atau setelah dosen tersebut memberikan tugasnya, namun biasnya para mahasiswa
mengerjakan tugasnya ketika akan mendekati batas waktu pengumpulan.

8. Sering Merasa Terburu-Buru


Merasa terburu-buru terjadi ketika kita sedang dihadaapkan kepada kurangnya waktu
untuk menyelesaikan suatu pekerjaan yang sedang kita kerjakan. Umumnya terjadi karena
menangguhkan pekerjaan dan keetika waktunya sudah mepet baru dikerjakan.

4
Menyelesaikan pekerjaan dengan terburu-buru berpeluang besar menghasilkan
pekerjaan yang tidak sempurna atau salah, yang pada akhirnya tidak menutup kemungkinan
pekerjaan tersebut harus dikerjakan kembali.

9. Membiarkan Orang Lain Mengatur Waktu Anda


Membiarkan orang lain mengatur waktu anda bukan berarti bahwa jadwal anda dibuat
orang lain, akan tetapi jika anda sudah memmiliki jadwal kegiatan yang harus dilaksanakan
dengan alokasi waktu tertentu, akan tetapi anda merubah kegiatan pelaksanaan tersebut akibat
menyesuaikan dengan kegiatan atau keinginan orang lain. Kalau kegiatan anda sering
menyesuaikan dengan kegiatan orang lain, maka anda tentu akan kehilangan banyak waktu.
Jika hal ini sering anda rasakan maka anda belum bisa mengatur atau mengelola waktu
dengan baik. Janganlah menjadi korban dari kesalahan pengelolaan waktu sebab waktu yang
tidak dimanfaatkan dengan baiik akan pergi dengan begitu saja tanpa akan kembali.

B. Penyitaan Waktu Terbesar


Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak selamanya dapat menggunakan waktu seperti
yang kita inginkan. Ada pemborosan waktu yang memang tidak kita sadari, akan tetapi ada
juga kita melakukan pemborosan waktu itu dengan penuh kesadaran. Walaupun kita
menyadari betul bahwa penggunaan waktu untuk kegiatan tertentu tidak produktif, akan
tetapi kadangkala kita sulit atau bahkan tidak memiliki kemampuan untuk menghindarinya.

Untuk dapat menggunakan waktu secara baik, terlebih dahulu perlu diketahui penyita
waktu terbesar dalam kehidupan sehari-hari. Hal-hal berikut ini merupakan kondisi-kondisi
yang dapat menyita waktu, sehingga penggunaannya menjadi tidak produktif:

1. Tamu yang Tidak Dikehendaki


Tamu adalah orang yang mengunjungi atau menemui kita dan kepada mereka agama
mengharuskan kita untuk menghormatinya. Hal itu merupakan sesuatu yang mutlak yang
harus kita lakukan, tapi di lain pihak tamu jangan mentang-mentang harus di hormati
sehingga gila hormat, tamu juga mutlak harus tahu diri. Artinya walaupun pribumi
mempunyai kewajiban untuk melayani dan menghormati tamunya, akan tetapi tamu juga
harus dapat memastikan bahwa kehadirannya tidak mengganggu pribuminya.
Oleh karena itu ketika sedang bertamu, kita harus memahami isyarat-isyarat yang dapat
ditangkap dari pribumi, misalnya sering melihat jam, tersirat dalam ungkapan-ungkapan atau
mungkin terlihat gelisah, mungkin juga melalui sikap yang pribumi tunjukan. Tamu haruslah

5
peka terhadap kondisi-kondisi seperti ini karena ketika pribumi sudah menginginkan tamunya
untuk segera pergi seringkali pribumi tidak memiliki keberanian untuk menyatakannya secara
langsung, sehingga tamulah yng harus berusaha memahami situasi pribumi.

2. Ketidakmampuan Menyatakan Tidak


Kata “tidak” sepertinya sesuatu yang biasa-biasa saja, yaitu sesuatu yang mudah untuk
dikatakan dan dilakkukan. Setiap hari dalam pembicaraan sehari-hari senantiasa muncul kata
atau ungkapan tidak, bahkan kita bisa mengatakan tiada hari tanpa ungkapan tidak. Akan
tetapi dalam kondisi tertentu, bahkan untuk sesuatu yang penting sekalipun kadang kita
mengalami kesulitan atau ketidakmampuan untuk mengatakan tidak.
Hal ini terjadi umumnya karena ingin menghargai orang lain, ingin menyenangkan,
sungkan, takut orang lain kecewa, atau mungkin tidak ingin membuat orang lain tersinggung
maka dengan terpaksa menyatakan “ya” meskipun akhirnya kita akan dirugikan karena
menyita banyak waktu.
Mungkin orang yang kita hormati atau yang lebih senior meminta kita melakukan
sesuatu, padahal pada waktu yang bersamaan kita sedang ataau akan melakukan suatu
pekerjaan., akan tetapi karena enggan menolak atau sungkan kita tidak menyampaikan apa
yang sedang atau akan kita lakukan.

3. Mengerjakan Segalanya
Organisasi merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa sub sisstem yang
merupakan suatu kesatuan dan saling melengkapi. Suatu sistem baru akan berjalan dengan
baik apabila seluruh subsistem yang membentuknya saling mendukung sehingga dapat
bekerja secara sinergis. Setiap individu dalam organisasi merupakan suatu sub sistem yang
mempunyai tugas dan tanggung jawab tertentu. Ketika organisasi berkembang, maka tugas
dan tanggung jawab seorang manajer akan semakin bertambah.
Bertambahnya tugas dan tangung jawab berarti akan menambah waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikannya. Jika hal itu dilakukan sendiri maka akan menghabiskan
waktu untuk menyelesaikan tugas-tugas yang pokok yang sebenarnya lebih urgen untuk
segera diselesaikan.

4. Terlalu Banyak Aktivitas yang Tidak Penting


Sebagai seorang manusia sesuatu hal yang wajar jika ingin melakukan berbagai hal
atau kegiatan dalam rangka memuaskan kebutuhannya, karena sesuai dengan kodratnya

6
kepuasan manusia itu tidak terbatas. Akan tetapi walaupun demikian setiap orang harus
mampu mengendaalikan diri sehingga tidak dianggap sebagai orang yang rakus. Disamping
itu dengan terlalu banyaknya melakukan hal-hal yang tidak perlu maka akan menyita waktu
banyak yang sebenarnya dapat digunkan untuk menjalankan kegiatan lain yang lebih
produktif.
Misalnya seseorang mempunyai kesempatan untuk bekerja dengan honor sebesar Rp
50.000,- per jam akan tetapi dia malah mencuci mobil selama 1,5 jam yang sebetulnya bisa
dilakkukan oleh orang lain dengan bayaran Rp 15.000,- dalam kondisi ini berarti yang
bersangkutan kehilangan kesempatan bekerja dengan opportunity cost Rp 60.000,-.

5. Menangguhkan Pekerjaan
Ada orang yang merasa bangga ketika di mejanya menumpuk pekerjaan, seolah-olah
sebagai orang yang super sibuk sehhingga pekerjaanya tidak pernah sempat terselesaikan.
Padahal umumnya bertumpuknya pekerjaan tersebut bukan karena tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan itu, akan tetapi karena adanya unsur kesengajaan untuk tidak
menyelesaikannya. Banyak hal yang menyebabkan penangguhan ini terjadi salah satunya
yaitu karena malas atau karena ada pekerjaan lain yang menyebabkan banyak pekerjaan yang
menumpuk. Atau juga karena tidak dapat menngerjakannya, maupun karena menunggu
rekomendasi atasan.
Jika suatu pekerjaan ditangguhkan pengerjaannya maka pada saat akan melanjutkan
atau menyelesaaikan dibutuhkan waktu untuk menyesuaikan terlebih dahulu. Hal ini dapat
diibaratkan sebuah mesin yang sedang beroprasi kemudian diberhentikan, maka untuk
mengoprasikannya kembali dibutuhkan waktu berjam-jam bahakan berhari-hari untuk
memanaskan mesin tersebut. Itulah sebabnya mengapa dipabrik-pabrik besar para
karyawannya tetap bekerja meskipun pada hari raya karena apabila dihentikan maka akan
dibutuhkan waktu yang lama agar mesin siap beroprasi kembali serta dampaknya akan
menimmbulkan kerugian yang sangat besar bagi perusahaan.
Begitu juga dengan otak manusia, ketika kita sedang memikirkan sesuatu kemudian
dihentikan maka diperlukan waktu lagi untuk kita dapat memikirkan kembali hal tersebut.
Karena memang pada dasarnya proses berfikir adalah proses mengubung-hubungkan antara
fenomena yang satu dengan yang lain atau pemikiran yang satu dengan yang lain sehingga
memerlukan energi untuk menjalankan dan memulainya kembali.

6. Tidak Mampu Memutuskan Pembicaraan

7
Apabila dua pihak melakukan komunikasi secara lisan baik dengan cara bertatap muka
langsung maupun dengan melalui telepon, maka akan ada tiga kondisi yang memungkinkan
terjadi, yaitu:
1. Kedua belah pihak merupakan tipe komunikator yang aktif atau agresif;
2. Kedua belah pihak merupakan tipe komunikator yang pasif;
3. Satu pihak tipe komunikator pasif dan ppihak yang lainnya aktif.
Ketika komunikasi terjadi antara komunikator yang aktif dengan yang pasif maka ada
kemungkinan masing-masing tidak dapat menahan diri sehingga kedua belah pihak sulit
untuk menghenntikan pembicaraan. Sementara itu ketika dalam proses komunikasi antara
pihak yang pasif dengan yang aktif, maka pihak yang aktif memiliki kecenderungan akan
merampas hak pihak yang pasif. Komunikator yang pasif kemungkinan akan mengalami
kesulitan dalam memutuskan pembicaraan dengan komunikator yang aktif.
Memang setiap orang pasti mengalami atau pernah mengalammi kesulitan untuk
mengakhiri pembicaraan dengan pihak lain, misalnya ketika menghadapi atasan, oorang tua,
teman yang lama tidak bertemmu, dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena rasa inging
menghormati, perasaann takut menyinggung, perasaan takut dianggap tidak sopan atau rasa
ingin menyenangkan oranng lain. Dengan esulitan untuk memutuskan pembicaraan tersebut
maka sudah barang tentu hal ini akan menyit banyak waktu yang kita miliki.

7. Perjalanan
Melakukan perjalanan merupakan suatu aktivitas yang tidak mungkin dihindari oleh
seorang wirausaha, baik untuk menghadiri pertemuan maupun untuk menghubungi calon
konsumen ataupun mengevaluasi calon mitra usaha. Mereka yang dihubungi mungkin berada
di tempat yang cukup jauh dari tempat domisili usaha, sehingga untuk sampai tujuan
diperlukan waktu yang bejam-jam atau bahkan berhari-hari perjalanan.

C. Mengelola Waktu secara Produktif


Secara filosofis produktivitas merupakan spirit dan usaha untuk senantiasa
meningkatkan kehidupan, yakni hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Untuk mencapai
hal tersebut maka kita harus pandai-pandai menggunakan waktu secara produktif, yakni
melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Tetapkan Batas Waktu


Hidup adalah perjalanan maka oleh karena itu agar perjalanan kita sampai kepada
tujuan yanng hendak dicapai tepat pada waktunya maka kita perlu memprogramnya sebelum

8
perjalanan dimulai. Walaupun kita percaya adanya takdir, akan tetapi tidak berarti harus
menyerahkan segalanya kepada takdir tanpa melakukan usaha.
Program jangka pendek harus diterjemahkan kedalam aktifitas-aktifitas atau pekerjaan-
pekerjaan. Sebelum suatu pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu uraikan pekerjaan kedalam
elemen-elemen kerja, dan taksirlah waktu yang diperluan untuk menyelesaaikan setiap
elemen kerja. Dengan memberikan toleransi, tentukan waktu standar yang diperlukan untuk
menyelesaikan pekerjaan tersebut. Setelah taksiran waktu standar diketahui selanjutnya
tetapkanlah batas waktu penyelesaiannya.

2. Lakukan Sekarang Juga


Seperti diungkapkan di awal bahwa terdapat pekerjaan yang menumpuk (tidak selesai)
tidak selamanya menunjukan terlalu banyaknya pekerjaan yang harus diselesaikan seseorang,
akan tetapi seringkali terjadi karena yang bersangkutan menunda atau menangguhkan
penyelesaian pekerjaan tersebut. Menunda penyelesaina suatu pekerjaan saat ini sudah
merupakan suatu kebiasaan di berbagai kantor atau instansi. Hal ini pula yang menunjukan
buruknya kinerja, sehingga muncul ungkapan jika bisa diperlambat kenapa harus dipercepat.

3. Hindari Tatap Muka Langsung


Untuk mengkomunikasikan sesuatu kepada pihak lain atau pihak lain ingin
mengkomunikasikan sesuatu kepada kita, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara
seperti komunikasi dengan tatap muka atau bertemu langsung, menggunakan telepon, email,
atau surat. Surat juga memiliki beberapa kelemahan yakni tidak bisa berkomunikasi
langsung, memerlukan waktu yang lama untuk mengetahui respon dari penerima informasi.

4. Rencanakan Dan Siapkan Pekerjaan Besok


Setiap hari selesai melaksanakan pekerjaan, sebaiknya sebelum meninggalkan tempat
bekerja lakukan evaluasi terhadap seluruh program yang telah direncanakan. Jika masih ada
pekerjaan yang belum selesai dan menuntut penyelesaian segera, atau ada pekerjaan-
pekerjaan yang sudah selesai akan tetapi masih memerlukan penyelesaian maka buatlah
daftar pekerjaan yang harus diselesaikan, catat siapa saja yang arus dihubungi dan apa
keperluannya.

5. Bergurulah Pada Pengalaman

9
Pepatah mengatakan bahwa pengalaman adalah guru yang baik, artinya apabila kita
hendak melakukan sesuatu, harus senantiasa bekaca pada pengalaman-pengalaman
sebelumnya, sehingga diharapkan keslahan-kesalahan yang pernah dilakuakan tidak akan
terlurang kembali, dan hal-hal yang akan mempercepat pencapaian tujuan diberbanyak.
Dengan perkataan lain berguru pada pengalaman akan mampu menghindarkan kita
terjerumus ke lubang yang sama sehingga tidak akan membuang-buang waktu untuk segera
mencapai tujuan yang telah ditentukan.

6. Ajukan Pertanyaan Sebelum Memulai


Agar tindakan yang dlakukan betul-betul tindakan terbaik, maka sebelum melakukan
pekerjaan pastikan terlebih dahulu bahwa apa yang dilakukan itu adalah betul-betul sesuatu
yang memang seharusnya dilakukan dn menghasilkan manfaat optimal, atau pekerjaan yang
manfaatnya relatif kecil, tidak memberi manfaat, atau bahkan pekerjaan tersebut memiliki
potensi merugikan? Untuk sampai ke hal terbaik tersebut, maka sebelum melakukan sesuatu
terlebih dahulu ajukan pertanyaan berikut ini (5W+1H)

7. Persingkat Waktu Pertemuan


Dalam kehidupan sehari-hari kita sering kali mendengar jam karet atau waktunya
ngaret yang menunjukan penggunaan waktu yang tidak efektif. Memang Indonesia
merupakan negara penghasil karet, akan tetapi tidak seharusnya menggunakan waktu seperti
karet yang bisa fleksibel. Kenyataanya dalam suatu pertemuan sering kali menyita waktu
yang cukup lama, baik karena keterlambatan dalam memulai, agenda yang tidak jelas,
pembicaraan yang mengarah ke debat kusir dan karena hal-hal lain.
Oleh karena itu untuk mempersingkat waktu pertemuan perlu dilakukan upaya-upaya
antara lain memulai pertemuan sesuai jadwal, pimpianan harus memahami permasalahan dan
apa yang diharapkan para peserta, menjaga pertemuan tetap berda pada jalurnya, pimpinan
pertemuan harus tegas dan bijaksana, menggunakan bahasa yang sederhana, dekatkan waktu
rapat dengan jam makan.

8. Manfaatkan Waktu Dalam Perjalanan


Perjalanan merupakan suatu aktifitas yang tidak bisa dihindari, baik perjalan rutin ke
tempat kerja, pulang kampung, menghadiri undangan, dan sebagainya. Dalam perjalanan
kita sering kali kehilangan banyak waktu, baik karena kemacetan lalu lintas, menunggu

10
keberangkatan pesawat, atau gangguan teknis perjalanan. Oleh karena itu kita harus
mampu memanfaatkan waktu dalam perjalanan tersebut.

9. Seleksi Tamu
Bagi seorang pemimpin menerima tamu termasuk salah satu aktifitas utamanya. Jika
semua tamu hendak berkunjung dilayani pimpinan, bisa jadi waktunya habis hanya untuk
menerima tamu. Untuk mengatasi waktu yang tersita oleh tamu yang tidak diharapkan dapat
disiasati dengan menyeleksi tamu yang ingin berkunjung.
Untuk tamu yang berkungjung secara langsung tanpa adanya janji tugaskan sekertaris
untuk melayani dan menanyakan kepentingan kedatanggannya, yang selanjutnya menyeleksi
tamu mana yang bisa diterima dan mana tamu yang tidak bisa diterima. Tamu-tamu yang
keperluannya bisa dilayani oleh sekertaris tugaskan mereka untuk melayaninya.

10. Terima Tamu Di Luar Kantor


Untuk tamu-tamu yang tidak terlalu penting, sebaiknya diterima di luar kantor
sambil berdiri. Dengan diperlakukan seperti itu diharapakan tamu yang bersangkuatan akan
mempresentasikan bahwa pribumi akan berangkat keluar atau menyadari bahwa kehadiranya
tidak begitu diharapkan, sehingga pembicaraan akan langsung fokus ke pokok permasalahan
saja tanpa basa-basi terlebih dahulu setelah selesai tamu akan segera pergi dan dengan
demikian waktu dapat di hemat.

11. Beranilah Menolak


Sebagai orang timur, khususnya Jawa atau Sunda, kita sering kali berpura-bura dapat
memuaskan orang lain atau agar tidak mengecewakan mereka, walaupun akibatnya bisa jadi
kita yang kan mengalami kekecewaan atau kerugian.

12. Jangan Melaksanakan Segala Aktivitas


Kita harus menganalisis kesempatan-kesemapatan yang bisa dilakukan terutama
yang harus dilakukan pada waktu yang bersamaan. Pekerjaan-pekerjaan yang telah efektif
dikerjakan orang lain sebaiknya biaerkan mereka yang mengerjakan. Pilih dan tentukan dan
tentukan mana pekerjaan yang harus didelegasikan/diserahkan kepada orang lain, dari
beberapa pekerjaan yang harus dilakukan pada saat yang bersamaan. Prinsipnya ketika kita
melakukan sesuatu pekerjaan yang sampai menimbulkan biaya kesempatan.

11
13. Hindari Mencapai Kesempurnaan
Kesempurnaan adalah sesuatu yang sangat sulit untuk dicapai atau bahkan tidak
mungkin dapat dicapai karena kesempurnaan hanyalah milik allah SWT. mencari
kesempurnaan seringkali hanya membuang buang waktu saja, oleh karena itu lakukanlah apa
yang memang bisa dilakukan.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam teknik penggunaan waktu dalam usaha ada tiga hal yang dibahas, yakni mengenai
mengevaluasi penggunaan waktu, penyitaan waktu, dan mengelola waktu secara prroduktif.
Hal-hal yang mengidentifikasikan telah terjadinya penggunaan waktu yang tidak baik, yaitu:
jarang sekali mempunyai waktu unntuk mengerjkan pekerjaan yang benar-benar penting,
menggunakan waktu terlalu banyak untuk pekerjaan yang mendesak, sering masih di kantor
sampai larut malam, membawa pekerjaan kantor ke rumah dan mengerjakan pekerjaan orang
lain, merasa sangat diperlukan, terlalu banyak mengikuti rapat, jarang sekali menyelesaikan
tugas atau pekerjaan tepat pada waktunya, sering merasa terburu-buru, dan membiarkan
orang lain mengatur waktu anda.

Hal-hal ini merupakan kondisi-kondisi yang dapat menyita waktu, sehingga


penggunaannya menjadi tidak produktif, yaitu: tamu yang tidak dikehendaki,
ketidakmampuan menyatakan tidak, mengerjakan segalanya, terlalu banyak aktivitas yang
tidak penting, menangguhkan pekerjaan, tidak mampu memutuskan pembicaraan, dan
perjalanan.

Upaya-upaya menggunakan waktu secara produktif, yaitu: tetapkan batas waktu,


lakukan sekarang juga, hindari tatap muka langsung, rencanakan dan siapkan pekerjaan
besok, bergurulah pada pengalaman, ajukan pertanyaan sebelum memulai, persingkat waktu
pertemuan, manfaatkan waktu dalam perjalanan, seleksi tamu, terima tamu di luar kantor,
beranilah menolak, jangan melaksanakan segala aktivitas, hindari mencapai kesempurnaan,
bunuh rasa iri dan dengki, kelola stress, dan akukan delegasi.

B. Saran
Penulis menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya pada pembaca
apabila terdapat kesalahan dalam penulisan ataupun kekeliruan dalam penyusunan makalah
ini. Untuk itu, saran dan kritikan dari pembaca sangat diharapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini bisa menambah wawasan dan pengetahuan kita
terutama mengenai teknik penggunaan waktu dalam usaha.

13
DAFTAR PUSTAKA

Gea, Antonius Atosökhi. 2014. TIME MANAGEMENT: MENGGUNAKAN WAKTU


SECARA EFEKTIF DAN EFISIEN. Jurnal Humaniora. 5 (2), 777-785.

Kartawan. 2013. Kewirausahaan. Bandung: Guardaya Intimarta.

14

Anda mungkin juga menyukai