Anda di halaman 1dari 25

PEMBENIHAN

KEPITING
OLEH

DR. MUSLIMIN, S.Pi., M.P

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI


PANGKAJENE KEPULAUAN
2020
PERSIAPAN SARANA DAN PRASARANA
NO JENIS SARANA KETERANGAN
1 Bak penampungan  Volume min. 5 m3
induk  Kedalaman 60 cm – 100 cm
 Bahan: tembok semen atau fiberglass
2 Bak pematangan dan  Bersudut tumpul
perkawinan induk  Volume min. 5 m3
 Kedalaman 60 cm – 100 cm
 Bahan: tembok semen atau fiberglass
3 Bak pemijahan dan  Bentuk segiempat, bundar atau lonjong
penetasan telur  Volume min. 1 m3
 Kedalaman 80 cm – 125 cm
 Bahan: tembok semen atau fiberglass
4 Bak penampungan air  Volume min. 40% dari total volume bak
dan filtrasi terpasang
 Bak filtrasi terpisah dan menjamin air
laut mengandung TSS < 5 mg/l
 Bahan: tembok semen atau fiberglass
Lanjutan
5 Bak pemeliharaan  Bahan: tembok semen atau fiberglass
larva  Bentuk segi empat, bundar atau
lonjong Volume 5 m3 – 20 m3
 Kedalaman bak 1,2 m – 1,5 m
 Kedalaman air 1,0 m – 1,3 m
 Dasar bak miring 2% - 5% ke arah
pembuangan
6 Bak kultur pakan  Bahan: bak tembok atau fiberglass
alami  Bentuk: segiempat, bundar atau lonjong
 Kapasitas 10% - 20% dari kapasitas total
bak larva
7 Wadah penetasan  Wadah dengan dasar bak kerucut
kista Artemia  Volume minimal 20 liter
8 Bak penampuang air  Volume 40% dari total volume bak
dan filtrasi terpasang
 Bak filtrasi terpisah
9 Bak pemanenan dan  Ukuran luas ± 3% dari luas bak
penampungan benur pemeliharaan larva
 Kedalaman 0,5 m – 0,7 m
Volume bak min. 100 liter
Lanjutan JENIS
NO KETERANGAN
PRASARANA
1 Tenaga listrik  Generator dan atau PLN
2 Aerasi  Blower/hiblow, selang aerasi, batu aerasi
 Jarak antar titik aerasi 40 – 60 cm
 Tekanan aerasi 2 liter/menit/batu aerasi
3 Tutup bak  Plastik berwarna (biru, coklat, orange)
4 Peralatan lapangan  Seser, paralon berlubang untuk pengeluaran
air, gayung, ember, timbangan dengan skala
0,1 g – 10 g, selang, saringan pakan, saringan
benur, alat siphon dan peralatan panen

5 Peralatan  Pengukur kualitas air (DO meter, termometer,


laboratorium salinometer atau refraktometer, pH meter atau
kertas lakmus

6 Pompa air  Pompa air laut yang dapat memompa air laut
dengan volume minimal 30%/hari dari total
volume air yang dibutuhkan
 Pompa air tawar dengan kapasitas minimal 5%
dari total volume air baik
Desain Sederhana Panti Benih Rajungan

Desain Hatchery/Panti Benih Rajungan


Lanjutan

Keterangan :
A : Rumah Pompa E : Bak pemeliharaan megalopa
B : Bak penampungan air F : Bak pemeliharaan juvenil
C : Bak induk/pemijahan G : Bak pakan alami
D : Bak pemeliharaan larva (Zoea) H : Rumah jaga/laboratorium
Komponen

1. Air
2. Induk
3. Pakan
4. Larva
5. Obat-obatan
Air
 Kualitas : fisik, kimia dan biologi (suhu 27 –
30oC, salinitas 30 – 36 ppt, pH 7.5 – 8.5, DO
>5 ppm, ammonia <0.1 ppm, nitrit <0.02
ppm)
 Kuantitas : Dikuasai sepanjang tahun
 Sumber : Bersih, bebas pencemaran
 Penanganan : filter pasir masuk ke tandon,
kemudian disterilkan dengan Sodium
hypochlorit dan dinetralkan dengan Sodium
thiosulfate.
Air………
 Penggantian air : Zoea-2 20% per hari dst
 Diupayakan, pada saat pergangtian air
tidak terjadi perubahan secara drastis
(salinitas, suhu, pH, O2, amoniak, dll)
 Obat-obatan yang digunakan selama
melakukan pemeliharaan larva rajungan
adalah antibiotik Erithromycin 1,3 ppm,
treflan 0,02 ppm dan Furazolidon 1 ppm.
Monitoring Kualitas Air
Induk
 Organ lengkap/tidak cacat
 Pergerakan lincah
 Membawa telur pada abdomennya dengan
warna telur orange sampai hitam
 Panjang karapas sekitar 6,0 – 7,5 cm
 Lebar karapas sekitar 10 – 15 cm
 Bobot tubuhnya 200 – 250 gr
 Semakin besar induk semakin banyak telur
yang dihasilkan (400 an ribu sampai lebih dari
satu jutaan)
Proses Kopulasi Kepiting (foto: Aldrianto, 1994)
INDUK YANG SIAP MEMIJAH
Siklus Hidup
Rajunagan
INDUK YANG SIAP MEMIJAH
 Induk yang siap memijah ditempatkan
pada bak/wadah pemijahan
 Setelah memijah, induk kepiting
dipindahkan ke bak penampungan induk
 Benih kepiting yan baru menetas (Zoea-1)
dipindahkan ke bak pemeliharaan larva
dengan kepadatan 50 ekor/liter
 Sejak hari pertama (umur 1 hari/D1) sudah
mulai diberikan pakan
Siklus Hidup Kepiting Bakau
Larva
 Penanganan air
 Monitoring pertumbuhan
 Monitoring penyakit
 Panen dilakukan setelah seluruh larva memasuki
stadia crab-1, yakni setelah berkisar 30 – 40 hari
pemeliharaan. Ukuran crab-1 yang dipanen
mempunyai lebar karapas antara 2 – 4 mm dan
panjang 2 – 4 mm
 Semakin tinggi stadia benih kepiting, semakin
diturunkan kepadatannya
Jenis dan Dosis Pakan yang Diberikan
selama Pemeliharaan Larva Rajungan
Ukuran
Dosis partikel Frekuensi Kepadata Kepadata
Stadia pakan pakan pemberian rotifera artemia
Larva komersial komersial (kali/hari) (ind./mL) (ind./mL)
g/M3/hari
(μm)

Zoea- 1 0,5 – 2 5 – 30 3 7 0,5

Zoea- 2 2–3 30 – 90 3 10 1,0

30 – 90 dan
Zoea- 3 4–5 3 15 1,5
150 – 200

Zoea- 4 6–8 150 – 200 3 20 2,0

Megalopa 8 – 10 150 – 200 3 - 2,0


Sampling Benih
Kepiting Muda yang Siap Tebar
Produksi Benih dan Penebaran
Panen Umur 3 Bulan
Sekian
dan
Tugas
1. Jelaskan tujuan dari pembenihan kepiting
2. Jelaskan permaslaahan pembeihan kepiting
3. Jelaskan perbedaan habitat antara
Rajungan dengan kepiting bakau
4. Tuliskan jenis sarana yang dibutuhkan pada
pembenihan kepiting beserta fungsinya
masing-masing
5. Tuliskan jenis prasarana yang dibutuhkan
pada pembenihan kepiting beserta fungsinya
masing-masing
Lanjutan ……….Tugas
1. Jelaskan, mengapa pada saat penggantian
air pada benih kepiting sedapatmungkin
dihindari terjadinya perubahan parameter
kualitas air?
2. Jelaskan persyaratan induk kepiting yang
akan dipijahkan
3. Jelaskan, mengapa kepadatan benih
diturunkan seiring dengan meningkatnya
stadia benih
4. Contoh:

Anda mungkin juga menyukai