Anda di halaman 1dari 38

Pengetahuan Dasar

Pemanduan Wisata
Definisi Pramuwisata
Definisi Pramuwisata
“Pramuwisata adalah seseorang yang memberi penerangan,
penjelasan, serta petunjuk kepada wisatawan (tourist) dan traveler
lainnya, tentang segala sesuatu yang hendak dilihat/disaksikan
bilamana mereka berkunjung pada suatu objek, tempat atau daerah
tertentu (Oka A. Yoeti: Guiding System; suatu petunjuk)
Definisi Pramuwisata
“Tour guide is the person employed either by the traveler, a traveler
agency or any other tourist organization, to inform, direct and advise
the tourist before and during his short visits (Prof. E. Amato: Guiding
Techniques)”

(Pemandu wisata adalah seseorang yang bekerja untuk wisatawan, biro


perjalanan, ataupun lembaga kepariwisataan lainnya untuk
memberikan informasi, memimpin perjalanan atau memberikan saran
sebelum atau selama kunjungannya yang singkat)
Pandangan berbagai pihak tentang Pramuwisata
• Pandangan Beberapa Manajer Tour Operator:

“Pramuwisata adalah seseorang yang harus memiliki kemampuan


memberikan pelayanan yang bagus dan keterangan yang
menarik dan berguna kepada wisatawan. Pramuwisata juga
harus sopan dan menyenangkan (Ari Waskito, dalam Udoyono
B: 2008)”

“Pramuwisata adalah orang yang menghidupkan tour. Dialah yang


membuat sebuah kunjungan ke objek wisata atau perjalanan
wisata itu menarik, nyaman, aman dan berkesan. Untuk bisa
menjalankan tugas tersebut dia harus memiliki kualifikasi
tertentu, menjalani pelatihan yang bermutu, dan memiliki
pengalaman yang cukup (Bambang S, dalam Udoyono B: 2008)”
Pandangan berbagai pihak tentang Pramuwisata
• Pandangan Beberapa Wisatawan Asing
“Saya memerlukan seorang pramuwisata untuk memberikan informasi tentang
banyak hal, seperti; sejarah, keadaan sosial, budaya dan politik suatu tempat
yang tidak saya kenal dengan baik, dan juga untuk membimbing saya dalam tour
sehingga saya merasa nyaman (Mrs. D Wilson, dalam Udoyono B: 2008)

“Saya selalu mengandalkan jasa seorang pramuwisata di daerah yang belum saya
kenal dengan baik, seperti di Asia ini untuk menunjukkan kepada saya tempat-
tempat yang turistik dan menarik serta membantu saya dalam mengurus bagasi,
tiket, reservasi hotel dan lain-lain (Mrs. Laroche, dalam Udoyono B: 2008)
Pandangan berbagai pihak tentang Pramuwisata
• Pandangan Beberapa Pramuwisata

“Pramuwisata harus melayani wisatawan dengan sepenuh hati dan sebaik-baiknya. Hal ini berangkat
dari sikap mental yang baik dan didukung dengan ketrampilan teknis guiding yang prima (Johny,
dalam Udoyono B: 2008)

“Pramuwisata adalah seseorang yang memiliki kesenangan traveling, memiliki minat pada masalah
kebudayaan tradisional Indonesia, memiliki kesenangan bergaul dengan orang asing, memiliki
keterampilan bahasa asing yang bagus (paling tidak satu, syukur lebih), memiliki kesehatan fisik
dan mental yang prima, memiliki niat untuk memberikan pelayanan prima kepada wisatawan,
memiliki selera humor, memiliki pengetahuan umum yang luas dalam hal masalah sosial, budaya,
ekonomi, bisnis, politik, dan lain-lain (Bambang, dalam Udoyono B: 2008)
Kesimpulan
• Pramuwisata adalah seseorang yang memiliki kualifikasi yang tinggi.
• Sikap mental yang baik (mau melayani konsumennya dengan baik)
• Pekerja keras, ulet, disiplin dan rajin
• Memiliki kemampuan yang bagus dalam bahasa asing, sejarah, keadaan
sosial-budaya Indonesia dan daerah.
• Pekerjaan utamanya adalah melakukan transfer in (menjemput
wisatawan – masuk ke hotel), membimbing tour, hingga transfer out
(mengkonfirmasi tiket – mengantarkan wisatawan ke
bandara/pelabuhan).
MEMBENTUK DIRI MENJADI
PRAMUWISATA PROFESIONAL
1. Modal Dasar Calon Pramuwisata
• Kesehatan dan kebugaran fisik
• Sikap mental positif
• Bakat dan minat dalam bahasa asing
• Pendidikan
• Modal finansial
• Minat terhadap masalah sosial budaya
2. FAKTOR-FAKTOR PENUNJANG LAINNYA

• PENGALAMAN TINGGAL DI LUAR NEGERI

• KETRAMPILAN KHUSUS (sulap, bermain musik tradisional, dll)

• LATAR BELAKANG ATAU JATI DIRI KHUSUS (seniman, atlet, paranormal,dll)


3. Pendidikan dan pelatihan
• Pendidikan bahasa asing, pelatihan pramuwisata, pelatihan
table manner, dll
4. Melatih diri memandu Wisatawan
• 3 tahapan : pasif, aktif sebagian, kemudian aktif
sepenuhnya
5. Mendapat lisensi pramuwisata (Lisensi diterbitkan
oleh DisPar Provinsi)
• Tingkatan pramuwisata: pramuwisata muda (memandu di
tingkat provinsi), pramuwisata madya (seluruh Indonesia),
pengatur perjalanan wisata (tour leader)
6. MEMASARKAN JASA PEMANDUAN

• MENGAJUKAN LAMARAN KERJA


• Kepada Biro Perjalanan Wisata (BPW) lokal/daerah
• Kepada BPW luar daerah hingga BPW International
• dll

• MENCIPTAKAN JARINGAN
• DENGAN TOUR LEADER
• DENGAN MANAJER Biro Perjalanan Wisata ASING
• DENGAN BUYER (pembeli)
7. MENCIPTAKAN CITRA POSITIF
• Tujuannya adalah agar kita dikenal oleh berbagai komponen utama dalam industri
pariwisata (kalangan BPW)
• Bersikap ramah dan membuka diri untuk bekerjasama dengan berbagai pihak
(terutama di bidang pariwisata, mis: BPW, Pramuwisata lain)
• Membentuk karakter yang disukai oleh orang banyak (bertanggung jawab, jujur, dan
komitmen kerja yang utuh)
• Menanamkan dan menjaga kepercayaan

8. MENYIKAPI PERSAINGAN DI KALANGAN PRAMUWISATA


• Persaingan muncul paling sering pada saat-saat low season.
• Persaingan biasanya menimbulkan fitnah, perselisihan, perang tarif dan
juga saling menjatuhkan antar sesama pramuwisata.
• Sikap yang harus diambil adalah tetap sabar dan tenang. Jangan
mengambil sikap serupa (fitnah, menjelek-jelekkan oknum, dll).
Tingkatkanlah kualitas kerja, semakin ramah dengan berbagai pihak, dan
tetap berkepribadian yang positif dan bersih.
9. Peningkatan Kemampuan Diri

• Peningkatan kemampuan dan reputasi tidak datang dengan sendiri,


melainkan melalui proses yang terencana dan manajemen pribadi yang
baik.
• Ada 3 hal penting dalam manajemen diri, yaitu: Perencanaan, Pelaksanaan
dan Pengontrolan
1. MEMBUAT RENCANA PENGEMBANGAN DIRI
• RINGKASAN RENCANA (sasaran umum, sasaran khusus, daftar kegiatan
• RINCIAN SASARAN DAN KEGIATAN
2. PELAKSANAAN
3. PENCATATAN DAN EVALUASI
Beberapa Materi yang Harus
Dikuasai oleh Seorang Pramuwisata
1. Bahasa Asing
• Pramuwisata harus memiliki kemampuan berbahasa asing (paling tidak satu
bahasa asing, yaitu bahasa Inggris) dengan tingkat kefasihan yang tinggi.
• Skill yang harus dikuasi adalah speaking, listening dan reading (berkaitan dengan
percakapan, presentasi, promosi, hingga kemampuan membaca berbagai teks
dalam bahasa asing)
• Kuasailah bahasa asing lainnya yang belum banyak penuturnya di Indonesia (ex;
Bahasa Perancis, Jepang, Korea, Rusia, Jerman, Belanda, Mandarin, dan Spanyol).
Hal ini berkaitan dengan penghargaan finansial/pembayaran.
2. Pengenalan Medan
• Pengenalan medan: tempat-tempat wisata yang akan dikunjungi,
jalan/route, fasilitas penunjang lainnya.
• Pramuwisata harus mempunyai kemampuan
mendeskripsikan/menggambarkan tempat-tempat wisata yang akan
dikunjungi (letak objek, keunikan apa yang dapat dilihat, something to
see/buy/do, dll)
• Jalan/routenya menuju tempat-tempat wisatanya harus dikuasai (juga
jalan-jalan alternatif, untuk mengantisipasi macet/pengalihan route)
• Kenali faktor-faktor sosial-budaya dan latar belakang sejarah daerah
setempat (hal ini berkaitan dengan host dan kebiasaan setempat)
3. Pengetahuan tentang Sejarah dan Keadaan Sosial-Budaya
Indonesia dan lokal

• Seorang pramuwisata harus memiliki pengetahuan tentang sejarah dan


keadaan sosial-budaya Indonesia (seperti; tempat-tempat bersejarah, suku-
suku bangsa yang ada di Indonesia, Candi Borobudur, Candi Prambanan, Kebun
Raya Bogor, Bali, dll)
• Pengetahuan tentang sejarah dan keadaan sosial-budaya lokal (ex; suku-suku
yang terdapat disini, kebudayaan mereka, tempat-tempat bersejarah, cerita-
cerita sejarah, kesenian dan peristiwa-peristiwa budaya, pantangan-pantangan
(larang-pantang) yang berlaku di masyarakat setempat (pada objek wisata yang
dikunjungi)
4. Etika
• Pramuwisata harus mengetahui beberapa etika umum yang berlaku di kalangan
pramuwisata.
• Dalam hal menyapa: menggunakan kata Mr. (untuk menyapa orang laki-laki dewasa) Mrs.
(untuk menyapa wanita dewasa yang telah menikah) Ms. (untuk menyapa wanita yang
belum menikah)
• Perjalanan overland, penggunaan JEANS dan T-Shirt masih dianggap sopan. Tidak sopan
menggunakan celana pendek dan baju tanpa lengan.
• Kalau memandu city tour, transfer in, transfer out, dinner, lunch dan memandu untuk
menonton pertunjukkan kesenian yang formal, sebaiknya menggunakan pakaian yang
formal (kalau ada; baju seragam).
• Hindari hal-hal yang menjadi pantangan pramuwisata (tidur dalam perjalanan, mengubah
itinerary, memaksa tamu, mendeskreditkan Indonesia/daerah, mengoda tamu, dll)
• Sikap tubuh dan bahasa tubuh haruslah dibuat sedemikian rupa agar terkesan enak
dipandang (mis; memandang lawan bicara dengan penuh perhatian, tetap tersenyum,
menggunakan gerakan-gerakan tangan dan mimik muka untuk menunjang bahasa verbal
yang diucapkan).
5. Budaya Wisatawan
• Budaya wisatawan yang harus diketahui adalah etika makan,
berpakaian, berbicara, dll.
• Pramuwisata profesional haruslah mengetahui budaya wisatawan
yang dilayani, agar menghindari kesalahan dan kekikukan selama
pemanduan
• Table manner (tata krama makan cara budaya barat) adalah salah
pengetahuan yang perlu dikuasai oleh seorang pramuwisata.
6. Pengetahuan tentang Perhotelan, Kuliner dan
Ticketing
• Pengetahun perhotelan: kelas hotel, jenis-jenis kamar, fasilitas-fasilitas hotel,
harga kamar, dll (hal ini berkaitan dengan pemberian keterangan dan bantuan
pelayanan yang baik kepada wisatawan)
• Pengetahuan kuliner (terutama jenis cita rasa masakan asal wisatawan) akan
membantu pramuwisata untuk memberikan rekomendasi makanan yang sesuai
dengan selera wisatawan.
• Pengetahuan tentang ticketing dan penerbangan sangat diperlukan karena akan
membantu tamu untuk rekonfirmasi tiket pesawat hingga membantu merubah
jadwal penerbangan tamu yang ingin tinggal lebih lama.
Public Speaking Dalam Pemanduan Wisata
Apa itu Public Speaking?

• Public Speaking kalau diartikan dalam bahasa Indonesia sehari-hari


adalah ‘berbicara di depan umum’.
• Memiliki kemampuan berbicara di depan umum (public speaking)
sangat penting bagi seorang Guide karena kita butuh menyampaikan
pesan kepada wisatawan dengan menarik dan informasi yang
diberikan dapat tersampaikan dengan baik.
Teknik Dasar Public Speaking
1. Miliki Kepercayaan Diri
• Percaya Diri (Self Confidence) adalah keyakinan pada kemampuan dan
penilaian diri sendiri dalam melakukan sesuatu.
•  Bagaimana Cara meningkatkan Kepercayaan diri ketika berbicara
di depan umum?
• Lawan rasa malu.
• Kuasai materi.
• Lakukan persiapan dengan matang.
• Lakukan kontak mata.
• Latihan berbicara di depan sedikit orang.
Teknik Dasar Public Speaking
2. Teknik Vokal
• Volume suara (suara kita didengar dengan NYAMAN oleh wisatawan,
tidak terlalu keras atau juga tidak terlalu kecil volume suara kita)
• Kecepatan Berbicara (tergantung 2 hal: wisatawan yang dipandu dan
materi pemanduan) Mis: kalo wisatawan kita anak muda kita bisa
berbicara dengan tempo/ritme berbicara yang cepat (penuh semangat),
berbeda dengan jika yang dipandu wisatawan yang sudah tua (berbicara
dengan lebih lambat dan membuat lebih nyaman)
• Artikulasi (kejelasan dalam pengucapan)
• Intonasi (tinggi rendahnya suatu nada pada kalimat yang memberikan
penekanan dalam kata-kata tertentu)
Teknik Dasar Public Speaking
3. Ekspresi & Gesture
• Ekspresi Wajah : Gunakan mata, bibir, senyuman dll ketika memandu untuk
mendukung penyampaian informasi kepada wisatawan.
• Gesture (gerakan anggota tubuh)
• Gerakkan tangan dan jari-jari untuk membantu bahasa lisan
• Kontak mata dengan wisatawan (jangan lihat yang ‘lain’)
• Bergerak/berpindah seperlunya ketika memberi penjelasan/pemanduan
• Menggunakan gerakan kepala
• Posisi tubuh saat memandu (cara berdiri dan berjalan ketika sedang memandu harus
menunjukkan semangat, tidak loyo/lemas/kelihatan capek)
Teknik Dasar Public Speaking
4. Komunikatif
• Kenali wisatawan yang dipandu (asal negara, kebiasaan dalam
berkomunikasi, dll)
• Menyampaikan informasi yang dibutuhkan berdasarkan obyek wisata
yang sedang dikunjugi (jangan bicara hal-hal yang tidak perlu dan diluar
dari obyek wisata yang sedang dikunjugi)
• Membuat wisatawan yang dipandu tetap tertarik dengan
kepemanduan yang sedang kita lakukan, dengan cara mis; bertanya
tentang perasaan mereka tentang perjalanan yang sedang dilakukan,
selipkan cerita lucu disela-sela pemanduan
YANG HARUS DIPAHAMI & DISADARI

• Kita (sebagai Guide) SEDANG menyuguhkan/menjual “omongan” tentang obyek


wisata yang dikunjungi.

• Kita (sebagai Guide) SEDANG jadi pusat perhatian dari Wisatawan yang dipandu.

• Kita (sebagai Guide) SEDANG berhadapan dengan banyak orang [dengan banyak
karakter dan sikap]

Berikan yang Terbaik..

“omongan” harus efektif


Etika Pelayanan
Kode Etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan
Musyawarah Nasional I Himpunan Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor
07/MUNAS.I/X/1988

1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah,
negara bangsa, dan kebudayaan
2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri,
senang, segar, rapi, bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari
bau badan, perhiasan, dan parfum yang berlebihan)
3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut
kepribadian Indonesia
4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama
kepada wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan
tidak meminta komisi
5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal usul wisatawan serta
mengupayakan untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum,
peraturan, adat kebiasaan yang berlaku dan ikut melestarikan objek
Kode Etik Pramuwisata (Lanjutan)
6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat
yang mengundang perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras
dan sistem politik sosial negara asal wisatawan
7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila
ada hal-hal yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha
mencari keterangan mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan
kepada wisatawan dalam kesempatan berikutnya
8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman
seprofesi dan unsur-unsur pariwisata lainnya
9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang
bertujuan untuk menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan
10.Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar
wisatawan ingin berkunjung kembali
Pantangan Dalam
Pemanduan Wisata
1. Tidur Dalam Perjalanan
• Seorang pramuwisata tidak boleh tidur dalam kendaraan selama perjalanan
wisata.
• Pramuwisata harus tetap berbicara untuk memberikan penjelasan dan
menunjukkan komitmen total dalam pelayanannya.
• Seorang pramuwisata harus menjaga stamina agar tidak terlihat lelah bahkan
tidur selama memandu dalam perjalanan wisata.
• Totalitas dalam pelayanan akan mendapatkan penghargaan dari tamu yang pada
akhirnya berarti keuntungan finansial bagi pramuwisata itu sendiri. Berbeda jika
pramuwisata tidak menunjukkan totalitas dalam pelayanan, bukan tip/bonus
yang diperoleh melainkan keluhan dari wisatawan yang dilayani.
2. Melanggar Etika dan Sopan Santun

• Beberapa etika dalam berkomunikasi dengan tamu yang harus dijaga,


adalah: menanyakan umur, status pernikahan, urusan pribadi, dll.
• Berpakaianlah dengan sopan dan sesuai (jangan menggunakan sendal
jepit, celana pendek, baju tanpa lengan/tidak menggunakan baju
selama memandu wisatawan)
• Meminta uang/memeras wisatawan selama perjalanan wisata
3. Mengubah Jadwal Perjalanan
• Merubah Itinerary yang sudah disusun sebelumnya adalah sebuah
KESALAHAN. Karena akan berdampak serius bagi biro perjalan wisata.
• Merubah itinerary diperbolehkan hanya dalam keadaan darurat,
seperti bencana alam, kerusuhan, dan alasan keamanan.
4. Mendeskreditkan Indonesia dan Daerah

• Pramuwisata dilarang untuk menjelek-jelekkan nama baik Indonesia dan daerah


dimana ia bekerja.
• Hal-hal yang harus dihindari untuk didiskusikan dengan tamu/wisatawan, antara
lain; masalah korupsi, pelanggaran HAM, agama, politik, kejelekan individu/suku
tertentu, dan hal lainnya yang sifatnya menjelek-jelekkan.
• Pramuwisata dapat membelokkan perbincangan tentang politik, agama, atau hal-
hal yang mendeskreditkan Indonesia dan daerah, dengan cara yang halus dan
lebih menawarkan perbincangan tentang kekayaan budaya dan seni atau tentang
objek wisata yang sedang dikunjungi.
5. Memaksa Tamu

• Pramuwisata dilarang untuk memaksa tamu untuk mengikuti kemauan si


pramuwisata.
• Tamu/wisatawan adalah ibarat raja.
• Dilarang memaksa tamu untuk masuk ke toko tertentu untuk membeli
souvenir.
• Dilarang memaksa tamu untuk menggunakan jasa foto, jika mereka
(tamu) tidak menginginkan.
• Dilarang untuk memaksa tamu untuk menggunakan transportasi lokal
(seperti; kuda, becak, sepeda, dll) yang mengakibatkan sang tamu
mengeluarkan uang tambahan (kecuali ada kesepakatan terlebih dahulu)

Anda mungkin juga menyukai