Disusun Oleh :
TAHUN 2021
BAB I
PENDAHULUAN
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum
sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Kebutuhan
yang utama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik yakni tersedianya air yang
memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu memenuhi syarat kebersihan
dan keamanan. Air tersebut juga harus tersedia secara kontinyu, menarik dan dapat
diterima oleh masyarakat agar mendorong masyarakat untuk memakainya
(Asmadi dkk, 2011).
Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter,
air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air
tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan. Air
tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai air minum melalui sumur-sumur dangkal, dari
segi kualitas agak baik sedangkan kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada
musim.
Sumur gali (sumur dangkal) adalah satu kontruksi sumur paling umum dan
meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan
rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari
permukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah
yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena
kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan yang berasal dari tempat
pembuangan kotoran manusia dan hewan yakni kakus/jamban, juga dari limbah
sumur itu sendiri karena lantainya atau saluran air limbahnya yang tidak kedap air.
Keadaan kontruksi dan cara pengambilan air sumur dapat menjadi sumber
kontaminasi, 12 misalnya sumur dengan kontruksi terbuka dan pengambilan air
dengan timba.
Kandungan besi dalam air berasal dari tanah yang memang banyak
mengandung banyak mineral dan logam yang larut dalam air tanah. Besi larut
dalam air dalam bentuk fero-oksida. Jenis logam ini, pada konsentrasi tinggi
menyebabkan bercak noda kuning kecoklatan untuk besi atau kehitaman sehingga
meninggalkan endapan coklat dan hitam pada bak mandi, atau alat-alat rumah
tangga. Air yang mengandung besi juga menyebabkan pakaian menjadi kusam
setelah dicuci.
DASAR TEORI
A. Dasar Teori
Bakteri Koliform Koliform adalah kelompok bakteri indikator untuk
menentukan kualitas/mutu dari lingkungan air, tanah atau makanan. Kelompok
bakteri ini berasal dari sistem pencernaan binatang, termasuk manusia dan juga pada
tinja. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua yaitu:
1. Koliform fekal, misalnya Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri
yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia.Escherichia coli adalah grup
koliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi laktose dan memproduksi
asam dan gas pada suhu 37ºC maupun suhu 44,5ºC dalam waktu 48 jam.
Escherichia coliadalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae,
bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora.
2. Koliform non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes. Enterobacter aerogenes
biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanamanyang sudah mati.
Enterobacter aerogenes tidak dapat membentuk laktose pada suhu 44,5ºC. 2.4
Metode Most Probable Number (MPN) Metode Most Probable Number (MPN)
adalah suatu metode untuk menaksir populasi mikrobial di lahan, perairan dan
produk agrikultur. Metode ini digunakan untuk menaksir populasi mikroba
berdasarkan pada ukuran kualitatif spesifik dari jasad renik yang sedang terhitung.
Menetapkan adanya bakteri koliform dalam contoh air dan memperoleh indeks
berdasarkan tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlah koliform dalam
sampel. Metode Most Probable Number (MPN) menggunakan pendekatan
“pengenceran berganda hingga punah” telah dibuktikan sangat baik untuk
memperkirakan populasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang
sangat sedikit dalam makanan atau sampel air. Metode MPN didasarkan pada
pembagian sampel menjadi tiga macam pengenceran. Akurasi dari satu kali
pengujian tergantung dari jumlah tabung yang digunakan untuk tiap pengenceran.
Lazimnya, digunakan sistem 5 tabung atau 3 tabung untuk setiap pengenceran.
Informasi yang sangat memuaskan akan diperoleh apabila semua tabung dengan
pengenceran rendah menunjukkan pertumbuhan dan tabung-tabung dengan
pengenceran tinggi menunjukkan tidak adanya pertumbuhan. Metode MPN
biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Grup mikroba yang
dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang
digunakan untuk pertumbuhan. Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba jenis tertentu yang terdapat di antara mikrobamikroba lainnya.
Sebagai contoh penggunaan Lactose Broth dan tabung Durham dapat digunakan
untuk menghitung jumlah bakteri yang dapat memfermentasi laktosa membentuk
gas, misalnya bakteri koliform. Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa
selama 24 jam oleh bakteri koliform yang akan menghasilkan asam dan gas yang
tertangkap oleh tabung Durham dalam tabung uji.
METODE PERCOBAAN
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PEMERIKSAAN
Keterangan
10.1 : Sampel 10 ml
1.1 : Sampel 1 ml
0,1.1 : Sampel 0,1 ml
Medium LB Gelembung
10.1 ADA
10.2 ADA
10.3 ADA
10.4 ADA
10.5 ADA
1.1 ADA
0,1.1 ADA
10.1 ADA
10.2 ADA
10.3 ADA
10.4 ADA
10.5 ADA
1,1 ADA
0,1.1 ADA
B. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan air untuk megetahui apakah air
tersebut layak digunakan sebagai air minum atau digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Pemeriksaan air ini dilakukan dengan menggunakan metode MPN (Most
Probable Number), yaitu metode perhitungan menggunakan media cair di dalam
tabung reaksi yang berisi tabung durham,dimana perhitungan dilakukan berdasarkan
jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Metode MPN ini terdiri dari tiga tahap yaitu,
uji dugaan, uji penegasan, dan uji pelengkap. Pengamatan tabung yang positif dapat
dilihat dengan mengamati terbentuknya gas di dalam tabung durham yang diletakkan
pada posisi terbalik.
Pada uji pendugaan dilakukan dengan menginkubasi sampel air yang telah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium LB dan tabung durham.
Sebelum sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium LB
bagian pinggir dari tabung reaksi di fiksasi pada api Bunsen, tujuan dilakukan fiksasi
ini adalah untuk menjaga kesterilan dari media sehingga tidak terkontaminasi dengan
udara. Pada tabung reaksi diletakkan tabung durham secara terbalik, fungsi tabung
durham ini adalah untuk mengetahui terbentuknya gas gelembung. Pada hasil
pengamatan uji pendugaan ini hasil positif ditandai dengan adanya gelembung atau
gas pada tabung durham.
Setelah melakukan uji pendugaan dilakukan uji penegasan yang berfungsi
untuk meyakinkan hasil positif yang ada dalam uji pendugaan. Medium yang
digunakan dalam uji pendugaan ini adalah medium BGLB yang merupakan media
yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermentasi dengan media.
Warna ini berasal dari adanya koloni coliform yang bereaksi dengan BGLB.
Sedangkan E.coli merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau
metalik megkilap. Fungsi medium BGLB adalah untuk mendeteksi bakteri coliform
yang ada pada air.
Pada hasil pengamatan uji penegasan dapat dilihat positif atau tidak ditandai
dengan terbentuknya gelembung dan perubahan warna. Hasil pengamatan uji
penegasan air Sumur didapatkan gelembung atau gas pada tabung durham, hal ini
menandakan bahwa air sumur tersebut positif coliform.
Dari hasil praktikum uji air sumur yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
air sumur positif coliform yang cukup tinggi berdasarkan hasil perhitungan dengan
metode MPN, artinya air ini tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada pemeriksaan Fe menunjukkan bahwa air sampel tidak mengandung Fe.
Hal ini dikarenakan pada hasil pemeriksaan Fe adalah 0 dan bewarna jernih.
BAB V
PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa kualitas
air sampel yang diperiksa menunjukkan indeks koliform yang sangat tinggi, yakni sebesar
976 per 100ml sesuai dengan penghitungan metode MPN. Sehingga, air tersebut tidak layak
konsumsi. Sedangkan pada pemeriksaan Fe, menunjukkan hasil bahwa air tersebut tidak
mengandung bahan Fe. Hal ini karena hasil pemeriksaan adalah 0.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN