Anda di halaman 1dari 14

PENDALAMAN MATERI USAHA JASA PARIWISATA

Melaksanakan Pemanduan Perjalanan Wisata

Capaian Pembelajaran Mata Kegiatan:

1. Melakukan pemanduan wisata sesuai dengan SOP


2. Mengkreasikan pemanduan wisata sesuai dengan permintaan wisatawan
3. Mengevaluasi program pembelajaran melalui penelitian tindakan untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran melaksanakan pemanduan perjalanan wisata, dan
pengelolaan pendidikan dan pembelajaran melaksanakan pemanduan perjalanan wisata
4. Menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran pada proses pembelajaran melaksanakan
pemanduan perjalanan wisata
5. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi di dalam pembelajaran melaksanakan
pemanduan perjalanan wisata
6. Melaksanakan pembelajaran melaksanakan pemanduan perjalanan wisata secara kreatif
dan inovatif dengan memilih dan menggunakan media berbasis teknologi informasi dan
komunikasi

Sub Capaian Pembelajaran:

1. Mahasiswa mampu Melakukan pemanduan wisata sesuai dengan SOP


2. Mahasiswa mampu Mengkreasikan pemanduan wisata sesuai dengan permintaan wisatawan
3. Mahasiswa mengevaluasi program pembelajaran melalui penelitian tindakan untuk memecahkan
permasalahan dalam pembelajaran melaksanakan pemanduan perjalanan wisata, dan pengelolaan
pendidikan dan pembelajaran melaksanakan pemanduan perjalanan wisata
4. Mahasiswa mampu menerapkan prinsip-prinsip pembelajaran pada proses pembelajaran
melaksanakan pemanduan perjalanan wisata
5. Mahasiswa mampu menerapkan teknologi informasi dan komunikasi di dalam pembelajaran
melaksanakan pemanduan perjalanan wisata
6. Mahasiswa mampu melaksanakan pembelajaran melaksanakan pemanduan perjalanan wisata
secara kreatif dan inovatif dengan memilih dan menggunakan media berbasis teknologi informasi
dan komunikasi

Pokok-Pokok Materi:
1. Melakukan pemanduan wisata sesuai dengan SOP
2. Mengelola pemanduan rombongan wisatawan
3. Mengkreasikan pemanduan wisata sesuai dengan permintaan wisatawan
4. Menangani keadaan darurat terkait kondisi turis

Uraian Materi:

1. Definisi Pramuwisata
Pada umumnya, pemandu wisata yang biasa dikenal dengan istilah pramuwisata atau tour guide
diartikan sebagai setiap orang yang memimpin kelompok yang terorganisir untuk jangka waktu
singkat maupun jangka waktu yang panjang. Tugas Tour Guide memiliki beberapa spesifikasi
tergantung dari tugas apa yang sedang dia lakukan (sesuai dengan kemampuannya). Seorang guide
khusus di lokasi yang khusus/tertentu disebut Local Guide yang biasanya menjadi petugas tetap di
lokasi tersebut.

Suyitno (2005:1), pramuwisata pada hakikatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan
informasi dan bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya.
Aktivitas tersebut antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan
aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu.

Tata Nuriata (1995:1) pramuwisata berasal dari bahasa Sansekerta yaitu pramu, wis dan ata. Pramu
berarti pelayan atau orang yang melayani, wis berarti tempat dan ata berarti banyak. Pendapat umum
mengartikan wisata sebagai keliling atau perjalanan sehingga dalam hal ini pramuwisata dapat
dikatakan sebagai petugas yang melayani orang yang sedang melakukan perjalanan wisata.

Oka .A .Yoeti, pramuwisata adalah seorang yang member penerangan, penjelasan serta petunjuk
kepada wisatawan dan traveler lainnya,tentang segala sesuatu yang hendak dilihat dan disaksikan
bilamana mereka berkunjung pada suatu obyek, tempat atau daerah tertentu “.

Prof. E Amato dari ILO ,Guiding Technique menyatakan : “Tour Guide is a person employed either by
the travelers, a travel agency or any others tourist organization, to inform, direct and advice the
tourist organization, to inform, direct and advice the tourists before and during their short visits”.
Pramuwisata adalah seorang yang bekerja untuk wisatawan, biro perjalanan, ataupun lembaga
kepariwisataan lain untuk memberikan informasi, memimpin perjalanan atau memberi saran-saran
kepada wisatawan sebelum atau selama kunjungan- kunjungan singkatnya.

Dari beberapa pengertian tentang pramuwisata tersebut dapat diberikan batasan bahwa pramuwisata
adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan bimbingan serta saran kepada
wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut, antara lain mengunjungi objek
dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata lainnya dan untuk itu ia
mendapatkan imbalan tertentu.

Pramuwisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka mewujudkan
harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan bagaikan seorang bocah kecil di
tengah hiruk pikuknya pasar. Ia tidak tahu harus melangkah kemana, ia membutuhkan bimbingan
untuk mendapatkan apa yang diinginkannya. Adalah tugas Pramuwisata untuk menemani,
mengarahkan, membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah ketidaktahuannya itu.
Wajarlah jika wisatawan mempercayakan aktivitasnya kepada Pramuwisata, karena ia yang lebih tahu
dan berpengalaman. Maka jadilah Pramuwisata itu sebagai teman perjalanan bagi wisatawan. Sebagai
teman yang baik maka akan sangat ironi jika seorang pramuwisata memanfaatkan ketidaktahuan
wisatawan untuk mengail keuntungan untuk diri sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang
yang dibeli wisatawan, memaksa untuk memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.

Dalam skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau setidaknya duta daerah tempat ia
melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan oleh pramuwisata dianggap oleh wisatawan sebagai
cerminan karakter masyarakat setempat, demikian pula apa yang disampaikan oleh pramuwisata akan
dipercaya oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat hingga kembali ke tempat
asal. Mengingat hal tersebut, maka seorang pramuwisata hendaknya dapat memberikan informasi
dengan benar dan baik menyangkut negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya, dan lain
sebagainya.
Pramuwisata (guide) pada hakekatnya adalah seseorang yang menemani, memberikan informasi dan
bimbingan serta saran kepada wisatawan dalam melakukan aktivitas wisatanya. Aktivitas tersebut,
antara lain mengunjungi objek dan atraksi wisata, berbelanja, makan di restoran, dan aktivitas wisata
lainnya dan untuk itu ia mendapatkan imbalan tertentu.
Penting pula untuk diketahui bahwa tidak semua orang yang menemani wisatawan itu disebut sebagai
pramuwisata, karena masih ada profesi lain yang kegiatannya berhubungan dengan wisatawan, antara
lain sebagai berikut :
Penterjemah (Interpreter)
Penerjemah adalah seseorang yang bertugas menerjemahkan bahasa tertentu ke dalam bahasa yang
dikehendaki oleh wisatawan. Ia hanya menyampaikan apa yang disampaikan oleh orang lain atau
menjelaskan percakapan dalam suatu bahasa tertentu
Penerima Tamu (Hostess)
Penerima tamu adalah seseorang yang bertugas menjemput tamu di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau
terminal serta hotel atau memberikan ucapan selamat jalan kepada tamu yang akan kembali ke tempat
asal atau melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Kegiatannya, antara lain memberi ucapan selamat
datang dengan mengalungkan rangkaian bunga, membantu tamu pada saat pemeriksaan keimigrasian
dan bea cukai, menghubungkan atau memperkenalkan tamu dengan orang-orang tertentu.
Pengawal atau Pendamping (Escortist)
Pengawal adalah seseorang yang bertugas mendampingi wisatawan dalam berbagai aktivitas, seperti tur,
belanja, pertemuan, termasuk kegiatan-kegiatan yang sifatnya pribadi. Ruang lingkup kegiatan Escortist
lebih luas dibandingkan dengan pramuwisata atau profesi sejenis lainnya.
Peranan Pramuwisata
Pramuwisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka mewujudkan
harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan bagaikan seorang bocah kecil di tengah
hiruk pikuknya pasar. Ia tidak tahu harus melangkah kemana, ia membutuhkan bimbingan untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Adalah tugas Pramuwisata untuk menemani, mengarahkan,
membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah ketidaktahuannya itu. Wajarlah jika wisatawan
mempercayakan aktivitasnya kepada Pramuwisata, karena ia yang lebih tahu dan berpengalaman. Maka
jadilah Pramuwisata itu sebagai teman perjalan bagi wisatawan. Sebagai teman yang baik maka akan
sangat ironi jika seorang pramuwisata memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk mengail
keuntungan untuk diri sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang yang dibeli wisatawan, memaksa
untuk memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.
Dalam skala yang lebih luas pramuwisata adalah duta bangsa atau setidaknya duta daerah tempat ia
melakukan tugasnya. Apa yang diekspresikan oleh pramuwisata dianggap oleh wisatawan sebagai
cerminan karakter masyarakat setempat, demikian pula apa yang disampaikan oleh pramuwisata akan
dipercaya oleh wisatawan sebagai pengetahuan yang akan selalu diingat hingga kembali ke tempat asal.
Mengingat hal tersebut, maka seorang pramuwisata hendaknya dapat memberikan informasi dengan
benar dan baik menyangkut negara, kota, maupun suatu desa, objek wisata, budaya, dan lain sebagainya.
Persyaratan Pramuwisata
Pramuwisata adalah seseorang yang memegang peranan penting dalam kegiatan tur maupun transfer. Ia
menjadi tumpuan harapan wisatawan, perusahaan yang mempekerjakannya, bahkan daerah atau negara
tempat ia bekerja. Untuk itulah, ia harus memenuhi persyaratan tertentu agar dapat mengemban amanat
yang demikian berat secara profesional. Persyaratan tersebut menyangkut hal-hal yang bersifat fisik
maupun psikis
1. Syarat fisik/Penampilan Pramuwisata: Pakaian dalam pengertian ini mengandung makna yang luas,
tidak sekedar baju, celana, rok, sendal, dan sebagainya akan tetapi keseluruhan yang tampak dari luar
diri seseorang itu. Secara manusiawi kesan seseorang terhadap orang lain pertama-tama biasanya
dipengaruhi oleh penampilan orang yang dihadapi tersebut. Sebagai petugas yang pertama kali
berhubungan dengan wisatawan saat penyelenggaraan tur, maka pramuwisata harus dapat
berpenampilan secara maksimal, karena apa yang ditampilkan pertama kali itu akan berdampak
terhadap kesan wisatawan selanjutnya
2. Syarat Psikis/Kepribadian Pramuwisata: Secara teori yang dimaksud dengan kepribadian adalah
integritas psiko-fisik sebagai resultan dari hereditas, lingkungan dan kematangan yang bersifat unik
dan dinamis serta berbeda satu dengan yang lainnya. Jelasnya, kepribadian lahir karena perpaduan tiga
faktor, yakni keturunan, lingkungan atau pergaulan, dan waktu atau kematangan. Ketiga unsur ini
saling berkaitan dalam membentuk satu wujud kepribadian. Karena sifatnya yang spesifik, maka setiap
orang memiliki kepribadiannya masing-masing.
Menurut ilmu jiwa, kepribadian seseorang dapat berkembang karena dua hal, yaitu bakat dan didikan.
Kepribadian karena faktor bakat sulit untuk diubah atau diciptakan, akan tetapi kepribadian itu dapat pula
dikembangkan melalui proses pendidikan. Agar dapat mengembangkan kepribadian yang menarik maka
seseorang pramuwisata hendaknya menampilkan sifat-sifat: ( penuh perhatian, ketajaman daya ingatan,
pandai bergaul, periang, jujur dan dapat dipercaya, penuh inisiatif, humoris, suka menolong, empati,
pemimpin yang baik)

Pelaporan
Setelah semua rangkaian kegiatan tur dilaksanakan maka pramuwisata harus melaporkan seluruh
kegiatannya kepada perusahaan perjalanan yang memberinya tugas pemanduan. Laporan ini akan
bermanfaat baik bagi pramuwisata sendiri maupun bagi perusahaan perjalanan yang
mempekerjakannya. Bagi pramuwisata laporan dapat dipakai sebagai dasar untuk menuntut hak atas
pekerjaan yang telah dilakukan serta alat evaluasi bagi pelaksanaan tugas berikutnya. Sedangkan bagi
perusahaan, laporan ini bermanfaat sebagai alat kontrol penyelenggaraan wisata serta untuk
mengindikasi hal-hal penting sebagai masukan untuk penyelenggaraan tur yang lebih baik di masa
yang akan datang. Ada dua hal yang perlu dilaporkan oleh pramuwisata yaitu laporan kegiatan dan
laporan keuangan.

Teknik Pemanduan
1. Mengawali pemanduan
pemandu lokal pada salah satu objek wisata, perkenalkan guide lokal pada wisatawan dan Pilihlah
suatu tempat yang strategis, aman, menarik dan mudah dikenal untuk memulai pemanduan. Bila
anda akan memulai suatu perjalanan dengan bus, lakukan greeting sebelum naik ke bus atau
sebelum bus bergerak. Yang harus dilakukan adalah:
Mengucapkan salam dengan bahasa yang familiar. Perkenalkan nama perusahaan, rekan kerja dan diri
anda sendiri serta gunakan tanda khusus untuk memudahkan pengenalan. Cek nama / amati wisatawan
satu persatu dengan menyebut nama, atau persilakan mereka untuk saling mengenali melalui name tag
yang telah dibagikan, sehingga mereka akan saling mengenal bila group belum saling mengenal. Jelaskan
secara singkat dan jelas itinerary, sebaiknya dibagikan sekilas informasi dalam bentuk brosur dengan
tulisan dan gambar yang jelas. Beri kesempatan untuk bertanya.

Melaksanakan pemanduan
Kenalilah budaya mereka, dan sesuaikan situasi dengan culture ratarata/terbanyak.
Pelayanan informasi diatas bus, dengan posisi berdiri dengan sikap kaki yang tepat, tergantung
goyangan bus bisa dengan jarak 20- 30 Cm antara dua kaki kedepan atau ke samping, dan boleh
bersandar tapi tetap dalam sikap tegak, tidak terkesan malas.
Jangan menjelaskan suatu objek yang sudah tertinggal atau masih sangat jauh, adakan kerjasama
dengan driver supaya kecepatan dikurangi bila ada hal-hal yang menarik dan memerlukan informasi
secara lebih rinci.
Tanggap akan kondisi wisatawan, jenuh, lelah atau mengantuk. Cepat mawas diri apakah penyebabnya
dan segera alihkan strategi anda untuk mengantisipasi keadaan. Bila rata-rata benarbenar mengantuk,
persilakan istirahat dan berhentilah bicara kemudian putarlah lagu instrumen yang tenang. Bila terlihat
tanda kebosanan cobalah untuk membuat games/permainan yang melibatkan wisatawan - jangan hanya
anda yang aktif, tapi buatlah mereka aktif dan bergerak.
Bila anda menangani walking tour , posisikan dimana anda berdiri agar semua wisatawan dapat
melihat dan mendengar anda dengan jelas. Dalam keadaan berjalan bersama rombongan, anda harus
selalu berada pada posisi kritis, seperti tikungan, jembatan, pintu masuk, sehingga anda mudah
memimpin mereka dan ingatkan kalau ada tempat2 yang licin atau tangga naik/turun.
Dalam kondisi berjalan berpencar, harus dikumpulkan lebih dahulu dan berikan informasi lokasi
(toilet, tiket sales, souvenir, kedai snack,dll) dimana meeting point, samakan waktu dan tentukan jam
berapa harus berkumpul sebagai pos dan anda tetap siap di pos untuk menjaga hal-hal yang darurat.
Berikan informasi tentang larangan-larangan, tanda bahaya dan aturan yang berlaku.
Ajaklah wisatawan untuk bersama-sama menghargai kesepakatan waktu dengan memberikan
pengertian tanpa mengurangi kenyamanan dan kesenangan, terpaksa harus kembali untuk
meneruskan perjalanan bila saatnya telah tiba. Mendahulukan wisatawan yang tua dan lemah,
tanpa meremehkan kemampuan dan menyinggung perasaannya, ingat bahwa culture berbeda
(cross-culture understanding). Cobalah untuk memotivasi adanya rasa kebersamaan antar
wisatawan.
Dalam keadaan darurat, cobalah untuk menawarkan alternative pemecahan yang sama-sama
menguntungkan, walaupun dalam hal ini mungkin terjadi tentangan keras dari seseorang, namun
tetap hindari adu argumentasi/berdebat.
Ingatkan pada wisatawan akan barang bawaannya, setiap kali anda akan berpindah lokasi dan
selalu cek jumlah wisatawan.
Bila terjadi kecelakaan atau ada yang sakit, berikan pertolongan pertama, hubungi dokter/rumah
sakit terdekat dan kantor anda, bila diperlukan.
Pada saat berhenti untuk makan bersama, hubungi kembali (reconfirm) restaurant untuk
memastikan kesiapan, dan jumlah seat.
Beri informasi apa menunya dan ketentuan lain seperti makanan/minuman tambahan yang tidak
termasuk dalam paket serta waktu yang disediakan. Pastikan mereka sudah mulai makan dan
berkelilinglah meneliti mutu makanan dan pelayanan restauran, baru anda menyusul untuk
kemudian jangan biarkan mereka menunggu anda yang sedang makan. Ambil meja khusus untuk
crew, sehingga anda dapat mengamati situasi makan.
Ingatkan sebelum meneruskan perjalanan, tentang toilet, barang bawaan dan ucapan terima kasih atas
tertib dan sampaikan permintaan maaf bila ada kekurangan.
Bila adahargailah rekan pemandu anda.

2. Mengakhiri pemanduan
Akhir Pemanduan merupakan kesan menyenangkan pada akhir dari tour dan membuat wisatawan
merasa hilang kelelahannya.
Pilihlah suatu tempat/lokasi yang strategis, aman, menarik dan nyaman untuk mengakhiri pemanduan
sebelum kembali ke bus.
Kumpulkan seluruh peserta tour, ambil posisi dimana anda harus berdiri agar semua peserta tour dapat
melihat dan mendengar anda dengan jelas.
Sampaikan bahwa tour akan segera berakhir dan berilah rangkuman informasi dari apa yang
telah mereka kunjungi.
Beri kesempatan untuk bertanya dan jawablah dengan singkat dan jelas.
Bila perusahaan/kantor anda menyediakan souvenir inilah saat paling tepat untuk memberikannya.

Sampaikan rasa terimakasih perusahaan, driver/crew dan anda sendiri atas kesediaan mereka karena
telah bergabung dengan tour ini.
Ingatkan barang bawaan jangan ada yang tertinggal dalam kendaraan.
Katakan bahwa anda juga terkesan dengan mereka dan berikan salam perpisahan disertai
harapan akan jumpa lagi dilain kesempatan.

3. Teknik Berbicara:
Berbicara bagi seorang pramuwisata adalah suatu seni penyampaian informasi yang dapat menjadi daya
tarik tersendiri bagi yang mendengarkannya. Dilihat dari cara penyampaiannya maka bahasa yang
digunakan dalam berbicara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

Bahasa Lisan: Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarananya. Informasi disampaikan
melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga merupakan seni, yang menarik dan dapat
membangkitkan minat wisatawan untuk menikmati informasi yang disampaikan. Unsur-unsur yang
harus dikuasai agar dapat berbicara dengan bahasa lisan secara baik adalah: (kosa kata, tata bahasa dan
teknik suara)
Berbicara bagi seorang pramuwisata adalah suatu seni penyampaian informasi yang dapat menjadi daya
tarik tersendiri bagi yang mendengarkannya. Dilihat dari cara penyampaiannya maka bahasa yang
digunakan dalam berbicara dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:

1. Bahasa Lisan: Yaitu berbicara dengan menggunakan lisan sebagai sarananya. Informasi disampaikan
melalui simbol-simbol suara saja, akan tetapi berbicara juga merupakan seni, yang menarik dan dapat
membangkitkan minat wisatawan untuk menikmati informasi yang disampaikan. Unsur-unsur yang harus
dikuasai agar dapat berbicara dengan bahasa lisan secara baik adalah: (kosa kata, tata bahasa dan teknik
suara)

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan bahasa lisan antara lain:
1. Berbicara pada waktu yang tepat
2. Tunjukan kesan ramah selama berbicara
3. Hindari penggunaan bahasa dan logat daerah, kecuali jika bahasa tersebut dijadikan sebagai materi
pemanduan
4. Bersikap dengan baik selama berbicara
5. Padukan bahasa lisan dengan bahasa tubuh secara harmonis

2. Bahasa Tubuh: Menurut keterangan para ahli bahwa dalam ketrampilan berkomunikasi apa yang kita
katakan pentingnya hanyalah 7%, bagaimana kita mengatakan 38% dan bahasa tubuh pentingnya adalah
55% (Peter Thomson,1997:57). Hal ini dapat dipahami karena pada umumnya pendengar lebih percaya
terhadap apa yang mereka lihat dari pada apa yang mereka dengar, dan bahasa tubuh adalah kenyataan
yang mereka lihat pada saat informasi diterima. Unsur-unsur bahasa tubuh meliputi : (penampilan,
gerakan tubuh, ekspresi wajah dan kontak mata)

4. Microphone technic
Teknik menggunakan mice (microphone) sangat mempengaruhi kenyamanan bagi dan kejelasan
dalam penyampaian informasi, karena mice adalah pengeras suara pemandu. Beberapa hal yang harus
diperhatikan dalam penggunaan mice adalah :
Sebaiknya digunakan cordless mice (tanpa kabel) dengan clip mice sehingga dapat disisipkan pada
pakaian dan tidak mengganggu gerak, pilih tempat menyisip yang tepat, mutlak harus dicoba lebih
dahulu, perhatikan arah dan jarak dari mulut/bibir.
Bila menggunakan hand mice, dicoba untuk menghasilkan volume suara yang jelas, tidak
bergaung/jernih. Perhatikan luas areal, apakah dalam microbus, bus, alam terbuka ataupun
dalam ruangan.
Perhatikan jarak antara mice dengan bibir, ini tergantung dari masing-masing karakter /merek mice.
Posisi mice harus mengikuti gerak arah wajah (hati-hati bila menengok kekiri/kanan, mice harus ikut
bergerak.
Sebagai patokan, lengan tangan sebaiknya melekat pada badan (ketiak merapat) sehingga yang
menentukan jarak sekitar siku.
Pendengaran harus selalu bekerja sama dengan suara dan tangan/jarak.

Rombongan Wisata

1. Posisi di bandara
Sebelum tiba di suatu negara tujuan wisata, seorang pramuwisata membantu wisatawan
mengisi kartu embarkasi dan bea cukai.
Mengarahkan rombongan wisatawan untuk antri di depan petugas imigrasi dan
menginformasikan untuk menyiapkan paspor dan tiket.
Mengarahkan rombongan wisatawan menuju tempat pengambilan bagasi untuk mengambil
bagasi masing-masing.
Menginformasikan kepada rombongan wisatawan mengenai tempat berkumpul untuk melanjutkan
perjalanan wisata.

2. Posisi di hotel
Sebelum check-in, pramuwisata akan mengatur semuanya dan para peserta diharapkan untuk
menunggu di lobby untuk kemudian akan dibagikan kunci kamar masing-masing.
Untuk permintaan khusus seperti connection room, harap dimintakan sebelumnya, tetapi tidak
dijamin karena tergantung ada / tidak kamar yang di maksud.
Sebelum check-out, pramuwisata menghubungi petugas hotel apabila ada pengeluaran-pengeluaran
tambahan, seperti telepon, cucian, minuman dan lain-lain.

3. Kendaraan dan tempat duduk


Pramuwisata harus bisa memastikan kenyamanan rombongan wisatawan saat berada di dalam bis.
Sebelum berangkat menggunakan bus, pramuwisata harus bisa memastikan bus dalam keadaan siap
untuk melayani perjalanan wisata. Mulai dari kordinasi dengan sopir untuk kesiapan mesin, mengecek
kebersihan bus, kesegaran udara di dalam bus, dan memastikan semua fasilitas yang ada di dalam bus
berfungsi dengan baik.

4. Petunjuk pramuwisata
Ditempat-tempat ramai, rombongan jangan sampai terpisah-pisah karena akan lebih aman. Seorang
pramuwisata harus menginformasikan situasi dan kondisi lokasi yang akan dikunjungi. Pramuwisata
juga harus memastikan keamanan dan keselamatan tamu selama berada di lokasi objek wisata.

Pramuwisata
Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang sebagai berikut:

Beradasarkan ruang lingkup kegiatannya.


1. Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput wisatawan di
bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya atau mengantar
wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya
2. Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata yang kegiatannya memandu
wisatawan dalam suatu tour
3. Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu
wisatawan pada suatu objek atau transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro, river
rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain
4. Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan baik
transfer maupun tour
5. Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai Pramuwisata. Ia
bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki sekaligus
memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang pramuwisata pengemudi ikut
turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak ada local guide.
Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau makan. Jadi, pada dasarnya
driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan pramuwisata.
Berdasarkan Status
1. Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pagawai tetap
perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang diterima dari
wisatawan
2. Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah pramuwisata yang bekerja pada
suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan tertentu dan dibayar untuk tiap pekerjaan yang
dilakukan, serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu dan bebas melakukan
kegiatannya sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan perjalanan lain yang
membutuhkannya
3. Member of Guide Association: Member of guide association adalah pramuwisata yang berstatus
sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya sesuai dengan tugas
yang diberikan oleh asosiasi tersebut
4. Government Officials: Government officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas untuk
memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas ,objek, gedung, atau suatu wilayah
tertentu
5. Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas
memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek perusahaan.
6. Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu
7. Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata yang khusus memandu
wisatawan individu
8. Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan rombongan
9. Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
nusantara/ domestic
10. Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
mancanegara

Kode Etik Pramuwisata

Kode etik Pramuwisata Indonesia ditetapkan melalui Keputusan Musyawarah Nasional I Himpunan
Pramuwisata Indonesia dengan Keputusan Nomor 07/MUNAS.I/X/1988, meliputi hal-hal sebagai
berikut:
1. Pramuwisata harus mampu menciptakan kesan penilaian yang baik atas daerah, negara
bangsa, dan kebudayaan
2. Pramuwisata dalam menjalankan tugasnya harus mampu menguasai diri, senang, segar, rapi,
bersih serta berpenampilan yang simpatik (menghindari bau badan, perhiasan, dan parfum
yang berlebihan)
3. Pramuwisata harus mampu menciptakan suasana gembira dan sopan menurut kepribadian
Indonesia
4. Pramuwisata harus mampu memberikan pelayanan dan perlakuan yang sama kepada
wisatawan dengan tidak meminta tip, tidak menjajakan barang dan tidak meminta komisi
5. Pramuwisata mampu memahami latar belakang asal usul wisatawan serta mengupayakan
untuk meyakinkan wisatawan agar mematuhi hukum, peraturan, adat kebiasaan yang berlaku
dan ikut melestarikan objek
6. Pramuwisata mampu menghindari timbulnya pembicaraan serta pendapat yang mengundang
perdepatan mengenai kepercayaan, adat istiadat, agama, ras dan sistem politik sosial negara
asal wisatawan
7. Pramuwisata berusaha memberikan keterangan yang baik dan benar. Apabila ada hal-hal
yang belum dapat dijelaskan maka pramuwisata harus berusaha mencari keterangan
mengenai hal tersebut dan selanjutnya menyampaikan kepada wisatawan dalam kesempatan
berikutnya
8. Pramuwisata tidak dibenarkan mencemarkan nama baik perusahaan, teman seprofesi dan
unsur-unsur pariwisata lainnya
9. Pramuwisata tidak dibenarkan untuk menceritakan masalah pribadinya yang bertujuan untuk
menimbulkan rasa belas kasihan dari wisatawan
10. Pramuwisata saat perpisahan mampu memberikan kesan yang baik agar wisatawan ingin
berkunjung kembali

Hubungan Pramuwisata dengan Perusahaan dan Organisasi Terkait


Pramuwisata dapat dikatakan sebagai jantung dari sebuah tur atau transfer sebab ia adalah seseorang yang
harus dapat memompa dan menghidupkan suasana sehingga wisatawan benar-benar dapat memperolah
pengalaman menarik sebagimana diharapkan. Oleh karenanya Pramuwisata harus memahami organ atau
komponen lain yang dapat membentuk pengalaman-pengalamanitu. Untuk itulah penting baginya
menjalin hubungan yang baik dengan perusahaan serta organisasi terkait dengan tujuan, antara lain
sebagai berikut
1. Mendapatkan informasi yang akurat dari sumber yang kompeten
2. Mengetahui perkembangan terkini atas informasi yang disampaikan
3. Menjalin komunikasi yang lebih baik dengan perusahaan dan organisasi terkait
Hubungan yang baik tersebut pada akhirnya akan bermuara pada efektifitas dan efisiensi rencana
pemanduan yang dibuat serta tercapainya pemanduan yang berkualiatas. Adapun perusahaan dan
organisasi yang erat kaitannya dengan kegiatan Pramuwisata antara lain adalah: (perusahaan perjalanan,
Himpunan Pramuwisata Indonesia/HPI, Association of Indonesian Travel Agencies/ASITA, objek dan
atarksi wisata, toko cinderamata, Hotel dan Restaurant, Perusahaan transportasi, Pemerintah).

Pengetahuan yang perlu dimiliki oleh Pramuwisata


Agar dapat melaksanakan kegiatannya dengan baik, maka seorang pramuwisata harus membekali dirinya
dengan pengetahuan yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas dalam kegiatan tersebut.
Secara umum pengetahuan yang harus dimiliki oleh seorang pramuwisata meliputi pengetahuan tentang
diri sendiri, pengetahuan tentang wisatawan dan pengetahuan tentang kegiatan yang dilakukan.

Sumber Informasi
Informasi yang dibutuhkan oleh pramuwisata haruslah digali dari sumber-sumber yang benar-benar
relevan dan dapat dipercaya sehingga informasi yang didapat benar-benar berkualitas dan memberikan
manfaata sebagaimana diharapkan, sumber informasi bagi pramuwisata antara lain adalah: (pengalaman
pribadi, penyedia fasilitas, kantor pemerintah, organisasi/asosiasi, perpustakaan, media massa).

Pembaruan Informasi
Salah satu ciri informasi yang berkualitas adalah Up to date atau terkini yang mengandung makna bahwa
informasi tersebut merupakan kondisi yang paling akhir dari apa yang diinformasikan. Untuk
mendapatkan informasi terkini pramuwisata harus senantiasa memperbaharuinya dengan selalu mengikuti
perkembangannya melalui sarana-sarana yang tersedia.
Beberapa informasi yang sering mengalami perubahan dan perlu mendapat perhatian utama untuk
dilakukan pembaharuan antara lain kurs mata uang, tanggal, waktu, data, statistik, temperatur udara,
kondisi politik, dan lain-lain.
Sarana yang dapat dipergunakan untuk memperbaharui informasi, antara lain sebagai berikut:
1. Mengikuti seminar, kursus singkat, pelatihan-pelatihan, talk show
2. Membaca, baik dalam bentuk buku panduan, artikel, majalah dan surat kabar, brosur, maupun media
cetak yang lain
3. Mengunjungi situs internet
4. Melibatkan diri dalam kegiatan organisasi profesi
5. Mengunjungi pameran-pameran
6. Mengunjungi dan mendengarkan informasi dari personel perusahaan perjalanan, hotel, restoran,
transportasi, objek dan atraksi wisata maupun juga wisatawan

Pelayanan Transfer
Transfer adalah kegiatan perpindahan wisatawan dari satu tempat ke tempat lain. Tempat-tempat
yang dimaksud dapat berupa airport, pelabuhan, terminal maupun hotel. Dilihat dari asal dan tujuan
perpindahan tersebut maka transfer dapat dibedakan menjadi:

1. Transfer in atau Arrival Transfer: Adalah kegiatan penjemputan tamu dari tempat kedatangan
(airport, pelabuhan atau terminal) untuk dibawa dan melakukan check in di suatu hotel
2. Transfer out atau Departure Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari hotel ke tempat
keberangkatan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk kembali ke tempat asal atau melanjutkan
perjalanan ketempat lain
3. Transfer Hotel: Adalah kegiatan pengantaran kepindahan tamu dari hotel yang satu ke hotel yang
lain karena sebab-sebab tertentu baik atas permintaan tamu sendiri atau keinginan pihak hotel
4. Intercity Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari satu kota ke kota lain. Adakalanya
dalam perjalanan selama transfer tersebut diselingi dengan kegiatan tur.

Pelayanan Tour
Tour atau wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatant ersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. (Undang-undang Nomor
9 thn 1990, tentang Kepariwisataan).

Tur yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam disebut ekskursi, sedangkan yang lebih dari 24
jam diistilahkan dengan wisata paket. Wisata paket pada dasarnya adalah rangkaian dari beberapa
eksekursi.
Rincian tugas yang harus dilakukan pramuwisata sebelum tur dilaksanakan adalah sebagai
berikut:
1. Teliti guide order, terutama tentang nama wisatawan atau rombongan, jumlah, nama hotel dan nomor
kamar, pesawat dan nomer penerbangan, perkiraan waktu keberangkatan
2. Hubungi pengemudi dan cek kesiapan kendaraan
3. Siapkan uang yang diperlukan untuk keperluan tour
4. Pastikan segala perlengkapan telah siap sebelum berangkat
5. Perkirakan waktu berangkat yang sesuai dengan EDT sehingga tidak terjadi keterlambatan

Pelaporan
Setelah semua rangkaian kegiatan tur dilaksanakan maka pramuwisata harus melaporkan seluruh
kegiatannya kepada perusahaan perjalanan yang memberinya tugas pemanduan. Laporan ini akan
bermanfaat baik bagi pramuwisata sendiri maupun bagi perusahaan perjalanan yang mempekerjakannya.
Bagi pramuwisata laporan dapat dipakai sebagai dasar untuk menuntut hak atas pekerjaan yang telah
dilakukan serta alat evaluasi bagi pelaksanaan tugas berikutnya. Sedangkan bagi perusahaan, laporan ini
bermanfaat sebagai alat kontrol penyelenggaraan wisata serta untuk mengindikasi hal-hal penting sebagai
masukan untuk penyelenggaraan tur yang lebih baik di masa yang akan datang. Ada dua hal yang perlu
dilaporkan oleh pramuwisata yaitu laporan kegiatan dan laporan keuangan.

Penanganan masalah
Itinerary yang telah disusun sebelum tur dilaksanakan adalah sebuah rencana yang diharapkan dapat
dilaksanakan sesuai dengan apa yang disebutkan didalamnya, namun tidak menutup kemungkinan
terjadinya penyimpangan atas program tersebut.
Penyimpanan dapat terjadi karena kondisi yang berada di luar jangkauan manusia seperti banjir,
kerusuhan massa. Kondisi tersebut mengakibatkan kegiatan tur tidak dapat dilaksanakan sebagaimana
direncanakan. Penyimpangan dapat pula terjadi karena unsur kesengajaan baik oleh wisatawan sendiri
maupun oleh pramuwisata.

Adapun cara menangani masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Apabila penyimpangan terjadi karena kondisi di luar jangkauan manusia maka pramuwisata harus
merundingkan kondisi yang terjadi dengan wisatawan atau tour leader serta kemungkinan-
kemungkinan yang dapat dilakukan
2. Apabila penyimpangan terjadi karena unsur kesengajaan maka harus dijelaskan alasannya serta
kompensasi atas penyimpangan. Jika hal tersebut atas permintaan wisatawan maka tidak merupakan
keharusan bagi pramuwisata untuk memberikan kompensasi atas penyimpangan yang dilakukan.

Hal penting yang perlu diingat oleh pramuwisata bahwa untuk setiap keputusan alternatif yang diambil
dalam menyelesaikan penyimpangan pelayanan harus didukung dengan bukti tertulis yang disetujui
oleh bersama antara pramuwisata dan wisatawan

Kehilangan:
Kehilangan dapat berupa kehilangan barang maupun kehilangan peserta wisatawan. Kehilangan barang
dapat berupa barang bawaan, paspor, uang, tiket perjalanan. Kehilangan dapat terjadi di airport,
terminal atau pelabuhan, hotel, atau di tempat-tempat lain.
Bentuk bantuan yang diberikan oleh pramuwisata tergantung dari tempat kejadian kehilangan.
Kehilangan yang terjadi di airport menuntut pramuwisata lebih aktif memberikan bantuan pencarian
dibandingkan dengan kehilangan di hotel karena hotel telah memiliki prosedur sendiri atas kasus
kehilangan.

Kecelakaan:
Apabila dalam perjalanan terjadi kecelakaan maka hal-hal yang perlu dilakukan oleh pramuwisata,
antara lain:
1. Memberikan pertolongan pertama kepada wisatawan yang mengalami luka ringan
2. Mengantarkan wisatawan ke puskesmas atau ke rumah sakit terdekat untuk mendapat penanganan
3. Memberikan keterangan yang diperlukan oleh pihak kepolisian atas kejadian kecalakaan tersebut.
Dalam hal ini sudah barang tentu diperlukan biaya untuk penyelesaikan pengobatan di puskesmas atau
ke rumah sakit, sehingga pramuwisata harus mengkomunikasikannya kepada perusahaan yang
mempekerjakannya untuk penyelesaian lebih lanjut

Sakit atau Meninggal


Bagi wisatawan yang menderita penyakit tertentu maka sebelum tour berlangsung diinformasikan untuk
membawa obat pribadi yang diperlukan selama tour. Akan tetapi pramuwisata harus menyiapkan obat-
obat tertentu untuk memberikan pertolongan sementara jika wisatawan mengalami sakit di perjalanan.
Obat-obatan yang dapat dibawa antara lain: paracetamol, aspirin, anti alergi dan lain-lain.

Seandainya wisatawan sakit di perjalanan maka:


1. Tanyakan apakah yang bersangkutan membawa atau harus minim obat tertentu untuk
meredakan sakitnya
2. Berikan pertolongan pertama semampunya
3. Jika perlu berikan obat-obatan yang dapat dikonsumsi secara umum untuk sakit tertentu
misalnya influensa, panas, alergi
4. Apabila sakitnya tidak dapat ditangani maka rujuk ke puskesmas atau rumah sakit terdekat
5. Laporkan ke perusahaan
6. Apabila sakitnya terjadi di hotel, maka pihak hotel akan menanganinya dengan memberikan
pertolongan pertama, memanggil dokter atau apabila parah maka hotel akan merujuknya ke
rumah sakit.

Jika wisatawan meninggal maka:


1. Buat peserta lain agar tidak panik
2. Panggil ambulance dan kirim ke rumah sakit. Jika memanggil ambulance tidak mungkin maka
gunakan kendaraan tur
3. Rundingkan dengan wisatawan atau tur leader untuk kegiatan berikutnya, dilanjutkan atau tidak
4. Laporkan ke perusahaan.

Keluhan Wisatawan
Keluhan wisatawan tidak terbatas pada pelaksanaan panduan seorang pramuwisata, aka tetapi
menyangkut kesuluruhan fasilitas dan pelayanan yang didapat selama melakukan tur dan pramuwisata
harus dapat menanganinya secara profesional.

Untuk dapat menangani keluhan secara profesional, maka harus diketahui terlebih dahulu jenis keluhan
tersebut. Pada dasarnya keluhan dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu:
1. Keluhan Sejati: Adalah keluhan yang timbul karena kondisi fasilitas dan pelayanan berdasarkan
standar umum tidak memuaskan arau tidak sesuai dengan perjanjian sebelumnya
2. Keluhan biasa: Adalah keluhan yang timbul karena pengaruh cara pandang wisatawan terhadap
fasilitas atau pelayanan yang diterima. Dalam hal ini antara wisatawan yang satu dengan yang lain
mungkin saja berbeda penilaiannya terhadap fasilitas atau pelayanan yang sama.

Apapun jenis keluhannya, pramuwisata harus dapat menangani secara arif dan bijaksana dengan
menggunakan prinsip-prinsip: (mendengarkan, memahami, meneliti, menangani, minta maaf)

Setiap keluhan yang terjadi seharusnya dilaporkan secara tertulis kepada perusahaan yang akan
bermanfaat bagi perbaikan pelayanan dan mengantisipasi munculnya keluhan yang sama di masa yang
akan datang. Secara sedarhana laporan tersebut dapat dibuat dengan menggunakan blanko pada contoh
berikut

Menjadi seorang pramuwisata yang profesional bukanlah hal yang mudah, namun tidaklah mustahil
untuk dilakukan. Profesionalisme itu merupakan akumulasi dari semua unsur yang seharusnya dimiliki
oleh seorang pramuwisata. Unsur itu berupa modal dasar yang ada dalam dirinya sendiri yang dapat
membangkitkan semangat untuk tangap terhadap lingkungan di luar dirinya, yaitu wisatawan dan
kegiatan yang dilakukan.

RANGKUMAN
Pramuwisata adalah orang yang pertama kali dijumpai oleh wisatawan dalam rangka mewujudkan
harapan dan impian atas tour yang telah dibayarnya. Wisatawan bagaikan seorang bocah kecil di tengah
hiruk pikuknya pasar. Ia tidak tahu harus melangkah kemana, ia membutuhkan bimbingan untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya. Adalah tugas Pramuwisata untuk menemani, mengarahkan,
membimbing, menyarankan wisatawan di tengah-tengah ketidaktahuannya itu. Wajarlah jika wisatawan
mempercayakan aktivitasnya kepada Pramuwisata, karena ia yang lebih tahu dan berpengalaman. Maka
jadilah Pramuwisata itu sebagai teman perjalanan bagi wisatawan. Sebagai teman yang baik maka akan
sangat ironi jika seorang pramuwisata memanfaatkan ketidaktahuan wisatawan untuk mengail
keuntungan untuk diri sendiri, misalnya dengan menaikan harga barang yang dibeli wisatawan,
memaksa untuk memberikan imbalan lebih, dan sebagainya.

Menjadi seorang pramuwisata yang professional bukanlah hal yang mudah, namun tidaklah mustahil
untuk dilakukan. Profesionalisme itu merupakan akumulasi dari semua unsure yang seharusnya dimiliki
oleh seorang pramuwisata. Unsur itu berupa modal dasar yang ada dalam dirinya sendiri yang dapat
membangkitkan semangat untuk tanggap terhadap lingkungan di luar dirinya, yaitu wisatawan dan
kegiatan wisata yang dilakukan.

Sebelumnya telah diuraikan secara sederhana unsur-unsur pengetahuan yang perlu dimiliki oleh
seorang pramuwisata dan bagaimana teknik berkomunikasi dengan wisatawan. Unsur-unsur tersebut
bersifat integral sistematis, maksudnya antara yang satu dengan yang lain memiliki keterkaitan yang
sangat erat. Untuk itu pengetahuan untuk menjadi seorang pramuwisata harus dipahami secara
keseluruhan.

Untuk belajar, kita tak seharusnya pusing mencari-cari guru super yang kaya ilmu untuk mengajar kita.
Bak kata pepatah Minang, “Alam takambang manjadi guru“, segala apa pelajaran yang kita inginkan
sudah ada di alam ini. Kita bisa belajar dari apapun dan dari siapapun. Tergantung bagaimana kita
mampu memaknainya dan tidak berhenti pada satu titik tertentu.

Pada kesempatan kali ini, mari kita bersama-sama, belajar dari seorang Pemandu Wisata (PW). Sebuah
profesi yang terkadang luput dari perhatian kita, mungkin karena tenggelam oleh indahnya tempat wisata
tempat mereka bekerja. Padahal, ada banyak filosofi PW yang bisa kita pelajari, terlebih lagi kita-kita
sebagai seorang pengajar.

1. Sadar Diri

Pelajaran pertama yang bisa kita ambil dari seorang PW adalah sadar diri. Sadar bahwa wisatawan datang
kepada PW bukan karena diri mereka, melainkan karena rasa keingintahuan akan tempat wisata yang
sedang dikunjungi. Wisatawan tidak menginginkan cerita pribadi PW.

Begitupun seorang pengajar, kita dikatakan seorang guru, dosen, tutor atau lainnya, bukan karena diri
kita, melainkan karena ilmu yang kita miliki. Orang-orang mendatangi kita karena ingin belajar, bukan
ingin kenal lebih jauh tentang kita, hobi kita, kesukaan kita, masa lalu kita, kehidupan kita. Kalaupun ada
yang ingin tahu lebih jauh tentang kita, anggap saja itu bonus, jangan sampai melalaikan kita. Sadar diri,
bahwa kita memiliki tanggung jawab untuk mengajar.

2. Sopan dan Bersahabat

Walaupun bukan bermaksud mengunjungi PWnya, bukan berarti seorang PW bisa seenaknya. Bersikap
sopan dan bersahabat adalah satu KEWAJIBAN. Kalau tidak, mana ada wisatawan yang mau mendekat,
masih banyak PW yang lain. kalaupun terpaksa -karena ikut tour- jangan harap wisatawan akan
memperhatikan PW yang tidak sopan dan tidak bersahabat. Ini sudah kodrat manusia.

Terlebih lagi sebagai seorang pengajar. Tugas yang diemban bukan hanya menyampaikan informasi,
melainkan juga menanamkan sebuah pemahaman, seperangkat ilmu. Apa jadinya kalau kita berperilaku
tidak sopan dan tidak bersahabat, “Guru kencing berdiri, Murid kencing berjoged”, tentunya arus transfer
ilmu akan tersendat, atau lebih parah, yang sampai ke peserta didik justru ilmu yang salah. Gaya tidak
sopan dan tidak bersahabat kita akan menjadi bahan ejekan, ditiru-tiru kemudian ditertawakan.

Namun, bukan berarti kita harus tetap sopan jika ada sesuatu di luar koridor. Jika ada sesuatu terjadi di
luar koridor, agama, norma, adat dan negara. Tentunya secara bijak harus kita ambil tindakan.

3. Menguasai Medan

Hal terpenting yang harus dimiliki seorang PW adalah, menguasai medan wisata tempat ia bekerja.
Mengetahui seluk beluk wisata, dari yang sebesar-besarnya, hingga yang sekecil-kecilnya, dari sejarah
zaman baheula hingga berita yang teranyar atau bahkan rencana beberapa tahun kedepan. Siap dengan
semua peralatan seperti peta, kompas, pamflet, pispot(?), dimana letak toilet, letak hotel, restoran dan
sebagainya.

Seorang PW juga menyadari, bahwa yang akan mereka temui adalah orang yang berbeda-beda, dengan
budaya, kultur dan isi kepala yang berbeda. Untuk itu ia harus menguasai beberapa bahasa, memahami
kultur dan budaya wisatawan yang datang tanpa harus menghilangkan identitas diri.

Intinya, seorang PW (semampunya) harus komplit, menguasai kedelapan kecerdasan


(bahasa, logika, visual-spasial, musik, diri, gerak, alam, sosial).

Tak berbeda dengan seorang pengajar. Tak lucu kan jika seorang pengajar menjadi bulan-bulanan
pelajarnya, karena tidak mampu menjawab pertanyaan yang diberikan kepadanya. Tentunya ini adalah
mimpi buruk bagi setiap pengajar, ingin ngeles atau marah, justru akan lebih menjatuhkan diri kita. Maka
dari itu penguasaan medan belajar mengajar adalah wajib.Baik itu materi belajar, metode mengajar,
perlengkapan mengajar, semuanya, semuanya.

Dan ada satu perkara lagi yang harus selalu kita ingat, apa yang kita hadapi adalah makhluk sosial.
Pelajar itu adalah sesosok makhluk penuh emosi. Untuk itu, kontrol diri yang kuat sangat diperlukan,
sabar tingkat tinggi. Kita juga dituntut untuk mampu memahami watak dan karakter pelajar yang kita
hadapi, menyampaikan pelajaran dengan sesuatu yang mudah mereka fahami. Menahan diri untuk tidak
mendahulukan ego pribadi, ikhlas tingkat tinggi.

4. Informatif

Satu perkara yang membuat kagum dari seorang PW adalah, mereka tidak pernah menyuruh wisatawan
untuk memperhatikan apa yang mereka sampaikan, mencatat apa yang mereka katakan dan
mendokumentasikan (foto-foto) apa yang mereka terangkan.

Namun, disini nilai lebihnya. Seorang PW tahu bahwa apa yang akan mereka terangkan, sebenarnya
sudah terhidang semua di depan wisatawan. Wisatawan bisa saja mencari-cari informasinya sendiri tanpa
perlu kehadiran PW. Namun, seorang PW menguasai, mengetahui (hampir) semua, wisatawan tidak.
Untuk itu, apa yang disampaikan seorang PW adalah hal-hal yang sifatnya informatif, sesuatu yang baru
bagi wisatawan, yang menarik hati dan bermanfaat bagi mereka.

Bagaimana dengan pengajar?

Mungkin hampir seluruh pengajar hanya menyampaikan apa yang sudah ada. Materi-materi pelajaran
yang diberikan, dapat ditemukan melalui buku dan internet. Jika kita hanya mengandalkan ilmu dan
informasi lawas. Setiap pertemuan hanya menyampaikan informasi yang bisa dibaca sendiri di dalam
buku teks. Hati-hati jika nanti justru pelajar yang akan memberikan materi pelajaran, karena mereka
lebih up to date mengetahui informasi-informasi terbaru yang sedang berkembang.
Seorang pengajar maupun seorang pemandu wisata, mereka sama-sama mengemban tugas yang mulia.
Untuk menjalankan tugasnya kita harus benar-benar menerapkan sifat para Rasul (setiap orangpun
seharusnya sama).
Siddiq, benar diperkataan, benar diperbuatan.
Amanah, dapat dipercaya.
Tabligh, menyampaikan.
Fathanah, bijaksana dan cerdas.
Daftar Pustaka

Wardhani dkk, 2008. Usaha Jasa Pariwisata, 2008. Direktorat Pembinaan Sekolah Kejuruan Nuriata.
1995. Pemanduan Wisata. Depdikbud. Jakarta
PPPPTK Bisnis dan Pariwisata. 2005. Layanan Transfer,, Purwanto Joko,

Pusat Pengembangan dan Penataran Guru Kejuruan Bisnis dan Pariwisata, 2002, Tour Guiding,
Wardhani UE,

Suyitno. 2005. Pemandu Wisata (Tour Guiding). Yogyakarta: Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai