Anda di halaman 1dari 6

WISATA PEMANDIAN BLUE LAGOON

Disusun sebagai Tugas


Mata Kuliah Promosi dan Pemasaran Pariwisata
Dosen Pengampu: Bayu Sutikno, S.E.,M.SM.,Ph.D

OLEH:
DHELLA ANGGIA (372995)
TYAS RAHARJENG (373042)
RANTI RUSTIKA (373167)

MAGISTER PASCASARJANA
KAJIAN PARIWISATA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015
A. PROFIL BLUE LAGOON

Blue Lagoon merupakan wisata pemandian yang terletak di jalan kaliurang KM 13, tepatnya
di dusun Dalem, Widodomartani, Ngemplak, Sleman, Yogyakarta. Wisata pemandian ini juga
dikenal sebagai pemandian Tirta Budi, namun saat ini pemandian Tirta Budi lebih dikenal
sebagai Blue Lagoon karena warna airnya yang berwarna biru. Pada musim kemarau, Blue
Lagoon akan nampak sangat biru karena murni merupakan sebuah mata air. Namun pada saat
musim hujan, air tidak terlalu terlihat biru karena bercampur dengan air sungai. Dahulu Blue
Lagoon adalah sebuah sungai kecil yang bernama sungai Tepus. Sungai ini tidak pernah dirawat
dan belum pernah dimanfaatkan warga, Namun, maraknya desa wisata di Sleman dan berkat
kunjungan mahasiswa UII 2 tahun yang lalu membuat warga dusun Dalem sadar akan potensi
wisata yang dimiliki desanya dan mulai membangun sungai Tepus menjadi suatu tempat wisata.
Pencetus nama “Blue Lagoon” itu sendiri bukan berasal dari warga setempat maupun pengelola
wisata, akan tetapi nama tersebut berasal dari mahasiswi Amikom yang berasal dari Cilacap,
yaitu Eva Surono. Eva Surono pada saat itu hanya mengunjungi tempat tersebut saat Blue
Lagoon belum menjadi tempat wisata. Keindahan mata air yang berwarna biru serta berbentuk
sebuah cekungan inilah yang menjadikan Eva memilih nama Blue Lagoon sebagai sebutan dari
pemandian Tirta Budi ini.
Blue Lagoon merupakan suatu tempat wisata yang berbasis masyarakat karena segala
kepengelolaan yang berada di Blue Lagoon berasal dari warga. Namun, dusun Dalem ini
memiliki Pokdarwis, yaitu Pokdarwis Dewi Blue Lagoon yang bertugas sebagai pengelola Blue
Lagoon. Pokdarwis ini diketuai oleh Pak Suhadi. Kepengelolaannya pun sudah teratur dan jelas.
Pembagian kerja diantara pengurus wisata sudah diatur. Para pengelola seperti penjaga retribusi,
tukang parkir dan bahkan penjual di warung makan diberikan seragam khusus agar terlihat
kompak dan teratur. Pendapatan dari tempat wisata ini 40 persen diberikan kepada pengurus dan
60 persen dibagikan untuk anak yatim, acara pengajian, biaya pembangunan tempat wisata dan
kas kampung. Sistem kepengelolaan masih bersifat tradisional karena yang berpartisipasi
sebagian besar merupakan warga sekitar kampung. Pembagian kerja meliputi petugas
kebersihan, petugas parkir, dan retribusi masuk tempat wisata. Pokdarwis juga menyediakan tour
guide bagi wisatawan yang berkunjung sesuai dari permintaan pengunjung. Namun tidak semua
warga berpartisipasi dalam kepengelolaan tempat wisata sehingga pendapatan dari adanya
tempat wisata Blue Lagoon ini belum bisa merata. Meskipun Blue Lagoon telah memiliki
Pokdarwis, tempat wisata ini belum secara resmi dibuka oleh pemerintah, namun Dinas
Pariwisata telah mengakui bahwa Blue Lagoon merupakan salah satu tempat wisata di Sleman.
Pada tanggal 22 Maret 2015, Blue Lagoon direncanakan baru akan diresmikan oleh Bupati
Sleman.

B. PROFIL DATA KUNJUNGAN WISATAWAN

Sekitar 6 bulan, Blue Lagoon terkenal menjadi sebuah tempat wisata di Sleman, akan tetapi
pengunjung yang berdatangan semakin meningkat. Meskipun tempat wisata ini masih baru,
tetapi wisatawan yang berkunjung tidak hanya berasal dari dalam negeri, tetapi wisatawan luar
negeri telah mengetahui dan mengunjung Blue Lagoon. Pada tanggal 22 Maret, 2015, Blue
Lagoon sangat ramai dikunjungi oleh para wisatawan. Berikut data-data pengunjung wisata
pemandian Blue Lagoon yang didapat ketika terjun ke lapangan pada tanggal 22 Februari 2015
lalu:

BANYAK
NAMA ASAL KETERANGAN
KUNJUNGAN
Sri Widodomertani, Satu Kali 1. Mengetahui Blue Lagoon dari Guru
Sleman TK anaknya.
2. Berkunjung dengan keluarga
menggunakan motor.
3. Kesan dari Blue Lagoon adalah
kurangnya keamanan yang
disediakan pengelola.
Tores SMP 3 Ngaglik, Lebih dari satu kali 1. Mengetahui dari teman .
Sleman (sering) 2. Blue Lagoon banyak mengalami
perubahan seperti semakin
berkurangnya pepohonan serta
semakin ramainya pengunjung yang
berdatangan.
Hana SMP 5 Depok, Satu kali 1. Mengetahui dari teman kemudian
Sleman mencari di internet dan GPS.
2. Berkunjung dengan teman-teman
menggunakan motor.
3. Blue lagoon kurang menarik karena
hanya tersedia pemandian saja.
indah Universitas Satu kali 1. Mengetahui dari Instagram teman.
Pandanaran 2. Blue Lagoon indah namun terlalu
Jogja ramai dan kedalamannya tidak
terlalu dalam.
Anis Yogyakarta Satu kali 1. Blue Lagoon memiliki air yang
kotor dan belum tertata rapi.
2. Pepohonan kurang difungsikan
dengan baik dan kurang memiliki
wahana yang lain.
3. Pengunjung Blue Lagoon juga
terdapat anak-anak sehingga butuh
adanya tempat permainan bagi
anak-anak.
Yuyun Yogyakarta Satu kali 1. Mengetahui dari teman kampus
2. Blue Lagoon tidak seluas yang
dibayangkan.
Fuji Yogyakarta Satu kali 1. Mengetahui dari teman kampus.
2. Kurangnya fasilitas seperti tempat
sampah.
3. Sangat ramai tetapi tidak sebanding
dengan fasilitas yang ada.

Pada hari biasa, pengunjung didominasi oleh pengunjung yang berasal dari sekitar daerah
Yogyakarta, tetapi pada hari libur maupun pada akhir pekan pengunjung banyak berasal dari luar
kota hingga dari luar negeri. Pada pagi hari, tingkat kunjungan masih relatif sepi karena puncak
kunjungan biasanya pada sore hari sekitar pukul 4 sore karena cuaca yang tidak begitu panas.
Menurut pak suhadi, yang merupakan ketua Pokdarwis dewi Blue Lagoon, pada hari biasa
pengunjung berjumlah 200 lebih perhari, sedangkan pada hari libur maupun akhir pekan,
pengunjung bisa mencapai 500 hingga 700 perhari. Dengan peningkatan kunjungan yang begitu
tinggi, Blue Lagoon masuk dalam 10 besar desa wisata yang memiliki kunjungan terbanyak dari
38 peserta padahal tempat wisata ini masih relatif baru.

C. FASIITAS-FASILITAS PENDUKUNG

Ketersediaan fasilitas yang ada di Blue Lagoon masih relatif sedikit. Hal ini dikarenakan
tempat wisata yang masih berjalan 6 bulan serta belum adanya bantuan yang diberikan oleh
Dinas Pariwisata. Meskipun demikan, tempat wisata yang dikelola penuh oleh masyarakat ini
tetap memiliki fasilitas lain seperti kamar mandi, tempat sampah, tempat santai, warung makan
walaupun jumlahnya masih sedikit. Meskipun jumlah tempat sampah masih terbatas, dusun
Dalem telah memiliki bank sampah sehingga warga dusun telah sadar akan kebersihan. Akses
menuju tempat wisata sudah bagus dan tidak terlalu sulit untuk dijangkau. Meskipun demikian,
plang-plang untuk penunjuk arah serta peta menuju tempat wisata masih belum bisa dikatakan
layak karena tulisannya yang sangat kecil dan penempatannya yang belum strategis. Selain itu,
Blue Lagoon juga menyediakan ban dan rompi pelampung bagi para wisatawan yang tidak bisa
berenang. Cukup membayar sebesar Rp 3.000, wisatawan dapat memakainya sepuas-puasnya.
Ban berasal dari pengelola sedangkan rompi pelampung berasal dari warga lain yang
menyewakan rompi tersebut kepada wisata Blue Lagoon. Blue Lagoon juga memiliki Mushola
yang masih dalam proses pembangunan.
Lahan parkir yang tersedia juga cukup luas, lahan ini merupakan lahan milik warga yang
dengan senang hati dipinjamkan guna menunjang pembangunan wisata Blue Lagoon dan cukup
membayar Rp 1.000 bagi sepeda, Rp 2.000 bagi motor, dan Rp 3.000 bagi mobil yang ingin
parkir dan keamanan sudah terjamin karena terdapat banyak tugas parkir yang menjaga
kendaraan pengunjung. Selain itu, Wisata pemandian Blue Lagoon memiliki 7 homestay yang
dimiliki oleh warga sekitar dusun. Wisatawan yang menggunakan homestay tersebut masih
digunakan oleh para mahasiswa yang memiliki keperluan akademik seperti penelitian dan tugas
kampus. Wisatawan belum ada yang memanfaatkan homestay tersebut. Blue Lagoon juga
memiliki lahan yang digunakan sebagai tempat berkemah dan juga terdapat kolam ikan yang
ditujukan bagi wisatawan yang ingin terapi ikan.
Fasilitas-fasilitas seperti warung makan, tempat bersantai bagi wisatawan sebagian besar
terbuat dari kayu yang berasal dari sekitar lahan wisata oleh karena itu banyak wisatawan yang
telah sering mengunjungi Blue Lagoon merasa pepohonan yang terdapat disekitar lahan semakin
lama semakin berkurang jumlahnya.

D. PROMOSI DAN KERJASAMA

Kunjungan wisatawan yang begitu banyak di Blue Lagoon tidak terlepas dari adanya
promosi-promosi yang dilakukan pengelola. Bahkan tidak hanya pengelola saja, tetapi juga
warga sekitar Blue Lagoon. Promosi yang dilakukan berupa Blog-Blog di Internet, sosial media,
dan brosur-brosur tentang wisata Blue Lagoon. Warga dusun Dalem sudah sangat mengenal
internet sehingga promosi yang dilakukan menggunakan internet sudah sangat mudah dilakukan.
Meskipun belum diresmikan oleh pemerintah, wisata Blue Lagoon telah menjalin kerjasama
secara tidak langsung oleh Dinas Pariwisata dan agen-agen perjalanan. Dinas Pariwisata
memberikan bantuan berupa penyebaran brosur-brosur tentang wisata Blue Lagoon. Lembaga
SDM Sleman juga memberikan bantuan berupa 50 kawat tanggul guna mencegah adanya banjir
disekitar sungai Tepus. Para biro perjalanan memasukkan wisata Blue Lagoon sebagai salah satu
objek wisata didalam paket wisatanya. Dinas PU juga merencanakan bantuan berupa
pembangunan pendopo diarea perkemahan Blue Lagoon. Dengan adanya promosi yang begitu
besar, tidak heran jika wisata Blue Lagoon banyak dikunjungi wisatawan meskipun wisata ini
baru saja didirikan sebagai tempat wisata.

Anda mungkin juga menyukai