Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

EKSISTENSI TARIAN ZAPIN DI ERA MODERN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas kelompok sejarah

Anggota Kelompok:
 Cherisseina Natasha Goh (5)
 Esther Veronika (12)
 Ii Ivaniya Tanse (21)
 Marulam Rehuel Effraid Danielo Simanjuntak (23)
 Nadiya Ivana Putri (26)
 Norwin Sutresno (28)

KELAS X.1
SMA KATOLIK YOS SUDARSO BATAM
TAHUN PEMBELAJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang


Maha Kuasa, yang atas rahmat-Nya dan karunia-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. Adapun tema dari
laporan ini adalah “Eksistensi Tarian Zapin di Era Modern”.

Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas


dari bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan
kritik sehingga laporan ini dapat terselesaikan.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari


sempurna dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang
kami miliki. Oleh karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran
serta masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Akhirnya kami berharap semoga laporan ini memberikan manfaat bagi
para pembaca.

Batam, 10 Oktober 2022

2
Penulis

DAFTAR ISI

3
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Tarian daerah Indonesia dengan beraneka raga jenis seni tari
membuat Indonesia kaya akan adat kebudayaan dan kesenian. Itulah
yang menyebabkan Indonesia dijuluki negara multikultural. Salah satu
dari tarian daerah yang terkenal tersebut adalah Tari Zapin yang berasal
dari daerah Kepulauan Riau. Dengan mengenal lebih banyak Tarian
Zapin di provinsi Kepulauan Riau, diharapkan dapat membuat kita lebih
mencintai daerah ini.

Eksistensi kesenian memiliki kontribusi terhadap identitas pada


peradaban budaya masyarakat nusantara, khususnya di era modern ini.
Salah satu bentuk dari kesenian tersebut adalah tarian daerah. Kesenian
ini merupakan salah satu unsur yang sangat penting karena berhubungan
dengan kehidupan sehari-hari. Selain itu, kesenian ini kerap digunakan
sebagai sarana masyarakat untuk mengekspresikan sesuatu yang mungkin
tidak dapat diungkapkan dengan kata-kata dan diekspresikan melalui
tarian.

Peranan kesenian dalam hidup ditentukan oleh masyarakat yang


mendukungnya Sedyawati dalam Netty (2014, hlm 2). Pernyataan

4
tersebut mencerminkan bertapa pentingnya budaya dengan berbagai
substansinya, yaitu terdapat pada seni dan masyarakatnya. Daerah
Kepulauan Riau merupakan salah satu daerah hasil akulturasi terhadap
dua kultur masyarakat yang ada pada masyarakat melayu dengan
masyarakat daerah asal.

Menyangkut tarian daerah di daerah ini, kehadirannya telah lama


menghiasi dunia kebudayaan maupun dunia kesenian bukan hanya di
daerah Kepulauan Riau, melainkan juga di lingkup nusantara. Hal itu
dikarenakan sebagian di tiap-tiap daerah di Indonesia mudah kita
temukan suatu lembaga kebudayaan yang eksis berada di sana. Namun,
ternyata di beberapa bagian lain lembaga ini juga sulit ditemukan atau
eksis. Hal ini mengartikan bahwa pendidikan kebudayaan untuk
mendapatkan edukasi yang lebih memadai mengenai kesenian daerah dan
bagaimana cara melestarikan eksistensinya di era modern menjadi suatu
hal yang cukup diperhitungkan oleh masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah yang dimaksud dengan tarian Zapin ?

2. Bagaimana Sejarah dari tari zapin ?

3. Bagaimana Perkembangan dan Eksistensi tari zapin hingga saat ini


?

4. Apa Tema, Makna, fungsi dan filosofi dari tari zapin ?

5. Apa saja gerakan dan makna dalam tari zapin ?


5
6. Bagaimana syair, busana, dan riasan dalam tari zapin ?

7. Bagaimana pengaruh tari zapin di ERA MODERN ?

8. Apa saja musik pengiring, tata panggung, dan properti tari zapin?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan yang telah disampaikan pada rumusan masalah,


adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan umum :
Tujuan umum penelitian ini adalah sebagai upaya dalam
melestarikan yang terdapat di wilayah nusantara, khususnya di
Provinsi Kepulauan Riau.
2. Tujuan khusus :
a) Untuk memahami lebih jelas mengenai asal mula adanya tari
Zapin yang berasal dari Kepulauan Riau.
b) Untuk memahami mengenai bagaimana perkembangan tarian
ini hingga sekarang.
c) Untuk memahami tentang fungsi tarian Zapin dan kebiasaannya
sekararang di lingkungan masyarakat.
d) Untuk memahami bagaimana eksistensi tarian Zapin di era
modern.
e) Untuk mengetahui mengenai makna tarian Zapin secara khusus.

6
BAB 2
ISI PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TARI ZAPIN

Tari Zapin merupakan tarian tradisional yang berasal dari Provinsi


Riau. Tari Zapin adalah tarian tradisional yang bersifat edukatif dan
menghibur. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), zapin
merupakan tarian khas Melayu yang diiringi lagu-lagu yang berasal dari
negeri Yaman. Dikutip dari buku Ensiklopedia seni & budaya Nusantara
(2009) karya Gendhis Paradisa, tari Zapin digunakan sebagai dakwah
Islamiyah melalui syair lagu-lagu Zapin yang dinyanyikan. Tarian
tersebut ditarikan secara berkelompok.

Musik pengiringnya terdiri dari dua alat musik utama, yakni gambus
dan gendang kecil yang disebut marwas. Zapin berasal dari bahasa Arab
"zafin" yang artinya pergerakan kaki cepat dengan mengikuti rentak
pukulan. Tari Zapin sebuah tarian tradisional khas Riau yang dianggap
sebagai sebuah akulturasi budaya Arab dan budaya Melayu di masa
silam. Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
(Kemdikbud), tari Zapin merupakan tari berpasangan yang dipentaskan
dalam beragam acara hiburan rakyat. Tari Zapin tidak hanya dikenal di
Riau, tapi juga dikenal di sebagian masyarakat Melayu.

7
B. SEJARAH TARI ZAPIN

Berdasarkan sejarahnya, Tarian Zapin merupakan hasil dari


gabungan dua kebudayaan, yaitu budaya Melayu dan budaya Arab pada
masa lalu. Akulturasi ini terjadi karena kedatangan orang-orang Arab ke
wilayah Riau dan tinggal disini. Adat Melayu dan Arab kemudian saling
mengisi dan berpengaruh pada bidang seni, seperti tari, sastra, musik dan
sebagainya. Tarian Zapin dilakukan secara berpasangan dan digunakan
sebagai sarana hiburan masyarakat.

Pada mulanya, tarian ini merupakan tarian khusus yang hanya


dimainkan oleh lingkungan istana di wilayah Kesultan Yaman, Timur
Tengah. Kata Zapin adalah kata yang berasal dari kata “zafn” yang
berarti “gerak cepat” dalam bahasa Arab. Mengutip situs resmi
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), tari zapin ini
muncul pada 1811, namun baru dipopulerkan pada 1919. Tari zapin
dibawa oleh pedagang-pedagang Arab dari Gujarat dalam perdagangan
rempah sekaligus sebagai media dakwah penyebaran agama Islam ke
daerah Kepulauan Riau. Saat itu, tarian ini hanya boleh dibawakan oleh
penari laki-laki saja. Namun, seiring perkembangan zaman dan

8
perubahan pola pikir masyarakat, tarian ini jadi memiliki simbol dan
makna luas.

Menurut Wikipedia, Pada awalnya seni tari dan musik Zapin


dijadikan sebagai hiburan bagi murid-murid setelah mengaji agama di
lingkungan kerajaan. Namun setelah Tengku Embung Badariah binti
Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah (1766 – 1780 M) menikah dengan
Syarif Utsman bin Syarif Abdul Rahman Syahabuddin, keberadaan Tari
Zapin semakin berkembang di wilayah Great Tradition (Lingkungan
Istana) dan berakulturasi dengan budaya lokal. Akhirnya, tari Zapin
menjadi seni hiburan di kalangan istana bahkan dalam acara seremonial
kerajaan sehingga dikenal dengan sebutan Zapin Istana (Siak Sri
Inderapura).

Dengan demikian dapat diketahui, seiring dengan usaha pedagang


Arab dalam mengembangkan agama Islam di daerah-daerah yang
dipengaruhi Melayu, mereka juga telah meninggalkan kesenian Zapin di
daerah-daerah yang dikunjungi, dan selanjutnya, Zapin mengalami proses
akulturasi dengan budaya setempat, seperti yang terdapat di wilayah
Indonesia dan Malaysia.

Tari Zapin saat ini tampak hidup dan berkembang hampir di


sebagian besar daerah Riau, terutama daerah pantai (Kepulauan Riau),
dan di bekas pusat-pusat pemerintahan kerajaan Melayu seperti di Siak
Sri Inderapura, Pulau Penyengat, Tambelan dan pulau-pulau di sekitar
Laut Tiongkok Selatan. Tari Zapin dalam zaman keemasan Kesultanan
Siak Sri Inderapura sengaja dilakukan pembinaan dan dipelihara sebagai

9
suatu bentuk kesenian yang memiliki kaidah-kaidah yang luhur dan
santun. Tari Zapin berkembang tidak hanya di kalangan istana tetapi juga
di kalangan masyarakat Melayu dengan bemacam ragam tarian dan gerak
yang cukup khas. Dalam konteks seni tari, Islam memberikan kontribusi
ke dalam berbagai jenis tari, seperti pada tari Zapin.

Dengan berbagai normanya, seperti adanya gerak sembah atau


salam, gerak ragam-ragam (langkah belakang siku keluang), anak ayam,
anak ikan, buang anak, lompat kecil, lompat tiung, pisau belanak, pecah,
tahto, tahtim dan lain-lain. Kemudian juga mengandung berbagai unsur
tari sufisme juga muncul dalam kebudayaan Melayu. Gerak-gerak
simbolik seperti alif, mim, ba, merupakan bagian dari tradisi sufi di
kawasan ini. Dengan demikian, kontinuitas dan perubahan tari Melayu
khususnya tari Zapin menuruti perubahan internal dalam kebudayaan
Melayu sendiri atau perubahan eksternal dari luar.

Saat ini tari zapin disimbolkan sebagai makna kehidupan sosial,


pendidikan, adat istiadat Melayu, dan tidak lepas dengan simbol dan

10
makna yang berkaitan dengan ketuhanan (religi). Hingga hari ini, tari
zapin semakin berkembang dan dikenal oleh masyarakat luas.

Bahkan Tari Zapin tidak hanya terkenal di Riau atau Sumatera,


melainkan tersebar hingga Kalimantan dan Jawa. Kepopulerannya pun
diakui hingga luar negeri, seperti negara-negara serumpun yaitu
Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Di beberapa wilayah tari
zapin dikenal dengan nama berbeda, misalnya di Jambi dan Bengkulu
dikenal sebagai Dana, di Lampung disebut Bedana, serta di Jawa dikenal
dengan nama Zafin. Sedangkan di Kalimantan disebut Jepin, di Sulawesi
disebut Jippeng, di Maluku dinamakan Jepen, serta di Nusa Tenggara
bernama Dana-Dani. Apabila mau menilik lebih dalam mengenai tari
Zapin ada berbagai nama yang dikenakan antara lain: Zapin Betawi,
Zapin Jambi hingga di Mancanegara juga ada Zapin Singapura.

11
D. PERKEMBANGAN DAN EKSISTENSI TARI ZAPIN HINGGA
SEKARANG

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan,


tarian ini sudah muncul semenjak abad ke-19 atau tepatnya pada tahun
1811. Namun popularitas tarian ini baru mendapat panggung satu abad
kemudian yang tepatnya pada tahun 1919. Perkembangan dan eksistensi
tari Zapin memuncak atas jasa para pedagang-pedagang Arab dari
Gujarat dalam perdagangan rempah sekaligus sebagai media dakwah
penyebaran agama Islam ke daerah Kepulauan Riau.

Sebelum tahun 1960-an, tari zapin hanya boleh dilakukan oleh


laki-laki karena pada masa itu wanita diberi larangan untuk bertampil di
muka umum. Seiring perkembangan zaman, ada sejumlah modifikasi
dalam pemikiran tarian yang mana penari wanita juga dapat disertakan.
Bahkan mulanya tarian ini hanya dilakukan untuk upacara keagamaan
tetapi selama bertahun-tahun tarian itu telah berkembang menjadi suatu
bentuk hiburan tradisional bagi masyarakat Melayu, sehingga penari
wanita diperbolehkan berpartisipasi.

Lama kelamaan, tarian ini berkembang sehingga menyebar ke luar


kawasan Riau, sejalan dengan perkembangan kerajaan-kerajaan Melayu.
Dalam pembaurannya dengan budaya setempat, lahirlah berbagai macam
ragam variasi pada tiap-tiap daerah termasuk namun pola dasarnya tetap
sama. Yaitu sebagai simbol dan makna penghormatan serta hiburan
untuk disajikan kepada raja-raja yang sedang menjabat.

12
Kini, masyarakat mengenal dua jenis tari Zapin yaitu, zapin Arab
dan zapin Melayu. Pada zaman Arab, tarian ini disebut sebagai zapin
lama, di mana tumbuh dan berkembang di dalam kelompok-kelompok
masyarakat keturunan Arab yang ada di berbagai daerah di Indonesia.
Adapun tari Zapin Melayu ditumbuhkan oleh para ahli lokal dan
disesuaikan dengan lingkingan masyarakatnya. Sedangkan tari Zapin
Arab dikenal memiliki satu gaya saja, sedangkan Zapin Melayu memiliki
gaya yang cukup beragam. Setidaknya dalam tari Zapin Melayu ada
puluhan tari jenis Zapin yang tersebar di seluruh penjuru nusantara yang
memiliki nama dan keunikan tersendiri.

D. TEMA, MAKNA, FUNGSI, DAN FILOSOFI

Awal kehadirannya, seni Zapin telah dikenal sebagai sebuah seni


yang dimanfaatkan untuk media dakwah, namun dalam perkembangan
sekarang seni Zapin juga digunakan sebagai hiburan / tontonan & sarana
untuk memperoleh penghasilan tambahan. Pada perkembangannya, tarian
ini berubah menjadi ikon atau lambing kemajuan kebudayaan masayrakat
Riau. Sebab dalam tarian zapin terdapat unsur Pendidikan serta
keagamaan yang mengajarkan kebaikan melalui syair yang mengiringi
tarian.

Tari zapin termasuk jenis tari khas Melayu karena mengangkat


tema kehidupan masyarakat aslinya. Fungsi dari kesenian tradisional ini
adalah sebagai sarana hiburan masyarakat karena mengandung nilai

13
makna filosofis yang erat kaitannya dengan kehidupan sosial masyarakat
setempat.

Beberapa filosofi yang terdapat pada gerakannya adalah sebagai


berikut:

 Alif sembah, merupakan posisi berdiri lurus seperti alif dan duduk
bersimpuh seperti menyembah. Gerakan ini mempunyai makna
filosofis sebagai pembuka yang mencerminkan sikap sopan santun
serta hormat.
 Anak ayam patah, adalah sebuah gerakan yang terinspirasi dari
ayam yang sedang berjalan sementara kakinya sedang patah.
Gerakan memiliki makna filosofis bahwa ketika menjalani hidup,
butuh adanya pendirian dan sikap yang teguh, jujur, serta disiplin

yang tinggi. Selain itu, kemauan yang dimiliki haruslah keras.


 Mintak tahto, adalah sebuah kode yang diberikan oleh penari
kepada para pemain musik supaya bisa menghentikan musik
iringan jika para penari sedang merasa lelah. Gerakan ini
umumnya akan dilakukan sebanyak tiga kali sembah supaya bisa
menyatakan penghormatan terakhir.

14
 Pecah delapan pusing, adalah gerakan yang memberikan gambaran
mengenai kehidupan manusia yang tidak akan pernah tetap dan
terus berubah. Ibaratnya adalah sepetti roda yang berputar.
 Pusing angin, merupakan gerakan yang diambil dari angin yang
datangnya bukan melulu dari satu arah saja. Gerakan angin bisa
datang dari berbagai arah yaitu arah timur, barat, selatan, dan
utara.
 Ragam alif, adalah gerak awal permulaan yang umumnya
digunakan untuk acara-acara biasa dan bukan acara resmi seperti
pengantin, penyambutan raja, dan tamu kehormatan.
 Siku keluang, adalah gerakan siku yang jelas dan tegas. Gerakan
ini memiliki makna ketegasan ketika sedang bertindak dan
semangat dalam menjalani kehidupan.
 Sut mundur, adalah gerakan seperti orang yang sedang berjalan.
Kemudian, gerakan ini akan berhenti sejenak dan dilanjutkan
kembali dengan gerakan berjalan mundur yang langkahnya teratur
serta sesuai hitungan.

E. GERAKAN DAN MAKNA TARIAN ZAPIN

Tari zapin dimainkan oleh penari laki-laki maupun perempuan


dengan gerekan yang relatif sama, letak perbedaannya terdapat pada
gerakan tangannya. Pola tarian ini sangat sederhana dengan
pengulangan secara berkesinambungan. Bentuk pola lantai dari tari
zapin sendiri tidak jauh berbeda dengan kesenian tradisional yang
lainnya, misalnya pola diagonal, gelombang, dan vertikal.

15
Gerakan tari zapin berasal dari inspirasi kegiatan manusia dengan
alam atau lingkungan. Misalnya, Titi Batang, Anak Ayam Patah, Siku
Keluang, Sut Patin, Pusing Tengah, Alif dan sebagainya. Masing-
masing gerakan tersebut mengandung makna dan dilakukan secara
berirama dan terpola.

 Tahto 1 adalah gerakan yang bermakna sikap rendah diri dan


menghargai. Gerakan ini ditampilkan para permulaan tari zapin,
serta dilakukan sebanyak dua kali pada bagian awal dan akhir
dengan 8 hitungan pada setiap bagian.
 Tahto 2 merupakan representasi sikap rendah diri yang
dilakukans etelah gerak tahti 1. Gerkan ini dilakukan sebanyak
8 hitungan setiap kali, serta sebanyak dua kali diawal dan
diakhir setelah gerakan tahto 1.
 Tahto 3 memiliki arti sama seperi tahto 1 dan 2. Gerakan ini
dilakukan setelah tahto 2 dengan 8 hitungan per 1 kali,
sebanyak 1 kali diawal dan diakhir gerakan tahto 2.

16
 Bebas adalah gerakan yang ditampilkan diantara gerakan
lainnya. Gerakan ini dapat dilakukan 1 kali atau lebih dengan 8
hitungan per 1 bagian.
 Shut bermakna sikap adil dan sabar serta keseimbangan.
Gerakan ini dilakukan setelah gerak bebas sebanyak 2 kali
berupa shut maju dan shut mundur dengan 16 hitungan per 1
bagian.
 Siku Keluang adalah gerakan yang menggambarkan kehidupan
yang dinamis. Gerakan ini dilakukan sebanyak 2 kali setelah
gerak shut maju dan shut mundur dengan 16 hitungan per 1
kali.
 Mata Angin adalah gerak yang dilakukan setelah gerak siku
keluang. Gerak mata angin dilakukan sebanyak 1 kali dalam 16
hitungan.
 Titik Batang ialah gerakan yang bermakna keteguhan hati
manusia dalam menghadapi cobaan. Gerakan ini dilakukan 2
kali setelah gerak mata angin. Bentuk gerakannya 2 kali maju
dan mundur dengan 16 hitungan per 1 kali yang diantaranya
dipisahkan oleh 1 kali gerak bebas.

F. MUSIK PENGGIRING, TATA PANGGUNG, DAN PROPERTI TARI ZAPI

17
Karena mengalami perkembangan yang cukup luas di berbagai
wilayah, maka tari zapin berasal dari Kalimantan juga. Tepatnya berasal
dari Kalimantan Selatan. Untuk mengiringi pementasan atau
pertunjukannya, maka dibutuhkan dua unsur yaitu syair yang berisi pesan
moral dan musik. Kesenian tradisional ini yang murni adalah berasal dari
Arab serta hanya menggunakan dua alat musik yaitu gambus dan
marwas.

Sedangkan, kesenian yang sudah mengalami akulturasi atau


pencampuran budaya Melayu ditampilkan dengan iringan alat musik
yang lebih variatif. Misalnya adalah akordeon, rebana, gendang, gitar,
marwas, dan gambus. Dalam pementasan tarian khas Melayu, iringan
musiknya akan selalu memiliki kaitan dengan rentak. Rentak adalah
irama tertentu yang menjadi motif gerak. Rentak membangun identitas
dan suasana khas Melayu.

18
Ada berbagai jenis rentak yang terkenal seperti rentak nobat,
rentak mak inang, rentak zapin, dan rentak joget. Rentak dibagi lagi
menjadi tiga, antara lain lambat, sedang, dan cepat.

Tepat sebelum tahun 1960-an, tarian zapin hanya boleh dilakukan


oleh penari pria dengan cara berkelompok. Alasannya adalah pada masa
itu terdapat larangan wanita untuk tampil di muka umum. Setelah
mengalami perkembangan, kemudian kesenian ini juga dilakukan oleh
penari wanita dan ada beberapa versi yang bisa dikembangkan.

Salah satu latar dari kesenian ini yang sangat populer adalah versi
berpasangan antara penari pria dan wanita. Dalam pertunjukannya, tidak
ada batasan mengenai jumlah penari. Akan tetapi, hanya menyesuaikan
dengan acara yang diadakan saja.

Tak hanya memakai busana adat Melayu saja, terdapat ciri khas lain
dari tari zapin, yaitu penggunaan properti tari. Walaupun bisa dilakukan
tanpa menggunakan properti pelengkap, tapi penggunaannya akan
memberikan nuansa yang lebih menawan. Contoh propertinya adalah
berupa selendang sampur yang dipakai oleh penari perempuan. Sehingga,
bisa makin memperindah gerakannya.

G. SYAIR, BUSANA DAN RIASAN

19
Dalam syair lagunya, setiap lirik merupakan ciptaan dari Tengku
Mansor, yaitu seorang pencipta lagu terkenal. Terdapat beberapa judul
lagu pengiring tarian zapin seperti “Lancang Daik”, “Ya Salam”,
“Tanjung Serindit”, “Yale-Yale”, “Gambus Palembang”, “Sri Pekan”,
dan “Lancang Kuning”.

Sebelum syair tersebut populer dan banyak didengarkan masyarakat


luas, biasanya kesenian ini diiringi oleh syair lama yang mempunyai
makna yang mendalam, seperti “Saying Sarawak”, “Bismillah”, “Pulut
Hitam”, “Anak Ayam Patah”, “Zapin Asli”, “Gendang Rebana”,
“Lancang Balai”, dan lain-lain.

Supaya bisa menampilkan performa yang terbaik, para penari pria


maupun wanita akan dirias sedemikian rupa. Sedangkan, busana yang
dipakai oleh penari laki-laki adalah pakaian adat Melayu. Busananya

20
adalah baju kurung, plekat, cekak musang, kopiah, songket, bros, dan
bawahan seluar.

Berbeda dengan penari perempuan yang mengenakan baju khas


Melayu seperti baju kurung labuh, kain songket, kain samping, serta
selendang tudung manto. Tak hanya itu saja, ada pula aksesori tambahan
seperti kalung, hiasan kembang goyang, anting-anting, dan lainnya.
Umumnya, warna baju yang digunakan memiliki warna cerah seperti
biru, merah, hijau, dan kuning.

Kostum atau busana dari penari juga dipengaruhi oleh model khas
Islam. Fungsinya adalah supaya bisa menutup tubuh, mempertegas
identitas, memperjelas ruang gerak, memberikan nilai estetika, serta tidak
mengganggu gerakan. Nilai kesopanan juga ditujukan dalam setiap
pementasannya.

H. PENGARUH TARI ZAPIN DI ERA MODERN

Seni tari sebagai salah satu wadah yg digunakan untuk meumbuhkan rasa
percaya diri sebab didalmnya terdapat beberapa hal untu memotifasi diri
dalam berkarya, disamping itu seni tari dapat memiliki dan melatih
kemampuan dalam tiga hal, yakni: Wiraga, wirama, dan wirasa.

21
Wiraga dapat dijadian sebagai alat untuk melatih fisik, wirama
untuk melatih kemampuan audio untuk menangkap alunan musik sebagai
pengiring tari dan wirasa digunakan untuk melatih kepekaan rasa hingga
antara wiraga, wirama dan wirasa terjadi keterpaduan gerak yang indah
dipandang mata.

Tarian juga dapat dijadikan sebagai alat membentuk karakter diri


manusia untuk menjadi lebih baik, dalam artian seni tari tradisional dapat
membentuk perilaku mulia, lembut dan bersahaja. Begitu kuatnya tari
tradisional mempengaruhi diri seseorang, nampak dalam perilakunya
dalam keseharian yg begitu anggun, ramah dan lembut. Selain itu, seni
tari tradisional dalam perilaku masa modern adalah menumbuh
kembangan rasa persaudaraan karena dapat melakukan interaksi sosial
satu sama lain, serta menumbuhkan rasa percaya diri melalui gerakan
gerakan dasar tari yang ditampilkan.

22
BAB 3

PENUTUP

A. Kesimpulan

B. Kritik dan Saran

Demikianlah makalah yang kami buat ini, semoga bermanfaat


dan menambah pengetahuan para pembaca. Walaupun kami
menginginkan kerapian dan kesempurnaan ketika menyusun laporan ini
namun pada kenyatannya masih banyak sekali kekurangan-kekurangan
yang perlu diperbaiki ulang oleh kami. Persoalan ini dikarenakan masih
sangat sedikitnya pengetahuan kami. Maka dari itu kami sangat
berharap sekali bahwa para pembaca selalu memberikan sebuah kritikan
dan saran kepada kami agar kami bisa menjadikan saran dan kritikan
yang diberikan oleh para pembaca ini dijadikan sebagai bahan evaluasi
untuk selanjutnya.

Sekian penutup dari kami semoga dapat diterima di hati dan kami
ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya.

23
24

Anda mungkin juga menyukai