Anda di halaman 1dari 9

Dampak Pembangunan Pariwisata dalam Bidang Ekonomi

“ Pariwisata dan Dampak Ekonomi di Yogyakarta”


Oleh : Tyas Raharjeng P MKP 2014

Indonesia dikenal sebagai negara yang banyak potensi wisata yang tersebar di
seluruh wilayahnya dari Sabang sampai Merauke. Potensi wisata yang ada pun beragam
mulai dari alam, budaya, hingga kesenian. Salah satu wilayah yang terkenal akan
pariwisata nya adalah Yogyakarta. Pariwisata di Yogyakarta dikenal luas oleh
wisatawan baik itu wisatawan domestik maupun internasional. Yogyakarta dikenal
sebagai destinasi wisata kedua yang banyak dikunjungi wisatawan setelah Pulau Dewata
Bali.
Pemerintah Daerah Yogyakarta juga mulai memprioritaskan pariwisata sebagai
salah satu produk unggulan yang ada di Yogyakarta. Pemerintah mulai berupaya untuk
mengembangkan potensi-potensi wisata yang ada di Yogyakarta. Sebelum pariwisata
berkembang di Yogyakarta sektor utama yang berkembang di sii adalah pertanian
namun sekarang lambat laun sektor pariwisata serta industri sudah banyak berkembang
dan menimbulkan banyak dampak bagi masyarakat maupun pemerintah di sana baik itu
dampak positif maupun negatif.

Kawasan Mall Malioboro ( sumber: thejuicytrip.com)


Yogyakarta selain dinyatakan sebagai kota pelajar juga dinyatakan sebagai obyek
wisata atau daerah tujuan wisata ke dua di Indonesia setelah Bali karena banyak
menyimpan banyak obyek wisata baik obyek alam maupun obyek wisata budaya.
Obyek wisata alam yang di miliki Yogyakarta antara lain kaliurang di Sleman, pantai
Glagah, Pantai Congot,Goa Kiskenda di Kulon Progo, Pantai Samas, Pantai Parangtritis
di Bantul, pantai Baron, Pantai Kukup, Pantai Krakal di Gunung Kidul. Sedang wisata
budaya yang ada antara lain Candi Prambanan, Candi Ratu Baka, Candi Kalasan,
Museum Kraton. Adapun atraksi-atraksi budaya antara lain upacara Sekaten, upacara
Labuhan, Upacara Saparan Bekakak, Sendratari Ramayana di Prambanan dan atraksi-
atraksi kesenian lainnya. Di samping seni tari yang memang dipersiapkan untuk
mendukung kemajuan wisata diadakan festival-festival Sendratari, festival permainan
rakyat, festival kesenian dan sebagainya.
Selain itu, Yogyakarta juga menawarkan wisata alam yang indah dan tidak kalah
dibandingkan yang ada di Pulau Dewata Bali. Alam yang masih sangat alami memiliki
nilai keindahan tersendiri. Wisata alam pegunungan menjadi salah satu daya tarik
tersendiri bagi wisatawan. Yogyakarta memiliki beberapa gunung yang berpotensi
wisata. Misalnya saja Gunung Merapi. Gunung ini merupakan gunung berapi yang ada
di Indonesia, yang ketinggiannya mencapai 2.968 dari permukaan laut. Selain wisata
alam pegunungan di kota ini banyak dijumpai wisata pantai. Obyek wisata di Jogja yang
eksotik dengan panorama alam pemandangan air pantainya yang jernih, dengan
hamparan pasir putihnya yang bersih membuat para wisatawan tertarik untuk
mengunjunginya. Wisata pantai banyak dijumpai di bagian selatan kota Yogyakarta.
Adapula pantai-pantai alami di daerah Gunung Kidul seperti, Pantai Siung, Pantai
Indrayanti, Pantai Sundak, Pantai Baron dan masih banyak lainnya.
Kota Yogyakarta bukan hanya menyuguhkan wisata alam saja. Di kota ini juga
terdapat wisata budaya dan sejarah, misalnya belajar membuat batik. Selain itu museum
dan candi-candi juga menjadi salah satu rekomendasi tempat wisata di Yogyakarta.
Banyak sekali museum yang ada di Yogyakarta. Contohnya saja Museum Jogja
Kembali, Museum Batik, Museum Kereta, Museum Wayang, dan lain sebagainya.
Yogyakarta merupakan kota wisata yang kompleks. Hampir semua ada di kota ini.
Menikmati keindahan alam sekaligus menambah pengetahuan.
Berdasarkan data pada tahun 2010 sektor pariwisata mampu menyumbang 38 5
atau sekitar Rp 75,2 miliar dari PAD yang ada. Selain itu, ternyata perekonomian di
Yogyakarta di topang oleh beberapa sektor dianataranya perdagangan, hotel dan
pariwisata, sektor jasa serta pertanian. (PDRB DIY 2009-2013). Awalnya dahulu
sebelum pariwisata dan industri berkembang, perekonomian di Yogyakarta hanya
bertumpu pada sektor pertanian saja. Namun , saat ini sektor pertanian mulai
mengalami penurunan dari tahun ke tahun.
Perekonomian masyarakat jogja pun sempat mengalami pasang surut akibat
adanya peristiwa gempa bumi tahun 2006 dan erupsi Gunung Merapi tahun 2010.
Hampir semua sektor mengalami penurunan dan terhambat salah satunya sektor
pariwisata yang memang sedang berkembang saat itu. Banyak sekali usaha dalam
bidang pariwisata yang mengalami penurunan hasil setelah terjadinya peristiwa gempa
bumi tahun 2006 dan erupsi Merapi tahun 2010. Ini dikarenakan banyaknya fasilitas
penunjang yang mengalami kerusakan serta penurunan jumlah wisatwan yang datang
ke Yogyakarta saat itu. Beberapa daerah yang mengalami imbas penurunan sangat
besar karena adanya peristiwa tersebut adalah Kabupaten Bantul saat terjadinya gempa
bumi serta Kabupaten Sleman yang menjadi korban peristiwa erupsi Merapi. Banyak
sekali sarana penunjang kegiatan pariwisata yang rusak karena peristiwa tersebut.
Namun, ada dampak positif yang bisa diambil karen adanya peristiwa tersebut.
Pemerintah melakukan rehabilitasi serta perbaikan segala infrastruktur penunjang
kegiatan perekonomian yang ada di kedua kabupaten tersebut. Selain itu, pemerintah
juga melakukan pendekatan serta pemulihan kegiatan perekonomian yang ada di dua
kabupaten tersebut. Pemerintah melakukan renovasi sarana penunjang perekonomian,
memberikan kredit pengembangan UKM di daerah Yogyakarta, pembinaan UKM serta
usaha lainnya yang bisa memulihkan kegiatan usaha perekonomian di dua kabuten
yang sempat mengalami derita akibat adanya peristiwa gempa bumi dan erupsi
tersebut. Lambat laun pun kedua kabupaten tersebut mampu bangkit dari keterpurukan
dan melakukan pembenahan guna memperbaiki perekonomian di wilayahnya yang
sempat terpuruk dan lesu akibat adanya gempa bumi dan erupsi.
Kita mengambil contoh saja Kabupaten Bantul yang sempat lesu dan terpuruk
akibat adanya gempa bumi tahun 2006. Saat itu, gempa bumi hampir meluluh-lantakan
sebagian besar wlayah yang ada di Kabupaten Bantul. Banyak sekali saran dan
prasarana serta infrastruktur yang mengalami kerusakan berat akibat gempa tersebut.
Selain itu, perekonomian juga mengalami penurunan dan kehilangan banyak
pendapatan baik itu dari sektor pariwisata maupun pertanian. Seperti kita ketahui
Bantul terkenal dengan berbagai industri rumah tangga, pariwisata alamnya bahkan
pertaniannya. Di Bantul banyak sekali potensi pariwisata yang bisa dikunjungi
wisatwan dan menyedot banyak wisatawan seperti Pantai Parangtritis, Pantai Depok,
Pusat Gerabah kasongan dan masih banyak lainnya. Dengan adanya peristiwa
gempabumi terseut, otomatis menimbulkan dampak penurunan jumlah wisatwan yang
datang beerkunjung ke Bantul. Selain itu, banyak juga infrastruktur pendukung yang
mengalami kerusakan. Rusaknya sebagain infrastruktur (jalan, transportasi dan
perhubungan akan membuat rendahnya mobilitas penduduk,barang dan jasa) . Hal ini
bisa mengakibatkan tingginya biaya ekonomi.Biaya ekonomi yang tinggi akan membuat
rendahnya daya saing daerah. Daerah yang mempunyai daya saing rendah akan sulit
menciptakan pertumbuhan ekonominya.
Rusaknya infrastruktur perdagangan seperti rusaknya pasar dan fasilitasnya
gudang dan pengemasan akan juga berpengaruh besar bagi usaha memperlancar
aktivitas bisnis. Ketidaklancaran aktivitas ekonomi akan berdampak pada jeleknya
kualitas pelayanan dan kecepatan penyampaian (delivery) barang/ jasa ke tempat tujuan.
Terganggunya sistem, fasilitas dan proses produksi baik yang bersifat manufacturing
ataupun yang bersifat produksi alamiah (pertanian, perkebunan, kehutanan dan
perikanan ).
Kerusakan-kerusakan tersebut otomatis membuat terganggunya kegiatan
perekonomian di Kabupaten Bantul dan adanya penurunan pendapatan bagi masyarakat
lokal yang ada di sana maupun pemerintah terutama pada sektor utama perekonomian
yang ada salah satunya adalah pariwisata. Namun, lambat laun pemerintah Bantul
mampu untuk bangkit dan ebih bisa berkembang untuk meningkatkan perekonomiannya
terutama melalui sektor pariwisata sebagai salah satu penyumbang PAD terbesar di
Kabupaten Bantul. Ada banyak dampak positif yang mampu diambil dari adanya
peristiwa gempa bumi tersebut.
Selain itu, saat ini pariwisata bisa dikatakan sebagai salah satu sektor utama
penopang perekonomian yang ada di Yogyakarta yang bisa dibilang mendatangkan
banyak dampak positif bagi masyarakat lokal yang ada di Yogyakarta maupun
pemerintah daerah setempat salah satunya adalah meningkatkan pendapatan dan
penghasilan bagi pemrintah daerah maupun masyarakat lokal yang tinggal di
Yogyakarta. Mereka semuanya sangat terbantu dan mengatakan bahwa pariwisata
memberikan banyak keuntungan serta dampak positif. Sektor utama dalam kegiatan
ekonomi DIY adalah sektor pariwisata ,pendidikan, pertanian/perkebunan, perikanan,
barang kerajinan dan perumahan.
Sektor pariwisata juga telah merubah wajah Yogyakarta. Yogyakarta yang dahulu
bersifat tradisional lambat laun telah berubah menjadi lebih modern secara tampilan dan
kondisi tata perkotaannya. Ini dikarenakan kegaiatn pariwisata memberikan
pembaharuan yang menungkin untuk investor masuk ke dalamnya serta menanamkan
modalnya serta mengembangkan pariwisata agar lebih maju serta meluas. Seperti kita
ketahui sekarang ini, di Yogyakarta karena perkembangan sektor pariwisata banyak
sekali dibangun bangunan hotel, pusat perbelanjaan, serta pertokoan untuk menunjang
perkembangan kegiatan pariwisata yang ada di Yogayakarta. Memang secara ekonomi,
pembangunan hotel di DIY membawa pertumbuhan ekonomi karena terciptanya banyak
lapangan kerja, tapi apakah harus mengorbankan alam dan faktor sosial budaya yang
ada.
Berkaca pada konsep Sustainable Tourism yang digalakkan oleh  UNWTO
(United Nations World Tourism Organization) yang menegaskan bahwa pariwisata
harus memperhitungkan penuh dampak ekonomi, sosial dan lingkungan untuk saat ini
dan masa depan, memperhatikan kebutuhan pengunjung, industri, lingkungan dan
masyarakat setempat. Jika melihat kondisi Jogja saat ini, maka saya bisa bilang
pariwisatanya tidak sustainable.

Tukang Becak (sumber:thejuicytrip.com)


Pariwisata memang memberikan dampak positif terutama sebagai meningkatkan
pendapatan masyarakat lokal serta pemerintah daerah melalui PAD. Ini dikarenakan
pariwisata mampu membuka lapangan kerja serta industri yang nantinya kaan
mendukung kegiatan pariwista yang memang terngah berkembang dan terbuka di
Yogyakarta saat ini. Pariwisata memberikan pengaruh tersendiri bagi perkembangan
perekonomian di kota ini. Dengan adanya tempat-tempat wisata di daerah sekitar
Yogyakarta memberikan manfaat positif bagi perekonomian masyarakat setempat serta
membantu meningkatkan perekonomian daerah. Pariwisata ikut berkontribusi
meningkatkan kemampuan kerja dan usaha. Dengan adanya pembangunan objek wisata
secara langsung dan tidak langsung dapat meningkatkan kesemptan kerja dan usaha.
Pembangunan objek wisata meningkatkan kesempatan kerja misalnya dilihat dari segi
akomodasi, restoran, angkutan wisata, taman rekreasi, dan cendera mata. Adanya
tempat-tempat wisata juga dapat membantu meningkatkan pendapatan masyarakat.
Pengeluaran atau pembelanjaan para pengunjung akan meningkatkan pendapatan dan
keuntungan bagi masyarakat setempat. Masyarakat setempat banyak memanfaatkan
tempat-tempat wisata sebagai ladang untuk mencari nafkah.

Kawasan Malioboro, pusat wisata Kota Jogja (sumber: thejuicytrip.com)


Untuk itu Pemerintah Daerah perlu memberikan perhatian khusus untuk
meningkatkan keberhasilan sektor pariwisata, antara lain dengan mengalokasikan dana
APBD yang proporsional untuk membiayai pembangunan infrastruktur kepariwisataan
(seperti jalan, listrik, dan telekomunikasi), memfasilitasi masyarakat dan pihak swasta
dalam mengelola potensi wisata (seperti wisata budaya dan wisata alam), serta promosi
dan pemasaran potensi wisata yang ada di daerah.
Pariwisata memang memberikan dampak peningkatan nafakah bagi masyaraat
lokal yang terbuka dengan banyaknya lapangan kerja yang ada karena adanya kegiatan
pariwisata dan juga terbukanya pengembangan industri kecil menengah yang mampu
menyeedot banyak tenaga kerja serta meningkatkan kualitas hidup serta pendapatan
masyarakat lokal. Selain itu, pariwisata juga memberikan peningkatan PAD di
Yogyakarta karena banyaknya wisatawan yang berkunjung.
Selain itu, dampak lainnya yang masih berhubunngan dengan peningkatan
pendapatan juga ternyata pariwisata mampu melakukan upaya pengentasan kemiskinan,
sektor pariwisata memiliki peran yang sangat penting. Industri pariwisata dapat
mengurangi tingkat kemiskinan karena karakteristiknya yang khas sebagai berikut:
1.  Konsumennya datang ke tempat tujuan sehingga membuka peluang bagi
penduduk lokal untuk memasarkan berbagai komoditi dan pelayanan;
2.  Membuka peluang bagi upaya untuk mendiversifikasikan ekonomi lokal yang
dapat menyentuh kawasan-kawasan marginal;
3.  Membuka peluang bagi usaha-usaha ekonomi padat karya yang berskala kecil
dan menengah yang terjangkau oleh kaum miskin; dan,
4.  Tidak hanya tergantung pada modal, akan tetapi juga tergantung pada modal
budaya (cultural capital) dan modal alam (natural capital) yang seringkali merupakan
asset yang dimiliki oleh kaum miskin.
Pada hakekatnya pembangunan pariwisata merupakan kegiatan ekonomi untuk
memperbesar penerimaan devisa memperluas dan meratakan kesempatan kerja dan
lapangan kerja terutama masyarakat setempat. Di satu pihak pembinaan dan
pengembangan kepariwisataan dalam negeri ditujukan pula untuk meningkatkan
kualitas kebudayaan bangsa. (TAP.MPR.NO.II/MPR/1988:GBHN) dari penegasan tadi
dapat dilihat bagaimana dampak positif dan negative pengembangan pariwisata
terhadap kehidupan ekonomi dan bagaimana pula dampaknya pada kehidupan sosial
budaya.
Bagi pemerintah daerah, berkembangnya pariwisata yang disertai dengan
datangnya atau kunjungan wisatawan yang mau tinggal lama adalah menguntungkan.
Karena pemasukan devisa dapat diharapkan bahkan dapat melebihi target tahunan yang
ditentukan. Hal ini dapat dicontohkan dengan melihat pengembangan obyek wisata
Parangtritis , apalagi setelah dibukanya Jembatan Kretek yang melintas Kali Opak.
Dibukanya jembatan ini sangat mendukung pengembangan wisata di Panti Parangtritis.
Berkembangnya pariwisata yang member kesempatan pada munculnya hotel-hotel,
restaurant,toko-toko penjual cindera mata itu memberi peluang dan kesempatan kerja.
Dari segi ekonomi ini merupakan dampak positif. Kesempatan kerja inipun tidak harus
karena adanya hotel-hotel, restoran dan lain sebagainya tetapi diusahakan dari
masyarakat disekitar obyek wisata itu sendiri. Misalnya dibukanya daerah itu untuk
kawasan wisata, maka akan merangsang masyarakat untuk menciptakan usaha sendiri
dengan menyediakan apa saja yang dibutuhkan para wisatawan yang berkunjung ke
obyek wisata itu. Hal ini misalnya telah dilakukan masyarakat Parangtritis, dengan
berkembangnya obyek pariwisata ini kita lihat usaha masyarakat dengan mengadakan
bendi, kuda wisata.
Sumber :
Bapedda DIY Perencanaan pembangunan bidang ekonomi tahun 2015.
PDRB DIY 2009-2013
https://seratalphacasa.wordpress.com/2013/05/15/menggali-potensi-pariwisata-
untuk-meningkatkan-perekonomian-daerah/
http://thejuicytrip.com/jogja-dan-hotelnya-sekadar-pemikiran-tentang-pariwisata-
berkelanjutan/
http://sukma-ary.blogspot.com/
http://harniwijayanti.blogspot.com/2011/08/yogyakarta-kota-budaya-yang-
bimbang.html

Anda mungkin juga menyukai