Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PENCEMARAN LINGKUNGAN

PEMANTAUAN KUALITAS AIR SUMUR

Disusun Oleh :

1. M. Luthfi Fernanda Maheswara P07133120061


2. Isnaisi Khusnul Khotimah P07133120063
3. Karisma Setyaningrum P07133120066
4. Dika Rizqi Ayu Handayani P07133120072
5. Irsan Cahya Brianto P07133120075
6. Noviana Kusuma Ashariyah P07133120076

POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

TAHUN 2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Air merupakan salah satu sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat
penting bagi kehidupan manusia, serta untuk memajukan kesejahteraan umum
sehingga merupakan modal dasar dan faktor utama pembangunan. Kebutuhan
yang utama bagi terselenggaranya kesehatan yang baik yakni tersedianya air yang
memadai dari segi kuantitas dan kualitasnya yaitu memenuhi syarat kebersihan
dan keamanan. Air tersebut juga harus tersedia secara kontinyu, menarik dan dapat
diterima oleh masyarakat agar mendorong masyarakat untuk memakainya
(Asmadi dkk, 2011).

Air sumur adalah air tanah dangkal sampai kedalaman kurang dari 30 meter,
air sumur umumnya pada kedalaman 15 meter dan dinamakan juga sebagai air
tanah bebas karena lapisan air tanah tersebut tidak berada di dalam tekanan. Air
tanah ini bisa dimanfaatkan sebagai air minum melalui sumur-sumur dangkal, dari
segi kualitas agak baik sedangkan kuantitasnya kurang cukup dan tergantung pada
musim.

Sumur gali (sumur dangkal) adalah satu kontruksi sumur paling umum dan
meluas dipergunakan untuk mengambil air tanah bagi masyarakat kecil dan
rumah-rumah perorangan sebagai air minum dengan kedalaman 7-10 meter dari
permukaan tanah. Sumur gali menyediakan air yang berasal dari lapisan tanah
yang relatif dekat dari permukaan tanah, oleh karena itu dengan mudah terkena
kontaminasi melalui rembesan. Umumnya rembesan yang berasal dari tempat
pembuangan kotoran manusia dan hewan yakni kakus/jamban, juga dari limbah
sumur itu sendiri karena lantainya atau saluran air limbahnya yang tidak kedap air.
Keadaan kontruksi dan cara pengambilan air sumur dapat menjadi sumber
kontaminasi, 12 misalnya sumur dengan kontruksi terbuka dan pengambilan air
dengan timba.

Kandungan besi dalam air berasal dari tanah yang memang banyak
mengandung banyak mineral dan logam yang larut dalam air tanah. Besi larut
dalam air dalam bentuk fero-oksida. Jenis logam ini, pada konsentrasi tinggi
menyebabkan bercak noda kuning kecoklatan untuk besi atau kehitaman sehingga
meninggalkan endapan coklat dan hitam pada bak mandi, atau alat-alat rumah
tangga. Air yang mengandung besi juga menyebabkan pakaian menjadi kusam
setelah dicuci.

Oleh karenanya untuk mengetahui kualitas air perlu dilakukan pengujian


kualitas air agar diketahui ada tidaknya mikroorganisme pathogen yang ada dalam
air yang ditunjukkan dengan indikator ada tidaknya bakteri coliform.
Pengujian air yang biasa dilakukan selain bakteriologis adalah uji fisik dan
kimiawi dengan standar kualitas air bersih sesuai ketentuan berdasarkan
PERMENKER RI NO 416/Menkes/PER/IX/1990. Standar inilah yang digunakan
sebagai tolok ukur kualitas air yang layak untuk dikonsumsi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara melakukan pengambilan sampel air sumur?


2. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan mikroba pada air dengan metode
uji perkiraan dan uji penegasan?
3. Bagaimana cara melakukan pemeriksaan Fe pada air sumur?

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dilakukan percobaan ini untuk mengetahui cara pengambilan sampel


air sumur, mengetahui kadar mikroba pada sampel air sumur dan mengetahui
kadar Fe pada sampel air sumur.
BAB II

DASAR TEORI

A. Dasar Teori
Bakteri Koliform Koliform adalah kelompok bakteri indikator untuk
menentukan kualitas/mutu dari lingkungan air, tanah atau makanan. Kelompok
bakteri ini berasal dari sistem pencernaan binatang, termasuk manusia dan juga pada
tinja. Bakteri koliform dapat dibedakan atas dua yaitu:
1. Koliform fekal, misalnya Escherichia coli. Escherichia coli merupakan bakteri
yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia.Escherichia coli adalah grup
koliform yang mempunyai sifat dapat memfermentasi laktose dan memproduksi
asam dan gas pada suhu 37ºC maupun suhu 44,5ºC dalam waktu 48 jam.
Escherichia coliadalah bakteri yang termasuk dalam famili Enterobacteriaceae,
bersifat gram negatif, berbentuk batang dan tidak membentuk spora.
2. Koliform non fekal, misalnya Enterobacter aerogenes. Enterobacter aerogenes
biasanya ditemukan pada hewan atau tanaman-tanamanyang sudah mati.
Enterobacter aerogenes tidak dapat membentuk laktose pada suhu 44,5ºC. 2.4
Metode Most Probable Number (MPN) Metode Most Probable Number (MPN)
adalah suatu metode untuk menaksir populasi mikrobial di lahan, perairan dan
produk agrikultur. Metode ini digunakan untuk menaksir populasi mikroba
berdasarkan pada ukuran kualitatif spesifik dari jasad renik yang sedang terhitung.
Menetapkan adanya bakteri koliform dalam contoh air dan memperoleh indeks
berdasarkan tabel MPN untuk menyatakan perkiraan jumlah koliform dalam
sampel. Metode Most Probable Number (MPN) menggunakan pendekatan
“pengenceran berganda hingga punah” telah dibuktikan sangat baik untuk
memperkirakan populasi mikroba, terutama jika mikroba ada dalam jumlah yang
sangat sedikit dalam makanan atau sampel air. Metode MPN didasarkan pada
pembagian sampel menjadi tiga macam pengenceran. Akurasi dari satu kali
pengujian tergantung dari jumlah tabung yang digunakan untuk tiap pengenceran.
Lazimnya, digunakan sistem 5 tabung atau 3 tabung untuk setiap pengenceran.
Informasi yang sangat memuaskan akan diperoleh apabila semua tabung dengan
pengenceran rendah menunjukkan pertumbuhan dan tabung-tabung dengan
pengenceran tinggi menunjukkan tidak adanya pertumbuhan. Metode MPN
biasanya dilakukan untuk menghitung jumlah mikroba di dalam contoh yang
berbentuk cair, meskipun dapat pula digunakan untuk contoh padat dengan
terlebih dahulu membuat suspensi 1:10 dari contoh tersebut. Grup mikroba yang
dapat dihitung dengan metode MPN juga bervariasi tergantung dari medium yang
digunakan untuk pertumbuhan. Metode MPN dapat digunakan untuk menghitung
jumlah mikroba jenis tertentu yang terdapat di antara mikrobamikroba lainnya.
Sebagai contoh penggunaan Lactose Broth dan tabung Durham dapat digunakan
untuk menghitung jumlah bakteri yang dapat memfermentasi laktosa membentuk
gas, misalnya bakteri koliform. Prinsip dari metode ini adalah fermentasi laktosa
selama 24 jam oleh bakteri koliform yang akan menghasilkan asam dan gas yang
tertangkap oleh tabung Durham dalam tabung uji.

Uji koliform dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut, yaitu:

1. Uji Pendugaan (Presumptive Test) Medium yang digunakan adalah kaldu


laktosa. Baketri koliform menggunakan laktosa sebagai sumber karbonnya.
Tes ini dikatakan positif jika setelah diinkubasi pada suhu 37ºC selama 48 jam
laktosa yang telah difermentasi akan berubah warna dan terbentuk gas yang
diletakkan terbalik.
2. Uji Penguat (Confirmed Test) Merupakan tes lanjutan dari tes pendugaan.
Dari tabung yang positif pada tes pendugaan, dilakukan tes menggunakan
medium BGLB (Brilliant Green Lactose Broth) yangdapat menghambat
pertumbuhan bakteri Gram postif dan sebaliknya, yaitu menstimulasi
pertumbuhan bakteri Gram negatif seperti koliform.
3. Uji Penentu atau Pelengkap (Completed Test) Untuk menentukan hasil
benar-benar positif, maka mikroba dari hasil tes konfirmasi/penguat yang
positif diinokulasikan pada kaldu laktosa kembali. Selain itu ditumbuhkan
pada agar miring. Jika timbul gas pada kaldu laktosa, maka tes penentu
dinyatakan positif. Jumlah koliform dapat dihitung dengan menggunkan tabel
MPN (Most Probable Number). Pengambilan sampel, pengiriman dan
pemeriksaan sampel air harus dilakukan dengan cara aseptis dan dapat
mewakili air yang diperiksa. Penggunaan alat-alat, media dan reagensia serta
pelaksanaan pengujian harus sesuai dengan jenis bakteri yang akan ditentukan.
BAB III

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Hari/tanggal : Selasa, 30 Maret 2021
Waktu : 14.00 - selesai
Tempat : Laboratorium Mikrobiologi Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
B. Alat dan Bahan
 Pengambilan sampel air sumur : Kapas, tabung steril, penjepit, korek api,
botol plastik, alkohol, tali kenur dan label.
 Uji laboratorium : tabung reaksi, rak tabung reaksi, Fe kit, pipet ukur steril,
beaker glass, bunsen, korek api, media LSS (Lactosa Single Strenght), media
LTS (Lactosa Triple Strenght), media BGLB, ose tumpul, sampel air, tali
kenur dan label.
C. Prosedur Kerja
 Pengambilan Sampel Air Sumur
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Sterilkan mulut kran yang akan diambil sampel airnya menggunakan
api
3. Buka kran dan biarkan air mengalir selama beberapa saat
4. Buka tutup tabung steril secara aseptis lalu masukkan air kran yang
berasal dari sumur tersebut ke dalam tabung steril
5. Panaskan mulut tabung steril yang telah terisi air kran menggunakan
api
6. Tutup tabung steril secara aseptis dan bungkus dengan kertas sampul
dan ditali menggunakan kenur
7. Masukkan juga air kran ke dalam botol plastik juga sampai penuh
untuk uji Fe.
8. Masukkan ke dalam inkubator
 Uji Laboratorium
- Penanaman Bakteri :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Menyiapkan 15 tabung reaksi, terdiri dari 5 tabung TS dan 10
tabung SS. Masing-masing diberi label : 5 tabung TS 10 ml, 5
tabung SS 1 ml dan 5 tabung SS 0,1 ml
3. Mengisi tabung-tabung yang sudah diberi label dengan air sampel
sumur menggunakan pipet yang sudah disterilkan. Pengambilan
sampel dilakukan secara aseptis (sebelum dan sesudah
menggunakan pipet, tabung reaksi dan sampel harus disterilkan
dengan cara dipanasakan diatas bunsen)
4. Menjadikan satu tabung yang telah diisi air sampel kedalam beaker
glass lalu dibungkus dengan kertas sampul dan diikat dengan tali
kenur
5. Memberi label
6. Memasukkan kedalam inkubator dengan suhu 37 oC selama 2 x 24
jam
- Pemindahan Bakteri :
1. Mengambil beaker glass yang ada di inkubator dan mengamatinya.
Apabila larutan yang berada di dalam tabung reaksi keruh dan
terdapat gelembung berarti di dalamnya terdapat bakteri. Semua
tabung (15 tabung) mengandung bakteri
2. Menyiapkan 7 tabung BGLB (dikarenakan keterbatasan BGLB
sehingga diambil 5 1 1)
3. Memindahkan larutan yang mengandung bakteri ke dalam larutan
BGLB. Dengan cara mengambil bakteri dengan ose tumpul
(sebelum dan sesudah menggunakan ose tumpul harus dipanaskan
diatas bunsen sampai kemerahan). Setelah semua bakteri
dipindahkan, kemudian dijadikan satu kedalam beaker glas dan
ditutup menggunakan kertas sampul dan diikat dengan tali kenur
4. Memberi label
5. Mengeramkan bakteri di inkubator dengan suhu 44 oC selama 1 x
24 jam. Suhu 44 oC digunakan untuk mengetahui ada tidaknya
bakteri Koliform dari air sampel
- Perhitungan Bakteri
1. Mengeluarkan bakteri dari inkubator
2. Mengamati tabung reaksi. Apabila larutan tersebut mengandung
Koliform maka larutan tersebut akan menjadi keruhdan di dalam
tabung durham terdapat gas.
3. Setelah itu hitung dengan menggunakan data tabel MPN menurut
formula thomas
- Uji Fe
1. Ambil sampel air dari botol plastik lalu masukkan ke botol A pada
Fe kit sebanyak 6 ml
2. Tambahkan 3 tetes Fe-1
3. Gojok sebentar lalu tunggu selama 3 menit
4. Botol B sebagai pembanding untuk menyamakan warna air dengan
cara memutarkan alat yang sudah tersedia
5. Baca berapa banyak nilai Fe nya

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL PEMERIKSAAN
Keterangan
10.1 : Sampel 10 ml
1.1 : Sampel 1 ml
0,1.1 : Sampel 0,1 ml

1. Medium Lactosa Broth

Medium LB Gelembung
10.1 ADA

10.2 ADA

10.3 ADA

10.4 ADA

10.5 ADA

1.1 ADA

0,1.1 ADA

2. Medium Briliant Green Lactosa Broth

Medium BGLB Gelembung

10.1 ADA

10.2 ADA

10.3 ADA

10.4 ADA

10.5 ADA

1,1 ADA

0,1.1 ADA

Dari hasil pemeriksaan diatas, kemudian hasil dapat dilihat menggunakan


metode MPN ( Most Probable Number ), dan didapatkan hasil 976 indek MPN per
100 ml air. Artinya air sumur tersebut tidak layak untuk dikonsumsi atau digunakan
dalam kehidupan sehari-hari.
Pemeriksaan Fe

B. PEMBAHASAN
Pada praktikum ini dilakukan pemeriksaan air untuk megetahui apakah air
tersebut layak digunakan sebagai air minum atau digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Pemeriksaan air ini dilakukan dengan menggunakan metode MPN (Most
Probable Number), yaitu metode perhitungan menggunakan media cair di dalam
tabung reaksi yang berisi tabung durham,dimana perhitungan dilakukan berdasarkan
jumlah tabung yang positif yaitu tabung yang ditumbuhi oleh jasad renik setelah
inkubasi pada suhu dan waktu tertentu. Metode MPN ini terdiri dari tiga tahap yaitu,
uji dugaan, uji penegasan, dan uji pelengkap. Pengamatan tabung yang positif dapat
dilihat dengan mengamati terbentuknya gas di dalam tabung durham yang diletakkan
pada posisi terbalik.
Pada uji pendugaan dilakukan dengan menginkubasi sampel air yang telah
dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium LB dan tabung durham.
Sebelum sampel air dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang berisi medium LB
bagian pinggir dari tabung reaksi di fiksasi pada api Bunsen, tujuan dilakukan fiksasi
ini adalah untuk menjaga kesterilan dari media sehingga tidak terkontaminasi dengan
udara. Pada tabung reaksi diletakkan tabung durham secara terbalik, fungsi tabung
durham ini adalah untuk mengetahui terbentuknya gas gelembung. Pada hasil
pengamatan uji pendugaan ini hasil positif ditandai dengan adanya gelembung atau
gas pada tabung durham.
Setelah melakukan uji pendugaan dilakukan uji penegasan yang berfungsi
untuk meyakinkan hasil positif yang ada dalam uji pendugaan. Medium yang
digunakan dalam uji pendugaan ini adalah medium BGLB yang merupakan media
yang akan berwarna hijau metalik jika terdapat reaksi fermentasi dengan media.
Warna ini berasal dari adanya koloni coliform yang bereaksi dengan BGLB.
Sedangkan E.coli merupakan bakteri fermentasi, seringkali menghasilkan warna hijau
metalik megkilap. Fungsi medium BGLB adalah untuk mendeteksi bakteri coliform
yang ada pada air.
Pada hasil pengamatan uji penegasan dapat dilihat positif atau tidak ditandai
dengan terbentuknya gelembung dan perubahan warna. Hasil pengamatan uji
penegasan air Sumur didapatkan gelembung atau gas pada tabung durham, hal ini
menandakan bahwa air sumur tersebut positif coliform.
Dari hasil praktikum uji air sumur yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa
air sumur positif coliform yang cukup tinggi berdasarkan hasil perhitungan dengan
metode MPN, artinya air ini tidak layak untuk digunakan dalam kehidupan sehari-
hari.
Pada pemeriksaan Fe menunjukkan bahwa air sampel tidak mengandung Fe.
Hal ini dikarenakan pada hasil pemeriksaan Fe adalah 0 dan bewarna jernih.

BAB V

PENUTUP
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dijelaskan, dapat disimpulkan bahwa kualitas
air sampel yang diperiksa menunjukkan indeks koliform yang sangat tinggi, yakni sebesar
976 per 100ml sesuai dengan penghitungan metode MPN. Sehingga, air tersebut tidak layak
konsumsi. Sedangkan pada pemeriksaan Fe, menunjukkan hasil bahwa air tersebut tidak
mengandung bahan Fe. Hal ini karena hasil pemeriksaan adalah 0.
DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai