Anda di halaman 1dari 2

Nama : Rizky Wahai

Nim : 12120181154495
Jurusan : S1 Teknik Mesin

1. Penelitian ini, menganalisis karakterisktik suara ikan Guppy (Poecilia reticulata ) dengan
menggunakan metode bioakustik pada saat aklimatisasi, dan melihat tingkah laku ikan Guppy
dengan melakukan penambahan kadar garam sebesar 2 gram/mol hingga salinitas 30 ‰. Nilai
intensitas awal tertinggi pada ikan Guppy yaitu pada setelah penambahan garam pada hari ke 3 dan
7 memiliki intensitas yang lebih tinggi, dengan rata-rata intensitas yaitu berada pada -44 dB pada
jarak waktu yaitu detik 40-50. Studi ini menunjukkan bahwa ikan Guppy mampu bertahan pada
salinitas 30 ‰ dengan nilai intensitas -48 dB dan frekuensi 0 sampai 19,6 kHz. Kata kunci:
https://www.researchgate.net/profile/Muhammad-Zainuddin-
Lubis/publication/299570792_BIOAKUSTIK_STRIDULATORY_GERAK_IKAN_GUPPY_Poecilia
_reticulata_SAAT_PROSES_AKLIMATISASI_KADAR_GARAM/links/56ffd98008aea6b77469b233/
BIOAKUSTIK-STRIDULATORY-GERAK-IKAN-GUPPY-Poecilia-reticulata-SAAT-PROSES-
AKLIMATISASI-KADAR-GARAM.pdf

2. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik morfometrik dan osteologi ikan


keureling, Tor tambroides (Bleeker, 1854). Tahapan pembuatan preparat osteologi, dilakukan di
Laboratorium Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Al Muslim Kabupaten Bireuen.
Identifikasi terminologi osteologi ikan dilakukan di Laboratorium Terpadu Biologi, Program studi
Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Ar-Raniry. Pengukuran karakter
morfometrik ikan dilakukan berdasarkan persamaan Schindler dan Schmid (2006). Pembuatan
preparat skeleton dilakukan secara fisik dan kimiawi, sedangkan penamaan setiap bagian skeleton
dilakukan dengan cara membandingkan kemiripan bentuk dan letak dari setiap bagian tulang ikan
yang telah diteliti sebelumnya, baik dari famili yang sama maupun dari famili yang berbeda. Kata
kunci: https://jurnal.ar-raniry.ac.id/index.php/PBiotik/article/view/4298/0

3. perubahan perilaku diamati setiap 3 jam. Insang sampel diamati secara patologi anatomi kemudian
diambil dan difiksasi dalam larutan Davidson 10% dilanjutkan dengan pembuatan sediaan
histopatologi menggunakan pewarnaan haematoksilin dan eosin (HE). Pengamatan histopatologi
dilakukan dengan mikroskop cahaya biokuler, kemudian dilakukan pemotretan dengan
fotomikrograf. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Perubahan perilaku berupa
pergerakan mengambil udara ke permukaan dan gerakan operkulum yang cepat teramati lebih awal
dibandingkan pergerakan pasif dan menurunnya refleks pada ikan nila Kata kunci:

https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/79830696/3136-libre.pdf?1643474060=&response-content
disposition=inline%3B+filename%3DBehavior_and_Gill_profile_of_Nile_Tilapi.pdf&Expires=167
2404789&Signature=e0r7hgtrOrONvy3S6mURJjlmefNzE10jXDoK-YcvJqEGLjKH-
AhwkxT8Ia2AH7zM~sYAs8kfIisvb7auZ85qeiDtkuoksl1d3E~yK4b8Vv5WIvjNZwC6IjWUcRvT
VKbbIDLYmY7GneRvts2HKnO6NRpoqoXCFJRrnWCa9Ism-
fIJBGAfQUJZtsFP5t4DiuVSGnMyjKq22eJKg~kUeu6xeVYakR7bgH~j1kTzZPivoa8MLwzM0xoz
qXuh6PlXnhcR1y-
vDPX~4GAgqRDzVOv4ioaHfOY74AOoCO3SKEjx5DjFbDGS~eCQkF7jdp5CUvHm-
tplg3TMvX~iHxv1g8XCqA__&Key-Pair-Id=APKAJLOHF5GGSLRBV4ZA
4. Ikan nila merah (Oreochromis niloticus) merupakan ikan air tawar yang bersifat euryhaline. Ikan
nila dapat digunakan sebagai alternatif pengganti umpan hidup pada penangkapan cakalang melalui
aklimatisasi dari air tawar ke air payau. Aklimatisasi ini bertujuan untuk meningkatkan daya tahan
hidup ikan nila merah pada saat dijadikan umpan hidup. Umpan hidup pada penangkapan
cakalang (Pole and Line) yang biasa digunakan yaitu nener, teri atau rambe, namun umpan hidup
yang digunakan sulit didapat dan memiliki harga yang relatif mahal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kematian ikan nila dan tingkah laku kan nila pada saat proses aklimatisasi.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus – September 2017. Metode yang digunakan adalah
metode eksperimental, pada penelitian ini dibagi menjadi dua tahapan penelitian yaitu penelitian
pendahuluan dan penelitian utama. Ikan nila merah dilakukan aklimatisasi salinitas dari air tawar
dengan salinitas 0,1 ppt hingga air payau dengan salinitas 21 ppt. hasil perhitungan survival
rate ikan nila merah setelah penambhanan salinitas hingga 21ppt didapatkan rata – rata sebesar 92
% dan pada saat di uji cobakan di laut pada salinitas >30 ppt ikan nila mampu bertahan hidup.
Tingkah laku ikan nila merah pada saat proses aklimatisasi ikan hanya mengalami stres ringan,
sehingga ikan dapat beradaptasi kembali pada lingkungannya. Kata kunci:
https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jfrumt/article/view/18956

5. Penelitian ini bertujuan mengetahui efek peningkatan suhu terhadap perubahan perilaku, patologi
anatomi, dan histopatologi insang ikan nila. Penelitian ini menggunakan 12 sampel ikan nila yang
dibagi atas 4 kelompok. Kelompok I adalah perlakuan kontrol dengan suhu air 28°C, ikan pada
kelompok II, III, IV dipelihara pada suhu 30° C, 32° C, dan 34° C selama 6 jam, mulai dari jam
09.00 sampai 15.00 Wib. Perubahan perilaku diamati setiap satu jam selama 6 jam perlakuan.
Kemudian insang sampel diambil lalu difiksasi dalam larutan Davidson 10% dilanjutkan dengan
pembuatan sediaan histopatologi menggunakan pewarnaan haematoksolin dan eosin (HE).
Pengamatan histopatologi dilakukan dengan mikroskop cahaya biokuler, kemudian dilakukan
pemotretan dengan fotomikrograk. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Beberapa
perubahan perilaku berupa pergerakan pasif, menurunnya refleks, dan gerakan operculum terjadi
lebih cepat pada ikan nila kelompok II, III, dan IV. Pada pemeriksaan patologi anatomi insang ikan
nila didapati perubahan berupa over mucus, perubahan struktur insang, dan perubahan warna.
Sementara hasil pemeriksaan histopatologi terhadap insang ikan nila ditemukan adanya epitelium
terlepas, hiperplasia lamella primer, hiperplasia lamella sekunder, nekrosa, dan fusi lamella. Kata
kunci:
https://jurnal.unsyiah.ac.id/JMV/article/view/2953

Anda mungkin juga menyukai