Anda di halaman 1dari 3

RINGKASAN

Udang vaname (Litopenaus vannamei) termasuk salah satu komoditas perikanan

unggulan di dunia.udang vaname memiliki nilai jual tinngi dalam perdagangan

internasional udang vaname berkontribusi pada dunia akuakultur sebesar 47 %dari

total produksi jenis udang dilihat dari tingkat konsumen dunia,permintaan udang

vanname rata rata naik 11,5% per tahun Dengan adanya pembenihan udang vaname

baik dalam skala besar atau skala mini hatcery akan membantu pemerintah dalam

peneyediaan benur bermutu bagi pembudidaya udang vanname. Sehingga target

pemerintah menigkatkan produksi udang dalam negeri dapat tercapai. Maka dari itu

peluang usaha membenihkan udang vanname. Menjadi potensi yang cukup

menguntungkan dimasa depan Latar belakang tersebut menjadi landasan bagi

penulis dalam melaksanakan praktik kerja lapangan (PKL) 2 yang dilaksanakan di

Heachery PT. SWADAYA MITRA PERKASA GAMPOENG UJONG BLANG,

KECAMATAN KUALA, KABUPATEN BIREUN PROVINSI ACEH.

Proses pengelolaan kualitas air meliputi tahapan persiapan media air dan

pengukuran suhu, salinitas, Do, ph, pemberian probiotik serta sirkulasi air. Persiapan

media air dilakukan dengan cara air di tarik dari laut menggunakan pompa air dan di

salurkan kedalam water filter adapun lapisan yang ada di water filter yaitu batu koral,

pasir dan arang batok. Sesudah melalui tahapan proses penyaringan di water filter air

di salurkan kedalam bak penampungan kotor dan di treatment menggunakan kaporit

dengan dosis yang diberikan sebanyak 15 ppm atau 15 gram/24 ton volume air lalu

air didiamkan selama 10 jam dan air asi dimatikan agar kaporit mengendap ke

bawah.Setelah itupun air di salurkan kedalam bak penampungan bersih tidak hanyak

1
air laut yg disalurkan namun air tawar juga disalurkan sebanyak 1 ton Kemudian air di

treatmebt menggunakan tiosulvat dengan dosis yang sama sebanyak 15 ppm/24 ton

volume air dan kembali di diamkan selama 10 jam, sesudah 10 jam air diberikan

sunocare dengan dosis sebanyak setengah dari pemberian kaporit dan tiosulvat yaitu

7,5 ppm/24 ton volume air. Setelah itupun air di salurkan ke filter pressure sesudah

melalui proses penyaringan di filter pressure air siap di salurkan ke bak pemeliharaan

larva.

Pengukuran suhu dilakukan di waktu pagi dan sore hari dengan cara suhu diukur

dengan menggunakan termometer yang di gantungkan pada media bak pemeliharaan

larva, pengecakan ph di lakukan dengan menggunakan ph meter, salinitas

menggunakan refraktometer dan Do menggunakan Do meter. Berikut hasil rata-rata

pengecekan kualitas air pada bak pemeliharaan larva.

Jenis Parameter Hasil Pengukuran Kisaran optimum


1. Suhu(℃) 28-33 29–32 (Subaidah 2005)

2. Salinitas (PPT) 8,3-8,5 7,5–8,5 (Subaidah


2005)

3. PH 20-33 ppt 26–34 (Subaidah 2005)

4. Oksigen Terlarut 8-10 ppm >5 (Subaidah 2005)


(ppm)

Sirkulasi air dilakukan dengan cara membuang air didalam bak pemeliharaan larva

sebanyak 20% dari volume air atau 2 ton air. Kemudia diisi kembali dengan jumlah

yang sama yaitu diisi dengan air tawar.

2
3

Anda mungkin juga menyukai