Anda di halaman 1dari 11

UNGKAPAN BAHASA TERNATE DALAM TEKS WACANA

DI MEDIA LUAR RUANG: KAJIAN BENTUK, MAKNA DAN FUNGSI

TERNATE LANGUAGE DISCLOSURES IN DISCOURSE TEXT


IN OUTDOOR MEDIA: STUDY FORM, MEANING AND FUNCTION
Nurhayati Fokaaya
Kantor Bahasa Maluku Utara
Jalan Raya Pertamina, Jambula, Pulau Ternate, Kota Ternate
Ponsel 081342251088, Pos-el: fokaayayati@gmail.com.

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk, makna dan fungsi ungkapan bahasa Ternate
dalam Teks Wacana di Media Luar Ruang dengan menggunakan teori semantik. Metode
penelitiannya, yakni metode pengumpulan data, metode analisis data, dan metode penyajian data.
Metode pengumpulan data meliputi metode observasi, dokumentasi, dan wawancara. Metode
analisis data, yakni deskripsi kualitatif. Data primer diperoleh melalui penutur bahasa Ternate,
serta media luar ruang seperti spanduk (baliho) dan papan iklan. Data skunder diperoleh melalui
referensi berupa jurnal, website, serta buku yang ulasannya berkaitan dengan kajian tulisan ini.
Hasil penelitian ini, ditemukan sembilan bentuk ungkapan yang termuat dalam teks wacana di
media luar ruang. Masing-masing bentuk ungkapan tersebut terdiri atas tujuh bentuk ungkapan
dolabololo dan dua bentuk ungkapan syair (puisi lama). Makna denotasi dalam bentuk ungkapan
itu, mengandung nilai tenggang rasa, rasa persatuan dan kesatuan, kebebasan dalam memilih, rasa
menghormati antara sesama, selalu bersyukur, dan berbangga hati dengan aturan dan adat istiadat
dari leluhur. Makna konotasinya mencerminkan karakter hidup dalam bermasyarakat,
menghargai dan rasa bangga dengan loyalitas leluhur, serta ikhtiar ketika bercakap atau berbicara.
Fungsinya sebagai bentuk nasehat, sindiran, apresiasi, serta sarana informasi bagi khalayak.

Kata kunci: bentuk, makna, fungsi, ungkapan Bahasa Ternate, media luar ruang.

Abstract
This study aims to determine the form, meaning and function of Ternate language expression in
Discourse Texts in Outdoor Media by using semantic theory. The research method is data
collection methods, data analysis methods, and data presentation methods. Data collection
methods include methods of observation, documentation, and interviews. Data analysis method,
which is a qualitative description. Primary data is obtained through Ternate language speakers,
as well as outdoor media such as banners (billboards) and billboards. Secondary data obtained
through references in the form of journals, websites, and books whose reviews are related to the
study of this paper. The results of this study found nine forms of expression contained in
discourse texts in outdoor media. Each of these forms of expression consists of seven forms of
dolabololo expression and two forms of verse poetry (old poetry). The meaning of denotation in
the form of that expression, contains the value of tolerance, a sense of unity and unity, freedom of
choice, respect between people, always grateful, and proud of the rules and customs of the
ancestors. The meaning of the connotation reflects the character of life in society, respect and
pride with the loyalty of ancestors, and endeavor when talking or talking. Its function is as a form
of advice, innuendo, appreciation, as well as a means of information for the public.

Keywords: form, meaning, function, Ternate language expression, outdoor media.

Nurhayati Fookaya, Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Wacana... 87


1. Pendahuluan
Bahasa merupakan alunan bunyi yang yang menarik dalam bahasa Ternate adalah
diutarakan secara terstruktur, lugas, dan bentuk ungkapannya.
bermakna. bahasa dapat diibartkan seperti Ungkapan bahasa Ternate merupakan
nafas, karena manusia sangat membutuhkan salah satu warisan budaya yang diwarisi oleh
napas, untuk bernapas atau mengeluarkan tetuah sebelum kepada generasi berikutnya.
udara dari tubuhnya. Demikian juga dengan Ungkapan yang dituturkan mempunyai pesan
bahasa. Secara alamiah bahasa itu, sangat moral yang mencerminkan karakteristik
berpengaruh bagi karakteristik manusia budaya setempat serta dapat menggambarkan
sebab, tanpa bahasa manusia tidak dapat perilaku sosial dalam kehidupan sebelumnya
bersua antara satu dengan yang lain. dengan kehidupan kekinian. Fungsi dan
Bahasa juga adalah sistem lambang makna yang terkandung dalam teks ungkapan
arbitrer yang dipergunakan suatu masyarakat pun, menguraikan tentang karakteristik
untuk kerja sama, berinteraksi dan manusia, kisah hidup manusia baik dalam
mengidentifikasikan diri (Kridalaksana dalam berkomunikasi, berbudaya, beragama, serta
Aminuddin, 2011: 28). Di sisi lain, bahwa bermasyarakat. Seperti dalam bentuk
bahasa merupakan karya manusia sebagai ungkapan berikut “lemo-lemo sio, lemo se
homo longuens, manusia yang berbahasa. marau, demo sagala demo, demo rimoi bato”.
Dalam tahapan sederhana dikenal adanya Artinya “jeruk-jeruk, jeruk dengan daunnya,
bahasa lisan yang umumnya difahami oleh kata demi kata, berkatalah satu saja. Jaga
orang lain dalam lingkungan atau masyarakat mulut jangan sampai susah, karena kata akan
itu sendiri. Karena bahasa suatu masyarakat jadi sengsara”. Ungkapan tersebut bermakna,
berbeda dengan masyarakat lain, maka bahwa di dalam pergaulan hidup, hendaknya
dipergunakan bahasa isyarat untuk sarana manusia senantiasa menjaga-jaga kata-
komunikasi (Widyosiswoyo, 2006: 34). katanya, karena mulut (kata) bisa
Sejalan dengan itu, bahasa merupakan mendatangkan bencana bagi manusia itu
media penyampaian ide dan gagasan berupa sendiri. Fungsinya untuk mengarahkan
bunyi-bunyi atau lambang yang telah kepada manusia bahwa saling menjaga rasa,
disepakati oleh manusia secara individu karena akibat dari rasa, ada yang merasakan
maupun kelompok. Bahasa itu unik, artinya (M. Sjah, 2006: 119).
mempunyai ciri khas yang spesifik dan tidak Tujuan penggunaan ungkapan tersebut
dimiliki oleh bahasa yang lain. Karena bahasa sifatnya menasehati, menegur, menghimbau,
mempunyai ciri khas masing-masing, bisa menyindir, serta menarik simpatisan bagi
menyangkut sistem bunyi, sistem para pembaca. Sarana untuk mengungkapkan
pembentukan kata, sistem pembentukan bentuk ungkapan pun beragam. Secara lisan
kalimat, atau sistem lainnya (Achmad HP dan terlebihnya digunakan dalam upacara ritual
Alek Abdullah, 2012: 8). Keunikan jenis keagamaan, pernikahan, khitanan, serta
bahasa ini membuat pengguna bahasa atau dalam kegiatan perkumpulan seperti rapat
pemakai bahasa selalu cerdik dalam adat, kumpul keluarga serta pesta rakyat.
menyampaikan bahasa-bahasa tersebut. Kemudian secara tertulis, bentuk ungkapan
Salah satunya adalah bahasa daerah, yaitu ini sering dituangkan dalam teks media, baik
bahasa daerah Ternate. di media cetak maupun media luar ruang.
Bahasa Ternate merupakan bahasa Media luar ruang merupakan media
daerah yang digunakan oleh penutur asli penyampaian informasi yang terletak di luar
Ternate yang mayoritas penuturnya tersebar ruangan bagian kawasan trotoar yang
di Kota Ternate, dan sebagian besar di Pulau umumnya dapat dilihat dan dibaca oleh
Halmahera, Maluku Utara. Bahasa Ternate publik, sifatnya berupa promosi, iklan, serta
sangat aktif digunakan oleh penutur dalam himbauan bagi kalangan masyarakat.
komunikasi sehari-hari baik di rumah Jenisnya seperti baliho, spanduk, papan
maupun di lingkungan sosial lainnya. Hal informasi, poster, papan nama lembaga, dst.

Gramatika, Volume VIII, Nomor 1, Januari—Juni 2020 88


Namun yang menarik dalam media ini, dengan cara bertutur baik secara lisan
adalah teksnya yang menuaikan tentang maupun tulis, seperti tampak dalam teks
ungkapan-ungkapan bahasa daerah Ternate. wacana di media luar ruang yang terletak di
Hal ini dapat mencerminkan, bahwa kuatnya trotoar umum Kota Ternate.
nilai ketahanan bahasa daerah Ternate, serta
rasa sikap kepedulian penutur terhadap 2.2 Kajian Teoretis
eksistensi bahasa daerah, walaupun bentuk Teori yang digunakan dalam penelitian ini
penyampaianya berupa pribahasa atau pun adalah teori semantik. Selain itu, kajian teori
ungkapan. Olehnya itu, teks bentuk ungkapan ini juga mengulas tentang pendekatan
di media tersebut menarik untuk dikaji makna dan fungsi serta hakikat ungkapan.
tentang bentuk, makna dan fungsinya. Semantik sebagai ilmu yang mempelajari
Menurut Wallace L. Chafe (dalam kemaknaan di dalam bahasa sebagaimana apa
Aminuddin, 2011: 7), bahwa berpikir tentang adanya (das Sein), dan terbatas pada
bahasa, sebenarnya sekaligus juga telah pengalaman manusia. Secara ontologis,
melibatkan makna. semantik membatasi masalah yang dikajinya
Berdasarkan uraian latar belakang di hanya pada persoalan yang terdapat di dalam
atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ruang lingkup jangkauan pengalaman
ini adalah (1) bagaimana bentuk ungkapan manusia (Pateda, 2010:15). Semantik semula
Bahasa Ternate dalam Teks Wacana di Media berasal dari bahasa Yunani, mengandung
Luar Ruang? dan (2) bagaimana makna dan makna to signify atau memaknai. Sebagai
fungsi ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks istilah teknis, semantik mengandung
Wacana di Media Luar Ruang?. Penelitian ini pengertian “studi tentang makna”. Dengan
bertujuan (1) untuk mengetahui bentuk anggapan bahwa makna menjadi bagian dari
ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks bahasa, maka semantik merupakan bagian
Wacana di Media Luar Ruang dan (2) dari linguistik (Aminuddin, 2011: 15).
mendeskripsikan makna dan fungsi ungkapan Semantik dalam bahasa Indonesia
Bahasa Ternate dalam Teks Wacana di berasal dari bahasa Inggris semantics, dari
Media Luar Ruang. Secara teoritis penelitian bahasa Yunani sema (nomina tanda) atau dari
ini dapat bermanfaat bagi peneliti dalam verba samaino (menandai, berarti). Istilah
upaya menambah pengetahun tentang disiplin tersebut digunakan para pakar bahasa untuk
ilmu linguistik dengan objek kajian pada menyebut bagian ilmu bahasa yang
ungkapan teks bahasa di media luar ruang. mempelajari makna. Semantik merupakan
Kemudian secara praktis, penelitian ini dapat bagian dari tiga tataran bahasa yang meliputi
dijadikan sebagai bahan rujukan dan fonologi, morfologi, dan sintaksis (Ahmad
informasi bagi peneliti dan penulis yang dan Alek Abdullah, 2012: 87). Semantik
mengkaji tentang disiplin ilmu semantik dapat mencakup bidang yang lebih luas, baik
dengan objek kajian tentang bentuk, makna dari struktur dan fungsi bahasa maupun dari
dan fungsi pada ungkapan bahasa dalam teks interdisiplin bidang ilmu. Akan tetapi, ruang
wacana di media luar ruang. lingkup semantik berkisar pada hubungan
ilmu makna itu sendiri di dalam linguistik,
2. Tinjauan Teoretis meskipun faktor nonlinguistik ikut
2.1 Penelitian Terdahulu memengaruhi sebagai fungsi bahasa yang
Penelitian ini, peneliti belum menemukan nonsimbolik (emotif dan efektif).
penelitian terdahulu yang meneliti dan Semantik adalah studi suatu pembeda
menulis tentang Ungkapan Bahasa Ternate bahasa dengan hubungan proses mental atau
dalam Teks Wacana di Media Luar Ruang: simbolisme dalam aktivitas bicara. Hubungan
Kajian Bentuk, Makna dan Fungsi. Oleh antara bahasa dan proses mental dapat
karena itu, peneliti termotivasi untuk meneliti dinyatakan dengan beberapa cara. Ada yang
kajian tersebut dengan tujuan mengupayakan menyatakan bahwa proses mental tidak perlu
sikap pemertahanan bahasa yang dilakukan dipelajari karena membingungkan. Ada pula
yang meyatakan harus dipelajari secara

Nurhayati Fookaya, Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Wacana... 89


terpisah dari semantik atau bahasa harus lihat dari pendekatan analitik kata istri dapat
dipelajari secara terpisah, lepas dari semantik diuraikan menjadi:
tanpa menyinggung peroses mental. Tanpa
menyinggung hal tersebut kita dapat mengerti ◼ Perempuan
sesuatu yang terjadi melalui bahasa (Ahmad ◼ Telah bersuami
dan Alek Abdullah, 2012: 89). ◼ Kemungkinan telah beranak
◼ Manusia
2.2.1 Pengertian Makna ◼ Ramah-tamah
Makna diartikan (a) ia memperhatikan makna ◼ Berambut panjang
setiap kata yang terdapat dalam tulisan kuno ◼ Berfungsi sebagai pendamping suami
itu, (c) maksud pembicara atau penulis, (b) ◼ Hak dan kewajiban tidak berbeda
pengertian yang diberikan kepada sesuatu dengan hak dan kewajiban suami
bentuk kebahasaan (KBBI V, 2015) Kemudian jika kata istri di lihat dari segi
Makna adalah pertautan yang ada di pendekatan operasional, akan terlihat dari
antara unsur-unsur bahasa itu sendiri, kemungkinana–kemungkinan pemunculannya
terutama kata-kata. Menurut lyons (dalam dalam kalimat-kalimat, misalnya sebagai
Ahmad dan Alek Abdullah, 2012: 90), berikut:
bahwa mengkaji atau memberikan makna ◼ Si Dula memunyai istri
suatu kata ialah memahami kajian kata ◼ Banyak istri yang bekerja di kantor
tersebut yang berkenaan dengan hubungan- ◼ Apakah istrimu sudah naik haji?
hubungan makna yang membuat kata tersebut Tetapi tidak mungkin orang mengatakan:
berbeda dari kata-kata lain. Sejalan dengan ◼ Istri Ali berkaki tiga
itu, makna sebagai penghubung bahasa ◼ Istri tidak pernah melahirkan
dengan dunia luar sesuai dengan kesepakatan
para pemakainya sehingga dapat saling Jenis-Jenis Makna
mengerti. Makna memiliki tiga tingkat Kata makna memang sangat mendalam bila
keberadaan yakni (1) pada tingkat pertama jelaskan dan tersirat jika diuraikan, karena
makna menjadi isi dari suatu bentuk makan hanya merupakan intra dari sebuah
kebahasaan (2) pada tingkat kedua makna bahasa. Akan tetapi, umumnya makna dan
menjadi isi dari suatu kebahasaan (3) pada bahasa itu hubungannya sangat erat, tanpa
tingkatan ketiga, makna menjadi isi makna bahasa tidaklah beraksi. Olehnya itu,
komunikasi yang mampu membuahkan untuk mengkaji sebuah bentuk, makna dan
informasi tertentu. Pada tingkat pertama dan fungsi yang terkandung dalam sebuah teks
kedua dilihat dari segi hubungannya dengan ungkapan, maka yang sangat berpengaruh
penutur, sedangkan yang ketiga lebih dalam teks tersebut adalah jenis makna
ditekankan pada makna di dalam komunikasi denotatif dan makna konotatif.
(Ahmad dan Alek Abdullah, 2012: 90). Menurut Pateda (2001: 96—131), bahwa
makna denotatif (denotative meaning) adalah
Pendekatan Makna makna kata atau kelompok kata yang
Menurut Pateda (2001: 86—88), makna dapat didasarkan atas hubungan lugas antara satuan
dibicarakan dari dua pendekatan, yakni bahasa dan wujud di luar bahasa yang
pendekatan analitik atau referensial dan diterapi satuan bahasa itu secara tepat atapun
pendekatan operasional. Pendekatan analitik makna polos, makna apa adanya. Kemudian
ingin mencari makna dengan cara konotatif (konotative meaning) muncul
menguraikannya atas segmen-segmen utama. sebagai akibat asosiasi perasaan pemakai
Sedangkan pendekatan operasional ingin bahasa terhadap kata yang didengar atau kata
mempelajari kata dalam penggunaannya. yang dibaca.
Pendekatan operasional lebih menekankan,
bagaimana kata dioperasikan di dalam tindak
fonasi sehari-hari. Contohnya kata istri. Di

Gramatika, Volume VIII, Nomor 1, Januari—Juni 2020 90


2.1.2 Pengertian Ungkapan 3. Metode
Ungkapan adalah (i) apa-apa yang Metode yang digunakan dalam penelitian
diungkapkan: ungkapan kedua saksi itu benar dibagi atas tiga, yaitu metode pengumpulan
adanya; (ii) kelompok kata atau gabungan data, metode analisis data, dan metode
kata yang menyatakan makna khusus (makna penyajian data (Sudaryanto, 1992: 57).
unsur-unsurnya sering menjadi kabur; (iii)
gerak mata atau tangan perubahan air muka 3.1 Metode Pengumpulan Data
menyatakan perasaan hati (Depdikbud dalam Metode pengumpulan data dalam penelitian
Pateda, 2001: 230). ini, adalah observasi, dokumentasi, dan
Istilah lain dalam ungkapan adalah wawancara. Metode observasi atau
idiom, meskipun objek pembicaraan yang pengamatan, yaitu peneliti mengobservasi
kurang lebih sama, hanya segi pandangannya semua ungkapan bahasa Ternate di media
yang berlainan. Idiom dilihat dari segi luar ruang yang terletak di tepi jalan umum
makna, yaitu “menyimpangnya” makna Kota Ternate. Metode dokumentasi, yaitu
idiom ini dari makna leksikal dan makna peneliti melakukan pengambilan gambar
gramatikal unsur-unsur pembentukannya. (foto) pada ungkapan bahasa Ternate di
Sedangkan ungkapan dilihat dari segi media luar ruang. Metode wawancara, yaitu
ekspresi kebahasaan, yaitu dalam usaha peneliti mewawancarai informan atau penutur
penutur untuk menyampaikan pikiran, asli bahasa Ternate yang dapat menjelaskan
perasaan, dan emosinya dalam bentuk-bentuk bentuk, makna dan fungsi pada Ungkapan
satuan bahasa tertentu yang dianggap paling Bahasa Ternate dalam Teks Wacana di Media
tepat dan paling kena (Chaer, 2009:75). Luar Ruang.
Secara leksikologis, idiom adalah Instrumen dalam penelitian ini adalah
konstruksi dalam unsur-unsur yang saling alat perekam, kamera, buku dan bulpen.
memilih, masing-masing anggota mempunyai Instrumen tersebut sebagi panduan buat
makna yang ada hanya karena bersama yang peneliti pada saat melakukan aktivitas
lain; konstruksi yang maknanya tidak sama pengumpulan data. Alat perekam digunakan
dengan gabungan makna anggota- untuk merekam hasil data wawancara peneliti
anggotanya; serta bahasa dan dialek yang dengan informan. Kamera digunakan untuk
khas menandai suatu bangsa, kelompok atau mengambilan gambar (foto) ungkapan bahasa
suku (Depdikbud dalam Pateda, 2001: 231). Ternate dalam teks wacana di media luar
Selain itu, Chaer (2009:74—76) ruang. Buku dan bulpen digunakan untuk
menjelaskan, idiom adalah satuan-satuan mencatat semua aktivitas pengmbilan data
bahasa (bisa berupa kata, frase, maupun pada saat penelitia melakukan wawancara
kalimat) yang maknanya tidak dapat dengan informan.
“diramalkan” dari makna leksikal unsur- Sumber data dalam penelitian ini adalah
unsurnya maupun makna gramatikal satuan- data primer dan data skunder. Data primer
satuan tersebut. Ada dua macam dalam diperoleh melalui media luar ruang berupa
bentuk idiom dalam bahasa Indonesia, yaitu spanduk, baliho, poster, papan informasi,
idiom penuh dan idiom sebagian. Idiom papan nama lembaga yang isisnya terdapat
penuh adalah idiom yang unsur-unsurnya teks ungkapan bahasa Ternate. Selain itu,
secara keseluruhan sudah merupakan satu data diperoleh melalui penutur atau informan
kesatuan dengan makna, seperti pada contoh asli bahasa Ternate yang dapat
membanting tulang, menjual gigi, dan meja mendeskripsikan atau menjelaskan makna
hijau di atas. Sedang pada idiom sebagian dan fungsi pada teks ungkapan tersebut.
masih ada unsur yang memiliki makna Kemudian data skunder diperoleh memalui
leksikalnya sendiri, misalnya daftar hitam referensi-refensi berupa jurnal, website, serta
yang berarti `daftar yang berisi nama-nama buku-buku yang ulasannya berkaitan dengan
orang yang dicurigai/dianggap bersalah. kajian makna dan fungsi pada uangkapan

Nurhayati Fookaya, Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Wacana... 91


bahasa Ternate dalam teks wacana di media setelah data di analisis. Hasil data analisis
luar ruang. tersebut disajikan secara deskriptif, artinya
mendekripsikan bentuk, makna dan fungsi
3.2 Metode Analisis Data yang terkandung dalam Ungkapan Bahasa
Metode yang digunakan untuk menganalisis Ternate Dalam Teks Wacana di Media Luar
data, adalah metode deskrisistif kualitatif. Ruang.
Metode deskrisistif kualitatif digunakan
untuk dapat mendeskripsikan fungsi dan 4. Pembahasan
makna pada ungkapan bahasa Ternate yang 4.1 Bentuk, Makna dan Fungsi Ungkapan
tertuang dalam teks wacana di media luar Bahasa Ternate dalam Teks Wacana
ruang. Analisis data dilakukan setelah data di Media Luar Ruang
lapangan berupa dokumentasi (foto) Bentuk ungkapan bahasa Ternate yang
terkumpul. Data tersebut diidentifikasi dan terdapat dalam teks wacana di media luar
diklasifikasi bentuk, fungsi dan makna, ruang, meliputi, ungkapan dolabololo, syair,
selanjutanya dianalisis bentuk, fungsi dan dan istilah. Dengan itu, dapat diuraikan
makna, kemudian sajiakan dalam bentuk bentuk-bentuk ungkapan sebagai berikut.
artikel ilmiah.
Ungkapan Dolabololo
3.3 Metode Penyajian Data Dolabolo adalah bentuk dari pepatah/petitih,
Langkah selanjutnya adalah metode yang isinya memuat tentang pesan-pesan
penyajian data. Penyajian data dilakukan moral dari kisah kehidupan manusia. Berikut
contoh ungkapan dalam tabel di bawah ini.

Tabel 1. Bentuk Ungkapan Dolabololo

No. Bentuk Ungkapan Artinya Keterangan


Dolabolo (Lokasi Pengambilan Data)
1. Ino fomakatinyinga doka Marilah kita bertenggang rasa Kelurahan Salero, Ternate
gosora se bualawa om doro bagaikan pala dan fulinya, masak Utara, Maluku Utara
yo mamote fo magogoru se bersama gugurpun bersama, yang
madudara” dilandasi oleh kasih dan sayang
2. Marimoi ngone faturu Bersatu kita kuat atau bersatu kita Kelurahan Salero, Ternate
teguh Utara, Maluku Utara
3. Rimoi nyinga fosigoko Satu hati membangun Ternate Kelurahan Mangga 2,
Ternate Ternate Selatan, Maluku
Utara
4. Tabea olahi doa se ngon Permisi meminta doa di kamu ikut Kelurahan Jambula, Pulau
mote fangare saya Ternate, Maluku Utara
5. Suba se tabea, syukur dofu- Salam hormat, terima kasih banyak Kelurahan Kampung
dofu Makasar Barat, Ternate
Tengah, Maluku Utara
6. Suba se salam, syukur Salam hormat, terima kasih telah Kelurahan Kampung
nikado ino datang Makasar Barat, Ternate
Tengah, Maluku Utara
7. Ua rai nage adi Kalau bukan saya, siapa lagi Kelurahan Dufa-Dufa,
Ternate Utara, Maluku Utara

Ungkapan Syair (Puisi Lama) dengan bunyi yang sama. Berikut contoh
ungkapan syair pada tabel di bawah ini.
Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap bait
terdiri atas empat larik (baris) yang berakhir

Gramatika, Volume VIII, Nomor 1, Januari—Juni 2020 92


Tabel 2. Bentuk Ungkapan Syair (Puisi Lama)

No. Bentuk ungkapan syair Artinya Keterangan


(Lokasi Data)
1. Lemo-lemo sagala lemo Jeruk-jeruk bermacam jeruk Kelurahan Salero,
Lemo marau duga rimoi Jeruk hanya Satu Ternate Utara,
Demo-demo sagala demo Bermacam-macam bicara Maluku Utara
Demo marai duga rimoi Bicara yang benar cuma satu

2. Soa sio gam lamo, Soa sio kampung besar Kelurahan


Sagala soa madudega Seluruh sio punya tempat (pusat) Kampung Makasar
Sio kono ka ringungano, Aduh sayang aku berharap Barat, Ternate
Himo himo ngawuwasu Pesan orang tua heran anak dan Tengah, Maluku
Haeran ngone ngofa se cucu Utara
dano Serta rakyat torang pelihara
Balakusu se kano-kano adat dan aturan
Fokadiara adat se atorang, Agar menjadi baik dan benar
Loi dadi jang se tiahi
membutuhkan antara satu dengan yang lain
Makna yang terkandung pada bentuk walaupun berbeda agama, suku, maupun ras.
Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Saling bahu-membahu, saling mendukung
Wacana di Media Luar Ruang, adalah makna seperti yang diajarkankan oleh pemimpin dan
denotasi dan makna konotasi. Makna petuah kita sebelumnya. Fungsi dalam
denotasi adalah makna kata atau kelompok kutipan ungkapan tersebut mendeskripsikan,
kata yang didasarkan atas hubungan lugas bahwa ada nilai ketulusan dan nilai ketaatan
antara satuan bahasa dan wujud di luar yang dibangun oleh manusia dengan maksud
bahasa, seperti orang, benda, tempat, sifat, saling mengerat hubungan manusia dengan
proses, kegiatan. Kemudian, makna konotasi manusia, manusia dengan imamnya, manusia
mengandung nilai rasa kepedulian dan dengan pemimpinnya (raja), bahkan pada
bangga terhadap orang yang akan menerima niscaya ketuhanannya.
pesan komunikasi seseorang. Seperti contoh Dalam kehidupan bermasyarakat yang
data yang terdapat dalam bentuk ungkapan homogen, kesatuan dan persatuan sangat
dolabolo pada tabel satu, nomor urutan penting untuk dijunjung. Terlebihnya, pada
kesatu, yakni “Ino fomakatinyinga doka konsep membangun dan memajukan sebuah
gosora se bualawa om doro yo mamote fo daerah atau pun sebuah negara. Karena nilai
magogoru se madudara”, artinya “mari kita kesatuan dan persatuan sangat memengaruhi
bertenggang rasa bagaikan pala dan fulinya, semangat idiologi masyarakat. Hal ini terurai
masak bersama gugurpun bersama, yang dalam bentuk ungkapan dolabolo pada tabel
dilandasi oleh kasih dan sayang”. Ungkapan satu, nomor urutan kedua, yakni “Marimoi
ini tertulis dalam teks wacana kampanye ngone faturu”. Ungkapan ini, merupakan
calon walikota Ternate periode 2020—2024, salah tulisan semboyan logo dalam bahasa
terletak di Kelurahan Salero, Ternate Utara, Maluku Utara yang berarti “Bersatu kita kuat
Maluku Utara. atau bersatu kita teguh”. Ungkapan tersebut,
Makna denotasi yang terkandung dalam termuat dalam spanduk peserta liga dangdut
teks ungkapan ini berkaitan dengan asal Maluku Utara, terletak di trotoar
hubungan manusia dengan bimbingan Kelurahan Salero, Ternate Utara, Maluku
tuhannya, manusia dan rajanya. Kemudian Utara.
makna konotasinya, adalah mengingatkan Ungkapan “Marimoi ngone faturu”,
kita (manusia), bahwa hidup itu saling sering digunakan oleh masyarakat dalam

Nurhayati Fookaya, Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Wacana... 93


berbagai wadah, seperti wadah politik, 2020—2024, yang terletak di trotoar
organisasi daerah, maupun dalam ajang Kelurahan Mangga 2, Ternate Selatan,
pencarian bakat (audisi) tingkat daerah atau Maluku Utara.
pun nasional. Karena secara umum, Secara deskripsi, makna denotasi pada
ungkapan “Marimoi ngone faturu” bentuk ungkapan “Rimoi nyinga fosigoko
mengandung khas kedaerahan yang patut Ternate”, adalah mengajak masyarakat untuk
diimplematasikan di semua tempat, dengan menyatukan hati dan tekad untuk
garis besar mempersatukan konsep membangun sebuah ibu kota, yakni Kota
masyarakat, menguatkan rasa kebersamaan, Ternate. Kota Ternate, merupakan salah satu
menjunjung tinggi nilai istiadat, serta ibu kota yang secara administrasitif
membangun rasa kersamaan, walaupun kita merupakan bagian dari wilayah Provinsi
berbeda suku, agama, budaya, dan ras. Maluku Utara. Penduduk masyarakat di Kota
Sehubungan dengan itu, makna denotasi Ternate sangat bergam suku, budaya, dan
yang terkandung dalam ungkapan “Marimoi bahasa. Namun, keberagaman itu tidak
ngone faturu”, bahwa kerukunan sebuah membuat masyarakat saling tercerai berai.
kehidupan itu didasarkan atas rasa persatuan. Secara Konotasi, bentuk ungkapan “Rimoi
Dengan rasa persatuan, hendaknya nyinga fosigoko Ternate”, bahwa untuk
masyarakat dapat mengayomi antara sesama, mendapatkan sosok pemimpin yang
saling percaya, saling bekerja sama atau berkarakter, berwibawa, dan jiwa
gotong royong, serta saling menjunjung membangun Ternate, maka harus satukan
tinggi nilai kemanusiaan. Sedangkan makna hati, bersatu untuk maju dan memilih calon
konotasi dalam ungkapan tersebut, adalah pemimpin tersebut. Fungsinya dalam
bersatu itu kuat, kokoh, seperti satu kepaduan ungkapan ini, sebagai sarana informasi
yang tak dapat dipisahkan. Ungkapan penyampaian sebuah tekad sorang calon
“Marimoi ngone faturu”, mencerminkan pemimpin, bahwa mari bersatu dan mencari
karakter hidup masyarakat yang berdamai, pemimpin yang berloyalitas membangun
berdaulat serta selalu merasa bangga atas Ternate yang lebih memadai.
loyalitas leluhur yang telah memperjuangkan Ada sebuah tradisi yang secara turun-
nilai persatuan hingga saat ini diterapkan temurun digenerasikan oleh tetua terdahulu
oleh generasi penerusnya. Kemudian fungsi kita, bahwa sebelum melakukan sesuatu,
ungkapan “Marimoi ngone faturu” adalah terlebih dahulu mengucapkan permisi serta
membentuk pola hidup masyarakat yang memohon doa agar apa yang direncanakan
bersatu padu dalam membangun dengan tercapai sesuai harapan. Kini termuat dalam
maksud untuk mejaga tanah negeri tercinta, bentuk ungkapan dolabololo pada tabel 1
Kota Ternate, Maluku Utara dari kepurukan. (satu) urutan nomor keempat, yaitu sebagai
Sejalan dengan itu, tampaknya bukan berikut “Tabea, olahi doa se ngon mote
hanya sebuah bangsa dan negara itu fangare” artinya permisi, meminta doa di
dibangun atas dasar sikap persatuan dan kamu ikut saya”. Bentuk ungkapan ini
kesatuan saja, melainkan kesatuan hati yang terdapat dalam teks wacana kampanye calon
menjadi ujung tombak dalam membangun. walikota Ternate, periode 2020—2024,
Karena masyarakat bisa bersikap sebebasnya terletak di Kelurahan Jambula, Pulau
dan sikapnya bisa berubah secara alamiah, Ternate, Maluku Utara.
namun kesatuan hati tidak dapat berubah Makna denotasi dalam bentuk ungkapan
oleh sebuah sikap tersebut. Hal ini tergambar “Tabea, olahi doa se ngon mote fangare”
dalam bentuk ungkapan dolabololo pada adalah meminta permisi dan memohon doa
tabel 1 (satu) urutan nomor tiga, yakni restu kepada kamu (atau warga) untuk
“Rimoi nyinga fosigoko Ternate” yang memilih (saya laki-laki) calon pemimpin
berarti “satu hati bangun Ternate”. Bentuk walikota Ternate. Dalam bahasa Indonesia
ungkapan ini terdapat dalam teks wacana kata `kamu` merupakan kata ganti orang
kampanye calon walikota Ternate, periode kedua tunggal, fungsinya untuk menyebut

Gramatika, Volume VIII, Nomor 1, Januari—Juni 2020 94


seseorang, dan kata `saya`, merupakan kata dalam bentuk ungkapan “Suba se tabea,
ganti orang pertama tunggal, fungsinya untuk syukur dofu-dofu”, adalah memberi salam
menyebut diri sendiri. Dalam bahasa Ternate kehormatan kepada tamu yang berkunjung
kata `ngon` artinya `kamu` dan kata ditempatnya (suba se tabea), dan
`fangare` artinya saya (laki-laki). Namun, mengucapkan rasa syukur kepada seseorang
dalam bahasa kampanye, kata `ngon` bisa (tamu) yang telah datang memberi sesuatu
diartikan sesuai konteksnya dan artinya yang bernilai baik bagi mereka (syukur dofu-
jamak. Misalnya `ngon` artinya `kamu atau dofu). Kemudian makna konotasinya, adalah
pun kalian`, tergantung persepsi pembaca ucapan salam penghargaan kepada seseorang,
dalam mengartikan pesan kata tersebut. menghargai seseorang dalam berucap atau
Olehnya itu, makna konotasi pada bentuk pun bersikap (suba se tabea), serta memberi
ungkapan “Tabea, olahi doa se ngon mote apresiasi kepada lawan bicaranya yang telah
fangare” adalah segala sesuatu tidak dapat memberi, mendukung, menerimanya secara
dilakukan dan diraih oleh seseorang tanpa baik lapang (syukur dofo-dofu). Deskripsi
terlebih dahulu meminta persmisi kepada dalam bentuk ungkapan tersebut, berfungsi
sesepu, para leluhur, serta para masyarakat untuk memotivasi seseorang dalam bertutur
setempat, serta ucapan doa yang ucapkan sopan dan santun, berprilaku dan bersikap
oleh khalayak dapat memudahkan proses baik terhadap sesama, serta berjiwa besar dan
sebuah rencana tersebut. Fungsinya dalam merendahkan diri walaupun berbeda status
bentuk ungkapan “Tabea, olahi doa se ngon sosial.
mote fangare”, yakni mengajarkan kita Dalam bermasyarakat sering kita kenal
manusia, bahwa pentingnya nilai rasa, dan dengan tradisi bertamu. Bertamu merupakan
rasa mengharagai antar sesama, serta percaya bertamu merupakan seseorang berkunjung ke
bahwa sebuah kesuksesan itu diawali dengan rumah orang lain, ke tempat acara, dengan
doa, baik doa dari diri sendiri maupun doa maksud bersilaturahim atau sebatas perlu
dari khalayak. dengan seseorang tersebut. Namun ada
Salah satu ciri bahasa Indonesia, bahwa taradisi bertamu yang perlu diketahui, yakni
bahasa itu bermakna. Bahasa itu adalah tamu merupakan raja yang patut di hormati
sistem lambang yang berwujud bunyi. dan di hargai. Deskripsi ini tergambar dalam
Sebuah lambang tentu melambngkan sesuatu, bentuk ungkapan pada tabel 1 (satu) urutan
yaitu suatu pengertian, suatu konsep, suatu nomor keenam, yaitu Suba se salam, syukur
ide, atau pikiran. Karena bahasa itu nikado ino” artinya “salam hormat, terima
bermakna, maka segala ucapan yang tidak kasih telah datang”. Bentuk ungkapan ini
bermakna dapat di sebut bukan bahasa termuat dalam teks wacana di media luar
(Achmad dan Alex Abdullah, 2012: 7). Ciri ruang (papan iklan), terletak di kelurahan
bahasa ini, tergambar dalam bentuk Kampung Makasar Barat, Ternate Tengah,
ungkapan dolabololo pada tabel 1 (satu) Maluku Utara.
urutan nomor kelima, yakni “Suba se tabea, Makna denotasi yang terkandung dalam
syukur dofu-dofu“, artinya “salam hormat, bentuk ungkapan Suba se salam, syukur
terima kasih banyak”. Bentuk ungkapan ini nikado ino” adalah mengucapkan rasa
terdapat pada papan iklan (billboard) yang penghormatan (suba se salam) kepada
terletak di Kelurahan Kampung Makasar seseorang tanpa melihat starata sosialnya,
Barat, Ternate Tengah, Maluku Utara. serta mengucapkan rasa syukur kepada
Bentuk ungkapan “Suba se tabea, syukur seseorang yang telah berkunjung atau
dofu-dofu”, artinya “salam hormat, terima bertemu dengannya (syukur nikado ino).
kasih banyak”. Arti pada bentuk ungkapan Makna konotasi yang terkandung dalam
dalam teks wacana ini singkat, padat, dan bentuk ungkapan Suba se salam, syukur
jelas. Kalimatnya di awali dengan ucapan nikado ino” adalah berbangga hati dan
salam, diakhiri dengan ucapan terima kasih menghargai kedatangan seseorang,
banyak. Makna denotasi yang terkandung terlebihnya sebagai rasa syukur terhadap

Nurhayati Fookaya, Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Wacana... 95


seseorang yang telah berbaik hati, niat Demo marai duga rimoi
bersilaturahim. Fungsinya adalah Bicara yang benar cuma satu
mengajarkan kita manusia untuk selalu Bentuk ungkapan syair (puisi) di atas,
menghormati orang lain, bersyukur atas apa terdapat pada teks wacana kampanye di
pun yang diberikan oleh kita, dan media luar ruang (baliho/spanduk), yang
menghargai sesama orang lain ketika dalam terletak di Kelurahan Salero, Ternate Utara,
bertamu. Maluku Utara.
Bentuk ungkapan dalam tabel 1 (satu) Makna denotasi yang terkandung
urutan nomor ketujuh, yakni “Ua rai nage dalam bentuk ungkapan syair (puisi) “Lemo-
adi” artinya “Bukan saya siapa lagi”. Bentuk lemo sagala lemo, lemo marau duga rimoi,
ungkapan ini terdapat pada teks wacana di demo-demo sagala demo, demo marai duga
media luar ruang (spanduk/baliho), yang rimoi” makna denotasi dalam ungkapan
terletak di trotoar Kelurahan Dufa-Dufa, tersebut, bahwa ada satu pohon jeruk yang
Ternate Utara, Maluku Utara. Secara memiliki duri, sakit bila tertusuk, rasanya
denotasi, makna dalam bentuk ungkapan asam, dan uap yang keluar dari kulit jeruk
“Ua rai nage adi” adalah sebuah pengakuan yang mengandung butiran air jika kena di
diri sendiri atas kekuatan yang dimilikinya. mata akan terasa perih; berkata itu cukup
Secara konotasi makna yang terkandung sekali, yang terpenting perkataan itu benar
dalam bentuk ungkapan “Ua rai nage adi” dan menyakinkan bagi siapa pun (M. Sjah,
ialah tidak ada yang lain selain dia, dialah 2006: 119). Makna konotasinya, adalah
berdedikasi dan teladan dalam sebuah ajang. jangan berbicara banyak, bila bicara itu
Fungsinya adalah sebagai bentuk ungkapan tujuannya hanya satu. Karena kita bicara
motivasi, inspirasi, bahwa sehebat-hebatnya banyak, dihawatirkan menyakiti rasa dan hati
seseorang, namun masih ada yang lebih dari orang lain. Fungsinya sebagai bentuk
seseorang tersebut. informasi kepada manusia, bahwa senantiasa
Bahasa itu identitas suatu kelompok menjaga tutur kata, tindakan dalam bertutur,
sosial. Di antara ciri-ciri budaya yang ada, karena salah bertutur maka mendatangkan
bahasa adalah ciri pembeda yang paling bencana pada diri sendiri.
menonjol, karena lewat bahasa tiap Berikut bentuk ungkapan syair (puisi)
kelompok sosial merasa dirinya sebagai yang terdapat dalam tabel 2 (dua) urutan
kesatuan yang berbeda dari kelompok yang nomor kedua, yang termuat dalam teks
lain. Dalam kelompok tertentu, orang wacana media luar ruang (papan iklan),
menganggap bahasa sebagai identitas sosial terletak di Kelurahan Kampung Makasar
(Achmad dan Alex Abdullah, 2012: 9). Barat, Ternate Tengah, Maluku Utara.
Uraian pada ciri bahasa ini, menggambarkan Soa sio gam lamo
suatu kelompok sosial mempunyai ciri Soa sio kampung besar
identitas sendiri. Sagala soa madudega
Ciri identitasnya bahasa ini tergambar Seluruh sio punya tempat (pusat)
dalam bentuk ungkapan syair (puisi) pada
tabel 2 (dua), urutan nomor kesatu sebagai Sio kono ka ringungano
berikut. Aduh sayang aku berharap
Lemo-lemo sagala lemo Himo himo nawuwasu
Jeruk-jeruk bermacam jeruk Pesan orang tua

Lemo marau duga rimoi Haeran ngone ngofa se dano


Jeruk hanya Satu Heran anak dan cucu
Balakusu se kano-kano
Demo-demo sagala demo Serta rakyat
Bermacam-macam bicara
Fokadiara adat se atorang

Gramatika, Volume VIII, Nomor 1, Januari—Juni 2020 96


Torang pelihara adat dan aturan bentuk nasehat, sindiran, apresiasi, serta
Loi dadi jang se tiahi sarana informasi bagi khalayak.
Agar menjadi baik dan benar
Daftar Pustaka
Makna denotasi yang terkandung dalam Abdullah, Alex dan Achmad HP. (2012).
kutipan ungkapan di atas, seperti “Soa sio Linguistik Umum. Jakarta: Erlangga.
gam lamo, sagala soa madudega, sio kono ka Aminuddin. (2011). Semantik: Pengantar
ringungano, himo himo ngawuwasu, haeran Studi Tentang Makna. Bandung: Sinar
ngone ngofa se dano Balakusu se kano-kano, Baru Algensindo.
fokadiara adat se atorang, loi dadi jang se Agustina, Leonie dan Abdul Chaer. (2010).
tiahi”. Setiap daerah (kampung) punya Sosiolinguistik: Perkenalan Awal.
sentral, harapannya setiap adat istiadat yang Jakarta:Rineka Cipta.
diterapkan oleh leluhur di kampung itu, dapat Badan Pengembangan dan Pembinaan
direalisasikan oleh anak cucu atau generasi Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
penerusnya. Kemudian makna konotasi yang Kebudayaan. (2018). Petunjuk Teknis
terkandung dalam ungkapan syair (puisi) Pengutamaan Bahasa Negara di Ruang
tersebut, adalah ajakan kepada masyarakat Publik. Jakarta.
bahwa, harus melestarikan nilai tradisi Badan Pengembangan dan Pembinaan
budaya yang telah diwariskan oleh nenek Bahasa, Kementerian Pendidikan dan
moyang di kampung besar ini, mengajarkan Kebudayaan. (2016). KBBI Ofline Edisi
dan memperkenalkan kepada anak cucu V. Jakarta.
(generasi penerus) agar mereka menjadi Chaer, Abdul. (2009). Pengantar Semantik
orang yang berkarakter teladan. Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka
ungkapan tersebut berfungsi sebagai Cipta.
menasehati masyarakat, bahwa penting http://www.mari-belajar-dolabololo.
melindungi dan membina khas nilai istiadat Tanggal, 17 April
yang junjungi oleh leluhur sebelumnya. https:// blogspot.com. lambang-provinsi-
maluku-utara-beserta-artinya.html2020,
5. Penutup 21 April 2020.
Hasil penelitian ini ditemukan sembilan M. Sjah, Hidayatullah. (2006). Suba Jou:
bentuk ungkapan yang termuat dalam teks Gudu Mojo Sito Suba, Ri Jou Sito
wacana di media luar ruang. Masing-masing Nonako. Yayasan Gemusba.
bentuk ungkapan tersebut terdiri atas tujuh Pateda, Mansoer. (2010). Semantik Leksikal.
bentuk ungkapan dolabololo dan dua bentuk Jakarta: Rineka Cipta.
ungkapan syair (puisi lama). Makna denotasi Pateda, Mansoer. (2001). Semantik Leksikal.
dalam bentuk ungkapan ini termuat nilai Jakarta: Rineka Cipta.
tenggang rasa, rasa persatuan dan kesatuan, Sudaryanto. (1992). Metode Linguistik: Ke
kebebasan dalam memilih, rasa menghormati Arah Memahami Metode Linguistik.
antarasesama, selalu bersyukur, dan Cetakan Ketiga. Yogyakarta: Gadjah
berbangga hati dengan aturan dan adat Madah University Press.
istiadat dari leluhur. Makna konotasinya Sumber Data (Informan): Aswan Abubakar.
mencerminkan karakter hidup dalam (2020). Tabona, Ternate Selatan, Kota
bermasyarakat, menghargai dan rasa bangga Ternate.
dengan loyalitas leluhur, serta ikhtiar ketika Widyosiswoyo, Supartono. (2006). Sejarah
bercakap atau berbicara. Fungsinya sebagai Kebudyaan Indonesia. Jakarta:
Universitas Trisakti.

Nurhayati Fookaya, Ungkapan Bahasa Ternate dalam Teks Wacana... 97

Anda mungkin juga menyukai