MODUL I
ALKALINITAS
Nilai Laporan :
Paraf Asisten :
DEPOK
2023
1
1.1. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara pengukuran kadar keasaman dan
kebasaan serta mengetahui kualitas air sampel dengan metode titrimetri
1.2. Teori Dasar
1.2.1. Definisi Alkalinitas
Alkalinitas merupakan kemampuan air dalam menerima ion H+ yang
berperan penting dalam proses pengolahan air (Manahan, 2017).Alkalinitas juga
diartikan sebagai kapasitas penyangga terhadap penurunan pH perairan. Secara
khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas
penyanggahan ion bikarbonat, dan sampai dengan tahap tertentu, juga
menunjukkan penyanggahan terhadap ion karbonat dan hidroksida dalam air.
Makin tinggi alkalinitas, makin tinggi kemampuan air untuk menyangga sehingga
fluktuasi pH perairan semakin rendah.
Alkalinitas relatif sama jumlahnya dengan kesadahan dalam suatu
perairan. Alkalinitas juga berpengaruh terhadap pH dalam suatu perairan. Dalam
kondisi basa ion bikarbonat akan membentuk ion karbonat dan melepaskan ion
hidrogen yang bersifat asam sehingga keadaan pH menjadi netral (Russady,2010).
1.2.2. Penyebab Alkalinitas
Pada pendefinisian alkalinitas sudah disebutkan bahwa alkalinitas
menunjukkan penyanggahan ion bikarbonat dan juga penyanggahan terhadap ion
karbonat dan hidroksida dalam air sampai dengan tahap tertentu sehingga ketika
ion tersebut bersama asam fosfat, silikat, borat, dan ammonia berperan pada
alkalinitas (Manahan, 2017). Kemudian peningkatan asiditas berperan besar juga
pada alkalinitas air ketika asiditas pada air meningkat, alkalinitas pada air juga
meningkat.
1.2.3. Jenis Alkalinitas
Alkalinitas terdiri dari tiga jenis, yaitu alkalinitas karbonat, bikarbonat,
serta alkalinitas hidroksida. Alkalinitas bikarbonat merupakan alkallinitas yang
mempunyai pH kurang dari 8,3. Untuk alkalinistas karbonat merupakan jenis
alkalinitas yang memiliki pH lebih dari 8,5 dan menghasilkan nilai. Lalu,
alkalinitas hidroksida sendiri merupakan jenis alkalinitas yang memiliki pH
sangat tinggi dan bisa mencapai angka 10 (Sawyer & McCarty, 2003).
Universitas Indonesia
2
Universitas Indonesia
3
Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk
Keperluan Higine Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum, berikut merupakan beberapa contoh baku mutu yang digunakan :
Tabel 1 Baku Mutu Alkalinitas dalam Penggunaan Air Kolam Renang
No. Parameter Unit Standar Keterangan
Baku
Mutu
1 pH 7-7,8 Apabila menggunakan
klorin dan diperiksa
minimum 3 kali sehari.
7-8 Apabila menggunakan
bromine dan diperiksa
minimum 3 kali sehari.
2 Alkalinitas Mg/L 80-200 Semua jenis kolam renang
Sumber : (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017)
Tabel 2 Baku Mutu Alkalinitas dalam Penggunaan Air Solus per Aqua
No. Parameter Unit Standar Keterangan
Baku
Mutu
1 pH 7-7,8 Apabila klorin digunakan
sebagai disinfektan
2 Alkalinitas 80-200
Sumber : (Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2017)
1.2.8. Aplikasi Data Alkalinitas dalam Bidang Teknik Lingkungan
Peran alkalinitas dalam bidang Teknik Lingkungan dapat digunakan pada
parameter pengolahan air limbah industri, kemudian juga bisa untuk
mengendalikan pengorosian pada pipa saluran air. Beberapa badan regulasi
mengatur terkait pelarangan pembuangan limbah yang mengandung hidroksida
secara langsung karena itu air harus disesuaikan terlebih dahulu sesuai parameter
(Weiner, 2012). Dengan mengetahui alkalinitas juga kita dapat menyeimbangkan
kadar alkalinitas dengan kesadahan yang ada di air sehingga korosi pada pipa
dapat dihindari atau pipa bisa bertahan dengan lama.
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
1.3.2 Spektofotometri
Universitas Indonesia
8
Universitas Indonesia
9
Universitas Indonesia
10
Universitas Indonesia
11
C 1 - - -
D 6 MO
Universitas Indonesia
12
1.5. Analisis
1.5.1. Analisis Percobaan
Percobaan modul alkalinitas bertujuan untuk mengetahui cara pengukuran
kadar keasaman dan kebasaan serta mengetahui kualitas air sampel dengan metode
titrimetri. Peralatan dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah Labu
Erlenmeyer 250 ml, Beaker Glass 150 ml, Gelas Ukur 100 ml, Indikator pH, Buret,
Statif, Klem, Kertas Titar, Pipet Tetes, Spatula, Phenolptalein, Bubuk Metil
Jingga, Air Sampel.
Kemudian terdapat langkah-langkah percobaan untuk mendapatkan data
yang diinginkan. Prosedur pertama yang dilakukan adalah menyiapkan sampel,
pertama, mengisi 4 labu Erlenmeyer 250 mL masing-masing dengan larutan
sampel A, B, C dan D (air danau) sebanyak 25 mL ketika mengisi labu Erlenmeyer
ini jangan lupa untuk memberikan label untuk menandakan labu Erlenmeyer
tersebut agar tidak tertukar datanya, kemudian ketika mengisi labu Erlenmeyer
disarankan menggunakan corong agar tidak tumpah ataupun tercecer. Lalu kedua,
Menghitung pH tiap larutan sampel dengan kertas pH meter, dan menyocokan
dengan panduan analisis pH, untuk menghitung ini miringkan labu erlenmeyer
agar mudah memasukkan kertas pH kemudian catat pH masing-masing sampel.
Selanjutnya, praktikan memberikan indikator warna sesuai dengan klasifikasi pH,
untuk larutan yang memiliki pH <8,3 diberikan MO dan untuk larutan yang
memiliki pH >8,3 diberikan PP setelah diberikan sampel homogenkan larutan
sampel dan indikator warna. Lalu tahap terakhir pada persiapan sampel ini yaitu,
mengambil 50 ml sampel air danau dan memasukannya ke gelas ukur lalu
dimasukkan ke tabung Nessler, ketika sudah dimasukkan ke tabung nessler coba
bandingkan antara kelima sampel tersebut visualnya.
Setelah 5 deret sampel sudah dipersiapkan, praktikan menlanjutkan dengan
menguji sampel tersebut kedalam spektrofometer. Penggunanaan spektrofometer
harus dikalibrasi terlebih dahulu dengan kuvet berisi blank. Kalibrasi diawali
dengan memasukkan akuades sampai dengan batas tera yang ada di kuvet. Lalu
dinding luar kuvet di lap dengan tissue sebelum dimasukkan ke spektrofometer.
Universitas Indonesia
13
Universitas Indonesia
14
atau tidak bisa diolah karena air sampel yang berada di lab mengalami kerusakan.
Berdasarkan percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa nilai alkalinitas dipengaruhi
oleh faktor-faktor seperti Ph, tingkat kesadahan, kadar karbondioksida, dan
faktor-faktor lainnya.
Daftar Kepustakaan
Permenkes Nomor 32. (2017). Peraturan Menteri Kesehatan Ri No.32 Tahun 2017
tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Solus per
Aqua, dan Pemandian Umum.
Sawyer,C., & McCarty, P.G. (2003). Chemistry for Environmental and Engineering
Science. New York : McGraw Hill Inc.
Universitas Indonesia
15
Peraturan Pemerintah No.22 (2021. Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021 tentang
Penyelenggaraan Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
Universitas Indonesia