Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS KESADAHAN AIR DENGAN METODE TITRASI

KOMPLEKSOMETRI

(HARDNESS ANALYSIS OF WATER WITH COMPLEXOMETRIC


TITRATION METHOD)

Amalia Nurul Mahmudah

Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Darussalam Gontor

Email: amalianrl01@gmail.com

ABSTRACT
Water is a natural resource that is needed for human life. According to its
mineral content, water is grouped into several types, namely, hard water and soft
water. The chemical requirement to be examined is hardness. This study aims to
explain and practice the principle of complexometric titration, analyzing the level
of water hardness in the sample in accordance with PERMENKES Number
492/MENKES/PER/IV/2010. Water hardness was analyzed using the
complexometric method which is principally based on the formation of soluble
complex compounds between metal ions and complex-forming substances, namely
the formation of Ca with EDTA. From the results of the analysis carried out, it
can be concluded that the total hardness of water at Darussalam Gontor Putri
University still meets the requirements for clean water quality. While the
quantitative results show the results of class A with T1 1 ml and T2 0.5 ml, class B
T1 0.5 ml and T2 0.5 ml, class C T1 2.5 ml and T2 1.5 ml, class D T1 0 .5 ml and
0.5 ml for T2, 0.5 ml for E T1 and 0.5 ml for T2.
Keyword: Complexometric, Hardness, Water

ABSTRAK
Air merupakan sumber daya alam yang sangat dibutuhkan untuk keperluan
hidup manusia. Menurut kandungan mineralnya, air dikelompokkan menjadi
beberapa jenis yaitu, air sadah dan air lunak. Penelitian ini bertujuan untuk
menjelaskan dan mempraktikkan tentang prinsip titrasi kompleksometri,
menganalisis kadar kesadahan air dalam sampel sesuai dengan PERMENKES
Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010. Kesadahan air dianalisa menggunakan
metode kompleksometri yang prinsipnya berdasarkan pembentukan senyawa
kompleks yang larut antara ion logam dengan zat pembentuk kompleks yaitu
terbentuknya Ca dengan EDTA. Dari hasil analisis yang dilakukan, maka dapat
disimpulkan bahwa kesadahan total pada air di Universitas Darussalam Gontor
Putri masih memenuhi syarat kualitas air bersih. Sedangkan hasil kuantitatif
menunjukkan hasil kel A dengan T1 1 ml dan T2 0,5 ml, kel B T1 0,5 ml dan T2
0,5 ml, kel C T1 2,5 ml dan T2 1,5 ml, kel D T1 0,5 ml dan T2 0,5 ml, kel E T1
0,5 ml, dan T2 0,5 ml.
Kata Kunci: Air, Kesadahan, Kompleksometri
PENDAHULUAN proses pencucian tidak maksimal,
perabotan rumah tangga cepat
Air merupakan sumber berkarat dan rusak. Kesadahan dapat
kehidupan dimuka bumi ini, sebagai dihilangkan dengan menggunakan
sumber daya alam yang sangat zeolite. Zeolite mempunyai sifat
penting dalam kehidupan. Hasil sebagai penukar ion dan sebagai
penelitian menunjukkan bahwa 65- absorben karena mempunyai rongga.
75% dari berat manusia terdiri dari Berdasarkan uraian tersebut maka
air. Menurut ilmu kesehatan setiap diperlukan pemeriksaan kesadahan
orang memerlukan air minum air yang dapat menggunakan metode
sebanyak 2,5-3 liter setiap hari titrasi kompleksometri atau sering
termasuk air yang berada dalam disebut juga titrasi EDTA untuk
makanan. Manusia dapat bertahan mengetahui kadar kesadahan air.
hidup 2-3 minggu tanpa makan,
tetapi hanya 2-3 hari tanpa minum TINJAUAN PUSTAKA
(Suripin, 2006). Air yang sehat harus
memenuhi beberapa persyaratan. Dari segi kualitas ada
beberapa persyaratan yang harus
Menurut PERMENKES RI nomor
492/MENKES/PER/IV/2010 terpenuhi sebagai air bersih maupun
menyatakan air yang sehat harus air minum, diantaranya harus
memenuhi kualitas fisik, kimiawi,
memenuhi persyaratan fisik, kimia,
dan mikrobiologi (Wulandari, 2017). maupun biologisnya. Kualitas fisik
meliputi bau, warna, kekeruhan, rasa,
Salah satu parameter kimia suhu, dan total zat padat terlarut
yang sering dijumpai adalah (TDS). Kualitas kimiawi meliputi,
kesadahan air. Kesadahan air kesadahan, pH, dan bebas dari zat-
disebabkan oleh adanya kandungan zat beracun. Kualitas biologisnya
ion logam Ca2+ dan Mg2+ yang cukup yaitu air harus bebas dari
tinggi yang dapat menimbulkan mikroorganisme penyebab penyakit.
permasalahn baik dari segi kesehatan Kandungan garam mineral dalam air
maupun peralatan yang digunakan tanah berbeda-beda dari satu daerah
(Putranto, 2015). Kadar maksimal dengan daerah lainnya. Hal ini
kesadahan yang diijinkan untuk air disebabkan karena lapisan tanah
minum dan air bersih adalah 500 mg yang berbeda pada setiap daerah.
per liter (Rahmawati, 2015). Salah Salah satu contohnya, air tanah di
satu penyebab kesadahan adalah batu daerah tanah berkapur memiliki
marmer yang merupakan batuan kandungan garam mineral
metamorfosa dolomite yang Ca(HCO3)2 dan Mg(HCO3)2 yang
mengandung unsur hara magnesium tinggi. Akibat tingginya kandungan
(Mg) dan kalsium (Ca) (Azizah, garam mineral Ca(HCO3)2 dan
2017). Air yang sadah dapat Mg(HCO3)2 sehingga menyebabkan
menyebabkan penyakit gagal ginjal, kesadahan air. Kesadahan air
berkurangnya pembasahan sehingga digunakan untuk menunjukkan
kandungan garam kalsium dan reaksi, buret, Erlenmeyer, gelas
magnesium yang terlarut dalam air beaker, batang pengaduk, spatula.
yang dinyatakan dalam (mg/L)
kalsium karbonat (Khopkar, 2006). Bahan

Bahan-bahan yang digunakan


Kesadahan dalam air dapat
mengakibatkan air menjadi keruh pada percobaan ini adalah sampel air
dan proses penyabunan menjadi dari beberapa tempat HCl, Na2S,
NH4Cl, K4 Fe(CN)6, ZnSO4, 7H2O,
terganggu sebagai akibat dari
mineral ion Ca dan Mg yang Indikator EBT, dan Na2 EDTA.
bereaksi dengan anion sabun. Selain Prosedur Percobaan
itu kesadahan dalam air dapat
membuat alat-alat masak seperti 1. Analisis Kualitatif
panci dan ketel menjadi berkerak. Metode 2
Kerak yang ditimbulkan tersebut Sampel dimasukkan
dapat menyebabkan transfer panas ke dalam tabung reaksi
terhambat sehingga panas yang kemudian ditambahkan 5
dibutuhkan harus lebih besar serta tetes NH4Cl dan 5 tetes
waktu yang diperlukan lebih lama. K4 Fe(CN)6, diamati apakah
Selain mineral ion Ca dan Mg, terbentuk berlebih endapan
kesadahan air juga dapat disebabkan putih.
oleh jenis mineral seperti Sr, Fe, dan 2. Penetapan Kesadahan
Mn dalam jumlah yang sangat kecil Total
(Park, 2007). Dipipet seksama 50
ml air sumur, masukkan ke
Berbagai metode telah dalam Erlenmeyer 250 ml.
diaplikasikan secara luas untuk Ditambahkan 5 ml larutan
mengurangi kadar mineral ion logam buffer pH 10. Ditambahkan
Ca2+ dan Mg2+ penyebab kesadahan 0,03 gr indicator EBT.
air, yakni dengan metode presipitasi Dititrasi dengan larutan baku
menggunakan bahan kimia, resin Na2EDTA 0,05 M secara
penukar ion, dan adsorpsi. perlahan sampai terjadi
Penggunaan metode presipitasi perubahan warna merah
memiliki kelemahan pada pemilihan anggur menjadi biru.
bahan pengendapnya karena bahan
kimia tambahan dibatasi untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
tujuan air minum (Gabrielli, 2006).
Data Pengamatan
METODE
Analisis Kualitatif
Alat No Kel Sampel (+/-)
1 A Siti Aminah -
Alat-alat yang digunakan
2 B Air Granada B -
dalam percobaan ini adalah tabung
3 C Amidas - perubahan warna setelah dititrasi
4 D Air Kran Lab - lebih lanjut dengan Na2EDTA ion
5 E Laboratorium lt.3 - Ca2+ dan Mg2+ sudah terikat, ditandai
dengan larutan yang berwarna merah
Kesadahan Total anggur berubah menjadi biru sebagai
No Kel Sampel T1 T2 titik akhir titrasi (Cholil, 2016).
A 0,5 Proses penetuan kesadahan
1 Siti Aminah 1 ml
ml air dapat mengacu pada SNI 06-
B Air Granada 0,5 0,5 6989.12-2004 tentang cara analisa
2
B ml ml kesadahan air. Sebanyak 50 ml
C 2,5 1,5
3 Amidas sampel diambil dan dimasukkan ke
ml ml
D Air Kran 0,5 0,5 dalam Erlenmeyer 250 ml. Titrasi
4 kompleksometri selektif terhadap pH
Lab ml ml
E Laboratoriu 0,5 0,5 sehingga kemudian perlu
5
m lt.3 ml ml ditambahkan larutan penyangga pH
10. Selanjutnya ditambahkan juga
Pembahasan indicator Eriochrome Black T (EBT)
Kesadahan adalah salah satu lalu kemudian dititrasi dengan titran
parameter tentang kualitas air yang tercapai yang ditunjukkan dengan
menunjukkan ukuran pencemaran air perubahan warna dari merah
oleh mineral-mineral terlarut seperti keunguan menjadi biru. Titrasi
Ca2+ dan Mg2+. Penetapan kesadahan dilakukan pada setiap sampel.
menggunakan metode (Cairns, 2004).
kompleksometri yaitu pembentukan Pada titrasi kompleksometri
kompleks berwarna oleh logam. digunakan larutan buffer pH 10 dan
Titrasi kompleksometri dapat Na2EDTA. Larutan buffer pH 10
melibatkan reaksi pembentukan digunakan untuk mempertahankan
kompleks atau reaksi substitusi ligan, pH. Larutan buffer pH 10 juga
dimana ligan pada ion pusat atau digunakan untuk keberlangsungan
logam digantikan oleh ligan (Astuti, proses titrasi. Pada pH 10, sebagian
2015). EDTA dapat terbentuk dan terjadi
Analisa kesadahan air reaksi adisi kompleksometri. EDTA
merupakan percobaan untuk merupakan senyawa penghelat
mengetahui tingkat kesadahan Ca2+ logam, sehingga dapat digunakan
yang terkandung dalam air. sebagai zat pengompleks. Dalam
Penetapan kesadahan total dengan pembentukan kompleks, EDTA
menggunakan larutan baku berperan sebagai asam Lewis atau
Na2EDTA dan indicator EBT. kompleksometri digunakan
Penambahan indicator EBT pada Na2EDTA yang berfungsi sebagai
larutan yang mengandung ion Ca2+ zat pembentuk kompleks (ligan)
dan Mg2+ pada pH 10 0,1 larutan ([BSN], 2009).
akan menjadi merah anggur. Terjadi
Dalam praktikum ini, sampel lebih cepat berkembang
yang digunakan yaitu air minum dan dibandingkan daerah yang memiliki
air kran dari berbagai tempat. topografi lebih tinggi, sehingga
Sampel kemudian diambil 25 ml frekuensi pengambilan air tanah
kemudian dititrasi dengan Na2EDTA lebih besar dan kemungkinan
0,05 M, sampel dititrasi sampai tercemar juga lebih besar. Selain itu,
mengalami perubahan warna menjadi tingginya jumlah ion Ca+ pada air
ungu-biru. Kemudian dihitung juga merupakan salah satu factor
kesadahan airnya dan tingkat yang mempengaruhi tingkat
kesadahannya. Dari hasil yang kesadahan air. Semakin tinggi
didapatkan tingkat kesadahan air jumlah ion Ca+, maka akan
disetiap wilayah berbeda-beda. mengakibatkan tingginya tingkat
Perbedaan tingkat kesadahan kesadahan pada air tersebut
dikarenakan kandungan ion Ca+ dan (S.Ananda, 2013).
Mg+ (Nurhayati, 2010). Semakin
keras tingkat kesadahannya maka KESIMPULAN DAN SARAN
semakin banyak kandungan CaCO3
di dalam air. Hal ini ditandai dengan Kesimpulan
perubahan warna titrasi, perubahan Dari hasil analisis yang
warna dari ungu menjadi biru, dilakukan, maka dapat disimpulkan
menandakan air tidak mengalami bahwa kesadahan total pada air di
kesadahan atau tidak mengandung Universitas Darussalam Gontor Putri
ion Ca+ atau Mg+ dalam jumlah yang masih memenuhi syarat kualitas air
cukup banyak. Sedangkan pada bersih. Apabila ada air yang
sampel yang terjadi perubahan warna memiliki tingkat kesadahan yang
dari ungu menjadi biru, menandakan tinggi, maka kesadahan tidak dapat
air tersebut mengalami kesadahan dihilangkan hanya dengan cara
atau mengandung ion Ca+ atau Mg+ pemanasan. Kesadahan air berasal
dalam jumlah yang cukup banyak dari kontaknya dengan tanah dan
(Sangale, 2014). pembentukan batuan. Sedangkan
Faktor-faktor yang hasil kuantitatif menunjukkan hasil
mempengaruhi tingkat kesadahan air, kel A dengan T1 1 ml dan T2 0,5 ml,
antara lain Total Dissolved Solid kel B T1 0,5 ml dan T2 0,5 ml, kel C
(TDS) dan topografi. Total Dissolved T1 2,5 ml dan T2 1,5 ml, kel D T1
Solid (TDS), yaitu semakin tinggi 0,5 ml dan T2 0,5 ml, kel E T1 0,5
jumlah padatan yang terlarut, maka ml, dan T2 0,5 ml.
tingkat kesadahannya juga semakin
tinggi, begitu pula sebaliknya. Saran
Sedangkan topografi, yaitu dimana
Perlu dilakukan edukasi
daerah dataran rendah cenderung
kepada mahasiswi tentang bahaya air
lebih cepatberkembang dibandingkan
daerah dataran rendah cenderung
sadah dan penggunaannya dalam Nurhayati, I. (2010). Inasi Media
kehidupan sehari-hari. Filtrasi Untuk Penurunan
Kesadahan dan Besi. Jurnal
Teknik Waktu, 8(1): 108-117.
DAFTAR PUSTAKA
Park, J. S. (2007). Removal of
Hardness Ions from Tap
[BSN], B. S. (2009). Air Minum.
Water Using
Jakarta: SNI.
Electromembrane Processes.
Astuti, D. W. (2015). Penetapan Desalination, 202.
Kesadahan Total (CaCO3)
Putranto, V. E. (2015). Pemanfaatan
Air Sumur di Dusun Cekalan
Zeolit dari Abu Sekam Padi
Kemusu Boyolali dengan
Dengan Aktivasi Asam untuk
Metode Kompleksometri.
Penurunan Kesadahan Air.
Kesmas, 9 (2):119-124.
Jurnal MIPA, 39 (2).
Azizah, J. I. (2017). Perkembangan
Rahmawati, N. S. (2015). Reduksi
Industri Marmer D Desa
Besi (Fe) dan Mangan (Mn)
Besole Kabupaten
pada Air Tanah
Tulungangung Tahun 1990-
Menggunakan Media Filtrasi
1998. . Journal Pendidikan
Manganese Greensanddan
Sejarah, Volume 5 No.3.
Zeolit Terpadukan Resin.
Cairns, D. (2004). Intisari Kimia Jurnal Teknik WAKTU, 12
Farmasi. Jakarta: Buku No.02.
Kedokteran ECG.
S.Ananda, S. a. (2013). Syntesis of
Cholil, M. A. (2016). Analisis Erichrome Black T-Zn2+
Kesadahan Air Tanah di Complex by Electochemical
Kecamatan Toroh Kabupaten Method, Characterization and
Grobogan Propinsi Jawa Kinetic Study of The
Tengah. Jawa Tengah: In The Formation of Complex.
3rd University Research International Journal of
colloquium. Chemistry and Application,
5(3): 169-178.
Gabrielli, C. M.-C. (2006).
Electrochemical water Sangale, M. A. (2014).
softening: principle and Determination of Alumunium
application. Desalination, and Magnesium Ions in Some
201: 150-163. Commercial Adsorptive
Antacids by Complexometry
Khopkar, S. M. (2006). Konsep Titrations. International
Dasar Kimia Analitik. Jurnal of Advanced Scientific
Jakarta: UI Press.
and Technology Research ,
4(4): 452-465.

Suripin. (2006). Pelestarian


Sumberdaya Tanah dan Air.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

Wulandari, D. D. (2017). Analisa


Kesadahan Total dan Kadar
Klorida Air Di Kecamatan
Tanggulangin Sidoarjo.
MTPH Journal , Volume 01
Nomor 01.
LAMPIRAN
a. Diagram Alir Percobaan

1. Analisis Kualitatif
Metode 2

Disiapkan alat dan bahan

Dimasukkan 2 ml sampel ke dalam tabung reaksi

Ditambahkan 5 tetes NH4Cl

Ditambahkan 5 tetes K4Fe(CN)6

Diamati apakah terbentuk berlebih endapan putih

2. Penetapan Kesadahan Total

Dipipet seksama 50 ml air

Dimasukkan ke dalam erlenmeyer 250 ml

Ditambahkan 5 ml larutan buffer pH 10

Ditambahkan 0,03 gr indikator EBT

Dititrasi dengan larutan baku Na2EDTA 0,05 M secara perlahan sampai terjadi
perubahan warna merah anggur menjadi biru

b. Perhitungan
- Sampel A
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel B
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel C
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel D
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel E
Titrasi 1:
Titrasi 2:

c. Hasil Sampel Pengamatan


1) Analisis Kualitatif
Sampel Endapan Putih
Sampel A Negative
Sampel B Negative
Sampel C Negative
Sampel D Negative
Sampel E Negative

2) Penetapan Kesadahan Total


Kel Sampel T1 T2
1 Air Lab 1 ml 0,5 ml

Air Granada
2 0,5 ml 0,5 ml
B

3 Air Kran Lab 2,5 ml 1,5 ml

4 Air GB 0,5 ml 0,5 ml


5 Amidas 0,5 ml 0,5 ml

d. Tugas
1. Jelaskan Prinsip Titrasi Kompleksometri!
Prinsip titrasi kompleksometri adalah larutan yang mengandung ion (Ca 2+)
akan membentuk kompleks dengan EDTA sehingga kadar dapat diketahui.
Titik akhir titrasi menunjukkan dengan indicator logam dan ditandai
dengan perubahan logam dan ditandai dengan perubahan warna merah
muda menjadi warna biru.

2. Jelaskan reaksi yang terjadi dalam titrasi kompleksometri!

Kompleksometri adalah jenis titrasi dimana titran dan titrat saling


mengkompleks, jadi membentuk hasil berupa senyawa kompleks. Rekasi
kompleks yang terbentuk dianggap sebagai reaksi asam basa Lewis dengan
ligan bertindak sebagai basa, dengan menyumbangkan sepasang
elektronnya kepada kation yang merupakan asamnya.

3. Gambarkan struktur dari Na2EDTA dan EBT!

4. Jelaskan mekanisme kerja EBT sebagai indicator dalam titrasi


kompleksometri!

Pada dasarnya indicator EBT berwarna biru dan dapat membentuk


kompleks, kesadahan kalsium, dan untuk memperjelas titik akhir titrasi.

5. Buat perhitungan konsentrasi dari setiap reagen yang digunakan!

- Sampel A
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel B
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel C
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel D
Titrasi 1:
Titrasi 2:
- Sampel E
Titrasi 1:
Titrasi 2:

Anda mungkin juga menyukai