Anda di halaman 1dari 7

Tourist Guide diterjemahkan menjadi pemandu dan wisatawan.

Pemandu Wisata atau


Pramuwisata artinya: pathfinder, mentor, pengarah wisata, pemandu geografis, penasehat
perjalanan dan petualangan. Thomas Cook (1841) menandai peran pemanduan dengan
menyematkan makna akronim; Good, Universal, Independent, Direct, dan Extraordinary, yang
kemudian oleh Andi Muhammad Mahdiuddin penulis buku To Be An Excellent Tour Guide
(Teknik Menjadi Guide) dijabarkan menjadi 16 jejak profesional pekerjaan, dimana seorang
Guide adalah: Teman perjalanan, Penunjuk jalan (introducer), Pemberi nilai perjalanan (QS
40:82, 6:11, 27:69), Guru, Pemimpin, Pemandu, Penterjemah (interpreter), Penliti, Wartawan,
Budayawan, Pedagang, Negosiator, Pelayan, Pemasar, Informan, Penulis, dan Duta perjalanan
selaku kunci dan ujung tombak pembangunan kepariwisataan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 52 Tahun 2012 tentang Standar Kompetensi Profesi dan
Usaha Bidang Pariwisata mengatakan bahwa Pramuwisata ialah: Seseorang yang bertugas
memberikan bimbingan, penerangan dan petunjuk tentang objek wisata serta membantu yang
diperlukan wisatawan.
Sedangkan Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan
mendefinisikan Wisata sebagai berikut: Kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang
atau sekelompok orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi,
pengembangan pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam
jangka waktu sementara.

Penggolongan Pramuwisata
Pramuwisata dapat dikelompokan sesuai dengan sudut pandang sebagai berikut:
Beradasarkan ruang lingkup kegiatannya.
1.

Transfer Guide: Transfer guide adalah pramuwisata yang kegiatannya menjemput wisatawan
di bandara, pelabuhan laut, stasiun atau terminal menuju ke hotel atau sebaliknya atau
mengantar wisatawan dari satu hotel ke hotel lainnya

2.

Walking Guide/Tour Guide: Walking guide adalah pramuwisata yang kegiatannya memandu
wisatawan dalam suatu tour

3.

Local/Expert Guide: Local guide adalah pramuwisata yang kegiatannya khusus memandu
wisatawan pada suatu objek atau transaksi wisata tertentu, misalnya museum, wisata agro,
river rafting, goa, gedung bersejarah, dan lain-lain

4.

Common Guide: Common guide adalah pramuwisata yang dapat melakukan kegiatan
pemanduan baik transfer maupun tour

5.

Driver Guide: Driver guide adalah pengemudi yang sekaligus berperan sebagai Pramuwisata.
Ia bertugas mengantarkan wisatawan ke objek atau atraksi wisata yang dikehendaki
sekaligus memberikan informasi yang diperlukan. Tak jarang pula seseorang pramuwisata
pengemudi ikut turun ke objek untuk memberikan penjelasan tentang objek tersebut jika tidak
ada local guide. Kadang-kadang ia juga menemani wisatawan saat berbelanja atau makan.
Jadi, pada dasarnya driver guide menjalankan dua fungsi, yakni sebagai pengemudi dan
pramuwisata.Berdasarkan Status
1.

Payroll Guide: Payroll Guide adalah pramuwisata yang berstatus sebagai pagawai tetap
perusahaan perjalanan dengan mendapat gaji tetap di samping komisi dan tip yang
diterima dari wisatawan

2. Part Timer/Freelance Guide: Part Timer/Freelance guide adalah pramuwisata yang bekerja
pada suatu perusahaan perjalanan untuk kegiatan tertentu dan dibayar untuk tiap
pekerjaan yang dilakukan, serta tidak terikat oleh suatu perusahaan perjalanan tertentu
dan bebas melakukan kegiatannya sesuai permintaan wisatawan atau perusahaan
perjalanan lain yang membutuhkannya
3.

Member of Guide Association: Member of guide association adalah pramuwisata yang


berstatus sebagai peserta dari suatu asosiasi pramuwisata dan melakukan kegiatannya
sesuai dengan tugas yang diberikan oleh asosiasi tersebut

4.

Government Officials: Government officials adalah pegawai pemerintah yang bertugas


untuk memberikan informasi kepada tamu tentang suatu aktivitas ,objek, gedung, atau
suatu wilayah tertentu

5.

Company Guide: Company guide adalah karyawan sebuah perusahaan yang bertugas
memberikan penjelasan kepada tamu tentang aktivitas atau objek perusahaan.

Berdasarkan Karakteristik Wisatawan Yang Dipandu

1. Individual Tourist Guide: Individual tourist guide adalah pramuwisata yang khusus memandu
wisatawan individu
2. Group Tour Guide: Group tour guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
rombongan
3. Domestic Tourist Guide: Domestic tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
nusantara/ domestik
4. Foreign Tourist Guide: Foreign tourist guide adalah pramuwisata yang memandu wisatawan
mancanegara
Pelayanan Transfer
Transfer adalah kegiatan perpindahan wisatawan dari satu tempat ke tempat lain. Tempat-tempat
yang dimaksud dapat berupa airport, pelabuhan, terminal maupun hotel. Dilihat dari asal dan tujuan
perpindahan tersebut maka transfer dapat dibedakan menjadi:
1.

Transfer in atau Arrival Transfer: Adalah kegiatan penjemputan tamu dari tempat kedatangan

(airport, pelabuhan atau terminal) untuk dibawa dan melakukan check in di suatu hotel
2.

Transfer out atau Departure Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari hotel ke tempat

keberangkatan (airport, pelabuhan atau terminal) untuk kembali ke tempat asal atau melanjutkan
perjalanan ketempat lain
3.

Transfer Hotel: Adalah kegiatan pengantaran kepindahan tamu dari hotel yang satu ke hotel

yang lain karena sebab-sebab tertentu baik atas permintaan tamu sendiri atau keinginan pihak hotel
4.

Intercity Transfer: Adalah kegiatan pengantaran tamu dari satu kota ke kota lain. Adakalanya

dalam perjalanan selama transfer tersebut diselingi dengan kegiatan tur.


Pelayanan Tour
Tour atau wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan
secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. (Undangundang Nomor 9 thn 1990, tentang Kepariwisataan).
Tur yang dilakukan dalam waktu kurang dari 24 jam disebut ekskursi, sedangkan yang lebih dari 24
jam diistilahkan dengan wisata paket. Wisata paket pada dasarnya adalah rangkaian dari beberapa
eksekursi.

Rincian tugas yang harus dilakukan pramuwisata sebelum tur dilaksanakan adalah sebagai berikut:
1. Teliti guide order, terutama tentang nama wisatawan atau rombongan, jumlah, nama hotel dan
nomor kamar, pesawat dan nomer penerbangan, perkiraan waktu keberangkatan
2.

Hubungi pengemudi dan cek kesiapan kendaraan

3.

Siapkan uang yang diperlukan untuk keperluan tour

4.

Pastikan segala perlengkapan telah siap sebelum berangkat

5.

Perkirakan waktu berangkat yang sesuai dengan EDT sehingga tidak terjadi keterlambatan

Pelaporan
Setelah semua rangkaian kegiatan tur dilaksanakan maka pramuwisata harus melaporkan seluruh
kegiatannya kepada perusahaan perjalanan yang memberinya tugas pemanduan. Laporan ini akan
bermanfaat

baik

bagi

pramuwisata

sendiri

maupun

bagi

perusahaan

perjalanan

yang

mempekerjakannya. Bagi pramuwisata laporan dapat dipakai sebagai dasar untuk menuntut hak
atas pekerjaan yang telah dilakukan serta alat evaluasi bagi pelaksanaan tugas berikutnya.
Sedangkan bagi perusahaan, laporan ini bermanfaat sebagai alat kontrol penyelenggaraan wisata
serta untuk mengindikasi hal-hal penting sebagai masukan untuk penyelenggaraan tur yang lebih
baik di masa yang akan datang. Ada dua hal yang perlu dilaporkan oleh pramuwisata yaitu laporan
kegiatan dan laporan keuangan.
Suka ataupun tidak bahwa seorang Guide memiliki peran penting atas seluruh layanan perjalanan
wisata, sosok yang menghubungkan wisatawan dengan ikon-ikon budaya destinasi lokal yang
dikunjungi. Guide sendiri memiliki peran strategis dalam menentukan keberhasilan kegiatan wisata
dilapangan. Jika wisatawan berkunjung tanpa menggunakan jasa Pramuwisata sebagai buku
panduan wisata, artinya sang wisatawan membuta tanpa penunjuk arah yang benar dari keterangan
Pemandu selama menyangkut objek destinasi.
Andi Muhammad Mahdiuddin juga menuliskan dalam bukunya yang berjudul To Be An Excellent
Tour Guide (Teknik Menjadi Guide), menjadi Guide itu ada enaknya dan ada tidak enaknya. Jika
diuraikan, enaknya menjadi Guide itu adalah:
1.

Memungkinkan seseorang memiliki banyak teman dan sekaligus aneka perjalanan

2.

Memiliki kekayaan akan wawasan pengetahuan

3.

Memiliki kesempatan untuk bergaul dan memiliki banyak teman dari beragam kalangan bangsa

yang luas
4.

Memiliki pemicu semangat baru dalam menggali dan mempelajari beragam bahasa

5.

Memiliki banyak uang sambil menikmati keindahan alam

Menurut Zhang and Chow (2004) sedikitnya ada 16 peran yang dilaksanakan oleh pemandu wisata,
antara lain:
1.

Sebagai penyedia informasi

2.

Sebagai Fasilitator sosial

3.

Tuan rumah secara kultural

4.

Pendorong nilai-nilai konservasi

5.

Penerjemah atas lingkungan

6.

Penerjemah atas budaya

7.

Penerjemah atas alam sekitar

8.

Pemindahan orang dari suatu tempat ke tempat lainnya

9.

Sebagai instruktur/edukator

10. Petugas keamanan


11. Petugas keselamatan
12. Duta besar negaranya
13. Humas dan perwakilan negaranya
14. Entertainer
15. Pemecah masalah/problem solver
16. Konselor

Dari peran diatas, maka Menurut Cohen (1985) dua peran penting dari pemandu adalah: mediasi
sosial dan mediasi budaya. Pada peran pertama, peran mediator berada dalam relasi langsung
antara turis dan komunitas/masyarakat lokal. Sementara pada peran kedua, mediasi terjadi dalam
proses pemahaman budaya yang berbeda (yaitu budaya si turis dengan budaya masyarakat lokal).
J.R. Brent Ritchie dan Michel Zine menulis dalam artikel yang berjudul Culture as Determinant of
the Attractiveness of a Tourism Region dalam majalah Annals of Tourism Research pada tahun
1978 mengatakan ada 12 kelompok sosio-budaya dalam satu wilayah. Hal ini termasuk: handicrafts,
language, traditions, gastronomy, art or music, history, work, architecture, rligion, education, dress, &
leisure.
Sebagai sumber informasi pertama bagi wisatawan, Guide berperan sentral dalam layanan
kepariwisataan, dimana dibutuhkan kesadaran keilmuan-sikap-keterampilannya diatas ukuran ratarata kinerja seorang profesional. Seringkali diri dan profesionalitas seorang Guide menyatu dalam
keutuhan peran, tugas dan tanggung jawab layanan perjalanan wisata, pemahaman tradisi
peradaban, dan daya tarik destinasi pariwisata.
Oleh karena itu Guide di Indonesia pada umumnya dan di Banten khususnya dituntut memiliki
identitas teknik kepribadian-keilmuan-etika kepemanduan yang jelas, terukur, dan bisa mengangkat
standar operasi bersama diatas tugas-tugas kepemanduannya.
BAGAIMANA CARA MENJADI GUIDE?
Saat ini menjalankan pekerjaan menjadi Guide dapat dilakukan dengan beragam cara, baik melalui
kuliah formal jurusan kepariwisataan Perguruan Tinggi atau belajar di Sekolah tinggi Pariwisata,
Program studi Pemanduan Wisata, maupun memilih lewat magang sambil bekerja di Biro Perjalanan
Wisata dan atau belajar langsung di pusat-pusat pendidikan dan latihan Pemandu Wisata seperti
lembaga Trainning Centre HPI.
Saat ini beberapa SMK dan Perguruan tinggi memiliki jurusan dimana seseorang dapat mempelajari
kompetensi kepemanduan wisata. Sementara itu Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) sendiri
memiliki Lembaga Diklat Profesi Pramuwisata Indonesia (LDPPI) yang dikenal juga dengan nama
Training Centre HPI yang memiliki komitmen tinggi dalam menyiapkan regenerasi pemandu wisata
profesional yang memiliki kompetensi standar.
Agar pemandu dapat melakukan tugasnya dengan baik, diperlukan persyaratan penting yang harus
dipenuhinya yaitu kursus teori singkat dan Praktek Pemanduan Wisata. Kursus 120 jam ini memiliki
hubungan erat dengan penguasaan pengetahuan, keterampilan, dan sikap minimum yang
dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pemanduan wisata sesuai SKKNI. Materi Diklat bagi
Calon Pramuwisata disusun menurut SKKNI terpetakan menjadi 120 Jam sesi mata pelajaran

dengan masing-masing berdurasi 90 Menit yang terdiri dari: Pengetahuan Umum, Sejarah
Kebudayaan, Lintas Budaya/Cross Culture Understanding (Lands and People), Seni dan Kerajinan,
Geografi Pariwisata, Paket Wisata, Guiding Technique, Kepabeanan (Imigrasi, Bea Cukai,
Karantina), Kepemimpinan dan Organisasi Pariwisata, Dokumen Perjalanan Wisata, Bahasa & Table
Manner, Etiquette & Protokoler, PPPK & Sistem Pengamanan Wisatawan. Mempelajari Bahasa lebih
dari satu bahasa wisatawan, menguasai etika profesi, keterampilan teknik, public speaking, dan
layanan jasa guiding dan juga seorang Guide harus mampu menjalin hubungan baik dengan ragam
pemangku kepentingan pariwisata. [F64]
Sumber:
Andi Muhammad Mahdiuddin Sebuah Catatan Profesional (Teknik Menjadi Guide) 2013
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/04/pemanduan-wisata-kode-etik-pramuwisata.html
Sumber

Berita:

guide.html#ixzz3ejuWfrCd

www.teraskreasi.comhttp://hpi-banten.com/berita-apa-itu-tourist-

Anda mungkin juga menyukai