Anda di halaman 1dari 17

“Pemandu Wisata di Yogyakarta”

Indonesia memang dikenal sebagai salah satu destinasi wisata dunia.

Indonesia memiliki banyak sekali keindahan alam yang eksotis yang menarik

minat wisatawan berkunjung ke Indonesia. Selain keindahan alamnya yang indah

juga banyaknya keindahan budaya serta ragam lainnya yang bisa juga menarik

banyak wisatawan berkunjung.

Pariwisata merupakan salah satu industri perdagangan jasa yang memiliki

mekanisme pengaturan yang kompleks karena mencakup pengaturan pergerakan

wisatawan dari negara asal menuju ke daerah tujuan wisata hingga kembali ke

negara asal yang melibatkan berbagai hal seperti; transportasi, penginapan,

restoran, pemandu wisata, dan lain-lain. Oleh karena itu, industri pariwisata

memegang peranan sangat penting dalam pengembangan pariwisata di sebuah

negara yang menjadi destinasi tujuan wisata.

Dalam menjalankan perannya, industri pariwisata harus menerapkan konsep

dan peraturan serta panduan yang berlaku dalam pengembangan pariwisata agar

mampu mempertahankan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang

nantinya bermuara pada pemberian manfaat dan dampak ekonomi bagi industri

pariwisata dan masyarakat lokal di daerah destinasi wisata tertentu. Industri-

industri pariwisata yang sangat berperan dalam pengembangan pariwisata

diantaranya biro perjalanan wisata, hotel dan restoran. Selain itu juga didukung

oleh industri-industri pendukung pariwisata lainnya.


Biro perjalanan wisata merupakan salah satu fasilitator penghubung antara

wisatawan dengan penyedia jasa akomodasi, restoran, operator adventure tour,

operator pariwisata dan lain sebagainya. Sebagian besar wisatawan menggunakan

jasa biro perjalanan wisata dalam menentukan rencana perjalannya (tour

itinerary), namun tidak tertutup kemungkinan wisatawan mengatur rencana

perjalanannya sendiri. Dalam konteks pengembangan pariwisata, biro perjalanan

wisata memiliki beberapa penting, diantaranya:

a.Mendatangkan wisatawan ke sebuah destinasi wisata. Ketidaktahuan

wisatawan terhadap destinasi yang akan dikunjungi merupakan faktor pendorong

utama untuk menggunakan jasa biro perjalanan wisata sebagai pemandunya;

b.Menyediakan program pelatihan kepada para manajer, staf dan karyawan

lainnya tentang cara berkomunikasi dan menangani wisatawan yang ketika

mereka berinteraksi langsung dengan lingkungan dan sosial-budaya masyarakat;

c.Memberikan bantuan dana yang digunakan untuk konservasi alam yang

dijadikan sebagai salah satu produk atau paket wisata;

d.Memberikan peluang kepada masyarakat lokal untuk bekerja sesuai

dengan kompetensinya;

Ada empat komponen yang terlibat sebagai penghubung antara wisatawan

manca negara dengan sebuah destinasi wisata yaitu; travel agent, outbound tour

operator, inbound tour operator dan local service providers. Travel Agent

merupakan agen perjalanan wisata yang menawarkan berbagai jenis pelayanan

dan paket wisata domestik maupun internasional yang menjual langsung kepada

calon wisatawan. Outbound Tour Operator merupakan operator perjalanan wisata


yang secara khusus menjual paket wisata yang lengkap (complete tour package)

ke luar negeri. Paket wisata, kegiatan wisata, dan jadwal keberangkatan dan

kedatangannya sudah terprogram secara matang dan dibuat di dalam satu brosur,

pamflet dan website yang berisi tentang semua informasi tentang paket tersebut.

Outbound tour operator bekerjasama dengan inbound tour operator yang berada

di daerah tujuan wisata yang menangani wisatawan dan menyediakan semua

pelayanan paket wisata yang dijualnya. Inbound tour operator merupakan

operator tour internasional yang berada di daerah tujuan wisata yang menyediakan

semua pelayanan kepada wisatawan mulai dari kedatangan di daerah tujuan wisata

yang dikunjungi hingga keberangkatan ke negara asal wisatawan. Local Service

Providers merupakan komponen lokal penyedia saranan penunjang pariwisata

seperti; akomodasi, transportasi lokal, pemandu wisata lokal, toko kerajinan dan

cindramata. Semua komponen lokal ini dikelola berbasiskan kemasyarakatan.

Salah satu komponen yang ingin kita bahas kali ini adalah Local Service

Providers. Dalam hal ini kita akan membahas mengenai pemandu wisata lokal

yang ada di Indonesia pada umumnya dan Yogyakarta pada khususnya. Kita akan

membahas mengenai perkembangan seputar pemandu wisata lokal yang ada di

Yogyakarta.

Apa itu Guide?

Dunia kepariwisataa biasanya berhubungan dengan semua kegiatan

wisatawan mulai dari saat kedatangannya di bandara/terminal/stasiun/pelabuhan

hingga menuju ke sebuah obyek wisata, di hotel, di restoran, di toko cindera mata

dan lain sebagainya. Kedatangan mereka ke Indonesia atau ke suatu kota itu salah
satunya atas peran sebuah biro perjalanan yang bertugas mengakomodasi segala

macam kegiatan yang para wisatawan ingin lakukan saat berkunjung ke sebuah

destinasi wisata. Selanjutnya kegiatan  wisatawan selama dalam masa liburannya

banyak bersinggungan dengan seorang pemandu wisata. Disinilah peran sentral

seorang pemandu wisata dapat. Baik buruknya kesan wisatawan  banyak

ditentukan oleh peran seorang pemandu wisata.

Pramuwisata/ pemandu wisata pada adalah seseorang yang menemani,

memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam

melakukan aktivitas wisatanya di sebuah destinasi wisata tertentu. Aktivitas

tersebut, antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di

restoran, dan aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan

tertentu. Pramuwisata atau guide merupakan salah satu peran sentral yang sangat

berperan bagi perjalanan wisata seorang atau sekelompok wisatawan yang

berkunjung ke sebuah destinasi wisata tertentu.

Penggolongan Pramuwisata

Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang sebagai

berikut:

Berdasarkan ruang lingkup kegiatannya.

1. Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang kegiatannya

menjemput wisatawan di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke

hotel atau sebaliknya atau mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya

2. Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata yang

kegiatannya memandu wisatawan dalam suatu tour


2. Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang kegiatannya

khusus memandu wisatawan pada suatu objek atau transaksi wisata tertentu,

misalnya museum, wisata agro, river rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain

3. Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat

melakukan kegiatan baik transfer maupun tour

5. Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan

sebagai Pramuwisata. Ia bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi

wisata yang dikehendaki sekaligus memberikan informasi yang diperlukan. Tak

jarang pula seseorang pramuwisata pengemudi ikut turun ke objek untuk

memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide. Kadang-

kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau makan. Jadi, pada

dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan

pramuwisata.

Berdasarkan Status

1. Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus

sebagai pagawai tetap perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di

samping komisi dan tip yang diterima dari wisatawan

2. Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah

pramuwisata yang bekerja pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan

tertentu dan dibayar untuk tiap pekerjaan yang dilakukan, serta tidak terikat oleh

suatu perusahaan perjalanan tertentu dan bebas melakukan kegiatannya sesuai

permintaan wisatawan atau perusahaan perjalanan lain yang membutuhkannya


3. Member of Guide Association: Member of guide association adalah

pramuwisata yang berstatus sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan

melakukan kegiatannya sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut

4. Government Officials: Government officials adalah pegawai

pemerintah yang bertugas untuk memberikan informasi kepada tamu tentang

suatu aktivitas ,objek, gedung, atau suatu wilayah tertentu

5. Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan

yang bertugas memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek

perusahaan.

Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu

1. Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata

yang khusus memandu wisatawan individu

2. Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang

memandu wisatawan rombongan

3. Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata

yang memandu wisatawan nusantara/ domestik

4. Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang

memandu wisatawan mancanegara

(sumber:http://smipusi.blogspot.com/2011/01/pemanduan-wisata.html)

Pramuwisata merupakan orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan

dalam rangka mewujudkan keinginan dan harapan yang indah atas tour yang telah

dibayarnya baik itu melalui agen tour atau tanpa melalui agen tour. Wisatawan

biasanya masih awam dengan kondisi di destinasi wisata yang mereka tuju. Para
wisatawan biasanya akan kebingungan di tempat yang mereka anggap baru

seingga bingung akan kemana mereka akan dituju. Oleh karena itu, para

wisatawan membutuhkan bimbingan dan bantuan untuk mengarahkan mereka ke

tempat-tempat yang ignin mereka kunjungi. Itu merupakan salah satu peran dan

tugas dari seorang pemandu wisata untuk memandu dan memberikan bimbingan

bagi wisatawan agar bisa menikmati liburan mereka di destinasi wisata yang

dituju. Walaupun, ada beberapa kelompok wisatawan yang tidak menggunakan

pemandu wisata saat mereka berwisata di tempat yang baru. Mereka biasanya

lebih memilih membeli buku panduan wisata di tempat tujuan untuk membantu

mereka berlibur dan menikmati setiap sudut wisata di tempat ttersebut.

Dalam skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau

setidaknya duta daerah tempat ia melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan

oleh pramuwisata dianggap oleh wisatawan sebagai cerminan karakter masyarakat

setempat, demikian pula apa yang disampaikan oleh pramuwisata akan dipercaya

oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat hingga kembali ke

tempat asal. Mengingat hal tersebut, maka seorang pramuwisata hendaknya dapat

memberikan informasi dengan benar dan baik menyangkut negara, kota, maupun

suatu desa, objek wisata, budaya, dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, sebagai salah satu pelaku jasa dalam industri pariwisata,

seorang pemandu wisata haruslah memiliki kualifikasi yang tinggi agar dapat

menimbulkan kesan positif serta menyenangkan bagi para calon wisatawan. Para

pemandu wisata tersebut harus bisa mengembangkan dirinya ke arah yang lebih

berkualitas serta berkualifikasi tinggi. Ini juga merupakan salah satu bagian dari
pengembangan SDM dalam bidang pariwisata. Untuk membentuk kelompok

pemandu wisata yang berkualifikasi, berlisensi serta memiliki kualitas yang patut

dibanggakan.

Pemandu wisata termasuk SDM pelaku jasa wisata dalam industri

pariwisata. Namun, sebelum kita tahu lebih lanjut mengenai kehidupan pemandu

wisata di Yogyakarta kita perlu tahu sedikit mengenai manajemen pengembangan

SDM pariwisata. Ini diperlukan agar kita bisa mengetahu lebih jelas mengenai

arah yang jelas dan benar mengenai pengembangan pemandu wisats di

Yogyakarta agar bisa dikembangkan menjadi kelompok pemandu wisata yang

berkualitas serta berkualifikasi tinggi.

Manajemen SDm itu sendiri menurut Bambang Wahyudi adalah :

Ada juga pengertian lainnya yang diutarakan oleh Edwin B.Flippo adalah :
Gambar. Diagram The Strategic Management Model ( SIM SDM,

pertemuan 1)

Seperti kita ketahui di Yogyakarta ini yang merupakan tujuan wisata kedua

terbesar di Indonesia setelah Bali, terdapat banyak sekali destinasi wisata menarik

yang patut dikunjungi. Kita akan mengetahui mengenai lika-liku kehidupan

pemandu wisata di Yogyakarta serta manajemen pengelolaan dan pengembangan

para pemandu wisata tersebut untuk lebih bisa berkembang dan berkualitas.

Lika-Liku Kehidupan Guide di Yogyakarta

Yogyakarta yang memang dikenal sebagai destinasi wisata kedua di

Indonesia setelah Pulau Dewata Bali memang ramai dikunjungi oleh para

wisatawan baik itu domestik maupun mancanegara. Banyak sekali hal menarik

yang dijadikan daya tarik wisata yang ada di Yogayakarta seperti keindahan alam,

eksotisme budaya, kuliner bahkan keramahan masyarakatnya. Perkembbangan

industri pariwisata di Yogyakarta saat ini juga memberikan dampak positif bagi

masyarakatnya salah satu terbuka lapangan kerja yang luas di Yogyakarta. Salah
satu pekerjaan yang berkaitan dengan industri pariwisata yaitu pemandu wisata

atau guide. Saat ini banyak sekali masyarakat Yogyakarta yang bekerja sebagai

pemandu wisata.

Kegiatan wisatawan di sebuah destinasi wisata biasanya berkaitan dengan

pemandu wisata sebagai seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan dari

awal kedatangan hingga kepulangan wisatawan ke daerah aalnya. Pemandu wisata

memiliki peran sentral dalam hal ini. Baik dan buruknya kesan dari seorang

wisatawan banyak ditentukan oleh peranan seorang pemandu wisata. Seorang

pemandu wisata professional akan bisa membantu wisatawan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan wisatawan. Dengan pengalamannya seorang pemandu

wisata juga mampu untuk memberikan pelayanan, petunjuk, informasi dan hal-hal

yang sangat dibutuhkan oleh seorang wisatawan. Selain itu, pemandu wisata juga

harus bisa mengetahu segala macam hal yang berhubungan dengan kebutuhan,

dan keinginan wisatawan sehingga bisa memberikan pelayanan yang sesuai

dengan wisatawannya tersebut.

Ada banyak sekali tipe pemandu wisata di Yogyakarta seperti yang sudah

tersebut di bagian awal tulisan ini. Kita bisa melihat ada yang freelance atau

terorganisir melalui paguyuban. Ada juga tipe guide yang berasal dari masyarakat

lokal setempat yang bekerja sebagai guide sehingga hanya bermodalkan

pengalaman serta kemampuan berbahasa yang pas-pasan.

Pemandu yang tergabung dalam sebuah organisasi biasanya telah memiliki jam

terbang yang banyak dan kemampuann memandu nya juga tidak mungkin

diraguukan lagi. Ini berbeda dengan beberapa pemandu lokal yang memiliki
keterbatasan kemampuan dalam memandu wisatawan dengan kemampuan

berbahasa asing yang pas-pasan. Selain itu, terkadang di Yogyakarta ini juga

muncul banyaknya para pemandu ilegal yang hanya meinginkan keuntungan

semata tanpa mempedulkan nasib konsumennya. Dalam bebberapa tahun terakhir

banyak wisatawan yang mengeluhkan mengenai kondisi pemandu wisata di

Yogyakarta. Banyak wisatawan yang mengeluhkan mengenai lisensi, kemampuan

guiding, hingga standar kompetensi pemandu wisata di Yogyakarta.

Permasalahan diatas tentu saja akan mempengaruhi standard kualitas

seorang pemandu wisata serta jumlah kunjungan wisatawan ke Yogyakarta.

Banyak pemandu wisata di Yogyakarta yang belum memliki kemampuan bahasa

asing yang mumpuni. Standard dan kualitas kemampuan bahasa jadi masalah

besar seorang pemandu wisata dalam menjalankan tugasnya menginformasikan,

membimbing dan memberi petunjuk tentang destinasi wisata yang wisatawan

akan tuju. Belum lagi soal penguasaan destinasi, teknik guiding, etika dan

moralitas kerja. Kalau permasalahan ini dibiarkan tentunya akan berdampak buruk

pada citra kepariwisataan daerah dan juga nasional. Kemajuan teknologi dan

informasi, memungkinkan segala keluhan atau komplain wisatawan di suatu

daerah atau Negara akan bisa didengar atau diketahui oleh calon wisatawan

seluruh dunia.

Para pemandu wisata yang ada di Yogyakarta ada yang termasuk golongan

resmi dan ilegal. Pemandu wisata yang termasuk golongan resmi biasanya sudah

memiliki lisensi serta bernaung dalam suatu organisasi yang menaunginya. Salah

satu badan yang menanungi kelommpok pemandu wisata di Yogyakarta adalah


HPI (Himpunan Pramuwisata Indonesia). Badan ini mengkoordinir kelembagaan

serta keberadaan pemandu wisata yang ada di Yogyakarta. HPI ini juga sebuah

lembaga resmi yang memiliki dasar hukum.

Rujukan Yuridis. Undang-Undang no 10 Tahun 2009 tentang Pariwisata;


UU Nomor 14 tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Ketenagakerjaan; UU
Nomor  5 Tahun 1974 tentang Pokok – Pokok Pemerintahan Di Daerah; UU
Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisatan; Peraturan Pemerintah No 24 Tahun
1979 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dalam bidang
Kepariwisataan kepada Daerah Tingkat I; Perda Propinsi DIY no. 4 Th 1988
tentang Pengaturan Pramuwisata; Surat Keputusan Menparpostel No. KM.82/PW
102/MPPT-88 tentang eksistensi Himpunan Pramuwisata Indonesia sebagai
wadah asosiasi pramuwisata nasional; Perda DIY no. 2 Th 1997 tentang
Pramuwisata dan Usaha Jasa Pramuwisata; Surat Keputusan Dirjenpar No 17
Tahun 1999 tentang Usaha Jasa Pramuwisata; Perda 10/2002 Kota Yogyakarta
tentang Pramuwisata dan Pengatur Wisata; Perda Kab Sleman No 6/2004 tentang
Izin Pramuwisata. (sumber: https://hpijogja.wordpress.com/tag/pemandu-wisata)

Namun, kondisi pemandu wisata di Yogyakarta beberapa tahun terakhir

sudah mengalami peningkatan serta perkembangan pesat. Sudah banyak pemandu

wisata yang memiliki standar kerja tinggi serta kualitas berkemampuan bahasa

asing yang mumpuni. Selain itu, HPI memang telah mengembangkan kemampuan

pemandu wisata yang berada di dalam naungannya agar bisa lebih berkembang

serta memuaskan wisatawan yang datang berkunjung ke Yogyakarta beberapa

tahun terakhir.

Dalam sub-bab selanjutnya akan dijelaskan sedikit mengenai pengembangan

SDM dalam hal ini pemandu wisataa di Yogyakarta sehingga para pemandu

wisata di Yogyakarta mampu bersaing dengan pemandu wisata yang mungkin

lebih berpengalaman serta kualitasnya jauh di atas rata-rata. Ada banyak cara

yang mungkin dilakukan untuk melakkukan pengelolaan serta pengembangan


SDM (pemandu wisata) agar mampu bersaing terutama dalam menghadapi MEA

2015 ini.

Bagaimana bisa menjadi seorang Pemandu Wisata yang handal?

Mungkin jika kita mendengar kata pemandu wisata yang terbersit pertama

kali dalam pikiran kita adalah jago berbahasa asing. Iya memang sebagai seorang

pemandu wisata kita memang harus memiliki kemampuan berbahasa asing untuk

bisa berkomunikasi dan berinteraksi dengan wisatawan yang berasal dari

mancanegara. Kemampuan berbahasa asing juga bermanfaat bagi kita semua

dalam menghadapi era globalisasi saat ini terutama menghadapi event bear tahun

ini yaitu MEA 2015.

Pemandu wisata merupakan sebuah profesi yang memerlukan perpaduan

antara ketrampilan teknis dan wawasan yang sangat luas baik itu kepariwisataan

bahkan hingga wawasan pengetahuan luas. Seorang pemandu wisata haruslah

memilii wawasan yang luas sehingga apabila ada wisatawan yang bertanya lebih

lanjut mengenai suatu DTW yang ada si pemandu wisata dengan gmablang bisa

menjelaskkannya. Selain memberi informasi, pemandu wisata juga memberikan

sedikit pengetahuan dan wawasan mengnai wisata serta sejarah dan budaya yang

ada di sebuah destinasi wisata sehingga wisatawan yang tadinya awam mengenai

hal tersebut memiliki gambaran serta mendapatkan informasi lebih lanjut

mengenai hal tersebut.

Ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kemampuan

seorang pemandu wisata agar lebih handal, diantaranya : meningkatkan

kemampuan kinerja pemandu wisata, pelatihan kemampuan berbahasa asing serta


berinteraksi dengan wisatawan. Oleh karena itu, seorang pemandu wisata haruslah

bisa menyatukan lima pokok utama dalam guiding dalam mereka menadu

wisatawan diantaranya keterampilan bahasa, materi mengenai destinasi wisata

yang dituju, sikap profesional, wawasan pengetahuan yang luas dan gaya

berpenampilan dan bersikap.Kita ketahui selain memiliki keindahan alam dan

budaya yang indah, Yogyakarta juga memiliki SDM yang berkualitas dengan

pemandu wisata yang kualitasnya handal dan dijagokan.

Sebagai sebuah badan resmi yang menaungi pemandu wisata di Indonesia

pada umumnnya dan lingkup Yogykarta, HPI juga memposisikan sebagai

lembaga resmi yang menanungi, melindungi hak pemandu wisata yang ada di

Indonesia maupun Yogyakarta. HPI juga sering kali mengadakan workshop atau

pelatihan bagi pemandu wisata untuk lebih meningkatkan kualitas dan

kemampuannya dalam memandu wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta.

Pemandu wisata perlu mendapatkan Sertifikat sebagai Pramuwisata

Profesional dan dibuktikan dengan Uji Kompetensi, prosesnya seseorang harus

terbukti lulus Ujian minimal empat Unit Kompetensi baik tertulis, maupun lisan

yang diselenggarakan oleh sebuah lembaga sertifikasi profesi

pariwisata bidang  pramuwisata atau seperti sedang diusahakan melalui Lembaga

Diklat HPI training centre. Materi Ujian tersebut meliputi Pengetahuan Dasar

tentang: Sejarah, Geografi, Transportasi, Museum, Atraksi Kesenian dan Budaya,

Heritage Kota, Komunikasi Bahasa, Destinasi Obyek Wisata Menarik. Tentu juga

termasuk ragam materi standard keterangan apapun dalam tugas layanan


operasional “City Tour” saat Transfer In serta Transfer Out sebelum paket wisata

tertentu berakhir.

Peserta uji kompetensi terdiri atas anggota HPI, simpatisan profesi

pramuwisata yang telah mengikuti diklat pramuwisata baik formal maupun non

formal oleh lembaga pendidikan resmi. Uji kompetensi bisa pula diikuti oleh

seseorang yang sudah bekerja sebagai pemandu wisata di sebuah Biro Perjalanan

Wisata, Perusahaan Kepariwisataan, Petugas Museum dan masyarakat umum lain

yang berwawasan kepariwisataan. Selain harus bisa menguasai bahasa asing

seorang pemandu wisata juga harus menguasai bahasa daerah setempat sehingga

bisa berinteraksi dan berkomunikasi dengan masyarakat lokal setempat.

Pemandu wisata juga harus memberikan arah dari berbagai rute transportasi

umum, taxi, bus kota, angkot dan nama-nama jalan secara benar dan akurat tanpa

melihat peta, beserta ongkos pembiayaan yang terbaru serta aturan selama tour

berlangsung menuju Obyek Wisata. Pemandu wisata juga harus mampu secara

baik berdiskusi dan menjelaskan topik-topik menarik tentang Sejarah Kebudayaan

dan Obyek-obyek Wisata di Yogyakarta.

HPI biasanya mengadakan uji kompetensi serta wokshop untuk lebih

meningkatkan kualitas kemampuan para anggotanya. Itulah salah satu contoh

pengembangan SDM pariwisata yang ada di Yogyakarta. Suatu pengembangan

SDM pariwisata memang diperlukan dan pentinng sekali dalam mengembangkan

suau kondisi pariwisata di sebuah destinasi wisata. Seorang pemandu wisata yang

berkualitas serta memiliki kemampuan yang handal akan memeberikan kesan


yang baik di mata para wisatawan sehingga akan lebih bisa menarik minat

wisatawan berkunjung serta menambah jumlah wisatawan yang datang.

Kesimpulan

Perkembangan pemandu wisata diYogyakarta dari masa ke masa telah

mengalami perkembangan yang pesat serta meningkat kualitasnya. Seiring dengan

perkembangan tersebut juga menunjang perkembangan industri wisata yang ada di

Yogyakarta serta meningkatkan citra dan image pariwisata Yogayakarta di mata

wisatawan yang berkunjung. Denagn kondisi pemandu wisata yang ada di

Yogyakarta sekarang, masyarakat pariwisata Yogyakarta telah siap menyambut

datangnya MEA 2015 serta bersiap bersaing dengan masyarakat lainnya. Selain

itu, HPI Cabang Yogyakarta juga telah memposisikan sebagai sebuah lembaga

resmi yang berposisi melindungi hak para pemandu wisata serta memberikan

dampak serta manfaat positif bagi para pemandu wosata serta kemajuan

pariwisata Yogyakarta dan pariwisata Indonesia.

Pengembangan SDM sangat diperlukan untuk semakin meningkatkan

kualiitas pemandu wisata terutama yang ada di Yogyakarta sehinngga mampu

memberikan kesan positif di mata wisatawan. Selain itu, juga untuk mendongkrak

PAD suatu daerah terutama dalam bidang pariwisata.


Daftar Pustaka

Diklat Kepemimpinan Tingkat III Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

Angkatan V, Bandung, 2007, Sulastiana, M., Bandung.

Nandi, 2008. Pariwisata dan Pengembangan Sumber daya Manusia. GEA.

Raharjana, D.T., t.t, Membangun Bersama Rakyat : Kajian Partisipasi Lokal

Dalam Membangun Desa Wisata Di Dieng Plateu, Kawistara, hal 1-22.

Sembiring, E., 1999, Upaya Peninngkatan SDM Pariwisata di Era Global,

Scripta Economica, 2(3), hal 65-79.

Setiawan, I., (2012, April 1). Budaya Nasional di Tengah Pasar: Konstruksi,

Dekonstruksi dan Rekonstruksi, Kawistara, hal. 588-72.

Setyowati, E., t.t., Pengembangan SDM Berbasis Kompetensi: Solusi Untuk

Meningkatkan Kinerja Organisasi, hal 1-10.

Suharto, B., (2012, April 1). Paradoksalitas di Balik Kemegahan Borobudur,

Kawisatara, hal 1-14.

Widodo, P., 2000. Register Pemanduan Wisata. Humaniora, hal 295-305.

Zaman, B., 2014, Peran Dinas Pariwisata dalam Meningkatkan Pendapatan Asli

Daerah melalui Pariwisata di Kabupaten Berau, E-journal Ilmu

Pemerintahan, 1-10.

http://j_widodo.staff.uns.ac.id/files/2009/05/materi-msdm.pdf
.

Anda mungkin juga menyukai