Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA

Disusun oleh :

Rizky Wahai
2212120181154495

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN S1 MESIN
UNIVERSITAS WIDYAGAMA MALANG
2022
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1


1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................ 2
2.1 Konsep Kerja Sistem PLTS..................................................................................... 2
2.1.1 Sistem sel surya .................................................................................................... 2
2.1.2 Rangkaian kontroler ............................................................................................. 2
2.2 PLTS PHOTOVOLTAIC ........................................................................................ 3
2.3 Pemasangan PV PLTS ............................................................................................ 6
2.4 KOMPONEN – KOMPONEN DARI PLTS .......................................................... 7
2.4.1 Solar Module ........................................................................................................ 7
2.4.2 Teknologi Module ................................................................................................ 8
2.4.3 AC module ........................................................................................................... 9
2.4.4 Macam-macam Komponen Modul Surya .......................................................... 10
2.5 CONTROLLER Controller/Charge Regulator...................................................... 10
2.6 Pembagian sistem PLTS Secara garis besar sistim kelistrikan tenaga surya ........ 12
2.6.1 Sistim Terintegrasi ............................................................................................. 12
2.6.2 Sistim Independensi ........................................................................................... 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................... 14
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 14

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kondisi bumi kian lama kian mengenaskan karena tercemarnya lingkungan dari efek
rumah kaca (greenhouse effect) yang menyebabkan global warming, hujan asam,
rusaknya lapisan ozon hingga hilangnya hutan tropis. Semua jenis polusi itu rata-rata
akibat dari penggunaan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, uranium, plutonium,
batu bara dan lainnya yang tiada hentinya. Padahal kita tahu bahwa bahan bakar dari
fosil tidak dapat diperbaharui, tidak seperti bahan bakar non-fosil.

Dengan kondisi yang sudah sedemikian memprihatinkan, gerakan hemat


energi sudah merupakan keharusan di seluruh dunia. Salah satunya dengan hemat
bahan bakar dan menggunakan bahan bakar dari non-fosil yang dapat diperbaharui
seperti tenaga angin, tenaga air, energi panas bumi, tenaga matahari, dan lainnya.
Duniapun sudah mulai merubah tren produksi dan penggunaan bahan bakarnya, dari
bahan bakar fosil beralih ke bahan bakar non-fosil, terutama tenaga surya yang tidak
terbatas. .

Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) akan lebih diminati karena dapat
digunakan untuk keperluan apa saja dan di mana saja : bangunan besar, pabrik,
perumahan, dan lainnya. Selain persediaannya tanpa batas, tenaga surya nyaris tanpa
dampak buruk terhadap lingkungan dibandingkan bahan bakar lainnya.Di negara-
negara industri maju seperti Jepang, Amerika Serikat, dan beberapa negara di Eropa
dengan bantuan subsidi dari pemerintah telah diluncurkan program-program untuk
memasyarakatkan listrik tenaga surya ini. Tidak itu saja di negara-negara sedang
berkembang seperti India, Mongol promosi pemakaian sumber energi yang dapat
diperbaharui ini terus dilakukan. secara singkat komponen-komponen yang
membentuk PLTS, sistim kelistrikan tenaga surya dan trend teknologi yang ada.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Konsep Kerja Sistem PLTS


Pembangkit listrik tenaga surya itu konsepnya sederhana. Yaitu mengubah
cahaya matahari menjadi energi listrik. Cahaya matahari merupakan salah satu bentuk
energi dari sumber daya alam. Sumber daya alam matahari ini sudah banyak
digunakan untuk memasok daya listrik di satelit komunikasi melalui sel surya. Sel
surya ini dapat menghasilkan energi listrik dalam jumlah yang tidak terbatas langsung
diambil dari matahari, tanpa ada bagian yang berputar dan tidak memerlukan bahan
bakar. Badingkan dengan sebuah generator listrik, ada bagian yang berputar dan
memerlukan bahan bakar untuk dapat menghasilkan listrik. Suaranya bising. Selain
itu gas buang yang dihasilkan dapat menimbulkan efek gas rumah kaca (green house
gas) yang pengaruhnya dapat merusak ekosistem bumi.

2.1.1 Sistem sel surya


Yang digunakan di permukaan bumi terdiri dari panel sel surya, rangkaian
kontroler pengisian (charge controller), dan aki (batere) 12 volt yang maintenance
free. Panel sel surya merupakan modul yang terdiri beberapa sel surya yang digabung
dalam hubungkan seri dan paralel tergantung ukuran dan kapasitas yang diperlukan.
Yang sering digunakan adalah modul sel surya 20 watt atau 30 watt. Modul sel surya
itu menghasilkan energi listrik yang proporsional dengan luas permukaan panel yang
terkena sinar matahari.

2.1.2 Rangkaian kontroler


Dalam sistem sel surya itu merupakan rangkaian elektronik yang mengatur
proses pengisian akinya. Kontroler ini dapat mengatur tegangan aki dalam selang
tegangan 12 volt plus minus 10 persen. Bila tegangan turun sampai 10,8 volt, maka
kontroler akan mengisi aki dengan panel surya sebagai sumber dayanya. Tentu saja
proses pengisian itu akan terjadi bila berlangsung pada saat ada cahaya matahari. Jika
penurunan tegangan itu terjadi pada malam hari, maka kontroler akan memutus
pemasokan energi listrik. Setelah proses pengisian itu berlangsung selama beberapa
jam, tegangan aki itu akan naik. Bila tegangan aki itu mencapai 13,2 volt, maka
kontroler akan menghentikan proses pengisian aki itu. Rangkaian kontroler pengisian
itu sebenarnya mudah untuk dirakit sendiri. Tapi, biasanya rangkaian kontroler ini
sudah tersedia dalam keadaan jadi di pasaran. Memang harga kontroler itu cukup
2
mahal kalau dibeli sebagai unit tersendiri. Kebanyakan sistem sel surya itu hanya
dijual dalam bentuk paket lengkap yang siap pakai. Jadi, sistem sel surya dalam
bentuk paket lengkap itu jelas lebih murah dibandingkan dengan bila merakit sendiri.
Biasanya panel surya itu letakkan dengan posisi statis menghadap matahari. Padahal
bumi itu bergerak mengelilingi matahari. Orbit yang ditempuh bumi berbentuk elip
dengan matahari berada di salah satu titik fokusnya. Karena matahari bergerak
membentuk sudut selalu berubah, maka dengan posisi panel surya itu yang statis itu
tidak akan diperoleh energi listrik yang optimal. Agar dapat terserap secara
maksimum, maka sinar matahari itu harus diusahakan selalu jatuh tegak lurus pada
permukaan panel surya. Jadi, untuk mendapatkan energi listrik yang optimal,
sistem sel surya itu masih harus dilengkapi pula dengan rangkaian kontroler optional
untuk mengatur arah permukaan panel surya agar selalu menghadap matahari
sedemikian rupa sehingga sinar mahatari jatuh hampir tegak lurus pada panel
suryanya. Kontroler seperti ini dapat dibangun, misalnya, dengan menggunakan
mikrokontroler 8031. Kontroler ini tidak sederhana, karena terdiri dari bagian
perangkat keras dan bagian perangkat lunak. Biasanya, paket sistem sel surya yang
lengkap belum termasuk kontroler untuk menggerakkan panel surya secara otomatis
supaya sinar matahari jatuh tegak lurus. Karena itu, kontroler macam ini cukup
mahal.

2.2 PLTS PHOTOVOLTAIC


Cara kerja sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya dengan menggunakan
Grid-Connected panel sel surya Photovoltaic untuk perumahan : Modul sel surya
Photovoltaic merubah energi surya menjadi arus listrik DC. Arus listrik DC yang
dihasilkan ini akan dialirkan melalui suatu inverter (pengatur tenaga) yang
merubahnya menjadi arus listrik AC, dan juga dengan otomatis akan mengatur
seluruh sistem. Listrik AC akan didistribusikan melalui suatu panel distribusi indoor
yang akan mengalirkan listrik sesuai yang dibutuhkan peralatan listrik. Besar dan
biaya konsumsi listrik yang dipakai di rumah akan diukur oleh suatu Watt-Hour
Meters.

Komponen utama sistem surya fotovoltaik adalah modul yang merupakan unit
rakitan beberapa sel surya fotovoltaik. Untuk membuat modul fotovoltaik secara

3
pabrikasi bisa menggunakan teknologi kristal dan thin film. Modul fotovoltaik kristal
dapat dibuat dengan teknologi yang relatif sederhana, sedangkan untuk membuat sel
fotovoltaik diperlukan teknologi tinggi. Modul fotovoltaik tersusun dari beberapa sel
fotovoltaik yang dihubungkan secara seri dan paralel. Biaya yang dikeluarkan untuk
membuat modul sel surya yaitu sebesar 60% dari biaya total. Jadi, jika modul sel
surya bisa diproduksi di dalam negeri berarti akan bisa menghemat biaya
pembangunan PLTS. Modul pembuatan sel surya di Indonesia tahap pertama adalah
membuat bingkai (frame), kemudian membuat laminasi dengan sel-sel yang masih
diimpor. Jika permintaan pasar banyak maka pembuatan sel dilakukan di dalam
negeri. Hal ini karena teknologi pembuatan sel surya dengan bahan silikon single dan
poly cristal secara teoritis sudah dikuasai. Dalam bidang fotovoltaik yang digunakan
pada PLTS, Indonesia ternyata telah melewati tahapan penelitian dan pengembangan
dan sekarang menuju tahapan pelaksanaan dan instalasi untuk elektrifikasi untuk
pedesaan.

4
Teknologi ini cukup canggih dan keuntungannya adalah harganya murah, bersih,
mudah dipasang dan dioperasikan dan mudah dirawat. Sedangkan kendala utama
yang dihadapi dalam pengembangan energi surya fotovoltaik adalah investasi awal
yang besar dan harga per kWh listrik yang dibangkitkan relatif tinggi, karena
memerlukan subsistem yang terdiri atas baterai, unit pengatur dan inverter sesuai
dengan kebutuhannya.

Bahan sel surya sendiri terdiri kaca pelindung dan material adhesive transparan yang
melindungi bahan sel surya dari keadaan lingkungan, material anti-refleksi untuk
menyerap lebih banyak cahaya dan mengurangi jumlah cahaya yang dipantulkan,
semi-konduktor P-type dan N-type (terbuat dari campuran Silikon) untuk
menghasilkan medan listrik, saluran awal dan saluran akhir (tebuat dari logam tipis)
untuk mengirim elektron ke perabot listrik. Cara kerja sel surya sendiri sebenarnya
identik dengan piranti semikonduktor dioda. Ketika cahaya bersentuhan dengan sel
surya dan diserap oleh bahan semi-konduktor, terjadi pelepasan elektron. Apabila
elektron tersebut bisa menempuh perjalanan menuju bahan semi-konduktor pada
lapisan yang berbeda, terjadi perubahan sigma gaya-gaya pada bahan. Gaya tolakan
antar bahan semi-konduktor, menyebabkan aliran medan listrik. Dan menyebabkan
elektron dapat disalurkan ke saluran awal dan akhir untuk digunakan pada perabot
listrik.

5
2.3 Pemasangan PV PLTS
PV adalah singkatan dari Photo Voltaic Selain di tempat-tempat yang
pemasangannya terpusat seperti di dua tempat diatas ada ada juga sistem PLTS yang
dipasang di tempat-tempat umum seperti gambar dibawah ini. Selain itu ada juga
pemasangan di parkir bandara dan lain sebagainya.

6
2.4 KOMPONEN – KOMPONEN DARI PLTS

2.4.1 Solar Module


Dalam bagian ini akan dijelaskan secara singkat komponen utama PLTS yaitu solar
module. Setelah menjelaskannya, maka dilanjutkan dengan trend kedepan teknologi
yang berkaitan dengan solar module. Listrik tenaga matahari dibangkitkan oleh
komponen yang disebut solar cell yang besarnya sekitar 10 ~ 15 cm persegi.
Komponen ini mengkonversikan energi dari cahaya matahari menjadi energi listrik.
Solar cell merupakan komponen vital yang umumnya terbuat dari bahan
semikonduktor. multicrystalline silicon adalah bahan yang paling banyak dipakai
dalam industri solar cell. Multicrystalline dan monocrystalline silicon menghasilkan
efisiensi yang relativ lebih tinggi daripada amorphous silicon. Sedangkan amorphus
silicon dipakai karena biaya yang relativ lebih rendah. Selain dari bahan nonorganik
diatas dipakai pula molekul-molekul organik walaupun masih dalam tahap
penelitian.Sebagai salah satu ukuran performansi solar cell adalah efisiensi. Yaitu
prosentasi perubahan energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Efisiensi dari
solar cell yang sekarang diproduksi sangat bervariasi. Monocrystalline silicon
mempunyai efisiensi 12~15 %. Multicrystalline silicon mempunyai efisiensi 10~13
%. Amorphous silicon mempunyai efisiensi 6~9 %. Tetapi dengan penemuan
metode-metode baru sekarang efisiensi dari multicrystalline silicon dapat mencapai
16.0 % sedangkan monocrystalline dapat mencapai lebih dari 17 %. Bahkan dalam
satu konferensi pada September 2000, perusahaan Sanyo mengumumkan bahwa
mereka akan memproduksi solar cell yang mempunyai efisiensi sebesar 20.7 %. Ini
merupakan efisiensi yang terbesar yang pernah dicapai.Tenaga listrik yang dihasilkan
oleh satu solar cell sangat kecil maka beberapa solar cell harus digabungkan sehingga
terbentuklah satuan komponen yang disebut module. Produk yang dikeluarkan oleh
industri-industri solar cell adalah dalam bentuk module ini.Pada applikasinya, karena
tenaga listrik yang dihasilkan oleh satu module masih cukup kecil (rata-rata
maksimum tenaga listrik yang dihasilkan 130 W) maka dalam pemanfaatannya

7
beberapa module digabungkan dan terbentuklah apa yang disebut array. Sebagai
contoh untuk menghasilkan listrik sebesar 3 kW dibutuhkan array seluas kira-kira 20
~ 30 meter persegi. Secara lebih jelas lagi, dengan memakai module produksi Sharp
yang bernomor seri NE-J130A yang mempunyai efisiensi 15.3% diperlukan luas
23.1m2 untuk menghasilkan listrik sebesar 3.00 kW. Besarnya kapasitas PLTS yang
ingin dipasang menambah luas area pemasangan.Untuk lebih jelasnya, hirarki module
dapat dilihat pada Gb. 3.1. Hirarki module (cell-module-array)

2.4.2 Teknologi Module


Selain dari pencarian bahan-bahan baru untuk meningkatkan efisiensi
module yang nantinya akan meningkatkan tenaga listrik dengan luas yang sama,
maka trend sekarang adalah memberikan nilai tambah module itu dengan menjadikan
module sebagai bagian dari bangunan yang menambah keindahan bangunan tersebut
dan menambah kenyamanan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Disamping akan
mengurangi biaya karena tidak diperlukan lagi biaya untuk pemasangan atap. Dari

8
segi module sebagai komponen pembangkit listrik tidak ada perubahan dalam
performansi yang dituntut. Tetapi dari segi module sebagai bahan bangunan maka
diperlukan syarat-syarat tambahan, seperti syarat kekuatan, daya tahan terhadap
hujan, angin, petir dan gangguan luar lainnya. Selain itu bagi para arsitektur syarat
keindahan arsitektur juga diperlukan. Gambar di bawah ini memperlihatkan contoh
module yang dipakai juga sebagai bahan atap bangunan.

2.4.3 AC module
Seperti yang telah diterangkan diatas module adalah komponen yang
merubah energi cahaya matahari menjadi energi listrik. Listrik yang dihasilkan adalah
DC. Untuk dapat dimanfaatkan lebih banyak lagi biasanya listrik DC ini dirubah
menjadi AC. Untuk diubah maka listrik DC dari beberapa module digabungkan dan
dikonversikan menjadi AC dengan alat yang disebut power conditioner. Karena
menggabungkan listrik dari beberapa module maka sistim pengkabelannnya menjadi
rumit dan kapasitas yang dibutuhkan dari power conditionernya pun menjadi
besar.Untuk mengatasi persoalan ini, maka sekarang dikembangkan apa yang disebut
AC module. Yaitu module yang langsung menghasilkan listrik AC. Secara prinsip
tidak ada perubahaan yang terjadi, tetapi secara teknologi diperlukan power
conditioner berskala kecil yang dapat dipasang di belakang module.Contoh power
conditioner yang sekarang banyak dipasarkan .

9
Adalah produk dari Sharp yang dapat dihubungkan dengan 8~9 lembar module.
Berat dari alat ini adalah sebesar 25 kg.Dua trend diatas adalah lebih pada pemberian
nilai tambah module agar pemanfaatannya lebih luas lagi. Disamping dua hal tadi
untuk mendukung perkembangan agar makin memasyarakatnya Pembangkit listrik
tenaga surya maka dicari metode-metode baru untuk menurunkan biaya per watt
listrik yang dihasilkan.

2.4.4 Macam-macam Komponen Modul Surya


Macam-macam ModulMacam – macam Modul ini ada beberapa,
diantaranya ada yang dipasang secara Individual ataupun secara umum. Dipasang
secara individual (Desentralisasi= Satu rumah satu paket pembangkit). Karenanya
cocok untuk program listrik rumah pedesaan (terpencil), dimana rumah satu dengan
lainnya berjauhan (akan sangat mahal jika listrik disalurkan melalui jaringan kabel).
Tidak memerlukan bahan bakar minyak (BBM), hanya menggunakan sinar matahari
yang gratis, sehingga dapat dimanfaatkan didaerah terpencil. Dipasang secara
individual (satu rumah satu system) sehingga jika rumah berjauhan sekalipun tidak
memerlukan jaringan kabel distribusi, dan gangguan pada satu system tidak
mengganggu system lainnya.

2.5 CONTROLLER Controller/Charge Regulator


Berfungsi mengatur lalu lintas listrik dari modul surya ke battery/accu
(apabila battery/accu sdh penuh maka listrik dari modul surya tidak akan dimasukkan
ke battery/accu dan sebaliknya), dan dari battery/accu ke beban (apabila listrik dalam
battery/accu tinggal 20-30%, maka listrik ke beban otomatis dimatikan.
10
Versi standard umumnya dilengkapi dengan fungsi-fungsi untuk melindungi
battery/accu

dengan proteksi-proteksi berikut :

a. LVD, Low voltage disconnect, apabila tegangan dalam battery rendah, ~11.2
V, maka untuk sementara beban tidak dapat dinyalakan. Apabila tegangan
battery sudah melewati 12V, setelah di charge oleh modul surya, maka beban
akan otomatis dapat dinyalakan lagi (reconnect).
b. HVD, High Voltage disconnect, memutus listrik dari modul surya jika
battery/accu sudah penuh. Listrik dari modul surya akan dimasukkan kembali
ke battery jika voltage battery kembali turun.
c. Short circuit protection, menggunakan electronic fuse(sikring) sehingga tidak
memerlukan fuse pengganti. Berfungsi untuk melindungi system PLTS
apabila terjadi arus hubung singkat baik di modul surya maupun pada beban.
Apabila terjadi short circuit maka jalur ke beban akan dimatikan sementara,
dalam beberapa detik akan otomatis menyambung kembali.
d. Reverse Polarity, melindungi dari kesalahan pemasangan kutub (+) atau (-).
e. Reverse Current, melindungi agar listrik dari battery/accu tidak mengalir ke
modul surya pada malam hari.

11
f. PV Voltage Spike, melindungi tegangan tinggi dari modul pada saat battery
tidak disambungkan ke controller.
g. Lightning Protection, melindungi terhadap sambaran petir (s/d 20,000 volt).

2.6 Pembagian sistem PLTS Secara garis besar sistim kelistrikan tenaga surya

2.6.1 Sistim Terintegrasi


Sistim ini dapat diterangkan secara visual terlihat pada gambar di bawah ini, listrik
yang dihasilkan oleh array dirubah menjadi listrik AC melalui power conditioner, lalu
dialirkan ke AC load. AC load disini dapat berupa listrik yang diperlukan di
perumahan atau kantor. Yang menjadi ciri utama dari sistim ini adalah
dihubungkannya AC load ke jaringan distribusi listrik yang dimiliki oleh perusahaan
listrik. Jadi apabila listrik yang dihasilkan oleh solar panel cukup banyak -melebihi
yang dibutuhkan oleh AC load- maka listrik tersebut dapat dialirkan ke jaringan
distribusi yang ada. Sebaliknya apabila listrik yang dihasilkan solar panel sedikit –
kurang dari kebutuhan ac load- maka kekurangan itu dapat diambil dari listrik yang
dihasilkan perusahaan listrik. Hal ini di banyak negara-negara industri maju secara
peraturan telah memungkinkan.

12
Keuntungan dari sistim ini adalah tidak diperlukan lagi battery. Biaya battery
dapat dikurangi. Selain dari itu bagi rumah atau kantor yang memasang solar panel,
mereka akan mendapatkan keuntungan dengan penjualan listrik. Persoalan yang
dihadapi sekarang adalah soal teknis. Karena terhubungi dengan sistim distribusi,
maka masalah keselamatan menjadi perhatian yang utama.Dan salah satu dari
pemecahannya adalah membuat power conditioner yang mampu mendeteksi apabila
terjadi kecelakaan dan mampu mengkontrol tegangan apabila terjadi perubahan
tegangan di AC load dan beberapa soal teknis yang lain.

2.6.2 Sistim Independensi


Selain sistim terintegrasi yang diterangkan diatas terdapat pula sistim
independensi yang merupakan sistim yang selama ini banyak dipakai. Seperti terlihat
dalam gambar di bawah ini sistim independensi dapat dibagi lagi yaitu yang
dihubungkan dengan DC load dan yang dihubungkan dengan AC load. Contoh dari
sistim yang dihubungkan dengan dc load adalah pembangkit listrik untuk peralatan
komunikasi. Misalnya peralatan komunikasi yang dipasang di pegunungan.
Sedangkan yang dihubungakan dengan AC load adalah sistim pembangkit listrik
untuk pulau-pulau yang terpencil.Dalam sistim ini, battery memainkan peranan yang
sangat vital. Bila ada kelebihan listrik yang dihasilkan, misalnya pada siang hari,
listrik ini disimpan di battery. Dan pada malam hari listrik yang disimpan ini
dialirkan ke load.

13
BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Secara singkat pembangkit listrik tenaga surya. Yang diawali dengan
penjelasan konsekomponen-kompp kerja PLTS dan komponen-komponen yang
mendukung dihasilkannya tenaga listrik. Kemudian dijelaskan juga sistim kelistrikan
tenaga surya. Dan terakhir target yang dapat dicapai dengan adanya PLTS. Selain dari
BIPV yaitu module yang dipasang di perumahan atau bangunan-bangunan, sekarang
juga telah dibahas kemungkinan pemasangan PLTS berkapasitas sangat besar di satu
wilayah tertentu. Hal ini dimungkinkan misalnya pemasangan di negara-negara yang
memiliki padang pasir. Selain itu yang menarik adalah beberapa hasil karya
pemanfaatan tenaga listrik dari cahaya matahari di negara-negara berkembang seperti
India, Mongol, negara-negara Eropa timur. Seperti hasil karya dari Mongol tentang
pemasangan PLTS bersekala kecil di rumah-rumah suku-suku yang tinggal di padang
rumput yang jauh dari jaringan listrik utama.

14

Anda mungkin juga menyukai