Anda di halaman 1dari 10

MATERI PEMBELAJARAN DARING

PAKAN ALAMI DAN PAKAN BUATAN


Qori harfiyah, S.Pd
Pertemuan 3

Jenis pakan alami yang kedua adalah zooplankton yaitu organisma air yang
melayang-layang mengikuti pergerakan air dan berupa jasad hewani. Jenis
zooplankton yang biasa digunakan sebagai makanan larva atau benih
ikan/udang/ikan hias dan sudah dapat dibudidayakan adalah :

a. Rotifera, yaitu Brachionus sp.


Ciri-cirinya antara lain adalah :

1) Berwarna putih.
2) Tubuhnya berbentuk seperti piala dan mempunyai panjang 60 – 80
mikron meter.
3) Terlihat koronanya dan terdapat bulu getar yang bergerak aktif.
4) Perkembangbiakannya dilakukan dengan dua cara yaitu secara
parthenogenesis dan seksual.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 1. Brachionus sp

b. Brachiopoda, yaitu Artemia salina


Ciri-cirinya antara lain adalah :

1) Telurnya berwarna coklat dengan diameter 200 – 300 mikron meter,


sedangkan pada saat dewasa berwarna kuning cerah,
2) Perkembangbiakan dengan dua cara yaitu parthenogenesis dan biseksual
3) Nauplius tubuhnya terdiri dari tiga pasang anggota badan yaitu antenula,
antenna I dan antenna II,
4) Artemia dewasa berukuran 1 - 2 cm dengan sepasang mata majemuk dan
11 pasang thoracopoda.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 2. Artemia salina

c. Cladocera, yaitu Moina sp. Dan Daphnia sp.


Ciri-cirinya antara lain adalah :

1) Berwarna merah karena mengandung haemoglobin


2) Bergerak aktif
3) Bentuk tubuh membulat untuk moina dan lonjong untuk daphnia
4) Perkembangbiakannya secara sexual dan parthenogenesis
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 8 dan 9.
Gambar 3. Moina sp

Gambar 4. Daphnia sp

d. Infosaria, yaitu Paramecium sp.


Ciri-cirinya antara lain adalah :

1) Bersel tunggal
2) Berwarna putih
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 5. Paramecium

Jenis pakan alami yang ketiga yang dapat diberikan kepada ikan, larva dan
benih ikan/udang/ikan hias adalah benthos. Benthos adalah organisma air
yang hidupnya di dasar perairan. Benthos yang biasa dimanfaatkan dan dapat
dibudidayakan sebagai makanan ikan antara lain adalah cacing rambut atau
Tubifex dan larva Chironomus sp. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 11 dan 12.

Ciri-ciri benthos secara umum antara lain adalah :

1) Berwarna merah darah karena banyak mengandung haemoglobin.


2) Berbentuk seperti benang yang bersegmen-segmen.
Gambar 6. Cacing rambut (Tubifex sp)

Gambar 7. Larva Chironomus sp

Larva Chironomus sp berasal dari lalat Chironomus(Gambar 13). Larva


berwarna merah ini terdiri dari kepala dan tigabelas segmen dengan panjang
tubuh antara 10-15 mm. Pada segmen ke 12 terdapat rambut yang panjang
dan kasar sedangkan pada segmen terakhir terdapat percabangan dua. Seperti
pada umumnya benthos yang hidupnya berada di dasar perairan yang
mengandung bahan organik tinggi , larva Chironumus sp juga menyukai hidup
pada perairan yang mengandung bahan organik yang tinggi baik dari hasil
limbah buangan rumah tangga maupun pada kondisi perairan yang tercemar
dengan bahan organik. Untuk tumbuh dan berkembangnya membutuhkan
suhu yang cukup berfluktuatif berkisar antara 10-35 oC. Pada lokasi perairan
yang mempunyai suhu yang tinggi maka proses pertumbuhannya akan
semakin cepat.
Gambar 8. Lalat Chironomus sp

Larva Chironomus sp atau lebih dikenal sebagai cacing darah atau bloodworm
merupakan larva dari serangga yang termasuk ke dalam family nyamuk.
Chironomus mengalami metamorphosis sempurna, memiliki empat stadia
hidup, yaitu telur , larva, kepompong dan dewasa.

Jenis pakan alami yang sedang dikembangkan sebagai pengganti tepung ikan
adalah Maggot.Maggot berasal dari telur lalat yang mengalami metamorfosis
pada fase kedua setelah fase telur dan sebelum fase pupa yang kemudian
berubah menjadi lalat dewasa. Pada saat ini Maggot sudah dapat diproduksi
secara massal di Balai Budidaya Ikan Hias Depok. Peluang Maggot menjadi
pakan alternatif ikan memang terbuka lebar. Apalagi ia dapat menggantikan
fungsi tepung ikan sebagai sumber protein pada pelet. Selama ini pabrik-
pabrik pakan di tanahair masih bergantung pada tepung ikan impor dari
negara Amerika Latin seperti Chili dan Peru. Berdasarkan data LRBIHAT impor
tepung ikan Indonesia mencapai US$200-juta setiap tahun.

Maggot (ulat dan serangga black soldier) merupakan sumber bahan baku
protein non tepung ikan yang diharapkan mampu berperan dalam mensuplai
protein sesuai dengan kebutuhan ikan. Perolehan bahan ini dapat dilakukan
secara budidaya dan dapat diproduksi secara masal. Hewan ini dapat
diibaratkan sebagai mesin biologis yang mampu mengeluarkan enzim alami,
sehingga bahan organik yang sebelumnya susah dicerna dapat disederhanakan
dan besar kemungkinan bahan tersebut menjadi mudah dicerna, termasuk
oleh ikan. Selain itu hewan sederhana ini memiliki kandungan antimikroba
dan anti jamur, tidak membawa atau agen penyakit, kandungan protein cukup
tinggi (30-45%), mengandung asam lemak esensial seperti linoleat dan
inolenat, serta memiliki 10 macam asam amino essensial. Keistimewaan
lainnya adalah hewan ini mampu hidup relatif cukup lama C ± 8 minggu) serta
dalam pembudidayaannya tidak memerlukan teknologi tinggi.

Maggotmerupakan larva dari serangga Hermetia illucens (Diptera, famili:


Stratiomydae) atau Black Soldier yang dapat mengkonversi material organik
menjadi biomassnya (sumber energi buat diri sendiri). Disamping memiliki
potensi sebagai sumber protein pakan, Maggot juga memiliki fungsi sebagai
pakan alternatif. Salah satu keunggulan Maggot adalah dapat diproduksi
sesuai dengan ukuran yang diinginkan. Sebagai sumber protein hewani,
Maggot juga berpotensi untuk mengganti tepung ikan yang semakin langka
keberadaannya saat ini. Kandungan protein yang terdapat pada Maggot sangat
tinggi sehingga Maggot sangat baik digunakan untuk mempercepat proses
pertumbuhan pada ikan-ikan budidaya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
Gambar 14.

Budidaya Maggot di Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar Sukabumi


(BBPBATS) hingga tahun 2006 sudah berhasil diproduksi dengan cara
menyiapkan media bungkil kelapa sawit (Palm Kernel Meal / PKM) fermentasi
yang ditempatkan dalam wadah dengan sumber serangga black soldier
(Hermentia illucens) dan alam. Dari beberapa kali produksi hasilnya tidak
konsisten dan sulit diprediksi, oleh karenanya metoda budidaya Maggot akan
disempurnakan dengan mengupayakan agar produk Maggot lebih terkontrol.
Dengan terkumpul telur ini, maka produksi Maggot sudah dapat diprediksi
dari segi kontinyuitas dan kuantitasnya.
Gambar 9. Maggot

Berdasarkan media tumbuhnya pakan alami dapat dibedakan menjadi dua


kelompok yaitu pakan alami air tawar dan pakan alami air laut. Jenis pakan
alami air tawar yang sudah banyak dibudidayakan secara massal antara lain
adalahMoina, Daphnia, Brachionus, Tubifex , sedangkan jenis pakan alami air
laut yang sudah dibudidayakan adalah berbagai macam jenis phytoplankton,
Brachionus, Artemia salina.

Dalam membudidayakan pakan alami yang akan diberikan kepada ikan hias
dan ikan konsumsi dipilih jenis pakan alami yang relatif mudah dan
mempunyai siklus hidup yang singkat. Hal ini bermanfaat untuk menyediakan
pakan alami tersebut secara kontinu. Selanjutnya setelah siswa SMK
memahami berbagai jenis pakan alami yang dapat dibudidayakan adalah
memahami berbagai macam kandungan nutrisi pakan alami. Kandungan
nutrisi pakan alami yang baik akan mengakibatkan larva atau benih ikan yang
mengkonsumsi pakan alami mengalami kematian yang mendekati nol dan
kelangsungan hidup tinggi serta pertumbuhan larva atau benih ikan sangat
baik.
Evaluasi

1. Apa yang dimaksud dengan zooplankton?


2. Jelaskan ciri-ciri rotifera!
3. Jelaskan ciri Artemia salina!
4. Jelaskan ciri-ciri infusoria!
5. Jelaskan perbedaan larva chironimus dan cacing rambut!
6. Jelaskan mengapa maggot adalah sumber pakan alami yang baik bagi
komoditas perikanan!

Anda mungkin juga menyukai