Anda di halaman 1dari 24

.

Jenis – Jenis Tari


Tari dapat dibedakan berdasarkan bermaca-macam jenis, diantaranya :

A. Berdasarkan fungsinya
1) Tari Upacara
a) Upacara keagamaan
(1) Tari Sang Hyang, Gabor, Wayang Uwong, Gambuh (Bali)
(2) Ngalase (Jawa Barat), Sanyang (Jawa Timur) dan Seblang (Banyuwangi)
(3) Randai, Tortor (Sumatra)
(4) Tari Gantan dan Tari Huda (Kalimantan)
(5) Tari Mon dan Tari Tewadan (Papua)
(6) Tari Reko Tenda (Flores)
(7) Tari Ma’gellu, Tari Pa’gellu, Tari Bissu dan Tari Bataran (Sulawesi)
b) Upacara Kebesaran keistanaan (Kraton)
(1) Tari Legong Kraton (Bali)
(2) Tari Bedaya Semang (Yogyakarta), Bedaya Kesawang (Surakarta), Srimpi (Jawa Timur) dan Beskalan
(Situbondo)
(3) Gending Sriwijaya (Palembang)
(4) Tari Patudu dan Tari Pojoge (Makasar)
(5) Tari gembu (Sumenep)
c) Upacara penting dalam kehidupan manusia
(1) Upacara panen dirayakan dengan Tari Pakarena (Sulawesi Tenggara) dan Tari Manimbo (Toraja)
(2) Upacara khitanan dirayakan dengan Tari Sisingaan (Subang) dan Tari Jaranan Buto (Blitar)
(3) Upacara perkawinan dimeriahkan dengan Tari Beksan dan Tari Lawung (Yogyakarta)
(4) Upacara kematian menggunakan Tari Ma’Badong (Sulawesi), Tari Ma’Maropkba, Tari Ma’Randing
(Sulawesi)
(5) Upacara maju perang menggunakan Tari Mandan (Kalimantan), Tari Karja (Sulawesi Timur)
(6) Upacara mengambil air dimeriahkan dengan Tari Buyung (Flores)
2) Tari pergaulan atau hiburan
(1) Tari Bumbung (Bali)
(2) Tari Lengger (Jawa)
(3) Tari Gandrung Banyuwangi (Jaw Timur)
(4) Tari Ronggeng dan Rantak Kudo (Sumatra)
(5) Tari Pancar dan Tari Gole-Gole (Papua)
3) Tari pertunjukkan
(1) Tari Pendet (Bali)
(2) Tari Tayuban (Jawa Barat)
(3) Tari Ngremo (Jawa Timur)

B. Berdasarkan bentuk penyajiannya (jumlah penari)


1) Tari Tunggal, yaitu jenis tari yang dimainkan oleh seorang penari.
(1) Tri yang ari Gatotkaca
(2) Tari Topeng Klana (Klono Topeng)
(3) Tari Anjasmara
(4) Tari Gambir Anom
(5) Tari Panji
2) Tari Berpasangan, yaitu jenis tari yang dibawakan oleh dua penari yangsatu dengan yang
lainnyaSALING melengkapi.
(1) Tari Damarwulan
(2) Tari Rara Mendut
(3) Tari Perang Sugriwo-Subali
3) Tari Masal, yaitu jenis tari yang dibawakan oleh lebih dari satu orang penari tanpa ada unsure saling
melengkapi.
(1) Tari Gambyong (Surakarta)
(2) Tari Golek (Yogayakarta)
(3) Tari Mafia (Irian Jaya)
(4) Tari Merak dan Tari Sulinrang (Jawa Barat)
(5) Tari Saman dan Tari Sage (Aceh)
(6) Tari Tanjung Katung (Sumatera Barat)
(7) Tari Lenso (Ambon)
4) Drama Tari, yaitu jjenis tari yang dibawakan oleh beberapa orang penari yang disajikan dalam bentuk
cerita yang terbagi atas babak-babak (adegan-adegan).
(1) Wayang Wong (Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali)
(2) Wayang Topeng (Cirebon)
(3) Randai (Riau) dan Makyong (Sumatra)
(4) Langendriyan Kidung (Yogyakarta dan Surakarta)

C. Berdasarkan pola garapan (Koreografi)


1) Tari rakyat
Yaitu tari yang berkembang di kalangan pedesaan serta belum mempunyai norma-norma dan aturan
tertentu. Bersifat sederhana dan menyatu dengan kehidupan masyarkat, terkadang bersifat sakral.
2) Tari klasik
Yaitu tari yang telah mengalami perkembangan penggarapan mencapai kristalisasi dan norma-norma
tertentu. Tari klasik tumbuh dan berkembang di lingkungan bangsawan atau keraton dan memiliki
nilai artistik yang tinggi.
3) Tari kreasi baru
Yaitu tari dengan penggarapan yang baru, yang memiliki cirri-ciri antara lain : gagasan (ide) dan
sikap dominan/ekspresif, mengarah pada inti masalah.
4) Tari daerah setempat (tradisional)
Yaitu tari yang bersumber dari tradisi dan karakteristik daerah setempat.
(1) Bali : Tari Pendet, Legong Keraton dan Panji Semirang
(2) Surakarta : Retno Pamudya, Gambyong, Bedhoyo dan Srimpi
(3) Sulawesi : Tari Pakarena, Maengket dan Jepin
(4) Mataram (Yogyakarta) : Tari Lawung, Topeng, Merak dan Srimpi
II. Fungsi dan Peranan Tari
A. Fungsi Tari
1) Sebagai sarana sarana upacara
2) Sebagai hiburan
3) Sebagai penyaluran terapi
4) Sebagai media pendidikan
5) sebagai pertunjukan
6) sebagai media katarsis (pembersihan jiwa)

B. Peranan Tari
1) Tari sebagai media ekspresi
2) Tari sebagai media komunikasi
3) Tari sebagai media berpikir kreatif
4) Tari sebagai media mengembangkan bakat

III. Perkembangan Tari di Nusantara

Tari adalah gerak tubuh secara berirama yang dilakukan di tempat dan waktu tertentu untuk
keperluan pergaulan, mengungkapkan perasaan, maksud dan pikiran. Bunyi-bunyian yang disebut
music pengiring tari mengatur gerakan penari dan memperkuat maksud yang ini disampaikan.
Gerakan tari berbeda dari gerakan sehari-hari seperti berlari, berjalan atau senam.
Apresiasi seni merupakan aktivitas mental yang mencakup penghargaan yang bersifat
subjektif.
Seni tari adalah gerak yang mengandung makna symbol, yaitu gerak yang mengalami proses
tertentu atau telah mengalami perubahan dari bentuk gerakan alami Dari pengertian di atas dapat
disimpulkan bahwa karya seni tari merupakan gerakan-gerakan yang telah mengalami stimulasi dan
ritmis.
Tari Nusantara sangat banyak dan beragam. Setiap tarian memiliki cirri yang mencerminkan
kekhasan daerah masing-masing. Ciri itu bisa dilihat dari ragam gerak, tat arias, tata busana.
Perkembangan tari Nusantara daerah setempat berkaitan erat dengan sejarah perkembangan
kerajaan yang ada di Indonesia. Hal ini terjadi karena tari pada mulanya tumbuh dalam lingkungan
keraton. Raja dan penghuni keraton biasanya menyaksikan tarian sebagai pengisi hiburan. Berbagai
bentuk tarian diciptakan oleh para koreografer istana yang mendapatkan fasilitas khusus untuk
tinggal dan berekspresi di lingkungan istana, sehingga keberadaan tari terus berkembang mengikuti
perkembangan zaman.
Para pencipta tari memiliki kebebesan untuk menciptakan gerak sesuai dengan keinginan
masing-masing. Pada masa sekarang, banyak bermunculan sanggar-sanggar tari yang msih
mengkhususkan diri untuk mengajarkan tarian tradisional. Keberadaan sanggar-sanggar tari ini jelas
membantu bagi pelestarian tari tradisional.

STANDAR KOMPETENSI :
5. Mengapresiasi karya seni tari
KOMPETENSI DASAR :
5.2 Mengidentifikasi keunikan gagasan dan teknik dalam karya seni tari di wilayah Nusantara

INDIKATOR :
 Gagasan tari dijelaskan berdasarkan bentuknya dengan rasa ingin tahu, cinta tanah air dan
sikap peduli lingkungan
 Teknik karya seni tari dijelaskan berdasarkan unsur unsur pendukungdengan kreatif, gemar
membaca, peduli lingkungan dan cinta tanah air
 Teknik karya tari daerah setempat (nusantara ) dikembangkan kedalam bentuk kreasi
tari dengan kreatif, kerja sama dan toleransi

Materi Pembelajaran :
 Gagasan tari nusantara
 Teknik karya tari

Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :
I. Gagasan Tari Nusantara

Gagasan tari ditetapkan dalambentuk tema kemudain dipersempit menjadi sub-sub tema dan
akhirnya menghasilkan sebuah judul atai nama tarian. Selain itu, gagasan tari juga dapat pula
bersumber dari tradisi yang ada.
Bentuk tari tradisi atau tari daerah dipengaruhi oleh bentuk tradisi, adat dan budaya daerah
setempat. Landasan kreativitas (gagasan) seni tari nusantara terdapat dalam beberapa golonga,
antara lain :
a. Gagasan tari yang diambil dari kehidupan sehari-hari
Gerak tari yang berasal dari gerak sehari-hari yang distilir dan diberi bentuk ekspresif yang berirama.
Contohnya :
1. Tari Kebyar, Tari Tambulilingan dari Bali
2. Tari Kipran dari Solo (tari yang mengungkapkan rasa cinta)
3. Tari Koncaran, Tari Rela dari Sunda
4. Tari Lilin dari Sumatera Barat
5. Tari Kelana dari Yogyakarta

b. Gagasan tari yang diambil dari cerita rakyat


Tari yang disusun dari cerita rakyat. Tari ini bersifat lakon dengan bentuk tari berpasangan atau tari
kolosal (masal). Contohnya :
1. Tari Sri Tanjung dari Jawa Timur
2. Tari Jayaprana-Layon Sari dan Tari Calon Arang dari Bali
3. Tari Roro Mendut – Prono Cito dari Jawa Tengah
4. Tari Banjaran Sari dari Sunda

c. Gagasan tari yang diambil dari dongeng atai cerita binatang (fabel)
Yaitu penyusunan tari berdasarkan gerak gerik binatang/meniru binatang. Jenis tarian ini sudah ada
sejak zaman primitive. Tarian ini biasanya digunakan untuk upacara-upacara ritual sehinga karya
tersebut bersifat ritual magis (kepercayaan pada kekuatan alam). Contohnya :
1. Tari Merak, Tari Kupu-kupu dari Jawa Barat
2. Tari Barong dari Bali
3. Tari Reog dari Ponorogo Jawa Timur
4. Tari Kudalumping, Tari Lutung Kasarung dari Jawa Tengah

d. Gagasan tari diambil dari legenda masyarakat


Gagasan ini diambil dari legenda yang ada di masyarakat tertentu. Contohnya :
1. Legenda Sangkuriangdan Dayang Sumbi
2. Legenda Gunung Bromo
3. Legenda Loro Jongrang

e. Gagasan diambil dari cerita pewayangan


Tarian dari daerah Jawa Tengah ada yang mengambil gagasan dari cerita pewayangan JAwa.
Contohnya :
1. Epos Mahabarata
2. Ramayana
3. Babad Lokapala :
- Perkawinan Arjuna dan Subadra
- Perkawinan Arjuna san Supraba
- Gatotkaca Gandrung
- Kisah penculikan Sinta
- Kerinduan Sukasrana kepada kakaknya

f. Gagasan yang diambil dari permainan tradisi


Yakni penyusunan tari bersumber dari permainan yang hidup turun temurun di masyarakat. Kostum
dan iringan serta gerak dibuat sederhana. Contohnya :
1. Tari Lenso / Tari Saputangan dari Maluku
2. Tari Tor-Tor Baro dari Batak
3. Tari Tokecang, Gatrik, Perepet dari Jawa Barat
4. Tari Jamuran, obak Sodor dari Jawa Tengah

II. Teknik Karya Tari

Penguasaan teknik sangat penting dikuasai untuk mampu menggerakkan tubuh secara
keseluruhan atau bagian-bagian ke dalam bentuk keindahan yang dimungkinkan oleh konstelasi
tubuh.
Sebagai contoh teknik tariannya sebagai berikut :
1 Teknik Martha Graham
Ia seorang tokoh perintis tari modern di Amerika Serikat, yang menekankan teknik “relax and
tension” atau tegang-kendur, yang merupakan prinsip kerja otot. Pada waktu kendur tenaga
dilepaskan, napas dikeluarkan, pada waktu tegang tenaga dihimpun, dengan mengambil napas
dalam-dalam. Wujudnya sebagai gerak mengempis dan mengembang, yan merupakan kontras gerak
dinamis. Graham merupakan teknik gerak tari universal yang diciptakan secara individual.

2 Teknik Tari Tradisional


Merupakan teknik gerak yang tercipta atas landasann falsafah hidup daerah dan membudaya sebagai
manifestasi kepribadian yang khas, seperti :
a. Seni tari daerah Sumatera
Mendapat pengaruh kuat dari agama Islam, sehingga gerakan tari lincah dan gesit tetapi kurang
ekspresif. Tata busana menutup anggota badan.

b. Seni tari daerah Sunda (Jawa Barat)


Umumnya bertema tari pergaulan dengan gerak putus-putus yang kontras. Tari Sunda merupakan
perpaduan antara tari Jawa dan Bali.
c. Seni tari daerah Jawa (Jaa Tengah dan Jawa Timur)
Umumnya menggunakan susunan gerak yang mengalir dan tenang, iringan gamelan sesuai dengan
gerak tari. Untuk gerak tari Jawa Timur agak keras dengan iringan music gamelan yang keras.
d. Seni tari Bali
Bersifat menunjukkan dinamika gerak dan iringan tarian yang mempesona dan mengesankan. Gerak
tari gesit dan ekspresif, semua tubuh digunakan untuk mengekspresikan makna dan misi tari
sehingga terkesan sacral. Iringan gamelan dengan irama keras menghentak-hentak. Umumnya
didominasi penari wanita yang memiliki perwatakan lembut, iringan kontras menggebu-gebu
terutama instrument gendang yang dimainkan oleh dua orang penari.
e. Seni tari Kalimantan (suku Dayak)
Memiliki sifat magis karena banyak digunakan dalam upacara adat.

3 Teknik tari yang lain merupakan cara tertentu dalam gerak utamanya yang tampak khas, yang
merupakan nikmat penghayatan tersendiri, seperti :
a. Dangdut, menggunakan teknik gerak dan berhenti dengan lembut, halus lagi nyaman dan
menampilkan keluwesan serta kebebasan gerak menurut selera dengan pusat gerak pinggulnya ke
arah muka belakang (sagital). Teknik dangdut dapat dimanfaatkan bagi peningkatan keluwesan dan
kreativitas motorik dengan tempo lamban.
b. Rumba, adalah jenis tari Amerika Latin yang lembut dan erotic. Teknik geraknya rumba mengalun
kontinu, dengan pusat geraknya pinggul kea rah samping (frontal). Sikap keseluruhan tubuh pada
rumba lebih santai dibandingkan dengan dangdut.
c. Serampang 12, pada hakikatnya memperagakan irama samba, yang popular sebagai irama Amerika
Latin jenis bertempo cepat. Teknik Serampang 12 menunjukkan kelembutan pada langkah dan
penapakan kaki, pusat geraknya bersifat vertical. Sikap santai keseluruhan tubh pada rumba
mengikuti pola umum angka 8.
d. Jaipongan, yaitu lebih mengutamakan teknik anggota badan dengan lengan sebagai pusat utama
ekspresi. Geraknya berpangkal pada kesesuaian badan dan diperkuat oleh gerak bahu dan kepala
yang sangat manis. Pada hakikatnya mempergunakan irama “gendang pencak Sunda” yang sangat
menghidupkan bagi setiap gerak dan sikap maupun transisi, lebih lanjut diperkuat dengan “Tanjidor”.
e. Ngrema, adalah tarian khas Jawa Timur yang merupakan tari tunggal, dimana gerakannya banyak
mengunakan tekukan dengan pola gerak lingkar. Kerincing pada pergelangan kaki adalah khas
dengan gerak dan bunyi yang cukup menyimpang dari tempo dasar menarinya.

STANDAR KOMPETENSI :
6. Mengekspresikan diri berkaitan dengan karya seni tari

KOMPETENSI DASAR :
6.1 Mengidentifikasi gagasan untuk disusun ke dalam tari kreasi dalam bentuk tari tunggal atau
berpasangan/kelompok

INDIKATOR :
 Gagasan tari dijelaskan berdasarkan konsep garapan dengan sikap rasa ingin tahu , jujur dan
kreatif
 Gagasan dieksplorasi ke dalam bentuk kreasi tari tunggal, berpasangan atau kelompok
dengan kreatif, kerja sama dan kerja keras
 Kreasi tari tunggal, berpasangan atau kelompok ditampilkan dengan penghayatan dengan kreatif,
kerja sama dan kerja keras

Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :

I. Gerak Dasar Tari

Elemen penting dalam tari adalah gerak, yaitu gerak-gerak yang memiliki nilai ritmis tertentu dan erat
hubungannya dengan tempo dan dinamika gerak. Gerak yang ada dalam kegiatan dan kehidupan kita
sangat banyak macamnya, antara lain :
1. Gerak sehari-hari (gerak wantah)
Yaitu gerak yang biasa kita lakukan dalam kehidupan sehari – hari berupa gerak spontan, gerak –
gerak meknis (gerak yang muncul akibat kebiasaan) maupun gerak – gerak khusus yang timbul
karena suatu pengalaman yang sifatnya khas dan baru.
2. Gerak berstruktur (gerak tari)
Yaitu gerak – gerak yang memiliki pola tertentu sehingga dapat ditiru dan dipelajari, gerak ini dibagi
menjadi beberapa jenis, yaitu :
a. Gerak maknawi, yaitu gerak – gerak tari yang besumber dari kehidupan sehari-hari, yang kemudian
diperkaya (stilisasi) atau diromnak / disederhanakan (distorsi).
b. Gerak murni, yaitu gerak – gerak tari yang disengaja diciptakan untuk keperluan tari dengan maksud
menampilkan kesan keindahan atau artistiknya.
3. Gerak koreograf (koreografi)
Adalah bentuk penampilan keseluruhan dari awal hingga akhir. Ritme dan organisasi geraknya
memiliki konsep yang berhubungan dengan unsure luar gerak sebagai pendukung tarian, baik yang
bersifat internal atau eksternal.

Untuk menjadikan rangkaian gerak tari, penari harus menguasai gerak dasar anggota tubuh sebagai
sarana pengekspresian tari. Gerak dasar suatu tari dari beberapa kelompok, yaitu :
1. Gerak kaki
Telapak kaki berperan penting dalam pelaksanaan sikap dan gerak kaki yang bisa menambah
keindahan sikap gerask seluruh tubuh. Dasar sikap kaki yang utama adalah sebagai berikut :
a. Sikap telapak kaki rapat kembar
b. Sikap telapak kaki rapat silang
c. Sikap telapak kaki renggang silang
d. Sikap telapak kaki rapat siku
e. Sikap telapak kaki renggang
Sikap telapak kaki yang tidak penuh dan banyak menghiasi gerak tari tradisional, di antaranya:
a. Tumit terangkat kembar (jinjit)
b. Menapak pada ujung kaki kembar
c. Tekukan kaki : pada pergelangan, lutut dan pangkal paha.

2. Gerak tangan
Merupakan cirri yang menonjol dari seni tari dunia Timur. Pada dunia Barat, gerak tari lebih
menonjolkan gerak kaki sebagai ekspresi ide tari.

3. Gerak bahu dan kepala


Gerakan ini sangat berperan pada tarian tradisi ketimuran di samping menjadi pelengkap pada gerak
yang dapat memperkuat suatu sikap atau gerak.

4. Gerak mata
Gerakan ini pelengkap dari sikap dan gerak kepala dalam mewujudkan keterpanaan pengungkapan
bersama anggota badan lain.

5. Gerak lambung
Sikap dan gerak lambung mengesankan bentuk badan membesar.

II. Desain Kelompok dalam Tari


Teknik dasar tari berkelompok, yaitu sebagai berikut :
a. Serempak (Unison)
b. Seimbang (Balance)
c. Terpecah (Broken)
d. Selang – seling (Alternate)
e. Bergantian (Canon)

III. Pola Lantai

Pola lantai (desain lantai / floor design) yaitu garis-garis imajinatif di atas lantai yang dilalui oleh
seorang atau sekelompok penari.
Pola lantai ada dua garis pokok, yaitu :
1. Garis lurus : banyak digunakan dalam tarian klasik, menampilkan kesan sederhana tetapi kuat.
Contoh : pola lantai horizontal, vertical, diagonal, T, V.
2. Garis melengkung : banyak digunakan dalam tarian rakyat dan tradisi, member kesan lembut dan
lemah.
Contoh : pola lantai lengkung, lengung ular, lingkaran, angka 8, spiral.

Kesan jurusan/garis dengan penari menghadap penonton penggung arena, misalnya :


1. Diagonal ke bawah, berkesan menyerang/mendadak.
2. Diagonaln ke atas, berkesan takut atau mendesak.
3. Vertikal ke bawah, terkesan kuat, berani dan agung.
4. Vertikal ke atas, terkesan menguatkan rasa takut.
5. Horisontal ke kanan/kekiri, kesannya tidak pasti, ragu-ragu, dan lemah.

Penguasaan tempat atau ruang tari dengan bermacam-macam tipe panggung dinamakan ruang
gerak.

STANDAR KOMPETENSI :
6. Mengekspresikan diri berkaitan dengan karya seni tari

KOMPETENSI DASAR :
6.2 Mendiskusikan tari kreasi yang berbentuk tari tunggal atau berpasangan/kelompok

INDIKATOR :
 Gagasan didiskusikan berdasarkan konsep garapan dengan sikap rasa ingin tahu, jujur dan
kreatif
 Bentuk tari kreasi ditampilkan berdasarkan unsur unsur yang mendukung garapan tari
secara kreatif, kerja sama dan kerja keras
 Penampilan tari didiskusikan berdasarkan bentuk garapannya dengankreatif, kerja sama dan
kerja keras
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :
I. Tema Dalam Tari

Berdasarkan isi atau kandungan yang usung dalam tarian, tari terbagi ke dalam dua kelompok, yaitu:
1. Tari dramatik adalah tari bercerita atau bertutur tentang seseuatu.
Meliputi : tari bertema, tari bercerita, dan drama tari (disebut juga sendratari, seni drama, tari).
2. Tari nondramatik adalah tari yang tidak bercerita.

Seluruh tari dramatik dibangun oleh tema yang diungkapkan senimannya melalui medium ciptaan.
Beberapa tema dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1. Tema baik – buruk
2. Tema kegembiraan – kesedihan
3. Tema persahabatan – permusuhan
4. Tema perdamaian – peperangan
5. Tema pengabdian – pengkhianatan
6. Tema optimisme – pesimisme
7. Tema keluhuran budi – kekerdilan jiwa
8. Tema percintaan / cinta kasih – kebencian

II. Langkah-Langkah Penyusunan Tari

Berkreasi adalah proses menciptakan sesuatu yang tidak ada menjadi ada. Proses penciptaan tarian
adalah proses kreasi. Adapun langkah-langkah penyusunan tari adalah sebagai berikut :
1. Menentukan tujuan
2. Memilih tema
3. Mengembangkan tema menjadi gerak maknawi
4. Menyusun pola lantai dan desain kelompok
5. Menentukan iringan music dan perlengkapan pentas
Tarian tradisional atau kedaerahan akan lebih berhasil apabila diiringi dengan music hidup,
tetapi banyak tarian modern (tarian barat) akan lebih baik jika diiringi oleh music rekaman.
Perlengkapan pentas meliputi kostum, property, pentas dan penataan lampu.

STANDAR KOMPETENSI :
7. Mengapresiasi karya seni teater

KOMPETENSI DASAR :
7.1 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap unsur estetis pertunjukan teater
INDIKATOR :
 Estetika pertunjukan teater dijelaskan sesuai dengan unsur-unsur pembentuk seni teater
secara disiplin, kreatif, tanggung jawab dan jujur
 Unsur-unsur teater dipadukan secara estetis dan dicobakan dalam pertunjukan teater kelas
secara kreatif, kerja sama, toleransi dan komunikatif
 Sikap apresiatif ditunjukkan dengan menyaksikan contoh pertunjukan teater secara tertib dan
memberikan tanggapan setelah pertunjukan selesai dengan jujur, toleransi, menghargai prestasi
dan komunikatif

Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :
I. Defini Seni Teater

Teater ada yang mengartikan :


1. Sebagai gedung pertunjukan
2. Sebagai panggung (stage)
3. Secara etimologi (asal kata) adalah gedung pertunjukan (auditorium)
4. Secara arti luas adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang dipertujukkan di depan orang
banyak, misalnya : wayang orang, ludruk, lenong, ketprak dan tarling.
5. Secara arti sempit adalah kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan dalam pentas,
disaksikan oleh orang banyak, dengan media gerak, percakapan dan laku denganatau tanpa dekor
(layer) didasarkan pada naskah yang tertulis (hasil seni sastra) dengan atau tanpa musik.

Perbedaan Drama Dengan Teater


Teater dan drama memiliki arti yang sama, tapi berbeda ungkapannya. Teater berasal dari kata
Yunani Kuno theatron yang secara harfiah berarti gedung/tempat pertunjukan. Dengan demikian
maka kata teater selalu mengandung arti pertunjukan/tontonan
Drama juga dari kata Yunani draomai yang berarti berbuat, berlaku atau berakting. Drama cenderung
memiliki pengerian ke seni sastra. Di dalam seni sastra, drama setaraf dengan jenis puisi dan
prosa/esai. Drama juga berarti suatu kejadian atau peristiwa tentang manusia. Apalagi peristiwa atau
cerita tentang manusia kemudian diangkat ke suatu pentas sebagai suatu bentuk pertunjukan maka
menjadi suatu peristiwa teater.
Kesimpulannya, teater tercipta karena adanya drama.

Hubungan Seni Teater dngan Cabang Seni Lainnya


1. Seni Rupa

Seni rupa banyak dilibatkan dalam kegiatan tata rupa seperti tat pentas, dekorasi, tata rias, tata
busana, tata lampu, poster, spanduk, tiket, booket, leftlet dan undangan. Seni rupa lebih
menekankan pada segala sesuatu yang bersifat visual.
2. Seni Musik
Seni music banyak dilibatkan dalam kegiatan tata music, tata suara, tata bnyi, tat lagu dan lain-lain.
Keterlibatan seni music dalam seni teater berfungsi sebagai berikut :
a. Untuk menciptakan suasana (ilustrasi) pada adegan-adegan tertentu, seperti suasana sedih,
menegangkan dan romantic. Ilustrasi music ini banyak ditemukan pada teater modern.

b. Untuk memberikan penekanan pada adegang-adegan tertentu (aksentuasi).

Musik aksentuasi banyak ditemukan pada pementasan teater tradisional yang bernuasa komikal.
c. Musik sebagai pengungkap adegan.

d. Seni music lebih menekankan pada segala sesuau yang bersifat audio.

3. Seni Tari

Seni tari dilibatkan dalam kegiatan tata gerak, tari, pencak silat, pantomime dan lain-lain. Seni ini
lebih menekankan pada gerak-gerak tubuh.
4. Seni Sastra

Pementasan teater pada dasarnya merupakan perwujudan dari naskah drama yang merupakan hasil
karya sastra seperti penulisan sastra drama, gaya bahasa, pengucapan dialog dan lain-lain. Seni
sastra lebih menekankan pada segala sesuatu yang bersifar cerita atau lakon.

II. Unsur – Unsur Pembentuk Seni Teater

Unsur – unsur pembentuk seni teater terdiri dari :


1. Unsur Pokok (elemen dasar)
a. Naskah / Cerita
Adalah suatu cerita tertulis untuk dipentaskan di panggung, TV, layar lebar atau radio. Dengan
pengertian lain naskah merupakan karangan yang berbentuk dialog untuk dimainkan di hadapan
penonton atau karangan tentang rangkaian kejadian yang menarik dari kehidupan untuk diceritakan
atau dipertunjukkan di hadapan penonton. Naskah dapat saja berbentuk prosa dan puisi.
b. Sutradara
Adalah orang yang mengkoordinasikan segala unsure teater dengan kecakapan serta daya khayal
yang intelek sehingga mencapai suatu pertunjukan yang berhasil.
c. Pemain
Adalah unsure yang dapat mengekspresikan keseluruhan gagasan-gagasan yang muncul dan dapat
mewujudkan menjadi suatu bentuk pertunjukan teater.
d. Penonton
Adalah saksi dari hasil akhir seluruh kerabat kerja, yang mengapresiasi dan menilai karya seni yang
baru selesai dipentaskan. Suatu karya seni akan menjadi sia-sia jika tidak memiliki penikmat karya
tersebut, karena dari merekalah akan mendapat masukan untuk meningkatkan mutu hasil karyanya.

2. Unsur Pendukung (elemen artistik)


a. Tata panggung
Adalah tempat diselenggarakannya pertunjukan merupakan tempat pemain dan penonton bertemu
baik secara langsung (panggung dan arena) atau tak langsung (layar televise dan bioskop).
b. Tata rias
Adalah cara mendandani pemain dalam memerankan tokoh tertentu agar lebih meyakinkan.
c. Tata busana
Adalah pengaturan pakaian pemain agar mendukung keadaan yang dikehendaki sesuai dengan
tempat adegan, karakter peran, waktu atau zaman cerita.
d. Tata cahaya
Adalah pengaturan cahaya di panging atau saat pengambilan adegan dalam pembuatan film.
e. Tata suara dan music ilustrasi
Adalh pengaturan pengeras suara, music pengiring dan suara-suara alam agar lebih mendukung
adegan.

Unsur Estetis Teater dikelompokkan menjadi :


a. Unsure Intrinsik
Unsur Intrinsik teater adalah unsure yang menbangun teater dari dalam teater itu sendiri, yang terdiri
atas :
1. Tema
2. Tokoh
3. Dialog
4. Latar
b. Unsur Ekstrinsik
Merupakan unsure yang membangun teater dari luar struktur teater,misalnya:
1. Kondisi soal budaya
2. Cara berpikir pengarang naskah

Jika kita membaca naskah drama, kita akan menemukan unsur - unsur berikut :
a. Prolog
Adalah bagian awal naskah yang berisi tentang perkenalan naskah,merupakan Pendapat pengarang
terhadap permasalahn yang akan di pentaskan
b. Dialog
Adalah bagian yang terjadi ciri khas naskah drama dan teater merupakan bagian teks yang akan
diucapkan oleh pemain teater dalam bentuk ucapan-ucapan dialog dalam naskah di tandai dengan
pencantuman nama tokoh serta dialog yang diucapkannya.
c. Petunjuk pementasan
Adalah petunjuk-petunjuk kasus yang melukiskan suasan,cara pengucupan,situasi,dan
sebagainya,yang berbentuk teks dalam tanda kurung.Bagian naskah ini nantinya tidak diucapkan oleh
pemain,tetapi merupakan hal penting tentang bagai mana harus bersikap dalam bagian tersebut.
d. Epilog
Adalah bagian akhir naskah yang berisi tentang ke simpulan,biasanyadi sertai pesan Terhadap
penonton/pembaca.
Adanya proses pementasan yang rumit membuat teater menjadi kompleks. Apa yang tersaji
diatas pementasan adalah hasil kerja dari seluruh anggota tim baik yang bersentuhan langsung
dengan naskah maupun yang tidak bersentuhan langsung.
a. Unsur yang tidak bersentuhan langsung dengan naskah
Unsur-unsur ini tidak secara langsung berkaitan dengan pemaknaan naskah dan pementasannya,
tetapi sangat mendukung pementasan.
Yang termasuk unsure ini adalah:
1) Pimpinan Produksi
2) Sekretaris Produksi
3) Keuangan Produksi/ Bendahara
4) Utusan Dokumentasi
5) Utusan Publikasi
b. Unsur yang bersentuhan langsung dengan naskah
Adalah mereka yang semua tugasnya harus dilakukan berdasarkan pemahaman terhadap naskah
yang akan dipentaskan. Unsur – unsur tersebut adalah :
1) Sutradara
2) Art director / Pimpinan Artistik
3) Stage Manager
4) Property Master
5) Penata Cahaya
6) Penata Kostum
7) Penata Setting
8) Perias / Make Uper
9) Penata Musik

STANDAR KOMPETENSI :
7. Mengapresiasi karya seni teater

KOMPETENSI DASAR :
7.2 Menunjukkan sikap apresiatif terhadap pesan moral (kearifan lokal) pertunjukan teater

INDIKATOR :
 Pesan moral dalam pertunjukan teater dijelaskan berdasarkan cerita/lakon yang disajikan
dengan sikap cinta, tanah air, peduli lingkungan, jujur, komunikatif dan disiplin
 Pesan moral dituliskan secara implisit ke dalam cerita sederhana dan dipraktekkan di depan kelas
dalam bentuk pentas teater sederhanasecara jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif dan
peduli social
Pesan moral dalam teater diapresiasi dan dikaitkan dalam kehidupan sehari-hari atau pengalaman
pribadi secara lisan dengan sikap jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan
peduli lingkungan

Materi Pembelajaran :
 Analisis lakon teater:
1. Tema
2. Plot/Alur
3. Penokohan
4. Latar/setting
5. Sinopsis
6. Pesan Moral
 Mengarang cerita
 Role playing (bermain peran)
 Pertunjukan teater

Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :
Unsur intrinsik Dalam Teater

1. Tema
Adalah persoalan pokok atau focus yang ada di sekitarnya sebuah cerita dibangun sebagai suatu
kesatuan. Tema dapat berasal dari beberapa hal antara lain :
a. Plot/struktur drmatik
b. Suasana atau mood
c. Tokoh
d. Ide
2. Plot / alur
Adalah rangkaian kisah atai cerita yang berurutan dalam drama yangSALING berhubungan dengan
menggunakan hokum sebab akibat. Keindahan alur cerita dapat dilihat dari tiga unsure, yaitu :
a. Ketegangan (suspanse), dapat menimbulkan rasa penasaran dan ingin tahu penonton.
b. Dadakan (surprise), unsure cerita yang mengagetkan penonton karena dugaannya tidak tepat.
c. Ironi dramatic (dramtic irony), unsure artistic alur cerita yang terakhir yang menutup cerita.

Alur drama tersusun atas bagian-bagian tersebut :


a. Eksposisi
Merupakan bagian perkenalan yang menjelaskan segala sesuatu di dalam naskah,sehinga Pembaca
(Penonton) mengenali ‘dunia’ serta situasi para tokoh maupun setng di dalam naskah tersebut.
b. Komplikasi
Pada bagian ini,situasi dan permasalahan dalam kehidupan para tokoh mulai meruncing
c. Klimaks
Pada bagian ini,masalah yang di alami tokoh mencapai puncaknya.terjadi puncak ketenangan dalam
diri tokoh.
d. Resolusi
Merupakan bagian akhir yang berupa penyelesaian masalah.
3. Penokohan dan perwatakan
Penokohan berhubungan dengan nama pelaku, jenis kelamin, usia, bentuk fisik dan lain-lain.
Perwatakan berhubungan dengan sifat pelaku, seperti pemarah, penyabar, keras, lemah lembut dan
lain-lain.
Klasifikasi tokoh berdasarkan peranannya dalam cerita, yaitu :
a. Tokoh Protagonis, tokoh yang mendukung jalannya cerita.
b. Tokoh Antagonis, tokoh yang menentang cerita, biasanya memerankan watak jahat.
c. Tokoh Tritagonis, tokoh pembantu protagonis maupun antagonis.
Klasifikasi tokoh berdasarkan fungsiny dalam cerita, yaitu :
a. Tokoh Sentral
Yaitu tokoh yang paling menentukan gerak lakon, mereka yang mejadi biang keladi lakon, yakni
tokoh protagonist dan anatagonis.
b. Tokoh Utama
Yaitu tokoh penentang atau pendukung tokoh sentral atau perantara tokoh sentral. Dalam hal ini
yang berperan tokoh tritagonis.
c. Tokoh Pembantu
Yaitu tokoh yang meemgang peran pelengkap, tambahan. Tidak semua lakon membutuhkan tokoh
pembantu.
4. Latar / setting
Adalah keadaan tempat dan suasana terjadinya peristiwa dalam cerita tersebut. Setting meliputi tiga
dimensi yaitu : tempat, ruang dan tempat.
Setting tempat berhubungan dengan lokasi dimana cerita itu berlangsung dan berkaitan erat dengan
tata busana dan tata music.
Setting ruang berhubungan dengan ruang dalam, teras, pendopo atau alam terbuka dan berkaitan
erat dengan tata dekorasi.
Setting waktu berhubungan dengan kapan cerita tersebut terjadi.

Pesan Moral dalam Pertunjukan Teater


Pesan moral dalam teater adalah hal-hal yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca atau
penonton tentang ahklak dan budi pekerti manusia. Menurut Natawidjaja nilai dibagi menjadi tiga,
yaitu : nilai material, nilai moral dan nilai spiritual.

1. Nilai material
Adalah nilai yang berhubungan dengan segala sesuatu yang disandarkan kepada factor kebendaan,
artinya sebuah benda yang dilihat dari tinggi rendahnya daya tarik materi benda tersebut.

2. Nilai moral
Adalah nilai yang berhubungan dengan tinggi rendahnya akhlak manusia.

3. Nilai spiritual
Adalah besar kecilnya daya pendorong kepemilikan dari suatu benda.
Contoh:
a. Pertunjukan “Barong” : Pertentangan antara Barong sebagai lambing kebajikan dengan Rangda
sebagai lambing kejahatan. Dalam pertunjukan tersebut Rangda tidak bisa dibunuh, artinya kejahatan
akan selalu ada dan sulit untuk dihilangkan. Nilai moral yang dapat diambil dari pertunjukan tersebut
adalah kita harus selalu memerangi kejahatan, walaupun sulit dihilangkan.
b. Pertunjukan “Mamanda” (dari Kalimantan Selatan) : Menggambarkan pertentangan anatara penguasa
yang kurang bijaksana melawan warga masyarakat yang baik. Nilai moral yang dapat diambil dari
pertunjukan tersebut adalah penguasa yang tidak bijaksana akan selalu ditentang oleh warganya,
maka sebagai penguasa hendaknya bersikap bijaksana.
c. Pertunjukan “Romeo dan Juliet” : pesan moral yang ingin disampaikan adalah keteguhan hati, prinsip,
kemauan kuat terutama percintaan, orang lain tidak berhak menghentikan, percintaan tidak
memandang latar belakang, status social seseorang, kesombongan akan mengakibatkan kerugian
yakni kerugian diri sendiri maupun orang lain, perlu adanya dialog dalam menyelesaikan konflik,
bunuh diri bukan satu-satunya cara menyelesaikan masalah, justru akan menimbulkan masalah baru
yaitu kriminalitas dan mendapat siksa di akherat.

Langkah – langkah Penyusunan Naskah Drama

Adalah :
1. Menentukan tema
2. Kontemplasi
3. Bertanya jawab dengan orang lain
4. Menyusun garis besar jalan cerita

STANDAR KOMPETENSI :
8. Mengekspresikan diri berkaitan dengan seni teater

KOMPETENSI DASAR :
8.1 Merancang persiapan pergelaran teater

INDIKATOR :
 Unsur-unsur pergelaran teater dijelaskan sesuai bidang dan fungsinya secara jujur, kreatif, kerja
sama dan komunikatif
 Pergelaran teater dirancang berdasar kerja dan fungsi bidang dalam manajemen pergelaran
(produksi) teater dengan sikap jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan
peduli lingkungan
 Rancangan pergelaran teater dilaksanakan dengan mematuhi prinsip kerja bidang dalam manajemen
pergelaran (produksi) teater dengan jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan
peduli lingkungan

Materi Pembelajaran :
 Manajemen Pergelaran (Produksi) Teater
1. Bidang Produksi
2. Bidang Artistik
 Perancangan produksi/pergelaran Teater
1. Bidang Produksi
2. Bidang Artistik
 Praktek manajemen pergelaran (produksi) teater
Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :
Persiapan Pementasan Teater
1. Merencanakan Pementasan

Hal – hal yang perlu dipersiapkan adalah :


a. Memilih naskah drama

b. Mimilih sutradara

c. Memilih pembantu sutradara

d. Mempelajari naskah

e. Menyusun buku kerja

f. Memilih para pelaku

2. Pengelolaan Pementasan

a. Staf produksi

1) Produser : mengurus produksi secara keseluruhan, memilih karyawan, menentukan anggaran,


program kerja dan memilih naskah.

2) Sutradara : memilih pelaku dan mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan tugas teater drama.

3) Stage Manager : membantu sutradara dalam mengkoordinasikan pelaksanaan tugas teater drama.

4) Desainer : menyiapkan aspek-aspek visual.

5) Petugas : mengatur pentas, dekorasi, tata lamu, tata busana dan music.

6) Pembisik : pembantu pelaku yang mungkin lupa dialog/lupa bertindak

b. Tata artistic

1) Dekorasi : dekoraso tidakBOLEH berlebihan karena dapat menutup unsure pokoknya.

2) Tata lampu : terdiri dari lampu kaki pentas, lampu pentas atas, lampu luar pentas, spot light dan
papan skakel.

3) Tata suara

4) Tata music / baskground

5) Tata rias : seorang penata rias harus memahami peran dan watak yang akan dibawakan
pelaku.

6) Tata busana : sangat diperlukan untuk mendukung watak pelaku dan mendukung setting pelaku.
STANDAR KOMPETENSI :
8. Mengekspresikan diri berkaitan dengan seni teater

KOMPETENSI DASAR :
8.2 Menerapkan prinsip kerja sama dalam berteater

INDIKATOR :
 Prinsip kerjasama dijelaskan sesuai dengan keterkaitan peran dan fungsi antar unsur pokok teater
dalam pertunjukan dengan sikapjujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan
peduli lingkungan
 Prinsip kerjasama antar unsur teater dilaksanakan dalam pelatihan teater secara jujur, kreatif,
kerja sama, komunikatif, peduli social dan peduli lingkungan
 Prinsip kerjasama antar unsur teater diaplikasikan dengan sungguh-sungguh dalam pergelaran
teater di sekolah dengan jujur, kreatif, kerja sama, komunikatif, peduli social dan peduli
lingkungan

Materi Pembelajaran :
 Prinsip kerjasama dalam berteater
 Peran dan fungsi unsur-unsur pembentuk teater
 Pelatihan Teater
 Pergelaran Teater

Alokasi Waktu :
4 x 40 Menit

Materi :
Prinsip Kerja Sama Dalam Berteater
Berikut ini merupakan garis besar urutan kerja seta bentuk kerja sama dalam berteater :

a. Penulis naskah menciptakan konsep pertama yang dinyatakan dalam bentuk teks naskah.

b. Sutradara menganalisis teks dan menyelesaikan dengan tradisi-tradisi teater yang sudah ada, lalu
membentuknya menjadi sebuah konsep produksi dan dibagikan kepada setiap seniman yang ikut
ambil bagian.

c. Sutradara menyampaikan konsep produksi kepada pemain dan terutama kepada penata
panggung.

d. Penata penggung bekerja sama dengan penata lighting, kostum dan make-up.
Pergelaran Teater
Tahapan – tahapan dalam suatu pergelaran teater adalah sebagai berikut :

1. Gladi kotor
Adalah latihan secara keseluruhan, tetapi bukan secara rinci dan urut. PEnghitungan waktu bermain
juga belum dilakukan secara cermat. Tujuan gladi kotor untuk memantapkan latihan sebelum
memasuki gladi bersih.

2. Gladi bersih
Adalah latihan keseluruhan yan dilakukan secara lengkap dan urut, adegan demi adegan dari awl
hingga akhir serta penghitungan waktu dilakukan secara cermat. Semua dilakukan seperti
pementasan yang sebenarnya.
Penataan artistik sangat perlu direncanakan dengan sebaik-baiknya agar tidak mengganggu jalannya
pementasan. Penataan artistic pentas meliputi penataan dekorasi, lamou dan cahaya.

3. Pergelaran teater
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pementasan yaitu menyusun acara pementasan, menata
ruangan dan menyajikan dengan teknik yang sesuai.

Peran dan Fungsi Unsur-unsur Pembentuk Teater


Teater adalah salah satu bentuk kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan tubuhnya
sebagai unsure utama untuk menyatakan dirinya yang diwujudkan dalam suau karya seni suara, seni
bunyi dan seni rupa yang dijalin dalam cerita pergulatan kehidupan manusia.
Dari rumusan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa unsure-unsur teater menurut urutannya adalah
sebagai berikut :
1. Tubuh manusia sebagai unsure utama (pemeran/pelaku/pemain)

2. Gerak sebagai unsure penunjang

3. Suara sebagai unsure penunjang (kata/untuk acuan pemeran)

4. Bunyi sebagai unsure penunjang (bunyi benda, efek dan music)

5. Rupa sebagai unsure penunjang (cahaya, rias dan kostum)

6. Lakon sebagai unsure penjalin (cerita, noncerita, fiksi dan narasi)

Hal-hal yang harus dilakukan untuk mengolah tubuh agar dapat berperan dalam teater adalah
sebagai berikut :

a. Relaksasi
b. Ekspresi

c. Gesture
Adalah impuls (rangsanga), perasaan atau reaksi yang menimbulkan energy dari dalam diri yang
selanjutnya keluar, mencapai dunia luar dalam bentuk yang bermacam-macam ; ketatapan tubuh,
gerak, postur dan infleksi (perubahan nada suara, bisa mungkin keluar dalam bentuk kata-kata atau
bunyi).

d. Gestikulasi
Adalah bahasa tubuh sebagai media komunikasi antar manusia ang menggunakan isyarat tubuh,
postur, posisi dan perangkat indranya. Dalam media ini kita akan memahami bahas universal tubuh
manusia dalam aksi mauun reaksi di keidsupan sehari-hari.

e. Olah mimik
f. Olah tubuh
A. Meragakan Gerak Tari dengan Hitungan
Meragakan gerak tari dapat dilakukan secara individu, berpasangan, maupun
kelompok. Ada juga gerak tari individu dan berpasangan dilakukan secara
berkelompok. Meragakan tari secara berberpasangan atau berkelompok
memerlukan kerjasama dan tanggung jawab sehingga gerak dapat dilakukan
sesuai dengan hitungan atau iringan.

Gerak tari dengan hitungan adalah berbagai gerak tari yang disesuaikan dengan
irama berupa hitungan. Hitungan ini biasanya menggunakan bilangan yaitu satu,
dua tiga, empat dan seterusnya. Pada masing-masing bilangan tersebut
gerakaannya berbeda-beda. Hitungan juga dapat berupa petunjuk arah seperti
kanan, kiri, depan, belakang, atau maju mundur. Pada saat melakukan gerak
dapat menggunakan properti disesuaikan dengan kebutuhan dalam melakukan
gerak.

Setiap ragam gerak dapat dikembangkan menjadi suatu tarian, seperti pada
gambar di atas.
 Pada gerakan nomor 1 dapat dikembangkan dikemungkinan berbagai macam
gerak menjadi gerak tari Saman atau Indang.
 Pada ragam gerak nomor 2 dapat dikembangkan menjadi gerak tari kipas,
burung, kupu-kupu, pakarena dan semua jenis tari yang menggunakan properti
kipas.
 Pada ragam gerak nomor 3 dengan menggunakan properti rebana dapat
dikembangkan menjadi tari rebana.
 Ragam gerak tari nomor 4 menggunakan selendang dapat dikembangkan
menjadi tari kupu-kupu, atau semua jenis gerak tari yang menggunakan
selendang.
 Ragam gerak tari nomor 5 dikembangkan dari ragam gerak Joged. Joged
merupakan ragam gerak yang berkembang pada tari Melayu. Berdasarkan
latihan gerak tari dengan menggunakan hitungan ini dapat dikembangkan
menjadi tarian Melayu seperti tari Payung.

B. Meragakan Gerak Tari dengan Iringan


Musik iringan tari dibedakan menjadi musik iringan tari internal dan musik
iringan tari eksternal. Musik internal adalah musik atau bunyi-bunyian yang
berasal dari anggota tubuh, yaitu tepukan tangan atau tepukan ke anggota tubuh,
jentikan jari, hentakan kaki ke tanah, dan sebagainya. Musik eksternal adalah
bunyi-bunyian atau suara yang berasal dari alat musik atau instrumen, yaitu
gamelan.

Iringan pada tari dapat berupa lagu daerah. Iringan tari berfungsi untuk
menciptakan harmoni antara gerak dengan musik sehingga tercipta tarian yang
indah. Untuk dapat melakukan gerakan tari berdasarkan iringan harus,
perhatikan irama dan tempo lagu serta lirik lagu untuk menentukan gerakan
tarian. Setelah mengetahui irama dan tempo iringan, buat gerakan sesuaikan
dengan iringan.

C. Meragakan Gerak Tari dengan Tata Pentas


Tata pentas bisa disebut juga latar belakang tempat memainkan tarian. Tata
pentas adalah semua latar belakang dan benda-benda yang ada dipanggung guna
menunjang pertunjukan tari.

1. Bentuk Pentas
Suatu pertunjukan apapun bentuknya selalu memerlukan tempat atau ruangan
guna menyelenggarakan pertunjukan itu sendiri. Pemangungan dipergunakan
untuk menyebutkan suatu pertujukan yang dipagelarkan dan diangkat ke atas
pentas guna dipertontonkan.Bentuk pemanggungan atau bentuk pentas, ada
bermacam-macam: proscenium, tapal kuda, pendapa, bentuk pentas terbuka,
dan arena. Meragakan tari di panggung tertutup atau sering disebut dengan
panggung procenium. Pertunjukan tari pada panggung jenis ini biasa terdapat di
gedung-gedung pertunjukan yang representatif. Taman Budaya di setiap provinsi
biasanya memiliki jenis panggung ini.

Tari yang diragakan di panggung terbuka seperti di candi Prambanan dan


Borobudur, biasanya dilakukan dengan kolosal. Artinya melibatkan hampir
ratusan penari. Hal ini dilakukan karena panggung yang digunakan berukuran
besar.

2. Tata Rias dan Busana


Tata Rias dan Tata Busana dua serangkai yang tidak dapat dipisahkan untuk
penyajian suatu garapan tari. Tata rias dan busana pada pertunjukan tari
berfungsi sebagai unsur pendukung. Setiap jenis tari memiliki karakteritik tata
rias dan busana sebagai visualisasi makna dan simbol tari yang dibawakan.

Tata rias merupakan aspek dekorasi, mempunyai berbagai macam kekhususan


yang masing-masing memiliki keistimewaan dan ciri tersendiri. Rias tokoh,
diperlukan untuk memberikan penjelasan pada tokoh yang diperankan. Misalnya
memerankan tokoh Rama, Rahwana, Shinta, Trijata, Srikandi, Sembadra, tokoh
seorang anak sholeh, tokoh anak nakal. Rias watak, merupakan rias yang
difungsikan sebagai penjelas watak yang diperankan pemain. Misalnya
memerankan watak putri luruh (lembut), putri branyak (lincah), putra alus, putra
gagah.

Busana (pakaian) tari merupakan segala sandang dan perlengkapan yang


dikenakan penari di atas panggung. Umumnya busana digunakan untuk
menunjang agar penari lebih menjiwai peran yang dibawakan dalam tarian
tersebut, Busana memiliki arti baik dari segi warna misalnya warna merah
melambangkan tokoh pemberani dan sebagainya. Selain itu busana juga memiliki
nilai keindahan sehingga menunjang penampilan penari.

Anda mungkin juga menyukai