Anda di halaman 1dari 9

Budidaya Kepiting Soka

Teknik Pemoultingan Kepiting (scylla sp) Cangkang Lunak Serta Penanganan Hasil Panen

Pemilihan Lokasi

Menentukan lokasi Budidaya yang baik sangat membantu dalam keberhasilan budidaya, dalam artikel ini
akan di bahas budidaya kepiting soka di Tambak Mandiri Jaya. Tambak Mandiri Jaya mempunyai tekstur
tanah liat yang berpasir, sumber air tambak dari laut lepas terlebih dahulu ditampung ditambak
penampungan, jarak sumber air dengan tambak pemeliharaan sekitar 350 meter dari bibir pantai, untuk
pH tanah yang berada di tambak Mandiri Jaya 4-5, dari hasil pengamatan kualitas air suhu air berkisar
28-32 derajat C, salinitas 24-30 ppt, pH 4-5 hal ini sangat cocok dengan pendapat Afrianto dan Liviawaty
(1992), tambak yang dialih fungsikan dari budidaya udang ke budidaya kepiting lunak tersebut memiliki
daya dukung lahan yang sangat sesuai untuk kepiting lunak. Setiap lahan tambak pemeliharaan terdapat
40 sampai dengan 50 keranjang kurungan yang dibuat dari bambu yang di beri sekat sebanyak 140 sekat
sehingga kepiting tidak keluar dari wadah.

Desain Tambak

Bentuk tambak untuk budidaya kepiting bakau yang ada di Tambak Mandiri Jaya persegi panjang dengan
ukuran 60 x 60 m dengan luas 4000 m2 jumlah tambak yang digunakan 4 petakan tambak dimana setiap
tambak ditempatkan 40-50 keranjang pemeliharaan kepiting lunak dimana ditiap sekat mempunyai
ukuran 15 x 15 cm konstruksi pematang terbuat dari tanah. Tambak yang digunakan pada pemeliharaan
kepiting bakau sebanyak empat petak yaitu pada tambak yang sudah dialih fungsikan ke budidaya
kepiting, di tengah areal tambak dibuat saluran pembuangan yang terbuat dari cicin sumur untuk
mempermudah disaat pengeringan lahan
Persiapan lahan

Pengeringan

Pengeringan dasar tambak bertujuan mempercepat proses oksidasi gas – gas beracun dalam tanah,
memberantas hewan – hewan liar, proses pengeringan ditambak mandiri jaya dilakukan selama 1
minggu pengeringan dilakukan pada waktu air laut surut sampai pada titik terendah dibawah dasar pintu
dan saluran pembuangan air. Ciri – ciri dasar tambak yang sudah kering ditandai oleh tekstur tanah yang
tampak retak-retak. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002) yang menyatakan bahwa
pengeringan tanah dasar tambak sebaiknya dilakukan hingga tanah retak - retak dengan tujuan untuk
membunuh mikro organisme patogen yang berkembang di tambak.

Pengapuran

Pengapuran mengunakan Kapur CaCo3 atau kapur Pertanian, Pegapuran sangat berpengaruh terhadap
nilai pH tanah dasar tambak. Pengapuran yang dilakukan dilokasi praktek ini bertujuan untuk menaikan
pH tanah dan memberantas organisme pengganggu yang dapat merugikan kepiting yang di
budidayakan. Pengapuran dengan menaburkan kapur dipermukaan plataran tambak secara merata dan
dibiakan selama 2 – 4 hari. Dosis kapur yang digunakan sebanyak 50 kg dengan luas tambak 4000 m2.

Pemasukan Air

Pengisian air yang dilakukan pada pada saat air pasang, dengan cara menbuka pintu pemasukan,
kemudian air dimasukan kedalam petak tambak setinggi 1.5 m dengan kadar salinitas 24 ‰ yang mana
pada kondisi perairan ini sangat baik untuk kepiting. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002)
Yang menyatakan Pengisian air sebaiknya dilakukan pada saat da pagi atau sore/malam hari sehingga
saat ditebar kepiting tidak mengalami stress.

Persiapan Keranjang Pemeliharaan

Wadah yang digunakan dalam pemoultingan kepiting cangkang lunak yaitu berupa keranjang/sangkak
yang dibuat dari bambu yang dibelah kecil-kecil yang diikat dengan tali PE dan diberi sekat 140 sekat
dengan ukuran tiap sekat 15 x 15 cm dan kemudian diberi pelampung dari sterofoam. Pada gambar 4
dapat dilihat keranjang yang digunakan sebanyak 600 keranjang. tujuan dari pemberian sekat agar
kepiting tidak keluar dan saling menyerang/ kanibal.
Teknik Produksi Kepiting cangkang Lunak

Bibit

Dalam pemeliharaan kepiting lunak kondisi dan kualitas bibit sangat menentukan dalam keberhasilan
budaidaya,Kepiting di tambak Mandiri Jaya berasal dari Panton Labu Nanggroe Aceh Darussalam,
menurut hasil data yang diperoleh dari lapangan bahwa kepiting dari aceh sangat cocok untuk dilakukan
pemoultingan dan kualitas kepiting nya sangat bagus. dari pengamatan yang didapatkan dari lapangan
bahwa kepiting didapatkan dari alam dijual ke pengumpul untuk dikirim ke medan harga kepiting keras
Rp. 29.000-, sampai Rp. 32.000,- per/kg.

Pengangkutan bibit dari Aceh mengunakan transportasi darat dengan jarak tempuh dari Aceh-Medan 4-
5 jam yang mana kepiting dimasukan kedalam keranjang bambu

Metode Pengangkutan dan Penanganan Pengangkutan

Metode Pengangkutan kepiting mengunakan sistem kering yang mana kepiting dimasukan dalam
keranjang yang terbuat dari bambu, selama dalam pengangkutan kepiting terlebih dahulu disiram
dengan air supaya kepiting dapat bertahan lama dalam pengangkutan penyiraman dilakukan sebanyak 4
kali hal ini supaya kepiting tidak mengalami kematian.

Seleksi Bibit

Untuk mencegah tingkat kematian dalam pemeliharaan maka terlebih dahulu dilakukan seleksi kepiting,
kepiting yang sudah tua atau sudah pernah bertelur tidak baik untuk dipemoultingkan, ukuran kepiting
yang dipeliharan berukuran cangkang 10-15 cm, dengan berat 60-150 gram, ukuran tersebut sangat baik
dan sangat cepat dalam proses moulting, kondisi organ tubuh lengkap tidak ada yang cacat dan terluka
dari hasil pengamatan kepiting yang mengalami cacat dan luka tidak bisa moulting dan mengalami
kematian dalam 1-4 hari pemeliharaan.dari hasil pengamatan dan data dari lapangan bahwa penilai jenis
kepiting ada jenis, jantan,betina, dan kepiting banci yang sangat baik untuk diperlihara. untuk Bentuk
kelamin juga harus diperhatikan, kepiting yang bentuk kelamin bulat,berwarna coklat tua tidak bisa
mengalami moulting. hal tersebut sesuai dengan pendapat Kanna (2002).
Ciri-ciri Kepiting Bakau (Scylla seratta) yang baik

Jantan Betina

Berukuran cangkang 10-15 cm

Berat 60-150 gram

Berat 70-150 gram

Ukuran cangkang 10-15 cm

Organ tubuh lengkap

Alat kelamin lonjong

Cangkang berwarna keceklotan dan hijau

Organ tubuh lengkap

Bentuk kelamin Memanjang

Aktif bergerak

Aktif bergerak Berwarna kecoklatan dan hijau

Pematahan Capit dan kaki Kepiting bakau (Scyalla seratta)

pematahan/pemotongan kaki jalan dan capit kepiting, yang mana kaki jalan dan capit di patahkan
bertujuan untuk menghindari kepiting keluar dari keranjang, saling memangsa dan merangsang
pertumbuhan organ yang baru. Kondisi ini sesuai pendapat Syarifuddin dkk.,(2004) dalam husni (2006)
yang menyatakan bahwa teknik pemeliharaan kepiting bakau dengan cara pematahan capit dan kaki
jalan kecuali kaki renang bertujuan untuk menghindari kepiting saling memangsa dan keluar dari
keranjang dan secara biologis dengan pematahan capit dan kaki jalan tersebut dapat merangsang
kepiting lebih cepat untuk proses pertumbuhan atau ganti kulit.

Sebelum dilakukan pemotongan kaki terlebih dahulu kepiting disiram dngan air asin untuk
mempermudah pelepasan pangkal capit dan pangkal kaki secara utuh dan sempurna tanpa merusak
morfologi tubuh kepiting. Proses pematahan dilakukan secara manual menggunakan jarum dan gunting,
pemotongan kaki dilakakukan pada ujung kaki jalan yang mana secara otomatis pangkal kaki jalan patah
sendiri.
Di CV Mandiri Jaya ada dua teknik pemoultingan kepiting lunak yang mana kepiting hanya dipotong kaki
jalan untuk capit dibiarkan hanya ujung capit yang dipotong supaya kepiting tidak bisa mengigit dan
keluar dari kurungan metode ini di namakan metode Popey dikarenakan disaat moulting capit keliatan
besar untuk harga kepiting ini lebih mahal dengan metode biasa dikarenakan setelah moulting kepiting
ini mempunyai capit yang besar dan menarik sehingga lebih mahal dari teknik yang biasa.

Lama masa pemeliharaan kepiting cangkang lunak dengan metode pematahan capit 15-20 hari pada hari
ke 6 kaki kepiting terbentuk terus tumbuh mengikuti perkembangan tubuhnya sehingga pada hari ke 15-
25 sudah keluar individu baru yang berukuran besar tetapi kulitnya masih dalam keadaan lunak. Kepiting
yang berukuran kecil dengan berat 70-80 gram sangat cepat mengalami moulting masa ganti kulit 15
hari. Untuk ukuran 80-50 masa pemeliharaan 20-30 hari Hal ini sesuai dengan pendapat Syaripuddin.,
dkk (2004) dalam Husni (2006) yang menyatakan bahwa secara biologis pematahan capit dan kaki jalan
dapat merangsang organ tubuh kepiting untuk tumbuh kembali. Hal ini disebabkan setelah capit dan
kaki jalan kepiting lepas, kepiting akan terangsang untuk memperbaiki fungsi morfologi tubuhnya
dengan cara melakukan pergantian kulit sehingga akan menjadi kepiting cangkang lunak.

Penebaran

Setelah dilakukan pemotongan kaki dan capit kepiting disiram kembali dengan air asin untuk mencegah
stress penebaran dilakukan pada pagi hari, setiap sekat dimasukan satu kepiting dengan jumlah sekat
yang ada dikeranjang 140 sekat.

Pemberian pakan dan Jenis pakan

Jadwal Pemberian pakan kepiting dilakukan pada sore hari yaitu pada pukul 15.00- 16.00 WIB pakan
yang diberikan yaitu beliung sejenis siput air payau, sebelum diberikan pakan tersebut di cincang kecil-
kecil lalu baru diberikan kekepiting satu persatu untuk satu bagian.

Berdasarkan data di atas diketahui bahwa dosis pemberian pakan Kepiting cangkang lunak berkisar 4 – 6
% dari biomasa dengan frekuensi pemberian satu kali dalam sehari. Hal ini sesuai dengan pendapat
Cholik dkk. (2005) yang menyatakan bahwa sebaiknya pemberian pakan kepiting dilakukan pada sore
hari atau menjelang malam karena kepiting bakau aktif mencari makan pada saat matahari terbenam.
Cara pemberian pakan dapat di lihat pada Gambar 17.

Di tambak Mandiri jaya pemberian pakan tidak teratur pemberian pakan di dilakukan 1 kali sehari, hal ini
berbeda yang dikemukan oleh ada yang di ambil dari study literatur bahwa Pemberian pakan yang
teratur sangat disukai oleh kepiting, Hal tersebut sesuai dengan pendapat Departemen Kelautan dan
Perikanan (2003) yang menyatakan bahwa pemberian pakan harus lebih diperhatikan dengan dosis
antara 5 -15% dari berat kepiting yang dipelihara dan pakan yang disukai oleh kepiting yaitu ikan dan
jenis siput atau dikenal dilapangan beliung.

Pengkontrolan kualitas air

Dalam pemeriharan kepiting bakau pengantian air sangat diperlukan ini memegang penting dalam
keberhasilan budidaya kepiting. Pengelolaan kualitas air sehingga tetap terjaga dan stabil selama masa
pemeliharaan dilakukan pergantian air sebanyak 50 - 70 % pengantian air di Cv Mandiri Jaya pada saat
terjadi pasang surut dan kondisi air yang tidak bagus lagi hal ini ditandai dengan keruhnya dan terjadi
banyak kematian.

Selama melaksakan praktek pergantian air dilakukan secara bertahap pada pagi dan sore hari ini
dikarenakan proses pergantian air harus menunggu air laut pasang. Pengukuran kualitas air dilakukan
setiap hari sebanyak dua kali pada pagi dan pada sore hari. Parameter kualitas air yang diukur meliputi
suhu, pH dan salinitas.

Dari hasil data yang didapatkan pada kualitas air di mandiri jaya terjadi perbedaan kisaran parameter
kualitas air antara pagi dan sore hari kisaran salinitas optimal air tambak adalah 24 – 30 ppt pada sore
hari 25 – 32 ppt dan pH air tambak berkisar antara 4 – 6 sedangkan suhu mencapai 28 – 32 oC dari data
primer yang diperoleh bahwa yang sangat berpegaruh adalah pH dan salinitas bila terjadi pH rendah
maka proses moulting akan lama hal ini di tandai oleh dinginnya air dan maka langkah yang diambil
dilapangan dilakukan pemupukan dengan kapur dolomite.Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kasry
(1996) yang menyatakan bahwa kualitas air dan keberadaan ikan atau hewan liar didalam tambak
adalah merupakan faktor yang berperan dalam menentukan keberhasilan setiap usaha budidaya
ditambak.

Pertumbuhan Dengan Metode Pematahan Capit

Dari hasil pengamatan bahwa kepiting yang berukuran keci berat antara 70-80 gram sangat cepat
melakukan pengantian kulit, Selama masa pemeliharaan berlangsung dilakukan pengamatan terhadap
pertumbuhan. Pengamatan pertumbuhan dilakukan dengan cara sampling berat, panjang karapas, lebar
karapas pada awal tebar dan pada akhir pemeliharaan.hasil uji coba dilapangan untuk pengamatan satu
keranjang hasil sampel 9 kg dengan jumlah 140 ekor, bahwa pertumbuhan masing-masing kepiting
meningkat. Hal ini sesuai dengan pernyataan Syaripuddin dkk., (2004) dalam husni (2006) yang
mengatakan bahwa pertambahan berat yang dicapai setelah moulting 20-25% dari berat awal dengan
berat rata-rata awal penebaran berkisar 80-100 g/ekor dalam masa pemeliharaan 15-20 hari.dapat
dilihat pada gambar 18,19,20,21,22,23,24,25 dibawah ini.

Pada tahap awal pemeliharan yang mana kepiting terlebih dahulu diseleksi berat, dan ukuran
karapas,untuk ukuran berat 70-80 sangat baik untuk dimoultingkan dikarenankan kepiting ini sangat
cepat mengalami ganti kulit (moulting) dan harga dipasaran sangat mahal karena ukuran yang sedang
dan menarik, masa pemeliharan untuk kepiting ini antara 15-25 hari pemeliharaan yang mana ditandai
munculnya organ baru tiap hari organ tersebut mengalami pertumbuhan yang sangat cepat, sehingga
perlu pergontrolan setiap hari untuk mencegah mengeras kembali yang sudah ganti kulit,setelah
pemeliharaan 15-25 hari kepiting dilakukan pemanenan secara bertahap dan penanganan pertama
dilakukan perendaman dengan air tawar untuk mencegah mengerasnya kembali baru kemudian kepiting
dimasukan kedalam mesin pendingin agar kepiting dapat dipertahankan kesegarannya untuk dipasarkan
dalam kondisi beku dan basah/lunak.

Pemupukan susulan

Pemupukan susulan dilakukan pada kondisi cuaca hujan pada kondisi ini kualitas khususnya pH, salinitas,
suhu menurun jadi perlu dilakukan pengapuran, pengapuran mengunakan kapur pertanian atau kaput
Dholomit,

Fungsi untuk pengapuran untuk menaikan pH tanah asam sampai dengan pH yang dikehendaki ialah
dengan pengolahan dan pengeringan tanah yang baik disertai dengan pengapuran secara merata. Hal ini
diperkuat oleh Haliman dan Adijaya (2003) yang menyatakan bahwa jenis-jenis kapur yang digunakan
untuk tambak pemeliharaan yaitu kapur pertanian (CaCO3), Kapur mati (Ca(OH)2 ), dan Dolomit
(CaMg(CO)3) yang berfungsi meningkatkan kapasitas penyangga dan air dan menaikan pH tanah,
pengapuran dilakukan dengan cara ditebarkan yang mana kapur dicapur dengan air supanya tidak
dihepas oleh angin.

Hama dan Penyakit

Selama melaksanakan praktek hama dan penyakit yang menyerang kepiting lunak adalah burung dan
penyakit putih, dari data yang diperoleh bahwa penyakit ini disebabkan oleh buruknya kualitas air di
tambak untuk pencegahan dilakukan pengantian air, serangan penyakit ini ditandai berwarna putih
didalam carapas kepiting serangan penyakit ini dapat menyebabkan kematian hasil data yang diperoleh
bawah tingkat kematian yang disebakan penyakit ini sampai 50 %, penyakit ini bisa menular pada
kepiting yang lain.dapat dilihat pada gambar 26 dan 27 dibawah ini:
Panen dan Pasca Panen

Panen dilakukan secara bertahap pada umur pemeliharaan kepiting sudah mencapai 15 – 20 hari
kepiting sudah mengalami moulting satu persatu .untuk kepiting dengan metoda pematahan capit dan
kaki jalan sangat cepat dalam proses pemoultingan. Pemanenan dilakukan setelah kepiting ganti kulit
(moulting) proses pemanenan diawali dengan pengukuran berat akhir dan pengukuran lebar dan
panjang karapas setelah kepiting ganti kulit harus segera diambil dan direndam air tawar selama 25
menit hal ini dilakukan untuk menghindari kepiting akan keras kembali dan setelah itu kepiting harus
segera di bekukan atau dibungkus kedalam plastik pembungkus untuk dipasarkan.

Teknik Pemanenan dilakukan dengan cara selektif dimana kepiting yang telah melepaskan kulit harus
segera diambil dan dimasukkan kedalam ember yang telah diisi air. Waktu pengontrolan pada saat
panen dilakukan setiap pukul 06.00 – 11.00,– 16.00, 22.00 WIB. Kepiting akan segera ganti kulit apabila
suhu, salinitas berubah dari tinggi kerendah atau sebaliknya dan juga dipengaruhi oleh faktor makanan
yang mencukupi. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Iriani (1989) dalam Mardjono dkk (1992) yang
menyatakan bahwa pada saat kepiting melakukan pergantian kulit (moulting) dipengaruhi oleh faktor
luar yaitu suhu, salinitas dan makanan. Selain itu faktor dalam juga ikut mempengaruhi pergantian kulit
pada kepiting. Penen Pada saat proses Ganti kulit (moulting) kepiting tidak boleh dipegang atau diangkat
dulu karena pada saat itu kepiting membutuhkan tenaga dan gerakan yang cukup kuat sehingga kondisi
kepiting masih dalam keadaan lemah. pengontrolan harus segera ditingkatkan karena kepiting yang
telah melepaskan cangkangnya harus segera diangkat karena apabila terlambat mengangkatnya dalam
waktu diatas 4-6 jam maka kepiting tersebut akan keras atau utuh kembali dan apabila itu terjadi maka
kepiting akan dengan mudah keluar dari sekat karena organ morfologinya sudah utuh atau normal
kembali. Setelah dilakukan pemanenan kepiting disimpan didalam kotak yang dibuat dari kayu supanya
kepiting dapat bertahan dalam 1-2 hari.

Hal tersebut sesuai dengan Pendapat Departemen Kelautan dan Perikanan (2003) Molting atau ganti
kulit sebagaimana hewan jenis crustacea, maka kepiting juga mempunyai sifat seperti crustacea yang
lain, yaitu molting atau ganti kulit. Setiap terjadi ganti kulit, kepiting akan mengalami pertumbuhan
besar beratnya. Selama proses ganti kulit, kepiting memerlukan energi dan gerakan yang cukup kuat,
maka bagi kepiting dewasa yang mengalami pergantian kulit perlu tempat untuk proses yang sesuai dan
terhindar daru ganguan.

Penanganan pasca panen

Setelah dilakukan pemanenan maka kepiting dimasukan kedalam air tawar selama 25-30 menit supaya
kepiting tidak kembali mengeras setelah dilakukan perendaman maka kepiting dimasukan kedalam
kotak yang terbuat dari kayu supaya kepiting dapat bertahan lama 1-2 hari lalu baru dilakukan
pembungkusan dan di dinginkan untuk kepiting yang permintaan pasar lunak basah, untuk yang
permintaan pasar yang beku maka kepiting dibekukan selama 1-2 hari baru dilakukan pengepakn
didalam sterofoam yang kemudian dipasar kan dimedan dan luar negeri.

Selain dilakukan pemoultingan di tambak mandiri jaya melakukan pengambilan dan pemamfaatan kaki
jalan kepiting, untuk capit di ambil isi daging yang didalamnya sebelum dikeluarkan isi capit terlebih
dahulu dilakukan perebusan sampai capit berwarna merah sehingga mudah mengeluarkan isi dalamya,
harga jual untuk capit yang sudah diambil isi capitnya dipasarkan Rp.40.000- Rp.45.000, untuk capit yang
belum dikeluarkan isi capit dijual dengan harga Rp.13.000, dan untuk kaki jalan yang sudah diambil kaki
jalanya dipasarkan Rp.20.000-Rp 25.000 untuk kaki jalan yang masih utuh dijual Rp 1.500.

Pemasaran

Untuk pemasaran kepiting cangkang lunak ini sangat luas pemasaran didalam negeri saja belum dapat
dipenuhi pemasaran dalam negeri kepitng ini dipasarkan diwilayah Medan, Jakarta, Surabaya dan
Bandung harga untuk pemasaran dalam negeri Rp. 60.000, sampai dengan Rp 65.000-,untuk permintaan
luar negeri kepiting sebelumnya ditampung dipabrik (coll storage) di Kawasan Industri Medan (KIM)
setelah memenuhi syarat ekspor baru dikirim dalam kontainer permintaan pasar luar negeri seperti
Jepang, Amerika Serikat, Singapura dan Malaysia Harga nya pun lebih tinggi dibanding kepiting biasa
karena dari komoditas ini adalah seluruh organ tubuhnya lunak sehingga dapat dimakan secara
keseluruhan tanpa harus susah payah memisahkan antara daging dan cangkangnya.

Anda mungkin juga menyukai