Anda di halaman 1dari 12

Jurnal Akuakultur

Jurnal Rawa
Akuakultur Indonesia
Rawa Indonesia Volume 7 Nomor 1 : 13
Malik, - 24
et al. (2019)
(2019)

Maskulinisasi Ikan Guppy (Poecilia Reticulata) Melalui Penggunaan Air Kelapa


(Cocos Nucifera) Dengan Konsentrasi Berbeda

The Use of Coconut Water (Cocos nucifera) with Different Concentration for
Masculinization of Guppy Fish (Poecilia reticulata)

Tomi Malik1, Mochamad Syaifudin1*, Mohamad Amin1


1
PS.Akuakultur Fakultas Pertanian UNSRI
Kampus Indralaya Jl. Raya Palembang Prabumulih KM 32 Ogan Ilir Telp. 0711 7728874
*
Korespondensi email : msyaifudin@fp.unsri.ac.id

ABSTRACT
Masculinization is one method of sex reversal technique that can direct the sex of
fish. The aim of this research is to know the effect of different concentration of coconut
water to percentage of male guppy fish through immersion method.This research was
conducted in August - October 2018 at Fisheries Basic Laboratory, Program Study of
Aquaculture, Sriwijaya University. This research used completely randomized design (CRD)
with four treatments and three replications i.e without coconut water (P0), coconut water 20 %
(P1), coconut water 30 % (P2) and coconut water 40 % (P3). The observed parameters were
the percentage of male guppy, survival rate and water quality (temperature, pH, ammonia and
dissolved oxigen). The result showed the percentage of male guppy was 46.66 % (P0), 70.00
% (P1), 80.00 % (P2) and 83.33 % (P3). Water quality during maintenance were temperature
20.1 – 28.9 0C, pH 6.5 – 7.2, DO 3 – 6.8 mg/L, and ammonia 0.01 – 0.09 mg/L.

Key words : coconut water, larvae of guppy fish, masculinization

PENDAHULUAN Secara morfologi ikan guppy jantan lebih


menarik dibandingkan ikan guppy betina.
Ikan guppy (Poecilia reticulata, Hal ini menyebabkan ikan guppy jantan
Peters 1860) merupakan salah satu ikan secara monokultur lebih menguntungkan
hias air tawar yang mempunyai nilai karena daya tarik serta daya jualnya yang
komersil tinggi di pasar dalam negeri tinggi. Salah satu upaya untuk
maupun luar negeri, Dalam negeri ikan mendapatkan persentase ikan guppy
guppy mencapai harga Rp. 15.000 – jantan yang lebih tinggi pada budidaya
35.000/ekor sedangkan untuk luar negeri ikan guppy jantan yakni dengan teknik sex
harga ikan guppy mulai dari Rp. 275.000 reversal.
– 780.000/ekor tergantung strain seperti Sex reversal adalah salah satu cara
ikan guppy cobra mozaic halfmoon. untuk mendapatkan ikan yang bersifat

13
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

monosex. Menurut Arfah et al., (2002), purwoceng 10 mg/L persentase jantan


sex reversal merupakan suatu teknik 74,28% (Marpaung et al., 2015), cabe
untuk membalikkan arah perkembangan jawa 2 mg/L persentase jantan 56,67%.
jenis kelamin dari betina menjadi jantan (Yusrina., 2015).
ataupun sebaliknya. Salah satu teknik sex Berdasarkan penelitian Arsa
reversal yaitu maskulinisasi. (2011), kandungan kalium tertinggi
Maskulinisasi merupakan salah satu terdapat pada air kelapa hibrida yaitu
metode untuk mengarahkan kelamin ikan 54,576 mg/L. Kalium berperan merubah
menjadi jantan pada masa diferensiasi kolesterol yang terdapat dalam semua
kelamin. Metode maskulinisasi yang biasa jaringan tubuh anak ikan menjadi
dilakukan diantaranya memanipulasi pregnenolon dalam maskulinisasi. Hasil
faktor lingkungan dengan pemberian penelitian Sukrillah et al., (2013)
hormone 17α-metiltetosteron (Zairin., menunjukkan bahwa penggunaan air
2002) dan aromatase inhibitor (Utomo., kelapa pada induk ikan guppy mampu
2008). Namun saat ini penggunaan menghasilkan sebesar 62,5% jantan.
hormon sintetik 17α-metiltetosteron dan Diduga perendaman larva ikan guppy
aromatase inhibitor selain harganya relatif dengan air kelapa juga mampu
mahal yaitu kurang lebih Rp. 175.000., menghasilkan presentase jantan yang
juga sudah dilarang dalam kegiatan tinggi.
akuakultur (KKP., 2014). Hal tersebut
dikarenakan hormone 17α-metiltetosteron BAHAN DAN METODA
berpotensi menjadi salah satu bahan
pencemar lingkungan dan bersifat Tempat dan Waktu
karsinogenik pada manusia (Tasdiq., Penelitian ini dilaksanakan di
2005). Oleh karena itu, perlu adanya Laboratorium Dasar Perikanan Program
penggunaan bahan alternatif sebagai Studi Budidaya Perairan Jurusan
pengganti bahan sintetik berupa bahan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas
alami dalam melakukan maskulinisasi. Sriwijaya, Indralaya, Kabupaten Ogan Ilir
Penggunaan bahan alami yang pernah pada bulan Agustus - Oktober 2018.
dilakukan pada ikan guppy diantaranya Bahan dan Alat
seperti madu 60 mg/L dengan persentase
jantan 56.68% (Utomo., 2008),

14
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)


Bahan dan Alat yang digunakan padaTabel 1.
dalam pelaksanaan penelitian ini disajikan
Tabel 1. Bahan dan peralatan yang digunakan dalam penelitian
No Nama Spesifikasi Kegunaan
1 Larva ikan Guppy Umur 2 hari Ikan uji
2 Air Kelapa Kelapa hibrida sangat muda Bahan alami sex
reversal
3 Pakan alami Artemia, Daphnia dan Pakan larva dan
Tubifex Induk
4 Toples Volume 1,5 liter dan Wadah perendaman
Volume 5 liter dan pemeliharaan
5 Kalium permanganat 4,8 g.L-1 Sterilisasi wadah
6 pH meter Ketelitian 0,1 Pengukuran Ph
7 DO meter Ketelitian 0,001 mg.1-1 Pengukuran DO
8 Termometer Ketelitian 10C Pengukuran suhu
9 Blower HB 60 7 L/min Suplai oksigen
10 Gelas ukur Volume 1 liter Pengukuran larutan
Persiapan wadah dimulai dengan
Metoda pembersihan toples yang bervolume 1,5
Penelitian ini menggunakan liter dan 5 liter sebanyak 12 unit sebagai
metoda eksperimental dengan Rancangan
Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 4 wadah perendaman larva serta
perlakuan dan 3 kali ulangan. Perlakuan pemeliharaan. Wadah tersebut dicuci
yang digunakan adalah konsentrasi larutan menggunakan larutan kalium permanganat
air kelapa pada perendaman larva ikan dengan konsentrasi 4,8 g.L-1, setelah
guppy dengan lama perendaman selama dibilas dengan air bersih
24 jam. Adapun konsentrasi yang
digunakan adalah sebagai berikut: kemudian toples dikeringkan terlebih
P0 = Kontrol (tanpa pemberian air kelapa) dahulu lalu dilakukan pemasangan label
P1 = Konsentrasi larutan air kelapa 20% perlakuan sesuai rancangan penelitian.
P2 = Konsentrasi larutan air kelapa 30% Selanjutnya, toples siap diisi dengan
P3 = Konsentrasi larutan air kelapa 40% larutan air kelapa. Kemudian dilakukan
pemasangan aerasi pada toples.
Cara Kerja
Persiapan Wadah Perendaman Pembuatan Larutan Air Kelapa
Buah kelapa hibrida sangat muda
diambil airnya sebanyak 200 ml dan

15
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

ditambahkan air sebanyak 800 ml lalu


dimasukkan kedalam wadah perendaman Identifikasi Jenis Kelamin Ikan
untuk perlakuan konsentrasi 20%. Identifikasi jenis kelamin ikan
Perlakuan konsentrasi 30% dan 40% berdasarkan morfologi adalah cara yang
dilakukan dengan cara yang sama dengan mudah dan hemat karena tidak perlu
menambahkan jumlah air kelapa sesuai membunuh hewan uji. Cara ini ideal
perlakuan. untuk ikan-ikan yang memiliki
dimorfisme seksual yang jelas antara
Perendaman larva jantan dan betina seperti warna, ukuran,
3
Larva ikan berumur 2 hari hasil bentuk sirip ekor. Beberapa ikan hias
pemijahan alami di rendam dalam toples seperti guppy, rainbow, cupang dan kongo
berukuran 1,5 liter dengan kepadatan 15 mudah dibedakan antara jantan dan betina
ekor.L-1 lama perendaman selama 24 jam berdasarkan morfologi tubuhnya (Zairin.,
(Sarida et al., 2011). 2002). Pemeriksaan fisik (morfologi)
benih ikan guppy dapat dilakukan setelah
Pemeliharaan Larva pemeliharaan larva selama 45 hari
Larva ikan guppy yang telah (Utomo., 2008). Dapat dilihat gambar
direndam selama 24 jam dipindahkan dan morfologi ikan janta dan ikan betina pada
dipelihara didalam toples bervolume 5 Gambar 1.
liter yang diisi air sebanyak 3 liter sampai
ikan berumur 45 hari. Selama
pemeliharaan larva ikan guppy diberi
pakan alami, Pemberian pakan dilakukan
secara ad libitum (Sugandy, 2001). Pakan (Sumber : dokumen pribadi)
artemia diberikan pada larva berumur 4- Gambar 1. Morfologi ikan jantan (A) dan
18 hari dengan kepadatan 10 artemia ikan betina (B)
untuk 1 ekor larva ikan (Muliani et al.,
2015), sedangkan Daphnia diberikan pada Parameter yang Diamati
larva ikan berumur19-25 hari dengan Persentase Ikan Guppy Jantan
kepadatan 6 Dapnia untuk 1 ekor larva Persentase ikan guppy jantan dihitung
ikan (Pangkey 2009 dalam Puspita et al., menurut Zairin (2002)
2016) dan Tubifex (26-45 hari).

16
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

Jumlah individu ikan menunjukkan berpengaruh nyata maka


% Ikan = jantan
X 100%
Jantan Jumlah individu hidup dilakukan uji lanjut beda nyata terkecil
akhir pemeliharaan
(BNT). Data kualitas air dianalisis secara
deskriptif.
Persentase Kelangsungan Hidup Saat
Perendaman dan Akhir Pemeliharaan HASIL DAN PEMBAHASAN
Persentase kelangsungan hidup
saat perendaman dihitung dengan Kelangsungan Hidup Larva Ikan
rumus. Guppy Selama Perendaman
Nt Data kelangsungan hidup larva
SR X 100%
No ikan guppy selama perendaman dapat
SR : Survival rate / kelangsungan hidup dilihat pada Tabel 2.
(%)
Nt : Jumlah ikan pada akhir pemeliharaan Tabel 2. Kelangsungan hidup larva ikan
(ekor) guppy selama perendaman
No : Jumlah ikan pada awal pemeliharaan Rerata (%) ± SD
(ekor) Ulangan
Perlakuan BNT 0,05 = 6,29
1 2 3
Kualitas Air
P0 100 100 100 100 ± 0,00c
Kualitas air yang diukur dalam
P1 93 87 93 91 ± 3,46b
penelitian ini adalah suhu, derajat P2 87 87 80 84,67 ± 4,04a
keasaman (pH), oksigen terlarut (DO) dan P3 80 80 87 82,33 ± 4,04a
amonia. Pengukuran suhu diukur setiap
hari, oksigen terlarut diukur setiap tujuh Hasil dari analisa sidik ragam
hari dan amonia diukur pada awal, tengah menunjukan bahwa konsentrasi air kelapa
dan akhir pemeliharaan. berpengaruh nyata terhadap kematian dari
larva ikan guppy. Persentase
Analisis Data kelangsungan hidup larva ikan guppy
Data yang diperoleh yaitu tertinggi pada perlakuan P0 (kontrol) yaitu
persentase ikan guppy jantan dan sebesar 100% sedangkan persentase
kelangsungan hidup dianalisis secara kelangsungan hidup pada larva ikan
statistik menggunakan analisis sidik guppy terendah pada perlakuan P3 yaitu
ragam (ANSIRA) dengan tingkat sebesar 82,33%. Berdasarkan hasil uji
kepercayaan 95%. Apabila data lanjut BNT Tabel 2 menunjukkan

17
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

kelangsungan hidup P0 berbeda nyata Persentase jenis kelamin ikan


lebih tinggi dari P1, P2 dan P3. Kematian guppy jantan yang direndam larutan air
larva ikan guppy yang berumur 2 hari kelapa hibrida dengan konsentrasi berbeda
pada saat perendaman diduga disebabkan yaitu P0 (0%), P1 (20%), P2 (30%) dan
oleh kemampuan dari larva ikan untuk P3 (40%) dapat dilihat pada Tabel 3.
beradaptasi dengan kondisi lingkungan Tabel 3. Persentase ikan guppy jantan
perairan yang kurang optimal serta Rerata (%) ± SD
Ulangan
pengaruh penurunan pH yang di bawah Perlakuan BNT 0,05 = 15,37
kisaran optimal. Menurut (Kordi dan 1 2 3

Tanjung, 2007), kisaran pH optimal untuk P0 40 50 50 46,66 ± 5,77a

kelangsungan hidup ikan guppy yaitu 6,8 - P1 60 80 70 70,00 ± 10,00b


P2 70 90 80 80,00 ± 10,00b
8. Meskipun demikian, penggunaan
P3 80 80 90 83,33 ± 5,77b
larutan air kelapa dengan konsentrasi 20 –
Keterangan: Angka-angka yang diikuti oleh huruf
40% pada saat perendaman larva ikan yang berbeda pada kolom yang sama
menunjukan hasil yang berbeda
guppy menghasilkan kelangsungan hidup nyata pada taraf uji 5 %.
lebih baik dari penelitian dari Saputra et
Berdasarkan perhitungan selama
al., (2013) pada ikan nila yang
45 hari pemeliharaan, persentase larva
menggunakan konsentrasi 50% air kelapa
ikan guppy jantan tertinggi terdapat pada
hibrida menghasilkan rerata kelangsungan
perlakuan P3 yaitu 83,33% sedangkan
hidup lebih rendah yaitu 70,33%.
untuk persentase larva guppy jantan
Sedangkan hasil penelitian Superyadi
terendah pada perlakuan P0 yaitu sebesar
(2017) perendaman larva ikan cupang
46,66%. Berdasarkan analisis sidik ragam
menghasilkan kelangsungan hidup sebesar
dengan selang kepercayaan 95% (α =
93,33 %. Penggunaan larutan air kelapa
0,05) konsentrasi larutan air kelapa pada
dengan konsentrasi 40% yang
perendaman larva ikan guppy
direndamkan pada larva berumur 2 hari
menunjukkan berpengaruh nyata terhadap
masih dikatagorikan aman, dimana
persentase jumlah larva ikan guppy
persentase kelangsungan hidupnya setelah
jantan.
perendaman selama 24 jam yaitu 82,33%.
Persentase larva ikan guppy jantan
tidak berbeda nyata antara P1 (20%), P2
Persentase Ikan Guppy Jantan
(30%) dan P3 (40%) akan tetapi berbeda

18
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

nyata lebih tinggi dibandingkan dengan kelapa menunjukan persentase lebih tinggi
perlakuan P0 (kontrol). Menurut Farapti dibandingkan dengan perlakuan kontrol
(2014), kandungan kalium pada air yang tanpa pemberian air kelapa pada
kelapa sangat muda murni mencapai media perendaman. Hal yang sama
5.457 mg/L. Jumlah persentase larva ikan ditunjukan dalam penelitian Superyadi
guppy jantan meningkat seiring dengan (2017), bahwa kandungan air kelapa
penambahan jumlah konsentrasi air kelapa mampu meningkatkan nisbah (Revisi:
pada perlakuan, semakin tinggi kelamin jantan pada ikan cupang dengan
konsentrasi larutan air kelapa yang konsentrasi 30 mg/L menghasilkan 90%
digunakan maka akan semakin tinggi pula anakan ikan cupang jantan, sedangkan
persentase larva ikan guppy jantan. Hal ini Ismala et al (2017) pada ikan platy pedang
diduga karena kandungan kalium pada dengan air kelapa 30 ppm dengan
perlakuan P3 (337,6 mg/L) lebih tinggi persentase jantan 76,2% dan hasil
dari perlakuan lain. Kandungan kalium penelitian dari (Masprawidinatra et al.,
berperan mengatur perubahan kolesterol 2015) pada ikan nila menghasilkan
yang terdapat dalam semua jaringan larva persentase jantan sebesar 85% dengan air
menjadi pregnenelon yang merupakan kelapa 30 ppm . Persentase nisbah
biosintesis hormon hormon steroid oleh kelamin jantan pada penelitian ini
adrenal, steroid membantu pembentukan menunjukan hasil yang lebih baik
dari hormon androgen yaitu testosteron dibandingkan dengan penelitian yang
yang akan mempengaruhi perkembangan menggunakan bahan alami lainnya seperti
dari genital jantan pada proses sex madu 60 mg/L dengan persentase jantan
reversal (Heriyati, 2012). Peningkatan 56.68% (Utomo, 2008), purwoceng 10
konsentrasi air kelapa dapat menurunkan mg/L yang menghasilkan persentase
prolaktin, dimana semakin rendah jantan 74,28% (Marpaung et al., 2015),
prolaktin maka akan semakin tinggi pula purwoceng 20 mg/L dengan persentase
testosteren (Kennedy et al., 2014). jantan 63,98% (Matondang et al., 2018),
Keberhasilan pengarahan jenis cabe jawa 2 mg/L yang menghasilkan
kelamin jantan ikan guppy pada penelitian persentase jantan 56,67% (Yusrina, 2015).
diketahui dari adanya peningkatan jumlah Keberhasilan dalam melakukan
persentase ikan guppy jantan, dimana maskulinisasi dipengaruhi oleh ketepatan
pada perlakuan dengan perendaman air konsentrasi penggunaan dari bahan dan

19
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

lama waktu perendaman tersebut.


Penggunaan konsentrasi air kelapa yang Pada Tabel 4. Berdasarkan hasil
tepat sangat mempengaruhi keberhasilan perhitungan selama pemeliharaan
dalam proses pembalikan arah kelamin, persentase kelangsungan hidup larva ikan
terbukti dengan hasil penelitian ini guppy berkisaran 83,33% sampai 100 %.
persentase kelamin jantan pada perlakuan Berdasarkan analisis sidik ragam dengan
P1 (konsentrasi air kelapa 20%) berbeda selang kepercayaan 95% (α = 0,05)
nyata lebih tinggi dengan perlakuan P0 menunjukkan tidak berbeda nyata antar
(tanpa penambahan air kelapa). Zairin et perlakuan. Hal ini menunjukkan bahwa
al., (2002), menyatakan bahwa kelangsungan hidup pada ikan guppy saat
kecenderungan perendaman dengan waktu pemeliharaan cukup tinggi pada penelitian
yang relatif singkat menyebabkan proses 7
ini, Hal ini disebabkan karena tidak ada
dalam sex reversal berlangsung kurang lagi efek lebih lanjut dari setelah
sempurna. Pemberian dosis hormon perendaman dengan air kelapa. Namun
steroid yang tepat akan menghambat pada hari ke 24 pemeliharaan terjadi
pembentukan ovari dan sebaliknya kematian hal ini diduga karena kandungan
pembentukan gonad jantan semakin oksigen yang terlarut rendah. Menurut
cepat, sehingga gonad akan berkembang Utomo, (2008), kisaran oksigen terlarut
menjadi testis. yang dapat menunjang kelangsungan
hidup ikan guppy yaitu > 3 mg.L-1.
Kelangsungan Hidup Ikan Guppy Faktor kualitas air juga berperan
Setelah Pemeliharaan penting dalam mendukung kegiatan
Data persentase kelangsungan budidaya serta cara pemeliharaan larva
hidup ikan guppy setelah pemeliharaan ikan guppy yang sudah cukup baik. Faktor
dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini. penting yang harus diperhatikan betul
Tabel 4. Kelangsungan hidup ikan guppy dalam pemeliharaan atau perawatan larva
setelah pemeliharaan
ikan guppy yaitu meliputi cara pemberian
Ulangan Rerata pakan alami yang sesuai dengan bukaan
Perlakuan
1 2 3 (%) mulut larva, ketersediaan pakan alami
P0 100 100 100 100 seperti artemia sp. Dengan kandungan
P1 90 100 80 90,00
protein 40 – 50 % (Muliani et al., 2015),
P2 80 90 80 83,33
dapnia sp. dengan protein 70% (Puspita et
P3 80 90 90 86,66

20
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

al., 2016) dan tubifex sp. Dengan protein pemeliharaan dari sisa pakan yang tidak
57% (Hidayat et al., 2016) dapat termanfaatkan.
menunjang pertumbuhan dan Kualitas Air
kelangsungan hidup pada ikan guppy, Kisaran data kualitas air selama
serta dapat menjaga kualitas air media pemeliharaan ikan guppy pada penelitian
ini dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Kualitas air selama pemeliharaan


Nilai
Parameter Kisaran toleransi
Terendah Tertinggi
Suhu (oC) 20,1 28,9 27- 30℃ 1
pH (unit) 6,5 7,2 6,8 - 8 2
DO (mg/L) 3 6,8 >33
Amonia (mg/L) 0,01 0,09 < 0,2 4

Sumber: 1 Arfah et al (2005), 2 Kordi dan Tancung, (2007), 3


Utomo (2008), 4 Effendi (2003)
menyebabkan anakkan dari ikan guppy
Suhu air merupakan salah satu faktor abnormal. Kisaran suhu untuk
penting yang mempengaruhi
kelangsungan hidup dan nafsu makan, pemeliharaan ikan guppy yaitu 27- 30℃,
pertumbuhan serta metabolisme ikan. sehingga suhu air selama penelitian
Berdasarkan hasil pengukuran kualitas masih dapat menunjang bagi
air, Suhu air penelitian ini berkisar kelangsungan hidup ikan guppy. Nilai pH
o
antara 20,1 - 28,9 C. Keadaan ini cukup selama pemeliharaan cukup baik berkisar
mendukung bagi pertumbuhan ikan antara 6,5 – 7,2. Menurut Kordi dan
guppy. Menurut Arfah et al (2005), Suhu Tancung (2007) kisaran ini baik dalam
merupakan faktor lingkungan yang menunjang kehidupan guppy, sedangkan
berpengaruh terhadap proporsi ikan DO berkisar antara 3 – 6,8 mg/L
guppy. Proporsi betina meningkat secara merupakan kisaran yang dapat ditolerir
gradual seiring dengan penurunan suhu bagi ikan. Menurut Utomo (2008)
o
pada 27 C dan proporsi jantan meningkat apabilah kadar oksigen terlarut kurang
seiring dengan meningkatnya suhu dari 3 mg/L menimbulkan efek yang
o
lingkungan pada kisaran 30 C namun negatif seperti stress, hypoxia, mudah

21
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

terserang penyakit dan parasit bahkan


dapat menyebabkan kematian massal bagi
hampir semua organisme akuatik. Amonia
pada penelitian ini berkisar antara 0,01
DAFTAR PUSTAKA
sampai 0,09 mg/L merupakan kondisi
yang masih aman bagi kehidupan ikan.
Arsa, M., 2001. Kandungan Natrium dan
Berdasarkan Effendi (2003) menyatakan
Kalium Larutan Isotonik Alami Air
kadar amonia < 0,2 mg/L cukup baik Kelapa (Cocos nucifera) varietas
eburnia, viridis dan hibrida. Tesis
dan dapat mendukung bagi kehidupan
S2 Program Pasca Sarjana
dan pertumbuhan ikan guppy. Universitas Udayana. Denpasar.
Arfah, H., Alimuddin., Sumantadinata, K.,
dan Ekasari, J., 2002. Seks reversal
KESIMPULAN DAN SARAN pada ikan tetra kongo stadia larva.
Jurnal Akuakultur Indonesia. 1 (2),
69 – 74.
Kesimpulan
Axelrod, H.R., Emmens, C.W.,
Maskulinisasi pada larva ikan Bunglass,W.E. and Mr. Neal
guppy yang berumur 2 hari dengan Pronek. 1983. Exotic Tropical
Fishes. Neptune City : T.F.N.
perendaman air kelapa hibrida konsentrasi Publications,Inc. P : 993 – 996.
berbeda berpengaruh nyata terhadap Effendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air
persentase jantan pada 8
ikan guppy. Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan. Kanisius,
Perlakuan P1 (20%) merupakan terbaik Yogyakarta.
antar perlakuan, menghasilkan persentase Farapti, dan Sayogo, S., 2014.Air Kelap
jantan 70,00% dengan kelangsungan Muda – Pengaruhnya Terhadap
Tekanan Darah. Akreditasi IAI – 2
hidup saat perendaman yaitu 91,00%. SKP Departemen Gizi Kesehatan,
Fakultas Kesehatan Masyarakat,
Universitas Airlangga,Surabaya.
Saran
Fernando, A.A. and V.P.E. Phang. 1985.
Berdasarkan hasil penelitian yang Culture Of The Guppy (Poecilia
telah dilakukan, air kelapa hibrida sangat reticulata) in Singapore.
Aquacultur, 51 : 38 – 90.
muda dapat digunakan sebagai bahan
Heriyati, E, 2012. Sex Reversal Ikan Nila
alternatif pengganti dari bahan sintetik Menggunakan Madu dan Analisis
maskulinisasi larva ikan guppy dengan Ekspresi Gen Aromatase. Tesis S2
Program Studi Ilmu Akuakultur.
metode perendaman dengan konsentrasi Institut Pertanian Bogor,Bogor.
20%.

22
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

Hidayat, S., Putra, I. dan Mulyadi., 2016. Marpaung, H.D.L., Soelistyowati, D.T.
Pemeliharaan Cacing Sutra (Tubifex dan Arfah, H., 2015. Hubungan
sp) Dengan Dosis Pupuk Yang Antara Perendaman Induk Betina
Berbeda Pada Sistem Resirkulasi. Menggunaan Ekstrak Purwoceng
Fakultas Perikanan dan Ilmu (Pimpinella alpina) Dengan Nisba
Kelautan, Universitas Riau. Kelamin Ikan Guppy (Poecilia
reciculata). Fakultas Perikanan dan
Ismala, D., Nurhatija. dan Juliawati.,
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian
2017. Pengeruh Penggunaan Air
Bogor, Bogor.
Kelapa Dengan Konsentrasi
Berbeda Terhadap Jantanisasi dan Masprawidinatra, D., Helmizuryani, dan
Kelangsungan Hidup Ikan Platy Elfachmi. 2015. Pengaruh
Pedang (Xiphophorus helleri). penggunaan air kelapa dengan lama
Jurnal Agropolitan 1 (2), 6 - 10. perendaman yang berbeda terhadap
maskulinisasi ikan nila
Iwasaki, N., 1989. Guppies Fancy Strain
(Oreochromis niloticus). Fisheries 4
and How TO Produce Them.
(1), 13-16.
Singapura. 139 P.
Matondang. A.H., Basuki. F. dan
Jollie, W.P. and L.G.Jollie., 1964. The
Nugroho, R.A., 2018. Pengaruh
Fine Structure of The Ovarian
Lama Perendaman Induk Betina
Follicle of the Ovoviviparrous
Dalam Ekstrak Purwoceng
Poecillid Fish. Lebistes reticulates.
(pempinela alpina) Terhadap
Journal of Morphology 144,479-
Maskulinisasi Ikan Guppy (Poecilia
502.
reticulata). Juornal of Aquaculture
Kadriah, I.A.K., 2000. Skripsi Efek Management And Technology 7(1),
Manifulasi Hormon 17α- 10 – 17.
Metiltestosteron pada berbagai
Muliani., Ayuzar, E. dan Rizal, M., 2016.
Variasi Temperatur Terhadap Rasio
Pengkayaan Atemia sp Dalam
Kelamin Ikan Guppy (Poecilia
Larvikultur Ikan Komet (Carasius
reticulata peters). Skripsi. Program
auratus). Berkala Perikanan
Studi Teknologi dan Manajemen
Terubuk 44(1), 17 – 32.
Akuakultur, Fakultas Perikanan dan
Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Nelson, J. S., 1984. Fishes of The World.
Bogor. John Willey and Sons. Inc. New
York. P;221-222.
Kementrian Kelautan dan Perikanan.,
2014. Keputusan Mentri Kelautan Piferrer, F., 2001. Endocrine sex control
dan Perikanan Republik Indonesia for the feminization of teleost
Nomor 52/Kepmen-KP/2014 fish.Aquaculture. 197 (2001):229-
Tentang Klasifikasi obat ikan. 281.
Jakarta. Puspita, E. Yulianto, H. dan Diantari, R.,
Kennedy, J.N., Ndubueze E.H., 2016. Pengaruh Pemberian Pakan
Augustine, I., Chioma, D. dan Okey, Hidup (Dapnia sp) Yang Diperkaya
E.C., 2014. Coconut water Dengan Tepung Spirulina Terhadap
consumption and its effect on sex Intensitas Warna dan Pertumbuhan
hormone concentrations. Journal of Ikan Guppy (Poecilia reticulata).
Krishna Institute of Medical Skripsi. Program Studi Budidaya
Sciences University. 3(2),107-110. Perairan, Fakultas Pertanian,

23
Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia Malik, et al. (2019)

Universitas Lampung, Bandar dan Ilmu Kelautan. Institut


Lampung. Pertanian Bogor, Bogor.
Saputra, A., Nurjana L., Nurkhasana A., Ukhroy, U., Dinar, 2008. Efektivitas
Yusrina, W. dan Rahayu, P.D., Propolis Terhadap Nisba Kelamin
2013. Coco Reverse: Aplikasi Air Ikan Guppy (Poecilia reticulata).
Kelapa dalam Produksi Populasi Fakultas Perikanan dan Ilmu
Monoseks Jantan Ikan Nila Merah. Kelautan, Institut Pertanian Bogor,
Laporan PKM-P. Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Bogor. Utomo, B., 2008. Eektivitas Penggunaan
Sarida, M., Putra, D.D. dan Marsewi, Aromatase Inhibitor Dan Madu
H.S.Y., 2011. Produksi Monoseks Terhadap Nisba Kelamin Ikan
Guppy (Poecilia reticulata) Jantan Guppy (Poecilia reticulate Peters).
Dengan Perendaman Induk Bunting Skripsi. Program Studi Teknologi
dan Larva Dalam Propolis Berbagai Dan Manajemen Akuakultur.
Aras Dosis. Zoo Indonesia 20 (2), 1 Fakultas Perikanan dan Ilmu
– 10. Kelautan Institut Pertanian Bogor,
Bogor.
Sugandy, I., 2001. Budidaya ikan cupang
hias. Agromedia Pustaka. Jakarta. Yusrina, W., 2015. Maskulinisasi Ikan
Guppy (Poecilia reticulate) Dengan
Sukrillah, M. Sukendi. dan Nuraini., 2014.
Ekstrak Cabe Jawa (Piper
Briefing Gender Male Guppy Fish
retrofractum Vahl) Melalui
(Poecilia reticulata) Through
Perendaman Indukan Bunting.
Immersion Parent in Coconut Water
Skripsi. Bogor. Fakultas Perikanan
Solution With Different Doses and
dan Ilmu Kelautan. Institut
Time. Jomfaperikan [online], 1(1).
Pertanian Bogor, Bogor.
Superyadi., 2017. Penggunaan Air Kelapa
Zairin, M. Jr., 2002. Sex Reversal :
(Cocos nucifera) Dengan
Memproduksi Benih Ikan Jantan
Konsentrasi Berbeda Untuk
atau Betina. Penebar Swadaya.
Maskulinisasi Ikan Cupang (Betta
Jakarta.
splendens), Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Sriwijaya, Zairin, M. Jr., Yuniati, A. Dan
Indralaya. Sumantadinata, K., 2002. Pengaruh
Lama Waktu Perendaman Induk di
Syaifuddin, A., 2004. Pengaruh
Pemberian Suplement Madu pada Dalam Larutan 17 α-
Metiltestosteren Terhadap Nisbah
Pakan Larva Ikan Nila GIFT
Kelamin Anakan Ikan Guppy
(Oreochromis niloticus) terhadap
(Poecilia reticulata). Jurnal
Rasio Jenis Kelaminnya. Skripsi.
Akuakultur Indonesia 1(1), 31 – 35.
Fakultas Perikanan Universitas
Brawijaya. Malang.
Tasdiq, M., 2005. Pengaruh Pemberian
Aromatase Inhibitor Melalui
Artemia (Artemia sp.) terhadap
keberhasilan Sex Reversal pada
Ikan Nila Merah (Oreochromis sp.).
Skripsi. Bogor. Fakultas Perikanan

24

Anda mungkin juga menyukai