Anda di halaman 1dari 10

Laporan Kimia Air

ANALISIS KADAR Mg PADA AIR MINUM KEMASAN DENGAN


METODE TITRASI KOMPLEKSOMETRI

KELOMPOK III
MUH. JUSLIANDI H031 18 1331
YINDRIANI MOGHURI H031 18 1021
NURFATIN RAFIDA H031 18 1327
MAGHFIRAH SULAIMAN H031 18 1501

DEPARTEMEN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2019
1. Judul Percobaan

Analisis kadar Mg pada air kemasan dengan metode titrasi kompelsometri.

2. Teori

Air minum isi ulang menjadi salah satu pilihan dalam memenuhi

kebutuhan hidup masyarakat, karena selain lebih praktis air minum isi ulang

juga dianggap lebih higinis. Untuk mendapatkan air minum dengan kualitas

tinggi perlu dilakukan pengolahan air minum tergantung dari kualitas air baku

dan peralatan yang digunakan (Nuraini, dkk,.,2015)

Kekerasan ( hardness) atau kesadahan adalah banyaknya kandungan

berbagai macam mineral (Ca, Mg, Sr, Fe, dan Mn) dalam air. Kandungan

mineral yang tinggi disebabkan oleh banyaknya kandungan kalsium karbonat.

Tanah yang banyak mengandung kapur mengakibatkan air disekitarnya

mempunyai tingkat kekerasan yang tinggi. Sementara itu, air yang terdapat

didaerah gambit atau rawa-rawa biasanya memiliki pH rendah sehingga

tingkat kekerasan airnya juga rendah (Kuncoro, 2008).

Berdasarkan World Health Organization, kadar Magnesium minimum

yang dianjurkan dalam air minum adalah 10 mg/L dan kadar optimumnya

adalah 20-30 mg/L. Sementara itu kadar maksimal magnesium yang

dianjurkan sesuai persyaratan kualitas air minum didalam Baku Mutu Air

Minum menurut Permenkes RI No 01/Birhukmas/1/1975 adalah 30 mg/L dan

kadar maksimal magnesium diperbolehkan adalah 150 mg/L

(Kosozisek,2005).
3. Tujuan Percobaan

Mengetahui dan menentukan kadar logam Mg pada sampel air kemasan

dengan metode titrasi kompleksometri.

4. Prinsip Percobaan

Sampel dititrasi dengan larutan buffer, Na2EDTA dan indikator EBT. Titrasi

dihentikan bila terjadi perubahan warna pada sampel air kemasan.

5. Alat Percobaan

a. Gelas kimia 100 mL h. Labu ukur 100 mL

b. Erlenmeyer 50 mL i. Batang pengaduk

c. Buret tetes 50 mL j. Pipet tetes

d. Statif dan klem k. Sendok tanduk

e. Pipet volum 25 mL l. Kertas saring

f. Bulp m. Corong

g. Gelas ukur 50 mL n. Timbangan digital

6. Bahan Percobaan

a. Sampel air kemasan

b. Na2EDTA

c. Indikator EBT

d. Larutan Buffer pH 10

e. Akuades
7. Prosedur Kerja

a. Pembuatan Larutan Na2EDTA 0,01 M

Na2EDTA

- Ditimbang 0,372 gram


- Dilarutankan dengan akuades kedalam gelas kimia
- Dimasukan kedalam labu ukur 100 ml lalu ditambahkan akuades
hingga tanda batas
- Dihomogenkan
Hasil

b. Pembuatan Larutan Buffer pH 10 sebanyak 100 mL

0,4815 g NH4Cl

- Dimasukkan ke dalam gelas kimia 100 mL


- Ditambahkan 7,6 mL larutan NH4OH 0,1 M dan 50 mL akuades
- Dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
- Ditambahkan akuades hingga tanda batas
- Dihomogenkan

Hasil

c. Penetapan Kandungan Magnesium

sampel air kemasan

- Dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 50 mL


- Ditambahkan 5 mL larutan Buffer pH 10
- Ditambahkan 30 mg indikator EBT menggunakan spatula
- Dititrasi dengan larutan Na2EDTA 0,01 M hingga terjadi
perubahan
- Diamati dan dicatat perubahan yang terjadi

Hasil
8. Hasil dan Pembahasan

Dari hasil percobaan yang dilakukan yaitu untuk menentukan kadar logam

magnesium pada air minum kemasan yang terdiri dari air minum aqua dan Js

serta air garam dengan menggunakan metode titrasi kompleksometri. Titrasi

kompleksometri merupakan salah satu metode kuantitatif dengan memanfaatkan

reaksi kompleks antara logam dan ion logam.

Sampel air minum kemasan Js dengan titrasi pertama memerlukan

0,0013 L Na2EDTA sedangkan titrasi yang kedua memerlukan

0,001 L Na2EDTA, sehingga di peroleh konsentrasi magnesium yaitu 0,00046 M

Sedangkan untuk sampel air minum aqua dengan titrasi pertama memerlukan

0,004 L Na2EDTA dan titrasi kedua memerlukan 0,004 L, sehingga diperoleh

konsetrasi magnesium yaitu 0,0016 M. untuk sampel air garam dengan titrasi

pertama memerlukan 0,0185 L Na2EDTA dan titrasi kedua memerlukan 0,0233 L

Na2EDTA, sehingga di peroleh konsentrasi magnesium nya yaitu 0,00836 M

Tabel 1. Data hasil titrasi air Js


No. Volume Sampel (L) Volume Na2EDTA (L)

1 0,025 0,0013

2 0,025 0,001

Tabel 2. Data hasil titrasi sampel air aqua


No. Volume Sampel (mL) Volume Na2EDTA (mL)

1 O,025 0,004

2 0,025 0,004
Tabel 2. Data hasil titrasi sampel air garam
No. Volume Sampel (L) Volume Na2EDTA (L)

1 0,025 0,0185

2 0,025 0,0233
9. Kesimpulan

Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

konsetrasi Magnesium pada air garam lebih tinggi dari pada air kemasan aqua,

dan konsentrasi Magnesium pada air minum kemasan aqua lebih tinggi dari

pada konsetrasi Magnesium pada air minum kemasan JS.


10. Daftar Pustaka

Kozisek, F., 2005, Health Risks From Drinking Deminaralised Water,


Switzerland: WHO Library Cataloguing In Publication Data.

Kuncoro, E.B., 2008, Pesona Taman Akuarium Air Tawar, Yogyakarta: Kanisius.

Nuraini, Iqbal, Sabhan. 2015. Anilisis Logam Berat pada air minum isi ulang
(AMIU) dengan menggunakan Spektrofotometri Serapan Atom (SSA). Jurnal
Gravitasi. 14(10): 36-423
Lampiran 1. Dokumentasi

Gambar 1. Air minum kemasan sebelum dititrasi

Gambar 2. Air minum kemasan setelah dititrasi


Lampiran 2. Perhitungan

Anda mungkin juga menyukai