Anda di halaman 1dari 18

PEMBESARAN UDANG

VANAME AIR TAWAR


BIDANG BUDIDAYA DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN BANGKA BARAT
PERSIAPAN LAHAN
• Bentuk Bundar
• Ukuran diameter kolam terpal 5 meter,
• Kedalaman air 1,0-1,2 meter,
• volume air 19 m³
• Kemiringan ke tengah: 2- 3%
LANJUTAN…..
• Pengisian air dilakukan secara bertahap dengan volume tidak kurang maupun tidak
berlebihan dan diendapkan beberapa hari setelah pengisian agar bau karet pada terpal bisa
hilang. Setelah itu, buang air dan dilanjutkan dengan pengisian kembali. Serta, pasang kincir
angin untuk mengontrol kotoran udang, sekaligus penyuplai oksigen udang.
• Sebaiknya dilakukan pengkapuran di dasar kolam untuk mencegah unsur biotik dan hama
yang merugikan atau pengeringan air dalam kolam ini dibiarkan selama 3 hari untuk
memastikan bakteri yang ada tadi benar – benar hilang dan mati.
PERSIAPAN KUALITAS AIR
• Air harus memiliki kualitas oksigen terlarut yang cukup tinggi (minimal 4 mg/l) dan kadar
amoniak serta nitrit dibawah 0,02.
• Pengendalian kadar oksigen terlarut bisa dilakukan dengan aerasi dengan aerator/ kincir.
• pH air dipertahankan agar supaya tetap netral atau sedikit basa (pH 7- 8).
• Memeriksa kecerahan air atau warna air yang disebabkan oleh populasi plankton.
• Air yang baik adalah air yang tidak terlalu cerah melainkan berwarna kehijauan atau
kecoklatan. Sehingga akan menyediakan pakan alami, menghilangkan berbagai jenis
senyawa beracun di dalam air seperti NH3, H2S, CH4 dan sebagainya.
PARAMETER AIR MEDIA YANG
SIAP TEBAR UNTUK UDANG
VANAME
No Parameter Air Kisaran Nilai
1 pH 8.1 – 8.3
2 Alkalinitas >150 ppm
3 Bahan Organik Air < 90 ppm
4 DO > 4 ppm
5 Kecerahan 30 – 40 cm
6 Warna air Coklat kehijauan
7 Salinitas 20 – 32 gram/liter
8 Plankton jenis BGA dan Dinoflagelata < 5%

9 Kepadatan Total Bakteri Minimal 103 CFU/ml


10 Dominasi Bakteri Vibrio < 5% CFU/ml dari Total Bakteri
PERSIAPAN BENUR VANAME
• Benur yang dipersiapkan adalah benur yang sudah beradaptasi di
air tawar. Penurunan salinitas sebaiknya dilakukan mulai PL10
secara bertahap. Penurunan salinitas dapat dilakukan dengan
penurunan salinitas sebanyak 1-2 ppt perharinya
• sehingga akan didapatkan ukuran tebar benih adalah sekitar PL 30-
40.
• Selanjutnya dilakukan penambahan air tawar pelan - pelan
(kucuran) selama 10 sampai 14 hari, sehingga salinitasnya
mendekati 0,5 ppt.
AKLIMATISASI BENUR SEBELUM
TEBAR
• Sebelum benur vanamei ini ditebar, harus dilakukan aklimitasasi terhadap suhu pada air
dalam kolam budidaya. Dengan cara mengapungkan kantong – kantong yang berisi benur ke
dalam kolam.
• Kemudian, dilanjutkan dengan cara menyiram kantung yang berisi benur tersebut dengan air
di dalam kolam.
• Benih harus dilakukan proses aklimitisasi sebelum ditebar agar memiliki daya tahan yang
baik. Proses ini dilakukan dengan memberikan air tambak pada kantung yang berisi udang,
lalu diapungkan dalam tambak selama 15-20 menit, setelah itu udang dilepas perlahan-lahan
didalam kolam. Proses ini sebaiknya dilakukan saat siang hari.
PENEBARAN BENUR
• Pada umumnya waktu penebaran benih – benih jenis ikan air tawar dilakukan pada sore hari atau matahari tidak
terlalu panas. Berbeda dengan waktu penebaran benur vanamei di kolam, kalau benur udang vaname malah
ditebar pada saat matahari sedang panas yaitu siang hari.
• Benih dalam kantong plastik tertutup diapungkan ditambak selama kurang lebih 15-30 menit.
• Pengikat kantong plastik dibuka.
• Pemeliharaan udang vaname air tawar ini perlu diperhatikan sejak dari penebaran benur hingga udang vaname
siap untuk dipanen. Perlu ada pemantauan secara terus menerus/kontinyu terutama adalah suhu, pH, kandungan
oksigen dan kedalaman air kolam/tambak.
• Pengukuran salinitas dan suhu dari air diwadah benih dan air media di tambak dengan refraktrometer,
thermometer, dan pH meter dilakukan sebelum penebaran benih.
• Perbedaan salinitas air dalam wadah dan air tambak tidak lebih dari 5 ppt, suhu tidak lebih dari 2ºC.
• Pemasukan air tambak sedikit demi sedikit secara perlahan-lahan kedalam wadah/ kantong plastik hingga suhu
dan salinitas antara air dalam plastik telah menyamai air tambak.
• Penebaran benih: (1). Untuk penebaran langsung, keluarkan benih dari kantong plastik atau dengan sendirinya
benih akan keluar; (2). Tambahkan artemia (fase instar) dengan jumlah 60 gram untuk 100.000 ekor benur
kedalam wadah penampungan. Setelah 30 menit benih dikeluarkan secara gravitasi melalui selang.
PEMBERIAN PAKAN
• Program Pakan Blind Feeding untuk DOC 1-30 hari disusun berdasar target pertumbuhan dan
estimasi SR DOC 30 hari.
• Program Pakan DOC 30 hari sampai panen disusun berdasarkan persentase kebutuhan pakan perhari
dan hasil sampling/ mingguan serta kontrol anco harian (jumlah pakan bisa berubah sewaktu waktu).
• Melakukan perhitungan kebutuhan pakan yang akan diberikan.
• Cara cek anco: Menggunakan Automatic Feeder, menempatkan anco pada jarak yang terjangkau
dengan lemparan Automatic Feeder, penentuan kebutuhan pakan dengan cara cek pakan di anco
dengan memperhatikan sisa pakan di anco antar waktu lemparan pakan.
• Melakukan penimbangan pakan secara akurat sesuai kebutuhan yang sudah diprogramkan.
• Pemberian pakan disesuaikan dengan tingkatan bobot udang, ukuran/ jenis pakan dan frekuensi
pakan harian.
• Cara pemberian pakan powder dan crumble dilakukan secara manual sedangkan pakan pellet
dilakukan dengan automatic feeder;
PAKAN UDANG VANAME
BERDASARKAN UMUR
PERGANTIAN AIR
• Pergantian air dilakukan secara bertahap sesuai dengan umur udang yang berkisar antara 5 –
20 %
• Sifon dilakukan secara periodik setelah udang berumur diatas DOC 25
• Probiotik diberikan sebanyak 20 ppm setiap 3 hari dan dilakukan penambahan molase setiap
3 hari (bergantian).
• Tips terakhir, pastikan Anda rajin membersihkan kolam terpal bulat dari segala macam
kotoran. Baik sisa-sisa pakan, dedaunan yang mungkin masuk, atau plankton-plankton yang
dapat membahayakan udang.
• Segera berantas hama yang dapat mengganggu dan memakan udang-udang kecil agar hasil
yang didapat sewaktu panen tidak berkurang dari perkiraan
LANJUTAN….

• Pergantian sekitar 10% tiap hari untuk budidaya udang dengan kepadatan penebaran 8-12 ekor/m2.
Sementara untuk tambak yang dikelola secara intensif dengan tingkat akumulasi senyawa toksik
yang tinggi terutama amonia, memerlukan pergantian air 25-50% dari volume air di tambak.
Tingkat pergantian air harian dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut (Boyd, 1990) :

ER = [ (PR x T) + P]– (S+E) x 100


V
• Dimana :
• ER : exchange rate (% per hari) PR : Pumping rate (m3/jam)
• T : precipitation (m3/hari)
• S : seepage (rembesan) (m3/hari) E: evaporation (m3/hari)
• V : volume tambak (m3)
PERHITUNGAN SALINITAS
• Untuk menentukan besarnya salinitas suatu perairan (tambak) yang menggunakan dua sumber
air yang berbeda, dapat ditentukan dengan perhitungan yang menggunakan rumus sebagai
berikut :
Sn = (S1V1) + (S2V2)
(V1 + V2)

• Sn : Salinitas yang dikehendaki (ppt)


• S1 : Salinitas air tambak (ppt)
• S2 : Salinitas air yang ditambahkan (ppt)
• V1 : Volume air tambak (m3)
• V2 : Volume air yang ditambahkan (m3)
AERATOR

• Jenis aerator yang dapat diaplikasikan pada budidaya


udang ada beberapa jenis, antara lain: Paddlewheel
dan Propeller Aspirator Pump. Paddlewheel dan
Propeller aspirator pump paling banyak digunakan
untuk budidaya udang. Paddlewheel atau sering Paddlewheel
disebut kincir air mempunyai kapasitas menghasilkan
oksigen terlarut dalam air sebanyak 2-2,5 kg
O2/HP/jam (Boyd dan Ahmad, 1987), sementara
Propeller aspirator pump mampu menghasilkan 0,95-
1,4 kg O2/HP/jam.

Propeller aspirator
pump
LANJUTAN…….
• Secara praktis, penentuan jumlah aerator yang dibutuhkan dapat ditentukan berdasarkan
jumlah pakan per hari yang dimasukkan ke dalam kolam, yaitu setiap 8-10 kg pakan per hari
membutuhkan 1 HP (horse power) aerator atau berdasarkan biomasa yang ada dalam kolam

Kepadatan udang Biomasa (kg) Aerator (HP)


(ekor/m2)

50 5.000 10
60 6.000 12
70 7.000 14
80 8.000 16
90 9.000 18
100 10.000 20
SIKLUS KE 2 LUAS KOLAM 900 M²
Komponen Jumlah Harga Harga Total (Rp.)
Satuan
(Rp.)
1. Benur 150.000 ekor 50 7.500.000
2. Obat-obatan 3.800.000
3. Pakan 1.900 kg 13.000 24.700.000
4. Listrik 7.500.000
5. Anak kolam 2.000.000
6. Lain-lain 1.000.000
Total Biaya Opersional 46.500.000
1. Parsial 1 (DOC 65) 295 kg (size 92) 57.000 16.815.000
2. Panen akhir (DOC 75) 1.340 kg (size 85) 57.000 77.452.000
3. Total Panen 1.635 kg 94.267.000
Profit (Keuntungan) 47.767.000
Komponen Jumlah Harga Harga Total (Rp.)
Satuan
(Rp.)
1. Benur 230.000 ekor 50 11.500.000
2. Obat-obatan 7.200.000

SIKLUS 3. Pakan 2.800 kg 13.000 36.400.000


4. Listrik 16.000.000
KE 3 5. Anak kolam 5.000.000
LUAS 6. Lain-lain 3.000.000

KOLAM
Total Biaya Opersional 79.100.000
1. Parsial 1 204 kg 11.628.000
900 M² 2. Parsial 2 431 kg 29.635.056
3. Parsial 3 462 kg 30.822.480
4. Panen akhir (size 45) 625 kg 47.545.000
Total 1.722 kg 119.630.000
Profit (keuntungan) 40.530.480
FCR 1,6

Anda mungkin juga menyukai