Anda di halaman 1dari 16

2018

#jelajahketapang
SETRA KUSUMARDANA

[PEMANDUAN WISATA UMUM 2]


Dalam kehidupan sehari-hari masyarakat lebih mengenal istilah guide daripada pemandu wisata maupun pramuwisata. Guide selalu dikaitkan dengan
“orang bule, turis” (wisatawan). Setiap orang yang menemani wisatawan makan di restoran, mengantar wisatawan mengunjungi objek wisata, menonton
pertunjukan, belanja di souvenir shop, dan lain-lain selalu dikonotasikan sebagai guide. Untuk itulah, pertama-tama perlu kita pahami apa dan siapa
sebenarnya pramuwisata itu.
BANYAK ORANG YANG MASIH SALAH KAPRAH DENGAN ISTILAH TOUR LEADER DAN
TOUR GUIDE.
Secara sepintas, kedua jenis pekerjaan ini sangat mirip sehingga sulit untuk dibedakan. Tour Leader dan Tour Guide sama-sama
dibayar ketika menemani wisatawan jalan-jalan.

Tour Leader dan Tour Guide pun memiliki tanggung jawab yang mirip dalam hal memberikan pengalaman yang indah kepada
wisatawan selama melakukan perjalanan wisata. Namun, dibalik kesamaan ini, Tour Leader dan Tour Guide memiliki perbedaan
yang cukup signifikan.

Perbedaan ini tidak hanya berhubungan dengan penamaan saja, melainkan tugas dan tanggugjawab dari kedua jenis pekerjaan
ini.

Perbedaan antara Tour Leader dan Tour Guide dapat dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Jadwal dan Durasi Perjalanan

Tour Leader memiliki jadwal dan durasi perjalanan yang sama dengan para wisatawan yang dipimpinnya. Artinya seorang
Tour Leader harus menemani wisatawan dan mengikuti seluruh rangkaian tur dari awal hingga akhir.

Tour Guide hanya bertugas menjelaskan destinasi yang merupakan tanggung jawabnya saja. Misalnya seorang Tour Guide
untuk pulau Sawi hanya menjelaskan kepariwisataan selama di pulau Sawi saja.

Jika wisatawan melanjutkan perjalanan ke destinasi lain di luar wilayah tanggung jawab dari Tour Guide, maka tugas dari
Tour Guide sudah selesai.

2
2. Tanggung Jawab

Seorang Tour Leader tidak hanya bertanggung jawab untuk menemani wisatawan selama melakukan perjalanan wisata saja.

Tour Leader juga memiliki tanggung jawab untuk mengatur agar perjalanan wisata dapat berlangsung dengan lancar seperti
melakukan morning call serta ontime scedhule dengan menyesuaikan antara kondisi saat itu dan itinerary yang telah
disusun sebelumnya.

Tour Leader juga bertanggung jawab dalam memastikan keadaan dari wisatawan yang dipimpinnya dan harus selalu
memeriksa apakah rombongannya lengkap atau ada yang tertinggal.

Namun, jika ada wisatawan yang memisahkan diri dari kelompok ketika sedang melakukan kegiatan wisata tanpa meminta
izin dari Tour Leader, maka Tour Leader juga tidak memiliki tanggung jawab terhadap wisatawan tersebut.

Untuk Tour Guide, tanggung jawab yang diemban hanyalah menjelaskan secara rinci (dan menyenangkan) mengenai seluk
beluk kepariwisataan di destinasi yang menjadi tanggung jawabnya.

Karena penjelasan dari Tour Guide ini sangat berpengaruh terhadap persepsi wisatawan akan destinasi yang sedang
dikunjungi, maka seorang Tour Guide idealnya harus memiliki lisensi resmi dari dinas pariwisata setempat.

Ini juga menjadi batasan terhadap Tour Leader, bahkan tidak dianjurkan bagi Tour Leader untuk memberikan penjelasan
secara rinci mengenai destinasi yang sedang dikunjungi kecuali Tour Leader memiliki lisensi sebagai Tour Guide di
destinasi tersebut.

3. Pengetahuan Sejarah dan Budaya

Tour Leader memiliki cakupan kerja yang luas yaitu semua destinasi yang dikunjungi oleh rombongannya. Oleh karena itu,
Tour Leader tidak dibebankan untuk mengetahui secara rinci mengenai sejarah dan budaya di masing-masing destinasi
yang dikunjungi.

3
Selain itu, tugas utama seorang Tour Leader bukanlah menjelaskan suatu destinasi melainkan memimpin rombongannya.

Namun, Tour Leader sebaiknya memiliki pengetahuan secara umum mengenai destinasi yang sedang dikunjungi, serta
sedikit memahami bahasa daerah dari destinasi tersebut (jika terdapat perbedaan bahasa) sehingga komunikasi antara
masyarakat lokal dengan rombongan dapat terjalin dengan baik.

Karena telah memiliki lisensi untuk memandu wisatawan di destinasi yang menjadi tanggung jawabnya, maka Tour Guide
wajib untuk mengetahui secara detail mengenai sejarah dan budaya di destinasi tersebut. Oleh karenanya, biasanya Tour
Guide adalah penduduk lokal.

Tour Guide juga harus menyampaikan penjelasannya secara menyenangkan agar rombongan wisatawan tidak bosan.

Kesimpulan

Tour leader dan Tour Guide memiliki perbedaan dari sisi jadwal, tanggung jawab dan pengetahuan mengenai destinasi
yang dikunjungi.

Seorang Tour Leader tugas utamanya adalah memimpin rombongan agar perjalanan wisata dapat berlangsung dengan
lancar, sedangkan seorang Tour Guide memiliki tanggung jawab untuk memberikan penjelasan yang lengkap mengenai
destinasi yang dikunjungi oleh rombongan wisatawan.

4
ANEKA RAGAM KEGIATAN WISATA
1. Piknik / Dharmawisata / Tamasya

Yaitu tour yang dilakukan selama satu hari mengunjungi obyek wisata, kegiatan ini biasa dilakukan oleh pelajar/mahasiswa
atau organisasi pemuda/wanita dalam mengisi waktu libur.

2. Sight Seeing

Yaitu perjalanan sepintas lalu tanpa turun kendaran guna mengenal daerah yang dikunjungi, biasanya dilakukan oleh Biro
Perjalanan Wisata dalam memberikan pelayanan kepada para wisatawan yang baru datang. Sebagai contoh wisatawan yang
baru turun dari pesawat terbang akan menginap di hotel Aston Ketapang, sebelum check-in ke hotel tersebut, dari Bandara
Rahadi Oesman wisatawan diajak jalan-jalan menuju pusat kota kemudian menyeberangi Sungai Pawan sampai kawasan
industry kecil amplang sebagai makanan khas lokal kemudian kembali lagi dan langsung ke hotel. Hal ini dilakukan guna
memberi gambaran tentang Kota Ketapang kepada wisatawan.

3. Package Tour (Paket Wisata)

Adalah suatu rangkaian rencana perjalanan wisata (tour) lengkap dengan informasi obyek wisata yang akan dikunjungi,
transportasi dan akomodasi yang digunakan, lama waktu pelaksanaan tour serta besarnya biaya paket itu sendiri, umumnya
mempunyai masa berlaku.

Paket wisata ini disusun oleh Biro Perjalanan Wisata, wisatawan atau konsumen tinggal memilih saja paket yang cocok untuk
diikuti. Masing-masing paket wisata mempunyai ciri khas tersendiri dengan berbagai variasi seperti yang saat ini tengah
dikerjakan oleh team operator wisata #jelajahketapang.

4. Regular Tour

Adalah tour rutin yang diselenggarakan setiap hari, obyek, waktu dan harga sudah ditentukan oleh Biro Perjalanan Wisata,
misalnya berangkat pukul 08.00 peserta gabungan dari berbagai kelompok tamu hotel, tidak tergantung dari jumlah
peserta, biasa diberi nama One Day Tour, Two Days Tour, Ketapang City Tour, Pawan Tour, dan lain-lain.
5
5. Study Tour

Adalah tour yang ada unsur pendidikan guna memperdalam suatu studi dalam bidang tertentu, biasanya diikuti oleh
pelajar/mahasiswa. Dengan cara mengunjungi suatu obyek yang berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan untuk
dijadikan studi perbandingan seperti penelitian bangunan purbakala (candi), seni budaya, flora-fauna, atau penelitian
tentang bahasa asing, contohnya kunjungan pelajar Australia ke pulau Cempedak guna praktek menggunakan bahasa
Indonesia yang sebelumnya telah mereka pelajari di negaranya dan melihat langsung penangkaran lobster di perairan
dangkal. Contoh lain perjalanan pelajar ASEAN dan Jepang menggunakan kapal laut NIPPON-MARU mengunjungi kawasan
negara Jepang dan ASEAN.

6. Social Tour

Yaitu tour yang diselenggarakan dengan memperhatikan faktor ekonomis sehingga biaya tour tersebut dapat dijangkau
oleh peserta, biasanya dilakukan oleh sekolah-sekolah serta organisasi untuk kepentingan anggotanya tanpa mencari
keuntungan. Penyelenggaran social tour umumnya menggunakan fasilitas sederhana seperti penginapan sederhana atau
homestay.

7. Independent Tour

Yaitu tour atas permintaan wisatawan, tidak berdasarkan jadwal, berangkat kapan saja sesuai kesepakatan antara wisatawan
dengan Biro Perjalanan Wisata.

8. Optional Tour

Yaitu tour tambahan bagi peserta yang telah membeli paket wisata akan tetapi ingin mengunjungi tempat lain diluar jadwal
paket yang sedang dilakukan. Boleh ikut, boleh tidak, bagi yang ikut bayar lagi.

9. Backpacking

Yaitu tour yang dilakukan secara mandiri dengan menggunakan biaya sehemat mungkin. Dalam perencanaan tournya,
seorang backpacker membuat sendiri itenerary dan mereka harus mempelajari dengan detil tujuan wisata akan dikunjungi.

6
TIPS MENJADI TOUR GUIDE HANDAL
Tips yang akan disajikan dibawah terbagi menjadi 4 bagian, yaitu tips mengenai pengetahuan seorang pemandu wisata,
penampilan, kesehatan dan perilaku.

1. Pengetahuan

Seorang pemandu wisata harus cerdas. Tidak hanya dapat menghapal kelebihan-kelebihan suatu destinasi wisata, tapi lebih dari
itu, seorang pemandu wisata harus bisa merangkai kata agar menarik minat wisatawan untuk mendengarkan.

Keterampilan merangkai kata ini tentu membutuhkan banyak pengetahuan. Berikut beberapa tipsnya.

1.1. Kuasai informasi wilayah destinasi wisata

Penguasaan terhadap informasi dari destinasi tempat kita memandu wisatawan adalah mutlak.

Informasi yang dimaksud di sini bukan hanya seputar letak obyek wisata dan toko cinderamata saja, tapi harus lebih
lengkap lagi, seperti jalur alternatif menuju ke tempat-tempat yang akan di kunjungi wisatawan dan lain sebagainya.

Mengetahui jalan alternatif akan memberikan kemudahan bagi seorang pemandu wisata untuk bisa menghindarkan
rombongannya dari kemacetan maupun jika suatu saat terjadi hal-hal yang membahayakan di jalan yang sering digunakan.

Selain jalan alternatif, seorang pemandu wisata juga sebaiknya mengetahui lokasi fasilitas-fasilitas umum yang penting bagi
wisatawan, seperti rumah sakit, toilet umum, ATM, restoran maupun pusat kuliner, serta fasilitas transportasi umum.

1.2. Kuasai lebih dari satu bahasa asing

Seorang tour guide tentu menguasai setidaknya satu bahasa asing, yaitu bahasa inggris.

Namun, jika Anda ingin menjadi pemandu wisata yang handal, satu bahasa asing tidaklah cukup. Tidak jarang (bahkan bisa
dikatakan sering) ada wisatawan mancanegara yang tidak bisa berbahasa inggris dengan lancar.

7
Perbedaan bahasa akan menjadi penghambat komunikasi antara Anda dengan wisatawan yang anda dampingi. Oleh
karenanya, salah satu tips menjadi tour guide yang handal adalah dengan menguasai beberapa bahasa asing.

Bahasa asing yang anda prioritaskan untuk dipelajari dapat disesuaikan dengan negara asal wisatawan yang datang ke
destinasi wisata tempat Anda bekerja.

Misalnya Anda adalah tour guide di Yogyakarta, maka Anda sebaiknya meguasai bahasa Belanda, Jepang, Perancis,
dan Jerman karena memang mayoritas wisatawan mancanegara yang datang ke Yogyakarta berasal dari negara-
negara tersebut.

Dengan menguasai bahasa asli wisatawan, Anda akan lebih mudah memberikan penjelasan serta wisatawan pun akan
semakin nyaman berwisata bersama Anda.

1.3. Miliki pengetahuan selain pengetahuan mengenai wisata

Pengetahuan akan seluk beluk wisata memang merupakan hal mutlak yang harus dikuasai oleh seorang pemandu
wisata. Namun, pengetahuan itu saja tidak cukup. Salah satu pengetahuan yang perlu Anda kuasai adalah
pengetahuan mengenai ilmu P3K (Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan).

Sering terjadi wisatawan yang tiba-tiba mabuk perjalanan, kejang-kejang, sesak nafas bahkan sakit jantung selama
dalam kegiatan wisata.

Anda sebaiknya dapat menguasai keadaan seperti ini, meskipun ada Tour Leader yang berkewajiban mendampingi
wisatawan, namun jika Anda juga memiliki pengetahuan P3K, tentu akan sangat memudahkan pertolongan untuk
wisatawan yang tiba-tiba sakit tersebut.

Selain itu, Anda juga sebaiknya mengetahui secara umum budaya wisatawan yang Anda dampingi.

Beberapa perilaku maupun tidakan yang kita anggap sopan belum tentu dianggap demikian oleh wisatawan.

Dari pada terjadi kesalahpahaman, Anda tentu lebih baik mempelajari secara umum budaya wisatawan yang akan
Anda dampingi.
8
2. Penampilan

Ada sebuah kata mutiara berbunyi “Pandangan pertama begitu menggoda, selanjutnya terserah Anda”. Meskipun makna dari
kata mutiara tersebut sedikit bernuansa sarkasme, namun seorang pemandu wisata haruslah dapat “menggoda” pada pandangan
pertama. Menggoda dapat diartikan menarik perhatian namun namun tidak mencolok.

Tentu Anda tidak ingin menjadikan wisatawan kurang nyaman dengan berdandan terlalu berlebihan atau malah tidak
mempersiapkan penampilan sama sekali. Tour guide biasanya sudah dibekali dengan seragam, sehingga Anda tinggal
memastikan bahwa seragam yang Anda pakai selalu bersih dan rapi.

3. Kesehatan

Yang satu ini mungkin tidak banyak menjadi perhatian kebanyakan tour guide. Namun, jangan sampai Anda yang ingin menjadi
seorang tour guide handal juga tidak memperhatikan kesehatan Anda.

Pekerjaan menjadi pemandu wisata adalah sebuah pekerjaan berat, di mana Anda dituntut untuk banyak memberikan penjelasan,
bersabar menghadapi wisatawan yang kadang “menjengkelkan”, serta tentu saja mengajak wisatawan berkeliling.

Seorang pemandu wisata dituntut untuk selalu sehat dan bugar ketika bekerja.
Wisatawan tidak akan nyaman mendengarkan Anda jika Anda sering batuk selama menjelaskan atau wajah Anda terlihat pucat dan
lusuh.

Berolahraga dan makan-makanan sehat akan membuat kebugaran tubuh Anda terjaga. Jika sedang dalam musim ramai, Anda bisa
menyempatkan olahraga selama 1 atau 2 jam beberapa hari sekali.

9
4. Perilaku

Poin terakhir ini mungkin merupakan poin yang paling penting. Memang dalam memandu wisatawan yang perlu dikuasai terlebih
dahulu adalah pengetahuan dalam hal kepariwisataan. Namun, kecerdasan Anda menjelaskan berbagai keindahan destinasi wisata
tidak akan berarti apa-apa bagi wisatawan jika para wisatawan merasa perilaku Anda tidak menyenangkan.

Banyak sekali contoh keluhan wisatawan akibat dari perilaku pemandu wisata yang tidak baik ini. Seperti pada suatu kasus terjadi
wisatawan mengeluhkan adanya pemandu wisata yang memaksa menggunakan jasanya meskipun wisatawan sudah menolak.

Kesimpulan

Pemandu wisata yang handal selalu ingin menjadi lebih baik setiap waktu.

Pengetahuan yang luas, penampilan yang menarik, kesehatan prima serta perilaku yang menyenangkan akan mempercepat karir
Anda menjadi pemandu wisata yang profesional.

Demikian beberapa tips menjadi tour guide atau pemandu wisata yang handal.

Apakah Anda sekarang sudah menjadi tour guide?

Jika iya, faktor apakah yang paling penting dikuasai oleh seorang pemandu wisata berdasarkan pengalaman Anda?

Jika Anda belum menjadi tour guide, apakah tips yang menurut Anda paling sulit dilakukan untuk menjadi tour guide?

10
Nah berikut ini 10 panduan menjadi pemandu andal dan disenangi wisatawan:

 Pertama, menarik penampilannya. Biasanya pemandu yang berpenampilan menarik, unik, bersih, dan
menyenangkan akan disukai wisatawan.
 Kedua, luas pengetahuannya. Pemadu wisata yang berpengetahuan luas bukan hanya seputar obyek
wisata yang dikunjungi namun juga banyak hal lain, biasanya mendapat pujian lebih wisatawan.
 Ketiga, pengalaman atau jam terbangnya tinggi. Pemandu yang jam terbangnya tinggi sudah pasti punya
wawasan yang jauh lebih baik ketimbang yunior. Dan itu mendapat nilai plus tersendiri.
 Keempat, punya skill khusus, misalnya dia juga seorang travel writer dan atau travel photographer.
Biasanya seorang travel writer/photographer terbiasa mengeksplorasi suatu obyek lebih dalam sebelum
bisa menghasilkan suatu karya yang layak untuk dipublikasikan dengan begitu pengetahuannya otomatis
lebih luas dan dalam pula.
 Kelima, ramah. Pemandu yang ramah dengan setiap wisatawan tentu akan disenangi daripada yang sok
tahu.
 Keenam, humoris. Pemandu yang berjiwa humoris hingga membuat wisatawan tertawa minimal tersenyum
akan membuat perjalanan jadi berkesan.
 Ketujuh, cekatan. Pemandu yang dinamis, gesit atau cekatan pasti lebih disukai daripadi lamban dan
malas.
 Kedelapan,kreatif. Pemandu yang kreatif dalam menyampaikan ceritanya atau mengemas perjalanannya
hingga berkesan akan mendapat sanjungan lebih dari wisatawan.
 Kesembilan, lancar dan cakap berkomunikasi. Pemandu yang rapi dalam menyampaikan ceritanya dengan
bahasa dan suara yang memikat akan disenangi wisatawan.
 Kesepuluh, jujur dan tulus. Kedua sifat ini menjadi modal dasar pemandu. Kalau dia jujur dan tulus
melakukan setiap pekerjaannya akan terpancar dari aura dan prilakunya. Dan itu amat disukai wisatawan.

11
SOSIOLOGI PARIWISATA, PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP WISATAWAN

Secara evolutif, Greenwood (1977) melihat bahwa hubungan


antara wisatawan dengan masyarakat lokal menyebabkan
terjadinya proses komersialisasi dari keramahtamahan
masyarakat lokal. Pada awalnya wisatawan dipandang sebagai
‘tamu’ dalam pengertian tradisional, yang disambut dengan
keramahtamahan tanpa motif ekonomi. Dengan semakin
bertambahnya jumlah wisatawan, maka hubungan berubah
terjadi atas dasar pembayaran, yang tidak lain daripada proses
komersialisasi, dimana masyarakat lokal sudah mulai agresif
terhadap wisatawan, mengarah kepada eksploitasi dalam setiap
interaksi, tanpa mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang.
Pada fase-fase seperti ini, banyak ditemui tindakan kriminal
terhadap wisatawan. Fase ini biasanya direspon oleh Pemerintah
dengan melakukan pengaturan pariwisata secara melembaga dan profesional, sehingga hubungan wisatawan dengan masyarakat
lokal tidak semakin memburuk. Profesionalisme menjadi inti pokok untuk membina hubungan baik dengan wisatawan, dan sangat
memperhatikan kelanjutan hubungan di masa-masa yang mendatang.

Dalam hubungan dengan evolusi sikap masyarakat terhadap wisatawan, Doxey (1976) sudah mengembangkan sebuah kerangka
teori yang disebut irendex (irritation index). Model Irendex dari Doxey ini menggambarkan perubahan sikap masyarakat lokal
terhadap wisatawan secara linier.

12
Sikap yang mula-mula positif berubah menjadi semakin negatif seiring dengan pertambahan jumlah wisatawan. Tahapan-tahapan
sikap masyarakat terhadap digambarkan sebagai berikut:

Euphoria. Kedatangan wisatawan diterima dengan baik, dengan sejuta harapan. Ini terjadi pada fase-fase awal
perkembangan pariwisata pada suatu daerah tujuan wisata, dan umumnya daerah tujuan wisata tersebut belum mempunyai
perencanaan.

Apathy. Masyarakat menerima wisatawan sebagai sesuatu yang lumrah, dan hubungan antara masyarakat dengan
wisatawan didominasi oleh hubungan komersialisasi. Perencanaan yang dilakukan pada daerah tujuan wisata pada fase ini
umumnya hanya menekankan pada aspek pemasaran.

Annoyance. Titik kejenuhan sudah hampir dicapai, dan masyarakat mulai merasa ternganggu dengan kehadiran wisatawan.
Perencanaan umumnya berusaha meningkatkan prasarana dan sarana, tetapi belum ada usaha membatasi pertumbuhan.

Antagonism. Masyarakat secara terbuka sudah menunjukkan ketidaksenangannya, dan melihat wisatawan sebagai sumber
masalah. Pada fase ini perencana baru menyadari pentingnya perencanaan menyeluruh.

Adanya berbagai kritik terhadap interaksi wisatawan dengan masyarakat lokal telah disadari oleh berbagai pihak, termasuk
organisasi-organisasi pariwisata internasional. Untuk mengurangi berbagai dampak negatif dan meningkatkan dampak positif,
PATA dan WTO telah mengeluarkan kode etik bagi wisatawan. WTO juga sudah mengeluarkan Kode Etik Pariwisata Global, yang
sudah dijadikan resolusi PBB, yaitu resolusi No. 37 tahun 2001 tertanggal 26 Oktober 2001, tentang ‘Global Code of Ethics for
Tourism’

13
Kode etik bagi wisatawan yang dikeluarkan oleh PATA (2002) adalah sebagai berikut:

PATA Traveller’s Code: Sustaining Indigenous Cultures

“Travel is a passage through other people’s lives and other people’s places.”

Perjalanan adalah menuju ketempat kehidupan orang lain dan menuju tempat orang lain.
Be Flexible. Are you prepared to accept cultures and practices different from your own? (Jadilah Fleksibel. Apakah Anda siap untuk
menerima budaya dan praktek-praktek yang berbeda dari yang anda alami sendiri?)

Choose Responsibly, Have you elected to support businesses that clearly and actively address the cultural and environmental
concerns of the locale you are visiting. (Bertanggung Jawab, Apakah Anda memilih untuk mendukung bisnis yang jelas dan secara
aktif mengatasi masalah budaya dan lingkungan dari lokasi yang Anda kunjungi.)

Do your homework. Have you done any research about the people and places you plan to visit so you may avoid what may innocently
offend them or harm their environment? (Kerjakan pekerjaan rumah Anda. Sudahkah Anda melakukan penelitian-penelitian
tentang orang-orangyang akan anda kunjungi sehingga Anda dapat menghindari apa yang dapat menyinggung perasaan mereka
atau merugikan lingkungan mereka?)

Be Aware. Are you informed of the holidays, holidays and general religious and social customs of the places you visit? (Sadarilah.
Apakah Anda diinformasikan mengenai liburan dan kebiasaan keagamaan serta kebiasaan sosial dari tempat-tempat yang Anda
kunjungi?)

Support Local Enterprise. Have you made a commitment to contribute to the local economy by using businesses that economically
support the community you are visiting, eating in local restaurant and buying locally made artisan crafts as remembrances of your trip?
(Dukunglah usaha lokal. Apakah Anda membuat sebuah komitmen untuk memberikan kontribusi terhadapekonomi lokal dengan
menggunakan usaha yang secara ekonomis mendukung komunitas yang Anda kunjungi, makan di restoran lokal dan membeli
kerajinan buatan lokal sebagai kenangandari perjalanan Anda?)

14
Be Respectful and observant. Are you willing to respect local laws that may include restrictions of your usage of or access to places
and things that may harm or otherwise erode the environment or alter or run counter to the places your visit? (Bersikaplah hormat
dan jeli. Apakah anda bersedia untuk menghargai peraturan daerah setempat yang dapat mencakup pembatasan penggunaan
atau akses ketempat-tempat yang dapat membahayakan atau merusak lingkungan atau bertentangan dengan lingkungan pada
tempat-tempat yang anda kunjungi.)

15
KENALI MAKNA CITRA PESONA INDONESIA?
Citra itu berupa bergambar burung yang dibentuk dari untaian lima warna: hijau, ungu, jingga, biru dan
magenta.

HIJAU bermakna: kreativitas, ramah pada alam


dan keselarasan;

UNGU: daya imajinasi, keimanan, kesatuan lahir


dan batin; jingga: inovasi, semangat pembaruan
dan keterbukaan.

BIRU berarti kesemestaan, kedamaian, dan


keteguhan;

MAGENTA mewakili keseimbangan, akal sehat


dan sifat praktis.

Citra BURUNG mewakili karakter suka


berkelompok, yang melambangkan hidup
damai. Burung ini lambang negara Indonesia.
Rentangan sayapnya berarti keterbukaan,
hasrat untuk terbang jauh, melintasi batas.
Sedangkan tulisan 'Indonesia' yang berwarna hitam dan lebih besar dari 'Pesona' atau 'Wonderful' berarti mengedepankan dan
memperkuat Indonesia dalam persaingan wisata dunia. Kata 'Pesona' atau 'Wonderful' memuat janji bahwa Indonesia kaya dengan
ketakjuban, baik manusia maupun alamnya, yang mengusik kalbu dan menjanjikan pengalaman baru.

16

Anda mungkin juga menyukai