Anda di halaman 1dari 49

BUDIDAYA IKAN KERAPU DI

KARAMBA JARING APUNG

Rossy Meysari, S.Pi


1.PENDAHULUAN
• Manajemen KJA bertujuan untuk memberdayakan
pembudidaya skala kecil-menengah dalam meningkatkan
aktifitas perikanan budidaya yang lebih menguntungkan
termasuk di dalamnya mengelola kesehatan dan lingkungan
organisme budidaya melalui penerapan Cara Budidaya Ikan
yang Baik (CBIB) (Kassam et al., 2011).
• Komoditas kerapu sejak lama menjadi andalan dalam
perkembangan budidaya laut di Indonesia ada dua spesies
yaitu Kerapu Macan dan Kerapu Tikus, dewasa ini telah
berkembang pula kerapu hibrid jenis Kerapu Cantang dan
Kerapu Cantik.
Aksesibilitas Lokasi
• Lokasi budidaya ikan kerapu harus mudah
dijangkau baik untuk pergerakan sumber daya
manusia, transportasi pakan, benih dan
pemasaran hasil sehingga tidak menimbulkan
ekonomi biaya tinggi yang dapat
mempengaruhi biaya produksi.
Gambar 1. Contoh desain dan layout budidaya kerapu
1. Sarana Pokok
Rakit
-   Balok kayu 14 x 7 cm : 12 batang
-   Kaso 5 x 10 cm : 5 batang
-   Papan tebal 3 cm : 24 buah
-   Baut ukuran panjang 20 cm diameter 1 cm : 36
-   Paku balok dan papan (4 – 6 inchi)
-   Pelampung sterofoam, drum plastik
-   Jangkar besi 25 - 50 kg/buah atau beton
-   Tali pelampung dan jangkar menggunakan
tali polyetiline ( pe ) diameter 0,8 cm dan 2 – 2,5 cm
- Ukuran 8 x 8 meter terbagi 4 kotak ukuran 3 x 3 x 3 m
ESTIMASI BIAYA PEMBUATAN RAKIT

1.Rakit konvensional :
• Bahan : Bambu yang sudah tua, pelampung drum
plastik plastik, tali pengikat, bahan PE
• 1 Unit ukuran 8 x 8 M, 4 lubang
• Biaya : Rp. 3 juta
• Estimasi umur teknis : 2 tahun
2.Rakit kayu :
• Bahan : Balok, papan, pelampung stereofoam, tali
pengikat bahan PE, baut stainless, tali jangkar dan
jangkar
• 2 Unit ukuran 16 x 8 M (8 lubang) bersambung
• Biaya : Rp. 19 juta
• Estimasi umur teknis : 5 tahun, dengan kemungkinan
rehab papan pijakan
3.Rakit (KJA Tahan Lama) :
• Bahan : Pollyethelene High Density, paralon bulat
atau segiempat, tanpa pelampung, baut stainless, tali
jangkar dan jangkar
• 1 Unit ukuran 8 x 8 M (4 lubang).
• Biaya : Rp. 100 juta
• Estimasi umur teknis : 15 tahun dengan kemungkinan
rehab pada sambungan
Gambar 2. Desain dan layout 1 blok petakan KJA berikut sarana penunjang pada
budidaya kerapu. Keterangan :A : Rumah Jaga (6x6 m); B : Gudang ukuran 3x8 m,
terbagi menjadi 3 sekat untuk gudang pakan basah, gudang pakan pellet, gudang
jaring dan peralatan; C : KJA Karantina (8x8 m); D : Rumah Kerja (4x8 m); E : Ponton
semprot jaring & Penjemuran (8x8 m)
3.Kebutuhan sarana dan prasarana budidaya ikan kerapu

• KJA
3m

3m

3m

Gambar
Bentuk dan
Ukuran
3m Kurungan
3m
8m
3 3
m m

Gambar
Pelampung tampak
depan

8m
3m 3m

Gambar 4.
Pelampung tampak
samping
Waring berkualitas baik,
• Ukuran mata waring : 2-4 mm, Biasanya untuk pemeliharaan
tahap pendederan
• Ukuran 1 x 1 x 1,5 m (2 m)
• Satu petak terbagi menjadi 4 waring.

Jaring
• Bentuk kubus atau kotak
• Wadah penggelondongan (1 x 1 x 1,5 m)
• Wadah Pembesaran (3 x 3 x 3 m) atau sesuai dengan ukuran
kotak KJA
• Bahan PolyEthylene (PE), Ø = 0,75 – 1,5”
(dengan ∑ serabut, D12 ; 15 ; 18-21 & 25).
• Tali ris berbahan PE dengan ukuran 6 mm (0,75-1 “), 8 mm (1,25
“) dan 10 mm (1,5”)
2. SARANA PENUNJANG

• Rumah jaga
• Sarana transportasi ( kapal, perahu )
• Penyimpanan pakan ( frezeer, cold box )
• Peralatan kerja
• Mesin semprot jaring
• Peralatan treatmen / Pengobatan (aerasi, bak
vol. 1 ton )
3. PRASARANA
3.1 Jalan
Untuk kelancaran transportasi dalam pengangkutan bahan
– bahan karamba jaring apung dan penjualan hasil panen

3.2 Air Tawar


-  Untuk kebutuhan manusia ( mck )
-  Untuk kebutuhan kegiatan budidaya / treatmen dan
mencuci peralatan kerja

3.3 Listrik
-  Untuk penerangan
-  Dan untuk kegiatan lainnya ( Frezeer dll )
4. Faktor Pendukung
Infrastruktur (prasarana)
• Infrastruktur berupa sarana transportasi transportasi darat, pelabuhan
laut, pelabuhan udara, cold storage, pabrik pakan dan armada
penangkapan ikan rucah, sumber air tawar dan akses telekomunikasi di
daratan terdekat sangat mendukung kesuksesan budidaya ikan kerapu.

Sosial Ekonomi
• Budidaya ikan kerapu juga sangat perlu didukung oleh faktor sosial
ekonomi masyarakat terdekat . Masyarakat sekitar secara sosial dan adat
istiadat tidak menolak adanya aktifitas budidaya ikan. Di samping itu juga
tersedia cukup sumber daya manusia yang dapat dilibatkan dalam usaha
budidaya baik secara langsung maupun tidak langsung untuk
meningkatkan kehidupan ekonomi.
Persyaratan Lokasi

• Jauh dari muara sungai yang memungkinkan terjadinya


penurunan salinitas dan penumpukan material padat yang
terbawa aliran air sungai.
• Jauh dari sumber-sumber pencemaran dan polusi perairan baik
yang berasal dari kegiatan industri, pertambangan, dan aktifitas
antropogenik lainnya.
• Tidak berada di dalam jalur transportasi baik alur laut domestik
maupun internasional.
• Sesuai dengan peruntukan berdasarkan ketetapan dari
Pemerintah Daerah (RUTR dan RUTW) setempat,
• Tidak berada di wilayah yang sedang dalam sengketa.
• Mempunyai titik koordinat berdasarkan global positioning system
• Memenuhi persyaratan parameter fisik dan kemis dengan nilai
skor berada pada golongan I atau setidaknya golongan II,
sebagaimana diuraikan pada Tabel di bawah.
Tabel 1. Persyaratan parameter fisik dan kemis
-

No. Parameter Bobot I II III


Kelas Skor Kelas Skor Kelas Skor
1 Keterlindungan 25 Sangat terlindung 5 Terlindung 3 Terbuka 1
2 Kecepatan arus (m/detik) 25 0,2 - 0,3 5 0,1-<0,2 atau>0,3-0,4 3 <0,1 atau 1
>0,4
3 Kedalaman (m) 15 15 – 25 5 6-<15 atau >25-40 3 <6 atau >40 1
4 Substrat dasar 15 Pasir berkarang 5 Pasir berlumpur 3 lumpur 1
5 Kecerahan (cm) 10 85 - 100 5 70 - <85 3 <70 1
6 Salinitas (o/oo) 10 30 - 33 5 29 atau >33 - 35 3 <29 atau >35 1
o
7 Suhu ( C) 10 27 – 30 5 24 - <27 atau >30 - 34 3 <24 atau >34 1
8 Oksigen Terlarut (ppm) 10 7–8 5 5 - <7 atau >8 – 10 3 <5 atau >10 1
9 pH 10 7,5 – 8 5 7-<7,5atau>8 - 8,5 3 <7 atau >8,5 1
Total Bobot Skor 650 390 130
Sumber: Modifikasi dari Ali (2003), Hartami (2008), Tlensongrusmee et al (1986) di dalamSunyoto (1997)
BUDIDAYA KERAPU DI KJA
ADA 3 ( TIGA ) TAHAPAN :

1. TAHAP PENDEDERAN
2. TAHAP PENGGELONDONGAN
3. TAHAP PEMBESARAN
Sumber benih & kualitas benih
Kriteria Benih
• Berasal dari hatchery atau unit pembenihan yang telah
menerapkan Cara Pembenihan Ikan yang Baik (CPIB),
• Berukuran minimal 7 cm, ukuran 50 – 75 gram dengan
panjang badan 15 – 17 cm atau telah dipelihara 6 bulan
dari lepas pembenihan (7 – 9 cm)
• Bentuk tubuh : anggota organ tubuh lengkap, tidak cacat
dan tidak nampak kelainan bentuk, sehat serta bebas
penyakit (dilengkapi dokumen bebas penyakit dari lembaga
yang berwenang)
• Gerakan / perilaku : responsif, bergerombol, respon
terhadap pakan aktif, sangat responsif.
Padat Tebar berdasarkan fase pemeliharaan

TAHAP PEMELIHARAAN
NO. KEGIATAN
PENDEDERAN PENGGELONDONGAN PEMBESARAN

1. Padat Tebar (ekor/m3) 175 - 200 120 - 150 15 - 20

Lama Pemeliharaan
2. 1,5 - 2 1,5 - 2 7-9
( Bulan )

3. Sintasan ( % ) 85 90 90

4. Jumlah pakan (%/hari) 15 - 20 10 - 15 6 - 10


PENGANGKUTAN DAN PENEBARAN BENIH
GRADING/PEMILAHAN UKURAN
• Untuk mendapatkan ukuran relatif seragam
• Mengurangi saling memangsa ( kanibalisme )
• Menekan angka kematian
PAKAN KERAPU
• Jenis Pakan
- Pakan Rucah (60%)
- Pakan Buatan (Pellet) 40%

• Teknik Pemberian Pakan


- Dosis
- Frekuensi
- Penambahan multivitamin
PERBANDINGAN RUCAH - PELET
PARAMETER RUCAH PELET
NUTRISI BAIK CUKUP
KETERSEDIAAN VARIASI MUDAH
KONTINUITAS KURANG BAIK
DAYA TAHAN KURANG BAIK
APLIKASI CUKUP BAIK
ECONOMICALLY BAIK CUKUP
(SEKARANG)
NUTRISI RUCAH DAN PELET

NILAI (%)
NO PARAMETER

IKAN RUCAH PELET

1. PROTEIN 60.78 50.13


2. LEMAK 10.23 9.15
3. KARBOHIDRAT 19.12 17.81
4. SERAT 3.72 1.06
5. ABU 12.41 15.36
6. AIR 7.55 6.49
Tabel ukuran pelet dan penggunaannya

Jenis Pakan Bentuk Ukuran ikan Feeding Frekuensi


Rate pemberian
pakan

KRA 1 Crumble 0,3 – 0,5 gr 6-5% 6 kali/hari


KRA 1,3 Crumble 0,5 – 1 0 gr 5-4% 6 kali /hari
KRA 1,6 Crumble 1 – 3 gr 4-3% 6 kali/hari
KRA 3 Pelet 3 – 10 gr 3-2% 4 kali /hari
KRA 5 Pelet 10 – 50 gr 2-1,5% 4 kali / hari
KRA 7 Pelet 50 – 100 gr 15 – 1,2% 3 kali / hari
KRA 10 Pelet > 100 gr 1,2 – 1% 3 kali / hari
Cara menghitung kebutuhan pakan ikan per hari :
1.Ambil 10 ekor ikan dan hitung total berat ikan tersebut,
misal didapatkan total berat ikan 1000g berarti 1000 g/ 10
= 100 gram.
2.Hasil sampling tadi dikali jumlah padat tebar yang telah
dikurangi oleh kematian misalkan padat tebar perwaring
500 ekor dan catatan kematian menunjukan telah terjadi
kematian benih dengan jumlah 10 ekor maka jumlah
individu dalam waring tersebut 490 ekor.
3.Maka berat biomass pada waring tersebut 100 gram x 490
ekor = 49.000 gram = 49 kg.
4.Total kebutuhan pakan dapat dihitung seperti ini : 49 kg x 8
% = 3,92 kg perhari
• Monitoring
pertumbuhan
- Sampling
pertumbuhan berat
dan panjang ikan

• Penggantian jaring
- Tujuan
- Waktu penggantian
jaring
- Perawatan jaring
Panen
Pemanenan
1. Teknik pemanenan :
• Waktu panen
• Peralatan panen
• Sampling

2. Metoda panen
• Panen total
• Panen sebagian

3. Teknik panen
• Panen ikan hidup
• Panen ikan mati
Panen hidup ukuran kosumsi super 500 gr
per ekor
,
5.Hama & Penyakit

PENGAWASAN : Sebagai komoditas expor pada pasar global maka produk


budidaya kerapu yang dihasilkan harus memenuhi beberapa persyaratan
yaitu Jaminan mutu (quality assurance), keamanan pangan (food safety),
ketelusuran (traceability), dan ramah lingkungan (environmental friendly).

Pengelolaan Kesehatan Ikan dan Lingkungan


meliputi : (1). Pengelolaan Lingkungan; (2).
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan; (3).
Pengawasan Penggunaan Obat Ikan; dan  (4).
Monitoring Residu.
Dengan demikian diharapkan
terwujudnya budidaya yang sehat
dan berkelanjutan serta
menghasilkan produk yang aman
dikonsumsi.
Gejala Umum Ikan Sakit
• Perubahan warna
• Kehilangan nafsu makan
• Produksi lendir berlebihan
• Berenang tidak normal
• Luka pada bagian tubuh
• Pertumbuhan lambat
• Bentuk tubuh tidak normal
Penyakit Parasitik

Ektoparasit

• Trichodina sp. (insang)


• Cryptocaryon irritans (insang & kulit)
Protozoa • Amyloodinium ocellatum (insang)

• Benedenia sp. dan Neobenedenia sp


(kulit)
Trematoda • Pseudorhabdosynochus sp. (insang)
• Diplectanum sp. dan Haliotrema sp.
(insang)
Penanggulangan

Perendaman air tawar +/- 10 menit


Trichodina Formalin 25 – 30 ppm
Cryptocaryon sp. Copper sulfat 0,5 ppm;
Formalin 25 ppm (5 – 7 hari)
Amyloodinium sp. Copper sulfat 1,25 ppm (7 – 10 hari)
Formalin 250 ppm, 1 jam
(tergantung ukuran ikan)
Trematoda insang Formalin 30 ppm
Penyakit Bakterial
Vibrio Pseudomonas
Streptococcus sp.
Flexibacter
sp. sp.
sp.

Penyebab:
 Stres karena kepadatan & mutu
pakan
 Lingkungan yang buruk
 Luka akibat infeksi parasit
Gejala Klinis :
nafsu makan berkurang

bercak kemerahan pada permukaan tubuh

sirip geripis dan luka – luka

insang kuning
Pengendalian penyakit bakterial

 Manajemen kualitas air


 Perendaman dengan 3-10 ppm acriflavin,
 Aplikasi imunostimulan
 Aplikasi vaksin (melalui pakan, injeksi,
perendaman)
 Penggunaan antibakteri (atas rekomendasi
dokter hewan)
Prinsip Pengendalian Penyakit
1. Pencegahan
• Memutus hubungan ikan dan patogen
• Meningkatkan ketahanan ikan
• Meningkatkan kualitas air
• Perbaikan sanitasi lingkungan
• Hindari pemberian pakan yang berlebih
• Pakan yang diberikan dalam keadaan segar dan bersih.
• Hindari luka akibat penanganan
• Ganti wadah dan bersihkan dari biota yang menempel,
seperti teritip.
• Ketersediaan pakan selalu tersedia dan dalam jumlah
yang cukup
2. Penyembuhan / pengobatan,
menekan infeksi / penularan,
mengurangi penyebaran

3. Pemberantasan
- sanitasi lingkungan
- pemusnahan ikan yang terinfeksi
- penutupan sementara

Anda mungkin juga menyukai