Anda di halaman 1dari 6

Deskripsi dan Klasifikasi Keong Mas (Pomacea canaliculata) dan bekicot

( Achatina fulica )

1. Keong Mas (Pomacea canaliculata)

Keong mas merupakan salah satu masalah utama dalam produksi padi. Keong
mas memiliki morfologi yang sama dengan keong sawah. Cangkang berbentuk bulat
mengerut, berwarna kuning keemasan, berdiameter 1,2-1,9 cm, tinggi 2,2-3,6 cm, dan
berat 4,2-15,8 g. keong mas berkembang biak secara ovipar dan menghasilkan telur.
Seekor keong mas betina mampu bertelur 500 butir dalam seminggu dengan masa
perkembang biakkan selama 3-4 tahun. Keong mas betelur pada pagi dan sore hari,
telur akan menetas dalam waktu 7-14 hari dan hari ke-60 keong telah menjadi dewasa
dan dapat berkembang biak (Ruslan dan Harianto 2009). Klasifikasi Keong mas
menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut.
Kingdom

: Animalia

Filum

: Moluska

Kelas

: Gastropoda

Ordo

: Mesogastropoda

Famili

: Ampullariidae

Genus

: Pomacea

Spesies

: Pomacea canaliculata

Keong Mas (Pomacea canaliculata) dapat bermanfaat untuk meningkatkan


kecerdasan, meningkatkan libido, dan obat liver. Keong mas mengandung asam
omega 3, 6 dan 9. Hasil uji proksimat, kandungan protein pada keong mas 57,76 %.
Kandungan protein yang tinggi dapat digunakan sebagai pakan belut karena belut
merupakan hewan karnivora sehingga membutuhkan pakan dengan kadar protein yang
tinggi. Selain banyak mengandung protein, hewan dari keluarga moluska ini juga kaya
akan kalsium. Penggunaan keong mas untuk pakan itik terbukti mampu menaikkan
hasil telur hingga 80 %. Pemberian pakan sekitar 4,5 % tepung keong mas pada sapi
potong juga memberikan hasil pertumbuhan yang baik dan tingkat keuntungan paling
tinggi dibandingkan pemberian pakan lain. Sebagai pakan ikan, penggantian
kandungan tepung ikan menjadi tepung keong mas sebanyak 25 hingga 75 %
memberikan pengaruh cukup baik terhadap laju pertumbuhan harian individu,
efisiensi pakan, retensi protein, dan retensi lemak (Ruslan dan Harianto 2009)

Habitat
Keong yang disalurkan ditemukan dalam berbagai habitat yang berbeda, termasuk
subtropis dan tropis di Amazon Basin dan Interior Plata Basin. Spesies ini ditemukan
dalam berbagai bidang air tawar seperti danau, aliran air, lahan basah dan lahan
pertanian. Preferensi Suhu untuk P. canaliculata berkisar 18-25 derajat C. Suhu di
bawah 18 derajat atau di atas 32 derajat C secara drastis meningkatkan angka
kematian siput (. Cowie, 2005 ; Cowie, 2005 )

Daerah habitat

tropis

air tawar

Bioma air

danau dan kolam

Wetlands

marsh

rawa

Fitur Habitat Lainnya

pertanian

Reproduksi
Tidak seperti kebanyakan siput lainnya, P. canaliculata tidak hermaprodit. Seorang
pria dan seorang wanita bereproduksi dan jika kondisi air yang optimal dan pasokan
makanan yang memadai, mereka bisa kawin. Karena dimorfisme seksual, siput ini
biasanya bersanggama berpasangan. Persetubuhan dan pemijahan cenderung kegiatan
memakan waktu. Intercourse bisa bertahan 10-20 jam (laki-laki dan cepat selama
waktu ini) sedangkan proses bertelur bisa memakan waktu hingga lima jam. Selain itu,
laki-laki cenderung memilih perempuan yang lebih besar untuk menghasilkan lebih
banyak dan lebih seh at keturunan. ( Martin, 2002
2. bekicot ( Achatina fulica )
Achatina merupakan hewan bertubuh lunak (Moluska) yang tidak memiliki tulang
belakang. tubuhnya dilindungi oleh cangkang dari bahan kapur yang kuat dan
didalmnya mengandung lapisan mutiara.Cangkang bekicot terpilin Spiral(Body
whorl) dengan jumlah putaran tujuh, bentuk cangkang Fusiform ,tidak memiliki
tutup cangkang (Operculu) .warna cangkang coklat dengan pola-pola garis gelap di
permukaan nya.

SISTEMATIKA
Kingdom : Animalia
Subphylum : Avertebrata
Phylum : Moluska
Kelas : Gastropoda
Sub kelas : Pulmonata
Ordo : Stylomatophora
Family : Achatinidae
Genus : Achatina
Spesies : Achatina fulica

A.Inspectia / Morfologi

Keterangan:
1.Apex(Posterior)
2.Anteriior
3.Body Whorl
4.Sutura
5.Tentakel 1 (Apertura)
6.Stigma
7.Kemoreseptor
8.Podium (Kaki)
9.Porus genitalis
10.Rima oris (Celah mulut

Morfologi dan Reproduksi Bekicot


Menurut Purchon (1968) susunan alat reproduksi bekicot lebih sederhana

dibandingkan dengan susunan alat reproduksi Helix pomatia. Susunan alat reproduksi
bekicot dewasa menurut Berry dan Chan seperti gambar 2. Sedangkan menurut Ghose
(1963) seperti gambar 3. Saluran ovotestis terdiri dari 3 bagian yaitu saluran ovotestis
apical, vesikula ovisperm, dan ovotestis basal. Vesikula ovisperm berfungsi untuk
tempat penimbunan sperma. Sepanjang spermoviduk, saluran sperma dipisahkan
secara tidak sempurna dengan uterus. Uterus dibedakan menjadi dua bagian yaitu

bagian apical dan bagian basal. Pada dindingnya terdapt banyak lipatan yang
mengandung banyak kelenjar calcic dan mukosa. Kelenjar lainnya adalah kelenjar
albumen yang membesar pada saat musim birahi. Dalam kelenjar tersebut dijumpai
glikogen dan galaktogen. Saluran albumen meninggalkan kelenjar albumen yang
bermuara di Carrefour di bagian basal saluran ovotestis. Albumen berfungsi sebagai
pelumas saat pelepasan telur dan sebagai pembungkus telur yang dapat menjaga
kelembaban telur selama pengeraman karena mampu menyerap air dari sekitarnya.
Vagina dan penis bersama-sama bertemu di atrium genital dan bermuara ke luar pada
aperture genital.
Mead (1961) telah menginventarisasi macam-macam tumbuhan termasuk
tanaman budidaya yang menjadi makanan bagi bekicot. Bagian tumbuhan yang
diserang bekicot berbeda-beda mulai dari bagian kulit batang, daun, bunga, buah,
tumbuhan muda, sisa tumbuhan yang telah kering sampai bagian keseluruhan dari
tumbuhan tersebut. Macam-macam tumbuhan yang telah diinventarisasi antara lain
papaya (Carica papaya), ketimun (Cucumis sativus), kol (Brassica sp), ketela rambat
(Ipomoea batatas), balaran (Ipomoea pescapre) dan sebagainya.
Bekicot dapat hidup normal sampai umur 3 tahun. Bekicot senang berada di
tempat yang lembab dan banyak terdapat sampah. Hewan ini memakan berbagai
tanaman budidaya, oleh karena itu bekicot termasuk salah satu hama tanaman. Lebih
lanjut dijelaskan bahwa bekicot sebagai hewan yang rakus, cepat berkembang biak,
dan mampu menyesuaikan diri dalam berbagai keadaan. Bekicot memiliki toleransi
yang luas terhadap berbagai macam makanan. Bahkan dikatakan bahwa bekicot tahan
terhadap persediaan makanan yang terbatas. Bekicot tidak tahan terhadap sinar
matahari langsung. Kondisi lingkungan optimal untuk hidupnya adalah di daerah
tropis basah. Suhu minimal letal adalah 45 F atau 7,22 C dan bekicot senang di
daerah yang mempunyai pH antara 7-8. Selain itu, di lingkungan yang berkapur
mempunyai korelasi yang positif dengan banyaknya populasi bekicot.
Bekicot termasuk keong darat yang pada umumnya mempunyai kebiasaan
hidup di tempat lembab dan aktif di malam hari (nocturnal). Sifat nocturnal bekicot
bukan semata-mata ditentukan oleh factor gelap di waktu malam tetapi ditentukan
oleh factor suhu dan kelembaban lingkungannya. Di waktu siang setelah hujan,
banyak ditemukan bekicot berkeliaran dimana-mana.

DAFTAR PUSTAKA

Cowie, R. 2005. "Pomacea canaliculata" (On-line). Global basis data spesies invasif.
http://www.issg.org/database/species/ecology.asp?si=135. Diakses 28
September 2014.
Christina,Uly.2011.achatina fulica bekicot
http://ulysitompul.blogspot.com/2011/07/achatina-fulica-bekicot.html.Diakses
pada 28 September 2014
Djohar. 1986. Reproduksi Bekicot (Achatina fulica) dan Beberapa Faktor yang
Mempengaruhinya.http://fp.uns.ac.id/~hamasains/dasarperlintan-2.htm.Diakses
pada 28 September 2014
Martin, P. 2002. Pomacea canaliculata (Gastropoda: Ampullariidae). Sifat hidupsejarah dan plastisitas mereka BioCell, 26/1: 8389.http://www.in.gov/dnr/files/CHANNELED_
APPLE_SNAIL.pdf . Diakses 31 Januari 2013
Wahyudi, Eko.2013.Deskripsi dan klasifikasi keong
Mas.http://ekowahyudisp.blogspot.com/
2013/11/deskripsi-dan-klasifikasi-keong-mas.html.Diakses pada 28 September
2014

Anda mungkin juga menyukai