Anda di halaman 1dari 5

Journal of Tropical Fisheries (2010) 5(2): 526 – 530 S. S. Monalisa dan I. Minggawati: Kualitas Air yang …..

HASIL PENELITIAN

Kualitas Air yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis sp.)


di Kolam Beton dan Terpal
Water quality parameter affecting growth of Red Tilapia (Oreochromis sp.) reared in Concrete
and Tarpaulin Pond

Shinta Sylvia Monalisa1 dan Infa Minggawati2


1
Staf Pengajar Jurusan Perikanan, Fakultas Pertanian, Universitas Palangka Raya.
Email: shinta_monalisa@yahoo.co.id
2
Staf Pengajar Fakultas Perikanan Universitas Kristen Palangka Raya

(Diterima/Received : 3 September 2010, Disetujui/Accepted: 2 Desember 2010)

ABSTRAK

Oreochromis sp) yang dipelihara di kolam beton dan kolam terpal. Dimana dalam penelitian ini diberikan dua perlakuan
yaitu pemeliharaan ikan Nila di kolam beton dan di kolam terpal dengan tiga ulangan. Untuk mengetahui perbedaan
pengaruh dari perlakuan yang diberikan dilakukan Uji-t dan untuk mengetahui pengaruh kualitas air terhadap pertumbuhan
dilakukan penghitungan koefisien korelasi (r hitung). Parameter kualitas air yang yang diamati meliputi suhu, DO, pH,
kecerahan dan NH3.
Hasil Uji-t menunjukan bahwa t hitung (0,048) < t tabel (4,303), hal ini berarti tidak ada perbedaan yang signifikan antara
kedua perlakuan. Sedangkan hasil koefisien korelasi antara kualitas air dan pertumbuhan menunjukan bahwa tidak ada
pengaruh yang nyata antara parameter kualitas air yang diamati terhadap pertumbuhan ikan Nila.

Kata kunci : ikan nila, kualitas air, pertumbuhan

ABSTRACT

This study aims to investigate the effect of water quality on the growth of tilapia (Oreochromis sp) reared in concrete ponds
and a pool tarp. Where in this study are given two treatments namely maintenance of tilapia in concrete pools and pool tarp
with three replications. To determine the effect of different treatments given and t-test conducted to determine the effect of
water quality on the growth calculation (r count) correlation coefficient. Water quality parameters measured include
temperature, DO, pH, brightness and NH3.
T-test showed that t (0.048) <t table (4.303), this means there is no significant difference between the two treatments. While
the results of the correlation coefficient between water quality and the growth shows that there is no significant effect
between the parameters

Keywords : growth, Tilapia, water quality

PENDAHULUAN di kolam beton dan kolam terpal (Sangihe, 2010)


Kualitas air yang kurang baik mengakibatkan
Ikan nila (Oreochromis sp) sudah lama dikenal oleh pertumbuhan ikan menjadi lambat. Dalam usaha
masyarakat luas sebagai ikan konsumsi dan budidaya ikan nila (Oreochromis sp) ketersediaan air
mengandung gizi yang hampir sama dengan jenis ikan dan kualitas air merupakan salah satu faktor yang
air tawar lainnya (Sangihe, 2010). Selain itu ikan nila menentukan keberhasilan dalam usaha budidaya ikan
memiliki keunggulan antara lain mudah (Suyanto, 1993).
dikembangbiakan dan daya kelangsungan hidup tinggi, Kolam beton dan kolam terpal dipilih sebagai
pertumbuhan relatif cepat dengan ukuran badan relatif media pemeliharaan ikan karena media ini lebih praktis,
besar, serta tahan terhadap perubahan kondisi murah dan dapat memanfaatkan lahan yang sempit dari
lingkungan (Taftajani, 2010). pada menggunakan kolam tanah mengingat kondisi
Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan lingkungan perairan kita yang bersifat asam.
luas maupun di kolam yang sempit dan dangkal, nila Kolam beton merupakan kolam yang dasar sisi-
juga dapat hidup di sungai yang tidak terlalu deras sisinya terbuat dari beton sedangkan kolam terpal
alirannya, di waduk, danau, rawa, sawah, tambak air adalah kolam yang dasar serta sisinya terbuat dari
payau, atau di dalam jaring terapung di laut. Termasuk terpal. Dimana keduanya dapat digunakan untuk

ISSN: 1907-736X - 526 - ©Jurusan Perikanan, Faperta-UNPAR


Journal of Tropical Fisheries (2010) 5(2): 527 – 531 S. S. Monalisa dan I. Minggawati: Kualitas Air yang …..

kegiatan budidaya ikan dengan memanfaatkan lahan Untuk mengetahui panjang baku dan berat total
yang sempit. Namun kolam terpal memiliki keunggulan ikan uji selama penelitian setiap 2 (dua) minggu
yaitu biaya lebih murah, dapat dipindah-pindahkan dilakukan sampling. Selain itu juga dilakukan
serta ikan yang dipelihara tidak berbau (Kordi, 2010). pengukuran parameter kualitas air yang meliputi suhu,
Walaupun ikan nila merupakan jenis ikan yang DO, pH dan kecerahan, sedangkan pengukuran NH3
memiliki toleransi tinggi terhadap perubahan dilakukan pada awal dan akhir penelitian.
lingkungan perairan, namun kualitas air dalam wadah
budidaya harus tetap dikelola dengan baik agar Analisa Data
pertumbuhannya tetap optimal. Untuk membedakan atau membandingkan dua macam
Oleh sebab itu dirasakan perlu untuk mengadakan perlakuan digunakan pegujian dengan Uji-t
penelitian mengenai pengaruh kualitas air terhadap berpasangan (Sastrosupadi, 1999).
pertumbuhan ikan nila (Oreochromis sp), yang Kriteria uji t :
thitung =
merupakan unsur yang sangat berperan penting d
s⋅d
, atau
terhadap pertumbuhan.
= ⎡
Tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui A − B⎤
s ⋅ ⎡A − B ⎤
thitung
kualitas air yang lebih baik antara kolam beton dan
kolam terpal untuk pertumbuhan ikan nila
(Oreochromis sp). Adapun manfaat dari penelitian ini Adapun layout penelitian adalah seperti pada Gambar 2
diharapkan ini dapat menjadi masukkan dan informasi
bagi masyarakat dibidang perikanan mengenai kualitas A1 A2 A3
air terhadap pertumbuhan ikan nila (Oreochromis sp) B1 B2 B3
yang dipelihara dalam kolam beton dan kolam terpal. Keterangan : A dan B adalah perlakuan 1 dan 2 adalah ulangan

Gambar 1. Layout penelitian


METODE PENELITIAN
Untuk mengetahui hubungan antara kualitas air dan
Waktu dan Tempat pertumbuhan ikan nila yang dipelihara di kolam beton
Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan setengah, dan terpal dihitung dengan menggunakan model regresi
dari bulan Juni 2010 sampai dengan bulan Agustus berganda (Walpole, 1982 dalam Maryani dkk, 2007)
2010. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di kolam beton dengan rumus sebagai berikut :
dan terpal yang dibuat di pekarangan jalan Bukit Raya Yi = αo + α1X1i + α2X2i + ..... + α5X5i + εi
IX-A No. 06 Palangka Raya Provinsi Kalimantan
Tengah. Dimana :
Yi = Pertumbuhan relatif ikan nila
Alat dan Bahan αk = Koefisien regresi untuk peubah bebas Xk yang
Alat dan bahan yang digunakan selama penelitian ini diperoleh dari pengamatan satuan percobaan
adalah thermometer, DO meter, pH meter, secchi disk, ke-i
timbangan digital, mistar, aerator, pompa air, ember, X1 = Suhu
kamera dan alat tulis serta benih ikan nila (Oreochomis X2 = DO
sp) ukuran 3-5 cm (60 ekor), kolam pembesaran dengan X3 = pH
konstruksi beton dan terpal, hapa dan pakan merk X4 = Kecerahan
Comfeed dengan kandungan protein 32-34 %. X5 = NH3

Manajemen Pemeliharaan
Dalam melaksanakan penelitian, ikan uji terlebih HASIL DAN PEMBAHASAN
dahulu diaklimatisasikan selama 1 (satu) minggu
dengan padat penebaran masing - masing 10 Berdasarkan hasil pengamatan mengenai Pengaruh
ekor/hapa. Selama diaklimatisasikan ikan uji diberikan Kualitas Air Terhadap Pertumbuhan Ikan Nila
pakan yang sama pada setiap perlakuan dengan jenis (Oreochromis sp) di kolam beton dan kolam terpal
makanan berupa pellet merk Comfeed Indonesia Ltd selama 70 hari masa pemeliharaan diperoleh data
dengan kandungan protein 32 % - 34 % dan jumlah meliputi : data berat rata-rata populasi, panjang baku
makanan yang diberikan pada setiap perlakuan yaitu 2 rata-rata populasi, kecepatan pertumbuhan relatif (%)
% dari berat total tubuh ikan. Makanan diberikan dua dan kualitas air yang meliputi suhu air, derajat
kali sehari yaitu pada pagi hari pukul 08.00 WIB keasaman (pH), oksigen terlarut (DO), kecerahan dan
sebanyak 1/2 bagian dan pada sore hari pukul 16.00 amoniak (NH3).
WIB sebanyak 1/2 .

©Jurusan Perikanan, Faperta-UNPAR - 527 - ISSN: 1907-736X


Journal of Tropical Fisheries (2010) 5(2): 526 – 530 S. S. Monalisa dan I. Minggawati: Kualitas Air yang …..

1. Kualitas Air Derajat Keasaman (pH)


Air sebagai media hidup ikan harus memiliki sifat yang Derajat keasaman (pH) rata-rata setiap 2 (dua) minggu
cocok bagi kehidupan ikan, karena kualitas air dapat pada setiap perlakuan selama penelitian menunjukan
memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan mahluk- bahwa pH perairan pada perlakuan A adalah 5,1,
mahluk hidup di air (Djatmika, 1986). sedangkan perlakuan adalah B 5,3.
Kualitas air merupakan faktor pembatas terhadap Menurut Kordi dan Tancung (2007), menyatakan
jenis biota yang dibudidayakan di suatu perairan (Kordi bahwa dalam budidaya pada pH 5 masih dapat
dan Tancung, 2007). Pengukuran terhadap para ditolerir oleh ikan tapi pertumbuhan ikan akan
parameter kualitas air yang di ukur dalam media terhambat. Namun ikan dapat mengalami pertumbuhan
penelitian antara lain : yang optimal pada pH 6,5-9,0. Menurut Asmawi
(1983), bahwa derajat keasaman yang masih dapat
Suhu ditolerir oleh ikan air tawar adalah 4,0. Sedangkan
Data hasil pengukuran suhu yang dilakukan pada pagi menurut Anonim (2010), pH air yang baik untuk
dan sore hari setiap 2 (dua) minggu sekali selama budidaya ikan nila adalah 6 – 8,5 dengan kisaran
pemeliharaan didapatkan nilai rata-rata suhu air yaitu optimum 7 – 8. Dengan demikian, kisaran derajat
pada perlakuan A sebesar 29,40C sedangkan pada keasaman selama penelitian masih berada dalam batas
perlakuan B yaitu pada 29,20C. yang cukup baik bagi ikan.
Pergolakan suhu yang demikian dianggap cukup Berdasarkan analisis korelasi pH terhadap
baik, karena menurut Kordi dan Tancung (2007), pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp)
bahwa kisaran suhu yang optimal bagi kehidupan ikan selama masa penelitian dihasilkan R2 = 38,9% atau
adalah 28oC-32oC. Sedangkan menurut Anonim (2010) 0,389, hal ini menunjukan bahwa tingkat hubungan
kisaran suhu yang baik untuk budidaya ikan nila adalah yang rendah antara pH dan pertumbuhan relatif.
25 – 30oC.
Berdasarkan analisis korelasi suhu terhadap Kecerahan
pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp) Kecerahan yang diukur setiap 2 (dua) minggu pada
selama masa penelitian dihasilkan R2 = 38,9% atau setiap perlakuan selama penelitian menunjukan bahwa
0,389, hal ini menunjukan bahwa tingkat hubungan kecerahan rata-rata perairan berkisar antara 20 – 30 cm.
yang rendah antara suhu dan pertumbuhan relatif. Kekeruhan pada kolam beton maupun terpal diduga
disebabkan oleh fitoplankton karena terlihat dari air
Oksigen Terlarut (DO) yang berwarna hijau muda.
Oksigen terlarut merupakan faktor terpenting dalam Menurut Kordi dan Tancung (2007), kekeruhan
menentukan kehidupan ikan, pernapasan akan yang baik adalah kekeruhan yang disebabkan oleh
terganggu bila oksigen kurang dalam perairan. Hasil jasad-jasad renik atau plankton. Adapun tingkat
pengukuran kandungan oksigen terlarut rata-rata selama kecerahan yang baik untuk kehidupan ikan adalah 30-
penelitian pada perlakuan A = 5,4ppm dan pada 40 cm yang di ukur dengan menggunakan secchi disk.
perlakuan B = 5,2ppm. Apabila kedalaman kurang dari 25 cm, maka pergantian
Menurut Kordi dan Tancung (2007), beberapa air harus cepat dilakukan sebelum fitoplankton mati
jenis ikan mampu bertahan hidup pada perairan dengan berurutan yang diikuti penurunan oksigen terlarut
konsentrasi oksigen 3 ppm, namun konsentrasi oksigen secara drastis. Ditambahkan oleh Anonim (2010),
terlarut yang baik untuk hidup ikan adalah 5 ppm. Pada bahwa kisaran kecerahan yang disukai oleh ikan nila
perairan dengan konsentrasi oksigen dibawah 4 ppm, adalah 20 - 35 cm.
beberapa jenis ikan masih mampu bertahan hidup, akan Berdasarkan analisis korelasi kecerahan terhadap
tetapi nafsu makannya mulai menurun. Untuk itu, pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp)
konsentrasi oksigen yang baik dalam budidaya perairan selama masa penelitian dihasilkan R2 = 38,9% atau
adalah antara 5-7 ppm. 0,389, hal ini menunjukan bahwa tingkat hubungan
Pada penelitian ini kandungan oksigen terlarut yang rendah antara kecerahan dan pertumbuhan relatif.
umumnya sudah cukup baik, dengan demikian dapat
dinyatakan bahwa kandungan oksigen terlarut selama Amoniak (NH3)
masa penelitian dalam 10 minggu cukup baik dalam Menurut Kordi dan Tancung (2007), kadar amoniak
menunjang pertumbuhan ikan. (NH3) yang terdapat dalam perairan umumya
Berdasarkan analisis korelasi DO terhadap merupakan hasil metabolisme ikan berupa kotoran
pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp) padat (faces) dan terlarut (amonia), yang dikeluarkan
selama masa penelitian dihasilkan R2 = 38,9% atau lewat anus, ginjal dan jaringan insang. Kotoran padat
0,389, hal ini menunjukan bahwa tingkat hubungan dan sisa pakan tidak termakan adalah bahan organik
yang rendah antara DO dan pertumbuhan relatif. dengan kandungan protein tinggi yang diuraikan

ISSN: 1907-736X - 528 - ©Jurusan Perikanan, Faperta-UNPAR


Journal of Tropical Fisheries (2010) 5(2): 527 – 531 S. S. Monalisa dan I. Minggawati: Kualitas Air yang …..

menjadi polypeptida, asam-asam amino dan akhirnya menunjukan bahwa pertumbuhan pada pemeliharaan
amonia sebagai produk akhir dalam kolam. Makin ikan antara perlakuan A dan B adalah thitung < t0,05(n - 1)
tinggi konsentrasi oksigen, pH dan suhu air makin tingi terima Ho : sehingga disimpulkan bahwa data
pula konsentrasi NH3. menunjukan tidak ada perbedaan yang nyata antara
Asmawi (1983), menyatakan bahwa amoniak perlakuan A dan B.
terlarut yang baik untuk kelangsungan hidup ikan
kurang dari 1 ppm. Tabel 1. Kecepatan pertumbuhan relatif (%) ikan nila
Hasil pengukuran dari kadar amoniak (NH3) pada (Oreochromis sp) selama pemeliharaan.
perlakuan A awal adalah 3 mg/l dan pada akhir
penelitian adalah 5 mg/l, sedangkan pada perlakuan B Perlakuan Berat rata- Berat rata- Kecepatan
awal adalah 1 mg/l dan pada akhir penelitian adalah 3 rata awal rata akhir Pertumbuhan
mg/l. Hal ini berarti kadar amoniak mengalami (gr) (gr) Relatif (%)
peningkatan dari awal sampai akhir penelitian baik A 3,19 70,55 471,9
pada perlakuan A maupun perlakuan B kadar amoniak B 3,72 73,9 440,24
juga mengalami peningkatan, hal ini disebabkan karena
adanya sisa-sisa makanan yang tidak termakan oleh Tinggi pertumbuhan relatif ikan uji pada perlakuan
ikan uji selama penelitian serta kotoran yang dihasilkan. A maupun perlakuan B disebabkan oleh padat
Berdasarkan analisis korelasi NH3 terhadap penebaran yang rendah sehingga tidak terjadi kompetisi
pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp) terhadap ruang gerak serta makanan yang diberikan
selama masa penelitian dihasilkan R2 = 38,9% atau dapat dimanfaatkan secara optimal oleh ikan serta
0,389, hal ini menunjukan bahwa tingkat hubungan kondisi air yang cukup baik bagi pertumbuhan ikan.
yang rendah antara NH3 dan pertumbuhan relatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Mantau (2005) yang
menyatakan bahwa padat penebaran, kualitas pakan
2. Pertumbuhan serta kualitas air yang baik dapat menunjang
Pertumbuhan berat ikan nila (Oreochromis sp) selama pertumbuhan ikan.
pemeliharaan, diperoleh dari hasil penimbangan setiap Untuk jelasnya, kecepatan pertumbuhan relatif (%)
2 (dua) minggu sekali. Kecepatan pertumbuhan relatif selama masa pemeliharaan dari kedua perlakuan dapat
(%) pada waktu pemeliharaan selama 2 minggu dapat di dilihat pada grafik gambar 2.
lihat pada tabel 1 dibawah ini. Dari grafik tersebut dapat terlihat dari setiap
Dari Tabel 1 dapat terlihat bahwa kecepatan perlakuan menunjukan pertumbuhan ikan nila
pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp) (Oreochromis sp) yang dipelihara masih meningkat
sampai akhir masa pemeliharaan adalah pada perlakuan pada setiap 2 (dua) minggu, dimana pertumbuhan relatif
A dan B mengalami pertumbuhan yang tidak jauh perlakuan A lebih tinggi dibandingkan perlakuan B.
berbeda. Dari hasil Uji t pertumbuhan relatif

Gambar 2. Gambar kecepatan pertumbuhan relatif (%) ikan nila (Oreochromis sp.) dari masing-masing perlakuan
selama masa penelitian

©Jurusan Perikanan, Faperta-UNPAR - 529 - ISSN: 1907-736X


Journal of Tropical Fisheries (2010) 5(2): 526 – 530 S. S. Monalisa dan I. Minggawati: Kualitas Air yang …..

3. Mortalitas Asmawi, S. 1983. Pemeliharaan Ikan Dalam Karamba.


Mortalitas merupakan persentase dari jumlah ikan yang Gramedia. Jakarta
mati dari populasi. Selama berlangsungnya penelitian
Djatmika, 1986. Usaha Perikanan Air Deras. Simplek.
dalam waktu 10 minggu tidak ada mortalitas (tingkat
mortalitas 0%). Jakarta
Tidak adanya mortalitas selama penelitian Kordi, M.G.H. 2010.Budidaya Lele di Kolam Terpal.
menunjukan kemampuan dari ikan nila (Oreochromis Diakses dari http://hobiikan.blogspot.com pada
sp) yang dipelihara dalam kolam beton dan terpal tanggal 24 Februari 2011
mampu beradaptasi dengan lingkungan perairan.
Menurut Suyanto (1993), ikan nila terkenal sebagai Kordi, M.G.H. dan A.B. Tancung. 2007. Pengelolaan
ikan yang sangat tahan terhadap perubahan lingkungan Kualitas Air. PT Rineka Cipta, Jakarta
hidup dan memiliki kemampuan adaptasi yang baik Zulkifli, M. 2005. Jurnal Litbang Pertanian, 24 (2). 80–
terhadap berbagai jenis air. 84. Diakses dari
http://pustaka.litbang.deptan.go.id pada
tanggal 23 Februari 2011.
KESIMPULAN
Maryani, Rosita dan I. Torang. 2007. Hubungan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan selama 10 Kualitas Air Dengan Populasi Bakteri
minggu masa pemeliharaan ikan nila maka dapat Aeromonas sp di Sungai Kahayan. Program
disimpulkan bahwa kualitas air yang meliputi suhu, Studi Budidaya Perairan. Faperta. UNPAR.
Oksigen terlarut (DO), Derajat keasaman (pH),
Maya, S. 2010. Budidaya Ikan Nila di Kolam Terpal.
Kecerahan, dan Amoniak (NH3) masih masuk dalam
kisaran yang dapat ditolerir oleh ikan nila. Diakses dari http://epetani.deptan.go.id pada
Pertumbuhan relatif ikan nila pada perlakuan A tanggal 24 Februari 2011
lebih tinggi dan dibandingkan dengan perlakuan B. Sastrosupadi, A. 1999. Rancangan Percobaan Praktis
Meskipun demikian namun hasil Uji t menunjukkan Bidang Pertanian. Kanisius. Yogyakarta
tidak ada perbedaan signifikan antara kedua perlakuan.
Hubungan antara kualitas air dan pertumbuhan Suyanto, 1993. Nila. PT. Penebar Swadaya, Anggota
relatif menunjukan tingkat hubungan yang rendah. IKAPI, Jakarta.
Taftajani, U. S. 2010. Budidaya Ikan Nila. Diakses dari
UCAPAN TERIMA KASIH
http://epetani.com pada tanggal 23 Februari
Ucapan terima kasih penulis sampaikan pada 2011
semua pihak yang telah banyak membantu baik dalam
bentuk dukungan maupun kritik dan saran yang
membangun sehingga penelitian ini dapat
terselaesaikan dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2010. Budidaya Ikan Nila (Oreochromis


niloticus). Diakses dari http://pdfcari.com pada
tanggal 23 Februari 2011.

ISSN: 1907-736X - 530 - ©Jurusan Perikanan, Faperta-UNPAR

Anda mungkin juga menyukai