PENDAHULUAN
2.1.2 Chlorella
Chlorella merupakan adalah ganggang hijau bersel tunggal. Sel-sel
Chlorella berbentuk bulat, berukuran 2-12 µm dan tidak mempunyai flagella
sehingga tidak dapat bergerak aktif. Chlorella memiliki klorofil, menyimpan
tepung cadangan makanannya dalam kantung makan atau pirenoid dan memiliki
dinding sel yang kuat yang tersusun atas polisakarida selulosa dengan matrik dari
hemiselulosa dan pektin. Chlorella hidup di air tawar, hanya sebagian kecil yang
hidup di air payau dan laut (Rudi.2012).
Klasifikasi Chlorella (Wynne 1985) adalah sebagai berikut :
Filum : Chlorophyta
Kelas : Chlorophyceae
Ordo : Chlorococcales
Famili : Oocystaceae
Genus : Chlorella
Doc.google
Chlorella vulgaris memiliki kebiasaan hidup di air tawar dan tumbuh
optimum pada suhu 37 oC. Chlorella mengandung nutrisi yang sangat memadai
dalam bentuk protein, asam amino, asam lemak tak jenuh, vitamin C, K, B1, B6
dan B12, β-karoten dan CGF (Chlorella Growth Factor) (Suprayogo, 2009).
2.1.3 Chaetoceros
Chaetoceros sp. merupakan diatom planktonik yang hidup melayang pada
perairan pelagis, yaitu wilayah perairan yang terkena sinar matahari. Diatom ini
memiliki dinding sel yang terbuat dari silika. Selain itu, Chaetoceros sp. memiliki
alat berupa setae yang membantunya menempel pada benda dalam suatu perairan,
sehingga dapat bertahan dari arus perairan (Inayah, 2009).
Doc. Google
Klasifikasi Chaetoceros gracilis (Suharsono, 2010) adalah sebagai berikut :
Phylum : Chrysophyta
Kelas : Bacillariophyceae
Ordo : Centricae
Subordo : Biddulphioideae
Famili : Chaetoceraceae
Genus : Chaetoceros.
Spesies : Chaetoceros sp,
Chaetoceros sp. toleran terhadap suhu air yang tinggi. Pada suhu 40 °C,
organisme ini masih dapat bertahan hidup akan tetapi tidak berkembang.
Chaetoceros sp. akan tumbuh optimal pada kisaran suhu 25 °C sampai 30 °C,
dengan toleransi terhadap kisaran salinitas adalah 6 -50 permil. Salinitas optimum
untuk pertumbuhannya adalah 17-25 permil (Inayah, 2009)
Doc. Google
Daphnia sp. mempunyai warna yang berbeda-beda tergantung habitatnya.
Spesies daerah limnetik biasanya tidak mempunyai warna atau berwarna muda,
sedangkan di daerah litoral memiliki warna yang bervariasi mulai dari coklat
kekuningan, coklat kemerahan, kelabu, sampai berwarna hitam. Umumnya cara
berenang Daphnia sp. tersendat-sendat, tetapi ada beberapa spesies yang tidak dapat
berenang/bergerak dengan merayap karena beradaptasi hidup di lumut dan sampah
daun dari hutan tropik. Daphnia sp. dapat hidup dengan baik pada suhu berkisar
antara 22°C - 32°C, pH berkisar antara 6 - 8, oksigen terlarut (DO) > 3,5 ppm, dan
dapat bertahan hidup pada kandungan amoniak antara 0,35 ppm – 0,61 ppm
(Kusumaryanto, 2011).
Menurut Julianty (2003) Daphnia sp. dapat diklasifikasikan dalam :
Philum : Arthropoda
Kelas : Crustacea
Divisi : Oligobranchiopoda
Ordo : Cladocera
Famili : Daphnidae
Genus : Daphnia
Spesies : Daphnia sp.
2.1.5 Artemia
Artemia merupakan zooplankton dari anggota krustacea. Umbas (2013)
menyatakan bahwa Artemia digunakan sebagai pakan alami lebih dari 85% species
hewan budidaya, Artemia mempunyai nilai gizi tinggi, dapat menetas dengan cepat,
ukurannya relatif kecil dan pergerakan lambat serta dapat hidup pada kepadatan
tinggi.
Doc. Google
Secara umum, Artemia mempunyai dua tipe reproduksi yaitu ovipar dan
ovovivipar. Artemia dewasa hanya akan memproduksi kista ketika keadaan
lingkungan memburuk, misalkan kadar garam lebih dari 150 ppt dan kandungan
oksigen rendah dan kista akan menetas menjadi larva jika lingkungan membaik atau
kembali seperti semula (Mudjiman 2009).
Klasifikasi artemia menurut Mujiono (2009) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Subphylum : Crustacea
Class : Branchiopoda
Order : Anostraca
Family : Artemiidae
Genus : Artemia
Species : Artemia sp.
2.1.6 Rotifera
B. plicatilis memiliki bentuk tubuh yang bilateral simetris, tubuhnya ini
menyerupai piala yang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, badan dan
kaki/eko. Ciri khusus ini menjadi dasar pemberian nama adanya korona yang terdiri
dari rambut-rambut halus (silia) bentuk disekitar mulut seperti spiral yang berfungsi
memasukkan makanan ke mulutnya. Getaran yang berputar (rotasi) akibat getaran
silia ini yang menyebabkan zooplankton ini disebut Rotaria atau Rotifera
(Main, 2011).
Klasifikasi Brachionus plicatilis menurut Edmonson (2008) adalah :
Kingdom : Animalia
Filum : Rotifera
Class : Monogononta
Ordo : Ploima
Famili : Brachioninae
Genus : Brachionus
Doc google
Pakan alami B. plicatilis antara lain yaitu Chlorella sp., Dunaliella sp.,
Tetraselmis sp. Monochrisis sp., Nannochloropsis sp., dan tepung spirulina.
Disamping itu dapat juga menggunakan beberapa pakan buatan dan jenis ragi
tertentu untuk pakan zooplankton tersebut. Partikel makanan yang dapat masuk ke
mulut B. plicatilis ini berukuran tidak melebihi 2 µm seperti alga, ragi, bakteri atau
mikrokapsul yang bergerak lambat. B. plicatilis mempunyai sifat memakan
makanannya secara terus menerus dengan berenang. Produksinya akan berhasil jika
pakan yang tersedia cukup banyak, selain itu juga memperhatikan jenis pakan,
ukuran, jumlah, dan kualitas makanannya (Inayah,2009).
Sumber N P K Ca Mg S
Pakan
Sapi Perah 0.53 0.35 0,41 0,28 0,11 0,05
Sapi 0,65 0,15 0,30 0,12 0,10 0,09
daging
Kuda 0,70 0,10 0,58 0,79 0,14 0,07
Unggas 1,50 0,77 0,89 0,30 0,88 0,00
Domba 1,28 0,19 0,93 0,59 0,19 0,09
Heru. 2009. Komposisi Pupuk Walne. Jurnal MIPA UNSRAT ONLINE 3,2, , 84-
86.
Julianty. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan Lingkungan
Perairan. Yogyakarta: PT. Kanisius.