Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak tari diberi bentuk ekspresif dan estetis yang selalu
melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari adalah gerak yang indah, yaitu gerak yang
telah diberi sentuhan seni.
Gerak tari tradisonal cenderung mempunyai ciri-ciri tradisi daerah masing-masing, sehingga perlu
kepekaan dan perhatian khusus terhadap gerak, sikap, pakaian, dan iringan agar dapat ditampilkan
secara optimal. Secara sepintas dapat kita perhatikan jenis tarian daerah sebagai berikut :
1. Sumatra
Hampir secara keseluruhan tarian Sumatra memiliki gerak yang halus dan ritmis, tidak erotis dengan
pakaian menutup badan, karena dipengaruhi oleh budaya Islam yang kuat dan berkembang bersama
kejayaan Kerajaan Islam Samudra Pasai pada abad ke-11.
Gerakan tarian Jawa lebih halus dan tenang dibandingkan tarian Sunda, karena pengaruh kerajaan Jawa
(Mataram), sedangkan tarian Sunda berkembang dari tari pergaulan semacam Jaipong yang gerakannya
lebih erotis. Kostum tari Jawa berwarna redupdan bermotif daerah setempat.
2. Bali
Tari Bali merupakan ekspresi optimal yang dijiwai oleh kekuatan adat yang kuat, iringan music atau
gamelan yang keras, rancak dan pakaian atau kostum dengan warna yang kuat.
3. Kalimantan
Dengan instrument music dawai (sejenis gitar tradisional yang sangat menunjang kreasi tari yang
terkesan magis) dan ilustrasi yang monoton memungkinkan gerak kontinyu yang khas pada tari Mandau,
dan ketukan tongkat pada tari Gantar menjadi tari yang ritmis dan anggun.
4. Sulawesi
Pada tarian tradisonal Sulawesi, peran wanita lebih dominan memiliki perwatakan yang lembut. Tari
Bugis, Mandar, dan Makassar berwatak agung. Pada seni tari Toraja, adat untuk menghormati roh nenek
moyang masih kuat.
Jenis tari tradisinya sangat erat kaitannya dengan adat setempat, dipergunakan untuk upacara adat, dan
dilakukan secara massal.
Setiap budaya Indonesia di luar negeri, termasuk tari kreasi nusantara, membuat decak kagum para
pemirsanya. Keunikan tari kreasi daerah terletak pada pengolahan materi tari daerah tertentu sehingga
mendapatkan bentuk baru yang memperkaya jenis tari daerah bersangkutan. Gerak, pakaian dan
iramatari perlu dimodifikasi supaya menemukan bentuk tari nasional yang bersumber dari tari daerah
dan memperkokoh kesatuan bangsa. B. MATERI GERAK TARI
Gerak tari merupakan unsur utama dari tari. Gerak tari diberi bentuk ekspresif dan estetis yang selalu
melibatkan unsur anggota badan manusia. Gerak dalam tari adalah gerak yang indah, yaitu gerak yang
telah diberi sentuhan seni.
Gerak tari tradisonal cenderung mempunyai ciri-ciri tradisi daerah masing-masing, sehingga perlu
kepekaan dan perhatian khusus terhadap gerak, sikap, pakaian, dan iringan agar dapat ditampilkan
secara optimal. Secara sepintas dapat kita perhatikan jenis tarian daerah sebagai berikut :
1. Sumatra
Hampir secara keseluruhan tarian Sumatra memiliki gerak yang halus dan ritmis, tidak erotis dengan
pakaian menutup badan, karena dipengaruhi oleh budaya Islam yang kuat dan berkembang bersama
kejayaan Kerajaan Islam Samudra Pasai pada abad ke-11.
Gerakan tarian Jawa lebih halus dan tenang dibandingkan tarian Sunda, karena pengaruh kerajaan Jawa
(Mataram), sedangkan tarian Sunda berkembang dari tari pergaulan semacam Jaipong yang gerakannya
lebih erotis. Kostum tari Jawa berwarna redupdan bermotif daerah setempat.
2. Bali
Tari Bali merupakan ekspresi optimal yang dijiwai oleh kekuatan adat yang kuat, iringan music atau
gamelan yang keras, rancak dan pakaian atau kostum dengan warna yang kuat.
3. Kalimantan
Dengan instrument music dawai (sejenis gitar tradisional yang sangat menunjang kreasi tari yang
terkesan magis) dan ilustrasi yang monoton memungkinkan gerak kontinyu yang khas pada tari Mandau,
dan ketukan tongkat pada tari Gantar menjadi tari yang ritmis dan anggun.
4. Sulawesi
Pada tarian tradisonal Sulawesi, peran wanita lebih dominan memiliki perwatakan yang lembut. Tari
Bugis, Mandar, dan Makassar berwatak agung. Pada seni tari Toraja, adat untuk menghormati roh nenek
moyang masih kuat.
Jenis tari tradisinya sangat erat kaitannya dengan adat setempat, dipergunakan untuk upacara adat, dan
dilakukan secara massal.
Setiap budaya Indonesia di luar negeri, termasuk tari kreasi nusantara, membuat decak kagum para
pemirsanya. Keunikan tari kreasi daerah terletak pada pengolahan materi tari daerah tertentu sehingga
mendapatkan bentuk baru yang memperkaya jenis tari daerah bersangkutan. Gerak, pakaian dan
iramatari perlu dimodifikasi supaya menemukan bentuk tari nasional yang bersumber dari tari daerah
dan memperkokoh kesatuan bangsa.
INDIKATOR :
Tari diidentifikasikan sesuai dengan jenis, peran dan perkembangannya dengan rasa cinta tanah air,
rasa ingin tahu dan peduli lingkungan
Hasil identifikasi diaplikasikan dalam bentuk tari dan diperagakan dengan jujur, demokrasi, peduli
lingkungan, kerja, sama, toleransi dan disiplin
Hasil identifikasi tari ditampilkan dengan sikap yang benar secara jujur, disiplin, kreatif dan kerja
sama
Materi Pembelajaran :
Jenis, peran dan perkembangan tari
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
A. Berdasarkan fungsinya
1) Tari Upacara
a) Upacara keagamaan
(1) Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh (Bali)
(2) Ngalase (Jawa Barat), Sanyang (Jawa Timur) dan Seblang (Banyuwangi)
(3) Randai, Tortor (Sumatra)
(4) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan)
(5) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua)
(6) Tari Reko Tenda (Flores)
(7) Tari Ma’gellu, Tari Pa’gellu, Tari Bissu dan Tari Bataran (Sulawesi)
b) Upacara Kebesaran keistanaan (Kraton)
(1) Tari Legong Kraton (Bali)
(2) Tari Bedaya Semang (Yogyakarta), Bedaya Kesawang (Surakarta), Srimpi (Jawa Timur) dan Beskalan
(Situbondo)
(3) Gending Sriwijaya (Palembang)
(4) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makasar)
(5) Tari gembu (Sumenep)
c) Upacara penting dalam kehidupan manusia
(1) Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja)
(2) Upacara khitanan dirayakan dengan Tari Sisingaan (Subang) dan Tari Jaranan Buto (Blitar)
(3) Upacara perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan dan Tari Lawung (Yogyakarta)
(4) Upacara kematian menggunakan Tari Ma’Badong (Sulawesi), Tari Ma’Maropkba, Tari Ma’Randing
(Sulawesi)
(5) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandan (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur)
(6) Upacara mengambil air dimeriahkan dengan Tari Buyung (Flores)
2) Tari pergaulan atau hiburan
(1) Tari Bumbung (Bali)
(2) Tari Lengger (Jawa)
(3) Tari Gandrung Banyuwangi (Jaw Timur)
(4) Tari Ronggeng dan Rantak Kudo (Sumatra)
(5) Tari Pancar dan Tari Gole-Gole (Papua)
3) Tari pertunjukkan
(1) Tari Pendet (Bali)
(2) Tari Tayuban (Jawa Barat)
(3) Tari Ngremo (Jawa Timur)
B. Peranan Tari
1) Tari sebagai media ekspresi
2) Tari sebagai media komunikasi
3) Tari sebagai media berpikir kreatif
4) Tari sebagai media mengembangkan bakat
Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut music
pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ini disampaikan. Gerakan tari
berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan atau senam.
Apresiasi seni merupakan aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat subjektif.
Seni tari adalah gerak yang mengandung makna symbol, yaitu gerak yang mengalami proses
tertentu atau telah mengalami perubahan dari bentuk gerakan alami Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa karya seni tari merupakan gerakan-gerakan yang telah mengalami stimulasi dan
ritmis.
Tari Nusantara sangat banyak dan beragam. Setiap tarian memiliki cirri yang mencerminkan
kekhasan daerah masing-masing. Ciri itu bisa dilihat dari ragam gerak, tat arias, tata busana.
Perkembangan tari Nusantara daerah setempat berkaitan erat dengan sejarah perkembangan kerajaan
yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi karena tari pada mulanya tumbuh dalam lingkungan keraton. Raja
dan penghuni keraton biasanya menyaksikan tarian sebagai pengisi hiburan. Berbagai bentuk tarian
diciptakan oleh para koreografer istana yang mendapatkan fasilitas khusus untuk tinggal dan berekspresi
di lingkungan istana, sehingga keberadaan tari terus berkembang mengikuti perkembangan zaman.
Para pencipta tari memiliki kebebesan untuk menciptakan gerak sesuai dengan keinginan
masing-masing. Pada masa sekarang, banyak bermunculan sanggar-sanggar tari yang msih
mengkhususkan diri untuk mengajarkan tarian tradisional. Keberadaan sanggar-sanggar tari ini jelas
membantu bagi pelestarian tari tradisional.
STANDAR KOMPETENSI :
5. Mengapresiasi karya seni tari
KOMPETENSI DASAR :
5.2 Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni tari di wilayah Nusantara
INDIKATOR :
Gagasan tari dijelaskan berdasarkan bentuknya dengan rasa ingin tahu, cinta tanah air dan sikap
peduli lingkungan
Teknik karya seni tari dijelaskan berdasarkan unsur unsur pendukung dengan kreatif, gemar
membaca, peduli lingkungan dan cinta tanah air
Teknik karya tari daerah setempat (nusantara ) dikembangkan kedalam bentuk kreasi tari dengan
kreatif, kerja sama dan toleransi
Materi Pembelajaran :
Gagasan tari nusantara
Teknik karya tari
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
I. Gagasan Tari Nusantara
Gagasan tari ditetapkan dalambentuk tema kemudain dipersempit menjadi sub-sub tema dan akhirnya
menghasilkan sebuah judul atai nama tarian. Selain itu, gagasan tari juga dapat pula bersumber dari
tradisi yang ada.
Bentuk tari tradisi atau tari daerah dipengaruhi oleh bentuk tradisi, adat dan budaya daerah setempat.
Landasan kreativitas (gagasan) seni tari nusantara terdapat dalam beberapa golonga, antara lain :
a. Gagasan tari yang diambil dari kehidupan sehari-hari
Gerak tari yang berasal dari gerak sehari-hari yang distilir dan diberi bentuk ekspresif yang berirama.
Contohnya :
1. Tari Kebyar, Tari Tambulilingan dari Bali
2. Tari Kipran dari Solo (tari yang mengungkapkan rasa cinta)
3. Tari Koncaran, Tari Rela dari Sunda
4. Tari Lilin dari Sumatera Barat
5. Tari Kelana dari Yogyakarta
c. Gagasan tari yang diambil dari dongeng atai cerita binatang (fabel)
Yaitu penyusunan tari berdasarkan gerak gerik binatang/meniru binatang. Jenis tarian ini sudah ada sejak
zaman primitive. Tarian ini biasanya digunakan untuk upacara-upacara ritual sehinga karya tersebut
bersifat ritual magis (kepercayaan pada kekuatan alam). Contohnya :
1. Tari Merak, Tari Kupu-kupu dari Jawa Barat
2. Tari Barong dari Bali
3. Tari Reog dari Ponorogo Jawa Timur
4. Tari Kudalumping, Tari Lutung Kasarung dari Jawa Tengah
Penguasaan teknik sangat penting dikuasai untuk mampu menggerakkan tubuh secara
keseluruhan atau bagian-bagian ke dalam bentuk keindahan yang dimungkinkan oleh konstelasi tubuh.
Sebagai contoh teknik tariannya sebagai berikut :
1 Teknik Martha Graham
Ia seorang tokoh perintis tari modern di Amerika Serikat, yang menekankan teknik “relax and tension”
atau tegang-kendur, yang merupakan prinsip kerja otot. Pada waktu kendur tenaga dilepaskan, napas
dikeluarkan, pada waktu tegang tenaga dihimpun, dengan mengambil napas dalam-dalam. Wujudnya
sebagai gerak mengempis dan mengembang, yan merupakan kontras gerak dinamis. Graham merupakan
teknik gerak tari universal yang diciptakan secara individual.
3 Teknik tari yang lain merupakan cara tertentu dalam gerak utamanya yang tampak khas, yang
merupakan nikmat penghayatan tersendiri, seperti :
a. Dangdut, menggunakan teknik gerak dan berhenti dengan lembut, halus lagi nyaman dan menampilkan
keluwesan serta kebebasan gerak menurut selera dengan pusat gerak pinggulnya ke arah muka belakang
(sagital). Teknik dangdut dapat dimanfaatkan bagi peningkatan keluwesan dan kreativitas motorik
dengan tempo lamban.
b. Rumba, adalah jenis tari Amerika Latin yang lembut dan erotic. Teknik geraknya rumba mengalun
kontinu, dengan pusat geraknya pinggul kea rah samping (frontal). Sikap keseluruhan tubuh pada rumba
lebih santai dibandingkan dengan dangdut.
c. Serampang 12, pada hakikatnya memperagakan irama samba, yang popular sebagai irama Amerika Latin
jenis bertempo cepat. Teknik Serampang 12 menunjukkan kelembutan pada langkah dan penapakan
kaki, pusat geraknya bersifat vertical. Sikap santai keseluruhan tubh pada rumba mengikuti pola umum
angka 8.
d. Jaipongan, yaitu lebih mengutamakan teknik anggota badan dengan lengan sebagai pusat utama
ekspresi. Geraknya berpangkal pada kesesuaian badan dan diperkuat oleh gerak bahu dan kepala yang
sangat manis. Pada hakikatnya mempergunakan irama “gendang pencak Sunda” yang sangat
menghidupkan bagi setiap gerak dan sikap maupun transisi, lebih lanjut diperkuat dengan “Tanjidor”.
e. Ngrema, adalah tarian khas Jawa Timur yang merupakan tari tunggal, dimana gerakannya banyak
mengunakan tekukan dengan pola gerak lingkar. Kerincing pada pergelangan kaki adalah khas dengan
gerak dan bunyi yang cukup menyimpang dari tempo dasar menarinya.
STANDAR KOMPETENSI :
6. Mengekspresikan diri berkaitan dengan karya seni tari
KOMPETENSI DASAR :
6.1 Mengidentifikasi gagasan untuk disusun ke dalam tari kreasi dalam bentuk tari tunggal atau
berpasangan/kelompok
INDIKATOR :
Gagasan tari dijelaskan berdasarkan konsep garapan dengan sikap rasa ingin tahu , jujur dan
kreatif
Gagasan dieksplorasi ke dalam bentuk kreasi tari tunggal, berpasangan atau kelompok dengan kreatif,
kerja sama dan kerja keras
Kreasi tari tunggal, berpasangan atau kelompok ditampilkan dengan penghayatan dengan kreatif,
kerja sama dan kerja keras
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
Elemen penting dalam tari adalah gerak, yaitu gerak-gerak yang memiliki nilai ritmis tertentu dan erat
hubungannya dengan tempo dan dinamika gerak. Gerak yang ada dalam kegiatan dan kehidupan kita
sangat banyak macamnya, antara lain :
1. Gerak sehari-hari (gerak wantah)
Yaitu gerak yang biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari berupa gerak spontan, gerak – gerak
meknis (gerak yang muncul akibat kebiasaan) maupun gerak – gerak khusus yang timbul karena suatu
pengalaman yang sifatnya khas dan baru.
2. Gerak berstruktur (gerak tari)
Yaitu gerak – gerak yang memiliki pola tertentu sehingga dapat ditiru dan dipelajari, gerak ini dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Gerak maknawi, yaitu gerak – gerak tari yang besumber dari kehidupan sehari-hari, yang kemudian
diperkaya (stilisasi) atau diromnak / disederhanakan (distorsi).
b. Gerak murni, yaitu gerak – gerak tari yang disengaja diciptakan untuk keperluan tari dengan maksud
menampilkan kesan keindahan atau artistiknya.
3. Gerak koreograf (koreografi)
Adalah bentuk penampilan keseluruhan dari awal hingga akhir. Ritme dan organisasi geraknya memiliki
konsep yang berhubungan dengan unsure luar gerak sebagai pendukung tarian, baik yang bersifat
internal atau eksternal.
Untuk menjadikan rangkaian gerak tari, penari harus menguasai gerak dasar anggota tubuh sebagai
sarana pengekspresian tari. Gerak dasar suatu tari dari beberapa kelompok, yaitu :
1. Gerak kaki
Telapak kaki berperan penting dalam pelaksanaan sikap dan gerak kaki yang bisa menambah keindahan
sikap gerask seluruh tubuh. Dasar sikap kaki yang utama adalah sebagai berikut :
a. Sikap telapak kaki rapat kembar
b. Sikap telapak kaki rapat silang
c. Sikap telapak kaki renggang silang
d. Sikap telapak kaki rapat siku
e. Sikap telapak kaki renggang
Sikap telapak kaki yang tidak penuh dan banyak menghiasi gerak tari tradisional, di antaranya:
a. Tumit terangkat kembar (jinjit)
b. Menapak pada ujung kaki kembar
c. Tekukan kaki : pada pergelangan, lutut dan pangkal paha.
2. Gerak tangan
Merupakan cirri yang menonjol dari seni tari dunia Timur. Pada dunia Barat, gerak tari lebih menonjolkan
gerak kaki sebagai ekspresi ide tari.
4. Gerak mata
Gerakan ini pelengkap dari sikap dan gerak kepala dalam mewujudkan keterpanaan pengungkapan
bersama anggota badan lain.
5. Gerak lambung
Sikap dan gerak lambung mengesankan bentuk badan membesar.
Pola lantai (desain lantai / floor design) yaitu garis-garis imajinatif di atas lantai yang dilalui oleh seorang
atau sekelompok penari.
Pola lantai ada dua garis pokok, yaitu :
1. Garis lurus : banyak digunakan dalam tarian klasik, menampilkan kesan sederhana tetapi kuat.
Contoh : pola lantai horizontal, vertical, diagonal, T, V.
2. Garis melengkung : banyak digunakan dalam tarian rakyat dan tradisi, member kesan lembut dan lemah.
Contoh : pola lantai lengkung, lengung ular, lingkaran, angka 8, spiral.
Penguasaan tempat atau ruang tari dengan bermacam-macam tipe panggung dinamakan ruang gerak.
STANDAR KOMPETENSI :
6. Mengekspresikan diri berkaitan dengan karya seni tari
KOMPETENSI DASAR :
6.2 Mendiskusikan tari kreasi yang berbentuk tari tunggal atau berpasangan/kelompok
INDIKATOR :
Gagasan didiskusikan berdasarkan konsep garapan dengan sikap rasa ingin tahu, jujur dan kreatif
Bentuk tari kreasi ditampilkan berdasarkan unsur unsur yang mendukung garapan tari secara kreatif,
kerja sama dan kerja keras
Penampilan tari didiskusikan berdasarkan bentuk garapannya dengan kreatif, kerja sama dan kerja
keras
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
I. Tema Dalam Tari
Berdasarkan isi atau kandungan yang usung dalam tarian, tari terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Tari dramatik adalah tari bercerita atau bertutur tentang seseuatu.
Meliputi : tari bertema, tari bercerita, dan drama tari (disebut juga sendratari, seni drama, tari).
2. Tari nondramatik adalah tari yang tidak bercerita.
Seluruh tari dramatik dibangun oleh tema yang diungkapkan senimannya melalui medium ciptaan.
Beberapa tema dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tema baik – buruk
2. Tema kegembiraan – kesedihan
3. Tema persahabatan – permusuhan
4. Tema perdamaian – peperangan
5. Tema pengabdian – pengkhianatan
6. Tema optimisme – pesimisme
7. Tema keluhuran budi – kekerdilan jiwa
8. Tema percintaan / cinta kasih – kebencian
Berkreasi adalah proses menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Proses penciptaan tarian
adalah proses kreasi. Adapun langkah-langkah penyusunan tari adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan
2. Memilih tema
3. Mengembangkan tema menjadi gerak maknawi
4. Menyusun pola lantai dan desain kelompok
5. Menentukan iringan music dan perlengkapan pentas
Tarian tradisional atau kedaerahan akan lebih berhasil apabila diiringi dengan music hidup, tetapi
banyak tarian modern (tarian barat) akan lebih baik jika diiringi oleh music rekaman.
Perlengkapan pentas meliputi kostum, property, pentas dan penataan lampu.
STANDAR KOMPETENSI :
7. Mengapresiasi karya seni teater
KOMPETENSI DASAR :
7.1 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur estetis pertunjukan teater
INDIKATOR :
Estetika pertunjukan teater dijelaskan sesuai dengan unsur-unsur pembentuk seni teater secara
disiplin, kreatif, tanggung jawab dan jujur
Unsur-unsur teater dipadukan secara estetis dan dicobakan dalam pertunjukan teater kelas secara
kreatif, kerja sama, toleransi dan komunikatif
Sikap apresiatif ditunjukkan dengan menyaksikan contoh pertunjukan teater secara tertib dan
memberikan tanggapan setelah pertunjukan selesai dengan jujur, toleransi, menghargai prestasi
dan komunikatif
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
I. Defini Seni Teater
Jika kita membaca naskah drama, kita akan menemukan unsur - unsur berikut :
a. Prolog
Adalah bagian awal naskah yang berisi tentang perkenalan naskah,merupakan Pendapat pengarang
terhadap permasalahn yang akan di pentaskan
b. Dialog
Adalah bagian yang terjadi ciri khas naskah drama dan teater merupakan bagian teks yang akan
diucapkan oleh pemain teater dalam bentuk ucapan-ucapan dialog dalam naskah di tandai dengan
pencantuman nama tokoh serta dialog yang diucapkannya.
c. Petunjuk pementasan
Adalah petunjuk-petunjuk kasus yang melukiskan suasan,cara pengucupan,situasi,dan sebagainya,yang
berbentuk teks dalam tanda kurung.Bagian naskah ini nantinya tidak diucapkan oleh pemain,tetapi
merupakan hal penting tentang bagai mana harus bersikap dalam bagian tersebut.
d. Epilog
Adalah bagian akhir naskah yang berisi tentang ke simpulan,biasanyadi sertai pesan Terhadap
penonton/pembaca.
Adanya proses pementasan yang rumit membuat teater menjadi kompleks. Apa yang tersaji
diatas pementasan adalah hasil kerja dari seluruh anggota tim baik yang bersentuhan langsung dengan
naskah maupun yang tidak bersentuhan langsung.
a. Unsur yang tidak bersentuhan langsung dengan naskah
Unsur-unsur ini tidak secara langsung berkaitan dengan pemaknaan naskah dan pementasannya, tetapi
sangat mendukung pementasan.
Yang termasuk unsure ini adalah:
1) Pimpinan Produksi
2) Sekretaris Produksi
3) Keuangan Produksi/ Bendahara
4) Utusan Dokumentasi
5) Utusan Publikasi
b. Unsur yang bersentuhan langsung dengan naskah
Adalah mereka yang semua tugasnya harus dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap naskah yang
akan dipentaskan. Unsur – unsur tersebut adalah :
1) Sutradara
2) Art director / Pimpinan Artistik
3) Stage Manager
4) Property Master
5) Penata Cahaya
6) Penata Kostum
7) Penata Setting
8) Perias / Make Uper
9) Penata Musik
STANDAR KOMPETENSI :
7. Mengapresiasi karya seni teater
KOMPETENSI DASAR :
7.2 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap pesan moral (kearifan lokal) pertunjukan teater
INDIKATOR :
Pesan moral dalam pertunjukan teater dijelaskan berdasarkan cerita/lakon yang disajikan dengan sikap
cinta, tanah air, peduli lingkungan, jujur, komunikatif dan disiplin
Pesan moral dituliskan secara implisit ke dalam cerita sederhana dan dipraktekkan di depan kelas dalam
bentuk pentas teater sederhana secara jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif dan peduli social
Pesan moral dalam teater diapresiasi dan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman pribadi
secara lisan dengan sikap jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan peduli
lingkungan
Materi Pembelajaran :
Mengarang cerita
Role playing (bermain peran)
Pertunjukan teater
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
Unsur intrinsik Dalam Teater
1. Tema
Adalah persoalan pokok atau focus yang ada di sekitarnya sebuah cerita dibangun sebagai suatu
kesatuan. Tema dapat berasal dari beberapa hal antara lain :
a. Plot/struktur drmatik
b. Suasana atau mood
c. Tokoh
d. Ide
2. Plot / alur
Adalah rangkaian kisah atai cerita yang berurutan dalam drama yang saling berhubungan dengan
menggunakan hokum sebab akibat. Keindahan alur cerita dapat dilihat dari tiga unsure, yaitu :
a. Ketegangan (suspanse), dapat menimbulkan rasa penasaran dan ingin tahu penonton.
b. Dadakan (surprise), unsure cerita yang mengagetkan penonton karena dugaannya tidak tepat.
c. Ironi dramatic (dramtic irony), unsure artistic alur cerita yang terakhir yang menutup cerita.
1. Nilai material
Adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada factor kebendaan,
artinya sebuah benda yang dilihat dari tinggi rendahnya daya tarik materi benda tersebut.
2. Nilai moral
Adalah nilai yang berhubungan dengan tinggi rendahnya akhlak manusia.
3. Nilai spiritual
Adalah besar kecilnya daya pendorong kepemilikan dari suatu benda.
Contoh:
a. Pertunjukan “Barong” : Pertentangan antara Barong sebagai lambing kebajikan dengan Rangda sebagai
lambing kejahatan. Dalam pertunjukan tersebut Rangda tidak bisa dibunuh, artinya kejahatan akan selalu
ada dan sulit untuk dihilangkan. Nilai moral yang dapat diambil dari pertunjukan tersebut adalah kita
harus selalu memerangi kejahatan, walaupun sulit dihilangkan.
b. Pertunjukan “Mamanda” (dari Kalimantan Selatan) : Menggambarkan pertentangan anatara penguasa
yang kurang bijaksana melawan warga masyarakat yang baik. Nilai moral yang dapat diambil dari
pertunjukan tersebut adalah penguasa yang tidak bijaksana akan selalu ditentang oleh warganya, maka
sebagai penguasa hendaknya bersikap bijaksana.
c. Pertunjukan “Romeo dan Juliet” : pesan moral yang ingin disampaikan adalah keteguhan hati, prinsip,
kemauan kuat terutama percintaan, orang lain tidak berhak menghentikan, percintaan tidak memandang
latar belakang, status social seseorang, kesombongan akan mengakibatkan kerugian yakni kerugian diri
sendiri maupun orang lain, perlu adanya dialog dalam menyelesaikan konflik, bunuh diri bukan satu-
satunya cara menyelesaikan masalah, justru akan menimbulkan masalah baru yaitu kriminalitas dan
mendapat siksa di akherat.
Adalah :
1. Menentukan tema
2. Kontemplasi
3. Bertanya jawab dengan orang lain
4. Menyusun garis besar jalan cerita
STANDAR KOMPETENSI :
8. Mengekspresikan diri berkaitan dengan seni teater
KOMPETENSI DASAR :
8.1 Merancang persiapan pergelaran teater
INDIKATOR :
Unsur-unsur pergelaran teater dijelaskan sesuai bidang dan fungsinya secara jujur, kreatif, kerja
sama dan komunikatif
Pergelaran teater dirancang berdasar kerja dan fungsi bidang dalam manajemen pergelaran (produksi)
teater dengan sikap jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan peduli
lingkungan
Rancangan pergelaran teater dilaksanakan dengan mematuhi prinsip kerja bidang dalam manajemen
pergelaran (produksi) teater dengan jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan
peduli lingkungan
Materi Pembelajaran :
Manajemen Pergelaran (Produksi) Teater
1. Bidang Produksi
2. Bidang Artistik
Perancangan produksi/pergelaran Teater
1. Bidang Produksi
2. Bidang Artistik
Praktek manajemen pergelaran (produksi) teater
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
Persiapan Pementasan Teater
1. Merencanakan Pementasan
Hal – hal yang perlu dipersiapkan adalah :
a. Memilih naskah drama
b. Mimilih sutradara
c. Memilih pembantu sutradara
d. Mempelajari naskah
e. Menyusun buku kerja
f. Memilih para pelaku
2. Pengelolaan Pementasan
a. Staf produksi
1) Produser : mengurus produksi secara keseluruhan, memilih karyawan, menentukan anggaran,
program kerja dan memilih naskah.
2) Sutradara : memilih pelaku dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan tugas teater drama.
3) Stage Manager : membantu sutradara dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas teater drama.
4) Desainer : menyiapkan aspek-aspek visual.
5) Petugas : mengatur pentas, dekorasi, tata lamu, tata busana dan music.
6) Pembisik : pembantu pelaku yang mungkin lupa dialog/lupa bertindak
b. Tata artistic
1) Dekorasi : dekoraso tidak boleh berlebihan karena dapat menutup unsure pokoknya.
2) Tata lampu : terdiri dari lampu kaki pentas, lampu pentas atas, lampu luar pentas, spot light dan
papan skakel.
3) Tata suara
4) Tata music / baskground
5) Tata rias : seorang penata rias harus memahami peran dan watak yang akan dibawakan pelaku.
6) Tata busana : sangat diperlukan untuk mendukung watak pelaku dan mendukung setting pelaku.
STANDAR KOMPETENSI :
8. Mengekspresikan diri berkaitan dengan seni teater
KOMPETENSI DASAR :
8.2 Menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater
INDIKATOR :
Prinsip kerjasama dijelaskan sesuai dengan keterkaitan peran dan fungsi antar unsur pokok teater
dalam pertunjukan dengan sikap jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan peduli
lingkungan
Prinsip kerjasama antar unsur teater dilaksanakan dalam pelatihan teater secara jujur, kreatif, kerja
sama, komunikatif, peduli social dan peduli lingkungan
Prinsip kerjasama antar unsur teater diaplikasikan dengan sungguh-sungguh dalam pergelaran teater di
sekolah dengan jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan peduli lingkungan
Materi Pembelajaran :
Prinsip kerjasama dalam berteater
Peran dan fungsi unsur-unsur pembentuk teater
Pelatihan Teater
Pergelaran Teater
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit
Materi :
Prinsip Kerja Sama Dalam Berteater
Berikut ini merupakan garis besar urutan kerja seta bentuk kerja sama dalam berteater :
a. Penulis naskah menciptakan konsep pertama yang dinyatakan dalam bentuk teks naskah.
b. Sutradara menganalisis teks dan menyelesaikan dengan tradisi-tradisi teater yang sudah ada, lalu
membentuknya menjadi sebuah konsep produksi dan dibagikan kepada setiap seniman yang ikut ambil
bagian.
c. Sutradara menyampaikan konsep produksi kepada pemain dan terutama kepada penata panggung.
d. Penata penggung bekerja sama dengan penata lighting, kostum dan make-up.
Pergelaran Teater
Tahapan – tahapan dalam suatu pe
Tema dalam Tarian Indonesia
Tommy HNM 8:41 PM Pendidikan Sejarah
Pengertian tema di dalam seni tari adalah pokok pikiran, ide ataupun gagasan seorang penata
tari ( koreografer ) yang akan disampaikan kepada orang lain ( penonton ) yang kemudian pokok pikiran
tadi dituangkan ke dalam bentuk-bentuk gerak menjadi sebuah karya seni tari yang disajikan kepada
penonton.
Pokok pikiran atau tema dapat bersumber dari apa yang kita rasakan, kita dengar, kita lihat dan
dapat diangkat dari pengalaman hidup, cerita rakyat, binatang dan lain sebagainya. Dalam penyajiannya
suatu karya tadi terkadang tidak hanya menggunakan satu tema saja melainkan bisa beberapa tema,
misalnya pada tari Srikandhi Mustakaweni bisa termasuk tema dramatik dan heroik.
1. Tema Dramatik
Yaitu karya seni tari yang dalam penyajiannya menggunakan cerita atau dalam tari tersebut ada latar
belakang ceritanya. Tari yang bertema dramatik bisa dilakukan oleh satu orang penari, dua penari
ataupun banyak penari. Misalnya pada tari Menak Kocar (tunggal), Karno Tandhing (berpasangan). Pada
tema dramatik bentuk kelompok dibedakan menjadi :
a. Berdialog
a) Menggunakan Bahasa Tembang
Contoh : Tari Langendriyan, Tari Langenmandrawanara
b) Menggunakan Bahasa Prosa
Contoh : Wayang Orang
b. Tanpa Dialog
Contoh : Sendratari ( Seni, Drama, dan Tari )
Karya tari yang dalam penyajiannya tidak menggunakan cerita atau tidak merupakan bagian dari suatu
cerita, tetapi menggambarkan sesuatu.
3. Tema Heroik
Pada tema heroik biasanya berbentuk perang atau tandingan yang menggambarkan kegagahan dan
keperwiraan.
4. Tema Erotik
Karya tari yang bertema erotik menggambarkan percintaan antara pria dan wanita. Dalam tema dapat
ditarikan tunggal ataupun pasangan.
Tari yang bertema imitatif adalah gerak tariannya menirukan binatang atau hewan dan alam.
Karya tari yang bertema pantomime yaitu gerak tariannya meniru gerak orang atau menggambarkan
suatu bentuk aktifitas manusia.