Anda di halaman 1dari 66

BAB 1

1. Belajar Menjadi Pendamping Wisata Untuk Perjalanan Wisata

Pemandu Wisata/Pendamping Wisata sangat memegang peranan penting dalam kegiatan tour maupun
transfer wisatawan yang menjadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang mempekerjakannya,
bahkan daerah atau negara tempat bekerja. Sebagai seorang pemandu wisata yang profesional harus
memenuhi persyaratan agar dapat mengemban amanat yang demikian berat baik bersifat fisik maupun
psikis sehingga dapat meningkat pelayanan kepariwisataan di suatu daerah.

Pemandu wisata atau tour guide adalah seorang perantara antara wisatawan dengan pihak tour and
travel. Peran penting dari seorang pemandu wisata adalah menjadi representasi dari perusahaan travel
itu sendiri.
Tugas dari seorang pemandu wisata adalah bertanggung jawab pada perjalanan wisata dan membawa
suasana yang menyenangkan. Menjadi seorang tour guide adalah pekerjaan yang harus memiliki
integritas, karena baik buruknya perjalanan yang dinilai wisatawan, akan juga bergantung pada
performa pemandu wisata tersebut.
2. Pemandu Wisata Dari Berbagai Aspek

Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah guide daripada pemandu wisata


maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan “orang bule, turis” (wisatawan). Setiap orang yang
menemani wisatawan makan di restoran, mengantar wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton
pertunjukan, belanja di souvenir shop, dan lain-lain selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah,
pertama-tama perlu kita pahami apa dan siapa sebenarnya pramuwisata itu.
Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan
bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut,
antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata
lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu.
Penting pula untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang menemani wisatawan itu disebut sebagai
pramuwisata, karena masih ada profesi lain yang kegiatannya berhubungan dengan wisatawan, antara
lain sebagai berikut :
Penterjemah (Interpreter)
Penerjemah adalah seseorang yang bertugas menerjemahkan bahasa tertentu ke dalam bahasa yang
dikehendaki oleh wisatawan. Ia hanya menyampaikan apa yang disampaikan oleh orang lain atau
menjelaskan percakapan dalam suatu bahasa tertentu
Penerima Tamu (Hostess)
Penerima tamu adalah seseorang yang bertugas menjemput tamu di bandara, pelabuhan laut, stasiun
atau terminal serta hotel atau memberikan ucapan selamat jalan kepada tamu yang akan kembali ke
tempat asal atau melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kegiatannya, antara lain memberi ucapan
selamat datang dengan mengalungkan rangkaian bunga, membantu tamu pada saat pemeriksaan
keimigrasian dan bea cukai, menghubungkan atau memperkenalkan tamu dengan orang-orang tertentu.
Pengawal atau Pendamping (Escortist)
Pengawal adalah seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan dalam berbagai aktivitas, seperti
tur, belanja, pertemuan, termasuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi. Ruang lingkup kegiatan
Escortist lebih luas dibandingkan dengan pramuwisata atau profesi sejenis lainnya.
Pemandu lokal kemungkinan akan menjadi sosok yang akan butuhkan seseorang saat hendak
berlibur ke suatu tempat. Tour guide adalah sebuah pekerjaan yang bisa dilakukan siapa saja.
Anda juga bisa melakukannya.
3.Penggolongan Pramuwisata
Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang sebagai berikut:
Beradasarkan ruang lingkup kegiatannya.
1. Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput
wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke hotel atau
sebaliknya atau mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya
2. Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata yang kegiatannya
memandu wisatawan dalam suatu tour
3. Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu
wisatawan pada suatu objek atau transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata
agro, river rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain
4. Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan
baik transfer maupun tour
5. Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai
Pramuwisata. Ia bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang
dikehendaki sekaligus memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang
pramuwisata pengemudi ikut turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek
tersebut jika tidak ada local guide. Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat
berbelanja atau makan. Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni
sebagai pengemudi dan pramuwisata.
Berdasarkan Status
1. Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pagawai tetap
perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang
diterima dari wisatawan
2. Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah pramuwisata yang
bekerja pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan tertentu dan dibayar untuk tiap
pekerjaan yang dilakukan, serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu
dan bebas melakukan kegiatannya sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan
perjalanan lain yang membutuhkannya
3. Member of Guide Association: Member of guide association adalah pramuwisata yang
berstatus sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya
sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut
4. Government Officials: Government officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas
untuk memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas ,objek, gedung, atau
suatu wilayah tertentu
5. Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas
memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek perusahaan.

Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu


1. Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata yang khusus
memandu wisatawan individu
2. Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
rombongan
3. Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata yang memandu
wisatawan nusantara/ domestik
4. Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang memandu
wisatawan mancanegara

Pariwisata di Indonesia berkembang dengan pesat. Hal ini merupakan suatu bukti keberhasilan
pembangunan yang di lakukan pemerintah dan juga merupakan suatu pertanda bahwa
pendapatan masyarakat juga semakin meningkat, sehingga banyak antara wisatawan
menggunakan waktu luangnya melakukan perjalanan wisata, di dalam maupun ke luar negeri.
Meningkatnya orang-orang melakukan perjalanan wisata itu menuntut pula peningkatan peranan
tour guide, biro perjalanan dan agen perjalanan. Dengan kata lain diperlukan peningkatan
pelayanan pengatur perjalanan wisata yang lebih baik dan semuanya ini akhirnya sangat
tergantung pada sumber daya manusia yang profesional yang mengelolanya (Oka A Yuti,
2008 :1) Jenis pramuwisata yang sesuai dengan bidang keahlian adalah Expert Guide. Untuk
menyasar bidang keahlian tersebut yang dalam penelitian ini kami sebut sebagai Teman Trip.
Jenis wisata yang di jalankan oleh Expert Guide / Teman Trip memiliki ciri : (1) Membutuhkan
lisensi, (2) Membutuhkan pengetahuan dalam keahlian tersebut, (3) Membutuhkan skill khusus.
Pasar Expert Guide / Teman Trip di Indonesia dapat di lihat dari kebutuhan akan jumlah wisata
yang ada di Indonesia. Menurut Mentri Pariwisata Arief Yahya (Republika, 2016) pasar Tour
Guide yang ada di Indonesia sebesar 15 ribu dengan kondisi 10 ribu sudah tersertifikasi dan 5
ribu belum tersertifikasi, kebutuhan ini dinilai masih kurang dengan peningkatan industri
pariwisata sebesar 13,91% dari tahun lalu dan membutuhkan sebanyak 4,8 ribu Tour Guide baru
per tahun untuk pariwisata nasional. Kemenpar juga akan meningkatkan kualitas Tour Guide
dengan cara sertifikasi. Berdasarkan observasi, berikut adalah penyedia jasa wisata yang
membutuhkan Tour Guide di Indonesia :
A. Penyedia Jasa Tour Guide Penyedia jasa Tour Guide untuk wisata dibedakan berdasarkan dua
kelompok, antara lain Staff Guide (Biro Perjalanan) dan Expert Guide (Perorangan), kedua
penyedia jasa Tour Guide ini memiliki karateristik yang berbeda dalam memberikan jasanya
untuk wisatawan. Karateristik penyedia jasa Tour Guide yang Staff Guide (Biro perjalanan)
memiliki program serta konten wisata yang sudah dirancang oleh Biro Perjalanan tersebut dan
menjadikan Guide sebagai pelaksana dari program wisata tersebut. Sementara Experte Guide
(Perorangan) merancang sendiri program dan konten wisata untuk di nikmati oleh wisatawan dan
juga menjadi pelaksana dari program yang mereka rancang.
B. Contoh Bidang Wisata Expert Guide di Indonesia Berikut adalah contoh bidang wisata di
Indonesia yang membutuhkan Expert Guide / Teman Trip :  Diving / Menyelam  Surfing /
Selancar  Hiking / Naik gunung  Culinary / Kuliner  Hunting / Berburu  Photography /
Fotografi  Culture / kebudayaan
Berdasarkan observasi di lapangan untuk penyedia jasa Tour Guide perorangan / Expert Guide
masih mengalami beberapa kendala untuk menjalankan program wisata secara berkelanjutan. ada
yang terbentur waktu, sumber daya manusia, Sertifikasi, dan keterbatasan media untuk
melakukan promosi dari konten yang akan mereka jual. Dari kedua penyedia jasa Tour Guide
tersebut, untuk memilih Expert Guide (perorangan), dikarenakan oleh beberapa faktor : - Karena
Expert Guide mempunyai keahlian tersendiri dalam menciptakan konten liburan, sehingga
diharapkan bisa menciptakan konten liburan yang unik dan menarik. - Karena Expert Guide
memiliki potensi dalam mengembangkan pariwisata Indonesia. - Kebutuhan traveler akan
kepastian dari Expert Guide dalam melakukan perjalanan wisata. - Belum ada layanan yang
memberikan one- stop-solution untuk Expert Guide. - Potensi untuk menciptakan lapangan
pekerjaan baru di industri pariwisata.
2.1.3 Target Segment akan menyasar segmen pasar Expert Guide di kota besar Indonesia untuk
memberikan jasa Tour Guide dengan konten berbeda dalam menikmati pariwisata Indonesia
yang merupakan penyedia konten liburan bagi segmen wisatawan nusantara dan asing.
Wisatawan nusantara dan asing tersebut juga merupakan followers dari Expert Guide di dalam
aktifitas sosial media pribadinya. secara geografis saat ini akan fokus menyasar ke wilayah
Jabodetabek. Alasan menyasar ke segmen tersebut karena dua aspek yaitu kebutuhan jasa Expert
Guide yang masih kurang dalam membantu promosi pariwisata Indonesia, dan mengoptimalkan
penyerapan Expert Guide yang belum terwadahi untuk dapat menjalankan konten trip secara
teroganisir dan berkelanjutan.
2.1.4 Market Size & Market Potential Pengukuran market size di peroleh dari data Himpunan
Pramuwisata Indonesia dengan menggabungkan data pada tahun 2012-2016. Variabel yang
diukur adalah jumlah Tour Guide yang tersedia di pasar dan jumlah wisatawan nusantara dan
asing setiap tahunnya. Tour guide diukur dengan menambahkan jumlah Guide dengan jumlah
kebutuhan guide tiap tahunnya. Jumlah wisatawan diukur dengan menambahkan jumlah
wisatawan yang datang tiap tahunnya dan kebutuhan wisatawan menggunakan jasa Tour guide.
2.1.4.1 Total Tour Guide Market Berikut adalah hasil pengukurannya : - Tour Guide di Indonesia
(Himpunan Pramuwisata Indonesia, 2015): 15,000 orang o Kebutuhan Tour guide setiap
tahunnya : 4,800 orang o Tour guide yang sudah bersertifikat : 10,000 orang o Tour guide yang
belum bersertifikat : 5,000 orang - Jumlah Wisatawan yang datang tiap tahunnya
(Kemnpar,2016) : o Wisatawan Nusantara : 757,526 orang o Wisatawan Mancanegara : 852,462
orang o Peningkatan jumlah wisatawan mengalami peningkatan dari tahun 2015-2016 sebesar
13,91%.
2.1.4.2 Total Available Market
Total Available Market adalah Tour Guide yang sesuai dengan segmen Expert Guide di kota
besar Indoenesia. Expert Guide diukur berdasarkan keahlian dan sertifikasi yang sesuai dengan
standarisasi dari pemerintah. berdasarkan observasi kami pasar yang tersedia untuk jasa Tour
Guide sebesar 15 ribu dan kebutuhan Expert Guide sebesar 5 ribu orang per tahunnya dan akan
terus bertambah seiring berkembangnya pariwisata di Indonesia (HPI, 2015) Total Available
Market  15 Ribu jasa Tour Guide  5 Ribu jasa Expert Guide 2.1.5 Consumer Behavior Perilaku
konsumen merupakan proses ketika individu atau kelompok tertentu memilih, membeli atau
mengatur produk, jasa atau ide untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat. Seiring dengan
berjalannya waktu, perilaku konsumen kerap berubah (Solomon,2015). Di kutip dari
kompas.com (2014) konsumen Indonesia mulai menyukai belanja online seiring dengan
meningkatnya penetrasi Internet dan smartphone di Indonesia. Mereka senang membaca ulasan
dan mencari informasi mengenai produk dan jasa yang dibutuhkan. Menurut survei (Nielsen
Global Survey of E-commerce Q1 2014), urusan travelling menempati posisi teratas dalam
aktivitas belanja online orang Indonesia. Sekitar setengah dari konsumen Indonesia berencana
untuk membeli secara online tiket pesawat (55%) serta melakukan pemesanan hotel dan biro
perjalanan (46%) dalam enam bulan ke depan. Perangkat yang paling sering digunakan untuk
berbelanja online adalah smartphone. Menurut laporan itu, Indonesia berada dalam urutan teratas
secara global dalam hal penggunaan smartphone untuk belanja online bersama dengan Filipina,
Vietnam, dan Thailand.
Berikut adalah peer/substitute untuk mencari informasi atau referensi mengenai pariwisata yang
ada di Indonesia:
1. Word of Mouth Biasanya calon traveler mencari informasi mengenai destinasi wisata dengan
bertanya kepada keluarga atau teman disekitarnya. Cara ini merupakan cara yang mudah dan
praktis, Word of Mouth (WOM) bisa memberikan input yang berharga karena Word of Mouth
(WOM)merupakan opini jujur dan apa adanya dari sudut pandang konsumen. Hingga saat ini
Word of Mouth dianggap tidak membuang waktu dan minim biayanya.
2. Blog Blog adalah sebuah catatan pribadi yang dimuat dalam posting dan disimpan dalam
sebuah halaman web online dan biasanya bersifat terbuka bagi siapa saja yang mengunjungi dan
membaca isi dari blog tersebut. Blog merupakan salah satu cara bagi calon traveler untuk
mencari dan bertanya mengenai destinasi-destinasi wisata karena pada umumnya didalam blog
para calon traveler dapat melakukan diskusi dan tanya jawab. Namun tampilan dari blog
dianggap terlalu biasa sehingga calon customer merasa kurang menarik, terpercaya dan aman
karena saat ini banyak blog yang bersifat fiktif atau palsu dalam memberikan informasi.
3. Tour & Travel Saat ini kota-kota besar di Indonesia sudah sangat banyak terdapat tour and
travel, penggunaan tour and travel memang memudahkan karena mereka mengatur, menyediakan
pelayanan bagi perseorangan atau kelompok untuk melakukan perjalanan berwisata dengan
pilihan harga dan destinasi yang bervariasi, namun traveler bisa saja terjebak dalam perjalanan
tidak meninggalkan kesan apapun. Kendala-kendala yang sering dialami oleh traveler yang
menggunakan tour and travelmerasa harga lebih mahal, terpaku waktu, membosankan dan tidak
sesuai keinginan.
4. Travel Fair Travel fair adalah suatu upaya untuk mempertemukan produsen dan pembeli,
dimana pada acara tersebut banyak terdapat promosi yang menguntungkan, namun kendala yang
sering dijumpai pada travel fairseperti lamanya waktu untuk menunggu waktu travel fair yang
tidak menentu, harga tidak semurah yang dituliskan, konsep yang ditawarkan generik.

BAB 2.
Secara umum, terdapat beberapa cara yang bisa ditempuh untuk menjadi seorang pemandu
wisata amatir maupun profesional. Bukan hanya untuk menambah pundi-pundi uang, tetapi
menjadi pemandu wisata akan memberikan pengalaman berharga bagi Anda.
Bangun Personal Branding yang Bagus
Personal branding adalah sebuah ‘harga’ yang ‘menjual’ diri Anda. Bersikap ramah, mudah
berkomunikasi, tidak terkesan menggurui, menjadi sebuah sifat yang sebaiknya dimiliki oleh
seorang tur guide. Baik sebagai pemandu wisata lokal maupun internasional, kemampuan dalam
membangun kesan diri Anda menjadi poin penting yang akan dicermati oleh calon customer.
Personal branding yang positif akan membuat Anda bisa kembali dipercaya pada sesi
berikutnya. Customer yang merasa cocok dengan seorang tur guide tertentu, biasanya akan
meminta jasanya kembali di lain kesempatan. Dengan membentuk sebuah personal branding
yang baik, tentu akan membuat Anda semakin diakui sebagai salah satu guide lokal yang
profesional.
Memberikan Penawaran Jasa secara Online
Agar ranah pekerjaan Anda segera bisa dilihat oleh calon klien, gunakan sosial media dan
berbagai layanan online untuk menawarkan jasa Anda. Anda bisa menambahkan portofolio dan
hal-hal terkait untuk membentuk image sebagai pemandu lokal yang kompeten. Dengan cara
ini, Anda akan menjangkau klien dengan lebih luas.
Memperluas Wawasan dari Tempat Wisata Lokal
Seorang pemandu wisata lokal harus memperluas wawasannya dengan tempat wisata lokal.
Sisihkan waktu Anda untuk benar-benar mendalami setiap sisi dan lokasi wisata di tempat Anda
tinggal saat ini.  
Umumnya, ada beberapa customer yang ingin mengunjungi lokasi tertentu, misal pantai, tempat
wisata populer, museum, temat kesenian, dan sejenisnya. Tentu saja hal ini tidak akan mudah
bila Anda tidak memahami seluk beluk lokasi wisata lokal. Pemandu wisata amatir sekalipun,
sebaiknya mengerti hal ini agar lebih bisa diandalkan.
Memperhatikan Penampilan Terbaik Anda
Meski bukan satu-satunya cara untuk menaikkan personal branding, penampilan seorang
pemandu lokal menjadi sesuatu yang harus diperhatikan. Penampilan fisik Anda yang rapi dan
sopan tentu akan menimbulkan kesan baik dibandingkan tampilan yang acakadut. Seorang
pemandu wisata adalah sosok yang memperkenalkan ikon wilayah. Oleh karena itu, kesan dari
diri Anda menjadi sangat penting.
Wajah sebuah wilayah bisa termanifestasi dari tingkah dan perilaku Anda sebagai tur guide.
Mempersilahkan para klien menilai kota yang didatanginya dengan cara Anda memperlakukan
mereka memang bukan sepadan. Akan tetapi, secara de facto, keberadaan Anda sebagai seorang
pemandu menjadi hal yang bisa menjadi pertimbangan tersendiri.
Bergabung dengan Agen Perjalanan Wisata
Langkah paling cepat untuk bisa menjadi pemandu lokal yakni bekerja sama dengan agen
perjalanan. Ikutilah tes masuk jika memang diperlukan. Bergabung dengan agen wisata atau
hotel tertentu yang membutuhkan jasa Anda akan mempercepat proses menjadi seorang
pemandu wisata. Sembari menunggu sejumlah panggilan, Anda bisa memanfaatkannya untuk
lebih dekat dengan beberapa lokasi yang mungkin belum dikunjungi.
Keuntungan lain yang bisa Anda dapatkan sebagai pemandu wisata lokal yakni bisa
mendapatkan penghasilan yang pasti selama proses pendampingan terus berlangsung. Biasanya,
agen perjalanan wisata akan membubuhkan biaya secara menyeluruh kepada klien dengan
berbagai promo. Membiarkan para agen wisata mencoba jasa Anda dengan tarif yang terjangkau
tentu akan menguntungkan kedua belah pihak.
Mengikuti Pelatihan Terkait
Kursus dan pelatihan yang berkaitan dengan pemandu lokal akan membantu menaikkan
personal branding Anda. Dengan beberapa sertifikat yang mendukung, tentu saja Anda akan
menampilkan nilai lebih dibandingkan orang lain. Dengan demikian, peluang Anda untuk dilirik
oleh agen travel atau calon klien menjadi lebih besar, bukan?
Tak tampak sebagai pemandu wisata amatir, beberapa sertifikat dan kursus yang Anda lakoni
juga akan membantu Anda secara pribadi. Misalnya seperti mengikuti seminar komunikasi atau
kursus di bidang perhotelan atau lainnya yang masih sejenis. Pelatihan ini bisa menjadi bekal
dalam menangani perkara teknis dan non teknis selama memberikan pendampingan kepada
klien.
Memahami Prosedur dan Fleksibel
Jika bergabung dengan sebuah agen perjalanan, seorang pemandu lokal harus bisa memahami
prosedur yang ada. Perkara teknis harus dihafalkan di luar kepala agar tidak menjadi kendala
selama proses mendampingi para klien untuk berwisata. Perkara non teknis mungkin saja terjadi
tanpa terencana, tetapi bila Anda sebagai pemandu bisa menanganinya tanpa halangan, tentu hal
tersebut menjadi poin plus tersendiri di mata customer.
Seorang tour guide juga harus bisa fleksibel dan tidak mengekang. Dengan begitu, para klien
tidak akan merasa diburu-buru dan lebih nyaman. Memastikan keselamatan para klien selama
perjalanan juga menjadi hal wajib yang harus Anda perhatikan.

Mengikuti Karakter dan Kemauan Klien


Sebagai seorang pemandu lokal, Anda bertugas untuk membantu para klien untuk mendapatkan
sesuatu yang dibutuhkan. Memahami karakter dan bisa berkomunikasi lancar dengan penduduk
lokal di tempat wisata Anda akan menjadi kekuatan. Terlebih untuk klien yang berasal dari luar
kota atau luar negara yang tidak memahami lokasi Anda secara mendalam.
Pengalaman Anda sebagai penduduk di suatu tempat bisa dijadikan modal untuk menjadi
gaetlokal. Sebaiknya perhatikan kebutuhan klien yang menyewa jasa Anda agar mereka tetap
nyaman. Terlebih bila Anda melakukan kegiatan satu ini secara mandiri. Pastikan bahwa para
klien bisa menikmati perjalanan tanpa perlu repot dengan itinerary yang memusingkan.
Memperhatikan Kesehatan
Menjadi pemandu lokal akan semakin terasa menyenangkan saat Anda menikmatinya. Hanya
saja, faktor kesehatan juga harus menjadi prioritas. Anda tidak perlu memaksakan diri bila
memang membutuhkan istirahat. Kesehatan Anda adalah aset. Maka harus dijaga dengan baik
bila Anda ingin berkontribusi lebih untuk kota Anda.
Anda bisa mengaturnya dengan tetap konsumsi makanan sehat dan tidur yang teratur. Menjadi
seorang tour guide tak harus membuat Anda mengabaikan diri sendiri. Customer adalah raja,
tetapi tubuh Anda adalah anugerah Tuhan yang harus tetap dijaga.
Terus Mencari Peluang untuk Berkembang    
Meski awalnya Anda adalah pemandu wisata amatir, tetapi peluang untuk terus berkembang
akan selalu ada. Anda bisa menambah kapasitas diri dengan menempuh pendidikan yang akan
membantu kinerja Anda selama mendampingi klien. Hal tersebut tentu akan membuat image
baik di mata para customer.
Gunakan berbagai kesempatan yang ada untuk terus mengevaluasi diri. Jangan terpatok pada
satu kesalahan, tetapi benahi kesalahan itu agar menjadi sebuah prestasi baru dari dalam diri
Anda. Jangan gunakan kelemahan Anda sebagai sebuah hambatan, tetapi jadikan hal itu sebagai
sebuah batu loncatan untuk lebih baik lagi.
Menjadi seorang pemandu lokal sejatinya akan memberikan sebuah kesempatan baru bagi Anda
untuk lebih banyak bersosialisasi. Memahami setiap karakter klien dan bisa menghadapinya
dengan profesional akan menjadi sebuah prestasi tersendiri bagi Anda. Tak semua orang bisa
membuat Anda senang, akan tetapi membuat semua orang merasa senang adalah tugas utama
Anda sebagai navigator mereka.
1. Pariwisata
Pariwisata adalah perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan
dari suatu tempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha atau mencari nafkah
ditempat yang dikunjungi, tapi semata-mata untuk menikmati keinginan yang beraneka ragam
Oka A. Yoeti, 2001 : 109. Menurut M. A Desky adalah perjalanan dan commit to user 7
persinggahakan yang dilakukan oleh manusia di luar tempat tinggalnya untuk berbagi maksud
dan tujuan, tapi bukan untuk tinggal menetap di tempat yang dikunjungi atau disinggahi atau
melakukan pekerjaan dengan mendapatkan upah. Berdasarkan ketentuan W A T A World
Association of Travel Agen: Perhimpunan Agen Perjalanan Sedunia Wisata itu adalah
perjalanan keliling selama lebih dari 3 hari, yang diselenggarakan suatu kantor perjalanan
Travel didalam dan yang acaranya antara lain mencakup melihat lihat diberbagai tempat atau
kota, baik didalam maupun luar negeri.

2. Pengertian Wisatawan
a. Objek dan Daya Tarik Wisata Budaya Wisata budaya dilakukan karena keinginan para
wisatawan untuk mengetahui secara lebih jelas dan dekat suatu budaya yang dimiliki suatu
daerah, berupa hasil karya manusia, misalnya candi, museum, dan adat istiadat suatu daerah.
b. Objek dan Daya Tarik Wisata Minat Khusus Kegiatan wisata yang dilakukan karena
keteratarikan terhadap jenis wisata tertentu, misalnya agrowisata, wisata olahraga, wisata tirta
dan lain sebagainya.
3. Profil Wisatawan
Profil wisatawan merupakan karakteristik spesifik dari jenis – jenis wisatawan yang
berbeda yang berhubungan erat dengan kebiasaaan commit to user 8 permintaan dan
kebutuhan mereka dalam melakukan perjalanan. Adalah penting untuk mengerti profil
wisatawan dengan tujuan untuk menyediakan kebutuhan perjalanan mereka dan untuk
menyusun program promosi yang efektif Happy Marpung, 2000 : 39. Profil wisatawan
digunakan untuk mengetahui karakteristik wisatawan baik domestik maupun
mancanegara. Bicara mengenai wisatawan akan didapatkan suatu cerita yang panjang
tentang mereka, yang meliputi : siapa, darimana, mau kemana, dengan apa, dengan
siapa, dan kenapa datang kesana. Lebih penting dari itu profil wisatawan berisi tentang
berbagai opini persepsi dan ekspektasi wisatawan, sebelum, selama, dan sesudah
melakukan kunjungan di suatu daerah tujuan wisata. Data mengenai wisatawan
domestik dapat dijadikan sebagai langkah praktis untuk mengetahui besarnya
pendapatan daerah dari sektor pariwisata. Sehubungan dengan hal itu profil wisatawan
mancanegara juga dapat dijadikan langkah strategis untuk menghitung penerimaan
devisa nasional dari sektor pariwisata, perhitungan Neraca Pambayaran travel balance
dalam kerangka perhitungan Neraca Pembayaran balance of payment, serta
penyusunan Neraca Satelit Pariwisata Nasioal Nesparnas guna pengukuran besaran
dampak ekonomi pariwisata secara nasional. Dengan adanya profil wisatawan akan
mengarah pada keseimbangan antara subjek pariwisata dengan objek pariwisata.
Keseimbangan tersebut akan mendorong berbaurnya kemajemukan kehidupan sosial
dengan kekayaan budaya lokal yang akhirnya menempatkan sebuah objek wisata
sebagai wilayah dengan budaya yang commit to user 9 dinamis. Dinamika tersebut
akan meningkatkan kualitas kehidupan dan kesejahteraan masyarakat dan menjadikan
objek wisata tersebut sebagai aset dan sebagai salah satu tujuan wisata yang diminati
oleh wisatawan. Dalam sebuah blog Ir. Ina Herlina Koswara, M.Sc. Pusat Penelitian
Kepariwisataan, Institut Teknologi Bandung menyebutkan bahwa untuk keperluan
statistik, wisatawan didefinisikan sebagai orang yang melakukan perjalanan lebih dari
24 jam ke tempat di luar tempat tinggalnya untuk waktu kurang dari 12 bulan berturut-
turut, untuk maksud selain mencari nafkah tetap. Jika perjalanan yang dilakukan kurang
dari 24 jam, maka pelaku perjalanan tersebut disebut ekskursionis. Gambaran
mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanan trip
descriptor dan karakteristik wisatawannya tourist descriptor. Lebih lanjut mengenai hal
tersebut dijelaskan sebagai berikut : a. Karakteristik Perjalanan Trip Descriptor
Gambaran wisatawan dengan membagi wisatawan ke dalam kelompok – kelompok
berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum jenis perjalanan
dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi, mengunjungi temankeluarga VFR = visiting
friends and relatives, perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Sebagai
tambahan jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya.
Lebih jenis-jenis perjalanan ini juga dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan,
jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis akomodai atau
commit to user 10 transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian
perjalanan, besar pengeluaran dan lain-lain. b. Karakteristik Wisatawan Tourist
Descriptor Gambaran wisatawan dengan memfokuskan pada wisatawannya, biasanya
digambarkan dengan “Who wants, why, when, where and how much?”. Untuk
menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik salah satunya
karakteristik Sosio- demografis. Karakteristik sosio-demografis mencoba menjawab pe
rtanyaan “who wants what”. Pembagian berdasarkan karakteristik ini paling sering
dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya. Yang termasuk dalam
karakteristik sosio- demograsi diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status
perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial, ukuran keluarga dan jumlah
anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut. Karakteristik
sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Misalnya
tingkat pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatanya, serta usia
dengan status perkawinan dan ukuran keluarga. Pembagian wisatawan berdasarkan
karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata mereka.
Jenis kelamin maupun kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata
yang dilakukan . commit to user 11 Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga
akan berpengaruh pada waktu luang yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada
“kemampuan”nya berwisata. Selain karakteristik sosio-demografis, karakteristik lain
yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik
geografis, psikografis dan tingkah laku behavior. Karakteristik geografis membagi
wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi desa-
kota, propinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula
dikelompokkan berdasarkan ukuran size kota tempat tinggal kota kecil, menengah,
besar atau metropolitan, kepadatan penduduk di kota tersebut dan lain-lain. Sementara
itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok
berdasarkan kelas sosial, life-style dan karakteristik personal. Wisatawan dalam
kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil psikografis yang sangat
berbeda. Beragamanya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan
beragamnya keinginan dan kebutuhan mereka akan suatu produk wisata.
Pengelompokkan – pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai
alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran
kelompok tersebut, pola pengeluaran setiap kelompok, “kesetiaannya” terhadap suatu
produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap commit to user 12 perubahan
harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk
wisata. Lebih lanjut, pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam
merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu,
termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar tersebut.
BAB 3
1. Peranan Pramuwisata
Pramuwisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka
mewujudkan harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan bagaikan seorang
bocah kecil di tengah hiruk pikuknya pasar. Ia tidak tahu harus melangkah kemana, ia
membutuhkan bimbingan untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Adalah tugas
Pramuwisata untuk menemani, mengarahkan, membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-
tengah ketidaktahuannya itu. Wajarlah jika wisatawan mempercayakan aktivitasnya kepada
Pramuwisata, karena ia yang lebih tahu dan berpengalaman. Maka jadilah Pramuwisata itu
sebagai teman perjalan bagi wisatawan. Sebagai teman yang baik maka akan sangat ironi jika
seorang pramuwisata memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk mengail keuntungan untuk
diri sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang yang dibeli wisatawan, memaksa untuk
memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.
Dalam skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau setidaknya duta daerah tempat
ia melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan oleh pramuwisata dianggap oleh wisatawan
sebagai cerminan karakter masyarakat setempat, demikian pula apa yang disampaikan oleh
pramuwisata akan dipercaya oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat
hingga kembali ke tempat asal. Mengingat hal tersebut, maka seorang pramuwisata hendaknya
dapat memberikan informasi dengan benar dan baik menyangkut negara, kota, maupun suatu
desa, objek wisata, budaya, dan lain sebagainya.

2. Persyaratan Pramuwisata
Pramuwisata adalah seseorang yang memegang peranan penting dalam kegiatan tur maupun
transfer. Ia menjadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang mempekerjakannya, bahkan
daerah atau negara tempat ia bekerja. Untuk itulah, ia harus memenuhi persyaratan tertentu agar
dapat mengemban amanat yang demikian berat secara profesional. Persyaratan tersebut
menyangkut hal-hal yang bersifat fisik maupun psikis
1. Syarat fisik/Penampilan Pramuwisata: Pakaian dalam pengertian ini mengandung
makna yang luas, tidak sekedar baju, celana, rok, sendal, dan sebagainya akan tetapi
keseluruhan yang tampak dari luar diri seseorang itu. Secara manusiawi kesan seseorang
terhadap orang lain pertama-tama biasanya dipengaruhi oleh penampilan orang yang
dihadapi tersebut. Sebagai petugas yang pertama kali berhubungan dengan wisatawan
saat penyelenggaraan tur, maka pramuwisata harus dapat berpenampilan secara
maksimal, karena apa yang ditampilkan pertama kali itu akan berdampak terhadap kesan
wisatawan selanjutnya
2. Syarat Psikis/Kepribadian Pramuwisata: Secara teori yang dimaksud dengan
kepribadian adalah integritas psiko-fisik sebagai resultan dari hereditas, lingkungan dan
kematangan yang bersifat unik dan dinamis serta berbeda satu dengan yang lainnya.
Jelasnya, kepribadian lahir karena perpaduan tiga faktor, yakni keturunan, lingkungan
atau pergaulan, dan waktu atau kematangan. Ketiga unsur ini saling berkaitan dalam
membentuk satu wujud kepribadian. Karena sifatnya yang spesifik, maka setiap orang
memiliki kepribadiannya masing-masing.
Menurut ilmu jiwa, kepribadian seseorang dapat berkembang karena dua hal, yaitu bakat dan
didikan. Kepribadian karena faktor bakat sulit untuk diubah atau diciptakan, akan tetapi
kepribadian itu dapat pula dikembangkan melalui proses pendidikan. Agar dapat
mengembangkan kepribadian yang menarik maka seseorang pramuwisata hendaknya
menampilkan sifat-sifat: ( penuh perhatian, ketajaman daya ingatan, pandai bergaul, periang,
jujur dan dapat dipercaya, penuh inisiatif, humoris, suka menolong, empati, pemimpin yang
baik)

3. Kode Etik Pramuwisata


Kode etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I
Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor 07/MUNAS.I/X/1988, meliputi
hal-hal sebagai berikut:
1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara
bangsa, dan kebudayaan
2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar,
rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan
parfum yang berlebihan)
3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian
Indonesia
4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada
wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi
5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal usul wisatawan serta mengupayakan
untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang
berlaku dan ikut melestarikan objek
6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang
mengundang perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras dan sistem
politik sosial negara asal wisatawan
7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal
yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan
mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam
kesempatan berikutnya
8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi dan
unsur-unsur pariwisata lainnya
9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan
untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan
10. Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin
berkunjung kembali

4. Hubungan Pramuwisata dengan Perusahaan dan Organisasi Terkait


Pramuwisata dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah tur atau transfer sebab ia adalah
seseorang yang harus dapat memompa dan menghidupkan suasana sehingga wisatawan benar-
benar dapat memperolah pengalaman menarik sebagimana diharapkan. Oleh karenanya
Pramuwisata harus memahami organ atau komponen lain yang dapat membentuk pengalaman-
pengalamanitu. Untuk itulah penting baginya menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan
serta organisasi terkait dengan tujuan, antara lain sebagai berikut
1. Mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang kompeten
2. Mengetahui perkembangan terkini atas informasi yang disampaikan
3. Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan dan organisasi terkait
Hubungan yang baik tersebut pada akhirnya akan bermuara pada efektifitas dan efisiensi rencana
pemanduan yang dibuat serta tercapainya pemanduan yang berkualiatas. Adapun perusahaan dan
organisasi yang erat kaitannya dengan kegiatan Pramuwisata antara lain adalah: (perusahaan
perjalanan, Himpunan Pramuwisata Indonesia/HPI, Association of Indonesian Travel
Agencies/ASITA, objek dan atarksi wisata, toko cinderamata, Hotel dan Restaurant, Perusahaan
transportasi, Pemerintah).

BAB 4
1. Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Pramuwisata
Agar dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik, maka seorang pramuwisata harus
membekali dirinya dengan pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dalam
kegiatan tersebut.
Secara umum pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pramuwisata meliputi pengetahuan
tentang diri sendiri, pengetahuan tentang wisatawan dan pengetahuan tentang kegiatan yang
dilakukan.
Sumber Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh pramuwisata haruslah digali dari sumber-sumber yang benar-
benar relevan dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat benar-benar berkualitas dan
memberikan manfaata sebagaimana diharapkan, sumber informasi bagi pramuwisata antara lain
adalah: (pengalaman pribadi, penyedia fasilitas, kantor pemerintah, organisasi/asosiasi,
perpustakaan, media massa).
Pembaruan Informasi
Salah satu ciri informasi yang berkualitas adalah Up to date atau terkini yang mengandung
makna bahwa informasi tersebut merupakan kondisi yang paling akhir dari apa yang
diinformasikan. Untuk mendapatkan informasi terkini pramuwisata harus senantiasa
memperbaharuinya dengan selalu mengikuti perkembangannya melalui sarana-sarana yang
tersedia.
Beberapa informasi yang sering mengalami perubahan dan perlu mendapat perhatian utama
untuk dilakukan pembaharuan antara lain kurs mata uang, tanggal, waktu, data, statistik,
temperatur udara, kondisi politik, dan lain-lain.
Sarana yang dapat dipergunakan untuk memperbaharui informasi, antara lain sebagai berikut:
1. Mengikuti seminar, kursus singkat, pelatihan-pelatihan, talk show
2. Membaca, baik dalam bentuk buku panduan, artikel, majalah dan surat kabar, brosur,
maupun media cetak yang lain
3. Mengunjungi situs internet
4. Melibatkan diri dalam kegiatan organisasi profesi
5. Mengunjungi pameran-pameran
6. Mengunjungi dan mendengarkan informasi dari personel perusahaan perjalanan, hotel,
restoran, transportasi, objek dan atraksi wisata maupun juga wisatawan
2. Teknik Berbicara:
Berbicara bagi seorang pramuwisata adalah suatu seni penyampaian informasi yang dapat
menjadi daya tarik tersendiri bagi yang mendengarkannya. Dilihat dari cara penyampaiannya
maka bahasa yang digunakan dalam berbicara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bahasa Lisan: Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarananya. Informasi
disampaikan melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga merupakan seni, yang
menarik dan dapat membangkitkan minat wisatawan untuk menikmati informasi yang disampaikan.
Unsur-unsur yang harus dikuasai agar dapat berbicara dengan bahasa lisan secara baik adalah: (kosa
kata, tata bahasa dan teknik suara)
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain:
1. Berbicara pada waktu yang tepat
2. Tunjukan kesan ramah selama berbicara
3. Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut dijadikan
sebagai materi pemanduan
4. Bersikap dengan baik selama berbicara
5. Padukan bahasa lisan dengan bahasa tubuh secara harmonis
2. Bahasa Tubuh: Menurut keterangan para ahli bahwa dalam ketrampilan berkomunikasi apa
yang kita katakan pentingnya hanyalah 7%, bagaimana kita mengatakan 38% dan bahasa tubuh
pentingnya adalah 55% (Peter Thomson,1997:57). Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya
pendengar lebih percaya terhadap apa yang mereka lihat dari pada apa yang mereka dengar, dan
bahasa tubuh adalah kenyataan yang mereka lihat pada saat informasi diterima. Unsur-unsur
bahasa tubuh meliputi : (penampilan, gerakan tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata)

BAB 5
PARIWISATA DAN WISATAWAN
Pengertian Pariwisata Internasional
Pariwisata berdasarkan beberapa konsep-konsep pseperti Robert Christie Mill dan Alastair M. Morrison (1984: xvii)
dalam buku The Tourism System: An Introductory Text, mengatakan : “ From an image viewpoint is presently thought
of in ambigious terms. No definitions of tourism are very universally accepted. There is a link between tourism, travel,
recreation, and leisure, yet the link fuzzy. If tourism involves travel, yet not all travel is tourism.
All tourism involves recreations, yet not all recreation is tourism. All tourism occurs during leisure time, but not all
leisure time is given to tourist pursuit. The definition of tourism as an industry with clearly defined limits would aid both
those within and outside of tourism in getting a clear picture of what tourism is all about. With a clear image would
come better understanding “.
Yang mana jika kita ambil secara garis besar dan intinya dari buku The Tourism System: An Introductory Text belum
ada suatu batasan yang bias diterima secara umum, Ada hubungan yang erat antara pariwisata (tourism), perjalanan
(travel), rekreasi (recreation), waktu senggang (leisure) dan jika dikaitkan satu sama lain maka kita dapat
menyimpulkan dari pendapat diatas bahwa jika diartikan sebagai perjalanan, tidak semua perjalanan disebut
pariwisata, Semua perjalanan wisata termasuk rekreasi begitu juga dengan waktu senggang yang digunakan
pariwisata terkait dengan semua itu namun tidak semua rekreasi dan waktu senggang adalah pariwisata, untuk
semakin membuat semua semakin jelas ada batasan ataupun kriteria yang mana perjalanan disebut pariwisata jika
memenuhi kriteria dibawah ini:
1. Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lain, perjalanan dilakukandiluar tempat kediaman dari mana
wisatawan itu tinggal.
2. Perjalanan dilakukan minimal 24 jam kecuali excursionist atau darmawisata yang kurang dari 24 jam.
3. Tujuan perjalanan semata-mata hanya untuk pleasure atau bersenang-senang tanpa mencari nafkah di destinasi
wisata yang dikunjungi.
4. Uang yang dibelanjakan wisatawan berasal dari negaranya atau uangnya sendiri dan bukan yang didapat ketika
melakukan perjalanan wisata.
Sedangkan kata internasional adalah yang melintasi atau berhubungan antabenua atau Negara, dalam kaitannya
dengan pariwisata berarti sebuaah kegiatan yang melintasi antarnegara, maka pengertian pariwisata internasional
adalah kegiatan perjalan secara antarnegara maupun benua yang bertujuan untuk bersenang-senang tanpa mencari
nafkah dan juga menggunakan dananya sendiri dan dilakukan dalam skala antarnegar maupun benua yan mana
nantinya tentunya melibatkan transportasi yan lebih modern atau masala dan berkemampuan malakukan perjalanan
jarak jauh, seperti kapal pesiar, kapal angkutan penumpang laut, pesawat terbang, dan lain-lain.
Pengertian wisatawan Mancanegara/Internasional
Kata wisatawan berasal dari bahasa Sansekerta, dari asal kata “ wisata” yang berarti perjalanan ditambah dengan
akhiran “ wan” yang berarti orang yang melakukan perjalanan wisata. Dalam bahasa Inggris, orang yang melakukan
perjalanan disebut traveller. Sedangkan orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan wisata disebut Tourist.
Definisi mengenai tourist, diantara berbagai ahli atau Badan Internasional, masih belum ada keseragaman
pengertian. Perbedaan pengertian atau batasan di sebabkan karena perbedaan latar belakang pendidikan atau
keahlian, perbedaan kepentingan dan perbedaan pandangan dari para ahli atau badan tersebut. Baik mengenai
batasan wisatawan internasional maupun wisatawan domestik.
Dibawah ini akan dikemukakan batasan dari beberapa ahli dan badan internasional di bidang pariwisata :
Konsep mengenai Wisatawan Internasional, yang dikemukakan Norval, seorang ahli ekonomi Inggris, memberi
batasa mengenai wisatawan internasional sebagai berikut : “ Every person who comes to a foreign country for a
reason than to establish his permanent residence or such permanent work and who spends in the country of his
temporary stay, the money he has earned else where”.
(Wisatawan adalah setiap orang yang mengunjungi suatu negara , dengan tujuan tidak untuk menetap atau bekerja
tetap, dan membelanjakan uangnya di tempat tersebut dengan uang yang diperolehnya di tempat lain.)
Dari definisi tersebut, Norval lebih menekankan pada aspek ekonominya, sementara aspek sosiologi kurang
mendapat perhatian. Pada tahun 1937 , Komisi Ekonomi Liga Bangsa- Bangsa ( Economis Commission of The
league of Nations), pertama kali memberikan batasan pengertian mengenai internasional tourist pada forum
international . Rumusan tersebut adalah sebagai berikut :
“ The term tourist shall , in principle, be interpreted to mean any person travelling for a period of 24-hours or more in a
country other than in which he usually resides”. ( Istilah Wisatawan pada dasarnya diartikan sebagai seseorang yang
melakukan perjalanan selama 24 jam atau lebih di negara lain, selain dimana yang bersangkutan bertempat tinggal.)
Hal pokok yang penting dari batasan Liga Bangsa – Bangsa tersebut yang perlu dicatat adalah :
¯ Perjalanan dari satu negara ke negara lain
¯ Lama perjalanan sekurang-kurangnya 24 jam
Untuk selanjutnya PBB, menyempurnakan batasan pengertian tersebut, dengan mengelompokkan orang –orang
yang dapat disebut sebagai wisatawan dan bukan wisatawan.
 Yang termasuk wisatawan adalah :
¯ Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan bersenang-senang, mengunjungi keluarga, dll.
¯ Mereka yang mengadakan perjalanan untuk keperluan pertemuan –pertemuan atau karena tugas tertentu , seperti
dalam ilmu pengetahuan, tugas negara, diplomasi, agama , olah raga dll.
¯ Mereka yang mengadakan perjalanan untuk tujuan usaha.
¯ Mereka yang melakukan kunjungan mengikuti perjalanan kapal laut, walaupun tinggal kurang dari 24 jam.
 Yang dianggap sebagai bukan wisatawan :
¯ Mereka yang berkunjung dengan tujuan untuk mencari pekerjaan atau melakukan kegiatan usaha.
¯ Mereka yang berkunjung ke suatu negara dengan tujuan utuk bertempat tinggal tetap.
¯ Penduduk di daerah tapal batas negara dan bekerja di negara yang berdekatan.
¯ Wisatawan yang hanya melewati suatu negara tanpa tinggal di negara yang dilaluinya itu.
Batasan tersebut tidak dapat diterima oleh Komisi Statistik dan Komisi Fasilitas Internasional Civil Aviation
Organization, PBB. Komisi ini membuat rumusan baru. Istilah Tourist diganti dengan Foreign Tourist, dan
memasukkan kategori Visitor di dalamnya. Dalam rumusan Komisi Statistik ini dicantumkan batas maksimal
kunjungan selama 6 bulan, sedangkan batas minimum 24 jam dikesampingkan. Selanjutnya batasan yang semula
berdasarkan kebangsaan ( nationality) , diganti dengan berdasarkan tempat tinggal sehari –hari wisatawan. ( Country
of Residence).
Menyadari ketidakseragaman pengertian tersebut Internasional Union of Official Travel Organization ( IUOTO),
sebagai badan organisasi pariwisata internasional yang memiliki anggota lebih kurang 90 negara telah mengambil
inisiatif dan memutuskan batasan yang sifatnya seragam melalui PBB pada tahun 1963 di Roma.
Visitor adalah “ Any person travelling to country other than that of his usual place of residence, for any reason other
than the exercise of a remunerated activity”. ( Setiap orang yang mengadakan perjalanan ke suatu negara lain, di
luar tempat tinggal biasanya, dengan alasan apapun, selain melakukan kegiatan untuk mendapat upah ).
Batasan tersebut mencakup dua kategori pengertian Tourist dan Excursionists.
Tourist are temporary visitors staying at least 24 hours in the country visited and whose motives for travel are :
¯ Leisure ( pleasure, holidays, health, studies, religion and sports)
¯ Business , family, mission, meetings
Wisatawan adalah pengunjung sementara, tinggal sekurag-kuragnya 24 jam di negara yang dikunjungi dan motif
perjalanannya adalah :
¯ Kesenangan, liburan, kesehatan, belajar, keagamaan dan olah raga
¯ Usaha, kunjungan keluarga, missi, pertemuan-pertemuan
Excursionists are temporary visitors staying only on one day in the country visited without staying overnight (including
cruise passenger. Excursionists adalah pengunjung sementara, tinggal satu hari di negara yang dikunjungi tanpa
menginap, termasuk penumpang kapal pesiar.
BAB III PENGERTIAN KARAKTERISTIK WISATAWAN
Pembagian Karakteristik Wisatawan
Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (trip descriptor) dan
karakteristik wisatawannya (tourist descriptor) (Seaton dan Bennet, 1996).
1. Trip Descriptor
Wisatawan dibagi ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan jenis perjalanan yang dilakukannya. Secara umum
jenis perjalanan dibedakan menjadi : perjalanan rekreasi, mengunjungi teman/keluarga (VFR = visiting friends and
relatives), perjalanan bisnis dan kelompok perjalanan lainnya (Seaton & Bennet, 1996). Smith (1995) menambahkan
jenis perjalanan untuk kesehatan dan keagamaan di luar kelompok lainnya. Lebih lanjut jenis-jenis perjalanan ini juga
dapat dibedakan lagi berdasarkan lama perjalanan, jarak yang ditempuh, waktu melakukan perjalanan tersebut, jenis
akomodasi atau transportasi yang digunakan dalam perjalanan, pengorganisasian perjalanan, besar pengeluaran
dan lain-lain.
2. Tourist Descriptor
Memfokuskan pada wisatawannya, biasanya digambarkan dengan “Who wants what, why, when, where and how
much?”. Untuk menjelaskan hal-hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Karakteristik Sosio-demografis
Karakteristik sosio-demografis mencoba menjawab pertanyaan “who wants what”. Pembagian berdasarkan
karakteristik ini paling sering dilakukan untuk kepentingan analisis pariwisata, perencanaan dan pemasaran, karena
sangat jelas definisinya dan relatif mudah pembagiannya (Kotler, 1996). Yang termasuk dalam karakteristik sosio-
demografis diantaranya adalah jenis kelamin, umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas sosial,
ukuran keluarga atau jumlah anggota keluarga dan lain-lain yang dielaborasi dari karakteristik tersebut.
Karakteristik sosio-demografis juga berkaitan satu dengan yang lain secara tidak langsung. Misalnya tingkat
pendidikan seseorang dengan pekerjaan dan tingkat pendapatannya, serta usia dengan status perkawinan dan
ukuran keluarga.
Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik sosio-demografis ini paling nyata kaitannya dengan pola berwisata
mereka. Jenis kelamin maupun kelompok umur misalnya berkaitan dengan pilihan jenis wisata yang dilakukan
(Seaton & Bennet, 1996). Jenis pekerjaan seseorang maupun tipe keluarga akan berpengaruh pada waktu luang
yang dimiliki orang tersebut, dan lebih lanjut pada kemampuannya berwisata. Selain karakteristik sosio-demografis,
karakteristik lain yang biasa digunakan dalam mengelompokkan wisatawan adalah karakteristik geografis, psikografis
dan tingkah laku (behavior) (Smith, 1995).
b. Karakteristik geografis
Karakteristik geografis membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya, biasanya dibedakan menjadi
desa-kota, propinsi, maupun negara asalnya. Pembagian ini lebih lanjut dapat pula dikelompokkan berdasarkan
ukuran (size) kota tempat tinggal (kota kecil, menengah, besar/metropolitan), kepadatan penduduk di kota tersebut
dan lain-lain.
c. Karakteristik psikografis
Sementara itu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan kelas sosial,
life-style dan karakteristik personal. Wisatawan dalam kelompok demografis yang sama mungkin memiliki profil
psikografis yang sangat berbeda.
Beragamnya karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragamnya keinginan dan kebutuhan
mereka akan suatu produk wisata. Pengelompokan-pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai
alasan setiap kelompok mengunjungi objek wisata yang berbeda, berapa besar ukuran kelompok tersebut, pola
pengeluaran setiap kelompok, “kesetiaannya” terhadap suatu produk wisata tertentu, sensitivitas mereka terhadap
perubahan harga produk wisata, serta respon kelompok terhadap berbagai bentuk iklan produk wisata. Lebih lanjut,
pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam merencanakan produk wisata yang sesuai dengan
keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar
tersebut (Ir. Ina Herliana Koswara, M.Sc.
BAB 6
Pelayanan Transfer
Transfer adalah kegiatan perpindahan wisatawan dari satu tempat ke tempat lain. Tempat-tempat
yang dimaksud dapat berupa airport, pelabuhan, terminal maupun hotel. Dilihat dari asal dan
tujuan perpindahan tersebut maka transfer dapat dibedakan menjadi:
1. Transfer in atau Arrival Transfer: Adalah kegiatan penjemputan tamu dari tempat
kedatangan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk dibawa dan melakukan check in di
suatu hotel
2. Transfer out atau Departure Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari hotel
ke tempat keberangkatan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk kembali ke tempat asal
atau melanjutkan perjalanan ketempat lain
3. Transfer Hotel: Adalah kegiatan pengantaran kepindahan tamu dari hotel yang satu ke
hotel yang lain karena sebab-sebab tertentu baik atas permintaan tamu sendiri atau
keinginan pihak hotel
4. Intercity Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari satu kota ke kota lain.
Adakalanya dalam perjalanan selama transfer tersebut diselingi dengan kegiatan tur.
Pelayanan Tour
Tour atau wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatant ersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. (Undang-
undang Nomor 9 thn 1990, tentang Kepariwisataan).
Tur yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam disebut ekskursi, sedangkan yang lebih dari
24 jam diistilahkan dengan wisata paket. Wisata paket pada dasarnya adalah rangkaian dari
beberapa eksekursi.
Rincian tugas yang harus dilakukan pramuwisata sebelum tur dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Teliti guide order, terutama tentang nama wisatawan atau rombongan, jumlah, nama hotel
dan nomor kamar, pesawat dan nomer penerbangan, perkiraan waktu keberangkatan
2. Hubungi pengemudi dan cek kesiapan kendaraan
3. Siapkan uang yang diperlukan untuk keperluan tour
4. Pastikan segala perlengkapan telah siap sebelum berangkat
5. Perkirakan waktu berangkat yang sesuai dengan EDT sehingga tidak terjadi
keterlambatan
Pelaporan
Setelah semua rangkaian kegiatan tur dilaksanakan maka pramuwisata harus melaporkan seluruh
kegiatannya kepada perusahaan perjalanan yang memberinya tugas pemanduan. Laporan ini
akan bermanfaat baik bagi pramuwisata sendiri maupun bagi perusahaan perjalanan yang
mempekerjakannya. Bagi pramuwisata laporan dapat dipakai sebagai dasar untuk menuntut hak
atas pekerjaan yang telah dilakukan serta alat evaluasi bagi pelaksanaan tugas berikutnya.
Sedangkan bagi perusahaan, laporan ini bermanfaat sebagai alat kontrol penyelenggaraan wisata
serta untuk mengindikasi hal-hal penting sebagai masukan untuk penyelenggaraan tur yang lebih
baik di masa yang akan datang. Ada dua hal yang perlu dilaporkan oleh pramuwisata yaitu
laporan kegiatan dan laporan keuangan.
BAB 7
PERMINTAAN DAN PENAWARAN PARIWISATA
Permintaan Pariwisata :
Teori Permintaan
Teori permintaan menerangkan tentang ciri hubungan antara jumlah permintaan dan harga. Berdasarkan ciri
hubungan antara permintaan dan harga dapat dibuat grafik kurva permintaan. Analisis dalam bagian ini akan
menerangkan ciri perhubungan antara permintaan dan harga dan pembentukan kurva permintaan.

Beberapa Penentu Permintaan


Sacara umum permintaan seseorang atau suatu masyarakat kepada suatu barang ditentukan oleh banyak faktor,
seperti :
• Harga barang itu sendiri.
• Harga barang lain yang berkaitan erat dengan barang tersebut.
• Pendapatan rumah tangga dan pendapatan rata-rata masyarakat.
• Corak distribusi pendapatan dalam masyarakat
• Cita rasa masyarakat.
• Jumlah penduduk.
• Ramalan mengenai keadaan di masa yang akan datang.
Kemudian ahli ekonomi membuat analisis yang lebih sederhana, dalam analisis ekonomi dianggaap bahwa
permintaan suatu barang terutama dipengarui oleh tingkat harganya.
Hukum Permintaan
Hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan : makin rendah harga suatu
barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya, makin tinggi harga suatu barang
maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut.
Pendekatan Pendekatan Dalam Permintaan Pariwisata
1. Pendekatan Verbal
Ahli Ekonomi : sejumlah barang maupun jasa yang mau dibayar oleh konsumen
pada berbagai harga selama waktu tertentu, dimana barang maupun jasa tersebut, yaitu :
• Barang mempunyai wujud nyata sedangkan jasa sifatnya abstrak
• Barang memberi peluang untuk disimpan artinya waktu produksi dan konsumsi dapat
berbeda
• Barang terkadang dapat dipindah‐pindahkan sedangkan jasa tidak dapat dipindah‐
pindahkan
• Satuan waktu menunjukkan berapa lama pengukuran permintaan tersebut berlaku
Menurut Mathieson & Wall dalam pendekatan verbal membagi jenis permintaan menjadi beberapa bentuk :
• Permintaan efektif (actual demand)
• Permintaan tertahan atau terselubung (suppressed demand)
• Tidak ada permintaan (no demand)
• Permintaan pariwisata pengganti (substitution demand) : terbatasnya penawaran di satu pihak & terjadinya
kelebihan penawaran (excess of supply) di lain pihak.
• Permintaan pariwisata yang dialihkan (redirection of demand) : perubahan permintaansecara geografis; perjalanan
wisata ke Singapura dialihkan ke Indonesia akibat
penerbangan atau kamar hotel ke maupun di Singapura sudah penuh.

Penawaran Pariwisata :
Teori Penawaran
Terdapatnya permintaan belum merupakan syarat yang cukup untuk mewujudkan transaksi dalam pasar. Maka
diperlukan penawaran juga oleh para penjual.
Penentu-Penentu Penawaran
Keinginan para penjual dalam menawarkan barangnya pada berbagai tingkat harga ditentukan oleh beberapa faktor,
yang terpenting ialah :
• Harga barang itu sendiri.
• Harga barang barang lain.
• Biaya produksi.
• Tujuan tujuan operasi perusahaan tersebut.
• Tingkat teknologi yang digunakan.
Hukum Penawaran
Hukum penawaran pada dasarnya menyatakan bahwa makin tinggi harga suatu barang, semakin banyak jumlah
barang tersebut akan ditawarkan oleh para penjual. Sebaliknya, makin rendah harga suatu barang semakin sedikit
jumlah barang tersebut yang ditawarkan.
Penawaran Pariwisata
• Sejumlah barang maupun jasa yang ditawarkan kepada wisatawan dengan harga
tertentu.
• Meliputi semua daerah tujuan yang ditawarkan kepada wisatawan, baik wisatawan
potensial maupun riil.
• Berupa daya tarik alam, hasil ciptaan manusia,barang dan jasa yang dapat mendorong orang-orang untuk
berkunjung ke suatu DTW.
Karakteristik Penawaran Pariwisata
• Tidak dapat ditimbun atau dipindah-pindahkan dan hanya dapat dikonsumsi di tempat
jasa tersebut dihasilkan.
• Sifatnya sangat kaku (rigid) artinya sangat sulit untuk mengubah sasaran
penggunaannya di luar pariwisata.
• Sangat tergantung pada persaingan dari barang-barang dan jasa-jasa lainnya,
sehingga hukum substitusi sangat kuat berlaku.
Unsur-Unsur Penawaran Pariwisata
• Benda-benda alam : iklim, pemandangan alam,hutan, flora dan fauna, dan pusat-pusat
kesehatan yang dapat menyembuhkan jenis penyakit tertentu.
• Hasil ciptaan manusia (man-made supply) : bendabenda bersejarah,kebudayaan dan
keagamaan, monumen-monumen bersejarah, museum, kesenian rakyat, acara-acara
tradisional serta rumah-rumah ibadah.
Usaha Pariwisata
• Usaha Jasa Pariwisata : penyediaan jasa perencanaan, jasa pelayanan, dan jasa
penyelenggaraan pariwisata.
• Pengusahaan ODTW : kegiatan membangun dan mengelola objek dan daya tarik
wisata besertaprasarana dan sarana yang diperlukanatau kegiatan mengelol objek dan daya tarik wisata yang telah
ada.
• Usaha Sarana Pariwisata : meliputi kegiatan pembangunan, pengelolaan dan
penyediaan fasilitas, serta pelayanan yang diperlukandalam penyelenggaraan pariwisata.
Prasarana Kepariwisataan
• Prasarana Umum (General Infrastructure) :prasarana yang menyangkut kebutuhan
umum bagi kelancaran perekonomian, seperti : air bersih, listrik, jalan raya,pelabuhan
udara, telekomunikasi, dan sebagainya.
• Kebutuhan Masyarakat Banyak (Basic Need Of Civilized Life) : prasarana yang
menyangkut kebutuhan masyarakat banyak, seperti : rumah sakit,apotik, bank, pompa bensin,dan sebagainya.
Sarana Kepariwisataan
• Sarana Pokok Kepariwisataan (Main Tourism Superstructure) : perusahaan-perusahaan yang hidupnya sangat
tergantung pada lalu lintas wisatawan.
• Sarana Pelengkap Kepariwisataan (Supplementing Tourism Superstructure) : fasilitas-fasilitas yang melengkapi
sarana pokok untuk membuat wisatawan tinggal lebih lama.
• Sarana Penunjang Kepariwisataan (Supporting Tourism Superstructure) : fasilitas
yang diperlukan wisatawan, tidak hanya melengkapi sarana pokok dan sarana pelengkap, tetapi fungsinya agar
wisatawan lebihbanyak membelanjakan uangnya.

BAB 8
jenis jenis akomodasi pariwisata
I. AKOMODASI

1.1. PENGERTIAN AKOMODASI

Akomodasi adalah suatu yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan,


misalnya tempat menginap atau tempat tinggal sementara bagi orang
yang bepergian. Dalam kepariwisataan akomodasi merupakan suatu
industri, jadi pengertian industri akomodasi adalah suatu komponen
industri pariwisata, karena akomodasi dapat berupa suatu tempat atau
kamar dimana orang-orang / pengunjung / wisatawan dapat beristirahat
/menginap / tidur, mandi, makan dan minum serta menikmati jasa
pelayanan dan hiburan yang tersedia.

Akomodasi secara umum dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :


1. Akomodasi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan
yang sebesar-besarnya.

2. Akomodasi Semi Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan
komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu).

3. Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non
komersil, yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma,
namun khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu.

II. JENIS-JENIS AKOMODASI

2.1. AKOMODASI KOMERSIL

Akomodasi komersil adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan semata-mata untuk mencari keuntungan
(profit) yang sebesar-besarnya, jenisnya antara lain :

1. Hotel, suatu bentuk akomodasi yang dikelola secara komersial, disediakan bagi setiap orang untuk memperoleh
pelayanan dan penginapan berikut makan dan minum (SK. Menteri perhubungan No. PM.10/ Pw. 301/ Phb.77).
Klasifikasi hotel menurut phisik (banyak atau sedikitnya jumlah kamar) antara lain :

a) Hotel Kecil, hotel dengan 25 kamar atau kurang.

b) Hotel Sedang, hotel yang memiliki lebih dari 25 dan kurang dari 100 kamar.

c) Hotel menengah, hotel dengan jumlah kamar lebih dari 100 dan kurang dari 300 kamar.

d) Hotel besar, adalah hotel yang memiliki lebih dari 300 kamar.

2. Motel, dalam bahasa inggris, motel, motor hotel, and motor court are designed to serve the needs of motorists and,
as a necessity, must provide facilities for car parking (private garage), car services, and easy access from the higway.

Motel pertama kali timbul di Amerika Serikat atas dasar permintaan pasar yaitu kenyataan adanya kebutuhan akan
penginapan sementara bagi orang-orang yang bepergian dengan kendaraan sendiri sebelum mereka melanjutkan
perjalanannya kembali.
3. Hostel (Youth Hostel), adalah bentuk hotel yang disediakan bagi remaja atau pelajar dengan tarif relatif lebih
murah (youth hostel di Indonesia dikenal dengan istilah pondok wisata remaja).

4. Cotagge, sejenis akomodasi yang berlokasi disekitar pantai atau danau dengan bentuk bangunannya terpisah-
pisah atau berpondok-pondok, serta dilengkapi dengan fasilitas rekreasi pantai atau laut.

5. Bungalow, sejenis akomodasi yang berbentuk rumah-rumah berlokasi di daerah pegunungan, yang disewakan
untuk keluarga/rombongan karyawan untuk seminar /lokakarya, dan sebagai tempat peristirahatan padawaktu
liburan.

6. Inn, sejenis akomodasi yang berlokasi di daerah peristirahatan menghubungkan dua buah kota, menyediakan
penginapan, makan dan minum, serta pelayanan umum lainnya, serta disewakan untuk umum bagi orang-orang
yang mengadakan perjalanan dan singgah (beristirahat) untuk sementara waktu (kurang dari 24 jam dan jarang
sampai 2 / 3 hari).

7. Guest House, sejenis akomodasi yang dimiliki oleh perusahaan, instansi pemerintah / swasta yang diperuntukan
bagi para tamu-tamunya yang menginap dan mendapatkan fasilitas makan, minum serta pelayanan lainnya yang
disediakan secara sederhana dan gratis atau ditanggung perusahaan / instansi yang mengundangnya, tetapi
bila guest house ini dimilki oleh perusahaan swasta yang dibuka untuk umum maka sifatnya sama dengan hotel yaitu
bertujuan untuk mencari keuntungan hanya pelayanannya yang secara sederhana.

8. Apartment House, sejenis akomodasi yang disewakan untuk ditempati sebagai rumah tinggal ( dalam jangka
waktu lama ) untuk 2, 3 atau 4 keluarga secara terpisah.

9. Logement (Losmen), sejenis akomodasi yang menggunakan sebagian atau keseluruhan bangunan rumah untuk
penginapan dengan atau tanpa makan dan minum bagi setiap orang yang datang untuk beristirahat sementara
waktu. ( saat ini kebanyakan losmen menjadi hotel melati ), dengan fasilitas dan tarif yang lebih rendah dari hotel
berbintang.

10. Floating Hotel, sejenis akomodasi yang berada di atas kapal-kapal pesiar yang menyediakan fasilitas kamar,
makan dan minum serta fasilitas pelayanan dan hiburan seperti hotel, namun berfungsi pula sebagai alat transportasi
laut.

11. Pension, sejenis akomodasi berupa hotel kecil yang menyediakan pelayanan penginapan, makan dan minum
tamu-tamunya dengan tarif relatif rendah.

12. Mansion House, sejenis akomodasi berbentuk rumah-rumah besar yang ditempati/disewakan kepada beberapa
keluarga atau satu keluarga besar, ataupun kelompok karyawan yang ditanggung oleh suatu perusahaan.

13. Ryokan, akomodasi khas Jepang, yang memiliki sarana dan fasilitas serta pelayanan khas sesuai dengan
kebiasaan orang-orang Jepang.

14. Marina Boatel, Nautel, sejenis akomodasi yang dibangun/berada di atas sungai, danau atau laut yang dapat
berfungsi juga sebagai penambatan/bersandarnya kapal-kapal pribadi dan kapal-kapal kecil yang melayani wisata
bahari.
15. Holiday Flatlets, sejenis akomodasi yang dilengkapi dengan peralatan rumah tangga, peralatan rekreasi, dan
peralatan olahraga yang disewakan secara mingguan / pada hari-hari libur dengan pelayanan / pemeliharaan dan
pembersihan ruangan secara minimal.

16. Lodging House, sejenis rumah yang menyediakan tempat menginap untuk satu malam saja atau untuk waktu
kurang dari 1 minggu sekali datang menginap.

17. Boarding House, yaitu suatu bangunan atau bagian dari bangunan yang menyediakan tempat menginap untuk
waktu singkat seperti lodging house, hanya ditambah dengan makan dan minum.

18. Condominium Hotel, suatu kompleks bangunan yang dimiliki oleh bebrapa orang pengusaha, atau bangunan
tersebut dapat dijual untuk beberapa pengusaha dengan perusahaan yang berbeda jenis usahanya.

2.2. AKOMODASI SEMI KOMERSIL

Akomodasi semi komersial adalah akomodasi yang dibangun dan dioperasikan bukan semata-mata untuk tujuan
komersil, tetapi juga untuk tujuan sosial (masyarakat yang kurang mampu), jenisnya antara lain :

1. Graha Wisata Remaja

2. Asrama Mahasiswa/Pelajar

3. Pondok Pesantren

4. Rumah Sakit

5. Home-Stay

6. Rooming House

7. Holiday Camp

8. Camping Ground/Camping Site

9. Wisma

10. Penginapan

2.3. AKOMODASI NON KOMERSIL

Akomodasi Non Komersil, yaitu akomodasi yang dibangun dan diopersikan semata-mata untuk tujuan non komersil,
yaitu tidak mencari keuntungan atau semata-mata untuk tujuan sosial atau bantuan secara cuma-cuma, namun
khusus untuk golongan/kalangan tertentu dan juga untuk tujuan tertentu, jenisnya antara lain :

1. Mess (yang dimiliki instansi pemerintah/departemen)


2. Guest House (dilingkungan Istana,khusus bagi tamu negar)

3. Rumah Panti Asuhan

4. Pemondokan

5. Villa (yang dimiliki secara pribadi)

III. PERSAMAAN DAN PERBEDAAN AKOMODASI KOMERSIL, AKOMODASI SEMI KOMERSIL, DAN


AKOMODASI NON KOMERSIL.

3. 1 Perbedaan

No Perbedaan Komersil Semi komersil Non komersil

1 Fasilitas Lengkap dan mewah Menengah ke bawah Standar

2 Tarif Mahal murah Tidak dipungut biaya

3 Number of Diatas 50 kamar Dibawah 50 kamar Dibawah 50 kamar


room

4 Tamu Umum Umum dengan tujuan Bagi kalangan


social tertentu

5 Tujuan Mencari keuntungan Mencari keuntungan dan Tidak mencari


untuk Social keuntungan dan
bertujuan social

3. 2 Persamaan

1. Menyediakan layanan jasa untuk penginapan

2. Memiliki struktur oraganisasi

3. Sama-sama bergerak dalam bidang industry

Bab 9
Waktu yang tersedia untuk penyelenggaraan wisata harus didistribusikan kepada semua aktivitas sesuai
kebutuhan dan ketersediaan fasilitas. Waktu yang tersedia telah ditentukan oleh pengelola paket untuk
kegiatan tour, kegiatan menuju tempat tujuan, dan sisa waktu yang masih tersedia. Penyusunan
pendistribusian waktu atau distribution of time memiliki manfaat tersendiri menurut Nuriata (2014)
yaitu, agar program yang dibuat efektif dan efisien, dapat digunakan untuk mengatur waktu sesuai
dengan yang diberikan, dapat menentukan rute perjalanan, wisatawan dapat menyesuaikan diri dengan
program yang telah disusun, atraksi wisata yang dipilih tepat, dan dapat menentukan fasilitas yang akan
digunakan selama tour atau perjalanan. 12 Menurut Fiatiano (2009) waktu dalam penyelenggaraan
wisata dikelompokkan menjadi tiga yaitu, waktu di perjalanan (on board activities) adalah waktu
perjalanan yang digunakan dari titik awal ke obyek pertama, ke antar obyek, maupun obyek terakhir ke
titik awal; waktu untuk kegiatan di obyek (tour activities) adalah waktu yang digunakan untuk kegiatan
kunjungan ke suatu obyek; dan waktu istirahat (rest) adalah waktu yang disediakan untuk istirahat,
diluar kegiatan inti, untuk mengambil gambar pemandangan (picture stop) atau melepas lelah (rest
stop), dan waktu istirahat ini dilakukan setelah kegiatan inti berlangsung. Dalam pembuatan atau
penyusunan distribution of time, berikut langkah-langkah yang harus dilakukan (Nuriata, 2014) yaitu: 1.
Tour organizer sebagai tour planner mengisi distribusi waktu sesuai dengan kebutuhan dan selanjutnya
mengikuti sesuai dengan yang telah direncanakan. 2. Memperhatikan kendala waktu, seperti lama
perjalanan dan jadwal. Untuk jadwal dapat berupa jadwal kapal berangkat dan berakhir dan dapat pula
jadwal atraksi wisata atau pertunjukan. Dapat dilihat pada tabel 2.1 mengenai alat bantu dalam
pendistribusian waktu menurut Nuriata (2014). Distribution of time check list Nama Tour : Tour di Desa
Ciburial (1) Total Peserta : 15 orang (2) Tabel 1.1 Pendistribusian Waktu atau Distribution of Time Check
List Uraian Kegiatan (3) On Board (4) Tour (5) Rest (6) Total (7) Balai Ds. Ciburial - Peternakan Lebah
Madu 08.15 - 08.20 (5 menit) - - 5 Peternakan Lebah Madu - 08.20 - 09.50 (90 menit) - 90 Peternakan
Lebah Madu - Pertanian Hidroponik 09.50 - 10.05 (15 menit) - - 15 Total 20 menit 90 menit - 110 menit
Diadaptasi dari Nuriata (2014) 13 Diatas tabel 2.1 dituliskan mengenai (1) nama tour serta (2) total
peserta yang akan mengikuti tour. Selain itu, di dalam tabel berisikan (3) deskripsi singkat atau uraian
singkat mengenai tempat atau atraksi yang akan dikunjungi, (4) waktu diperjalanan, (5) waktu kegiatan
di tempat yang dikunjungi dan (6) waktu yang digunakan untuk beristirahat, serta (7) total untuk jumlah
keseluruhan waktu yang dilakukan untuk kegiatan tour.
Dalam menyusun acara wisata, perlu untuk memperhatikan langkah-langkah sebagai berikut.
A. Pendistribusian waktu
Waktu yang tersedia untuk penyelenggaraan wisata harus didistribusikan kepada semua aktivitas sesuai kebutuhan
dan
ketersediaan fasilitas. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah dalam melakukan pendistribusian waktu dalam
kegiatan wisata,
dapat menggunakan alat bantu berupa format pendistribusian waktu (distribution of time/DOT).
B. Penyesuaian waktu dan penetapan jadwal
Jumlah akhir waktu yang telah didistribusikan dalam DOT tidak selalu sama dengan waktu yang telah ditetapkan
sehngga perlu
penyesuaian terhadap DOT yang ada. Adapun dua istilah dalam format pendistribusian waktu sebagai berikut.
1. Pendistribusian waktu sebelum penyesuaian (DOT before adjustment) adalah DOT yang disusun pertama kali
berdasarkan
perkiraan-perkiraan secara cermat.
2. Pendistribusian waktu setelah penyesuaian (DOT after adjustment) adalah revisi DOT before adjustment. Hal ini
dilakukan
setelah memperhatikan beberapa hal, terutama lama penyelenggaraan yang telah ditetapkan dan komponen yang
memungkinkan untuk direvisi adalah tour activities (kecuali catching time) dan rest.
C. Transformasikan DOT ke dalam acara wisata (tour itinerary).
Sesudah DOT direvisi dan ditetapkan jadwalnya, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menstranformasikan
DOT tersebut
ke dalam acara wisata (tour itinerary) sesuai dengan bentuk yang diinginkan.

Menurut Fiatiano (2009) waktu dalam penyelenggaraan wisata dikelompokkan menjadi tiga yaitu, waktu di perjalanan
(on board
activities) adalah waktu perjalanan yang digunakan dari titik awal ke obyek pertama, ke antar obyek, maupun obyek
terakhir ke titik awal;
waktu untuk kegiatan di obyek (tour activities) adalah waktu yang digunakan untuk kegiatan kunjungan ke suatu
obyek; dan waktu
istirahat (rest) adalah waktu yang disediakan untuk istirahat, diluar kegiatan inti, untuk mengambil gambar
pemandangan (picture stop)
atau melepas lelah (rest stop), dan waktu istirahat ini dilakukan setelah kegiatan inti berlangsung.

Distribution Of Time dan Fungsi Itinerary


 DOT = Distribution Of Time
Dalam memprakirakan jarak jalan (km) dan waktu tempuh, perlu dipikirkan kondisi jalan
raya secara fisik (rusak/halus, macet ataupun pada jam kerja yang biasanya padat
kendaraan) dimana bus yang kita gunakan harus mengurangi kecepatan.
Seringkali terjadi keterlambatan sampai di tujuan karena pengelola tour tidak
memperhitungkan kondisi jalan raya atau peraturan lalu lintas (bila ada perubahan dan
terpaksa harus berputar karena ternyata jalan tersebut sudah tidak dapat dilalui).
Keterlambatan akan sangat mengecewakan wisatawan dan menurunkan image perusahaan.
Perhatikan contoh di bawah ini.
Berapa waktu tempuh (waktu yang diperlukan) untuk route dari Denpasar menuju Uluwatu bila jaraknya 30 km dan
kecepatan bus 40 km/jam?
Waktu tempuh = jarak : kecepatan per jam
Waktu tempuh = 30 km : 40km/jam
= 30/40 × 60 menit = 45 menit
Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 30 km (dari Denpasar menuju Uluwatu)
adalah 45 menit.

 Fungsi Itinerary
Pengertian tour itinerary secara umum adalah susunan jadwal perjalanan wisata
yang sudah diatur sedemikian rupa secara sistematis untuk memberikan
kenyamanan dan kepuasan kepada wisatawan. Tour itinerary berisi urutan
perjalanan/route, penentuan waktu berdasarkan jarak dan waktu tempuh,
keterangan singkat tentang lokasi yang dikunjungi atau dilalui.
Route hanya arah dan urutan perjalanan, yang
dalam penentuannya diusahakan untuk tidak
menempuh jalan yang persis sama antara
berangkat dan kembali. Hal ini sangat penting
karena berangkat dari hotel dan kembali ke hotel
menempuh jalan yang sama, akan menimbulkan
kebosanan bagi wisatawan dan tentu mereka akan
komplain karena wawasan dan kesan yang
”dibelinya” tidak sesuai dengan uang yang dia
keluarkan.
Itinerary merupakan jabaran dari route disertai distribusi waktu (DOT=distribution
of time) dan penjelasan singkat tentang point of interest yang dilalui, sepanjang
perjalanan maupun lokasi dimana wisatawan turun dari kendaraan dan menikmati
objek wisata. Itinerary yang disusun oleh tour planner, akan digunakan sebagai
pegangan dan check list bagi seorang tour guide dengan menambahkan detail
informasi objek yang akan dipresentasikan pada pelaksanaan tour.

BAB 10
Pengertian Tour Itinerary secara umum adalah susunan jadwal perjalanan wisata
yang sudah diatur sedemikian rupa secara sistematis untuk memberikan kenyamanan
dan kepuasan kepada wisatawan. Tour Itinerary berisi urutan perjalanan / route,
penentuan waktu berdasarkan jarak dan waktu tempuh, keterangan singkat tentang
lokasi yang dikunjungi atau dilalui.

Itinerary atau rencana perjalanan dapat didefinisikan sebagai daftar kegiatan beserta
estimasi biaya yang dibutuhkan selama perjalanan wisata. Itinerary mencakup daftar
destinasi tujuan, jadwal kegiatan harian, transportasi, akomodasi, konsumsi, hingga
keperluan lainnya seperti belanja oleh-oleh. Menyusun itinerary menjadi begitu penting,
terlebih bagi pelaku usaha yang bergerak di bidang pariwsata seperti tour operator.

Pengertian tour itinerary/tour program H. Kodyat dan Ramaini dalam bukunya kamus Pariwisata
dan Perhotelan (1992) memberikan pengertian tour itinerary sebagai berikut : Tour Itinerary
adalah suatu daftar dan jadwal acara tour dengan data-data lengkap mengenai hari, tanggal,
jam, tempat-tempat (obyek) wisata, hotel tempat menginap, tempat pemberangkatan, tempat
tiba, acara-acara yang disajikan sehingga menggambarkan jadwal pelaksanaan maupun
keseluruhan acara tour dari awal sampai akhir. Menurut Nuriata (Perencanaan Perjalanan
wisata, 1992) pengertian program perjalanan wisata adalah kumpulan daftar informasi yang
berisikan tentang segala sesuatu kegiatan perjalanan. Istilah tour itinerary dan tour programme
mempunyai pengertian yang sama yaitu acara perjalanan wisata. Oleh karena itu janganlah
menjadi bingung dengan adanya kedua istilah tersebut. Tour itinerary yang disusun oleh tour
programmer harus benar-benar dapat dijadikan suatu pedoman dalam pelaksanaan kegiatan
tour bagi seorang tour conductor maupun bagi wisatawan selaku peserta tour. Untuk itu sebuah
tour itinerary yang telah disusun sebaiknya ada kaitannya dengan minat peserta tour dan
gambaran dari tour itinerary yang telah disusun sebaiknya ada kaitannya dengan minat peserta
tour dan gambaran dari tour itinerary yang menyangkut jadwal, lama waktu dikonsumsi, tujuan
perjalanan dan perlengkapan yang diperlukan untuk melakukan perjalanan tersebut.

Tour itinerary dapat diartikan dari berbagai sudut pandang : a. Tour itinerary sebagai
suatu produk yang menghasilkan suatu produk bayangan dari suatu perjalanan wisata.
Dengan adanya tour itinerary maka sudah tergambar produk perjalanan yang akan
dinikmati oleh wisatawan, misalnya Java-Bali Overland dengan kunjungan ke Borobudur,
Kraton yogyakarta, Gunung Bromo, kemudian transfer ke Pulau Bali. Selama di bali ke
Kintamani, pura Besakih, Tanah Lot dan Pantai Kuta. b. Tour itinerary sebagai suatu
perencanaan. Tour itinerary yang sudah disusun bisa dijadikan sebagai rencana
perjalanan yang akan dilaksanakan dan juga merupakan rencana kegiatan yang harus
diselesaikan oleh suatu perusahaan perjalanan. c. Tour Itinerary sebagai suatu
kumpulan data yang harus menunjukkan tindakan dan urutan langkah pekerjaan dari
suatu perjalanan.
d. Tour itinerary merupakan suatu hasil esai yang terdiri dari kumpulan kata-kata yang
disusun untuk menunjukkan langkah-langkah tindakan suatu perjalanan. Menyusun tour
itinerary sama halnya dengan menyusun suatu perencanaan. Perencanaan adalah suatu
kebijaksanaan yang diputuskan pada saat ini untuk dilaksanakan dimasa yang akan
datang. Untuk itu dalam menyusun tour itinerary harus diperhitungkan
kemungkinankemungkinan yang akan terjadi sewaktu penyelenggaraan tour tersebut.

Membuat itinerary seharusnya menjadi pengetahuan dasar yang dimiliki oleh setiap tour
operator. Namun karena banyak yang belum memahami arti penting itinerary sehingga
masih sering diabaikan. Terdapat beberapa alasan mengapa itinerary penting, terutama
bagi tour operator. Berikut adalah beberapa diantaranya.

1. Memaksimalkan Waktu – Waktu selama perjalanan wisata akan dapat dimanfaatkan


secara maksimal, karena itinerary akan membuat susunan jadwal secara lebih terperinci.
2. Mengelola Pengeluaran – Semua kebutuhan selama liburan akan lebih diperhitungkan,
mulai dari hal remeh-temeh, makan dan minum, trnsportasi, akomodasi, tiket masuk
wisata, hingga biaya tak terduga.
3. Memberikan Gambaran kepada Konsumen – Itinerary yang sudah berisi daftar destinasi
tujuan, waktu perjalanan, dan rincian kegiatan akan memberikan gambaran umum
tentang produk wisata yang dijual oleh tour operator.

Bentuk Tour Itinerary


Ada dua bentuk tour itinerary yang dapat dipakai dalam penyusunannya. Dua bentuk
tersebut adalah sebagai berikut :
a. Program Berbentuk Grafik (Graphic Itinerary) Dalam membuat tour itinerary yang
berbentuk grafik, tempat-tempat yang akan dikunjungi (point) diberi angka berurutan
berdasarkan urutan kunjungannya. Kemudian point-point tersebut duhubungkan
sehingga terbentuk suatu rangkaian perjalanan.
Contoh:

Keterangan :
1. Hotel Savoy Homann Bandung
2. Gedung Merdeka
3. Jalan Braga
4. Kediaman Pangdam Siliwangi
5. Pasar Bunga
6. Kawasan Cipaganti
7. S L B
8. Restoran Babakan Siliwangi
9. B A T A N
10. Kampus ITB
11. RS. Boromeus
12. Gedung Sate
13. Museum Geologi
14. Pasar Kosmbi

b. Program Tabulasi (Tabulated Itinerary)


Bentuk tour itinerary yang paling umum digunakan adalah bentuk Tabulasi.
Program disusun secara horizontal yang terdiri dari hari, waktu dan deskripsi
kegiatan secara singkat.
Program Bandung city tour tersebut jika disusun secara tabulasi adalah sebagai
berikut :
Name of tour : Bandung City Tour
Day Time Description
Everyday 08.00 Keberangkatan dari Savoy Homann Hotel di pagi hari.
Berkendara melalui jalan Braga melewati Gedung
Merdeka menuju jalan Wastukencana di mana terletak
Rumah Komandan Siliwangi dan Pasar Bunga.
Dan kemudian bus memasuki daerah perumahan
Cipaganti di mana kita dapat menemukan Sekolah
untuk anak-anak terbelakang. Belok kanan ke jalan
Setiabudhi dilanjutkan ke jalan Siliwangi di mana ada
restoran sunda Babakan Siliwangi. Turun ke jalan
Tamansari di sini ada dua titik penting yang menarik
BATAN dan kampus ITB. Setelah itu kami melanjutkan
perjalanan ke jalan Dago melalui rumah sakit
Boromeus, belok kiri ke jalan Diponegoro di mana
Gedung Sate dan Museum Geologi berada.
11.30 Dalam perjalanan kembali ke Hotel memutar rute
melalui pusat perbelanjaan Kosambi
Pada penyusunan program perjalanan berdasarkan permintaan tidak ada
panduan terhadap produk tour yang sudah jadi. Acara perjalanan harus di
kreasikan mengikuti ketentuan berdasarkan permintaan wisatawan. Panduan
yang pasti adalah segala informasi yang ada kaitannya dengan permintaan tadi.
Wisatawan sebagai peserta tour akan merasa puas apabila program dapat
memuat acara perjalanan sesuai dengan permintaannya.

Cara Membuat Itinerary

Membuat itinerary seharusnya bukanlah hal yang sulit, mengingat semua informasi yang
dibutuhkan sekarang dapat dengan mudah diakses melalui internet. Berikut ini disajikan
langkah-langkah cara membuat itinerary mudah yang bisa diterapkan pada produk-
produk wisata.

1. Lakukan Riset

Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mencari tahu destinasi mana saja yang akan
dikunjungi dan kegiatan apa yang ingin dilakukan. Apakah alam liar yang menantang
seperti gunung, atau perkotaan yang ramai seperti Yogyakarta. Selanjutnya gali
informasi yang mendetail destinasi tersebut diinternet dengan membaca review dari
pengunjung-pengunjung yang sebelumnya telah datang.

2. Membagi Wilyah Menjadi Beberapa Zona

Dengan melihat peta online, bagilah wilayah destinasi tujuan menjadi beberapa zona
untuk menentukan mana saja yang memungkinkan dikunjungi pada hari yang sama.
Berilah nama yang unik pada setiap zona agar terlihat lebih menarik, misalnya dengan
arah mata angin atau atraksi wisata yang akan dikunjungi.

3. Pikirkan Transportasi dan Akomodasi

Langkah berikutnya adalah menentukan transportasi untuk berangkat dan pulang dari
destinasi. Tak kalah pentingnya yaitu menentukan akomodasi. Pilihlah akomodasi yang
dekat dengan pusat keramaian atau tempat umum seperti alun-alun, terminal, bandara,
dan stasiun agar memudahkan mobilitas selama liburan.
4. Membuat Kalender

Berikutnya membuat kalender untuk menentukan kapan watu yang tepat untuk
berkunjung. Kalender dapat dibuat dengan daftar sederhana seperti daftar tugas yang
harus dikerjakan sehari-hari. Penting untuk tahu mengenai jam operasional destinasi
wisata sehingga dapat menentukan jam berapa sebaiknya datang.

5. Jangan Terlalu Ketat dengan Jadwal

Meskipun rincian perjalan telah disusun secara rapi, namun tetap boleh diubah ketika
menemukan sesuatu yang menarik untuk dilihat atau dikunjungi selama perjalanan
wisata. Namun demikian tetaplah harus realistis karena semua tempat tidak dapat
dikunjungi hanya dalam waktu liburan yang terlalu singkat.

6. Jangan Lupakan Hal-Hal Kecil

Terakhir, jangan pernah lupakan hal-hal kecil dalam menyusun dalam membuat
itinerary. Jangan lupa menyertakan jadwal penerbangan, nomor pesawat, alamat hotel,
peta, dan sebagainya. Marketplace memberikan wadah kepada setiap tour operator
untuk mempromosikan produk-produknya secara gratis. Setiap produk wisata akan
ditampilkan secara mendetail meliputi deskripsi umum, itinerary, transportasi,
akomodasi, harga, dan include & Exclude.

Pengetahuan yang menunjang penyusunan Tour


Itinerary
Seorang tour planner sebaiknya memiliki pemahaman dan pengalaman tentang :

−   Geography, dan dapat membaca peta serta memperkirakan waktu tempuh dan jarak.
−   Pernah melakukan survey / kunjungan langsung / searching dari sumber yang akurat
dan terkini
−   Memahami detail perjalanan dan point of interest yang dilalui ataupun yang akan
dikunjungi
−   Memahami kebutuhan dalam perjalanan, seperti : kebutuhan udara segar, toilet,
kepenatan (kaki tangan dan punggung), kejenuhan dalam perjalanan
−   Memahami tata aturan meal yang layak( snack dan makan siang/malam ) mencakup
waktu dan tempat makan.
−   Memahami pengetahuan Traveling Health, agar dapat mencegah secara dini hal-hal
yang ditimbulkan karena trauma perjalanan (kulit terbakar sinar matahari, mabuk
karena terlalu lama perjalanan tanpa istirahat, akibat menahan air seni, dan akibat
terlambat makan.)
−   Dapat melakukan negosiasi dengan baik (dalam melakukan contract rate dan mencari
harga terbaik)
−   Dapat merencanakan budget (dengan bantuan ahli keuangan) dan memperkirakan
keuntungan bagi perusahaan (dan karyawan)
−   Memahami ke-asuransi-an ( asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, dan asuransi di
object wisata)
−   Memahami dan dapat menilai brosur wisata yang baik ( dengan persyaratannya)

Menyusun Itinerary /Tour Program


Itinerary (jadwal acara perjalanan) , memuat :

Kegiatan (acara) selama perjalanan yang dilakukan, route/jalan yang akan ditempuh,
waktu, keterangan tentang tempat yang akan disinggahi, dan berbagai hal yang perlu
sebagai penjelasan seluruh kegiatan.

Dalam menyusun Itinerary, perlu dipahami apa kebutuhan pengguna jasa (wisatawan)
dan tujuan perusahaan pelaksana, dengan mempertimbangkan beberapa hal ,antara
lain :

- Budget (Anggaran yang tersedia)


Menyangkut daya beli calon wisatawan; berapa biaya yang dianggarkan untuk
melaksanakan perjalanan, sehingga acara perjalanan bisa disusun sesuai keinginan
dan daya beli calon wisatawan

- Distance and geography


Berkaitan dengan jarak tempuh dan waktu yang diperlukan untuk melaksanakan acara
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain, maupun waktu keseluruhan yang dimiliki
calon wisatawan.

- Special events vs free time


Diperhatikan acara kunjungan ke objek-objek wisata dan juga acara bebas buat
wisatawan (untuk kegiatan-kegiatan pribadi)

- Shopping
Diperhatikan pula acara untuk berbelanja sebagai bagian dari daya tarik perjalanan
tersebut.

- Location of accommodation
Dalam memilih akomodasi perlu dipertimbangkan factor lokasi yang sesuai dengan
selera dan keinginan wisatawan.
- Rest and luncheon stops
Beban acara perjalanan hendaknya tidak terlalu berat, harus dipertimbangkan waktu
istirahat dan juga waktu makan siang.

- Tour members
Jumlah peserta wisata perlu dipertimbangkan untuk menentukan jadwal acara
perjalanan.

Manfaat Tour Itinerary


Berwisata merupakan kegiatan yang disukai oleh semua orang. Setiap orang tentu
pernah merasakan perjalanan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. Melakukan
kegiatan wisata memberikan kita rasa senang dan pastinya kita mendapatkan suatu
kesan yang menarik untuk dikenang. Terlebih lagi berwisata menjadi kegiatan yang
banyak dipilih oleh semua orang dengan tujuan untuk meresfreskan pikiran. Termasuk
merelaksasi dari rutinitas sehari-hari dikala waktu luang mereka. Berwisata bukan hanya
kegiatan untuk bersenang-senang dan  merefreskan pikiran saja. Oleh karenanya agara
acara wisata dapat terkelola dengan baik, maka haruslah ada sebuah tour itinerary. Lalu
apa itu tour itinerary dan manfaatnya? Yuk simak lebih lanjut.
Dalam melakukan wisata, selalu terdapat itinerary atau panduan program wisata.
Manfaatnya sebagai rancangan perjalanan wisata guna mempermudah perjalanan yang
akan dilakukan. Dalam itinerary terdapat rancangan seperti jadwal perjalanan, hingga
batas waktu wisata yang sudah ditentukan. Maka dari itu perlu adanya itinerary ini
dalam berwisata, khususnya dalam wisata outing kantor atau gathering trip. Untuk
mengetahuinya lebih dalam, berikut terdapat 7 pentingya itinerary yang tepat
khususnya untuk wisata outing kantor. Salah satu destinasi untuk outing kantor adalah
Jogja, dalam paket wisata Jogja.

1. Kegiatan Berwisata Lebih Terarah


Untuk mencapai sebuah tujuan akan selalu ada rencana berupa rancangan  – rancangan
program. Agar sebuah acara bisa sampai ke tujuan atau target, pun juga dalam
berwisata. Dalam wisata outing kantor ini, di dalamnya terdapat kegiatan-kegiatan yang
akan dilakukan oleh para peserta. Dengan merancang apa saja yang diperlukan selama
perjalanan wisata tersebut berlangsung, menjadi lebih mudah. Sehingga semua hal yang
dilakukan sudah tidak perlu dikhawatirkan lagi. Seperti halnya rancangan dalam paket
wisata gathering Jogja.
Hingga akhirnya hanya tinggal menjalankan sesuai apa yang telah direncanakan sejak
awal. Apalagi dalam wisata jenis ini,pastinya lebih banyak kegiatan yang diberikan.
Mengingat gathering merupakan wisata yang memiliki tujuan utama untuk membentuk
kebersamaan (team work) yang akan didapatkan dari kegiatan-kegiatan telah yang
dilakukan. Selain itu juga membentuk peningkatan kualitas kerja secara maksimal.
2. Mencapai Kegiatan Gathering Yang Maksimal
Dalam wisata outing kantor atau gath,ering rincian kegiatan pastinya  telah terlintas
untuk digunakan dalam wisata ini. Dalam hal tersebut perancanaan
dalam itinerary telah mengetahui jenis kegiatan apa yang akan dilakukan dan berapa
banyak kegiatan yang akan dilakukan. Mengenai hal tersebut, semua kebutuhan
kegiatan sudah disediakan sejak awal, fasilitas yang akan diberikan, serta manfaat yang
akan didapatkan.
Dari semua kegiatan yang akan dilaksanakan, tentu mempunyai tujuan sama yang 
diinginkan oleh para peserta. Misalkan kegiatan seminar, kegiatan ini guna memberikan
manfaat adanya pengetahuan baru maupun langkah-langkah  untuk kualitas kerja bagi
karyawan, meningkatkan kualitas penjualan, serta memaksimalkan proses target-target
dari perusahaan tersebut. Dengan pelaksanaaan kegiatan yang direncanakan sejak awal,
manfaat dan tujuan tersebut akan tercapai dan  gathering berjalan dengan maksimal.
3. Mengatur Waktu Dengan Baik Untuk Kegiatan Gathering
Waktu sangatlah berpengaruh kepada schedule trip yang akan dilaksanakan.
Wisata outing kantor atau gathering ini berbeda dengan wisata lainnya. Dengan sedikit
apa yang sudah dijelaskan pada indikator awal, gathering terdapat  berbagai kegiatan
untuk mencapai manfaat dan tujuan kebersamaan dalam perusahaan. Maka dari
itu Itinerary akan mengatur waktu dengan sedemikian rupa guna bisa melaksanakan
semua kegiatan-kegiatan yang telah direncanakan untuk perusahaan .Lebih tepatnya
menghindari tidak berjalannya salah satu kegiatan atau beberapa kegiatan. Dalam hal ini
waktu sangat berpengaruh demi jalannya kegiatan wisata jenis ini. Kopan kah harus
ada gathering dinner, performance atau bahkan meeting dalam gathering trip.
4. Mengkondisikan Peserta Wisata
Wisata outing kantor pastinya akan diikuti oleh karyawan perusahaan. Maka dari
itu itinerary ini mendukung bagaimana mengatur peserta dalam kegiatan wisata ini.
Dengan banyaknya peserta yang mengikuiti wisata, tentu juga akan banyak kebutuhan
wisata yang akan diberikan. Khusunya melalui komponenen-komponen yang akan
disesuaikan banyaknya jumlah peserta wisata gathering. Peserta akan mendapatkan
pelayanan yang rata serta fasilitas-fasilitas yang akan diberikan .Hal tersebut akan
memberikan kenyaman bagi semua peserta yang mengikuti tour ini. Sehingga peserta
dapat terkondisikan dengan baik. Seperti halnya acara outbond di tempat wisata atau
acara bebas d Malioboro dalam paket wisata Jogja.
5. Mengelola Pengeluaran
Melakukan perjalanan wisata tidak akan terlepas dengan budget atau anggaran
pengeluaran. Dalam hal ini pembuatan itinerary dapat meminilasir budget yang akan
dikeluarkan. Lebih tepatnya dengan menggunakan itinerary dapat mengelola
pengeluaran. Apalagi wisata outing kantor atau gathering ini memiliki beberapa kegiatan
yang akan dilaksanakan. Program ini terdapat kebutuhan serta bahan-bahan pendukung
lainnya demi kelancaran kegiatan tersebut. Merancang menegenai kebutuhan wisata
pengeluaran wisata akan terkelola dan membuat peserta merasa lebih nyaman dalam
berwisata. Sehingga banyak yang memilih paket wisata Jogja untuk gathering kantor
karena harganya terjangkau. Budget trip Jogja juga dapat dikelola dan diatur sedemikian
rupa sesuai kebutuhan.
6. Melakukan Kegiatan yang Diinginkan
Merancang perjalanan wisata pastinya menjadi apa saja yang ingin dilakukan selama
berwisata. Untuk wisata outing kantor ini, akan diadakan kegiatan wisata yang berguna
para peserta. Maka dari itu dengan adanya rancangan dari awal, akan membuat jenis
kegiatan tersebut akan bisa terlaksana. Mungkin saat perencanaan ada suatu kendala
pada salah satu kegiatan yang diingkan. Akan tetapi hal tersebut bisa di netralisir
dengan keinginan atau alternatif yang lain. Sebab selama perancangan perjalanan,  akan
terdapat suatu cadangan untuk mencegah terjadinya hal yang tidak terduga. Sehingga
hal tersebut juga tidak membuat adanya rencana yang dilaksanakan tiba-tiba saat
sedang wisata.

7. Membuat Tujuan Menjadi Kenyataan


Wisata outing kantor ini, memiliki manfaat untuk mencapai tujuan bagi perusahaan.
Peserta akan merasaakan wisata lebih menyenangkan disaat mereka telah bisa
mencapai tujuan tersebut .Maka dari itu, ini dapat menjadi langkah bagi
wisata gathering untuk membuat tujuan mereka menjadi kenyataan. Dengan
merancang semua keperluan maupun kegiatan selama wisata yang berlangsung,akan
membuat tujuan mereka menjadi kenyataan. Yaitu membentuk kebersamaan (team
work) serta mendapatkan motivasi demi menciptakan kualitas yang baik bagi
perusahaan. Banyak varian paket wisata Jogja edisi gathering perusahaan yang seru dan
menyenangkan.
Nah, sekarang kita telah mengetahui 7 Pentingya Tour Itinerary khususnya untuk
program wisata dengan jumlah peserta massif. Bermanfaat bukan?.Dari artikel ini dapat
menjadikan perusahaan mempunyai rencana matang untuk melakukan
wisata gathering kantor. Sehingga acara  bisa menjadi lebih maksimal dan dapat
melaksanakan kegiatan wisata dengan lancar seusai keinginan.
Akan lebih mudah dalam pelaksanaan agenda outing kantor Jogja ini menggandeng
perusahaan perjalan di Jogja. Serahkan segala sesuatu kepada ahlinya, sehingga akan
berjalan lancar dan mudah. Travel agent terbaik Jogja, salah satunya adalah
Jogjakartour.com yang siap menjadi partner perusahaan. Dalam penyelenggaraan
acara outing, meeting, trip, outbound dan gathering kantor.

BAB 11
Pariwisata merupakan sektor yang ikut berperan penting dalam usaha peningkatan
pendapatan. Indonesia merupakan negara yang memiliki keindahan alam dan keanekaragaman
budaya, sehingga perlu adanya peningkatan sektor pariwisata. Hal ini dikarenakan pariwisata
merupakan sektor yang dianggap menguntungkan dan sangat berpotensi untuk  dikembangkan
sebagai salah satu aset yang di gunakan sebagai sumber yang menghasilkan bagi Bangsa dan
Negara.
Istilah Transfer In & Tranfer Out sering dijumpai dalam paket-paket tour yang disusun
oleh biro-biro perjalanan wisata; dan merupakan salah satu bagian yang biasanya tertulis dalam
paket tour. Kata-kata Tranfer In & Tranfer Out sangat penting dalam ilmu pariwisata karena
sebenarnya Transfer In & Transfer Out ini merupakan sebuah prosedur yang ada dalam
pariwisata. Terkadang bagi sebagian orang kata Tranfer In & Transfer Out ini merupakan suatu
kata-kata yang asing.
Permasalahan tersebut yang akan menjadi bahan bahasan makalah saya yang berjudul “Tranfer
In & Tranfer Out” ini.
Dalam Proses Tranfer In & Tranfer Out mungkin mengalami beberapa kendala atau
masalah seperti:
  Adanya keterlambatan saat kedatangan dan keberangkatan tamu.
  Adanya kendala pada kendaraan yang akan digunakan .
  Kelengkapan dari anggota tour.
  Adanya kejadian tak terduga seperti kecelakaan,tanah longsor,banjir dan kejadian tak
terduga lainya.
  Ketinggalan dokumen-dokumen penting seperti: jadwal perjalanan,voucher
hotel,boarding pass,daftar nama wisatawan dan lain-lain.

2.1  Pengertian Transfer in & Transfer out


1.Transfer in adalah proses penjemputan tamu oleh pemandu wisata / tourguide / escort /
interpreter dari airport / train station / seaport menuju ke hotel penginapan yang dituju.

2.Transfer out adalah proses pengantaran tamu oleh pemandu wisata / tourguide / escort /
interpreter dari hotel menuju ke airport / train station / seaport karena wisatawan tersebut telah
selesai berwisata dan akan pulang ke negara kediamannya.

2.2  Proses Pelaksanaan Transfer in & Transfer out

1.      Transfer in

  Persiapan :
Hal-hal yang perlu disiapkan dalam melakukan proses transfer in :
a.Mengetahui informasi yang berhubungan dengan peserta tour, seperti Jumlah peserta    tur,
grup atau individu serta nama grup, kelompok usia, kebangsaan, misi dan tujuan kunjungan  
b.Membuat Papan Informasi yang bertuliskan NAMA TAMU WISATAWAN  beserta  NEGARA ASAL,
Hal ini bertujuan untuk memudahkan seorang guide atau pemandu menemukan wisatawan yang akan
dijemputnya.
c.Mengetahui flight detail tamu wisatawan seperti Nama airline, ETA (perkiraan waktu
kedatangan), Terminal kedatangan dan pintu keluar.
d.Menyiapkan kendaraan dengan memeriksa apakah seluruhnya sudah siap. Yang paling utama ialah guide atau
pemandu harus melihat semua sarana pelaksanaan penjemputan. Seperti tempat duduk, apakah baik untuk
wisatawan atau bagi pemandu itu sendiri, Microphone dalam bus apakah bekerja dengan sempurna, juga
kendaraan apakah dalam kondisi baik perlu kiranya tanyakan kepada pihak pengemudi apakah bahan bakar
dalam perjalanan nanti cukup  banyak, sehingga tidak mengganggu dalam perjalanan.
e.Menghubungi hotel atau tempat penginapan yang akan dipakai sebagai tempat untuk
wisatawan tinggal selama berada di tempat kunjungan wisatawan. Pastikan agar wisatawan
mendapatkan fasilitas yang baik dan memuaskan juga pelayanan yang membuat wisatawan betah.
f.Menyiapkan dokumen-dokumen seperti :
a.Voucher Hotel  
b.Statement / pernyataan perubahan-perubahan yang terjadi pada pelaksanaan  perjalanan wisata
c.Name list / daftar nama ( terlampir )
d.Tour package
e.Name pag / tanda pengenal pramuwisata
g.Menyiapkan tanda pengenal wisatawan pada saat kedatangan., untuk memudahkan wisatawan mengenali
pramuwisata/tourguidenya
h.Menyiapkan Pita atau label baggage, untuk memudahkan pengenalan bagasi yang dibawa
peserta tour  
i.Menyiapkan brosur dan tour itinerary, sebagai informasi yag jelas dan detail mengenai
program perjalanan tour.

  Pelaksanaan :
Pelaksanaan penjemputan tamu dari bandara menuju ke hotel adalah sebagai berikut :
a)Penjemputan dilakukan 1 jam sebelum perkiraan waktu kedatangan.  
b)Mengecek kembali perkiraan waktu kedatangan pada monitor atau pusat pelayanan informasi.
c)Guide menunggu wisatawan di ruang tunggu dan membawa tanda pengenal wisatawan.
d)Memberikan ucapan selamat datang kepada wisatawan dan memperkenalkan semua  patner
kerja.

  Penanganan wisatawan
a)Sebagai pemandu wisata atau transfer escorter, anda bertanggung jawab mengarahkan para wisatawan dalam
menaiki kendaraan.  
b)Dengan sikap profesioanl, bimbing dan arahkan para wisatawan padasaat menaiki kendaraan. Dahulukan
wisatawan wanita dan atau yang lebih tua, baru kemudian diikuti oleh wisatawan laki-laki
danatau yang lebih muda. Dalam keadaan tertentu dan diperlukan, anda dapat membantu wisatawan
menaiki kendaraan dan naiklah anda ke atas kendaraan setlah wisatawan urutan terakhir menaiki
kendaraan.
c)Dan langkah berikutnya adalah memastikan Jumlah wisatawan yang ada sudah lengkap dan sesuai dengan
daftar nama penumpang yang ada.
 d)Menuju ke hotel sesuai dengan route perjalanan yang telah ditentukan.

  Selama perjalanan menuju hotel


Selama perjalanan guide bisa menjelaskan tentang Route yang dilalui dan Informasi umum
tentang Kota yang dijadikan sebagai destinasinya. Formal Welcome Introduction

Memberikan salam pembukaan yang memberikan kesan baik pada Pramuwisatanya,


Perusahaannya, Indonesia umumnya dan daerah tempat kedatangan wisatawan.Guide berdiri
menghadap wisatawan, perhatian merata keseluruh wisatawan.

1. Memberikan penjelasan dan informasi untuk subjek-subjek berikut :


2. Penjelasan tentang prosedur transfer in dan tour yang akan dilaksanakan selanjutnya
3. Informasi tentang Indonesia secara umum
4. Informasi tentang Jakarta dan daya tariknya
5. Informasi tentang Keadaan Hotel, fasilitasnya dan daerah sekitarnya
6. Informasi umum yang berisikan

 Penjelasan tentang waktu lokal, jam  dan perbedaan waktu dengan negara asal
 Penjelasan tentang Kurs Tukar Rupiah dan tempat penukaran uang
 Penjelasan tentang Tip di Indonesia
 Penjelasan-penjelasan lainnya seperti mata uang, menawar barang, hati-hati ditempat
ramai, transport, ATM, pembayaran credit card,postal service, dll.

  Sampai di hotel :
a)Mempersilahkan wisatawan menuju ke ruang tunggu.  
b)Mengurus check in hotel tamu
c)Menyerahkan voucher ke pihak hotel atau recepcionist.
d)Membawa daftar hunian kamar ( rooming list ).
e)Mempersilahkan tamu untuk beristirahat
a) Customer dijelaskan prosedur check in untuk menghindari kesimpang siuran dan untuk
mengurangi waktu yang diperlukan dalam melaksanakan check in.
b) Customer dibantu dengan ramah dan efisien untuk melaksanakan check in.
c) Pramuwisata bekerja sama dengan staf-staf hotel/akomodasi agar kesulitan-kesulitan (bahasa,
prosedur, dan lainnya) dapat teratasi. Terutama saat di front office desk. Termasuk mencatat
perubahan kamar, memberikan kunci, menyiapkan morning call, breakfast, dll.

BAB 12
2.Transfer out

  Persiapan :
a)Mengetahui informasi mengenai waktu keberangkatan,waktu check-in, nama airline beserta nomor
penerbangan, jumlah bagasi yang diangkut, terminal keberangkatan.  
b)Menyiapkan dokumen dokumen seperti :
Tiket yang sudah di reconform, passport, visa
Guide report
Statement
Quisionaire list
Pax name list
c)Menyiapkan transport
d)Menyiapkan souvenir dan cendramata
 e)Membuat baggage tag
  Pelaksanaan :
a)Tiba di hotel 2 jam sebelum waktu keberangkatan.  
b)Mengubungi recepcionist untuk mengecek administrasi wisatawan.
c)Pengecekan barang bagasi
d)Mengubungi tour leader untuk mengecek persiapan wisatawan.
e)Mengecek nama-nama wisatawan sambil membagi baggage tag (tanda pengenal bagasi).
f)Mempersilahkan wisatawan naik ke bus.
g)Selama perjalanan guide menginformasikan tentang Evaluasi tour, Ucapan terima kasih
atas kerja sama, partisipasi dan kepercayaan, Harapan untuk kembali lagi, Menawarkan paket lanjutan,
Memberikan quisionaire list dan mengumpulkan kembali setelah dijawab.

  Setelah sampai di airport :


a)Guide mempersilahkan wisatawan menuju ke bagian check-in.  
b)Guide mengurus proses check-in.
c)Menyerahkan tiket pada tour leader.
d)Mempersilahkan wisatawan menuju ke ruang tunggu.
e)Memberikan souvenir kepada tour leader.
f)Mengucapkan selamat jalan.
g)Kembali ke travel mengurus guide report.

2.3  Istilah dalam Transfer in & Transfer out

1. Departure : jadwal keberangkatan


2. Pick up time : waktu penjemputan wisatawan
3. Porter : petugas yang menawarkan jasa mengangkat barang
4. Porter fee : biaya untuk jasa porter
5. Take off : posisi pesawat ketika pesawat terbang ke angkasa hingga tidak menyentuh daratan
6. Transit : berhenti sebentar di suatu kota untuk pindah ke penerbangan lain
7. Sign board : papan nama untuk penjemputan tamu
8. Baggage : barang bawaan yang masuk dalam bagasi pesawat
9. Schedule jadwal penerbangan
10. Rooming list : kartu yang di dapatkan setelah check in

3.1  Kesimpulan
Transfer in adalah penjemputan tamu dari bandara sedangkan Transfer out adalah
pengantaran tamu atau wisatawan ke bandara karena telah melakukan tour di daerah wisata.
3.2  Saran
Seharusnya dalam proses Transfer in dan out kita harus memperhatikan jadwal
penerbangan agar tidak terlambat menjemput atau mengantar wisatawan. Juga harus
memperhatikan kelengkapan anggota tour agar tidak ada yang ketinggalan.

BAB 13

A. Sumber Daya Perjalanan Wisata dan Komponen Perjalanan Wisata Multydays Tour dan Overland Tour
Sumber daya merupakan atribut alam yang bersifat netral sampai ada campur tangan manusia dari luar
untuk mengubahnya agar dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan manusia itu. Dalam konteks
pariwisata, sumber daya diartikan sebagai segala INTI 2 sesuatu yang mempunyai potensi untuk
dikembangkan guna mendukung pariwisata, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Sumber daya yang terkait dengan pengembangan pariwisata umumnya berupa :
1. Sumber Daya Manusia Sumber daya manusia diakui sebagai salah satu komponen vital dalam
pembangunan pariwisata. Hampir setiap dan elemen memerlukan sumber daya manusia untuk
menggerakannya. Faktor sumber daya manusia-lah yang sangat menentukan eksistansi pariwisata.
Sebagai salah satu industri jasa, sikap dan kemampuan staff akan berdampak krusial terhadap
bagaimana pelayanan pariwisata diberikan kepada wisatawan yang secara langsung akan berdampak
pada kenyamanan, kepuasan dan kesan atas kegiatan wisata yang dilakukannya. Berikut adalah peluang
kerja yang dapat ditekuni pada sektor pariwisata : a. Airlines f. Hotel, Motel, Resort b. Bus Companies g.
Travel agencies c. Cruise companies h. Tour companies d. Railroad i. Food service e. Rental car
companies j. Tourism education
2. Sumber Daya Alam Elemen dari sumber daya, misalnya air, pepohonan, udara, hamparan
pegunungan, pantai, bentang alam dan sebagainya, tidak akan menjadi sumber daya yang berguna bagi
pariwisata kecuali semua elemen tersebut dapat memuaskan dan memenuhi kebutuhan manusia.
Menurut Damanik dan Weber (2006:2), sumber daya alam yang dapat dikembangkan menjadi atraksi
wisata alam adalah : a. Keajaiban dan keindahan alam (topografi) b. Keragaman flora c. Keragaman
fauna d. Kehidupan satwa liar e. Vegetasi alam f. Ekosistem yang belum terjamah manusia g. Rekreasi
perairan (sungai, air terjun, pantai,danau) h. Lintas alam (trekking, rafting, dll.) i. Objek megalitik j. Suhu
dan kelembapan udara yang nyaman
3. Sumber Daya Budaya Budaya sangat penting perannya dalam pariwisata. Salah satu hal yang
menyebabkan orang ingin melakukan perjalanan wisata adalah adanya keinginan untuk melihat cara
hidup dan budaya orang lain di belahan dunia lain serta keinginan untuk mempelajari budaya orang lain
tersebut. Sumber daya budaya yang bisa dikembangkan menjdi daya tarik wisata diantaranya : a.
Bangunan bersejarah, situs, monumen, museum, galeri seni, situs budaya kuno dan sebagainya b. Seni
dan patung kotemporer, arsitektur, tekstil, pusat kerajinan tangan dan seni, pusat desain, studio artis,
industri film, dan penerbit dan sebagainya 3 c. Seni pertunjukan, drama, sendratari, lagu daerah, teater
jalanan, eksibisi foto, festival, dan even khusus lainnya. d. Peninggalan keagaman, seperti candi, pura,
masjid, situs dan sejenisnya. e. Kegiatan dan cara hidup masyarakat lokal, sistem pendidikan, sanggar,
teknologi tradisional, cara kerja dan sistem kehidupan setempat f. Perjalanan (trekking) ke tempat
bersejarah menggunakan alat transportasi unik (berkuda, dokar, cikar dan sebagainya) g. Mencoba
kuliner makanan setempat. Melihat persiapan, cara membuat, menyajikan, menyantapnya.
4. Sumber Daya Pariwisata Minat Khusus Salah satu penyebab terjadinya segmentasi atau spesialisasi
pasar pariwisata adalah kecenderungan wisatawan maupun dengan minat khusus baik dalam jumlah
wisatawan maupun area minatnya. Hal ini sangat berbeda dari jenis pariwisata tradisional karena calon
wisatawan memilih sebuah destinasi wisata tertentu sehingga mereka dapat mengikuti minat khusus
dan spesifik yang diminati. Pariwisata dengan minat khusus ini diperkirakan akan menjadi trend
perkembangan ke depan sebab calon wisatawan telah menginginkan jenis wisata yang fokus yang
mampu memenuhi kebutuhan spesifik wisatawan Paket wisata (package tour) adalah produk perjalanan
yang dijual oleh suatu perusahaan biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerja sama
dengannya dimana harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan, hotel ataupun fasilitas
lainnya (Suwantoro: 1997). Sedangkan menurut Yoeti (1997), paket wisata merupakan suatu perjalanan
wisata yang direncanakan dan diselenggarakan oleh suatu travel agent atau biro perjalanan atas resiko
dan tanggung jawab sendiri baik acara, lama waktu wisata dan tempat yang akan dikunjungi, akomodasi,
transportasi, serta makanan dan minuman telah ditentukan oleh biro perjalanan dalam suatu harga yang
telah ditentukan jumlahnya. Komponen wisata dalam penyusunan paket wisata multydays dan overland
tour Komponen wisata meliputi fasilitas-fasilitas yang terlibat dalam penyelenggaraan wisata, dimana
wisata terjadi karena adanya keterpaduan antara berbagai fasilitas yang saling mendukung dan
berkesinambungan. Adapun komponen wisata yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Sarana transportasi Sarana transportasi terkait dengan mobilisasi wisatawan, tetapi transportasi tidak
hanya dipakai sebagai sarana untuk membawa wisatawan dari satu tempat ke tempat lain saja, namun
juga dipakai sebagai atraksi wisata yang menarik.
2. Sarana akomodasi Sarana akomodasi dibutuhkan apabila wisata diselenggarakan dalam waktu lebih
dari 24 jam dan direncanakan untuk mengunakan sarana akomodasi tertentu sebagai tempat menginap.
3. Sarana makanan dan minuman Dilihat dari lokasi ada restoran yang berada di hotel dan menjadi
bagian atau fasilitas hotel yang bersangkutan, ada pula restoran yang berdiri sendiri secara independen.
4 4. Obyek dan atraksi wisata Objek dan atraksi wisata dapat dibedakan atas dasar asal-usul yang
menjadi karakteristik objek atau atraksi tersebut, yaitu wisata alam, wisata sejarah, wisata budaya,
wisata ziarah dan wisata hiburan. 5. Sarana hiburan Hiburan pada hakikatnya adalah salah satu atraksi
wisata. Hiburan bersifat massal, digelar untuk masyarakat umum dan dan bahkan melibatkan
masyarakat secara langsung serta tidak ada pemungutan biaya yang menikmatinya, dimana hiburan
semacam ini disebut amusement. 6. Toko cinderamata Toko cenderamata erat kaitannya dengan oleh-
oleh atau kenang-kenangan dalam bentuk barang tertentu. 7. Pramuwisata dan pengatur wisata (guide
dan tour manager) Pramuwisata dan pengatur wisata adalah petugas purna jual yang bertindak sebagai
wakil perusahaan yang mengelola wisata untuk membawa, memimpin, memberi informasi dan layanan
lain kepada wisatawan sesuai dengan acara yang disepakati.

B. Menyusun Paket Wisata Overland (Pertemuan ke-2) Dalam penyusunan paket wisata, perlu
dipertimbangkan faktor-faktor berikut: 1. Lingkungan ekonomi atau finansial 2. Lingkungan hidup,
terutama menyangkut pemanfaatan objek wisata dan budaya/nilai-nilai yang dianut masyarakat di
lokasi wisata maupun asal wisatawan 3. Target market/pasar dari produk wisata, dalam arti: a. Saingan
dari produk wisata sejenis b. Karakteristik wisatawan c. Detail produk wisata d. Kelayakan harga paket
(dibandingkan nilai produk) 4. Pemilihan dan teknik yang akan digunakan selama kegiatan berlagsung
mulai dari persiapan produk sampai dengan pasca produk wisata/setelah wisatawan menikmati paket
wisata) 5. Sarana dan fasilitas perjalanan termasuk pada objek wisata 6. Mutu/kualifikasi dari pengelola
paket tour (mulai dari survei, tour planner, promosi, sales, tour guide dan lain-lain) 7. Peraturan dan
perundang-undangan dari pemerintah lokal/pusat maupun dari negara asal wisatawan
Contoh paket wisata lebih dari satu hari dan overland tour 5 Contoh Paket Tour Overland Bali 3 Hari 2
Malam Rencana Perjalanan / Susunan Acara Tour
Hari 1  Bertemu Guide di Tanah Lot  Pura Tanah Lot, Keindahan pemandangan sunset di pura ini
adalah hal yang paling sangat dicari. Di sekitar area juga tersedia tempat penjualan souvenir khas Bali
dan juga areal kebun yang sangat cocok untuk tempat bersantai. Makan Malam di Lokal Resto. Checkin
Hotel Durasi 6 sd 8 jam,Dinner
Hari 2 Sarapan pagi di Hotel  Tanjung Benoa,Tempat ini juga merupakan surganya wahana air seperti
banana boat, scuba diving, parasailing, rolling donut, seawalker, flying fish, snorkeling dll.Tanjung Benoa
dikenal sebagai pusat wisata bahari di Bali. Makan siang (box) Taman Budaya Garuda Wisnu
Kencana,Sering disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali. Di areal taman
budaya saat ini didirikan sebuah landmarkatau maskot Bali, yakni patung Dewa Wisnu berukuran
raksasa yang sedang menunggangi Garuda sebagai tunggangannya, setinggi 120 meter. Pantai
Dreamland Sebuah tempat pariwisata yang terletak di sebelah selatan Bali di daerah bernama Pecatu.
Pantai Dreamland dikelilingi oleh tebing-tebing yang menjulang tinggi, dan dikelilingi batu karang yang
lumayan besar di sekitar pantai. Pasir putih dan celah karang yang terjal menjadi pemandangan yang
begitu memikat mata untuk dipandang. Pura Uluwatu Pura yang terletak di ujung barat daya pulau Bali
di atas anjungan batu karang yang terjal dan tinggi serta menjorok ke laut. Pura Uluwatu sendiri menjadi
spot terbaik untuk menikmati pemandangan sunset yang paling indah di Bali. Makan malam di Jimbaran
Seafood Café Merupakan tempat makan yang sangat populer di Bali makan di tepi pantai sambil
menikmati sunset .Merasakan nuansa romantis bersama pasangan sangat cocok jika anda berkunjung ke
Bali dan menikmati hidangan fresh dari laut Bali. Diantar ke hotel Durasi 10 sd 12 jam, Breakfast, Lunch,
Dinner
Hari 3  Sarapan pagi di Hotel  Krisna pusat oleh-oleh Merupakan tempat untuk berbelanja oleh – oleh
khas bali dengan tempat yang luas dan nyaman serta menyediakan barang – barang khas Bali dan
pengunjung dapat berbelanja oleholeh sepuasnya. Makan siang di Lokal Resto. Diantar ke bandara
Durasi 5 sd 6 jam,Breakfast, Lunch Harga Paket Tour Overland Bali (Hubungi kami untuk harga peserta
dengan jumlah unik dan request rute lain) Nama Hotel Pilihan 20 Peserta 40 Peserta TANPA HOTEL Rp.
905.000 Rp. 840.000 Palm Beach Wana Segara*** Rp. 1.255.000 Rp. 1.235.000 Max One Legian *** Rp.
1.365.000 Rp. 1.345.000 Alea Seminyak *** Rp. 1.335.000 Rp. 1.315.000 Lorin Pecatu Hotel *** Rp.
1.305.000 Rp. 1.285.000 Citadines Kuta **** Rp. 1.905.000 Rp. 1.885.000 Grand Inna Kuta **** Rp.
2.175.000 Rp. 2.155.000 Anvaya Hotel ***** Rp. 2.555.000 Rp. 2.535.000 Harga Paket Sudah Termasuk
Paket tidak termasuk  1x Makan malam di lokal resto ● Tiket pesawat  1 x Makan siang di box ● Bus 
1x Makan Siang di Lokal resto ● Keperluan pribadi  1x Makan malam di Jimbaran seafood café  Free
Turtle island  Tiket objek wisata yang disebutkan di atas  Guide  Parkir dan retribusi  Complimentari
1 Botol Air Mineral Per Orang Per Hari  Harga sudah termasuk pajak (Tax ) 6 Dalam menyusun acara
wisata, perlu untuk memperhatikan langkahlangkah sebagai berikut: 1. Pendistribusian waktu Waktu
yang tersedia untuk penyelenggaraan wisata harus didistribusikan kepada semua aktivitassesuai
kebutuhan dan ketersediaan fasilitas. Hal tersebut dilakukan agar mempermudah dalam melakukan
pendistribusian waktu dalam kegiatan wisata, dapat menggunakan alat bantu berupa format
pendistribusian waktu (distribution of time/DOT).
2. Penyesuaian waktu dan penetapan jadwal Jumlah akhir waktu yang telah didistribusikan dalam DOT
tidak selalu sama dengan waktu yang telah ditetapkan sehngga perlu penyesuaian terhadap DOTyang
ada.Adapun dua istilah dalamformat pendistribusianwaktu sebagai berikut.  Pendistribusian waktu
sebelum penyesuaian (DOT before adjustment) adalah DOT yang disusun pertama kali berdasarkan
perkiraan-perkiraan secara cermat.  Pendistribusian waktu setelah penyesuaian (DOT after adjustment)
adalah revisi DOT before adjustment. Hal ini dilakukan setelah memperhatikan beberapa hal, terutama
lama penyelenggaraan yang telah ditetapkan dan komponen yang memungkinkan untuk direvisi adalah
tour activities (kecuali catching time) dan rest.
3. Transformasikan DOT ke dalam acara wisata (tour itinerary) Sesudah DOT direvisi dan ditetapkan
jadwalnya, langkah terakhir yang harus dilakukan adalah menstranformasikan DOT tersebut ke dalam
acara wisata (tour itinerary) sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
4. Penyajian acara wisata (tour itinerary) Acara wisata (tour itinerary) dapat disajikan kepada wisatawan
dengan dua cara sebagai berikut.  Penyajian secara sederhana acara wisata (touritinerary) umumnya
disajikan dalam lembaran kertas yang hanya memuat acara wisatanya saja sesuai dengan bentuk yang
diinginkan.  Penyajian secara lengkap, cara yang kedua ini memandang acara wisata tidak hanya
sebagai media untuk menginformasikan acara yang diselenggarakan, tetapi juga sebagai suatu seni yang
dapat memberikan warna tersendiri dalam penyelenggaraan sebuah wisata. Dalam hal ini, acara wisata
disajikan secara menarik,seperti layaknya sebuah brosur,leaflet, ataupun booklet. DOT = Distrbution Of
Time Dalam memprakirakan jarak jalan (km) dan waktu tempuh, perlu dipikirkan kondisi jalan raya
secara phisik (rusak /halus, macet ataupun pada jam kerja yang biasanya padat kendaraan) dimana bus
yang kita gunakan harus mengurangi kecepatan. Seringkali terjadi keterlambatan sampai ditujuan
karena pengelola tour tidak memperhitungkan kondisi jalan raya atau peraturan lalu lintas (bila ada
perubahan dan terpaksa harus berputar karena ternyata jalan tersebut sudah tidak dapat dilalui).
Keterlambatan akan sangat mengecewakan wisatawan dan menurunkan image perusahaan.
7 Perhatikan contoh dibawah ini Berapa Waktu Tempuh (waktu yang diperlukan) untuk route dari Nusa
Raya Hotel menuju Pasar Parung bila jaraknya 10 km dan kecepatan bus 30km/jam ? Waktu tempuh =10
km : 30km/jam = 10/30 x 60 menit = 20 menit Waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak 10 km
( dari hotel ke Pasar Parung) adalah 20 menit Contoh : Merdeka Palace – Cipanas - Bogor Time Durati on
Minut e Route Distanc e Remark 08.20 _ Start From Nusa Raya Hotel – VEDC Sawangan _  Check
preparati on 0820 - 08.40 20’’ Nusa Raya Hotel – Parung road 10 km  30 km/hrs /traffic jump 08.40 –
09.00 20 ” Parung Market – “Tahu YunYi and Talas stick” 10 km  Hilly road , 30km/hr s 09.00 – 09.20 20
” “Tahu YunYi and Talas stick” - Tol Ciawi Bogor 10 km  Rail way 30km/h rs 09.20 – 09.35 15 ” Tol Ciawi
Bogor - Bogor City 12,5 km  Good Road 50km/hr s 09.45 – 10.00 15 ” Bogor City – Safari Park 7,5 km 
Hilly road , 30km/hr s ….. - ……. ………………….And so on And so on Total ….. hour + …. minute …. km 

Fungsi Itinerary Pengertian Tour Itinerary secara umum adalah susunan jadwal perjalanan wisata yang
sudah diatur sedemikian rupa secara sistematis untuk memberikan kenyamanan dan kepuasan kepada
wisatawan. Tour Itinerary berisi urutan perjalanan / route, penentuan waktu berdasarkan jarak dan
waktu tempuh, keterangan singkat tentang lokasi yang dikunjungi atau dilalui. Itinerary merupakan
jabaran dari route disertai distribusi waktu (DOT=distrbution of time) dan penjelasan singkat tentang
point of interest yang dilalui, sepanjang perjalanan maupun lokasi dimana wisatawan turun dari
kendaraan dan menikmati obyek wisata. Itinerary yang disusun oleh tour planner, akan digunakan
sebagai pegangan dan check list bagi seorang tour guide dengan menambahkan detail informasi objek
yang akan dipresentasikan pada pelaksanaan tour. Waktu Tempuh = Jarak : kecepatan per jam 8 C.
Menyusun Paket Perjalanan Wisata Lebih dari Satu Hari dan Overland Tour Langkah Membuat Acara
Perjalanan Wisata (Pertemuan ke-3) PENGHITUNGAN HARGA PAKET WISATA (TOUR COSTING) Salah
satu daya tarik utama untuk membeli suatu produk adalah HARGA; custumer yang cerdas pasti akan
mempertimbangkan “nilai lebih” yang akan dia dapatkan dibandingkan dengan “nilai rupiah” yang dia
keluarkan.  Hotel Tarrif Tarif Hotel sangat menentukan dalam mendapatkan harga tour yang bersaing,
yang akan berpengaruh pada volume kedatangan wisatawan ke daerah tujuan wisata. Ada beberapa
jenis tarif hotel, yang dikemas sedemikian rupa untuk memberikan keuntungan secara win-win antara
pihak hotel, perusahaan perjalanan dan wisatawan, diantaranya : Publish rate/ rack rate Adalah harga
yang diberlakukan untuk umum, tercantum dalam brosur/ leaflet yang dikeluarkan oleh hotel. Harga ini
diberlakukan bagi tamu yang booking langsung ke hotel. Contract Rate Adalah harga yang diberikan oleh
pihak hotel kepada Perusahaan Perjalanan, karena perannya memberikan kontribusi penjualan kepada
pihak hotel Company Rate Semacam Contract Rate yang diberikan kepada perusahaan atau lembaga lain
karena adanya hubungan yang saling menguntungkan High-Season Rate Yaitu harga yang diberlakukan
oleh hotel pada saat musim ramai (Peak- season).Biasanya berupa tambahan ( surcharge) dari Contract
Rate Roh ( Run Of The House) Yaitu harga kontrak (contract rate) yang diberlakukan untuk semua
jenis/type kamar. Dalam hal ini ,pihak hotel-lah yang menentukan jenis kamar yang diberikan ke tamu
(tamu/pemesan tidak bisa memilih), tergantung pada kamar yang tersedia pada saat itu. Menghitung
Harga Net Hotel Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk harga hotel : 1. Pajak dan layanan
( government tax and service) Dilihat apakah harga yang tercantum sudah atau belum termasuk pajak
dan layanan ( biasanya 21 %) 2. Komisi (Commission) Apakah harga yang tercantum adalah harga Net
(harga bersih) atau ada pemberian komisi 3. Jenis Kamar (Type of Room) Perhatikan jenis kamar yang
berlaku untuk harga yang tercantum 4. Masa berlaku ( Validity) Perhatikan masa berlakunya harga yang
tercantum 5. Persyaratan-persyaratan (Terms and conditions) Perhatikan persyaratan-persyaratan yang
ditentukan, misalnya : pembayaran, jatuh tempo pemesanan ( cut date period), pembatalan
( cancellation fee), FOC ( free of charge), dll. 9 Menghitung Harga Jual (Selling Price ) Hotel oleh
Perusahaan Perjalanan: Untuk membuat/menghitung harga jual ( Selling Price ) Hotel :  Menghitung
harga pokok ( Net Price) yang harus dibayarkan ke hotel  Menambahkan laba ( profit), dengan dua
cara : - menambahkan dengan jumlah besaran tertentu ( a set amount is added ), misalnya Rp.
20.000,-/room/night - menambahkan sekian persen (% ) untuk laba( a set percentage margin is
added ) ,misalnya 10 %/room/night  TOUR TARIFF Dasar Penghitungan Harga Tour Ada beberapa cara
dalam melakukan penghitungan harga suatu tour (quotation) ; pada intinya adalah menghitung semua
biaya yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan suatu tour. Untuk itu maka perlu diketahui komponen
apa saja yang terkandung dalam tour tersebut dan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk tiap-tiap
komponen tersebut. Dari penghitungan harga (quotation) tersebut kemudian dihitung harga pokok (cost
of sale) per orang. 10 Untuk menentukan harga jual, maka perlu ditambahkan “mark-up” dari harga
pokok (cost of sale) sebagai laba (profit) perusahaan ; bila perlu dapat pula diperhitungkan untuk
pemberian komisi kepada pihak retailer. Mark-up” ditentukan dengan dua cara : 1. a set amount is
added to each product menambahkan dengan jumlah besaran tertentu pada harga pokok tour Contoh :
- Harga pokok suatu produk = $ 100.00 - BPW menambahkan dengan sejumlah besaran tertentu,
misalnya $ 25.00 sebagai perolehan BPW - Harga jual ( selling price) menjadi $ 125.00 2. a set
percentage margin is added to each product menambahkan dengan persentasi (%) tertentu pada harga
pokok tour tersebut. Sering terjadi kerancuan dalam penghitungan penambahan jumlah % tertentu,
namun demikian tergantung dari kegunaan kalkulasi tersebut.  Add on Menambahkan dengan
sejumlah persentase tertentu untuk memperoleh harga jual. Contoh kalkulasi “ add on”: -Harga pokok
suatu produk = $ 100.00 - Perusahaan menambahkan 20 % sebagai perolehan ( 20% x $ 100.00 = $ 20.00
) -Harga jual ( selling price) menjadi $ 120.00  Mark-up Menambahkan dengan sejumlah persentase (%)
tertentu, dimana diperhitungkan pemberian komisi kepada pihak lain. TOUURRS / PACKKAGGEE
TOOURRSS TTOOUURRCCOOSSTT (aallll eexxppeenns sees s / / t toouur r ccoommppoonneennt t ccoos
s t t ) + PPRROOFFI ITTMMAARRGGI INN =SSEELLLLI INNGGPPRRI ICCEE + PROFIT : 1. Percentage (%) 2.
SOME AMOUNT ( $) SELLING PRICE + PROFIT : COST = $100 /PAX +20 % = $ 25 + $ 10 SELL : $125 ( BASED
ON %) $ 110 (BASED ON $ ) TOUR COST COMPONENT All expenses : 1. TRANSPORTATION 2. GUIDE FEE
3. ACCOMMODATION 4. TOUR ATTRACTIONS 5. PERFORMANCE 6. MEALS 7. ENTRANCE FEE 8.
DONATION 9. TOL FEE,PARKING FEE 10.ETC. INCOME 11 CONTOH : TOTAL PAX : 10 PAX TOUR : JAKARTA
CITY TOUR ( 4 HOURS) VISIT : - NATIONAL MUSEUM - NATIONAL MONUMENT - FATAHILLAH SQUARE -
SUNDA KELAPA HARBOUR COST COMPONENT : TRANSPORTATION UNTUK 10 PAX ( 4 HOURS) = RP.
650.000,- GUIDE FEE JAKARTA CITY TOUR = RP. 100.000,- ENT. FEE LCL. GUIDE PARKIR DONATION
NAT.MUSEUM 5.000,- /PAX 20.000 5.000,- - NAT.MONMT 5.000,- /PAX 20.000 5.000,- - FATAHILLAH
2.500,- - 5.000,- - S.KELAPA 5.000,- - 5.000,- 25.000,- TOUR COST COMPONENT COST COMPONENT
TOTAL COST PAX:10 TRANSPORT GUIDE MUSEUM  Entransfee  Parking fee  Local Guide MONAS 
Entransfee  Parking fee  Local Guide FATAHILLAH Entrance fee Parking fee SUNDA KELAPA HBR 
Entrance fee  Donation  Parking fee 650.000,- 100.000,- 5.000, -/Pax 5.000, - 20.000,- 5.000, -/Pax
5.000, - 20.000,- 2.500,- 5.000,- 5.000,- 25.000,- 5.000, - 650.000,- 100.000,- 50.000,- 5.000, - 20.000,-
50.000,- 5.000, - 20.000,- 25.000,- 5.000, - 50.000,- 25.000,- 5.000, - TOTAL COST TOTAL TOUR COST =
( FOR 10 PAX ) 1.010.000,- COST PER PAX TOTALCOST : TOTAL PAX= 101.000,- SELLING PRICE PROFIT =
Rp. 9.000,-/Pax = 110.000,- Cara lain yang serupa dengan diatas bisa juga dilakukan penghitungan harga,
dengan langsung menghitung biaya per orang untuk tiap-tiap komponen tour : TOUR COMPONENT
COMPONENT COST Untuk 10 PAX COST /PAX TRANSPORT GUIDE MUSEUM  Entrans fee  Parking fee 
Local Guide MONAS  Entrans fee  Parking fee  Local Guide FATAHILLAH Entrance fee Parking fee
SUNDA KELAPA HBR  Entrance fee  Donation  Parking fee 650.000,- 100.000,- 5.000, -/Pax 5.000, -
20.000,- 5.000, -/Pax 5.000, - 20.000,- 2.500, -/Pax 5.000, - 5.000, -/Pax 25.000,- 5.000, - 65.000 10.000
5.000 500 2.000 5.000 500 2.000 2.500 500 5.000 2.500 500 COST PER PAX 101.000,- SELLING
PRICE ,PROFIT = Rp. 9.000,-/Pax : 110.000,- 12 CARA II ( METODE FIXED COST & VARIABLE COST ) 1.
Sama dengan diatas 2. Membagi Cost Component menjadi 2 (dua) : FIX COST dan VARIABLE COST 3.
Menghitung TOTAL COST = FIX COST + ( VAR. COST X TOTAL PAX) 4. Menghitung COST/PAX = TOTAL
COST : TOTAL PAX 5. Menambahkan profit ( dengan persentasi atau dengan nilai tertentu) FIX COST ( F C
) : Biaya yang jumlahnya tidak berubah dan tidak berpengaruh dengan berubahnya
(bertambah/berkurang) jumlah penumpang/tamu. Contoh : Biaya sewa/charter mini bus (AC) dengan 29
seat ( untuk kapasitas penumpang 10 – 29 orang) adalah Rp. 2.000.000,-/day. Biaya transport (untuk
range penumpang 10 -29) merupakan “Fix Cost” Misalkan seatnya ditempati oleh 11, atau 15 atau 25
penumpang, perusahaan tetap harus membayar sejumlah Rp. 2000.000,-/day Contoh lain yang masuk
katagori Fix Cost : Donasi (sumbangan), Biaya Toll, Parkir, Guide fee, dll. VARIABLE COST ( VC) : Biaya
yang jumlahnya berubah sebanding dengan perubahan jumlah penumpang/tamu. Contoh : Biaya makan
siang di restoran = Rp. 50.000,-/orang, maka bila jumlah tamunya berbeda ( misal 11, atau 15 atau 25
tam) , jumlah yang harus dibayar oleh perusahaan akan berbeda-beda sesuai dengan jumlah tamunya.
Contoh lain yang masuk katagori Variable Cost : Tiket Bus/KA/Pesawat Udara, Tiket masuk pertunjukan,
dll. TOTAL COST ( TC ) : Jumlah semua biaya yang dikeluarkan untuk semua penumpang TC = FC + (
VC/UNIT x TOTAL PAX) COST PER PAX : Biaya untuk tiap-tiap penumpang COST PER PAX = TOTAL COST
(TC) : TOTAL PAX TOUR COST COMPONENT FIXED COST VARIABLE COST TRANSPORT 650.000,- GUIDE
100.000,- MUSEUM  Entrans fee 5.000,-  Parking fee 5.000,-  Local Guide MONAS 20.000,-  Entrans
fee 5.000,-  Parking fee 5.000,-  Local Guide 20.000,- FATAHILLAH Entrance fee 2.500,- Parking fee
SUNDA KELAPA HBR 5.000,-  Entrance fee 5.000,-  Donation 25.000,-  Parking fee 5.000,- TOTAL
835.000,- 17.500,- TOTAL COST (FC + VC X TTL PAX) = 1.010.000 COST PER PAX TTL COST : TTL PAX
101.000,- SELLING PRICE PROFIT = Rp. 9.000,-/Pax 110.100,- 13 13 FOC = Free Of Charge Istilah Free of
Charge ( FOC) biasa ditemui dalam bidang usaha perjalanan, yang artinya adalah pemberian bebas biaya
oleh Biro Perjalanan, Hotel, Perusahaan Penerbangan, Restoran, dan Perusahaan Perjalanan lain, oleh
karena adanya kondisi-kondisi tertentu, atau atas permintaan khusus. AG = Agent Commission Komisi
untuk agen yang diberikan sebagai jasa penjualan produk dari wholesale Agent Commission dilakukan
dengan cara : Ditentukan oleh wholesale dan sudah termasuk dalam selling price, dengan konsekwensi
bahwa wholesale tidak menjual langsung kepada wisatawan atau bila menjual harus dengan harga yang
sama. Mark Up by Agent Diberikan harga pokok dari wholesale, agen dibebaskan untuk menentukan
sendiri dalam % maupun langsung dengan $ atau Rp. Rounding up Seringkali hasil dari perhitungan
diperoleh angka yang ”kurang baik” (misalnya Rp.125.423,33). Untuk itu perlu dibulatkan dan umumnya
dibulatkan keatas untuk memperoleh angka yang ”baik” ( misalnya menjadi Rp. 125.450,00 atau Rp.
125.500,00) Tour Condition Berisi persyaratan atau fasilitas yang termasuk maupun yang tidak
termasuk dalam harga Tour. Tour Condition harus jelas untuk menghindari kesalahpahaman yang
mendatangkan tuntutan/komplain dari wisatawan

BAB 14
Wisata minat khusus adalah bentuk perjalanan wisata, dimana wisatawan mengunjungi suatu
tempat karena memiliki minat khusus dari objek atau kegiatan di daerah tujuan wisata Weiler
Hall, 1992. Pariwisata minat khusus pelakunya cenderung untuk memperluas pencariannya
yang berbeda dengan mengamati orang, budaya, pemandangan, kegiatan kehidupan sehari-
hari. Wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia.
Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus. Dengan
demikian, biasanya para wisatawan harus memiliki keahlian. Wisata minat khusus tidak
memerlukan fasilitas yang mahal dan pengembangan infrastruktur dalam skala besar. Wisata
minat khusus diberikan banyak istilah seperti perjalanan aktif dan memberi pengalaman baru,
perjalanan ke pedalaman untuk bertemu masyarakat terasing atau wisata sosial, wisata
pendidikan, berwisata yang berbasis alam atau wisata yang bertujuan untuk pelestarian.

Contoh Wisata Minat Khusus


1. Wisata Sejarah dan Budaya Wisata sejarah dan budaya merupakan perjalanan ke
tempat-tempat atau daerah tertentu yang memiliki aneka budaya dan nilai sejarah. 2.
Wisata Alam dan Ekowisata Universitas Sumatera Utara Wisata alam dan ekowisata
adalah berwisata sambil menikmati kekayaan alam dengan segala jenis flora dan
faunanya. 3. Wisata Kuliner dan Belanja Wisata kuliner dan belanja merupakan
perjalanan ke tempat tertentu untuk menikmati jenis masakan khas atau makanan khas
daerah yang dikunjungi. 4. Wisata Meeting, Incentive, Convention, Exhibition MICE
MICE merupakan suatu kegiatan kepariwisataan yang aktivitasnya merupakan
perpaduan antara leisure dan business, biasanya melibatkan sekelompok orang secara
bersama-sama, rangkaian kegiatannya dalam bentuk meeting, incentive travel
convention, congresses, conference dan exhibition Kesrul, 2004:3 5. Wisata Olahraga
dan Rekreasi Wisata olahraga dan Kreasi merupakan kegiatan fisik yang dilakukan pada
waktu senggang berdasarkan keinginan atau kehendak yang timbul karena memberi
kepuasan atau kesenangan. 6. Wisata Cruise Ship Wisata cruise ship merupakan wisata
untuk menyaksikan keindahan laut dan pantai dengan menggunakan kapal pesiar. 7.
Wisata Spa Wisata spa merupakan kegiatan wisata yang berbentuk terapi yang
tujuannya untuk merelaksasikan pikiran dan tubuh agar kembali normal setelah
melakukan aktifitas seharian. Wisatawan dapat merasakan sensasi spa yang
memadukan unsur modern dan tradisional.
Indonesia adalah salah satu negara di Asia Tenggara yang memiliki kekayaan yang besar, mulai dari
kekayaan budaya, ada istiadat, hingga sumber daya alam. Indonesia memiliki sumber daya alam
serta keindahaan alam yang sangat terkenal di mata dunia oleh keunikan, keragaman, serta
keindahan alamnya. Keindahan alam Indonesia dari Sabang hingga Marauke ini memiliki daya tarik
tersendiri bagi wisatawan mancanegara atas keindahan alam tersembunyi yang tidak dimiliki oleh
negara lain. Wisata-wisata alam yang sudah terkenal keindahannya hingga kemancanegara yang
dimiliki Indonesia diantara lain seperti Pantai Kuta, Desa Ubud di Bali, Kawah Ijen, Gunung Bromo,
Taman Laut Bunaken, Raja Ampat, Gunung Rinjani, Danau Kelimutu, dan keindahan wisata alam
lainnya di setiap provinsi dan pulau di Indonesia. Wisata-wisata alam ini membuktikan bahwa
Indonesia memiliki potensi alam yang luar biasa, dengan bukan hanya baik saat dipandang namun
juga memiliki keunikan serta keindahan tersendiri. Kekayaan alam yang memiliki keunikan dan
keindahan tersendiri yang dimiliki Indonesia ini mulai menjadi suatu perhatian bagi wisatawan untuk
dapat mengambil gambar dan potret mengenai keindahan alam yang dimiliki Indonesia, ini dapat
dilihat dari banyaknya wisatawan professional maupun non-professional dalam bidang fotografi
yang dapat dipastikan 5 akan mengabadikan setiap momen yang terjadi atau setiap keindahan yang
dinikmati pada saat melakukan kunjungan atau perjalanan di Indonesia mulai yang bertemakan flora
dan fauna khas Indonesia, gunung berapi, pemandangan alam, kegiatan adat istiadat dan budaya,
bahkan masyarakat Indonesia sendiri. Tingginya potensi dan minat ini mulai direspon dengan baik
oleh travel agent yang berada di Indonesia seperti yang berlokasi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Bali,
Yogyakarta, dan lain-lain dalam membuat suatu produk paket wisata. Paket wisata menurut (Nuriata
2014:15) adalah, “Suatu perjalanan wisata dengan satu atau beberapa tujuan kunjungan yang
disusun dari transportasi, akomodasi, atraksi wisata, dan pelayanan lain” Sesuai dengan pengertian
tersebut kemudian dapat dikembangkan menjadi suatu wisata minat khusus yang di dalamnya lebih
mengedepankan terhadap sebuah pengalaman perjalanan yang unik dan bukan hanya untuk
mencari destinasi yang dekat atau hanya ingin menghabiskan waktu namun terhadap
pengalamannya yang akan dilalui, seperti yang dikemukakan oleh Hartono (2012:13) bahwa wisata
minat khusus adalah “perjalanan wisata yang dimana wisatawan yang melakukan perjalanan ke
suatu tempat karena memiliki suatu minat khusus untuk dilakukan di sebuah lokasi wisata, dan
bukan hanya mengunjungi, namun mendapatkan serta mengalami sebuah pengalaman berbeda.”
Menurut Fandeli (2002:107) Wisata minat khusus yang juga adalah suatu kegiatan perjalanan yang
di dalamnya terdiri dari individu, perkelompok, atau rombongan kecil yang memiliki tujuan bukan
hanya berwisata namun juga belajar, dan mencoba hal yang baru. Sehingga 6 dari paparan teori
diatas dapat dilihat wisata minat khusus lebih ditekankan kepada suatu perjalanan wisata yang lebih
mengutamakan kepada kualitas atau pengalaman seorang wisatawan dibandingkan kuantitas
wisatawan itu sendiri (mass). Ada beberapa kategori wisata minat khusus yang dijabarkan oleh Kurja
(2011:79) ”Adventure Tourism, Rural Tourism, Cultural Tourism, Religious Tourism, Ecotourism,
Photographic Tourism, Culinary Tourism, Wildlife Tourism, Heritage Tourism, dan Medical Tourism.”
Dimana setiap kategori wisata minat khusus diatas ditekankan kepada suatu perjalanan wisata yang
setiap aktivitas didalamnya mengutamakan suatu pengalaman yang tidak terdapat pada perjalanan
wisata pada umumnya. Wisata minat khusus juga bukan hanya terfokus kepada sebuah pengalaman
namun juga terfokus kepada 2 aspek dari unsur wisata minat khusus tersebut, yaitu: Aspek Budaya
dan Aspek Alam Fandeli (1992:107) Salah satu kategori wisata minat khusus yang penulis jabarkan
diatas adalah wisata minat khusus fotografi (photographic tour/travel photography), yang adalah
suatu perjalanan wisata yang setiap wisatawannya memiliki minat/hobi kepada fotografi yang
selama perjalanan lebih terfokus kepada mendapatkan sebuah hasil foto yang baik, seperti
pemandangan, kegiatan sekelompok orang, atau benda. Menurut Tjin (2013:7) “Travel
photography/Photographic Tours adalah salah satu jenis fotografi yang meliputi kegiatan
dokumentasi suatu daerah, mulai dari pemandangan, budaya, sejarah, sampai masyarakatnya.
Fotografi sendiri yang merupakan kegiatan utama dari sebuah travel photography ini mulai
berkembang dan mulai diminati oleh masyarakat di Indonesia yang masuk di dalam sebuah
komunitas pada setiap provinsi di Indonesia,

BAB 15

Persiapan Perjalanan Wisata Rombongan


 
. Melakukan perjalanan wisata secara rombongan bisa jadi akan sangat menyenangkan. Namun
bisa juga menjadi tidak menyenangkan karena ketidaksiapan mental, fisik, dan faktor ketidaktahuan.
Sebelum melakukan perjalanan wisata secara rombongan, kita harus mencari tahu apa yang akan
kita hadapi dalam perjalanan nanti. Kita pun harus siap sedia menghadapi segala sesuatu yang
tidak sesuai dengan harapan.
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan perjalanan wisata secara
rombongan, di antaranya adalah:

1. Persiapkan Mental dan Fisik

Sebelum berkemas, ada baiknya persiapkan diri Anda, keluarga, dan rombongan yang ikut, baik
secara mental maupun fisik. Istirahatlah yang cukup pada malam hari sebelum berangkat. Apalagi
jika waktu tempuh perjalanan memakan waktu 2-3 jam atau bahkan lebih, maka dibutuhkan kondisi
mental dan fisik yang bugar dan fit. Jika perlu, minumlah vitamin untuk meningkatkan kebugaran
tubuh. Sebelum berangkat, minumlah obat anti mabuk bila ada anggota keluarga atau rombongan
yang suka mabuk dan muntah selama dalam perjalanan.

2. Buatlah Chek-list Peralatan

Daftar peralatan perlu dibuat agar tidak ada perabotan yang terlupa dibawa. Misalnya, masing-
masing anggota keluarga atau rombongan menyiapkan piring, gelas disposable, sendok, garpu, dan
keperluan makan lainnya. Jika kepergian rombongan bersamaan musim hujan, perlu pula disiapkan
payung atau jas hujan.

3. Membawa Makanan Sendiri

Perlunya membawa makanan sendiri bertujuan untuk menghemat biaya karena biasanya harga
makanan di tempat wisata sangat mahal. Tentukan jenis makanan yang akan dibawa, mulai dari
makan siang atau makan malam bila memang waktu wisata Anda berlangsung lama. Sebaiknya
nasi dikemas dalam kertas bungkus khusus nasi, sementara lauk dan sayur dalam wadah tersendiri
atau kemasan plastik. Cara ini lebih praktis karena pembungkus nasi, lauk, dan sayur itu dapat
langsung dibuang setelah dipakai sehingga mengurangi beban ketika pulang. Selain itu, dianjurkan
pula untuk membawa makanan camilan, bisa berupa cokelat, buah segar, atau makanan selingan
lainnya.

4. Siapkan Pakaian

Pakaian yang dikenakan sebaiknya disesuaikan dengan daerah wisata yang dikunjungi. Untuk
daerah dingin dan lembap, disarankan membawa baju, jaket dan kaus kaki tebal, serta jas hujan
untuk mengantisipasi perubahan cuaca. Sedangkan untuk daerah panas, hindarkan mengenakan
pakaian tebal dan berwarna hitam, karena warna itu cepat menyerap panas sehingga pemakainya
sering cepat merasakan kegerahan. Mengenakan pakaian warna cerah dengan bahan yang mudah
menyerap keringat (seperti katun) akan membuat Anda bisa menikmati perjalanan dengan lebih
nyaman dan maksimal.

5. Membawa Obat-obatan

 Pastikan Anda, keluarga, dan rombongan dalam keadaan sehat ketika berangkat berwisata.
Namun, kalau salah seorang anggota rombongan sedang sakit, tentu harus menyiapkan obat-
obatan. Untuk antisipasi, obat-obatan yang perlu dibawa di antaranya obat anti mabuk, obat mual,
obat diare, obat alergi, obat pusing atau nyeri, balsam atau minyak angin, dan emergency aid kid
atau P3K yang lengkap.    

6. Persiapan Keberangkatan

Biasanya waktu yang tepat untuk memulai perjalanan rombongan adalah pagi hari. Berangkat pada
pagi hari, berarti harus bangun pagi, mandi dan sarapan pagi. Ada baiknya semua barang sudah
dikemas pada malam hari, mana yang akan dimasukkan ke dalam bagasi, mana di atas mobil, dan
mana yang akan dipakai pada pagi hari. Jangan tidur terlalu larut pada malam hari sebelum
keberangkatan karena daya tahan tubuh akan rendah keesokan harinya.

7. Pembagian Tugas

Ketua rombongan perlu mengetahui kemampuan dan kondisi anggota rombongannya. Beberapa
kali pertemuan perlu diadakan untuk mematangkan rencana dan mengantisipasi tantangan yang
ada serta membagi tugas dan tanggung jawab. Harus ada pembagian tugas yang jelas. Siapa yang
berfungsi sebagai petugas medik, siapa yang bertugas mempersiapkan makanan (konsumsi), siapa
yang bertindak sebagai guide atau pemandu perjalanan, pengatur acara kebersamaan, pengatur
kesiapan tempat tinggal (jika bermalam), ahli peralatan listrik, pengawas kelangkapan, dan ahli
peralatan atau mesin kendaraan.

8. Menerapkan Aturan Bersama

Semua panitia harus dilengkapi peralatan komunikasi seperti walkie-talkie ataupun telepon seluler.
Ada baiknya panitia mengeluarkan memorandum berisi ketentuan-ketentuan pergi bersama yang
harus dipatuhi selama dalam perjalanan atau setelah sampai di tempat wisata. Misalnya
menentukan soal ketepatan waktu, pengaturan tempat penginapan, penggunaan kamar mandi
bersama, dan tentu pengaturan pembiayaan.
Beberapa hal di atas perlu diperhatikan dan diterapkan agar perjalanan wisata rombongan Anda
dapat terlaksana dengan baik, sehingga perjalanan wisata Anda dapat berkesan dan meninggalkan
kenangan manis yang tak terlupakan.

A. Pemandu Wisata Rombongan 


Dalam menunjang keberlangsungan kegiatan tour, setiap perusahaan biro perjalanan wisata membutuhkan
peran seorang pemimpin perjalanan wisata (tour leader). Tour leader merupakan orang yang berada
dijajaran terdepan yang mewakili perusahaan dalam memimpin perjalanan dan memenuhi kebutuhan
wisatawan selama kegiatan wisata. 

Hal ini diperkuat dengan pengertian Tour Leader, yang dikemukakan oleh Drs. Oka Yoeti pada bukunya
“Tours and Travel Management” (2006:111). Dijelaskan bahwa Tour Leader adalah istilah bahasa asing
yang terdiri dari dua suku kata yaitu: 

1. Tour adalah perjalanan keliling yang memakan waktu lebih dari 3 hari yang diselenggarakan oleh suatu
Biro Perjalanan Wisata dengan acara peninjauan dibeberapa titik tempat yang menarik. 

2. Leader adalah pemimpin 


David Bowie dan Jui Chi Chang (2005:303) menjelaskan tour leader sebagaimana dikemukakan bahwa: 
Tour leader is a significant determinant psychologically, spiritually and practically in influencing the
success of the tour product. The term ‘tour leader’ is also used to describe the tour manager, tour
conductor, tour director or courier. Tour leader is a psychologist, diplomat, flight attendant, entertainer,
news reporter, orator and even translator and miracle professional. 

Songshan Huang et al. (2010:5) menyatakan bahwa keahlian dan kecakapan seorang tour leader/guide
saat berinteraksi dengan para wisatawan atau konsumen yang menggunakan jasa tour disebut sebagai tour
leader/guide performance. Tour leader/guide performance berasal dari Service Performance
(SERVPERF). 

Tour leader adalah orang yang bertugas memimpin pelaksanaan suatu kegiatan wisata dari persiapan
sampai akhir dengan membimbing, menjelaskan, memberikan rasa aman serta membantu peserta wisata.
Biasanya orang – orang yang sudah berpengalaman dari bidang ini disebut tour leader/pemimpin
perjalanan wisata.(M. Kesrul, 2004:3)

Menurut Asosiasi Perjalanan Nasional Amerika (NTA), perjalanan dengan group memberikan sekitar 4
persen konsumsi perjalanan. Memang terlihat jumlah yang kecil dalam hal pemasukan, tapi kalau dilihat
bahwa orang Amerika menghabiskan lebih dari $11 Milyar setahunnya untuk sebuah perjalanan dan
menurut Pusat Data Perjalanan AS, satu dari lima orang yang berpergian dalam lima malam atau lebih,
membelinya melalui paket tour. Memperluas data statistik ini adalah dengan melihat cara pandang yang
mendunia. Perjalanan dengan group lebih populer dbandingkan di Amerika dan mulai melihat cepatnya
perkembangan usaha perjalanan wisata 

Hal yang lebih menarik adalah perkembangan konsumen tour itu sendiri menjadi banyak seperti adanya
tour camping pelajar, ekskursi wisata alam dan bahkan yang sekarang menjadi trend pasar adalah tour
yang berwawasan lingkungan atau yang disebut sebagai green travel dalam bentuk ecotourism. Seseorang
wisatawan ketika sedang berlibur tidak ingin khawatir tentang segala sesuatunya. Tour yang terencana
akan membantu wisatawan dari kesulitan . Sebuah tour yang terencana dengan baik akan mengatasi
masalah yang dikhawatirkan wisatawan sebelum pergi berlibur, sehingga membuat wiatawan peserta tour
merasa dimanjakan dan diperhatikan. 

Seorang orang ada yang pernah salah memilih hotel. Sebuah tour yang baik dan dipandu akan
mengurangi pemakaian waktu yang terbuang begitu saja dan meyakinkan wisatawan untuk melihat semua
yang penting dalam bentuk pola yang nyaman dan efisien. Lebih jauh, kelebihan pembelian dalam group
sebuah perusahaan membuktikan penghematan dalam biaya hotel, makan dan atraksi wisata. 

Beberapa survey menghasilkan bahwa orang yang menghindari mengikuti tour kadang kadang takut
mereka akan mempunyai sedikit kesamaan dengan wisatawan. Kebanyakan, harga dan tujuan sebuah tour
secarta otomatis terlihat tingkat sosial – ekonomi dan ketertarikan seorang anggota group wisatawan.
Dalam sebuah tour, biasanya terjadi hubungan yang lama diantara wisatawan Tanpa seseorang Pemimpin
Rombongan Wisata (atau sekurangnya buku panduan), candi Borobudur tidak lebih dari sebuah tumpukan
batu dan sebagai tempat rekreasi keluarga, bukan menjadi sebuah obyek wisata pendidikan sejarah.
Seorang pemandu yang terlatih dengan baik dapat memberikan penjelasan (commentary) hampir pada
semua aspek seperti : sejarah, geografi, arsitektural, flora dan fauna. Bahkan seorang guide akan seperti
ensiklopedia berjalan (Walking encyclopedia) 

Dalam situasi tertentu Pemimpin Rombongan Wisata itu sangatlah diperlukan dimana seorang Pemimpin
adalah seseorang yang memiliki kecakapan dan kelebihan di satu bidang, sehingga dia mampu
mempengaruhi orang lain untuk bersama – sama melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi pencapaian
satu atau beberapa tujuan. 

Pemimpin Rombongan Wisata juga memiliki kemampuan memimpin, artinya memiliki kemampuan
untuk mempengaruhi orang lain atau kelompok tanpa mengindahkan bentuk alasannya dan seorang
pemimpin juga pengaruh terhadap sekelompok orang banyak. Namun sejauh mana wisatawan memahami
apa yang pemimpin rombongan ucapkan dan memberikan penjelasan yang dapat wisatawan mengerti. 

B. Peran Tour Leader 

Dalam praktek kerjanya seorang tour leader adalah satu-satunya orang yang menjadi patokan jalannya
sebuah perjalanan wisata. Semua peserta tour harus menuruti peraturan atau ketentuan yang ditetapkan
oleh seorang tour leader demi kelancaran jalannya suatu tour. Maka dari itu seorang tour leader berperan
penting dalam sebuah perjalanan wisata. Adapun peranan yang dimiliki oleh seorang tour leader menurut
( M. Kesrul, 2004 : 5 ) adalah sebagai berikut : 

a. A tour leader is a good organizer 


TL menjadi pengatur yang baik, seperti dapat meredam suasana yang kacau dalam konndisi suatu tour
yang sedang terjadi, sanggup berpikir jauh ke depan dan siap mengantisipasi suasana yang mendadak
berubah. Semuanya ini harus dilaksanakan dengan senyum dan penuh kesabaran. 

b. A tour leader is a good communicator 


TL menjadi pembicara yang baik, seperti dapat berkomunikasi dengan segala macam tingkatan tamu,
berbagai kalangan masyarakat dan bangsa. 

c. A tour leader must unite the tour into a social family 


TL menjadi penggerak dalam kelompok atau keluarga tamu, seperti sanggup menciptakan suasana
kekeluargaan selama tour berlangsung karena keinginan tamu untuk berkenalan dengan peserta yang
baru. 

d. The tour leader represent not only the group but the entire organization 
TL harus mempunyai rasa percaya diri dan bangga dengan perusahaan tempat dia bekerja serta berusaha
keras dalam memberikan pelayanan yang sudah menjadi tugasnya. 

e. A tour leader is psychologist 


TL harus dapat mengevaluasi suasana tour, mampu mendeteksi lebih awal seandainya ada kejadian –
kejadian yang menimpa sesama peserta tour. 

f. A tour leader is a friends to those she / he dislike, as well as those she/he likes 
TL mampu bermain sandiwara ( berperan ) dengan semua karakter peserta tour, jangan terlalu naif. 

C. Persyaratan Tour Leader 

Untuk menentukan siapakah yang menjadi tour leader dalam suatu acara perjalanan wisata tidaklah
mudah. Sebab, peranan yang dipercayakan kepadanya sangat strategis, disamping menentukan
kelanggengan travel agent, dimana TL bekerja ; apalagi untuk TL ini banyak yang bekerja paruh waktu.
Berikut ini persyaratan yang harus dimiliki seorang TL ( M. Kesrul, 2004 : 6 ) : 

a. Out going personality 


Harus tidak mempunyai rasa malu, cepat beradaptasi secara umum, sanggup berbicara didepan publik,
tidak segan untuk bertemu kenalan baru. 

b. Common sense 
Memiliki sikap yang sigap dan tidak gugup menghadapi situasi gawat di perjalanan. 

c. Organization 
Mampu untuk merencanakan sesuatu kedepan, seperti perubahan program tour karena perubahan jadwal
penerbangan, membuat optional tour karena masih ada waktu dalam program pada saat itu. 

d. Empati 
Harus siap setiap saat dalam melayani setiap tamu, seperti melayani tamu yang sedang sakit, kehilangan
barang – barang, menemani tamu belanja, membantu menelpon IDD ke tanah air, mengantar wisatawan
pergi berbelanja dan turut membantu menawar harganya. 

e. Extreme 
Mampu bekerja sama dengan siapa pun yang terlibat dalam pelaksanaan tour. Hal ini bukan berarti hanya
dengan peserta tour, tapi juga dengan local guide, sopir, pelayan, resepsionis, petugas imigrasi, dan
handling agent. 

f. Event Timpered Personality 


TL harus bisa mengontrol emosi. Ini berarti TL tidak boleh marah tetapi harus bisa meredam emosi. 

g. Commitment 
Mempunyai mental kerja lebih dari 8 jam sehari. Artinya dia harus bersedia kerja lembur dan
mengorbankan kepentingan pribadi demi kesuksesan profesi. 
h. Leadership Qualities 
Seorang TL harus mempunyai kualitas kepemimpinan. Lebih baik memilih TL yang sering berorganisasi
dan mampu memimpin daripada memilih TL yang hanya mengandalkan penguasaan bahasa saja. 

i. Balanced Personality 
Dalam membawa rombongan atau individual, TL harus mampu memjaga keseimbangan dalam guiding
secara serius maupun dalam memceritakan anekdot yang konyol atau berkarakter. 

j. Good Health 
TL harus menjaga stamina selama tour, selama menjalankan tugas. TL yang selalu stres dan setiap malam
kurang tidur karena menemami tamu, lupa mengkonsumsi vitamin suplemen akan mengacaukan
keseluruhan acara tour. 

k. Control and Firmness 


TL harus bisa mengendalikan wibawa agar tidak dilecehkan oleh wisatawan, sopir, dan local guide. TL
harus tetap tegas, namun tidak bersifat diktator. 

D. Tanggung Jawab Tour Leader 

Layaknya seorang pemimpin yang akan memimpin jalannya suatu perjalanan wisata, seorang tour leader
memiliki beberapa tanggung jawab yang harus diperhatikan. Adapun tanggung jawab seorang tour leader
menurut Modul Kuliah MPPW STP Bandung adalah sebagai berikut: 

a) Melakukan semua aktivitas yang sudah direncanakan. 


b) Bisa menjadi solusi ( problem solver) 
c) Wakil dari perusahaan 
d) Sebagai pemimpin 
e) Merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasi tugas dan aktivitas rencana tour 
f) Memotovasi, mengajarkan perilaku peserta dari performansi. 
g) Kualitas dan kuantitas perjalanan wisata sebagai produk 
h) Komunikasi skills, disiplin, moral peserta. 
i) Evaluasi alur dan hasil kerja. 
j) Pelaporan managerial 

E. Teknik Pemanduan 

1. Mengawali Pemanduan 

Pilihlah suatu tempat yang strategis, aman, menarik, dan mudah dikenal untuk memulai pemanduan. Bila
Anda akan memulai suatu perjalanan dengan bus, lakukan greeting sebelum naik ke bus atau sebelum bus
bergerak. Yang harus dilakukan adalah : 

a. Mengucapkan salam dengan bahasa yang familiar. 

b. Perkenalkan nama perusahaan, rekan kerja, dan diri Anda sendiri serta gunakan tanda khusus untuk
memudahkan pengenalan. 
c. Cek nama/amati wisatawan satu persatu dengan menyebut nama, atau persilakan mereka untuk saling
mengenali melalui name tag yang telah dibagikan, sehingga mereka akan saling mengenal bila group
belum saling mengenal. 

d. Jelaskan secara singkat dan jelas itinerary, sebaiknya dibagikan sekilas informasi dalam bentuk brosur
dengan tulisan dan gambar yang jelas. 

e. Beri kesempatan untuk bertanya. 

2. Melaksanakan Pemanduan 

a. Kenalilah budaya mereka dan sesuaikan situasi dengan culture rata-rata/ terbanyak. 

b. Pelayanan informasi di atas bus dengan posisi berdiri dengan sikap kaki yang tepat, tergantung
goyangan bus bisa dengan jarak 20-30 cm antara dua kaki ke depan atau ke samping,dan boleh bersandar
tapi tetap dalam sikap tegak, tidak terkesan malas. 

c. Jangan menjelaskan suatu objek yang sudah tertinggal atau masih sangat jauh. Adakan kerja sama
dengan driver supaya kecepatan dikurangi bila ada hal-hal yang menarik dan memerlukan informasi
secara lebih rinci. 

d. Tanggap akan kondisi wisatawan, jenuh, lelah atau mengantuk. Cepat mawas diri apakah penyebabnya
dan segera alihkan strategi Anda untuk mengantisipasi keadaan. Bila rata-rata benarbenar mengantuk,
persilakan istirahat dan berhentilah bicara kemudian putarlah lagu instrumen yang tenang. Bila terlihat
tanda kebosanan cobalah untuk membuat games/ permainan yang melibatkan wisatawan. Jangan hanya
Anda yang aktif, tapi buatlah mereka aktif dan bergerak. 

e. Bila Anda menangani walking tour, posisikan dimana Anda berdiri agar semua wisatawan dapat
melihat dan mendengar Anda dengan jelas. Dalam keadaan berjalan bersama rombongan, Anda harus
selalu berada pada posisi kritis, seperti tikungan, jembatan, pintu masuk, sehingga Anda mudah
memimpin mereka dan ingatkan kalau ada tempat yang licin atau tangga naik/turun. 

f. Dalam kondisi berjalan berpencar, harus dikumpulkan lebih dahulu dan berikan informasi lokasi (toilet,
tiket sales, souvenir, kedai snack,dan lain-lain) dimana meeting point, samakan waktu dan tentukan jam
berapa harus berkumpul sebagai pos dan Anda tetap siap di pos untuk menjaga hal-hal yang emergency.
Berikan informasi tentang larangan-larangan, tanda bahaya, dan aturan yang berlaku. 

g. Ajaklah wisatawan untuk bersama-sama menghargai kesepakatan waktu dengan memberikan


pengertian tanpa mengurangi kenyamanan dan kesenangan, terpaksa harus kembali untuk meneruskan
perjalanan bila saatnya telah tiba. 

h. Mendahulukan wisatawan yang tua dan lemah, tanpa meremehkan kemampuan dan menyinggun
perasaannya, ingat bahwa culture berbeda (cross-culture understanding). 

i. Cobalah untuk memotivasi adanya rasa kebersamaan antarwisatawan. 

j. Dalam keadaan darurat, cobalah untuk menawarkan alternatif pemecahan yang sama-sama
menguntungkan, walaupun dalam hal ini mungkin terjadi tentangan keras dari seseorang, namun tetap
hindari adu argumentasi/berdebat. Ingatkan pada wisatawan akan barang bawaannya, setiapkali Anda
akan berpindah lokasi dan selalu cek jumlah wisatawan. 

k. Bila terjadi kecelakaan atau ada yang sakit, berikan pertolonga pertama, hubungi dokter/rumah sakit
terdekat dan kantor Anda, bila diperlukan. 

l. Pada saat berhenti untuk makan bersama, hubungi kembali (reconfirm) restaurant untuk memastikan
kesiapan, dan jumlah seat. Beri informasi apa menunya dan ketentuan lain seperti makanan/minuman
tambahan yang tidak termasuk dalam paket serta waktu yang disediakan. Pastikan mereka sudah mulai
makan dan berkelilinglah meneliti mutu makanan dan pelayanan restaurant, baru Anda menyusul untuk
kemudian jangan biarkan mereka menunggu Anda yang sedang makan. Ambil meja khusus untuk crew,
sehingga Anda dapat mengamati situasi makan. Ingatkan sebelum meneruskan perjalanan, tentang toilet,
barang bawaan, dan ucapan terima kasih atas tertib dan sampaikan permintaan maaf bila ada kekurangan. 

m. Bila ada pemandu lokal pada salah satu objek wisata, perkenalkan guide lokal pada wisatawan dan
hargailah rekan pemandu Anda. 

3. Mengakhiri Pemanduan 

a. Akhir pemanduan merupakan kesan menyenangkan pada akhir dari tour dan membuat wisatawan
merasa hilang kelelahannya. 

b. Pilihlah suatu tempat/lokasi yang strategis, aman, menarik, dan nyaman untuk mengakhiri pemanduan
sebelum kembali ke bus. 

F. Laporan Pelaksanaan Tour 

Laporan-laporan tur akan meliputi informasi sebagai berikut: 

1) Peristiwa-peristiwa atau kecelakaan-kecelakaan yang terjadi selama tur 

2) Masalah-masalah yang ditemukan 

3) Bagaimana menangani masalah-masalah 

4) Hubungan yang dibuat dengan karyawan dari penyedia produk jasa lain selama tur misalnya jika
terjadi kesulitan-kesulitan 

5) Jika ada produk-produk, pelayanan-pelayanan, fasilitas-fasilitas, dan tempat-tempat wisata baru 

6) Nama-nama karyawan baru (Jabatan mereka) yang ditemukan selama tur 

7) Informasi pokok mengenai pokok mengenai tur termasuk jumlah/nama/tanggal-tanggal perjalanan 


BAB 16
1. Penanganan masalah
Itinerary yang telah disusun sebelum tut dilaksanakan adalah sebuah rencana yang diharapkan
dapat dilaksanakan sesuai dengan apa yang disebutkan didalamnya, namun tidak menutup
kemungkinan terjadinya penyimpangan atas program tersebut.
Penyimpanan dapat terjadi karena kondisi yang berada di luar jangkauan manusia seperti banjir,
kerusuhan massa. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan tur tidak dapat dilaksanakan
sebagaimana direncanakan. Penyimpangan dapat pula terjadi karena unsur kesengajaan baik oleh
wisatawan sendiri maupun oleh pramuwisata.
Adapun cara menangani masalah tersebut adalah sebagai berikut:
1. Apabila penyimpangan terjadi karena kondisi di luar jangkauan manusia maka
pramuwisata harus merundingkan kondisi yang terjadi dengan wisatawan atau tour leader
serta kemungkinan-kemungkinan yang dapat dilakukan
2. Apabila penyimpangan terjadi karena unsur kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya
serta kompensasi atas penyimpangan. Jika hal tersebut atas permintaan wisatawan maka
tidak merupakan keharusan bagi pramuwisata untuk memberikan kompensasi atas
penyimpangan yang dilakukan.
Hal penting yang perlu diingat oleh pramuwisata bahwa untuk setiap keputusan alternatif yang
diambil dalam menyelesaikan penyimpangan pelayanan harus didukung dengan bukti tertulis
yang disetujui oleh bersama antara pramuwisata dan wisatawan
2. Kehilangan:
Kehilangan dapat berupa kehilangan barang maupun kehilangan peserta wisatawan. Kehilangan
barang dapat berupa barang bawaan, paspor, uang, tiket perjalanan. Kehilangan dapat terjadi di
airport, terminal atau pelabuhan, hotel, atau di tempat-tempat lain.
Bentuk bantuan yang diberikan oleh pramuwisata tergantung dari tempat kejadian kehilangan.
Kehilangan yang terjadi di airport menuntut pramuwisata lebih aktif memberikan bantuan
pencarian dibandingkan dengan kehilangandi hotel karena hotel telah memiliki prosedur sendiri
atas kasus kehilangan.
3. Kecelakaan:
Apabila dalam perjalanan terjadi kecelakaan maka hal-hal yang perlu dilakukan oleh
pramuwisata, antara lain:
1. Memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan yang mengalami luka ringan
2. Mengantarkan wisatawan ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapat
penanganan
3. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh pihak kepolisian atas kejadian kecalakaan
tersebut.
Dalam hal ini sudah barang tentu diperlukan biaya untuk penyelesaikan pengobatan di
puskesmas atau ke rumah sakit, sehingga pramuwisata harus mengkomunikasikannya kepada
perusahaan yang mempekerjakannya untuk penyelesaian lebih lanjut

4. Sakit atau Meninggal


Bagi wisatawan yang menderita penyakit tertentu maka sebelum tour berlangsung
diinformasikan untuk membawa obat pribadi yang diperlukan selama tour. Akan tetapi
pramuwisata harus menyiapkan obat-obat tertentu untuk memberikan pertolongan sementara jika
wisatawan mengalami sakit di perjalanan. Obat-obatan yang dapat dibawa antara lain:
paracetamol, aspirin, anti alergi dan lain-lain.
Seandainya wisatawan sakit di perjalanan maka:
1. Tanyakan apakah yang bersangkutan membawa atau harus minim obat tertentu untuk
meredakan sakitnya
2. Berikan pertolongan pertama semampunya
3. Jika perlu berikan obat-obatan yang dapat dikonsumsi secara umum untuk sakit tertentu
misalnya influensa, panas, alergi
4. Apabila sakitnya tidak dapat ditangani maka rujuk ke puskesmas atau rumah sakit
terdekat
5. Laporkan ke perusahaan
Apabila sakitnya terjadi di hotel, maka pihak hotel akan menanganinya dengan memberikan
pertolongan pertama, memanggil dokter atau apabila parah maka hotel akan merujuknya ke
rumah sakit.
Jika wisatawan meninggal maka:
1. Buat peserta lain agar tidak panik
2. Panggil ambulance dan kirim ke rumah sakit. Jika memanggil ambulance tidak mungkin
maka gunakan kendaraan tur
3. Rundingkan dengan wisatawan atau tur leader untuk kegiatan berikutnya, dilanjutkan
atau tidak
4. Laporkan ke perusahaan.

5. Keluhan Wisatawan
Keluhan wisatawan tidak terbatas pada pelaksanaan panduan seorang pramuwisata, aka tetapi
menyangkut kesuluruhan fasilitas dan pelayanan yang didapat selama melakukan tur dan
pramuwisata harus dapat menanganinya secara profesional.
Untuk dapat menangani keluhan secara profesional, maka harus diketahui terlebih dahulu jenis
keluhan tersebut. Pada dasarnya keluhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Keluhan Sejati: Adalah keluhan yang timbul karena kondisi fasilitas dan pelayanan
berdasarkan standar umum tidak memuaskan arau tidak sesuai dengan perjanjian
sebelumnya
2. Keluhan biasa: Adalah keluhan yang timbul karena pengaruh cara pandang wisatawan
terhadap fasilitas atau pelayanan yang diterima. Dalam hal ini antara wisatawan yang satu
dengan yang lain mungkin saja berbeda penilaiannya terhadap fasilitas atau pelayanan
yang sama.
Apapun jenis keluhannya, pramuwisata harus dapat menangani secara arif dan bijaksana dengan
menggunakan prinsip-prinsip: (mendengarkan, memahami, meneliti, menangani, minta maaf)
Setiap keluhan yang terjadi seharusnya dilaporkan secara tertulis kepada perusahaan yang akan
bermanfaat bagi perbaikan pelayanan dan mengantisipasi munculnya keluhan yang sama di masa
yang akan datang. Secara sedarhana laporan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan blanko
pada contoh berikut
Menjadi seorang pramuwisata yang profesional bukanlah hal yang mudah, namun tidaklah
mustahil untuk dilakukan. Profesionalisme itu merupakan akumulasi dari semua unsur yang
seharusnya dimiliki oleh seorang pramuwisata. Unsur itu berupa modal dasar yang ada dalam
dirinya sendiri yang dapat membangkitkan semangat untuk tangap terhadap lingkungan di luar
dirinya, yaitu wisatawan dan kegiatan yang dilakukan.
KETIKA sedang liburan terkadang Anda akan dihadapkan dalam situasi yang tidak
menentu dan sesuai harapan. Berbagai keadaan darurat mungkin dapat dialami saat
Anda berlibur seperti serangan teror, kecelakaan hingga kehilangan dompet.
Lantas apa saja yang harus dilakukan untuk mencegah dan mengatasi keadaan darurat
tersebut? Simak tipsnya seperti dikutip dari grivy, Selasa (4/4/2017).
Hati-Hati dengan Barang Anda
Simpanlah kartu identias Anda di brankas di hotel dan bawa fotokopi paspor dan uang
yang secukupnya saat berkeliling. Namun ada juga saatnya Anda membawa paspor
dan uang yang cukup banyak di beberapa tempat.
Pengamanan pada barang-barang Anda tentu harus menyesuaikan di mana Anda
berada. Yang pasti, jangan pernah meninggalkan tas, kamera dan handphone tanpa
pengawasan ketika sedang asyik liburan.
Waspada Copet
Sayangnya, banyak traveller yang sering menjadi target tukang copet, karena mereka
tidak mengenal wilayahnya dan karena mereka terdistraksi hal lain di sekitarnya.
Browsing keadaan tempat tujuan Anda termasuk di area mana saja copet-copet
beraksi sebelum berlibur.
Tentukan Destinasi yang Tepat
Cek International SOS and Control Risks yang rutin merilis tempat-tempat yang
berpotensi bahaya untuk para traveller. Cek peta mereka untuk menentukan tujuan
wisata Anda berikutnya untuk memastikan tempat yang akan Anda datangi tidak
dalam resiko besar.
Kesehatan
Sepanjang 2016, banyak traveler termasuk atlet Olimpiade yang memilih untuk tidak
traveling karena takut akan virus Zika. Ke manapun Anda pergi, Anda tentunya tidak
bisa menghindari gigitan nyamuk, keracunan makanan dan travelling sickness
lainnya.
Ini akan membahayakan Anda dalam perjalanan, jadi sangat masuk akal untuk Anda
mencegahnya sebelum bepergian. Ambil vaksin bila Anda merasa destinasi negara
yang Anda kunjungi punya potensi penyakit. Dan, selalu aplikasikan sunscreen dan
lotion anti-nyamuk.
Pertolongan Pertama pada Kecelakaan Saat Traveling
Traveling adalah hobi yang tengah menjadi tren di masyarakat. Pilihannya pun bermacam-
macam, dari tempat wisata di tengah kota atau menenangkan diri ke tengah alam bebas yang
sejuk. Walaupun tidak bisa disangkal lagi kalau traveling itu menyenangkan, kita juga harus
paham resiko-resiko yang bisa terjadi. Maka, kita perlu mempelajari pertolongan pertama pada
kecelakaan saat traveling.
Pertolongan yang utama saat traveling tentu saja persiapan medis yang matang, seperti
membawa perlengkapan P3K yang lengkap. Bisa berupa obat-obatan, seperti obat anti mabuk,
pereda nyeri, obat pusing, mual, dan lain-lain. Perlengkapan yang tidak boleh terlupa juga adalah
kasa, alkohol atau antiseptik lain, dan plester luka.

Namun, yang sering terlewat oleh kita adalah memahami teknik P3K itu sendiri. Karena kita
berencana traveling, kita bisa saja jauh dari rumah sakit atau petugas medis lainnya. Sedangkan,
untuk mencegah kemungkinan terburuk, kita wajib melakukan pertolongan pertama selagi
menunggu atau membawa korban ke petugas medis terdekat.

Berikut ini beberapa kecelakaan yang biasa terjadi pada saat traveling dan penanganannya :

1. Luka Bakar
Sering beredar di masyarakat kalau luka bakar harus dikasih krim, lotion atau semacamnya.
Untuk luka bakar, ini tidak diperbolehkan. Sebaliknya, penanganan yang paling baik adalah
mengucurkan air dingin ke tangan sekitar 10-20 menit atau sampai rasa sakit berkurang. Setelah
itu, tutupi luka bakar dengan kasa steril atau kain bersih. Untuk luka bakar serius, segera hubungi
petugas medis.

2. Luka Berdarah
Untuk luka terbuka atau yang mengeluarkan darah, yang paling penting adalah menjaganya agar
tetap steril. Jadi, ketika kita menangani orang yang terluka, kita juga harus memastikan tangan
kita bersih. Sebisanya, kita tidak melakukan kontak langsung dengan luka, melainkan dengan
kain bersih. 

Pada penanganan luka serius, kita balut luka tersebut dengan kain bersih dan tekan luka untuk
mengendalikan pendarahan sampai kita mendapat pertolongan medis. Saat membalut luka,
jangan sampai terlalu erat karena bisa menghambat sirkulasi darah. Untuk luka kecil, pertama
kita bersihkan dengan air mengalir dan balut luka dengan plester atau kasa steril.

3. Heat Stroke dan Terbakar Matahari


Kalau kita traveling, hal yang paling mungkin terjadi adalah terkena paparan sinar matahari
langsung. Ini bisa menyebabkan heat stroke. Cara untuk meredakannya adalah dengan membawa
korban ke tempat yang teduh dan buka pakaian luar, seperti jaket dan lain sebagainya.
Kemudian, kita selimuti korban dengan kain basah sampai suhu korban terasa normal kembali.
Kalau sudah terasa normal, kita bisa menggantinya dengan kain yang kering.
Untuk kulit yang terbakar matahari juga sebaiknya jangan disepelekan karena bisa saja
menyebabkan dehidrasi atau shock yang lebih gawat akibatnya. Untuk menanganinya, bawa
korban ke tempat teduh dan basuhi bagian yang terbakar dengan air dingin selama kurang-lebih
10 menit. Bisa juga bagian tubuh yang terbakar matahari direndam di air dingin selama 10 menit.

4. Keseleo/Patah Tulang
Saat traveling, terutama dengan tujuan ke gunung-gunung, keseleo atau patah tulang bisa saja
terjadi. Kalau ada teman atau kita sendiri keseleo, maka yang bisa kita lakukan adalah
mengistirahatkan kaki yang keseleo, lalu mengompresnya dengan kain yang dibasahi air dingin.
Yang pasti, kaki yang keseleo ini jangan banyak digunakan dulu.

Untuk patah tulang, pastinya kita harus menghubungi petugas medis yang profesional, tapi kita
juga bisa melakukan P3K untuk patah tulang sementara kita menunggu petugas medis datang.
Pertama, kita harus memberikan sanggahan ke kaki atau tangan yang terluka dan buat agar
bagian yang patah agar tidak banyak bergerak.

Kalau ada trauma yang mungkin terjadi, buat kaki lebih tinggi dari kepala untuk memperbaiki
jalan darah, tapi jangan gerakkan kaki yang patah sama sekali. Pastikan juga untuk
melonggarkan baju korban, terutama di bagian leher, dada, dan pergelangan tangan dan kaki.

5. Gigitan Hewan Berbisa


Kalau kita memilih tempat traveling ke gunung atau tempat-tempat yang agak terisolir, kita  bisa
saja berhadapan dengan hewan berbisa. Yang mungkin biasa terjadi adalah gigitan ular atau
sengatan kalajengking.

Yang terpenting dalam menangani korban yang digigit/disengat hewan berbisa adalah
menenangkan korban karena pompa jantung yang meningkat bisa lebih cepat menyebarkan bisa,
terutama bisa yang masuk ke dalam darah. 

Untuk penanganan pada gigitan ular berbisa, korban harus beristirahat dan meminimalisir
gerakan. Hindari mencuci gigitan dengan air dan hindari kompres, sebaliknya tutupi luka dengan
kain kering. Pastikan juga bagian tubuh yang digigit diletakkan lebih rendah daripada bagian
tubuh lain dan longgarkan baju korban serta lepas berbagai perhiasan yang dikenakan.

Sebaliknya, untuk sengatan kalajengking, yang perlu dilakukan adalah membilas luka sengat
dengan air dingin dan kompres luka dengan kompres dingin.
6. Tenggelam
Hal pertama kali yang harus dilakukan untuk korban tenggelam adalah melihat korban responsif
atau tidak. Untuk ini, kita bisa melakukannya dengan cara memanggil nama korban atau
menepuk bahunya. Pada orang dewasa, kita bisa mengguncang tubuhnya sedikit, tapi kita tidak
boleh melakukannya pada anak kecil atau bayi. Pada anak kecil atau bayi, yang bisa kita lakukan
adalah menepuk telapak kakinya dengan lembut.

Kalau korban tidak responsif, maka kita harus membuka jalur pernapasannya. Caranya adalah
dengan meletakkan tangan kita ke dahi korban dan tekuk sedikit kepalanya ke belakang. Jangan
sampai tangan kita berada di leher karena itu akan menghambat pernapasannya. Untuk membuat
jalur pernapasan tetap terbuka, kita perlu mengangkat dagu korban dan membiarkannya terbuka
sampai petugas medis datang.

Kita tentu tidak menginginkan kecelakaan terjadi, tetapi kita tetap harus waspada dan
mengantisipasi segala kemungkinan yang ada. Oleh karena itu, pada saat traveling, kita juga
harus memastikan diri agar kita menggunakan jasa asuransi perjalanan, Asuransi travel yang
disediakan sudah termasuk santunan apabila terjadi kecelakaan pada saat traveling, sehingga bisa
mengurangi beban kita saat traveling.

Mewaspadai Bencana di Destinasi Wisata


Bencana ekologis seperti banjir, tanah longsor, kebakaran hutan, dan kekeringan
menurut organisasi lingkungan hidup WALHI (Wahana Lingkungan Hidup
Indonesia) telah diperkirakan terjadi di 90% wilayah tanah air.

Selain topografi alami di suatu wilayah, potensi bencana ekologis Indonesia turut
disebabkan maraknya deforestasi, perubahan iklim, pembangunan tanpa
mengindahkan lingkungan, praktik pertambangan, serta monokultur seperti
perkebunan sawit di Indonesia.

Bencana lingkungan yang berkaitan erat dengan hubungan timbal balik manusia
dengan lingkungannya ini, membuat kompleksitas bencana di Indonesia semakin
tinggi selain adanya bencana alam. Tentunya hal tersebut menjadi tak menguntungkan
bagi sektor pariwisata, yang sangat bergantung pada pergerakan manusia untuk
menggerakkan sisi ekonominya.
Di lain sisi, pariwisata juga berpotensi menimbulkan konsekuensi serius terhadap
kondisi ekologi. Hal ini didasarkan pada kegiatan wisata yang umumnya dikelola
secara masif tanpa memperhatikan keberlanjutan ekologi. Misalnya memicu
pertumbuhan sarana (vila dan guesthouse) serta meningkatnya konversi lahan dari
pertanian ke non pertanian.

Pengembangan wisata yang tidak berkelanjutan seperti itu, berpotensi mendorong


penggunaan sumber daya alam yang mengarah pada transformasi habitat secara
ekologis serta punahnya flora dan fauna.

Berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), sepanjang tahun


2020 saja terjadi 2.929 bencana alam di Indonesia. Banjir menduduki tempat tertinggi
yakni sebesar 1.067 kasus. Jumlah tersebut disusul bencana puting beliung yang
mencapai 875 kasus dan diakhiri oleh erupsi gunung sebanyak 7 kasus.

Karena itu, untuk mewaspadai bencana di destinasi wisata sebaiknya lokasi tujuan
menyiapkan Standar Operasional Prosedur (SOP) mitigasi yang mengacu pada UN
World Tourism Organization (UN-WTO).

Sebab pada hakikatnya, aspek keamanan dan keselamatan dari bencana merupakan
salah satu bagian hal yang paling diperhatikan wisatawan saat menentukan destinasi
wisata.

Kemenparekraf/Baparekraf sejak 2019 lalu telah membentuk Mitigation Plan yang


mengacu pada standar UN-WTO yang terbagi dalam tiga tahapan, yaitu Tahap
Tanggap Darurat, Pemulihan (Rehabilitasi), dan Normalisasi.

Tanah longsor seringkali terjadi di kawasan wisata perbukitan. (Foto:


Shutterstock/Namimata Fotostudio
Secara umum, mitigation plan untuk menyamakan persepsi bahwa pengembangan
kawasan pariwisata, khususnya destinasi wisata alam, tidak dapat dipisahkan dari
mitigasi bencana.

Selain itu, pengembangan kawasan pariwisata secara masif tanpa menyiapkan


mitigasi bencana dapat berkonsekuensi pada meningkatnya risiko atau potensi
dampak kerugian dan korban akibat bencana pada masa mendatang.

Tata ruang merupakan instrumen untuk mengelola dan mengurangi risiko bencana
tersebut (living in harmony with disaster risk). Maka setiap daerah atau destinasi
wisata wajib memiliki perencanaan pengembangan pariwisata tangguh bencana yang
dianalisis berdasarkan kerentanan wilayahnya masing-masing.

Beberapa adaptasi struktural, seperti keberadaan tanda evakuasi


(peringatan/rambu/tanda bahaya, pos penjaga pantai/SAR/BPBD, pengeras suara,
dan early warning system), jalur evakuasi, titik kumpul, serta bentuk bangunan
tertentu dapat dinyatakan bahwa destinasi wisata sudah menerapkan upaya mitigasi
untuk meminimalkan risiko bencana.

Selain itu, ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan setempat seperti rumah sakit,
puskesmas/klinik/praktik dokter, dan apotek juga menjadi indikator sebuah daerah
atau destinasi wisata telah memenuhi persyaratan pariwisata tangguh bencana.

Sementara adaptasi mitigasi non-struktural meliputi peningkatan kapasitas


masyarakat, menggali kearifan lokal, sertifikasi pemandu wisata, sertifikasi tim
penyelamat, sertifikasi kesiapsiagaan bencana, penyediaan tim manajemen darurat
dengan SOP yang telah ditetapkan.

Selanjutnya terdapat update informasi berkala terkait aktivitas kebencanaan, menjalin


koordinasi dan komunikasi yang berkelanjutan antar kabupaten/kota di kawasan
sekitar untuk pengorganisasian dan langkah-langkah yang tepat guna mewaspadai
bencana ekologis pada destinasi wisata.

Destinasi Wisata Terdampak Bencana Alam dan Ekologis

Selama kurun waktu 20 tahun ke belakang, sekurangnya terjadi bencana skala besar
yang juga menimpa beberapa destinasi wisata tanah air. Tsunami yang terjadi di Aceh
pada 2004 silam, telah menutup akses beberapa beberapa destinasi wisata misalnya
Masjid Raya Baiturrahman, Pulau Weh di Sabang, dan lainnya.

Selain itu bencana gempa bumi 6,3 skala richter di Daerah Istimewa Yogyakarta pada
2006, secara otomatis juga menutup akses destinasi wisata Candi Borobudur dan
Candi Prambanan. Guncangan gempa membuat kerusakan parah lingkungan candi,
sehingga diperlukan perbaikan selama beberapa waktu.

Bencana alam lainnya yang membuat destinasi wisata ditutup adalah erupsi Gunung
Semeru pada 1 Desember 2020 lalu. Saat kejadian tersebut pengelola Taman Nasional
Bromo Tengger Semeru segera menutup akses wisatawan untuk mengunjungi
destinasi ini.

Baru-baru ini pada Januari 2021 terjadi juga bencana ekologis di kawasan Puncak,
Bogor. Mengutip data yang dilansir kompas.com, bencana banjir bandang yang terjadi
tak hanya melanda pemukiman warga, tapi berdampak pada beberapa lokasi wisata di
sekitar Cisarua. Seperti Kampung Batik, Agro Gunung Mas, Kawasan Wisata
Perkebunan Agro Gunung Mas, Desa Wisata, dan Evergreen Villages.

Anda mungkin juga menyukai