349 1849 1 PB - 2
349 1849 1 PB - 2
Abstrak
Efektifitas penggunaan kincir air selama masa periode blind feeding budidaya intensif udang
vannamei (Litopenaeus vannamei) merupakan salah satu kegiatan penting yang harus diperhatikan
demi kelangsungan siklus budidaya yang stabil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
tingkat transfer oksigen oleh kincir air serta hubunganya terhadap parameter harian kualitas air
tambak. Peneltian ini dilakukan dengan konsep desain kausal ex-post facto selama 30 hari awal
masa budidaya intensif udang vannamei (Litopenaeus vannamei) atau selama periode blind feeding
budidaya. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai parameter kualitas air di lokasi tambak masih
sesuai ambang batas. Sedangkan tingkat transfer oksigen oleh kincir air bersifat fluktuatif selama
30 hari masa pengamatan. Sementara dari hasil uji korelasi menunjukan bahwa hanya variabel suhu
dan salinitas air memiliki keeratan hubungan yang kuat terhadap proses transfer oksigen oleh kincir.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa fluktuasi tingkat transfer oksigen oleh kincir air sangat
dipengaruhi oleh kondisi suhu dan salinitas air tambak.
Kata kunci : Kincir air, Blind feeding, Litopenaeus vannamei, Budidaya intensif
Abstract
The effectivity of using of paddle wheels aerator during the blind feeding period on intensive culture
of whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei) is an important activities that must be considered by
farmers. The purpose of this study was to determine the level of oxygen transfer by paddle wheels
aerator and its relationship to the daily parameters of pond water quality. This research was
conducted with the ex-post facto causal design concept during the first 30 days of intensive culture
of whiteleg shrimp (Litopenaeus vannamei) or during the blind feeding periods. The results of the
study showed that the value of water quality parameters at the pond location was still in accordance
with the threshold standart. While the level of oxygen transfer by the paddle wheels aerator
fluctuated for 30 days of observation. While the results of the correlation test showed that only the
temperature and salinity variables of water had a strong relationship with the oxygen transfer
process by the paddle wheels aerator. It can be concluded that fluctuations in the level of oxygen
transfer by paddle wheels aerator are affected by temperature and salinity.
sarana penting untuk aerasi dan sirkulasi air Variabel yang diteliti adalah data harian
[7,19]. kualitas air yang meliputi parameter pH,
Selain untuk memproduksi oksigen oksigen terlarut, suhu, salinitas, dan variabel
melalui proses agitasi dan homogenisasi jumlah volume air tambak serta tingkat transfer
parameter kualitas air selama periode budidaya oksigen oleh kincir air. Pengambilan sampel
[17,40]. Penggunaan kincir air pada tambak kualitas air dilakukan pada kedalaman 90 cm
intensif juga berfungsi sebagai perekayasa arus dari permukaan air tambak, serta dilaksanakan
untuk mengumpulkan lumpur dan limbah sisa pada jam 06.00, 12.00, dan 21.00 atau
pakan menuju central drain, evaporasi gas-gas didasarkan pada trend fluktuasi waktu hasil
beracun serta pengadukan untuk distribusi pengukuran dinamika harian oksigen terlarut di
vertikal plankton pada siang hari [20,28]. tambak yang dilakukan pengukuran setiap 1
Penentuan jumlah kapasitas kincir air pada jam sekali selama 24 jam non-stop pada saat
tambak budidaya didasarkan pada jumlah budidaya umur 1 hari pasca tebar (Gambar 1.).
padat tebar, kadar oksigen perairan, serta Sedangkan variabel data tingkat transfer
carryng capacity biomassa tambak [8,24,40]. oksigen diambil pada pukul 21.00 untuk
Tingkat daya dukung (carryng capacity) menghindari adanya bias sumbangan produksi
optimal dan kondisi kualitas air yang stabil oksigen dari proses fotosintesis. Keseluruhan
salah satunya dipengaruhi oleh jumlah tingkat variabel penelitian dilakukan pengambilan
input yang diberikan saat periode blind data secara berkala setiap 2 hari sekali selama
feeding. Blind feeding sendiri adalah masa 30 hari masa blind feeding budidaya udang.
pemberian pakan buta sesuai dengan program Kadar konsentrasi oksigen terlarut dan
pakan yang bersifat agregatif tanpa ada kontrol suhu air tambak diukur menggunakan AZ
selama 25-30 hari pertama budidaya [8,34]. Instrument Dissolved Oxygen Meter (Type AZ
Berdasarkan berbagai latar belakang dan 8402), konsentrasi pH tambak diukur
pertimbangan tersebut, maka tujuan dari menggunakan HANNA pH tester (type
penelitian ini adalah untuk mengetahui HI98107), sedangkan kadar salinitas tambak
hubungan antara parameter kualitas air harian ditentukan berkala dengan menggunakan alat
tambak intensif dengan tingkat transfer hand-refraktometer MASTER-S10 ATAGO.
oksigen oleh kincir air selama periode blind Sementara kapasitas volume air tambak
feeding budidaya intensif udang vannamei (L. ditentukan dengan melihat nilai tinggi air pada
vannamei) berlangsung. water stick level. Untuk tingkat transfer
oksigen oleh kincir air diestimasi berdasarkan
METODE PENELITIAN rumus persamaan dibawah ini [4] :
9 33
8 32
7 31
oksigen terlarut
6
30
(mgO₂/L)
suhu (⁰C)
5
29
4
28
3
2 27
1 26
0 25
3:00
7:00
11:00
15:00
19:00
23:00
0:00
1:00
2:00
4:00
5:00
6:00
8:00
9:00
10:00
12:00
13:00
14:00
16:00
17:00
18:00
20:00
21:00
22:00
waktu pengamatan (jam)
0.83
(mgO₂/L/jam)
0.40
0.18
0.20
0.00
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29
umur budidaya (hari)
Oxygen transfer
Gambar 2. Tingkat transfer oksigen oleh kincir air selama periode blind feeding.
Nilai variabel kualitas air dan volume air mg/L dan 4.47 mg/L [10,18]. Kadar
tambak selama periode blind feeding konsentrasi oksigen terlarut di kolam selama
masa budidaya sangat berdampak pada
Nilai variabel penelitian selama masa 30 indikator produktifitas kolam [5].
hari awal budidaya secara rata-rata dapat Untuk suhu perairan tambak, selama
dilihat pada Tabel 1. Rata-rata nilai transfer penelitian terhitung rata-rata sebesar 29.80C,
oksigen oleh aktifitas penggunaan kincir air kondisi tersebut tercatat lebih tinggi
dengan kapasitas penggunaan 2 HP kincir air dibandingkan hasil penelitian di tambak
terhitung sebanyak 0.68 KgO2/L/h atau per 1 Banyuwangi, Jawa Timur sebesar 26.360C
HP didapatkan nilai transfer oksigen sebesar [41]. Nilai suhu yang optimal pada sistem
0.34 KgO2/L/h. Nilai transfer oksigen tersebut budidaya intensif udang vannamei
lebih rendah dari nilai standart oksigen transfer (Litopenaeus vannamei) sangat berpengaruh
kincir air hasil penelitian sebelumnya [32], terhadap performa pertumbuhan, tingkat
sebesar 34.77 KgO2/h dengan menggunakan kelangsungan hidup, nilai konversi pakan dan
kapasitas kincir air sebanyak 14 HP atau rata- nilai parameter fisika-kimia air [31,49].
rata per 1 HP didapatkan nilai standart oksigen Sementara, untuk kadar pH perairan tambak
transfer sebesar 2.48 KgO2/L/h. Tetapi, nilai secara rata-rata berada pada nilai 7.9. Nilai pH
transfer oksigen kincir air pada penelitian ini tersebut sama dengan hasil penelitian
terhitung hampir sama dengan hasil penelitian sebelumnya, yang mendapatkan nilai pH
lain [3], yang menggunakan 4 HP kincir air tertinggi pada angka 7.9 pada budidaya udang
didapatkan nilai oksigen transfer sebesar 2.95 vannamei saat musim panas di Bangladesh
KgO2/L/h, atau rata-rata per 1 HP didapatkan [35]. Angka tersebut merupakan nilai pH yang
estimasi transfer oksigen sebanyak 0.74 optimum untuk pertumbuhan udang [16].
KgO2/L/h. Sementara untuk parameter kualitas Salinitas selama masa penelitian terhitung rata-
air, yang pertama adalah konsentrasi oksigen rata sebesar 8 ppt. Nilai tersebut jauh lebih
terlarut yang terhitung rata-rata sebesar 6.35 rendah dibandingkan rata-rata salinitas untuk
mg/L. Konsentrasi oksigen terlarut pada budidaya dang vannamei pada perairan tropis
penelitian ini terpantau cukup stabil sebesar 38 ppt [6]. Nilai salinitas yang terlalu
dibandingkan dari beberapa penelitian yang rendah dapat mempengaruhi performa
sudah pernah dilakukan, yakni sebesar 7.99 pertumbuhan dan tingkat kelangsungan hidup
Article history: ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Diterima / Received August 19 2019
Disetujui / Accepted March 5 2020
Diterbitkan / Published April 30 2020
Wafi, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 4 No 1 (2020) 7-15
udang [13], sedangkan kadar salinitas yang m3. Kapasitas volume air selama penelitian
terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap sangat stabil, hal ini dikarenakan kontruksi
tingkat retensi dan osmoregulasi nutrisi pada tambak yang sangat bagus, sehingga dapat
tubuh udang [23]. meminimalisir terjadinya kebocoran kolam.
Sedangkan volume air tambak selama
periode blind feeding rata-rata sebanyak 440
Tabel 1. Nilai rata-rata volume dan parameter kualitas air selama periode blind feeding
OTR DO Suhu pH Salinitas Vol. air
(KgO2/L/h) (mg/L) (0C) (00/0) (m3)
0
Baku 2.95 >4 28-32 7.5-8.0 15-25 >70%
mutu (Bhuyar,2009) (WWF,2014) (WWF,2014) (WWF,2014) (WWF,2014) Total Volume
(WWF,2014)
Rerata 0.68±0.22 6.35±0.36 29.8±0.45 7.9±0.141 8±0.86 4.4±0.00
Terendah 0.18 5.78 28.63 7.8 6 4.4
Tertinggi 1.21 6.72 30.4 8.2 10 4.4
Selain itu, banyak sedikitnya volume air volume air tambak. Nilai salinitas air akan
tambak juga sangat dipengaruhi oleh proses berpengaruh terhadap nilai efisiensi aerasi oleh
penggunaan air pada proses water budget. kincir air di tambak, selain itu, tingkat aerasi
Water budget sangat dipengaruhi oleh tingkat yang optimal akan sangat berpengaruh pada
penggunaan air dari proses keluar-masuk air darajat stratifikasi suhu di tambak [1,37]. Nilai
selama periode budidaya [38]. Proses keluar salinitas yang optimum untuk menghasilkan
masuk air pada sistem budidaya itu sendiri tingkat standart transfer oksigen yang paling
dapat berasal dari proses presipitasi, limpasan, maksimum adalah sebesar 30 ppt [46].
dan proses pergantian air, sedangkan air keluar Sedangkan stratifikasi nilai suhu di kolam
dapat berasal dari proses evaporasi, rembesan, disebabkan oleh proses agitasi dan turbulensi
dan siphon [8,27]. Penentuan water budget akibat percikan kincir air yang dinamis [39].
sangat dipengaruhi oleh tingkat produktifitas Nilai salinitas pada penelitian ini memiliki
perairan dan juga sebagai langkah untuk hubungan keeratan yang sangat kuat dengan
mitigasi kualitas air pada ekosistem budidaya tingkat transfer oksigen kincir air. Salinitas
[8,26]. Selain itu, kapasitas volume air tambak adalah parameter penting yang mempengaruhi
akibat adanya proses ganti air yang dinamis kemampuan transfer oksigen oleh kincir air
berdampak juga terhadap laju pertambahan pada berbagai level konsentrasi [11].
berat udang yang dipelihara [12]. Peningkatan nilai salinitas secara teknis akan
cenderung mengurangi tekanan permukaan air,
Hubungan tingkat transfer oksigen dengan tekanan yang kecil akan membuat kontak luas
volume dan kualitas air tambak penampang permukaan kincir menjadi lebar,
sehingga akan meningkatkan daya turbulensi
Tingkat transfer oksigen oleh aktifitas serta laju difusi oksigen dari udara menuju air
penggunaan kincir air secara langsung [44,45]. Selain itu, hubungan teknis antara
berhubungan dengan dinamika kualitas air peningkatan kadar salinitas tambak terhadap
tambak selama masa blind feeding. Hubungan penggunaan kincir air, akan menyebabkan
antara nilai tingkat transfer oksigen dari sebaran partikel gelembung serta diameter titik
aktifitas kincir air dengan kualitas air dapat percikan air yang dihasilkan oleh kincir air
dilihat pada Tabel 2. menjadi lebih kecil, sehingga akan
Berdasarkan data hasil uji korelasi pada berpengaruh terhadap kenaikan kecepatan
Tabel 2., menunjukan bahwa tingkat transfer aliran rotasi roda kincir dalam berputar [3,32].
oksigen oleh aktifitas penggunaan kincir air Kenaikan kecepatan rotasi vertikal kincir air,
memiliki hubungan yang sangat kuat dengan akan berdampak terhadap tingkat efisiensi
nilai salinitas dan suhu air tambak, serta tidak transfer oksigen air (SOTR) yang lebih optimal
memiliki hubungan terhadap parameter- di tambak [36].
parameter lain seperti oksigen terlarut, pH dan
11 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Tabel 2. Hubungan tingkat transfer oksigen dengan volume dan parameter kualitas air tambak
13 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Wafi, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 4 No 1 (2020) 7-15
[26] Mohanty, R.K., Mishra. A., and Patil. [34] Pushparajan, N., and Soundarapandian.
D.U., 2014. Water budgeting in black P., 2010. Recent farming of marine black
tiger shrimp Penaeus monodon culture tiger shrimp, Penaeus monodon
using different water and feed (Fabricius) in South India. African
management systems. Turkish Journal of Journal of Basic & Applied Sciences. 2(1-
Fisheries and Aquatic Sciences. 14: 487- 2): 33-36.
496.
[35] Rahman, M.Z., Zaman. M.F.U.,
[27] Nath, S.S., and Bolte. J.P., 1998. A water Khondoker. S., Jaman. M.H.U., Hossain.
budget model for pond aquaculture. M.L., and Bappa. S.B., 2015. Water
Aquacultural Engineering. 18: 175-188. quality assessment of a shrimp farm: A
study in a salinity prone area of
[28] Nugraha, N.P.A., Agus. M dan Mardiana. Bangladesh. International Journal of
T.Y., 2017. Rekayasa kincir air pada Fisheries and Aquatic Studies. 2 (5): 9-19.
tambak ldpe udang vannamei
(Litopenaeus vannamei) di tambak unikal [36] Roy, S.M., Moulick. S., Mukherjee. C.K.,
Slamaran. PENA Akuatika. 16 (1): 103- and Mal. B.C., 2015. Effect of Rotational
115. Speeds of Paddle Wheel Aerator on
Aeration Cost. American Research
[30] Nugroho, L.R., Sukardi., and Triyatmo. Thoughts. 2 (1): 3069-3087.
B., 2016. Penerapan cara budidaya ikan
pada pembesaran udaang vanname [37] Ruttanagosrigit, W., Musig. Y., Boyd.
(litopenaeus vannamei) di pesisir Daerah C.E., and Sukcharoen. L., 1991. Effect of
Istimewa Yogyakarta. Jurnal Perikanan salinity on oxygen transfer by propeller-
Universitas Gadjah Mada. 18 (2): 47-53. aspirator-pump and paddle wheel aerators
used in shrimp farming. Aquacultural
[31] Palafox, J.T.P., Pavia. A.A., Lopez. Engineering. 10: 121-131.
D.G.M., Figueroa. J.L.A., Reynoso. F.L.,
Chavez. M.D.R.C., Leal. H.E., Luna. [38] Sharma, K.K., Mohapatra. B.C., Das.
A.R., Ozuna. F.P., Vargasmachuca. P.C., Sakar. B., and Chand. S., 2013.
S.G.C., and Gomez. V.P., 2019. Response Water budgets for freshwater aquaculture
surface analysis of temperature-salinity ponds with reference to effluent volume.
interaction effects on water quality, Agricultural Sciences. 4 (8): 253-259.
growth and survival of shrimp Penaeus
vannamei postlarvae raised in biofloc
14 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Wafi, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol 4 No 1 (2020) 7-15
[39] Sipauba-Tavares L.H., Freitas A.M., and [48] World Wildlife Fund., 2014. Better
Braga F.M.S., 1999. The use of Management Practice budidaya udang
mechanical aeration and its effects on vannamei tambak semi intensif dengan
water mass. Rev. Brasil. Biol., 59(1): 33- Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).
42. WWF Indonesia. Jakarta: 1-37.
[40] Supono., 2015. Manajemen lingkungan [49] Wyban, J., Walsh. W.A., and Godin.
untuk akuakultur. Plantaxia. Yogyakarta: D.M., 1995. Temperature effect on
116. growth, feeding rate and feed coversion of
the Pacific white shrimp (Penaeus
[41] Supriatna., Marsoedi., Hariati. A.M., and vannamei). Aquaculture. 138: 267-279.
Mahmudi. M., 2017. Dissolved oxygen
models in intensive culture of whiteleg
shrimp, Litopenaeus vannamei, in East
Java, Indonesia. AACL Bioflux. 10(4):
768-778.
15 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id