Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Air merupakan kebutuhan utama dan mendasar dalam setiap kehidupan manusia. Air
memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan ekosistem, namun tak jarang
kepedulian akan lingkungan mereka abaikan sehingga menyebabkan kerusakan ekosistem
yang berdampak sangat buruk bagi kehidupan manusia. Selain itu dampak buruk pencemaran
air dirasakan oleh makhluk hidup lainnya seperti binatang dan tumbuhan. Penyebab terbesar
pencemaran air tersebut adalah limbah industri dan juga tak jarang orang-orang membuang
sampah di sungai-sungai.
Biota air sungai yang terdiri dari plankton dan benthos. Plankton merupakan suatu
organisme yang hanyut bebas didalam air dan memiliki daya renang sangat lemah. Plankton
terdiri dari dua golongan yakni Fitoplankton dan Zooplankton. Fitoplankton merupakan
tumbuhan renik yang bebas melayang dan hanyut dalam air serta mampu berfotosintesis.
Sedangkan zooplankton merupakan hewan air yang berukuran renik, dapat ditemukan
didalam air tawar maupun air laut. Bentos merupakan organisme air yang mendiami dasar
perairan dan tinggal di dalam atau pada sedimen dasar perairan yang berperan penting dalam
proses dekomposisi dan mineralisasi material organik yang masuk perairan. Berdasarkan sifat
hidupnya bentos dibedakan menjadi dua yakni fitobentos dan zoobentos. Fitobentos
merupakan organisme bentos yang bersifat tumbuhan. Sedangkan zoobentos merupakan
organisme bentos yang bersifat hewan.
Ada beberapa parameter yang digunakan dalam pengukuran kualitas air yakni meliputi
sifat fisik, kimia dan biologis. Untuk parameter biologis, indikator pencemaran lingkungan
perairan dapat ditentukan dengan keberadaan bakteri, ganggang, bentos, plankton dan ikan
tertentu. Dengan demikian, keberadaan plankton dan bentos dapat dijadikan indikator
perubahan biologi perairan sungai. Plankton memegang peran penting dalam mempengaruhi
produktifitas primer perairan sungai. Sehingga dapat digunakan sebagai bioindikator
perairan. Demikian pula dengan bentos juga dapat digunakan sebagai indikator biologis
dalam mempelajari ekologi sungai
1.2. Tujuan
Mengetahui teknik pengambilan biota air
2. Mengetahui jenis biota air
1.

II.
2.1. Waktu dan Tempat
2.2. Alat dan Bahan

BAHAN DAN METODE

Alat yang digunakan dalam sampling air sungai yaitu Ember, Botol, Plankton net untuk
mengambil sample plankton dan Ekman Grab untuk mengambil sampel benthos pada
perairan tergenang serta bahan yang digunakan air sungai, kapas dan Bahan pengawet yang
biasa digunakan adalah H2SO4, larutan glugol dan pH dengan cara pengasaman.
2.3. Metode Pengumpulan Data
Parameter yang diamati untuk biota perairan ini dibedakan dalam 3 golongan yaitu:
plankton (fitoplankton dan zooplankton), benthos dan nekton (ikan). Untuk plankton dan
benthos parameter yang diteliti meliputi identifikasi jenis, kelimpahan, indeks
keanekaragaman, indeks keseragaman, dan indeks dominansi. Sedangkan untuk ikan hanya
jenis dan nilai ekonomis dari masing-masing jenis tersebut serta status jenis (jenis yang
dilindungi atau tidak). Oleh karena itu, pengumpulan datanya juga dibedakan dalam 3 cara
yang berbeda, antara lain:
Plankton
Titik pengambilan contoh plankton dan benthos sama dengan titik pengambilan contoh dan
pengukuran kualitas air permukaan. Dalam hal ini titik sampling ditentukan secara purporsif.
Pengambilan contoh plankton dilakukan dengan sistem pemampatan air, yaitu 30 atau 50 liter
air. Untuk air yang terlihat agak kehijauan yang diduga disebabkan oleh banyaknya jenis
plankton yang ada maka contoh air yang diambil cukup 30 liter saja, sedangkan untuk air
yang agak jernih dan diduga tidak banyak planktonnya maka contoh air yang dimampatkan
sebanyak 30 liter.
Sistem pemampatan air yang digunakan yaitu menggunakan plankton net No.25 atau dengan
meshsize 60 um.
Contoh air diambil dengan menggunakan ember yang sudah diketahui volumenya yaitu 10
litrer. Air tersebut disaring dengan menggunakan plankton net, sehingga semua plankton yang
ada akan tertampung dalam botol koleksi yang sudah terpasang pada ujung bawah plankton
net tersebut. Volume air yang ada dalam botol koleksi sebanyak 60 m. kemudian contoh
plankton tersebut dipindahkan ke dalam botol sampel diawetkan dengan menggunakan
larutan LUGOL sampai air sampel berwarna the, biasanya sekitar 1 ml lugol. Kemudian botol
sampel ditutup rapat dan disimpan dalam box sampel.

Benthos
Pengambilan contoh benthos dilakukan dengan menggunakan Ekman grab. Ekman grab yang
berukuran bukaan 15,5x 15,5 cm. Ekman grab diturunkan sampai didasar perairan yang
berlumutan, kemudian setelah didasar ekaman grab ditutup. Sehingga lumpur dapat terlabil
dengan baik. Lumpur tersebut disaring dengan saringan (seieve) yang berukuran masih 0,01
mm. benthos yang masih bercampur dengan sarasah atau sisa berbagai partikel lumpur dan
lain lain dimasikkan dalam botol sampel benthos dan diawetkan dengan menggunakan

formalin. Pengawetaan dengan menggunakan formalin ini sampai konssentrasi dalam botol
sampel benthos tersebut mencapai 10%. Setelah botol sampel benthos ditutup rapat dan
disimpan dalam box.
Lokasi pengambilan benthos sama dengan benthos lokasi pengambilan plankton dan
pengambilan contoh dan pengukuran kualitas air.
Nekton
Untuk mendapatkan jenis-jenis ikan yang ada di perairan sekitar areal perkebunan kelapa
sawit PT.xxxxxxx dilakukan dengan wawancara dengan penduduk terutama dengan
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan atau masyarakat yang mengetahui tentang jenisjenis ikan yang biasa mereka lihat atau tangkap. Disamping itu, jika mengkinkan akan
melakukan penangkapan langsung di lapang dengan menggunakan jala experimental. Lokasi
penangkapan ikan adalah lokasi yang representative untuk penangkapan ikan disungai barito
bagian muara. Data ini juga lebih banyak yang dilakukan dengan wawancara dengan nelayan
atau penduduk yang lebih banyak mengenal jenis ikan di wilayah ini.
2.4. Metode
1. Tentukan sungai yang akan di ambil sampel airnya
2. Deliniasi di citra titik-titik daerah sungai yang akan di ambil sampelnya, hal ini untuk
mempermudah dan mempercepat proses pengambilan sampel air.
3. Datang kelokasi sesuai dengan titik pengambilan sampel air sungai yang sudah di

deliniasi di citra, lokasi antar titik yang telah di tentukan adalah berjarak 200 meter
antar titik pengambilan sampel.
4. Siapkan botol air minum yang sudah di bersihkan, botol air minum harus di bersihkan

hal ini bertujuan untuk menghilangkan zat-zat cair dari bekas minuman, agar sampel
air nantinya tidak tercampur dengan zat-zat air minum.
5. Carilah titik pengambilan sampel air, tempat yang tepat untuk di ambil sampelnya
adalah daerah tali arus (strem flow).
6. Saat mengambil sampel usahakan botol berada di dalam air sepenuhnya isi sampai

penuh.
7. Saat air sudah penuh tutup botol tersebut di dalam air juga, hal ini bertujuan untuk

menghindari ikut sertanya air kedalam botol. Dan usahakan tidak ada samasekali
gelembung udara maupun kandungan udara di dalam botol agar tidak merusak
kandungan zat yang ada di sampel tersebut.
8. Setelah selesai simpan botol dengan aman, pengetesan sampel sebaiknya kurang dari

24 jam setelah pengambilanya dari sungai, hal ini bertujuan untuk menghindari
reaksi-reaksi yang mungkin bisa terjadi jika air dibiarkan di dalam botol dalam jangka
waktu yang lama.
2.5. Analisis Data

Kelimpahan
s 1
N=n
a V
Dimana :
N
=
n
=
s
=
a
=

kelimpahan plankton (ind./l)


jumlah individu spesies ke-i
volume sampel yang tersaring (ml)
volume tetes sampel yang diamati dibawah mikroskop (sebanyak
0.05ml)
V
=
Volume air disaring (liter)
Kelimpahan benthos dihitung dengan rumus konversi sebagai berikut:
1000
N=xi
A
dimana
N
=
xi
=
A
=

kepadatan spesies benthos ke-i (m2)


jumlah individu spesies ke-i
luas Grab-Sampler (cm2)

Indeks keanekaragaman (Diversity Index)


Keragaman fitoplankton dihitung dengan simpsons diversity index (margalef, 1978)
yaitu:
1D=1 pi 2
dimana
1-D
=
pi
=

Indeks keragaman simpsons


ni/N

Indeks keseragaman (evenness)


Keseragaman sepesies plankton dihitung dengan rumus, sebagai berikut:
H'
E=
Hmaks
dimana:
H
=
indeks keanekaragaman
'
H = pi log pi (Shannon diversity index)
Hmaks =
S
=

In S
jumlah spesies (Pielou, 1975).

Indeks Dominansi Jenis


Dominansi jenis benthos dan plankton diukur menggunakan persamaan simpson
(1949), sebagai berikut :
s
n
C= i 2
1=1 N

[ ]

dimana
C
=
S
=

Indeks dominansi jenis (kisaran 0-1)


Jumlah taksa

i
N

=
=

jumlah total jenis ke-i


jumlah total individu seluruh taksa

Indeks dominasi jenis C berkisar antara 0 hingga 1 dengan nilai maksimum untuk C =
1,00. Hal ini berarti suatu komunitas terbentuk dari organisme tunggal. Keuntungan
menggunakan indeks ini adalah indeks ini menyediakan nilai obyektif yang
menjelaskan proporsi hubungan dari berbagai macam kategori biota yang diteliti dan
dianalisis.

Anda mungkin juga menyukai